NIM : 042011333067
Kelas : O
First Speaker :
Dr. Azam Abdelhakeem Khalid Ahmed
Department of Accounting and Finance, Faculty of Management and Economics
Sultan Idris Education University
Ringkasan :
1. Audit Syariah
Audit Syariah atau yang biasa disebut audit agama atau audit islam. Penyebutan ini telah
digunakan secara bergantian di masa lalu. Hingga pada saat ini, audit syariah ini terus
dikaitkan dengan internal review syariah.
Menurut (BNM,2010) menyatakan bahwa definisi dari audit syariah adalah penilaian
berkala yang dilakukan dari waktu untuk memberikan penilaian independent dan jaminan
objektif yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan tingkat kepatuhan
tentang tujuan utama untuk memastikan sistem pengendalian internal yang sehat dan
efektif untuk kepatuhan syariah.
2. Ruang Lingkup Audit Syariah
Ruang lingkup audit syariah sendiri telah dijabarkan dalam (Hameed, 2009) yang dimana
Hameed mendefinisikan audit sebagai proses sistematis dalam memperoleh bukti yang
cukup dan tepat untuk membentuk opini, apakah subjek (dari proses, personel, kinerja
keuangan dan nonkeuangan, posisi keuangan, sistem, pemasaran, produk, transaksi,
hingga kontrak) sesuai dengan kriteria (aturan dan prinsip) yang diterima secara luas oleh
komunitas agama islam dan untuk pelaporan terhadap pemangku kepentingan.
Audit syariah sendiri bertujuan agar menuju keadilan sosial-ekonomi. Beberapa yang
perlu diperhatikan secara khusus dalam audit syariah sendiri adalah manajemen sumber
daya manusia, pemasaran, operasi bisnis, penilaian perhitungan dan pembayaran zakat,
kontribusi sosial, dan lingkungan IFI. AAOIFI memberikan definisi ruang lingkup audit
sebagai sebuah prosedur audit yang dianggap perlu oleh keadaan auditor untuk mencapai
tujuan audit. Selain itu, menurut (BNM, 2010), audit syariah yang disyaratkan harus
mencakup beberapa hal, seperti audit laporan keuangan dan audit kepatuhan Syariah
terhadap struktur organisasi, manusia, proses, sistem informasi, dan peninjauan
kecukupan terhadap aturan pemerintah.
3. Peran Auditor Syariah
Terdapat beberapa peran auditor Syariah, seperti :
Bertanggung jawab kepada manajemen dan masyarakat luas serta yang paling
tertinggi yaitu kepada Tuhan
Melaksanakan tanggung jawab ‘amr bil ma’ruf wa naih an al munkar’
(menegakkan yang benar dan melarang yang salah)
Untuk menilai kepatuhan syariah dalam laporan keuangan
Memberikan saran terhadap laporan keuangan
Memeriksa kinerja keagamaan yang sebenarnya
Sebagai pelaporan kepada pengelola dana zakat
Selain itu, menurut IFIS, auditor syariah sendiri adalah untuk memastikan kepatuhan
Syariah dalam semua aspek kegiatan bisnis dan menjamin perlindungan kepentingan
semua pemangku kepentingan demi mencapai maslahah di dunia ini serta memperluas
adanya realisasi falah di akhirat. Selain itu, auditor sendiri bertanggung jawab dan
akuntabel kepada semua pemangku kepentingan serta bertanggung jawab pula kepada
Tuhan.
Second Speaker
Dr. Anthony Liu
Director of Accounting Program, DBH
BNU-HKBU United International College
Ringkasan :