Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDIDIKAN KONSERVASI
“ penyuluhan konservasi skala sekolah dasar (SD)”
OLEH:
ARSAD
M1A118092
KONSERVASI
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2020
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya hayati yang terjadi selama ini tidak dapat
dipungkiri telah menjadi penyebab utama terjadinya degradasi hutan yang sangat besar.
Rendahnya kesadaran pemerintah dan masyarakat akan pentingnya manfaat hutan juga
mendorong semakin meningkatnya laju degradasi. Menurut laporan World Bank yang
menyatakan bahwa laju kerusakan hutan Indonesia terus meningkat dari hanya 900 ribu
hektar per tahun (era 1980 – 1990), menjadi sekitar dua juta hektar per tahun. Untuk itu
tekanan terhadap hutan harus semakin dikurangi untuk mencegah percepatan kerusakan
sumberdaya hutan dan lingkungan. Penebangan hutan adalah contoh paling nyata bahwa
masyarakat tidak peduli dengan lingkunannya tersebut..
Hutan merupakan salah satu sumberdaya alam hayati yang sangat berperan penting
dalam menunjang kehidupan mahluk hidup dan memiliki hubungan saling ketergantungan
satu sama lain. Sebagai sumberdaya alam hayati, hutan bukan semata berfungsi untuk
menghasilkan hasil hutan yang secara langsung dapat dirasakan manfaatnya (tangible)
seperti hasil hutan kayu dan bukan kayu, namun dari segi ekologi juga memiliki fungsi
secara tidak langsung dan dinilainya sulit dihitung (intangible) seperti mengatur hidrologi
dan tata iklim global, menetralisasi gas beracun serta sebagai ekosistem pengasuh
ekosistem lainnya.
Dari latar belakang tersebut, diperlukan suatu usaha pendidikan konservasi dalam
rangka meningkatkan kesadaran masyarakat agar memiliki pemahaman tentang arti
sumberdaya hayati dan lingkungan. Dengan adanya pemahaman tersebut diharapkan
mereka peduli dan simpati terhadap sumberdaya hayati dan lingkungan. Harus diakui
bahwa merubah dan mempengaruhi pola dan perilaku masyarakat tidak mudah. Oleh
karena itu pemahaman konservasi harus ditanamkan sejak dini agar pengertian,
pemahaman, tindak dan perilaku konservasi telah menjadi kebiasan hidup masyarakat.
Usaha tersebut memerlukan waktu yang lama dan membutuhkan keterkaitan semua pihak,
baik pemerintah, institusi, lembaga swadaya masyarakat, tokoh masyarakat serta semua
lapisan masyarakat.
1.2 . Tujuan
3. Siswa diharapkan sejak usia dini memiliki kebiasaan hidup dengan mengedepankan
prinsip-prinsip kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan.
1.4 Dampak
Sejumlah siswa usia dini yang telah mengikuti program ini akan menularkan gaya
hidup sadar konservasi sumberdaya alam, khususnya sumberdaya alam hayati dan
lingkungan hidup. Dengan demikian diharapkan kedepan bahwa sumberdaya alam di
Indonesia akan dikelola dan dimanfaatkan secara lestari dan berkelanjutan, demikian juga
lingkungan hidup akan terjaga kualitasnya.
II. PEMBAHASAN
Pengajaran pendidkan konservasi mempunyai tujuan yang sangat luas, salah satu
tujuannya adalah agar untuk mengubah perilaku dan sikap yang di lakukan oleh siswa atau
anak - anak yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesadaran
masyarakat tentang nilai – nilai lingkungan dan isu permasalahan lingkungan yang pada
akhirnya dapat menggerakkan masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya pelestarian dan
keselamatan lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang.
Target peserta didik atau konservasionis muda yang akan terlibat dalam kegiatan ini
adalah Sekolah Dasar Unggulan, khusus untuk kelas 3 dan 4.
Adapun pelaksana dalam kegiatan ini adalah mahasiswa kehutanan universitas halu
oleo dibawah binaan dosen kehutanan itu sendiri yang kemudian akan bekerjasama dengan
pihak Sekolah terkait.
Alat, bahan dan sarana yang diperlukan dalam kegiatan ini sebagai berikut :
2. Alat transfer informasi seperti : gambar, poster, CD film dokumenter dan specimen flora
dan fauna
D. Bentuk Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk mata pelajaran muatan lokal (kokurikuler).
Bentuk penyampaian materi berupa teori pemahaman di dalam kelas dan kegiatan di luar
kelas (studi lapang, games dan outbond).
III. MATERI DAN KURIKULUM
A. Materi Kegiatan
Materi kegiatan terdiri 14 kali pertemuan, 2 kali pertemuan dilakukan di dalam dan
diluar kelas serta empat kali melakukan studi lapang (outdoor). Adapun materi yang
dberikan yaitu :
1 2 3 4 5
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Saran Penulis dalam makalah ini adalah mudah mudahan apa yang tuangkan penulis
dalam pembuatan makalah ini dapat terselenggarakan dengan baik. Proses pendidikan
konservasi dengan tujuan mengajarkan perihal pentingnya menjaga dan melindungi hutan
di Indonesia yang di proritaskan kepada anak yang menempuh pendidikan di Sekolah Dasar
kiranya bias menanamkan rasa peduli akan pentingnya menjaga hutan kita.