Anda di halaman 1dari 4

TELAAH KRITIS

KUMPULAN ARTIKEL
PEOPLE MANAGEMENT

Makalah

Untuk memenuhi Komponen Penelitian Mata Kuliah People Managenet

Program Studi Magister Sains Managemen

Disusun Oleh :

Sukmathyra Suwoko

486599

PROGRAM STUDY MAGISTER SAINS MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2021
Organizational Culture and Organizational Effectiveness: A Meta-Analytic
Investigation of the Competing Values Framework’s Theoretical
Suppositions
Penulis / Peneliti : Chad A. Hartnell, Amy Yi Ou, and Angelo Kinicki (2011)

Introduction : Hartnell et all., 2011 menerapkan kerangka nilai bersaing CVF /


Competing Value Frameworks dari Quinn and Rohrbaugh’s (1983) sebagai taksonomi
pengorganisasian untuk menguji hipotesis meta-analitik, tentang hubungan 3 jenis budaya
dan 3 indeks utama efektivitas organisasi (yaitu: sikap karyawan, kinerja operasional, dan
kinerja keuangan)

3 jenis budaya (yaitu:budaya klan, buday Adhokrasi, dan budaya pasar)

3 jenis budaya klan, adhokrasi, dan budaya pasar > dilihat hubungannya terkait dengan > 3
indeks utama :sikap karyawan, kinerja operasional, kinerja keuangan.

Method : Hartnell et all., 2011 melakukan studinya dengan menggunakan data dari 84
studi empiris dengan 94 sampel independen jadi metode yang dipakai adalah semacam studi
literatur dari 84 studi empiris dengan 9 sampel independen.

Findings : Hartnell et all., 2011 menemukan hasil bahwa klan/trah, adhokrasi dan
budaya pasar memiliki hubungan positif dengan kriteria efektivitas terkait dengan sikap
keuangan, kinerja oprasional dan kinerja keuangan, walaupun tidak selalu.

Conslution : Berdasarkan temuan Hartnell et all., 2011 kita dapat menyimpulkan


bahwa kebudayaan berhubungan positif atau paling tidak memiliki kecenderungan hubungan
positif dengan 3 indeks utama efektivitas organisasi (sikap karyawan, kinerja oprasional,
keuangan).

Linkages Between Culture (National, Organizational and Professional) and


Total Reward Expectation of Employees: A Conceptual Framework
Penulis/peneliti : Gagandeep Kaur and RRK Sharma (2019)

Studi/kajian yang dilakukan oleh Kaur dan Sharma., 2019 mencoba memberikan
pandanganya yang unik tentang hubungan antara budaya dan penghargaan dengan
mengeksplorasi dan memeriksa konsep keterkaitan, keselarasan, atau kesesuaian antara
elemen penghargaan dan budaya.

Studi Kaur dan Sharma., 2019 menyediakan proporsi unik dan menampilkan
kerangka serta model yang menyelaraskan budaya di tingkat nasional, organisasi dan
profesional dengan harapan penghargaan karyawan.

Berdasarkan pada Kaur dan Sharma., 2019 dikemukakan bahwa budaya dan
penghargaan memiliki pengaruh satu sama lain, karena itu diperlukan sinkronisais diantara
keduanya. Keduanya menyampaikan/ mencerminkan informsi perusahaan ke dunia luar.
Karena itu sangat penting untuk menyelaraskan keduanya. Ketika penghargaan dan budaya
tidak sesuai satu sama lain, maka akan menimbulkan kebingungan dan ketidaknyamanan bagi
karyaan dalam satu organisasi dan menyebabkan pikiran negatif. Kemudian
inkonsistensi/ketidaksesuaian penghargaan dan budaya dapat menyebabkan miskomunikasi
dalam bentuk karyawan yang secara negatif akan mempengaruhi perilaku mereka, yang
akhirnya akan berdampak buruk pada organisasi . maka penghargaan dan kebudayaan perlu
diselaraskan satu sama lain, berilah penghargaanyang sesuai dengan kebudayaan setempat
dan harus konsisten tanpa membeda-bedakan karyawan.

CULTURAL DIVERSITY AND TEAM PERFORMANCE: THE ROLE OF TEAM


MEMBER GOAL ORIENTATION

Penulis/Peneliti : ANNE NEDERVEEN PIETERSE. DAAN VAN KNIPPENBERG. DIRK


VAN DIERENDONCK (2013)

Dalam penelitian Pieterse et all., 2013 menyatakan ketika keragaman tenaga kerja
meningkat, pengetahuan/ilmu tentang faktor-faktor yang mempengaruhinya apakah dari
keragaman budaya menghasilkan pengaruh manfaat kinerja tim dianggap menjadi semakin
penting. Peneliti ingin melengkapi dan memperluas penelitian sebelumnya, dengan
mengembangkan dan menguji teori tentang bagaimana mengatur sikap untuk mengaktifkan
orientasi tujuan dari tim yang berpengaru pada hubungan keragaman kinerja. Peneliti
mengidentifikasi orientasi tujuan sebagai moderator manfaat kinerja keragaman budaya dan
elaborasi informasi tim sebagai proses yang mendasarinya. Keragaman budaya lebih positif
untuk kinerja tim ketika orientasi pendekatan pembelajaran anggota tim tinggi dan orientasi
penghindaran kinerja rendah. Efek ini diberikan melalui elaborasi informasi tim.

Penelitian Pieterse et all., 2013 mengemukakan orientasi tujuan tingkat individu


menunjukkan bahwa individu yang lebih tinggi dalam belajar orientasi pendekatan mungkin
keduanya lebih mungkin untuk terlibat dalam pemrosesan informasi yang mendalam dan
sedikit cenderung lebih sedikit mengembangkan stereotip dan bias antar kelompok. Sehingga
hubungan antara keragaman budaya dan kinerja lebih positif dalam tim dengan anggota yang
lebih tinggi dalam orientasi pendekatan pembelajaran, karena mereka lebih mungkin untuk
terlibat dalam informasi tim elaborasi. Penelitian orientasi tujuan tingkat individu
menunjukkan bahwa individu yang lebih tinggi dalam orientasi penghindaran kinerja
mungkin lebih kecil kemungkinannya untuk terlibat dalam pemrosesan informasi yang
mendalam dan lebih cenderung mengandalkan persepsi berbasis stereotip.

Responden dalam penelitian ini adalah siswa sekolah bisnis Belanda yang
mengerjakan simulasi bisnis untuk kelas manajemen sumber daya manusia.

Dengan tenaga kerja yang semakin beragam saat ini, kemampuan untuk mengelola
pedang bermata dua keragaman budaya menjadi semakin penting bagi organisasi. Temuan
bahwa orientasi tujuan anggota tim berperan dalam bagaimana tim yang beragam secara
budaya mendapat untung dari keragaman mereka dengan mengelaborasi kumpulan informasi
mereka yang ditingkatkan sangat menarik dari perspektif itu. Tidak hanya memungkinkan
kita untuk membangun teori baru dengan menghubungkan efek keragaman dengan orientasi
yang diambil anggota tim dalam terlibat dengan pekerjaan yang ada, tetapi juga menunjukkan
apa yang bisa dibilang merupakan aspek tim yang lebih mudah dikelola daripada banyak
aspek lainnya. faktor yang terlibat sebagai moderator pengaruh keragaman. Mengembangkan
pemahaman tentang peran orientasi tujuan dalam efek keragaman tim dengan demikian dapat
menjadi jalan penelitian yang sangat berharga baik dari perspektif teoretis maupun terapan.

MEASURING ORGANIZATIONAL CULTURES : A QUALITATIVE AND


QUANTITATIVE STUDY ACROSS TWENTY CASES

Peneliti/Penulis : Geert Hofstede. Bram Neuijen. Denise Daval Ohayv. Geert Sanders (1990)

Introduction :

Penelitian yang dilakukan oleh Hofsede et al., 1990 mempelajari dan menganalisis tentang
karakteristik tugas, struktur, dan kontrolnya dari 20 unit yang berasal dari 10 organisasi di
Denmark dan Belanda.

Method :

Metode yang dilakukan oleh Hofsede et al., 1990 yaitu dengan cara wawancara terhadap
180 anggota unit dan 1.295 anggota unit menyelesaikan kuesioner.

Berbeda dengan temuan T. J. Peters dan R. H. Waterman (1982), persepsi bersama


tentang praktik sehari-hari adalah inti dari budaya masing-masing organisasi.

Pengukuran nilai karyawan lebih berbeda menurut kriteria demografis kebangsaan, usia, dan
pendidikan daripada menurut keanggotaan dalam organisasi. Nilai-nilai pendiri dan
pemimpin adalah kunci yang tampaknya membentuk budaya organisasi, tetapi cara budaya
ini mempengaruhi anggota biasa tampaknya melalui praktik bersama.

Anda mungkin juga menyukai