Bab Ii Tinjauan Pustaka
Bab Ii Tinjauan Pustaka
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 16 tahun 2005
Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum terdapat beberapa pengertian
yaitu:
a. Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut air baku
adalah air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah
dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk
air minum.
b. Air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan
atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum.
c. Penyediaan air minum adalah kegiatan menyediakan air minum untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang sehat,
bersih, dan produktif.
d. Sistem penyediaan air minum yang selanjutnya disebut SPAM merupakan
satu kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisik dari prasarana dan sarana air
minum.
e. Pengembangan SPAM adalah kegiatan yang bertujuan membangun,
memperluas dan/atau meningkatkan system fisik (teknik) dan non fisik
(kelembagaan, manajemen, keuangan, peran masyarakat, dan hukum) dalam
5
kesatuan yang utuh untuk melaksanakan penyediaan air minum kepada
masyarakat menuju keadaan yang lebih baik.
f. Penyelenggaraan pengembangan SPAM adalah kegiatan merencanakan,
melaksanakan konstruksi, mengelola, memelihara, merehabilitasi, memantau,
dan/atau mengevaluasi sistem fisik (teknik) dan non fisik penyediaan air
minum.
g. Pelanggan adalah orang perseorangan, kelompok masyarakat, atau instansi
yang mendapatkan layanan air minum dari penyelenggara.
6
e. Unit Pelayanan adalah sarana untuk mengambil air minum langsung oleh
masyarakat yang terdiri dari sambungan rumah, hidran umum, dan hidran
kebakaran.
f. Jaringan Pipa Transmisi Air Baku adalah ruas pipa pembawa air dari sumber
air sampai unit produksi.
g. Jaringan Pipa Transmisi Air Minum adalah ruas pipa pembawa air minum
dari unti produksi/bangunan penangkap air sampai ke reservoir atau batas
distribusi.
h. Pipa Transmisi adalah pipa pembawa air dari sumber air ke instalasi
pengolahan atau pipa pembawa air bersih dari instalasi pengolahan ke unti
distrubusi utama atau reservoir.
i. Pipa Distribusi adalah pipa yang dipergunakan untuk mendistribusikan air
minum dari reservoir ke daerah pelayanan atu konsumen.
j. Pipa Pelayanan adalah pipa yang menghubungkan jaringan distribusi dengan
sambungan rumah.
k. Katup adalah suatu alat yang berfungsi untuk membuka dan menutup aliaran
dalam pipa.
l. Reservoir adalah tempat penyimpanan air sementara sebelum didistribusikan
kepada konsumen.
m. Sambungan Rumah adalah jenis sambungan pelanggan yang mensuplai air
langsung ke rumah-rumah, biasanya berupa sambungan pipa-pipa distribusi
air melalui meter air dan instalasi pipa di dalam rumah.
7
c. Reservoir.
d. Pipa Transmisi.
e. Pipa Distribusi.
f. Pompa adalah suatu mesin yang digunakan untuk memindahkan zat cair dari
suatu tempat ke tempat yang lain melalui media pipa (saluran) secara kontinyu
dengan cara menambah energi pada cairan yang dipindahkan.
g. Tangki (Bak) Pelepas Tekan adalah bangunan penunjang pada jaringan
transmisi atau distribusi yang berfungsi untuk menghilangkan tekanan yang
berlebihan pada aliran yang dapat menyebabkan pipa pecah.
h. Katup.
i. Pengukur Volume (Debit) Air atau Flowmeter adalah alat untuk mengukur
jumlah atau laju aliran dari suatu fluida yang mengalir dalam pipa atau saluran
terbuka.
j. Terminal Air adalah sarana pelayanan air minum yang digunakan secara
komunal, berupa bak penampung air yang ditempatkan di atas permukaan
tanah atau pondasi yang pengisisan airnya dilakukan dengan sistem curah dari
mobil tangki air atau kapal tangki air.
8
c. Air minum aman bagi kesehatan apabila memenuhi prsyaratan fisika,
mikrobiologis, kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan
parameter tambahan (Pasal 3 ayat 1).
d. Pengawasan kualitas air minum secara eksternal merupakan pengawasan yang
dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau oleh KKP khusus untuk
wilayah kerja KKP (Pasal 4 ayat 2).
e. Pengawasan kwalitas air minum secara internal merupakan pengawasan yang
dilaksanakan oleh penyelengggara air minum untuk menjamin kualitas air
minum yang diproduksi memenuhi syarat sebagaimana diatur dalam peraturan
ini (Pasal 4 ayat 3).
f. Pemerintah atau pemerintah daerah sesuai kewenangannya memberikan sanksi
administratif kepada penyelenggara air minum yang tidak memenuhi persyaratan
kualitas air minum sebagaimana diatur dalam peraturan ini (Pasal 7).
Kualitas air dapat dikategorikan sesuai standar yang berlaku. Penggolongan air
menurut UU No. 20 TAHUN 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air
menetapkan standar kualitas air baku yang dibedakan dalam 4 kategori sebagai
berikut:
1. Golongan A : Air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung
tanpa pengolahan terlebih dahulu;
2. Golongan B : Air yang dapat digunakan air baku air minum;
3. Golongan C : Air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan
peternakan;
4. Golongan D : Air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, dan
dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri, pembangkit listrik
tenaga air.
9
minum dan mandi, air juga dibutuhkan oleh berbagai makhluk hidup yang lain.
Kebutuhan air bersih suatu daerah dianalisis berdasarkan beberapa pertimbangan
sebagai berikut (RISPAM, 2011).
10
Jika tidak tedapat sistem kebutuhan air maka dilakukan perbandingan dengan
wilayah yang mempunyai tingkat karakteristik yang sama. BJP domestik (Kbjpd)
disamakan dengan kebutuhan JP domestik, sehingga Kbjpd=KJPD dalam
Lt/oang/hari.
11
Cara menentukan Standar Kebutuhan Domestik:
Standar kebutuhan jaringan perpipaan (JP) non domestik, yaitu tambahan 15%
dari kebutuhan air domestik sesuai dengan Permen PU No. 18/2007 atau sesuai
dengan kebutuhan air non domestik yang direncanakan. Standar kebutuhan air
domestik dan non domestik adalah :
1. Domestik perkotaan : 120 – 150 Lt/orang/hari sesuai dengan Permen
No.18/2007.
2. Domestik pedesaan : minimal 60 Lt/orang/hari sesuai dengan Permen
No.18/2007.
3. Non domestik : tambahan 15% x kebutuhan domestik sesuai dengan Permen
No.18/2007 atau disesuaikan dengan spesifikasi kebutuhan lokasi/daerah.
12
Tabel 2.2 Koefisien Fluktuasi Harian
Jam Kofisien Jam Kofisien Jam Kofisien
1 0,53 9 1,3 17 1,42
2 0,45 10 1,25 18 1,5
3 0,4 11 1,2 19 1,55
4 0,4 12 1,2 20 1,4
5 0,45 13 1,2 21 1,1
6 0,62 14 1,25 22 0,75
7 0,9 15 1,3 23 0,6
8 1,4 16 1,3 24 0,53
13
2. Tingkat sosial ekonomi penduduk.
3. Keadaan sosial ekonomi dari daerah setempat.
4. Rencana daerah pelayanan dan kemungkinan perluasannya.
5. Keadaan sistem penyediaan air minum eksisting.
Proyeksi kebutuhan air bersih dihitung berdasarkan beberapa komponen sebagai
berikut.
a. Kebutuhan air untuk rumah tangga (Domestik)
Penyediaan air baku untuk keperluan rumah tangga dihitung berdasarkan :
1. Jumlah penduduk
2. Persentase jumlah penduduk yang akan dilayani
3. Cara pelayanan air
4. Konsumsi pemakaian air (Lt/orang/hari)
Pelayanan air bersih untuk rumah tangga direncanakan sebesar 150
Lt/orang/hari dan 30 Lt/orang/hari untuk kran umum.
b. Kebutuhan air untuk Non Domestik
Kebutuhan air untuk keperluan non domestik dihitung sebesar 20 % dari
kebutuhan domestik.
c. Kehilangan air
Dalam setiap peyediaan air bersih, sangat sulit untuk menghindari terjadinya
kemungkinan kehilangan air dari sistem. Kehilangan air dapat disebabkan
oleh faktor teknis maupun faktor non teknis. Faktor teknis meliputi kebocoran
pipa, kerusakan meter air, dan lain-lain (faktor alat). Sedangkan faktor non
teknis meliputi kesalahan pencatatan/pembacaan alat, kesalahan perhitungan,
dan lain-lain (faktor manusia).
Oleh karena itu, dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air minum selalu
diperhitungkan suatu besaran volume air untuk menghindari kemungkinan
terjadinya kehilangan air. Hal ini dimaksudkan agar penyediaan air untuk
konsumen tidak terganggu bila terjadi kehilangan air.
14
Kehilangan air diasumsikan sebesar 20 % dari kebutuhan rata-rata air bersih
penduduk. Besar kehilangan air ini diperkirakan konstan dari awal sampai
akhir tahun rencana.
d. Fluktuasi pemakaian air bersih
Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air minum, faktor fluktuasi
pemakaian air bersih dapat menggunakan Standar Cipta Karya yaitu :
a. Hari maksimum = 1,15 x kebutuhan air rata-rata
b. Jam puncak = 1,75 xkebutuhan air rata-rata
Dimana :
Pn : jumlah penduduk pada tahun ke-n
Po : jumlah penduduk pada tahun awal
Tn : tahun ke-n
To : tahun awal
15
Ka : konstanta aritmatik
P1 : jumlah penduduk pada tahun I
P2 : jumlah penduduk pada tahun II
T1 : tahun I yang diketahui
T2 : tahun II yang diketahui
b. Metode Geometrik
Metode ini menganggap bahwa perkembangan atau jumlah penduduk akan
secara otomatis bertambah dengan sendirinya dan tidak memperhatikan
penurunan jumlah penduduk.
Persamaan yang digunakan adalah :
Dimana :
Pn : jumlah penduduk pada tahun ke-n
Po : jumlah penduduk pada tahun awal
r : rata-rata persentase pertambahan per tahun (%)
n : periode waktu proyeksi
Dimana :
Pn : jumlah penduduk pada tahun ke-n
n : selisih tahun yang dihitung terhadap tahun awal
16
a, b : konstanta, yang dihitung rumus:
Nilai y untuk masing-masing metode berbeda, untuk metode aritmatik nilai y adalah
jumlah pertumbuhan penduduk, nilai y untuk metode geometrik adalah ln dari jumlah
penduduk, dan untuk metode least square nilai y adalah jumlah penduduk.
17
Adapun kerugian pada penggunaan pipa ini adalah :
1. Kontruksi pipa keras sehingga mudah pecah.
2. Pipa berat sehingga sulit dan mahalpada proses pengangkutan.
b. Besi Galvanis (Galvanized Iron Pipe)
Pipa jenis ini bahannya terbuat dari pipa besi yang dilapisi seng. Umurnya
relatif pendek antara 7-10 tahun. Keuntungan penggunaan pipa ini adalah :
1. Harga terjangkau.
2. Ringan dan mudah diangkut.
3. Mudah dalam proses penyambungan.
Kerugian dari penggunaan pipa ini adalah mudah terjadi pengkaratan atau
korosi.
c. Pipa Plastis (PVC)
Pipa PVC (Poly Vinyl Chloride) sekarang ini banyak digunakan dalam
proyek-proyek jaringan distribusi air bersih. Panjang pipa ini antara 4-6 meter
dengan berbagai ukuran. Keuntungan penggunaan pipa ini adalah :
1. Harga cukup murah dan banyak tersedia di pasaran.
2. Sangat ringan sehingga mudah dalam proses pengangkutan dan
pemasangan.
3. Bahan terbuat dari plastil sehingga tahan karat.
Kelemahan dari pipa ini adalah koefisien muai yang cukup besar sehingga
tidak tahan terhadap suhu tinggi.
d. Pipa Baja (Steel Pipe)
Pipa ini terbuat dari baja lunak dan mempunyai banyak ukuran. Keuntungan
penggunaan pipa ini adalah umur pipa yang panjang hingga 40 tahun.
Kelemahan dari pipa ini adalah :
1. Berat sehingga proses pengangkutan sulit dan mahal.
2. Tidak tahan karat.
3. Untuk ukuran yang besar, proses penyambungannya agak sulit.
Selain jenis diatas, masih terdapat jenis pipa HDPE, yaitu pipa yang terbuat
dari bahan plastik berkualitas tinggi. Keuntungan pipa ini adalah :
18
1. Dapat dilengkungkan.
2. Tahan lama (50-100 tahun pada kondisi normal yaitu suhu 20°C).
3. Bebas korosi.
4. Dapat disambungkan dengan cara pemanasan (heat fusion).
19
3. Menahan tekanan kejut/surge/water hammer.
5. Pompa Air
Fungsi pompa adalah memberikan tekanan kepada air di dalam pipa untuk
dapat mengalir dari suatu titik pada level static head tertentu ke titik lain
dengan level static head yang lebih tinggi. Pada sistem penyediaan air minum,
fungsi pompa adalah untuk mengalirkan air di dalam jaringan perpipaan , baik
dari unit air baku menuju unit produksi maupun dari unit produksi ke unit
jaringan distribusi.
20
System loop adalah sistem jaringan perpipaan distribusi yang biasanya
digunakan di wilayah perkotaan dimana wilayah pelayanannya sangat luas.
Q = Q1 = Q2
A1 . V1 = A2 . V2
Dengan:
Q = debit aliran dalam pipa ( m3/dt )
V = kecepatan aliran dalam pipa ( m/dt )
A = luas penampang pipa ( m )
D = diameter pipa ( m )
21
2.7.2 Persamaan Energi
Pada aliran air dikenal persamaan energi (Bernoully) dan persamaan
kontinyuitas. Persamaan Bernoully secara umum (Triatmadja, 2009) yaitu :
22
makan tidak ada kehilangan energi (diameter kekasaran nol). Pada umumnya,
semakin bertambah umur pipa maka semakin besar pula friksinya.
Major losses dihitung berdasarkan persamaan sebagai berikut.
V = 0,275 x CHWx D2,65 x S0,64 ……………………………...…... 2.9
Dimana :
V : kecepatan aliran (m/dt)
CHW :koefisien kekasaran Hazen-William
D : diameter pipa (mm)
S : Hf/L = kemiringan saluran
Hf : kehilangan tekanan atau major losses (m)
L : panjang pipa (m)
b. Kehilangan Energi Minor (Minor Losses)
Minor losses adalah kehilangan tekanan pada accessories/fitting seperti pada
sambungan, reduser atau peralatan asesoris pipa lainnya.
Minor lossesdihitung berdasarkan persamaan sebagai berikut.
H = K (V2/2g) ……………………………………...…………...... 2.10
Dimana :
H : kehilangan tekanan di dalam pipa (m/dt)
V : kecepatan air lewat fitting (m/dt)
g : percepatan gravitasi (m/dt³)
K : koefisien kehilangan tekanan
Total kehilangan tekanan dalam saluran pipa yang diakibatkan oleh adanya
fittingbiasanya sangat kecil, sehingga untuk pipa yang panjang dan kecepatan aliran
yang tidak tinggi, kehilangan tekanan akibat fitting (minor losses) biasanya diabaikan.
23
Gambar 2.2 Aliran dalam pipa dengan kehilangan tinggi tenaga mayor dan minor.
Semua energi air saat keluar dalam bentuk energi kinetik.
Gambar 2.3 Aliran dalam pipa dengan kehilangan tinggi tenaga mayor dan
minor. Air keluar dengan masih menyisakan energi potensial
terhadap datum.
Ada beberapa persamaan empiris yang digunakan dengan masing-masing
keuntungan dan kerugiannya sendiri. Persamaaan Darcy Weisbach paling banyak
digunakan dalam aliran fluida secara umum. Untuk aliran air dengan viskositas yang
relatif tidak banyak berubah, persamaan Hazen Williams dapat digunakan
(Triatmadja, 2009).
a. Persamaan Darcy Weisbach
Persamaan Darcy Weisbach ditulis sebagai berikut.
24
Dimana :
hf : kehilangan tekanan atau energi major (m)
Q : debit air dalam pipa (m³/dt)
f : koefisien gesek Darcy Weisbach
L : panjang pipa (m)
D : diameter pipa (m)
U : kecepatan rerata aliran dalam pipa (m/dt)
g : percepatan gravitasi bumi (m/dt²)
kekasaran permukaan merupakan salah satu penyebab berkurangnya energi air
atau fluida selama pengalirannya. Kekasaran merupakan bilangan relatif
terhadap diameter (dalam pipa). Semakin besar diameter pipa, maka pipa
tersebut relatif tampak semakin halus dan koefisian kehilangan energi akibat
gesekan juga berkurang.
b. Persamaan Hazen Williams
Persamaan Hazen Williams dapat ditulis.
Q = CuCHWd2,63i0,54 …………………………………………......... 2.12
Dengan Cu = 0,2785 maka persamaan diatas dapat ditulis :
Q = 0,2785 CHWd2,63 i0,54 ………………………………………... 2.13
Dimana :
CHW : koefisian Hazen Williams
i : kemiringan atau slope garis tenaga = hf/L
D : diameter pipa
Q : debit aliran
25
Tabel 2.4 Variasi Diameter Kekasaran
Material (ε) mm Catatan
Asbestos Cement (Asbes semen) 0,0015
Brass (tembaga) 0,0015
Brick 0,6
Cast Iron, New (Besi tuang, baru) 0,2 – 5,5 Variasi besar
Concrete 0,3 – 3,0
Steel forms (cetak dengan baja) 0,18
Wooden forms (cetak dngan kayu) 0,6
Centrifugally spun 0,36
Cement 0,4 – 1,2
Copper 0,0015 – 4,6
Corrugated metal 45
Galvanized iron 0,10 – 4,6 Variasi besar
Glass 0,0015 Tidak ada variasi
Lead 0,0015
Plastic 0,0015 Tidak ada variasi
Steel
Coal-tar enamed 0,0048
New unlined 0,045
Riveted 0,9 - 9 Variasi besar
Wood stave 0,18 – 0,9
Sumber : Haested, 2000, Dougherty, Walsky, 2006, Daugherty dan Franzini
(1977)
26
Tabel 2.5 Koefisien Hazen-William
No Material CHW
1 ABS (Acrylonite Butadiene Styrene) 130
2 Aluminium 130-150
3 Asbestos Cement 140
4 Asphalt Lining 130-140
5 Brass 130-140
6 Brick sewer 90-100
7 Cast Iron-new unlined (CIP) 130
8 Cast Iron- 10 years old 107-113
9 Cast Iron- 20 years old 89-100
10 Cast Iron- 30 years old 75-90
11 Cast Iron- 40 years old 64-83
12 Cast Iron, asphalt coated 100
13 Cast Iron, cement lined 140
14 Cast Iron, bituminous lined 140
15 Cast Iron, sea coated 120
16 Cast Iron, wrought plain 100
17 Cement lining 130-140
18 Concrete 100-140
19 Concrete lined, steel form 140
20 Concrete lined, wooden form 120
21 Concrete, old 100-110
22 Copper 130-140
23 Corrugated Metal 60
24 Ductile Iron Pipe (DIP) 140
25 Ductile Iron, cement lined 120
26 Fiber 140
27 Fiber Glass Pipe-FRP 150
28 Galvanized iron 120
29 Glass 130
30 Lead 130-140
31 Metal Pipes-Very to extremely smooth 130-140
32 Plastic 130-150
33 Polyethylene, PE, PEH 140
34 Polyvinyl chloride, PVC, CPVC 150
35 Smooth Pipes 140
27
36 Steel new unlined 140-150
37 Steel , corrugated 60
38 Steel, welded and seamless 100
39 Steel, interior riveted, no projecting rivets 110
40 Steel, Projecting girth and horizontal rivets 100
41 Steel, vitrified, spiral-riveted 90-110
42 Tin 130
43 Vitrified Clay 110
44 Wrought iron, plain 100
45 Wooden and Masonry Pipe-Smooth 120
46 Wood Stave 110-120
Sumber:
http://miningdewateringpump.blogspot.co.id/20014_02_01_archipe.htm
l?m=1
Persamaan Kontinyuitas
Pada setiap node berlaku persamaan:
Persamaan Energi
Pada setiap pipa berlaku persamaan :
Hal ini dilkukan agar mendapatkan keseimbangan dan kontinyuitas aliran pada
jaringan perpipaan tersebut.
Dalam aliran perpipaan juga terdapat water hammer atau tekanan gelombang
air yaitu benturan-benturan yang diakibatkan oleh tertahannya aliran secara tiba-tiba
dalam suatu jalur pipa.Perisriwa ini akan menimbulkan perubahan tekanan tertentu di
28
dalam ipa tersebut. Water hammer dapat terjadi pada sistem gravitasi maupun sistem
pompa. Terjadinya water hammer banyak menimbulkan persoalan seperti kerusakan
peralatan perpipaan, pecahnya pipa, kesulitan dalam pengoperasian pipa, dan
berkurangnya kapasitas pipa.
Pada sistem gravitasi menggunakan manual valve, water hammer dapat
dicegah dengan mengatur waktu pembukaan dan penutupan valve. Hal ini
dikarenakan waktu penutupan sebuah valve mempunyai pengaruh langsung pada
besarnya tekanan gelombang yang terjadi. Waktu penutupan valve yang lebih cepat
akan menyebabkan tekanan gelombang yang lebih besar.
Dimana :
k : koefisien kehilangan energi minor
V : koefisien aliran
Koefisien k bergantung pada bentuk fisik belokan, penyempitan, katup dan
sebagainya. Harga k (selain katup) biasanya berkisar antara 0 – 1 yang merupakan
fungsi dari bahanm kehalusan pembuatan fitting, umur fitting, dan faktor manusia.
Selain itu, faktor kehilangan tenaga pada fitting sangat berpengaruhuntuk berbagai
macam sambungan. Sambungan lurus umunya mempunyai kehilangan energi
29
sekunder yang kecil, akan tetapi karena jumlahnya yang banyak, kehilangan
energinya bisa menjadi signifikan.
Katup dapat diatur tertutup dan terbuka sehingga mengubah diameter pipa
secara variatif. Dengan demikian kehilangan energi oleh katup menjadi variatif dan k
katup sangat bervariasi bergantung pada posisi katup.
Menurut Weibach, kehilangan energi pada belokan dapat ditulis sebagai
berikut (Triatmadja, 2009).
Dimana :
θ : sudut belokan
k : koefisien kehilangan energi
Untuk belokan lengkung, koefisien kehilangan energi sekunder dinyatakan sebagai
berikut (Triatmadja, 2009).
Dimana :
D : diameter pipa
R : jari-jari lengkung (sumbu) belokan
30
Fasilitas Waternet dibuat agar dapat memudahkan proses editing dan
analisispada perancangandan optimalisasi jaringan distribusi air.Output Waternet
dibuat dalam bentuk database, text maupun grafik yang memudahkan pengguna
untuk selanjutnya memprosesnya lebih lanjut dengan program lain ataupun langsung
menjadi hardcopy.
31
2.8.2 Teori Dasar Waternet
Program Waternet melakukan analisis aliran air dalam jaringan perpipaan baik
untuk pipa transmisi maupun distribusi berdasarkan prinsip hidraulika sebagai
berikut.
a. Persamaan Kontinyuitas
Q = Q1 = Q2
A1.U1 = A2.U2 …………………………………………............ 2.19
Dimana :
Q : debit (m³/dt)
A : luas penampang (m²)
U : kevepatan aliran (m/dt)
b. Persamaan Bernoulli
Dimana :
P : tekanan
z : tinggi datum
V : kecepatan rerata aliran dalam pipa
g : percepatan gravitasi bumi
he : tinggi kehilangan tenaga
γ : berat per unit volume atau berat jenis
Pada persamaan Bernoulli, program Waternet pun secara langsung
memperhitungkan kehilangan energi baik yang diakibatkan oleh kehilangan energi
utama (gesekan antara zat cair dengan dinding pipa) maupun kehilangan energi
sekunder (perubahan penampang, sambungan, saringan, dan belokan pipa) dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut.
a. Persamaan Darcy-Weisbach
32
Dimana :
hf : kehilangan tekanan atau energi major (m)
Q : debit air dalam pipa (m³/dt)
f : koefisien gesek Darcy Weisbach
L : panjang pipa (m)
D : diameter pipa (m)
U : kecepatan rerata aliran dalam pipa (m/dt)
g : percepatan gravitasi bumi (m/dt²)
b. Persamaan Kehilangan Energi Sekunder
1. Pembesaran Penampang
2. Pengecilan Penampang
3. Belokan Pipa
Dimana :
hf : kehilangan tenaga sekunder (m)
A : luas penampang pipa (m)
U : kecepatan rerata aliran dalam pipa (m/dt)
g : percepatan gravitasi (m/dt²)
kb : koefisien kehilangan energi sebagai fungsi sudut belokan α°
33
2.8.3 Cara Pengoperasian Program Waternet
Berikut ini diuraikan sedikit tentang cara menggunakan aplikasi program
Waternet sampai pada proses RUN.
34
Gambar 2.5 Tampilan menu Default
Setelah selesai mengisi isian pada menu Default, klik tombol OK
sehingga jendela Default akan menutup dan muncul jendela Paper. Isikan pilihan
A4 pada Paper Size, Landscape pada Orientation dan semua margin diisikan
ukuran (misalnya 1 cm). Selanjutnya klik tombol Apply &Exit.
35
2. Menggambar Jaringan Pipa
Dengan menggunakan fasilitas Drawing Tools yang tersedia pada aplikasi
Waternet, maka kita dapat menggambar jaringan pipa dengan semua
komponennya seperti sumber air, reservoir, pompa, katup, dan lainnya, seperti
gambar berikut.
3. Proses Running
Setelah proses penggambaran selesai, klik tombol GO pada pada menu
atas lalu akan muncul jendela informasi variabel yang digunakan dalam simulasi
seperti gambar berikut.
36
Gambar 2.8 Jendela informasi variable
Pada jendela Variable used for Simulation untuk Flow Type dipilih
Constant untuk tipe aliran karena saat ini belum dilakukan pemilihan tipe aliran.
Pada bagian atas pilih hanya Run Hydraulic Model saja untuk mensimulasi
analisis hidraulika saja tanpa kualitas air. Kemudian klik GO pada jendela dan
Waternet segera Running.
Hasil Running dilaporkan secara singkat dengan jendela Report. Pada
bagian kanan atas jendela Report terdapat lingkaran berwarna yang jika berwarna
hijau menunjukkan bahwa simulasi sukses dan jaringan tidak bermasalah. Warna
merah atau kuning pada lingkaran menunjukkkan bahwa jaringan mengalami
masalah yang ditampilkan dalam bentuk pesan pada tiga combo box.
37
Gambar 2.9 Hasil simulasi dari program Waternet
Simulasi jaringan yang belum sukses dapat diperbaiki dengan bantuan
pesan pada combo box (lingkaran merah). Klik tombol Exit untuk memunculkan
gambar jaringan yang sudah dilengkapi dengan arah aliran. Jika hasil simulasi
pada jendela Report bertuliskan Stop or aborted, berarti harus dilakukan simulasi
ulang karena program Waternet menunjukkan mendapatkan kejanggalan/masalah
yang akan muncul akibat perhitungan yang kurang tepat (lihat lingkaran merah).
Untuk itu perlu dilakukan perubahan pada jaringan pipa sesuai pesan pada combo
box sampai hasil simulasi pada jendela Report menunjukkkan lingkaran hijau
atau OK.
38