LP Komunitas
LP Komunitas
Salah satu bentuk teknik rileksasi adalah rileksasi otot progresif. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa penggunaan rileksasi otot progresif mampu menurunkan tekanan darah (Sheu, Irvin, Lin &
Mar, 2013; Prabu, 2017), mampu menurunkan kecemasan, depresi dan kesehatan mental yang
klien hipertensi (Li, Wang, Tang, Chen, Tan, Wu, Yu & Wang, 2014),menurunkan nyeri,
kelelahan selama kemoterapi (Dekmen & Terzioglu, 2019) dan sangat efektif dalam manajemen
stres hipertensi (Jose & D’Almeida, 2013; Manjuhambika, Prasanna, Vijayaraghavan & Sushama,
2017). Penggunaan rileksasi otot progresif dengan latihan aerobik meliputi pemanasan, latihan inti
dan pendinginan mampu menurunkan tekanan darah 16,5 mmHg selama 2 hari (Gupta, 2014).
Terapi rileksasi lain yang digunakan untuk menurunkan stres pada hipertensi adalah masase. Hasil
penelitian Supa’at, Zakaria, Maskon, Aminuddin dan Mohamed (2013) menunjukkan bahwa
masase masase pada bagian tubuh seperti leher, bahu dan kepala selama 4 kali mampu
menurunkan tekanan darah sistolik 12 mmHg dan tekanan darah diastolik 5 mmHg. Selain itu,
masase menggunakan tangan mampu menurunkan kecemasan (Ahmadzadeh, Rafiei, 2010). Terapi
non-farmakologi lain yang cukup terjangkau, mudah, aman dan tidak invasive yang mampu
menurunkan rerata kecemasan hingga 12, 62 pada klien hipertensi (Jadav & Sharma, 2018) serta
meningkatkan kualitas hidup pada pasien dialisis (Lester, 2018) adalah penggunaan musik dan
minyak aromaterapi.
Berdasarkan hal tersebut diatas, modifikasi latihan rileksasi otot progresif akan dilakukan selama
praktek residensi sebagai strategi dalam menyelesaikan masalah keperawatan defisiensi kesehatan
komunitas pada kelompok dewasa hipertensi di Kelurahan Pringsewu Barat. Kegiatan dilakukan
sebanyak 4 kali menggunakan musik dengan tahapan peregangan, rileksasi otot progresif dan
masase menggunakan minyak aromaterapi.
2. Pelaksanaan Intervensi Modifikasi Rileksasi Otot Progresif dengan Musik dan Masase
No Kegiatan Waktu
1 Fase orientasi 10 menit
a. Mengucapkan salam
b. Memperkenalkan pembimbing pada kelompok dewasa
c. Melakukan evaluasi validasi
d. Membuat kontrak (waktu, topik)
e. Menjelaskan maksud dan tujuan pertemuan
f. Mengukur tekanan darah sebelum kegiatan intervensi
2 Fase kerja 40 menit
a. Skrining adanya cedera maupun kondisi lain yang mungkin
menyebabkan cedera pada kelompok dewasa selama kegiatan
b. Menjelaskan perubahan spesifik yang ingin dicapai dengan
pemutaran musik yaitu relaksasi dan konsentrasi
c. Membatasi stimuli eksternal yaitu dengan menganjurkan untuk
merubah mode handphone menjadi silent selama kegiatan
d. Memastikan volume musik adekuat dan tidak terlalu kuat
e. Menginstruksikan kelompok untuk berfokus pada sensasi otot
dan rileks selama melakukan rileksasi otot progresif
f. Menginstruksikan kelompok untuk melakukan latihan rileksasi
otot progresif
g. Membiarkan kelompok melakukan penegangan selama 5-10
detik dan rileks selama 5 detik untuk menghindari kram
h. Menginstruksikan kelompok untuk bernafas dalam dan pelan
serta menghembuskan nafas dan melepaskan ketegangan
i. Mengakhiri sesi rileksasi secara berangsur
j. Menggunakan minyak aromaterapi untuk melakukan usapan
yang halus dan panjang menggunakan telapak tangan, jari-jari
dan jempol pada area leher, bahu dankepala.
k. Mendorong kelompok dewasa untuk melakukan nafas dalam dan
rileks selama pemijatan,
l. Menganjurkan untuk bergerak perlahan-lahan setelah selesai
pemijatan
3 Tahap Terminasi 10 menit
a. Memberi waktu kelompok untuk mengekspresikan perasaan
terkait dengan kegiatan yang telah dilakukan
b. Menyimpulkan hasil kegiatan yang telah dilakukan
c. Mengukur tekanan darah setelah kegiatan
d. Menyampaikan rencana tindak lanjut untuk pertemuan
selanjutnya
3. Kriteria
a. Struktur
1) Laporan pendahuluan kegiatan telah dikonsulkan kepada supervisor
2) Waktu dan tempat kegiatan telah disepakati dengan kelompok dewasa
3) Tersedia ruangan yang nyaman, tenang dan aman
4) Tersedia laptop, speaker, alas lantai dan minyak aromaterapi
b. Proses
1) Kegiatan berjalan sistematis sesuai dengan rencana
2) Kelompok dewasa kooperatif saat pelaksanaan kegiatan implementasi
3) Kelompok dewasa dapat mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
4) Tidak terdapat hambatan atau kesulitan dalam pelaksanaan kegiatan
c. Hasila
1) 80% kelompok dewasa mampu mendemonstrasikan gerakan rileksasi otot progresif
dengan benar
2) Rerata nilai DASS-21 turun 12,62 setelah 4 kali kegiatan.
3) Penurunan tekanan darah sistolik 5,5 mmHg dan tekanan darah diastolik 3,5 mmHg
setelah 4 kali kegiatan.
( ) ( )
RENCANA KEPERAWATAN
Tabel 3.20 Rencana Asuhan Keperawatan Kelompok Dewasa Hipertensi di Kelurahan Pringsewu Barat
Kecamatan Pringsewu Kab.Pringsewu Tahun 2018
PREVENSI SEKUNDER
PREVENSI SEKUNDER Domain IV: Keamanan
Domain IV: Pengetahuan tentang Level 2: V-Managemen Risiko
kesehatan dan prilaku Intervensi : Screening kesehatan;
Level 2: Q-Prilaku Sehat mendeteksi risiko atau masalah kesehatan
Outcome: Perilaku screening kesehatan melalui anamnesis pemeriksaan atau
pribadi; Tindakan pribadi untuk prosedur lainnya.
mendapatkan screening yang 1. Tentukan intervensi target untuk
direkomendasikan untuk mendeteksi pemeriksaan kesehatan
awal terhadap penyakit menular maupun 2. Sediakan akses yang mudah bagi
penyakit yang tidak terdeteksi layanan screening (misanya waktu dan
dipertahankan pada 2 ditingkatkan ke 4. tempat)
-Mengenali adanya risiko penyakit 3. Gunakan instrument screening yang
-Mengenali kebutuhan untuk screening valid dan terpercaya.
-Mendapatkan screening dini 4. Berikan hasil screening kepada pasien.
berdasarkan riwayat keluarga seperti 5. Informasikan pada pasien keterbatasan
yang direkomendasikan dan nilai kesalahan pada tes screening
-Mendapatkan screening didasarkan tertentu
faktor risiko personal seperti yang
direkomendasikan