Reaksi Oksidasi :
CH4 + 2O2 --> CO2 + 2H2O *Reaksi pembakaran sempurna
CH4 + O2 --> CO + H2O + H2 *Reaksi pembakaran tidak sempurna
5
Api dan Kebakaran
PERBEDAAN
API KEBAKARAN
- BERMANFAAT - TIDAK BERMANFAAT
- TERKENDALI - TIDAK TERKENDALI
- TIDAK MERUGIKAN - MERUGIKAN
6
Kebakaran
Api yang tidak terkendali, tidak dikehendaki dan menimbulkan
kerugian (materi/nyawa manusia)
7
2. Teori Kebakaran
Teori Segi Tiga Api
Teori Bidang Empat Api
TEORI SEGI TIGA API
Unsur-unsur yang harus ada didalam proses api
adalah : Kandungan oksigen di dalam
- Bahan bakar udara mencukupi untuk
terjadinya api (O2 ≥ 16%)
- Oksigen
- Panas
ER
OX
TU
Y
RA
GE
E FIRE
N
MP
Untuk terjadinya api
TE
9
Teori Bidang Empat Api (The Fire Tetrahedron)
Teori lebih lanjut yang menggambarkan
terjadinya api adalah Bidang empat api :
1. Bahan bakar
2. Oksigen
3. Panas
4. Reaksi berantai (Chain Reaction)
10
SIKLUS HIDUP API
Dalam teori yang dikembangkan oleh POWEL unsur-unsur yang
menunjang terjadinya api adalah :
1. Panas yang masuk
2. Bahan bakar
3. Oksigen
4. Perbandingan
5. Percampuran
6. Sumber penyalaan
11
3. Unsur-unsur Api
1. BAHAN BAKAR (FUEL)
Bahan bakar (Fuel) dapat berupa zat padat, cair dan gas.
Pada dasarnya semua bahan bakar bisa terbakar harus dalam bentuk
uap, kecuali logam atau bahan padat yang dibuat dalam bentuk partikel
yang halus/kabut.
Bahan bakar padat dapat berubah dalam bentuk gas melalui proses
Pyrolisa.
Pyrolisa
Penguraian biomassa (lysis) karena panas (pyro) pada suhu lebih dari
150oC.
Dekomposisi kimia bahan organik melalui proses pemanasan tanpa
atau dengan sedikit oksigen, dimana material tersebut akan
mengalami pemecahan struktur kimia menjadi fasa gas/uap.
13
2. OKSIGEN (O2)
Oksigen merupakan unsur pokok yang sangat diperlukan
dalam proses pembakaran.
Udara bebas mengandung oksigen dengan konsentrasi
sekitar 20,8 %
Oksigen yang diperlukan untuk proses pembakaran paling
sedikit sekitar 16 %.
14
3. Sumber Panas/Penyalaan
Sumber panas/penyalaan untuk proses terjadinya api pada
antara lain:
1. Api terbuka (Open flame)
2. Gesekan (Friction)
3. Reaksi kimia (Chemical reaction)
4. Bunga api listrik (Electric spark)
5. Listrik Statis (Static electricity)
6. Petir (Lightening)
7. Sinar matahari (Sun light)
15
4. Reaksi pembakaran berantai (Chain Reaction)
Pada proses pembakaran yang normal (timbul nyala), reaksi kimia yang
terjadi menghasilkan beberapa zat hasil pembakaran, yaitu:
CO, CO2, SO2, asap, gas
Hasil lain dari reaksi ini : atom bebas Oksigen & Hidrogen yang disebut
RADIKAL, yaitu dalam bentuk HIDROKSIL (OH)
Bila ada 2 gugus OH, kemungkinan akan pecah menjadi H2O dan Radikal
Bebas O.
OH- + OH- H2O + O radikal
O radikal ini selanjutnya sebagai umpan lagi pada proses pembakaran,
sehingga peristiwa ini disebut : Reaksi Pembakaran Berantai
16
Nyala Api
Nyala api adalah gas hasil reaksi dengan panas dan cahaya yang
ditimbulkannya.
Nyala api akan lebih mudah terlihat ketika karbon dan padatan
lainnya yang dihasilkan oleh pembakaran tidak sempurna naik dan
berpijar akibat temperatur dengan warna merah, jingga, kuning,
atau putih, tergantung dari temperaturnya.
17
4. Flash Point, Autoignition Point,
Fire Point
Flash Point, Autoignition Temperature, Fire Point
Flash Point (Titik Nyala)
- Suhu terendah dimana senyawa/bahan mengeluarkan uap yang
cukup untuk membentuk campuran dengan udara yang dapat
terbakar.
- Adanya sumber api akan terjadi penyalaan sesaat.
19
Flash Point, Autoignition Temperature, Fire Point
Auto Ignition Temperature (Suhu Penyalaan Sendiri)
- Temperatur terendah dimana suatu zat dapat menyala dengan
sendirinya tanpa adanya sumber panas/penyalaan dari luar.
Bahan mudah menyala bila Flash Point di bawah 60oC (140oF).
20
5. Flammibility Range
Flammability
Flammability/Flammabilitas
=> kemudahan suatu bahan dapat menyala/
terbakar, yang ditentukan oleh parameter
berikut :
1. Flash Point (titik nyala)
2. Autoignition Temperature
3. Flammable Range (LEL-UEL)
22
Flammability Range (FR)
FR adalah daerah batas konsentrasi campuran antara uap bahan
bakar dan udara yang mengandung oksigen pada konsentrasi
tertentu dapat terbakar bila ada sumber api.
Explosive limit / Flammability Range : rentang konsentrasi uap bahan
di udara yang dapat terjadi kebakaran dengan adanya sumber api.
Konsentrasi ini dibatasi oleh :
Batas bisa terbakar bawah => LEL (Lower Explosive Limit) atau
LFL (Lower Flammablity Limit), yaitu konsentrasi minimum uap di
udara yang diperlukan untuk menjadikan kebakaran.
Batas bisa terbakar atas => UEL(Upper Explosive Limit) atau UFL
(Upper Flammablity Limit), yaitu konsentrasi maksimum uap di
udara dapat terbakar. Di atas konsentrasi maksimum api akan
padam.
23
Flammability Range (FR)
%Vapour
(Kadar Flammable Gas di Udara)
Daerah Jenuh
Flammable Gas
%UEL = %UFL
%LEL = %LFL
Daerah Miskin
Flammable Gas
%O2
(Kadar O2 di Udara) 21 % + 16 %
24
Flammability Range (FR)
25
PROSES TERJADINYA API
1. SUMBER PANAS
TITIK NYALA
2. BAHAN BAKAR
(FIRE POINT)
(dalam bentuk uap)
DAERAH BISA TERBAKAR
(FLAMMABLE RANGE)
3. UDARA (Oksigen)
26
5. Teknik Pemadaman Api
Teknik Pemadam Kebakaran
Prinsip didalam pemadaman kebakaran adalah merusak
keseimbangan pada “BIDANG EMPAT API”, yaitu :
1. Starvation
2. Smothering
3. Cooling
4. Dillution
5. Inhibition of Chain Reaction
28
Teknik Pemadam Kebakaran
29
STARVATION
Adalah teknik pemadaman dengan cara mengambil /
mengurangi konsentrasi dari bahan bakar yang terbakar sampai
batas bisa terbakar bawah.
30
SMOTHERING
31
DILLUTION
32
COOLING
Teknik pemadaman dengan cara mengambil jumlah panas
dari bahan bakar yang terbakar sampai di bawah Titik
Nyalanya (Flash Point).
Misalnya teknik pemadaman dengan cara menyemprotkan
air pada kebakaran bahan bakar Klas A (kayu).
33
INHIBITION OF CHAIN REACTION
Teknik pemadaman dengan cara memutus rantai reaksi
kebakaran.
Teknik ini dapat dilakukan misalnya dengan cara
menyemprotkan media pemadam Halon pada daerah yang
terbakar atau media pemadam Dry Powder khusus.
Media pemadam akan mengikat Oksigen radikal, sehingga
reaksi pembakaran berantai akan putus.
34
ISOLASI, PENGURAIAN, PENDINGINAN
Smothering/
I ISOLASI O2
II
Starvation/
URAI BBM
III Cooling
INTENSITAS
Flashover
3 - 10 menit
STEDY
Fully development fires
(600-1000 o C)
TIME
Source
Energy
Effect of Fire on Outcome
People, Property Rate of heat release
and Flame spread
Environment Smoke obscuration
Toxicity
Ignitibility by heat
transfer
38