Anda di halaman 1dari 34

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Penyediaan Air Minum


Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) adalah satu kesatuan sistem fisik
(teknik) dan non fisik dari prasarana dan sarana air minum. Aspek teknis terdiri dari
unit air baku, unit produksi, unit distribusi dan unit pelayanan sedangkan aspek non
teknis mencangkup keuangan, sosial dan institusi.

2.1.1 Pengertian
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 16 tahun 2005
Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum terdapat beberapa pengertian
yaitu:
a. Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut air baku
adalah air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah
dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk
air minum.
b. Air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan
atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum.
c. Penyediaan air minum adalah kegiatan menyediakan air minum untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang sehat,
bersih, dan produktif.
d. Sistem penyediaan air minum yang selanjutnya disebut SPAM merupakan
satu kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisik dari prasarana dan sarana air
minum.
e. Pengembangan SPAM adalah kegiatan yang bertujuan membangun,
memperluas dan/atau meningkatkan system fisik (teknik) dan non fisik
(kelembagaan, manajemen, keuangan, peran masyarakat, dan hukum) dalam

5
kesatuan yang utuh untuk melaksanakan penyediaan air minum kepada
masyarakat menuju keadaan yang lebih baik.
f. Penyelenggaraan pengembangan SPAM adalah kegiatan merencanakan,
melaksanakan konstruksi, mengelola, memelihara, merehabilitasi, memantau,
dan/atau mengevaluasi sistem fisik (teknik) dan non fisik penyediaan air
minum.
g. Pelanggan adalah orang perseorangan, kelompok masyarakat, atau instansi
yang mendapatkan layanan air minum dari penyelenggara.

Dalam pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Sistem


Penyediaan Air Minum, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 18/PRT/M/2007
tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, yang
dimaksud dengan:
a. Tingkat Pelayanan adalah presentasi jumlah penduduk yang dilayani dari total
jumlah penduduk daerah pelayanan, dimana besarnya tingkat pelayanan
diambil berdasarkan survey yang dilakukan oleh PDAM terhadap jumlah
permintaan air minum oleh masyarakat atau dapat juga dilihat berdasarkan
kemampuan yang dimiliki oleh PDAM untuk menyediakan air minum.
b. Unit Air Baku adalah sarana dan prasarana pengambilan dan/atau penyedia air
baku, meliputi bangunan penampungan air, bangunan pengambilan/
penyadapan, peralatan pengukuran dan pemantauan, sistem pemompaan,
dan/atau bangunan pembawa serta kelengkapannya.
c. Unit Produksi adalah sarana dan prasarana yang dapat digunakan untuk
mengolah air baku menjadi air minum melalui proses fisik, kimiawi, dan/atau
biologi meliputi bangunan pengolahan dan kelengkapannnya, perangkat
operasional, peralatan pengukuran dan pemantauan, serta bangunan
penampungan air minum.
d. Unit Distribusi adalah sarana untuk mengalirkan air minum dari pipa
transmisi air minum sampai ke unit pelayanan.

6
e. Unit Pelayanan adalah sarana untuk mengambil air minum langsung oleh
masyarakat yang terdiri dari sambungan rumah, hidran umum, dan hidran
kebakaran.
f. Jaringan Pipa Transmisi Air Baku adalah ruas pipa pembawa air dari sumber
air sampai unit produksi.
g. Jaringan Pipa Transmisi Air Minum adalah ruas pipa pembawa air minum
dari unti produksi/bangunan penangkap air sampai ke reservoir atau batas
distribusi.
h. Pipa Transmisi adalah pipa pembawa air dari sumber air ke instalasi
pengolahan atau pipa pembawa air bersih dari instalasi pengolahan ke unti
distrubusi utama atau reservoir.
i. Pipa Distribusi adalah pipa yang dipergunakan untuk mendistribusikan air
minum dari reservoir ke daerah pelayanan atu konsumen.
j. Pipa Pelayanan adalah pipa yang menghubungkan jaringan distribusi dengan
sambungan rumah.
k. Katup adalah suatu alat yang berfungsi untuk membuka dan menutup aliaran
dalam pipa.
l. Reservoir adalah tempat penyimpanan air sementara sebelum didistribusikan
kepada konsumen.
m. Sambungan Rumah adalah jenis sambungan pelanggan yang mensuplai air
langsung ke rumah-rumah, biasanya berupa sambungan pipa-pipa distribusi
air melalui meter air dan instalasi pipa di dalam rumah.

2.1.2 Komponen Sistem Penyediaan Air Minum Perpipaan


Komponen-komponen sistem penyediaan air minum secara umum meliputi
(Triatmadja, 2009)
a. Sumber air dan Broncapturing adalah bangunan penangkap air baku dari mata
air.
b. Instalasi Pengolahan Air (IPA) adalah suatu kesatuan bangunan yang
berfungsi mengolah air baku menjadi air bersih atau air minum.

7
c. Reservoir.
d. Pipa Transmisi.
e. Pipa Distribusi.
f. Pompa adalah suatu mesin yang digunakan untuk memindahkan zat cair dari
suatu tempat ke tempat yang lain melalui media pipa (saluran) secara kontinyu
dengan cara menambah energi pada cairan yang dipindahkan.
g. Tangki (Bak) Pelepas Tekan adalah bangunan penunjang pada jaringan
transmisi atau distribusi yang berfungsi untuk menghilangkan tekanan yang
berlebihan pada aliran yang dapat menyebabkan pipa pecah.
h. Katup.
i. Pengukur Volume (Debit) Air atau Flowmeter adalah alat untuk mengukur
jumlah atau laju aliran dari suatu fluida yang mengalir dalam pipa atau saluran
terbuka.
j. Terminal Air adalah sarana pelayanan air minum yang digunakan secara
komunal, berupa bak penampung air yang ditempatkan di atas permukaan
tanah atau pondasi yang pengisisan airnya dilakukan dengan sistem curah dari
mobil tangki air atau kapal tangki air.

2.2 Kualitas Air


Air minumyang dikonsumsi masyarakat agar tidak menimbulkan gangguan
kesehatan perlu ditetapkan kesehatan kualitas air minum. Berdasarkan Peraturan
Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum disebutkan:
a. Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum
(Pasal 1 ayat 1).
b. Penyelenggara air minum adalah badan usaha milik Negara/ badan usaha milik
daerah, koperasi, badan usaha swasta, usaha perorangan, kelompok masyarakat
dan/atau individual yang melakukan penyelenggaraan penyediaan air minum
(Pasal 1 ayat 2).

8
c. Air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi prsyaratan fisika,
mikrobiologis, kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan
parameter tambahan (Pasal 3 ayat 1).
d. Pengawasan kualitas air minum secara eksternal merupakan pengawasan yang
dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau oleh KKP khusus untuk
wilayah kerja KKP (Pasal 4 ayat 2).
e. Pengawasan kwalitas air minum secara internal merupakan pengawasan yang
dilaksanakan oleh penyelengggara air minum untuk menjamin kualitas air
minum yang diproduksi memenuhi syarat sebagaimana diatur dalam peraturan
ini (Pasal 4 ayat 3).
f. Pemerintah atau pemerintah daerah sesuai kewenangannya memberikan sanksi
administratif kepada penyelenggara air minum yang tidak memenuhi persyaratan
kualitas air minum sebagaimana diatur dalam peraturan ini (Pasal 7).

Kualitas air dapat dikategorikan sesuai standar yang berlaku. Penggolongan air
menurut UU No. 20 TAHUN 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air
menetapkan standar kualitas air baku yang dibedakan dalam 4 kategori sebagai
berikut:
1. Golongan A : Air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung
tanpa pengolahan terlebih dahulu;
2. Golongan B : Air yang dapat digunakan air baku air minum;
3. Golongan C : Air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan
peternakan;
4. Golongan D : Air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, dan
dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri, pembangkit listrik
tenaga air.

2.3 Kebutuhan Air Minum


Air merupakan kebutuhan utama bagi setiap makhluk hidup, sehingga tanpa air
dapat dipastikan tidak ada kehidupan. Selain kebutuhan langsung seperti untuk

9
minum dan mandi, air juga dibutuhkan oleh berbagai makhluk hidup yang lain.
Kebutuhan air bersih suatu daerah dianalisis berdasarkan beberapa pertimbangan
sebagai berikut (RISPAM, 2011).

2.3.1 Kebutuhan Air Domestik


Kebutuhan air domestik adalah pemakaian air untuk segala aktivitas di
lingkungan rumah tangga. Penyediaan air baku untuk keperluan rumah tangga
dihitung berdasarkan :
1. Jumlah penduduk.
2. Persentase jumlah penduduk yang akan dilayani.
3. Cara pelayanan air.
4. Konsumsi pemakaian air (Liter/orang/hari).
Beberapa parameter yang dipakai dalam menentukan tingkat pelayanan air
bersih yang akan direncanakan meliputi :
1. Konsumsi pemakaian air bersih
Untuk konsumsi pemakaian air bersih domestik ditentukan untuk SR sebesar 120
L/dt dan SU sebesar 30 L/dt.
2. Jumlah jiwa per sambungan
Jumlah jiwa per sambungan rumah dihitung berdasarkan jumlah rata-rata untuk
SR sebesar 5 jiwa/sambungan dan KU sebesar 100 jiwa/sambungan.

Cara menentukan Standar Kebutuhan Domestik:


Jaringan perpipaan domestik merupakan air yang didistribusikan (Qd) oleh
pengelola SPAM (m³/bulan dijadikan m³/hari), dikurangi volume kebocoran
yaitu presentase kebocoran (A%) x Qd, dibagi dengan jumlah jiwa terlayani (Pt).
Pt yang terkait dengan sambungan rumah (SR) = 4 orang atau sesuai BPS
setempat. Pt terkai hidran umum diasumsikan 1 HU = ±100 orang atau sesuai
data eksisting pemanfaatan HU.
Contoh :
KJPD = (Qd – (A% - Qd))/Pt, didapat m³/orang/hari dijadikan Lt/orang/hari

10
Jika tidak tedapat sistem kebutuhan air maka dilakukan perbandingan dengan
wilayah yang mempunyai tingkat karakteristik yang sama. BJP domestik (Kbjpd)
disamakan dengan kebutuhan JP domestik, sehingga Kbjpd=KJPD dalam
Lt/oang/hari.

2.3.2 Kebutuhan Air Non Domestik


Yang dimaksud dengan kebutuhan air untuk keperluan non domestik ialah
pemakaian air diluar pemakaian untuk rumah tangga, seperti kebutuhan air untuk
niaga/industri, kesehatan, sosial, perkantoran, pendidikan, dan keagamaan.
Untuk mengetahui perkembangan kebutuhan air non domestik, perlu diketahui
rancangan perkembangan aktivitasnya. Bila tidak didapat, maka digunakan suatu
ekivalen penduduk dimana konsumen non domestik diperhitungkan mengikuti
perkembangan kebutuhan dasar konsumen domestik.

Tabel 2.1 Satandar Kebutuhan Air Domestik dan Non Domestik


Perkotaan
Kebutuhan air domestic 125 – 150 Lt/kapita/hari
Kebutuhan air non domestic 15 - 20 %
Kehilangan 20 % dari kebutuhan air domestik
dan non domestik
Cakuan pelayanan 70 – 90 %
Pedesaan
Kebutuhan air domestic 100 - 125 Lt/kapita/hari
KU : 30 Lt/kapita/hari
Kebutuhan air non domestic 15 - 20 %
Kehilangan 5 % dari kebutuhan air domestik
dan non domestik
Cakuan pelayanan 75 %
Sumber : Petunjuk Teknis Sistem Penyediaan Air Bersih Pedesaan
Departemen PU, Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2000

11
Cara menentukan Standar Kebutuhan Domestik:
Standar kebutuhan jaringan perpipaan (JP) non domestik, yaitu tambahan 15%
dari kebutuhan air domestik sesuai dengan Permen PU No. 18/2007 atau sesuai
dengan kebutuhan air non domestik yang direncanakan. Standar kebutuhan air
domestik dan non domestik adalah :
1. Domestik perkotaan : 120 – 150 Lt/orang/hari sesuai dengan Permen
No.18/2007.
2. Domestik pedesaan : minimal 60 Lt/orang/hari sesuai dengan Permen
No.18/2007.
3. Non domestik : tambahan 15% x kebutuhan domestik sesuai dengan Permen
No.18/2007 atau disesuaikan dengan spesifikasi kebutuhan lokasi/daerah.

2.3.3 Fluktuasi Kebutuhan Air


Dalam perhitungan, fluktuasi kebutuhan air didasarkan pada :
a. Kebutuhan air rata-rata harian (Qm)
Merupakan banyaknya air yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhn
domestik dan non domestic yang ditambahkan dengan kehilangan air.
b. Kebutuhan air harian maksimum (Qhm)
Merupakan banyaknya air yang dipakai pada suatu hari pada satu tahun yang
berdasarkan pada Qm dan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum.
Qhm = Fhm x Qm
Dimana Fhm adalah faktor harian maksimum, berkisar antara 115 – 120%.
c. Kebutuhan air jam maksimum (Qjm)
Banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam satu hari.
Qjm = Fjm x Qm
Dimana Fjm adalah faktor jam maksimum, berkisar antara 175 – 210%.
Berikut ini merupakan contoh koefisien fluktuasi kebutuhan air.

12
Tabel 2.2 Koefisien Fluktuasi Harian
Jam Kofisien Jam Kofisien Jam Kofisien
1 0,53 9 1,3 17 1,42
2 0,45 10 1,25 18 1,5
3 0,4 11 1,2 19 1,55
4 0,4 12 1,2 20 1,4
5 0,45 13 1,2 21 1,1
6 0,62 14 1,25 22 0,75
7 0,9 15 1,3 23 0,6
8 1,4 16 1,3 24 0,53

Tabel 2.3 Koefisien Fluktuasi Harian Sekolah dan Perkantoran.


Jam Kofisien Jam Kofisien Jam Kofisien
1 0,2 9 2 17 1,3
2 0,2 10 1,7 18 1,3
3 0,2 11 1,5 19 1,2
4 0,2 12 1,5 20 0,8
5 0,6 13 1,2 21 0,2
6 1,5 14 1,5 22 0,2
7 1,8 15 1,4 23 0,2
8 1,8 16 1,3 24 0,2
Sumber : Triatmadja, 2007

2.3.4 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih


Sistem penyediaan air minum di wilayah Badung dan Denpasar digunakan
untuk memenuhi kebutuhan air baku yang meliputi kebutuhan air bersih penduduk
(domestik), fasilitas umum, dan kebutuhan air di sektor pariwisata. Oleh karena itu,
maka perlu diperhitungkan beberapa faktor yang dapat menunjang atau menyebabkan
bertambahnya kebutuhan air bersih. Faktor tersebut antara lain :
1. Pertambahan jumlah penduduk.

13
2. Tingkat sosial ekonomi penduduk.
3. Keadaan sosial ekonomi dari daerah setempat.
4. Rencana daerah pelayanan dan kemungkinan perluasannya.
5. Keadaan sistem penyediaan air minum eksisting.
Proyeksi kebutuhan air bersih dihitung berdasarkan beberapa komponen sebagai
berikut.
a. Kebutuhan air untuk rumah tangga (Domestik)
Penyediaan air baku untuk keperluan rumah tangga dihitung berdasarkan :
1. Jumlah penduduk
2. Persentase jumlah penduduk yang akan dilayani
3. Cara pelayanan air
4. Konsumsi pemakaian air (Lt/orang/hari)
Pelayanan air bersih untuk rumah tangga direncanakan sebesar 150
Lt/orang/hari dan 30 Lt/orang/hari untuk kran umum.
b. Kebutuhan air untuk Non Domestik
Kebutuhan air untuk keperluan non domestik dihitung sebesar 20 % dari
kebutuhan domestik.
c. Kehilangan air
Dalam setiap peyediaan air bersih, sangat sulit untuk menghindari terjadinya
kemungkinan kehilangan air dari sistem. Kehilangan air dapat disebabkan
oleh faktor teknis maupun faktor non teknis. Faktor teknis meliputi kebocoran
pipa, kerusakan meter air, dan lain-lain (faktor alat). Sedangkan faktor non
teknis meliputi kesalahan pencatatan/pembacaan alat, kesalahan perhitungan,
dan lain-lain (faktor manusia).
Oleh karena itu, dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air minum selalu
diperhitungkan suatu besaran volume air untuk menghindari kemungkinan
terjadinya kehilangan air. Hal ini dimaksudkan agar penyediaan air untuk
konsumen tidak terganggu bila terjadi kehilangan air.

14
Kehilangan air diasumsikan sebesar 20 % dari kebutuhan rata-rata air bersih
penduduk. Besar kehilangan air ini diperkirakan konstan dari awal sampai
akhir tahun rencana.
d. Fluktuasi pemakaian air bersih
Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air minum, faktor fluktuasi
pemakaian air bersih dapat menggunakan Standar Cipta Karya yaitu :
a. Hari maksimum = 1,15 x kebutuhan air rata-rata
b. Jam puncak = 1,75 xkebutuhan air rata-rata

2.3.5 Proyeksi Jumlah Penduduk


Proyeksi jumlah penduduk digunakan sebagai langkah awal dalam
menghitung proyeksi kebutuhan air bersih. Beberapa faktor yang mempengaruhi
ketelitian proyeksi jumlah penduduk pada masa yang akan dating adalah :
1. Kecepatan pertumbuhan penduduk.
2. Kurun waktu proyeksi dan jumlah tahun pengambilan data.
Perhitungan proyeksi jumlah penduduk dapat menggunakan metode yang
telah diakui secara umum seperti metode-metode berikut ini (RISPAM,2011) :
a. Metode Aritmatik
Metode ini dianggap baik untuk kurun waktu yang pendek atau sama dengan
waktu perolehan data.
Persamaan yang digunakan adalah :

Dimana :
Pn : jumlah penduduk pada tahun ke-n
Po : jumlah penduduk pada tahun awal
Tn : tahun ke-n
To : tahun awal

15
Ka : konstanta aritmatik
P1 : jumlah penduduk pada tahun I
P2 : jumlah penduduk pada tahun II
T1 : tahun I yang diketahui
T2 : tahun II yang diketahui

b. Metode Geometrik
Metode ini menganggap bahwa perkembangan atau jumlah penduduk akan
secara otomatis bertambah dengan sendirinya dan tidak memperhatikan
penurunan jumlah penduduk.
Persamaan yang digunakan adalah :

Dimana :
Pn : jumlah penduduk pada tahun ke-n
Po : jumlah penduduk pada tahun awal
r : rata-rata persentase pertambahan per tahun (%)
n : periode waktu proyeksi

c. Metode Least Square


Metode inimerupakan metode regresi untuk mendapatkan hubungan antara
sumbu Y yaitu jumlah penduduk dan sumbu X yaitu tahunnya dengan cara
menarik garis linier antara data-data tersebut dan meminimumkan jumlah
pangkat dua dari masing-masing oenyimpangan jarak data-data dengan garis
yang dubuat.
Persamaan yang digunakan adalah :

Dimana :
Pn : jumlah penduduk pada tahun ke-n
n : selisih tahun yang dihitung terhadap tahun awal

16
a, b : konstanta, yang dihitung rumus:

Untuk menentukan metode yang dipakai untuk proyeksi penduduk, terlebih


dahulu menguji nilai koefisien korelasi (r) untuk tiap-tiap metode. Metode
dengan nilai uji koefisien korelasi paling mendekati dipakai untuk
memproyeksikan penduduk.
Persamaan yang digunakan adalah :

Nilai y untuk masing-masing metode berbeda, untuk metode aritmatik nilai y adalah
jumlah pertumbuhan penduduk, nilai y untuk metode geometrik adalah ln dari jumlah
penduduk, dan untuk metode least square nilai y adalah jumlah penduduk.

2.4 Kriteria Perencanaan Pipa dan Jenis-Jenis Pipa


Pipa yang diperlukan untuk mengalirkan air baku dari mata air (sumber air) ke
bak penampungan atau reservoir maupun dari penampungan ke konsumen memiliki
bentuk penampang bulat. Pipa yang digunakan dapat dibuat dari berbagai macam
bahan seperti berikut (Sofyan Sofiandi, 2006).
a. Besi Tuang (Cast Iron)
Jenis pipa ini termasuk yang paling lama digunakan, biasanya mengandung
larutan anti karat untuk perlindungan pipa itu sendiri dari proses pengkaratan.
Panjang pipa ini antara 4-6 meter. Keuntungan penggunaan pipa ini adalah :
1. Harga pipa cukup murah.
2. Mudah dalam proses penyambungan.
3. Tahan terhadap daya korosi.

17
Adapun kerugian pada penggunaan pipa ini adalah :
1. Kontruksi pipa keras sehingga mudah pecah.
2. Pipa berat sehingga sulit dan mahalpada proses pengangkutan.
b. Besi Galvanis (Galvanized Iron Pipe)
Pipa jenis ini bahannya terbuat dari pipa besi yang dilapisi seng. Umurnya
relatif pendek antara 7-10 tahun. Keuntungan penggunaan pipa ini adalah :
1. Harga terjangkau.
2. Ringan dan mudah diangkut.
3. Mudah dalam proses penyambungan.
Kerugian dari penggunaan pipa ini adalah mudah terjadi pengkaratan atau
korosi.
c. Pipa Plastis (PVC)
Pipa PVC (Poly Vinyl Chloride) sekarang ini banyak digunakan dalam
proyek-proyek jaringan distribusi air bersih. Panjang pipa ini antara 4-6 meter
dengan berbagai ukuran. Keuntungan penggunaan pipa ini adalah :
1. Harga cukup murah dan banyak tersedia di pasaran.
2. Sangat ringan sehingga mudah dalam proses pengangkutan dan
pemasangan.
3. Bahan terbuat dari plastil sehingga tahan karat.
Kelemahan dari pipa ini adalah koefisien muai yang cukup besar sehingga
tidak tahan terhadap suhu tinggi.
d. Pipa Baja (Steel Pipe)
Pipa ini terbuat dari baja lunak dan mempunyai banyak ukuran. Keuntungan
penggunaan pipa ini adalah umur pipa yang panjang hingga 40 tahun.
Kelemahan dari pipa ini adalah :
1. Berat sehingga proses pengangkutan sulit dan mahal.
2. Tidak tahan karat.
3. Untuk ukuran yang besar, proses penyambungannya agak sulit.
Selain jenis diatas, masih terdapat jenis pipa HDPE, yaitu pipa yang terbuat
dari bahan plastik berkualitas tinggi. Keuntungan pipa ini adalah :

18
1. Dapat dilengkungkan.
2. Tahan lama (50-100 tahun pada kondisi normal yaitu suhu 20°C).
3. Bebas korosi.
4. Dapat disambungkan dengan cara pemanasan (heat fusion).

2.5 Unit Produksi


Unit produksi adalah bangunan yang akan mengolah air baku menjadi air
minum. Adapun unit produksi terdiri dari :
1. Instalasi Pengolahan Air (IPA)
Pemilihan jenis IPA biasanya bergantung pada kondisi kualitas air baku yang
digunakan. Contoh jenis IPA yang digunakan di Indonesia adalah Sistem
Saringan Pasir Lambat (Slow and Filter), Sistem Koagulasi-Flokulasi-
Sedimentasi-Filtrasi, dan Aerasi.
2. Disinfeksi
Merupakan proses pengolahan air untuk mematikan organism di dalam air.
Untuk mematikan bakteri pathogen, cara disinfeksi yang banyak digunakan
adalah :
1. Menggunakan kaporit yang mengandung clorine.
2. Mengandung ozon O3.
3. Menggunakan sinar ultraviolet (UV).
3. Reservoir
Fungsi reservoir pada sistem penyediaan air minum adalah untuk menciptakan
kondisi setimbang pada jumlah kapasitas produksi adri unit produksi terhadap
fluktuasi kebutuhan di jaringan distribusi.
4. Hydrophor
Merupakan peralatan pelengkap yang terkait dengan sistem tekanan pada
sistem penyediaan air minum yang menggunakan sistem pemompaan. Adapun
fungsi hydrophor yaitu :
1. Untuk menciptakan sisa tekan air.
2. Sebagai alat switch on-off pompa.

19
3. Menahan tekanan kejut/surge/water hammer.
5. Pompa Air
Fungsi pompa adalah memberikan tekanan kepada air di dalam pipa untuk
dapat mengalir dari suatu titik pada level static head tertentu ke titik lain
dengan level static head yang lebih tinggi. Pada sistem penyediaan air minum,
fungsi pompa adalah untuk mengalirkan air di dalam jaringan perpipaan , baik
dari unit air baku menuju unit produksi maupun dari unit produksi ke unit
jaringan distribusi.

2.6 Unit Distribusi


Unit distribusi merupakan jaringan perpipaan distribusi yang berfungsi untuk
mengalirkan air dari unit produksi ke konsumen. Jaringan distribusi menggunakan
pipa dengan aliran yang bertekanan, dimana disepanjang perpipaannya dihubungkan
dengan sambungan pelanggan. Jenis sambungan pelanggan dapat berupa sambungan
rumah (SR), sambungan hidran (HU), maupun sambungan untuk pelanggan usaha
komersial. Jalur pipa distribusi biasanya ditanam mengikuti jalur jalan yang sudah
ada.
Untuk melakukan perencanaan perpipaan jaringan distribusi, maka beberapa
data yang perlu disiapkan adalah :
1. Peta wilayah pelayanan yang berisikan informasi mengenai jalur jalan, jenis
pemanfaatan lahan seperti untuk perumahan, perkantoran, pasar maupun
untuk komersial, jarak antar lokasi dan kontur wilayah.
2. Kebutuhan air pada masing-masing wilayah pelayanan, baik untuk domestik
maupun non domestik.
3. Jenis pipa yang digunakan.
4. Perhitungan kebutuhan kapasitas pelayanan.
Pada dasarnya ada dua jenis sistem jaringan perpipaan distribusi yaitu :
1. System cabang (branched) adalah sistem jaringan perpipaan distribusi yang
terbuka. System ini biasanya digunakan pada wilayah pedesaan dimana
wilayah pelayanan tidak terlalu luas.

20
System loop adalah sistem jaringan perpipaan distribusi yang biasanya
digunakan di wilayah perkotaan dimana wilayah pelayanannya sangat luas.

2.7 Analisis Hidraulika


Analisa hidraulika merupakan perhitungan dan rumus-rumus yang akan
digunakan untuk rencana sistem jaringan air minum. Analisa aliran yang bertekanan
adalah aliran yang seluruh tampang pipa dipenuhi oleh air. Jika air mengalir dalam
pipa tetapi ada permukaan air bebas dalam pipa, maka aliran tersebut tidak termasuk
dalam definisi aliran dalam pipa.

2.7.1 Kecepatan Aliran


Nilai kecepatan yang diijinkan dalam pipa adalah 0,6m/dt-2m/dt pada debit
jam puncak. Kecepatan aliran air yang rendah menyebabkan pengendapan dalam pipa
sehingga pipa dapat tersumbat, sedangkan kecepatan aliran air yang tinggi akan
menyebabkan pipa cepat aus. Untuk menentukan kecepatan aliran dalam pipa
digunakan rumus:
Q=A.V
Q = ¼ . π . D2 . V
Dan secara umum persamaan kontinuitas ditulis:

Q = Q1 = Q2
A1 . V1 = A2 . V2
Dengan:
Q = debit aliran dalam pipa ( m3/dt )
V = kecepatan aliran dalam pipa ( m/dt )
A = luas penampang pipa ( m )
D = diameter pipa ( m )

21
2.7.2 Persamaan Energi
Pada aliran air dikenal persamaan energi (Bernoully) dan persamaan
kontinyuitas. Persamaan Bernoully secara umum (Triatmadja, 2009) yaitu :

Gambar 2.1 Persamaan Bernoulli


Dimana :
P : tekanan
z : tinggi datum
V : kecepatan rerata aliran dalam pipa
g : percepatan gravitasi bumi
he : tinggi kehilangan tenaga
γ : berat per unit volume atau berat jenis

2.7.3 Kehilangan Tekanan Dalam Pipa


Kehilangan tekanan pada jaringan pipa distribusi terdiri dari dua macam yaitu:
a. Kehilangan Energi Utama (Major Losses)
Kehilangan energi mayor merupakan kehilangan tekanan dalam pipa yang
disebabkan oleh cairan atau fluida yang kental dan dinding pipa yang tidak
licin sempurna. Pada dinding pipa yang mendekati licin sempurna masih
terdapat kehilangan energi yang sangat kecil. Jika dinding pipa licin sempurna

22
makan tidak ada kehilangan energi (diameter kekasaran nol). Pada umumnya,
semakin bertambah umur pipa maka semakin besar pula friksinya.
Major losses dihitung berdasarkan persamaan sebagai berikut.
V = 0,275 x CHWx D2,65 x S0,64 ……………………………...…... 2.9
Dimana :
V : kecepatan aliran (m/dt)
CHW :koefisien kekasaran Hazen-William
D : diameter pipa (mm)
S : Hf/L = kemiringan saluran
Hf : kehilangan tekanan atau major losses (m)
L : panjang pipa (m)
b. Kehilangan Energi Minor (Minor Losses)
Minor losses adalah kehilangan tekanan pada accessories/fitting seperti pada
sambungan, reduser atau peralatan asesoris pipa lainnya.
Minor lossesdihitung berdasarkan persamaan sebagai berikut.
H = K (V2/2g) ……………………………………...…………...... 2.10
Dimana :
H : kehilangan tekanan di dalam pipa (m/dt)
V : kecepatan air lewat fitting (m/dt)
g : percepatan gravitasi (m/dt³)
K : koefisien kehilangan tekanan
Total kehilangan tekanan dalam saluran pipa yang diakibatkan oleh adanya
fittingbiasanya sangat kecil, sehingga untuk pipa yang panjang dan kecepatan aliran
yang tidak tinggi, kehilangan tekanan akibat fitting (minor losses) biasanya diabaikan.

23
Gambar 2.2 Aliran dalam pipa dengan kehilangan tinggi tenaga mayor dan minor.
Semua energi air saat keluar dalam bentuk energi kinetik.

Gambar 2.3 Aliran dalam pipa dengan kehilangan tinggi tenaga mayor dan
minor. Air keluar dengan masih menyisakan energi potensial
terhadap datum.
Ada beberapa persamaan empiris yang digunakan dengan masing-masing
keuntungan dan kerugiannya sendiri. Persamaaan Darcy Weisbach paling banyak
digunakan dalam aliran fluida secara umum. Untuk aliran air dengan viskositas yang
relatif tidak banyak berubah, persamaan Hazen Williams dapat digunakan
(Triatmadja, 2009).
a. Persamaan Darcy Weisbach
Persamaan Darcy Weisbach ditulis sebagai berikut.

24
Dimana :
hf : kehilangan tekanan atau energi major (m)
Q : debit air dalam pipa (m³/dt)
f : koefisien gesek Darcy Weisbach
L : panjang pipa (m)
D : diameter pipa (m)
U : kecepatan rerata aliran dalam pipa (m/dt)
g : percepatan gravitasi bumi (m/dt²)
kekasaran permukaan merupakan salah satu penyebab berkurangnya energi air
atau fluida selama pengalirannya. Kekasaran merupakan bilangan relatif
terhadap diameter (dalam pipa). Semakin besar diameter pipa, maka pipa
tersebut relatif tampak semakin halus dan koefisian kehilangan energi akibat
gesekan juga berkurang.
b. Persamaan Hazen Williams
Persamaan Hazen Williams dapat ditulis.
Q = CuCHWd2,63i0,54 …………………………………………......... 2.12
Dengan Cu = 0,2785 maka persamaan diatas dapat ditulis :
Q = 0,2785 CHWd2,63 i0,54 ………………………………………... 2.13
Dimana :
CHW : koefisian Hazen Williams
i : kemiringan atau slope garis tenaga = hf/L
D : diameter pipa
Q : debit aliran

25
Tabel 2.4 Variasi Diameter Kekasaran
Material (ε) mm Catatan
Asbestos Cement (Asbes semen) 0,0015
Brass (tembaga) 0,0015
Brick 0,6
Cast Iron, New (Besi tuang, baru) 0,2 – 5,5 Variasi besar
Concrete 0,3 – 3,0
Steel forms (cetak dengan baja) 0,18
Wooden forms (cetak dngan kayu) 0,6
Centrifugally spun 0,36
Cement 0,4 – 1,2
Copper 0,0015 – 4,6
Corrugated metal 45
Galvanized iron 0,10 – 4,6 Variasi besar
Glass 0,0015 Tidak ada variasi
Lead 0,0015
Plastic 0,0015 Tidak ada variasi
Steel
Coal-tar enamed 0,0048
New unlined 0,045
Riveted 0,9 - 9 Variasi besar
Wood stave 0,18 – 0,9
Sumber : Haested, 2000, Dougherty, Walsky, 2006, Daugherty dan Franzini
(1977)

26
Tabel 2.5 Koefisien Hazen-William
No Material CHW
1 ABS (Acrylonite Butadiene Styrene) 130
2 Aluminium 130-150
3 Asbestos Cement 140
4 Asphalt Lining 130-140
5 Brass 130-140
6 Brick sewer 90-100
7 Cast Iron-new unlined (CIP) 130
8 Cast Iron- 10 years old 107-113
9 Cast Iron- 20 years old 89-100
10 Cast Iron- 30 years old 75-90
11 Cast Iron- 40 years old 64-83
12 Cast Iron, asphalt coated 100
13 Cast Iron, cement lined 140
14 Cast Iron, bituminous lined 140
15 Cast Iron, sea coated 120
16 Cast Iron, wrought plain 100
17 Cement lining 130-140
18 Concrete 100-140
19 Concrete lined, steel form 140
20 Concrete lined, wooden form 120
21 Concrete, old 100-110
22 Copper 130-140
23 Corrugated Metal 60
24 Ductile Iron Pipe (DIP) 140
25 Ductile Iron, cement lined 120
26 Fiber 140
27 Fiber Glass Pipe-FRP 150
28 Galvanized iron 120
29 Glass 130
30 Lead 130-140
31 Metal Pipes-Very to extremely smooth 130-140
32 Plastic 130-150
33 Polyethylene, PE, PEH 140
34 Polyvinyl chloride, PVC, CPVC 150
35 Smooth Pipes 140

27
36 Steel new unlined 140-150
37 Steel , corrugated 60
38 Steel, welded and seamless 100
39 Steel, interior riveted, no projecting rivets 110
40 Steel, Projecting girth and horizontal rivets 100
41 Steel, vitrified, spiral-riveted 90-110
42 Tin 130
43 Vitrified Clay 110
44 Wrought iron, plain 100
45 Wooden and Masonry Pipe-Smooth 120
46 Wood Stave 110-120
Sumber:
http://miningdewateringpump.blogspot.co.id/20014_02_01_archipe.htm
l?m=1

Aliran dalam jaringan perpipaan dihitung dengan menggunakan metode


Hardy Cross atau biasa disebut sebagai persamaan Loops. Persamaan Loops terdiri
dari :

 Persamaan Kontinyuitas
Pada setiap node berlaku persamaan:

 Persamaan Energi
Pada setiap pipa berlaku persamaan :

Hal ini dilkukan agar mendapatkan keseimbangan dan kontinyuitas aliran pada
jaringan perpipaan tersebut.
Dalam aliran perpipaan juga terdapat water hammer atau tekanan gelombang
air yaitu benturan-benturan yang diakibatkan oleh tertahannya aliran secara tiba-tiba
dalam suatu jalur pipa.Perisriwa ini akan menimbulkan perubahan tekanan tertentu di

28
dalam ipa tersebut. Water hammer dapat terjadi pada sistem gravitasi maupun sistem
pompa. Terjadinya water hammer banyak menimbulkan persoalan seperti kerusakan
peralatan perpipaan, pecahnya pipa, kesulitan dalam pengoperasian pipa, dan
berkurangnya kapasitas pipa.
Pada sistem gravitasi menggunakan manual valve, water hammer dapat
dicegah dengan mengatur waktu pembukaan dan penutupan valve. Hal ini
dikarenakan waktu penutupan sebuah valve mempunyai pengaruh langsung pada
besarnya tekanan gelombang yang terjadi. Waktu penutupan valve yang lebih cepat
akan menyebabkan tekanan gelombang yang lebih besar.

2.7.4 Kehilangan Energi Sekunder Akibat Sambungan dan Fitting


Selain karena gesekan dinding pipa, aliran air juga mengalami kehilangan
energi akibat pembelokan aliran sehingga terjadi turbulensi. Demikian juga jika air
melalui penyempitan dan pembesaran penampang aliran secara tiba-tiba. Kehilangan
energi juga akan terjadi jika air melalui katup karena katup mengganggu aliran air
sehingga dapat mengurangi atau menghentikan aliran.
Kehilangan air ditempat-tempat tersebut dapat disebut sebagai kehilangan
energi minuor tetapi jumlah kehilangannya kemungkinan jauh lebih besar
dibandingkan dengan kehilangan energi akibat gesekan pipa.
Kehilangan energi minor dapat ditulis sebagi berikut (Triatmadja, 2009) :

Dimana :
k : koefisien kehilangan energi minor
V : koefisien aliran
Koefisien k bergantung pada bentuk fisik belokan, penyempitan, katup dan
sebagainya. Harga k (selain katup) biasanya berkisar antara 0 – 1 yang merupakan
fungsi dari bahanm kehalusan pembuatan fitting, umur fitting, dan faktor manusia.
Selain itu, faktor kehilangan tenaga pada fitting sangat berpengaruhuntuk berbagai
macam sambungan. Sambungan lurus umunya mempunyai kehilangan energi

29
sekunder yang kecil, akan tetapi karena jumlahnya yang banyak, kehilangan
energinya bisa menjadi signifikan.
Katup dapat diatur tertutup dan terbuka sehingga mengubah diameter pipa
secara variatif. Dengan demikian kehilangan energi oleh katup menjadi variatif dan k
katup sangat bervariasi bergantung pada posisi katup.
Menurut Weibach, kehilangan energi pada belokan dapat ditulis sebagai
berikut (Triatmadja, 2009).

Dimana :
θ : sudut belokan
k : koefisien kehilangan energi
Untuk belokan lengkung, koefisien kehilangan energi sekunder dinyatakan sebagai
berikut (Triatmadja, 2009).

Dimana :
D : diameter pipa
R : jari-jari lengkung (sumbu) belokan

2.8 Aplikasi Program WaterNet


Program Waternet merupakansuatu program yang dirancang untuk melakukan
simulasi aliran air atau fluida lainnya dalam pipa, baik berupa loop maupun tidak.
Sistem pengaliran (distribusi) fluida dapat berupa sistem gravitasi, pompanisasi,
maupun gabungan keduanya. Air atau fluida yang mengalir haruslah dalam kondisi
tertekan yaitu memenuhi seluruh penampang pipa. Waternet dirancang dengan
memberikan banyak kemudahan sehingga pengguna dengan pengetahuan minim
tentang jaringan perpipaan dapat mengaplikasikannya. Input data juga dibuat
interaktif sehingga memudahkan dalam simulasi jaringan dan memperkecil kesalahan
pengguna saat menggunakan Waternet.

30
Fasilitas Waternet dibuat agar dapat memudahkan proses editing dan
analisispada perancangandan optimalisasi jaringan distribusi air.Output Waternet
dibuat dalam bentuk database, text maupun grafik yang memudahkan pengguna
untuk selanjutnya memprosesnya lebih lanjut dengan program lain ataupun langsung
menjadi hardcopy.

2.8.1 Gambaran Umum Program Waternet


Program Waternet dibuat untuk memenuhi kebutuhan perencana dalam
mensimulasikan jaringan pipa secara mudah dan akurat. Adapun kemampuan yang
dimiliki oleh fasilitas Waternet adalah sebagai berikut.
a. Menghitung debit dan tekanan di seluruh jaringan pipa dan setiap node.
b. Mengitung demand atau air yang dibutuhkan/diambil pada setiap node (jika
tekanan node telah ditentukan).
c. Fasilitas dfault diberikan untuk memudahkan input data pada setiap pipa,
pompa, dan node secara manual.
d. Fasilitas pustaka untuk mencantumkan kekasaran pipa, kehilangan energi, dan
yang lainnya.
e. Fasilitas katup pada jaringan pipa.
f. Fasilitas pengubah tipe aliran untuk simulasi perubahan elevasi di dalam
tangki akibat fluktuasi pemakaian air yang dipengaruhi oleh jumlah
pemakaian air berjam-jam. Fasilitas ini digunakan untuk mengitung volume
tangki yang optimal serta menguji jaringan untuk debit yang fluktuatif.
Pengguna dapat memeriksa tinggi tekanan, kecepatan aliran, dan debit pada
setiap pipa untuk mengoptimalkan jaringan.
g. Fasilitas pengubah posisi node dan pipa.
h. Failitas kontur yang dibuat berdasarkan input kontur topografi untuk
memudahkan input elevasi node.
i. Fasilitas editing untuk memperbaiki kekurangan atau kesalahan dalam
perencanaan.

31
2.8.2 Teori Dasar Waternet
Program Waternet melakukan analisis aliran air dalam jaringan perpipaan baik
untuk pipa transmisi maupun distribusi berdasarkan prinsip hidraulika sebagai
berikut.
a. Persamaan Kontinyuitas
Q = Q1 = Q2
A1.U1 = A2.U2 …………………………………………............ 2.19
Dimana :
Q : debit (m³/dt)
A : luas penampang (m²)
U : kevepatan aliran (m/dt)

b. Persamaan Bernoulli

Dimana :
P : tekanan
z : tinggi datum
V : kecepatan rerata aliran dalam pipa
g : percepatan gravitasi bumi
he : tinggi kehilangan tenaga
γ : berat per unit volume atau berat jenis
Pada persamaan Bernoulli, program Waternet pun secara langsung
memperhitungkan kehilangan energi baik yang diakibatkan oleh kehilangan energi
utama (gesekan antara zat cair dengan dinding pipa) maupun kehilangan energi
sekunder (perubahan penampang, sambungan, saringan, dan belokan pipa) dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut.
a. Persamaan Darcy-Weisbach

32
Dimana :
hf : kehilangan tekanan atau energi major (m)
Q : debit air dalam pipa (m³/dt)
f : koefisien gesek Darcy Weisbach
L : panjang pipa (m)
D : diameter pipa (m)
U : kecepatan rerata aliran dalam pipa (m/dt)
g : percepatan gravitasi bumi (m/dt²)
b. Persamaan Kehilangan Energi Sekunder
1. Pembesaran Penampang

2. Pengecilan Penampang

3. Belokan Pipa

Dimana :
hf : kehilangan tenaga sekunder (m)
A : luas penampang pipa (m)
U : kecepatan rerata aliran dalam pipa (m/dt)
g : percepatan gravitasi (m/dt²)
kb : koefisien kehilangan energi sebagai fungsi sudut belokan α°

33
2.8.3 Cara Pengoperasian Program Waternet
Berikut ini diuraikan sedikit tentang cara menggunakan aplikasi program
Waternet sampai pada proses RUN.

Gambar 2.4 Tampilan awal aplikasi Waternet


1. Membuat File Baru
Klik Menu Utama File kemudian klik New atau klik tombol New File.
Setelah itu akan muncul Menu Default, dimana pada menu ini terdapat
parameter-parameter yang harus diisi nilainya agar setiap pipa dan node nantinya
mempunyai keragaman nilai sehingga akan memudahkan perencana pada saat
merencanakan jaringan pipa. Tampilan menu Default dapat dilihat gambar
berikut.

34
Gambar 2.5 Tampilan menu Default
Setelah selesai mengisi isian pada menu Default, klik tombol OK
sehingga jendela Default akan menutup dan muncul jendela Paper. Isikan pilihan
A4 pada Paper Size, Landscape pada Orientation dan semua margin diisikan
ukuran (misalnya 1 cm). Selanjutnya klik tombol Apply &Exit.

Gambar 2.6 Tampilan menu ukuran kertas

35
2. Menggambar Jaringan Pipa
Dengan menggunakan fasilitas Drawing Tools yang tersedia pada aplikasi
Waternet, maka kita dapat menggambar jaringan pipa dengan semua
komponennya seperti sumber air, reservoir, pompa, katup, dan lainnya, seperti
gambar berikut.

Gambar 2.7 Contoh gambar rencana suatu jaringan pipa

3. Proses Running
Setelah proses penggambaran selesai, klik tombol GO pada pada menu
atas lalu akan muncul jendela informasi variabel yang digunakan dalam simulasi
seperti gambar berikut.

36
Gambar 2.8 Jendela informasi variable
Pada jendela Variable used for Simulation untuk Flow Type dipilih
Constant untuk tipe aliran karena saat ini belum dilakukan pemilihan tipe aliran.
Pada bagian atas pilih hanya Run Hydraulic Model saja untuk mensimulasi
analisis hidraulika saja tanpa kualitas air. Kemudian klik GO pada jendela dan
Waternet segera Running.
Hasil Running dilaporkan secara singkat dengan jendela Report. Pada
bagian kanan atas jendela Report terdapat lingkaran berwarna yang jika berwarna
hijau menunjukkan bahwa simulasi sukses dan jaringan tidak bermasalah. Warna
merah atau kuning pada lingkaran menunjukkkan bahwa jaringan mengalami
masalah yang ditampilkan dalam bentuk pesan pada tiga combo box.

37
Gambar 2.9 Hasil simulasi dari program Waternet
Simulasi jaringan yang belum sukses dapat diperbaiki dengan bantuan
pesan pada combo box (lingkaran merah). Klik tombol Exit untuk memunculkan
gambar jaringan yang sudah dilengkapi dengan arah aliran. Jika hasil simulasi
pada jendela Report bertuliskan Stop or aborted, berarti harus dilakukan simulasi
ulang karena program Waternet menunjukkan mendapatkan kejanggalan/masalah
yang akan muncul akibat perhitungan yang kurang tepat (lihat lingkaran merah).
Untuk itu perlu dilakukan perubahan pada jaringan pipa sesuai pesan pada combo
box sampai hasil simulasi pada jendela Report menunjukkkan lingkaran hijau
atau OK.

Gambar 2.10 Hasil simulasi Waternet yang telah berhasil.

38

Anda mungkin juga menyukai