Anda di halaman 1dari 13

A.

Pengkajian
1. Identitas Diri Klien

Nama : Ny. T

Tempat/ Tgl lahir : Banjarnegara, 2 April 1968

Usia : 47 tahun 7 bulan

Pekerjaan : Pegawai swasta

Jenis Kelamin : Perempuan

Pendidikan : SMP

Status Perkawinan : Menikah

Agama : Islam

Suku bangsa : Jawa

Alamat : Banjarnegara

Dx Medis : Ca Serviks III B, Imbalance cairan elektrolit, hipoalbuminemia, anemia

Tanggal masuk RS : 06/11/2015

Jam Pengkajian : 10/11/2015 pukul 07.00

Identitas Penanggung Jawab

 Nama Suami : Tn T S

Hubungan dengan Pasien : Suami

2. Status kesehatan saat ini


a. Riwayat Masuk Rumah sakit :
Pasien datang sendiri dengan keluhan lemas, tidak mau makan, BAK lancar,
BAB cair, pasien sudah pernah diperiksa di poli dan dikatakan Ca Serviks III B
sudah mendapatkan antri mondok . Sebelumnya pasien merupakan kiriman dari
RSUP Anna Lasinamah Banjarnegara dengan keterangan Ca Serviks. Pasien
mengeluh perdarahan vaginal di luar menstruasi.
b. Keluhan utama
Pasien mengatakan mules pada bagian perut bawah, mules seperti melilit.
c. Lamanya keluhan : ± 7 bulan
d. Timbulnya keluhan: ( V ) Bertahap ( ) Mendadak
e. Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya :
Sendiri :-
Oleh orang lain : Suami pasien menyatakan pada bulan Agustus mencoba
berobat ke pengobatan cina tetapi tidak membaik dan kemudian pasien
mengeluh perdarahan.
3. Riwayat Keluarga
a. Genogram:
b. Riwayat kesehatan keluarga :
Suami pasien mengatakan dari keluarga tidak memiliki riwayat penyakit
turunan seperti hipertensi, jantung diabetes mellitus dan asma. Suami  pasien
pasien mengatakan mengatakan keluarga keluarga tidak ada yang menderita
menderita penyakit penyakit yang sama.
4. Riwayat kesehatan yang lalu
a. Penyakit yang pernah dialami
1). Kanak-kanak Kanak-kanak : Tidak ada
2). Kecelakaan Kecelakaan : Tidak ada
3). Pernah dirawat dirawat : di RS Imanuel Imanuel 2 x
4). Operasi Operasi : 1x biopsi  
b. Alergi : Tidak ada
c. Kebiasaan : merokok/ kopi/ obat/ alkohol/ lain-lain : Tidak ada
d. Obat-obatan Obat-obatan : -
5. Reproduksi Kehamilan G0P2A0Ah2
a. Riwayat Menstruasi
1). Menarche: 15 tahun
2). Siklus: 30 tahun
3). Durasi: 3-5 hari
4). Haid Terakhir: 2 Oktober 2015
5). Dismenore: Pasien mengatakan mengalami sakit perut sebelum
menstruasi dan pada hari pertama menstruasi saja
6). Menopause: Belum
7). Riwayat Menikah: 1 x selama 30 tahun
8). Umur Menikah: 17 tahun
b. Riwayat KB:
Pasien mengatakan menggunakan alat kontrasepsi yaitu pil KB
6. Pola kebiasaan klien
a. Aspek Fisik-Biologis
1). Pola Nutrisi
a). Sebelum sakit
Suami pasien mengatakan sebelum sakit dirumah makan makan
2-3 klai dalam sehari yaitu dengan sayur dan lauk pauk. Pasien
mengatakan saat masih kerja di konveksi dengan teman-
temannya sering makan mie instan dan minum the botol
b). Selama sakit
Pasien mengatakan diet dari rumah sakit tidak pernah
dihabiskan. Suami pasien mengatakan sejak sakit pasien tidak
mau makan dan hanya minum susu yang diberikan dari rumah
sakit itupun tidak habis
2). Pola Cairan dan Elektrolit
a). Sebelum sakit
Suami pasien mengatakan sebelum sakit di rumah minum air
putih kurang lebih 7-8 gelas dalam sehari. Pasien mengatakan
saat masih kerja suka minum teh botol
b). Selama sakit
Suami pasien mengatakan dirumah sakit minum air putih
kurang lebih 2 botol aqua tanggung dalam sehari. Suami pasien
mengatakan pasien semenjak sakit susah makan dan minum
3). Pola Eliminasi
a). Sebelum sakit
Pasien BAB teratur dan lancar x sehari dengan WC jongkok,
warna feses kuning dan berbentuk padat lunak. Pasien tidak
pernah memakai obat pencahar untuk melancarkan BAB. Klien
BAK sebanyak 5-6 kali (1500ml/hari) dengan warna urine
bening dan berbau khas urin
b). Selama sakit
Pasien selama di Rumah sakit sudah BAB saat hari pengkajian
pasien sudah BAB 2x dengan konsistensi lunak berwarna
kuning dan bau khas. Pasien mengatakan BAK tidak tau berapa
kali karena menggunakan kateter saat pengakjian urin yang
tertampung di urin bag terdapat 200 cc berwarna kuning
kecoklatan bau khas.
4). Pola Aktifitas, Tidur, dan Istirahat
a). Sebelum sakit
Pasien mengatakan pasien biasnaya melakukan aktifitas dasar
seperti makan, minum, toileting, berpakaian dengan mandiri
tidak menggunakan alat abntu. Pasien mengatakan tidur selama
kurang lebih 8 jam sehari. Sebelum tidur pasien mengatakan
berdoa dulu dan tidak pernah minum obat tidur
b). Selama sakit
Pasien mengatakan selama dirumah sakit tidur biasa kurang
lebih 8 jam sehari, tetapi seluruh aktivitas selama di rumah
sakit pasien tergantung total dan hanya berbaring di tempat
tidur.
7. Aspek Intelektual-Psikososial-Spiritual
a. Aspek Mental
Pasien dan keluarga mengatakan berharap akan kesembuhan pasien. Pasien terlihat
sering melamun, saat pengkajian saat ditanya tentang sakitnya pasien menangis,
pasien jarang menatap perawat ketika diajak  bicara,  bicara, pasien jarang
menjawab menjawab ketika ditanya ditanya dan menjawab menjawab seperlunya.
Suami pasien mengatakan semenjak sakit pasien hanya menangis dan diam. Suami
pasien mengatakan awalnya pasien merahasiakan sakitnya
b. Aspek intelektual
Pasien mengatakan tahu tentang penyakitnya yaitu kanker serviks, untuk yang
lainnya pasien tidak menjawab karena pasien kurang kooperatif
c. Aspek Sosial
Hubungan keluarga dengan pasien sangat baik itu terbukti pasien selama di rumah
sakit selalu di tunggu oleh suaminya.
d. Aspek Spiritual
Pasien dan keluarga menganut agama Islam, keluarga mengatakan selalu berdoa
untuk kebaikan pasien
8. Pemeriksaan Fisik
a. Kesadaran Umum
1). KU : lemah
2). Kesadaran : Composmentis
3). Status Gizi :
TB = 155 cm
BB = 40 kg
IMT = 16.6 kg/m2  (normal)
Suami pasien mengatakan dahulu berat badan pasien 52 kg
4). Tanda- tanda vital :
Suhu = 37 ºC  
Nadi = 100 x/ menit
RR = 22 x/ menit
TD = 100/50 mmHg
b. Pemeriksaan secara sistematik (Cepalo Caudal)
1). Kepala
Bentuk kepala mesocephal, rambut warna hitam, mudah rontok, keadaan
bersih, tidak ada lesi.
2). Mata
Bentuk mata simetris, sclera tidak ikterik, konjungtiva anemis,  pasien
mengatakan fungsi penglihatan tidak ada gangguan.
3). Hidung
Bentuk simetris, keadaan bersih, tidak ada polip, tidak ada  pernafasan
pernafasan cuping hidung. hidung. Pasien terpasang terpasang kanul binasal
binasal 3 liter/menit.
4). Mulut
Bentuk simetris, tidak ada kelainan kongenital, membran mukosa kering.
5). Lidah
Bersih, tidak pucat, tidak ada stomatitis.
6). Dada
a). Respirasi
Inspeksi Inspeksi : Dada Simetris, Simetris, tidak ada Retraksi, tidak
ada lesi
Auskultasi : Respirasi 22 x/menit
b). Abdomen
Inspeksi : Simetris, Asites (-) , Retraksi (-) , Tidak ada  penonjolan
Auskultasi : Peristaltik usus 26 x/menit
Perkusi : Terdengar suara dull pada kuadran I dan tympani pada
kuadran II, III, IV
Palpasi : Saat dipalpasi tidak ada perbesaran hepar, tidak ada nyeri
tekan pada kudran I, II, III, IV, terdapat nyeri tekan pada abdomen
bawah.
7). Integumen
Turgor kulit elastis, Tidak ada kelainan
Kuku : Capilar Refill < 2detik
8). Ekstermitas
Atas : Anggota gerak lengkap tidak ada kelainan, warna kulit  putih. Pada
tangan kanan terpasang infus 2 jalur NaCl dan Vascon.
Bawah : Anggota gerak lengkap, kaki terlihat simetris, warna kulit  putih.
Pada kaki kanan terpasang infus NaCl
Tonus otot

9). Genetalia
Tidak terkaji, pasien terpasang kateter tunggal.
9. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 10 November 2021
B. Analisa Data

No Data Masalah Etiologi


.

1. Data Subjektif: nafsu makan Defisit Nutrisi Faktor Psikologis


menurun
Data Objektif: berat badan menurun
minimal 10% dibawah rentang ideal
A: TB = 155 cm
BB = 40 kg
IMT = 16.6
LILA: 26 cm
B: Hb: 13,9 g/dL
Creatinin: 0,5 mg/dL
Natrium: 127 mmol/l
Kalium: 1,8 mmol/l
Calsium: 1,9 mmol/l
C: Turgor kulit sedang, membran
mukosa mulut kering, tampak
lemah
D: Diet lunak/lembek, frekuensi
makan 3x sehari, setiap makan habis
3 sendok

2. Ds: Ansietas Ancaman Terhadap


- Suami pasien mengatakan Kematian
semenjak sakit pasien hanya
menangis dan diam
- Suami pasien mengatakan
awalnya pasien merahasiakan
sakitnya

Do:
- Tampak gelisah
- Pasien terlihat sering melamun
- Saat pengkajian saat ditanya
tentang sakitnya pasien menangis
- Pasien jarang menatap perawat
ketika diajak bicara
- Pasien jarang menjawab ketika
ditanya dan menjawab seperlunya
- Pasien berbicara lirih

3. DS: Intoleransi Aktifitas Kelemahan


- Pasien mengeluh lelah
DO:
- Frekuensi jantung meningkat
>20% dari kondisi istirahat

C. Diagnosa Keperwatan
1. Defisit Nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis ditandai dengan berat badan
menurun minimal 10% dibawah rentang ideal
2. Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap kematian ditandai dengan tampak
gelisah
3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan pasien
mengeluh lelah
D. Intervensi

No Dx Kep SLKI SIKI


.
1. Defisit Nutrisi Status nutrisi Manajemen nutrisi
berhubungan
Setelah dilakukan tindakan Observasi :
dengan faktor
psikologis keperawatan 1x24 jam 1. Identifikasi status nutrisi
ditandai
mendapatkan kriteria hasil: 2. Identifikasi alergi dan intoleransi
dengan berat
badan menurun 1. Porsi makanan yang makanan
minimal 10%
dihabiskan dari skala 2 3. Identifikasi makanan yang disukai
dibawah
rentang ideal (cukup menurun) menjadi 4. Identifikasi kebutuhan kalori dan
skala 4 (cukup meningkat) jenis nutrien
2. Nafsu makan dari skala 2 5. Monitor hasil pemeriksaan
(cukup memburuk) laboratorium
menjadi skala 4 (cukup Terapeutik :
membaik) 1. Sajikan makanan secara menarik
3. Verbalisasi keinginan dan suhu yang sesuai
untuk meningkatkan 2. Berikan makanan tinggi kalori dan
nutrisi dari skala 2 (cukup tinggi protein
menurun) menjadi skala 4 Edukasi :
(cukup meningkat) 1. Anjurkan posisi duduk
Kolaborasi :
1. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan
2. Ansietas Tingkat Ansietas Reduksi Ansietas
berhubungan
Setelah dilakukan tindakan Observasi:
dengan
ancaman keperawatan 1x24 jam - Identifikasi saat tingkat ansietas
terhadap
mendapatkan kriteria hasil: meningkat (mis. Kondisi, waktu,
kematian
ditandai 1. Verbalisasi khawatir stresor)
dengan tampak
akibat kondisi yang - Identifikasi kemampuan
gelisah
dihadapi dari skala 1 mengambil keputusan
(meningkat) menjadi - Monitor tanda-tanda ansietas
sakala 5 (menurun) (verbal dan non verbal)
2. Palpitasi dari skala 1 Terapeutik:
(meningkat) menjadi - Ciptakan suasana terapeutik
skala 5 (menurun) untuk menumbuhkan
3. Kontak mata dari skala 4 kepercayaan
(cukup membaik) - Temani pasien untuk
menjadi skala 5 mengurangi kecemasan, jika
(membaik) memungkinkan
- Pahami situasi yang membuat
ansietas
- Motivasi mengidentifikasi
situasi yang memicu kecemasan
Edukasi:
- Jelaskan prosedur, termasuk
sensai yang mungkin dialami
- Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
- Latih teknik relaksasi
Kolaborasi:
- Kolaborasi pemberian obat
antiansietas, jika perlu
3. Intoleransi Toleransi Aktifitas Menejemen Energi
aktifitas 1. Observasi
Setelah dilakukan tindakan
berhubungan o Identifkasi gangguan
dengan keperawatan 1x24 jam fungsi tubuh yang
kelemahan mengakibatkan kelelahan
mendapatkan kriteria hasil:
ditandai o Monitor kelelahan fisik
dengan pasien 1. Kemudahan dalam dan emosional
mengeluh lelah o Monitor pola dan jam
melakukan aktifitas
tidur
sehari-hari dari skala 1 o Monitor lokasi dan
(menurun) menjadi skala ketidaknyamanan selama
melakukan aktivitas
5 (meningkat) 2. Terapeutik
2. Kecepatan berjalan dari o Sediakan lingkungan
nyaman dan rendah stimulus
skala 1 (menurun) (mis. cahaya, suara, kunjungan)
menjadi skala 5 o Lakukan rentang gerak
pasif dan/atau aktif
(meningkat)
3. Jarak berjalan dari skala o Berikan aktivitas
1 (menurun) menjadi distraksi yang menyenangkan
o Fasilitas duduk di sisi
skala 5 (meningkat) tempat tidur, jika tidak dapat
4. Keluhan lelah dari skala berpindah atau berjalan
3. Edukasi
1 (meningkat) menjadi o Anjurkan tirah baring
skala 5 (menurun) o Anjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
o Anjurkan menghubungi
perawat jika tanda dan gejala
kelelahan tidak berkurang
o Ajarkan strategi koping
untuk mengurangi kelelahan
4. Kolaborasi
o Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara meningkatkan
asupan makanan

3.5.6 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan


No. Dx Kep Implementasi Evaluasi Paraf
1. Defisit Nutrisi 1. mengidentifikasi status S: pasien mengatakan sudah
berhubungan
nutrisi mulai menghabiskan sedikit
dengan faktor
psikologis 2. mengidentifikasi makanan
ditandai
makanan yang disukai O: berat badan menurun
dengan berat
badan 3. mengidentifikasi minimal 10% dibawah rentang
menurun
kebutuhan kalori dan ideal
minimal 10%
dibawah jenis nutrien A: TB = 155 cm
rentang ideal
4. memonitor hasil BB = 40 kg
pemeriksaan IMT = 16.6
laboratorium LILA: 26 cm
5. menyajikan makanan B: Hb: 13,9 g/dL
secara menarik dan suhu Creatinin: 0,5 mg/dL
yang sesuai Natrium: 127 mmol/l
6. memberikan makanan Kalium: 1,8 mmol/l
tinggi kalori dan tinggi Calsium: 1,9 mmol/l
protein C: Turgor kulit sedang,
membran mukosa mulut
kering, tampak lemah
D: Diet lunak/lembek,
frekuensi makan 3x sehari,
setiap makan habis 4 sendok
A: Masalah Keperawatan
belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
2. Ansietas 1. Mengidentifikasi saat S: Suami pasien mengatakan
semenjak sakit pasien hanya
berhubungan tingkat ansietas
menangis dan diam
dengan meningkat (mis. O: Verbalisasi khawatir akibat
Ancaman Kondisi, waktu, kondisi yang dialami menurun,
terhadap stresor) palpitasi skala 4 (cukup
kematian 2. Mengidentifikasi menurun)
kemampuan A: Masalah teratasi sebagian
mengambil keputusan P: Intervensi dilanjutkan
3. Memonitor tanda-
tanda ansietas (verbal
dan non verbal)
4. Menciptakan suasana
terapeutik untuk
menumbuhkan
kepercayaan
5. Menemani pasien
untuk mengurangi
kecemasan, jika
memungkinkan
6. Memahami situasi
yang membuat
ansietas
7. Memotivasi
mengidentifikasi
situasi yang memicu
kecemasan
8. menjelaskan prosedur,
termasuk sensai yang
mungkin dialami
9. Menganjurkan
mengungkapkan
perasaan dan persepsi
10. Melatih teknik
relaksasi
11. Mengkolaborasi
pemberian obat
antiansietas, jika
perlu
3. Intoleransi 1. mengidentifkasi gangguan S: pasien mengatakan merasa
aktifitas fungsi tubuh yang segar
berhubungan mengakibatkan kelelahan O: Frekuensi jantung menurn
dengan 2. memonitor <20% dari kondisi istirahat
kelemahan kelelahan fisik dan A: Masalah Keperawatan
ditandai emosional Teratasi
dengan pasien 3. memonitor P: Intervensi dihentikan
mengeluh lelah pola dan jam tidur
4. melakukan
rentang gerak pasif
dan/atau aktif
5. menganjurkan
tirah baring
6. menganjurkan
melakukan aktivitas secara
bertahap
7. mengajarkan
strategi koping untuk
mengurangi kelelahan

Terapi Paliatif Pada Kanker Serviks

Penderita yang mengalami tahap terminal kanker serviks, dilakukan terapi paliatif
mencakup cara pencegahan gejala, deteksi dini, dan penanganan masalah psikologi dan
psikososial yang dialami pasien

Dalam menjalankan terapi paliatif, anggota keluarga dapat bertindak sebagai pemberi
perawatan utama dirumah. Terkadang, ini merupakan satu-satunya pilihan bagi wanita
yang tinggal di daerah terpencil. Tenaga medis dapat melatih anggota keluarga tentang
cara-cara memberikan obat pada pasien serta menggunakan teknik sederhana untuk
memperbaiki kenyamanan dan kondisi pasien. Tenaga medis juga dapat memberikan
pelatihan pada pasien, keluarga, maupun yang merawat pasien untuk mengontrol gejala-
gejala penyakit yang mungkin timbul. Perawatan di rumah dapat mengalami kegagalan,
jika jaringan informal justru tidak memberikan lingkungan emosi dan sosial yang sangat
penting untuk perawatan paliatif pasien kanker.

Pasien kanker menghadapi tekanan psikologis karena kanker menimbulkan berbagai


implikasi seperti rasa sakit, ketergantungan pada orang lain, ketidakmampuan dan
ketidakberdayaan, hilangnya fungsi-fungsi tubuh, dan sebaginya. Pasien mengalami rasa
takut, cemas, shock, putus asa, marah, serta depresi. Perasaan yang timbul pada diri
pasien justru akan berdampak negatif pada bagaimana pasien menghadapi gejala
penyakitnya. Oleh karena itu, dukungan emosi, psikososial, dan spiritual, dapat
membantu mengatasi perasaan negatif pasien serta memperbaiki kualitas hidup pasien.

Terkait dengan teknologi, keluarga pasien kerap dihadapkan pilihan untuk menggunakan
kemajuan teknologi. Karena terapi dengan menggunakan teknologi, memerlukan biaya
yang cukup mahal serta merupakan terapi agresif.

Tujuan Perawatan Paliatif Pada Pasien Kanker Stadium Temrinal

1. Fisik

Tujuan yang akan dicapai dalam perawatan paliatif dibuat dengan memperhatikan hal
realistik yang ingin dicapai oleh pasien. Hal ini biasnaya disampaikan dalam bentuk
fungsi tubuh misalnya Aku ingin bisa melakukan… atau kejadian penting misalnya Aku
inginmelihat anakku menikah.

2. Klinik

Tujuannya untuk mengatasi gejala yanga da. Jadi penyusunan tujuan perawtatan paliatif
dilakukan oleh tim paliatif yang dialaminya termasuk pasien dan keluarga

Jenis Layanan Paliatif Yang Dapat Diberikan Pada Pasien Kanker

1. Konsultasi layanan paliatif


2. Penanggulangan nyeri
3. Penanggulangan keluhan lain penyerta penyakit primer
4. Bimbingan psikologis, social dan spiritual
5. Persiapan kemampuan keluarga untuk perawatan pasien di rumah
6. Kunjungan rumah berkala, sesuai kebutuhan pasien dan keluarga
7. Bimbingan perawatan untuk pasien dan keluarga
8. Asuhan keperawatan terhadap pasien dengan luka, gastrostomi, colostomy, selang
makanan (NGT), kateter dll
9. Membantu penyediaan tenaga perawat home care
10. Membantu penyediaan pelaku rawat (caregiver)
11. Membantu kesiapan menghadapi akhir hayat dengan tenang dan dalam iman
12. Memberi dukungan masa dukacita
13. Konsultasi melalui telepon

Peran Keluarga Dalam Paliatif Care


1. Masalah keluhan fisik
Dalam perawatan paliatif banyak cara yang dapat dilakukan, oleh keluarga untuk membantu
mengurangi keluahan yang ada, misalnya dengan relaksasi, pengaturan posisi, penyesuaian
lingkungan dll. Hal te n dll. Hal tersebut dapat rsebut dapat dilakukan keluarga dengan
bimbingan dan tenaga kesehatan Tim paliatif.
2. Masalah perawatan pasien
Memandikan, melakukan perawatan mulut,kulit, membantu buang air kecil/besar pada
mereka yang mengalami kelumpuhan, melakukan pembalutan pada bagian  pembalutan
pada bagian tubuh yang tubuh yang membengkak karena adanya membengkak karena
adanya sumbatan sumbatan aliran getah bening adalah hal hal lain yang perlu dilakukan oleh
keluarga. Pemakaian alat kedokteran misalnya oksigen nebulizer (penguap) tertentu dan
perawatan stoma (lubang pada bagian tubuh tertentu untuk tujuan ses ntu untuk tujuan
sesuai lokasinya), kateter, selang yang dimasukkan melalui hidung dengan  berbagai tujuan
juga menjadi tugas keluarga jika pasien berada di rumah
3. Masalah gangguan psikologis
Komunikasi yang baik antara pasien, keluarga dan tim paliatif lain akan sangat membantu
mengurangi stress psikologis pasien. Selain komunikasi, menciptakan suasanan keterbukaan
anggota keluarga, dan melibatkan  pasien dalam mengambil  pasien dalam mengambil
keputusan terhadap keputusan terhadap tindakan yang tindakan yang akan dilakukan akan
dilakukan  juga sangat bermanfaat
4. Masalah kesulitan sosial
Bagaimana keluarga bereaksi terhadap kondisi pasien akan mempengaruhi  bagaimana
bagaimana pasien menerima menerima keadaannya keadaannya dan bagaimana bagaimana
berinteraksi berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Jadi keluarga mempunyai peran besar
dalam membantu pasien
5. Masalah spiritual
Pasien kanker mungkin menyalahkan diri sendiri karena kondisi saat ini dianggap akibat atau
hukuman dosa yang pernah dilakukan di ukan di masa lampau masa lampau dan muncul
ketakutan akan kematian. Anggapan bahwa dirinya tidak memiliki lagi arti dalam keluarga
dan menjadi beban keluarga serta  penyesalan  penyesalan belum dapat memenuhi
memenuhi keinginan keinginan keluarga keluarga sering dialami dialami  pasien  pasien
kanker stadium stadium lanjut. lanjut. Keluarga Keluarga sangat berperan berperan dalam
mengatasi mengatasi hal ini dibantu oleh rohaniawan.

Anda mungkin juga menyukai