Daftar Isi
DAFTAR ISI
I. PEMAKAIAN HURUF.................................................................................. 25
Makalah adalah salah satu jenis dari berbagai macam karya ilmiah. Karya
ilmiah adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian
atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan
memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat
keilmuan. Berisi data, fakta, permasalahan yang diangkat dan solusi dari rumusan
masalah. Ia tertulis secara runtut dan sistematis.
Sementara itu, makalah merupakan simpulan dan pemikiran berdasarkan
penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis oleh pakar dalam bidang
persoalan yang dipelajari. Di dalamnya memuat tulisan resmi tentang suatu pokok
yang dimaksudkan untuk dibacakan di muka umum dalam suatu persidangan dan
yang sering disusun untuk diterbitkan. Makalah biasanya merupakan tugas yang
diberikan di perguruan tinggi atau sekolah atau dalam sebuah kelompok khusus.
Adapun tujuan dari penyusunan karya ilmiah semacam makalah adalah
sebagai berikut:
Sebagai sarana untuk menampung dan mengungkapkan pemikiran dan hasil
penelitian dalam bentuk tulisan ilmiah secara runtut dan sistematis.
Mengasah alur pemikiran ilmiah serta memperbaiki kualitas keilmuan
seseorang lewat hasil penelitian dan pemikiran yang ditulis dalam metode
ilmiah.
Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah seseorang dalam menghadapi dan
menyelesaikan masalah yang terjadi dan sebagai sarana literasi dengan
membaca dan menulis.
Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian dengan baik dan
teratur.
Karya ilmiah yang ditulis sebagai sarana membuka pikiran dan pengetahuan
oleh orang yang mengkajinya maupun yang membacanya.
Sedangkan manfaat dari penulisan karya ilmiah semacam makalah
sangatlah banyak, di antaranya:
Memperoleh wawasan keilmuan yang luas.
Meningkatkan kualitas intelektual seseorang.
Melatih ketajaman berpikir dalam menyelesaikan masalah dan memunculkan
solusi dan inovasi, serta perbaikan dalam suatu bidang yang dikaji.
Ada beberapa langkah yang perlu kita perhatikan dan lewati sebelum
memulai menulis makalah. Langkah-langkah ini penting dilakukan guna
mempermudah dalam proses pembuatan makalah. Beberapa langkah tersebut
adalah:
1. Survey Literatur
Dalam survey literatur, pertama-tama yang kita lakukan adalah
mengumpulkan semua bahan yang akan dijadikan referensi tulisan. Misalnya:
artikel, jurnal, skripsi, buku-buku, ensiklopedia dan lain sebagainya.
Kemudian setelah semua bahan tersebut tersedia, langkah kedua kita
adalah melakukan skiming. Skiming adalah keterampilan mem-baca yang
berguna untuk mengetahui tempat informasi tertentu dalam teks bacaan yang
panjang, atau untuk menangkap secara cepat kandungan suatu teks.
Tekniknya:
buku yang akan kita jadikan referensi tidak perlu memahaminya 100%;
baca cepat, jangan mengulang bacaan;
jangan membaca sambil bunyi;
jangan membaca kata perkata dengan jari tangan. Andalkan kece-patan
mata Anda;
jangan berhenti ketika tidak paham kosakata;
jangan buru-buru berhenti untuk melacak suatu masalah yang
mengganjal dari sumber lainnya;
tangkap poin utama pada teks bacaan Anda, namun tetap jangan terburu-
buru menganalisanya.
b. Mempersempit permasalahan
Ide dasar yang telah diolah dalam Brain Storming tadi dipersempit
lagi ke dalam satu masalah besar. Misalnya, permasalahan tentang hudud.
Hudud dijadikan sebagai topik utama yang pengembangan tulisannya bisa
dibagi-bagi lagi mengarah pada satu kesimpulan tema.
HUDUD
HUDUDPENCURI HUDUD KORUPTOR HUDUD PEMERKOSA
KORUPTOR HARTA KORUPTOR HARTA KORUPTOR HARTA
SWASTA NEGARA WAKAF
4. Membaca Intensif
Dalam membaca intensif ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu,
meringkas, mengutip, serta footnote.
a. Meringkas, beberapa cara mudah untuk meringkas bacaan sebagai
berikut:
lakukan skiming;
baca ulang teks untuk mencatat poin-poin penting;
buang teks aslinya dan tulislah ulang dengan kata-kata Anda sendiri;
mulailah meringkas;
ubahlah susunan atau poin-poin penting, jika perlu, agar lebih mudah
dipahami;
cek kembali teks itu apakah semua poin penting sudah termasuk ke dalam
ringkasan Anda;
usahakan ringkasan itu sesingkat mungkin;
pisahkan komentar atau pendapat Anda dari ringkasan;
jika Anda tidak bisa meringkas, tulislah apa adanya dan jadikan sebagai
kutipan langsung.
Contoh ringkasan:
Teks asli:
“Aspek paling spektakuler dalam modernisasi suatu masyarakat ialah
pergantian tehnik produksi dari cara-cara tradisional ke cara-cara modern,
yang tertampung dalam pengertian revolusi industri.”
“Akan tetapi proses yang disebut revolusi industri itu hanya satu
bagian, atau satu aspek saja dari suatu proses yang jauh lebih luas.
Modernisasi suatu masyarakat ialah suatu proses transformasi, suatu
perubahan masyarakat dalam segala aspek-aspeknya. Beberapa aspek
hendak kami sebut di sini untuk memberi gambaran dari transformasi
besar masyarakat itu. Dalam menunjuk aspek-aspek proses modernisasi
juga akan dikemukakan hubungan di antara gejala-gejala yang bermacam-
macam.”
Hasil ringkasan:
“Makna terpenting dari modernisasi adalah pergantian teknik
produksi dari cara-cara tradisional ke cara-cara modern. Akan tetapi,
makna yang lebih luasnya adalah suatu proses transformasi, suatu
perubahan masyarakat dalam segala aspeknya.”
“Diskursus mengenai agama dalam kontek situasi yang sekarang ini disebut
modern dan post-modern sangat marak di kalangan sosiologi, filosof dan pemikir
keagamaan. Akbar S. Ahmed, [1] Ernest Gellner, [2] David Griffin, [3] and Huston
Smith [4], adalah sedikit contoh dari mereka yang membahas masalah ini.
Diskursus ini menjadi marak bukan karena semakin meningkatnya peran agama
Footnote:
[1] Akbar S. Ahmed, Postmodernism and Islam, Routledge, London,
1992.
[2] Ernest Gellner, Postmodern, Reason and Religion, Routledge,
London, 1992.
[3] David Griffin, God and Religion in Postmodern World, Albany, N.Y.
State University of New York Press, 1989.
[4] Huston Smith, Beyond The Post-Modern Mind, Quest Book, The
Theosophical Publishing House, Wheaton, Illinois, USA, 1989.
[5] Ernest Gellner, Postmodernism, Reason and Religion, 23.
5. Menentukan framework
Tekniknya:
Tentukan pandangan Anda terhadap masalah yang sedang Anda bahas;
Tetapkan pendekatan Anda dalam membahas masalah tersebut [Teologis,
Epistemologis, Metafisis, Sosiologis, Sekuler, dsb];
Tentukan metode yang akan digunakan [Induktif atau Deduktif].
Contoh framework:
BAHAN YANG DISUSUN DENGAN
BAHAN ASLI
FRAMEWORK
6. Mulai menulis
Yang kita lakukan pada bagian ini adalah:
a. Outline
Outline merupakan pembagian tulisan inti dalam suatu makalah dalam
bentuk pendahuluan, isi dan penutup atau kesimpulan. Pendahuluan dan
penutup berisi sekitar 10-20% tulisan, sedangkan isi 60-80%.
b. Abstrak
Abstrak adalah gambaran umum dari suatu makalah (karya ilmiah) yang
disusun secara singkat, padat, dan mudah dipahami. Di dalamnya hanya
terdapat point-point penting yang ditulis dalam bentuk paragraf. Dengan
begitu pembaca akan paham dengan ide pokok dalam makalah. Abstrak
sebaiknya disusun dari awal penulisan makalah, sehingga dapat
menghindarkan pemakalah keluar dari pokok pembahasan yang sudah
ditentukan.
Contoh pendahuluan:
‘Pada tahun-tahun terakhir ini realisme saintifik dan kritis, dan juga
berbagai bentuk anti realisme, merupakan topik perdebatan yang hangat.
Karya-karya para ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu menyampaikan
keterampilan beragumentasi dan menggunakan contoh-contoh menarik
dari sejarah sains. Kesemuanya merupakan bacaan yang menarik.’
[Menarik minat pembaca]
‘Tujuan saya di sini adalah untuk menyoroti salah satu gambaran
dari perdebatan itu dan menjelaskannya dengan sedemikian rupa sehingga
diharapkan dapat memberi pencerahan pada keseluruhan isi.’ [Thesis
statement]
d. Latar Belakang
Latar belakang adalah suatu dasar yang memberikan pemahaman pada
pembaca mengenai beberapa kumpulan informasi tentang suatu titik di
balik pengkajian dari bidang tertentu. Latar belakang harus saling
berkesinambungan dengan masalah yang dicantumkan oleh penulis.
e. Rumusan Masalah
Rumusan masalah adalah penjabaran dari identifikasi sebuah masalah dan
pembatasan sebuah masalah. Umumnya rumusan masalah merupakan
beberapa pertanyaan yang lengkap dan sangat rinci mengenai ruang
lingkup masalah yang diteliti berdasarkan identifikasi masalah. Sementara
jawaban dari rumusan masalah yang ditulis adalah pokok pembahasan itu
sendiri.
f. Tujuan Makalah
Tujuan makalah merupakan ungkapan keinginan peniliti untuk
memperoleh jawaban atas permasalahn dari pengkajian yang dilakukan.
Maka dari itu tujuan harus relevan dengan identitas masalah yang
ditemukan.
g. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka atau yang sering disebut dengan studi literatur dan studi
kepustakaan merupakan bagian yang yang tak boleh hilang pada susunan
kerangka makalah. Menurut para ahli, tinjuan pustaka adalah bab yang
mengemukakan sejumlah teori serta pendapat ahli terhadap masalah-
masalah dan dasar pengkajian yang dilakukan.
Membuat tinjuan pustaka:
Membuat outline (pokok umum)
Mencari literatur
Menyusun dengan bahasa sendiri
h. Isi / Body
Syarat dalam penulisan isi:
Setiap paragraf terdiri dari kalimat topik yang berkaitan dengan thesis
statement.
Tiap paragraf mengandung kalimat pendukung kalimat topic.
Setiap paragraf disusun secara urut (sequence).
Setiap dan antara paragraf mempunyai alat (kata) sambung (signpost).
7. Kandungan paragraf
Paragraf adalah serangkaian kalimat yang membentuk suatu ide. Ide
suatu paragraf itu biasanya dinyatakan secara umum dalam satu kalimat yang
disebut kalimat topik [topic sentence]. Kalimat lain dalam paragraf itu berisi
penjelasan, pembuktian, contoh yang mendukung kalimat topik. Setiap paragraf
terdiri dari:
a. Satu kalimat topik [topic sentence]
Berisi kalimat paling umum dan penting.
Berisi ide yang berfungsi mengontrol seluruh ide.
Topic sentence: Di Eropa naik sepeda lebih disukai dari pada naik
mobil.
Relatif lebih murah:
- Harganya
- Perawatannya
Paragraf Lebih sehat:
- Lebih banyak olah raga
- Bebas polusi
Lebih memuaskan:
- Dapat menikmati panorama
- Menjadi bagian dari alam
Kalimat topik : Di Eropa naik sepeda lebih disukai dari pada naik mobil.
Penjelasan 1 : Pertama-tama, sepeda harga dan pemeliharaannya relatif
lebih murah…
Penjelasan 2 : Bersepeda juga lebih sehat…
Penjelasan 3 : Akhirnya, berbeda dari mengendarai mobil, bersepeda itu
secara pribadi lebih memuaskan…
Kesimpulan : Singkatnya, sepeda adalah sarana transportasi yang
menyenangkan.
Contoh 1:
‘Selama berabad-abad kebudayaan Jawa telah dipengaruhi oleh
animisme dan hinduisme. Meskipun agama-agama baru berkembang di
kalangan masyarakat –Islam, Kristen Katholik dan Kristen Protestan—
masih banyak masyarakat yang percaya bahwa upacara tradisional bagi
orang Jawa adalah wajib. [fakta] Jika mereka tidak menjalankan
kewajiban ini, mereka percaya nasib buruk akan menimpa mereka atau
keluarga mereka. [contoh] Ketika tunangan saya, dan saya memutuskan
untuk menikah, keluarga saya menyarankan agar kami mengadakan
Contoh 2:
Thesis statement: Daerah pedesaan di Mesir mempunyai 3 problem
serius: kemiskinan, kekurangan pendidikan dan perawatan kesehatan.
Kemiskinan merupakan faktor penting di pedesaan Mesir. Kemiskinan
dapat diukur dari pendapaatan dan belanja masing-masing kepala keluarga
di desa [definisi]. Jumlah pendapatan penduduk desa di Mesir perbulan
rata-rata 500 pound Mesir [fakta]. Seorang penjual sayur di Alexandria
mengaku memperoleh keuntungan antara 500 s/d 1.000 pound perbulan
[contoh].
Contoh lain:
Setiap pondok bersistem madrasah yang berasrama memiliki sistem belajar
yang efektif.
Gontor adalah pondok yang bersistem asrama.
Maka, Gontor memiliki sistem belajar yang efektif.
Kesatuan paragraf
Kesatuan paragraf dapat diatur dengan menghubungkan antara satu
paragraf dengan paragraf yang lain secara konsisten. Jika tulisan diibaratkan
sebagai proses perjalanan [ide], maka cara paling efektif untuk itu adalah
mengontrol arah perjalanannya dengan menggunakan beberapa pertanyaan:
- Akan ke mana Anda [intro];
- Di mana Anda sekarang [body paragraf];
- Apa yang akan Anda lakukan sekarang [signpost];
- Apa tujuan Anda selanjutnya [signpost];
- Kapan Anda sampai ke tujuan [concluction].
8. Membuat Kutipan
Ada dua cara atau sistem dalam mengutip sumber sebagai rujukan, yaitu
sistem catatan dan sistem langsung.
Pada sistem pertama, identitas rujukan—nama penulis, tahun, dan
halaman— tidak ditampilkan langsung, sedangkan pada sistem kedua
identitas tersebut ditampilkan.
Pada sistem pertama di akhir kutipan ditampilkan nomor berupa angka,
yang ditulis agak ke atas dengan ukuran huruf lebih kecil (superscript).
Kemudian angka tersebut akan dirujukan kepada catatan kaki pada bagian
bawah halaman. Dalam sistem catatan ini dikenal sistem tradisional dan
sistem harvard (Kalidjernih, 2010: 119). Pada sistem tardisional digunkan kata
ibid, loc. cit, dan op. cit untuk pengacuan rujukan sebelumnya, sedangkan dalam
sistem harvard tidak demikian.
Ada dua cara untuk mengutip, yaitu mengutip langsung dan mengutip
tidak langsung.
Kutipan langsung merupakan salinan yang persis sama dengan
sumbernya tanpa penambahan (Widjono, 2005: 63), sedangkan kutipan tidak
langsung menyadur, mengambil ide dari suatu sumber dan menuliskannya
sendiri dengan kalimat atau bahasa sendiri (Widjono, 2005: 64).
2. Kutipan Langsung
Cara melakukan kutipan langsung adalah sebagai berikut:
a. Jika kutipan empat baris atau kurang (langsung pendek):
Dikutip apa adanya;
Diintegrasikan ke dalam teks paparan penulis;
Jarak baris kutipan dua spasi (sesuai dengan jarak spasi
paparan);
Dibubuhi tanda kutip (“….”);
Sertakan sumber kutipan di awal atau di akhir kutipan, yakni
nama penulis, tahun terbit, dan halaman sumber (PTH atau
Author, Date, Page (ADP), misalnya (Penulis, 2012:100).
Dalam penulisan makalah, hal dasar yang harus dikuasai oleh pemakalah
adalah kaidah dasar menulis itu sendiri. Untuk mengetahui standarisasi
penggunaan bahasa Indonesia dalam penulisan makalah biasanya mengacu pada
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. Di dalamnya
sudah diatur dasar-dasar menulis bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Sedangkan untuk kebakuan suatu kata bisa merujuk pada Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) atau Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI).
Berikut adalah Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan.
PERATURAN
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
TENTANG
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
TENTANG PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA
INDONESIA.
Pasal 1
(1) Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia dipergunakan bagi instansi
pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam penggunaan bahasa Indonesia
secara baik dan benar.
(2) Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat 1
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.
Pasal 2
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 46 Tahun 2009 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 3
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 26 November 2015
ANIES BASWEDAN
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 30 November 2015
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN
HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
TTD.
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR 1788 Salinan
sesuai dengan aslinya.
Kepala Biro Hukum dan Organisasi Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan,
Aris Soviyani
NIP 196112071986031001
I. PEMAKAIAN HURUF
A. Huruf Abjad
Abjad yang dipakai dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas 26 huruf berikut.
Huruf
Nama Pengucapan
Kapital Non Kapital
A a a a
B b be bé
C c ce cé
D d de dé
E e e é
F f ef èf
G g ge gé
H h ha ha
I i i i
J j je jé
K k ka ka
L l el èl
M m em èm
N n en èn
O o o o
P p pe pé
Q q ki ki
R r er èr
S s es ès
T t te té
U u u u
V v ve vé
W w we wé
X x eks èks
Y y ye yé
Z z zet zèt
B. Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas lima
huruf, yaitu a, e, i, o, dan u.
Contoh Pemakaian dalam Kata
Huruf Vokal
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
Keterangan:
Untuk pengucapan (pelafalan) kata yang benar, diakritik berikut ini dapat
digunakan jika ejaan kata itu dapat menimbulkan keraguan.
a. Diakritik (é) dilafalkan [e].
Misalnya:
Anak-anak bermain di teras (téras).
Kedelai merupakan bahan pokok kecap (kécap).
b. Diakritik (è) dilafalkan [ɛ].
Misalnya:
Kami menonton film seri (sèri).
Pertahanan militer (militèr) Indonesia cukup kuat.
c. Diakritik (ê) dilafalkan [ə].
Misalnya:
Pertandingan itu berakhir seri (sêri).
Upacara itu dihadiri pejabat teras (têras) Bank Indonesia.
Kecap (kêcap) dulu makanan itu.
C. Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas 21
huruf, yaitu b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
Keterangan:
* Huruf q dan x khusus digunakan untuk nama diri dan keperluan ilmu. Huruf
x pada posisi awal kata diucapkan [s].
D. Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat diftong yang dilambangkan dengan
gabungan huruf vokal ai, au, ei, dan oi.
F. Huruf Kapital
1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat.
Misalnya:
Apa maksudnya?
Dia membaca buku.
Kita harus bekerja keras.
Pekerjaan itu akan selesai dalam satu jam.
2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk
julukan.
Misalnya:
Amir Hamzah
Dewi Sartika
Halim Perdanakusumah
Wage Rudolf Supratman
Jenderal Kancil
Dewa Pedang
Alessandro Volta
André-Marie Ampère
Mujair
Rudolf Diesel
Catatan:
(1) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang
merupakan nama jenis atau satuan ukuran.
Misalnya:
ikan mujair
mesin diesel
5 ampere
10 volt
(2) Huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata
yang bermakna ‘anak dari’, seperti bin, binti, boru, dan van, atau
huruf pertama kata tugas.
Misalnya:
Abdul Rahman bin Zaini
Siti Fatimah binti Salim
Indani boru Sitanggang
Charles Adriaan van Ophuijsen
Ayam Jantan dari Timur
Mutiara dari Selatan
3. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung.
Misalnya:
Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”
Orang itu menasihati anaknya, “Berhati-hatilah, Nak!”
“Mereka berhasil meraih medali emas,” katanya.
“Besok pagi,” kata dia, “mereka akan berangkat.”
4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama,
kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan.
Misalnya:
Islam Tuhan
Kristen Alkitab
Hindu Weda
Allah
Allah akan menunjukkan jalan kepada hamba-Nya.
Ya, Tuhan, bimbinglah hamba-Mu ke jalan yang Engkau beri rahmat.
5. a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar
kehormatan, keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama
orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang.
Misalnya:
Sultan Hasanuddin
Mahaputra Yamin
Haji Agus Salim
Imam Hambali
Nabi Ibrahim
Raden Ajeng Kartini
Doktor Mohammad Hatta
Agung Permana, Sarjana Hukum
Irwansyah, Magister Humaniora
Catatan:
Huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama
tidak ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya:
Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan
bangsa Indonesia.
Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang
dunia.
9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
Misalnya:
Jakarta Asia Tenggara
Pulau Miangas Amerika Serikat
Bukit Barisan Jawa Barat
Dataran Tinggi Dieng Danau Toba
Jalan Sulawesi Gunung Semeru
Ngarai Sianok Jazirah Arab
Selat Lombok Lembah Baliem
Sungai Musi Pegunungan Himalaya
Teluk Benggala Tanjung Harapan
Terusan Suez Kecamatan Cicadas
Gang Kelinci Kelurahan Rawamangun
Catatan:
(1) Huruf pertama nama geografi yang bukan nama diri tidak
ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya:
berlayar ke teluk mandi di sungai
menyeberangi selat berenang di danau
(2) Huruf pertama nama diri geografi yang dipakai sebagai nama
jenis tidak ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya:
jeruk bali (Citrus maxima)
kacang bogor (Voandzeia subterranea)
nangka belanda (Anona muricata)
petai cina (Leucaena glauca)
(3) Nama yang disertai nama geografi dan merupakan nama jenis
dapat dikontraskan atau disejajarkan dengan nama jenis lain
dalam kelompoknya.
Misalnya:
Kita mengenal berbagai macam gula, seperti gula jawa, gula
pasir, gula tebu, gula aren, dan gula anggur.
Kunci inggris, kunci tolak, dan kunci ring mempu-nyai
fungsi yang berbeda.
Contoh berikut bukan nama jenis:
Dia mengoleksi batik Cirebon, batik Pekalongan, batik Solo, batik
Yogyakarta, dan batik Madura.
Selain film Hongkong, juga akan diputar film India, film Korea, dan
film Jepang.
Murid-murid sekolah dasar itu menampilkan tarian Sumatra Selatan,
tarian Kalimantan Timur, dan tarian Sulawesi Selatan.
10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua
unsur bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan,
organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan,
yang, dan untuk.
Misalnya:
Republik Indonesia
Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Ikatan
Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2010
tentang Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Pidato Presiden
dan/atau Wakil Presiden serta Pejabat Lainnya
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur
kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan
makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti
di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal.
Misalnya:
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
Dg. daeng
Dt. datuk
R.A. raden ayu
St. sutan
Tb. tubagus
Dr. doktor
Prof. profesor
Tn. tuan
Ny. nyonya
Sdr. saudara
13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau
ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan.
Misalnya:
“Kapan Bapak berangkat?” tanya Hasan.
Dendi bertanya, “Itu apa, Bu?”
“Silakan duduk, Dik!” kata orang itu.
G. Huruf Miring
1. Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau
nama surat kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar
pustaka.
Misalnya:
Saya sudah membaca buku Salah Asuhan karangan Abdoel Moeis.
Majalah Poedjangga Baroe menggelorakan semangat kebangsaan.
Berita itu muncul dalam surat kabar Cakrawala.
Pusat Bahasa. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa.
Edisi Keempat (Cetakan Kedua). Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
2. Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf,
bagian kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat.
Misalnya:
Huruf terakhir kata abad adalah d.
Dia tidak diantar, tetapi mengantar.
Dalam bab ini tidak dibahas pemakaian tanda baca.
Buatlah kalimat dengan menggunakan ungkapan lepas tangan.
3. Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam
bahasa daerah atau bahasa asing.
Misalnya:
Upacara peusijuek (tepung tawar) menarik perhatian wisatawan asing
yang berkunjung ke Aceh.
Nama ilmiah buah manggis ialah Garcinia mangostana.
Weltanschauung bermakna ‘pandangan dunia’.
Ungkapan bhinneka tunggal ika dijadikan semboyan negara
Indonesia.
Catatan:
(1) Nama diri, seperti nama orang, lembaga, atau organisasi, dalam
bahasa asing atau bahasa daerah tidak ditulis dengan huruf
miring.
(2) Dalam naskah tulisan tangan atau mesin tik (bukan komputer),
bagian yang akan dicetak miring ditandai dengan garis bawah.
(3) Kalimat atau teks berbahasa asing atau berbahasa daerah yang
dikutip secara langsung dalam teks berbahasa Indonesia ditulis
dengan huruf miring.
H. Huruf Tebal
1. Huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis
miring.
Misalnya:
Huruf dh, seperti pada kata Ramadhan, tidak terdapat dalam Ejaan
Bahasa Indonesia.
Kata et dalam ungkapan ora et labora berarti ‘dan’.
2. Huruf tebal dapat dipakai untuk menegaskan bagian-bagian karangan,
seperti judul buku, bab, atau subbab.
Misalnya:
1.1 Latar Belakang dan Masalah
Kondisi kebahasaan di Indonesia yang diwarnai oleh bahasa standar
dan nonstandar, ratusan bahasa daerah, dan ditambah beberapa
bahasa asing, membutuhkan penanganan yang tepat dalam
perencanaan bahasa. Agar lebih jelas, latar belakang dan masalah akan
diuraikan secara terpisah seperti tampak pada paparan berikut.
1.1.2 Masalah
Penelitian ini hanya membatasi masalah pada sikap bahasa masyarakat
Kalimantan terhadap bahasa-bahasa yang ada di Indonesia. Sikap
masyarakat tersebut akan digunakan sebagai formulasi kebijakan
perencanaan bahasa yang diambil.
1.2 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengukur sikap bahasa
masyarakat Kalimantan, khususnya yang tinggal di kota besar terhadap
bahasa-bahasa yang ada di Indonesia.
A. Kata Dasar
Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Misalnya:
Kantor pajak penuh sesak.
Saya pergi ke sekolah.
Buku itu sangat tebal.
B. Kata Berimbuhan
1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awalan dan akhiran)
ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.
Misalnya:
berjalan
berkelanjutan
mempermudah
gemetar
lukisan
kemauan
perbaikan
Catatan:
Imbuhan yang diserap dari unsur asing, seperti -isme, -man, -wan,
atau -wi, ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.
Misalnya:
sukuisme
seniman
kamerawan
gerejawi
2. Bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Misalnya:
adibusana infrastruktur proaktif
aerodinamika inkonvensional purnawirawan
antarkota kontraindikasi saptakrida
antibiotic kosponsor semiprofesional
awahama mancanegara subbagian
C. Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di antara unsur-
unsurnya.
Misalnya:
anak-anak biri-biri
buku-buku cumi-cumi
hati-hati kupu-kupu
kuda-kuda kura-kura
lauk-pauk berjalan-jalan
mondar-mandir mencari-cari
ramah-tamah terus-menerus
sayur-mayur porak-poranda
serba-serbi tunggang-langgang
Catatan:
Bentuk ulang gabungan kata ditulis dengan mengulang unsur pertama.
Misalnya:
surat kabar → surat-surat kabar
kapal barang → kapal-kapal barang
rak buku → rak-rak buku
kereta api cepat → kereta-kereta api cepat
D. Gabungan Kata
1. Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah
khusus, ditulis terpisah.
Misalnya:
duta besar model linear
kambing hitam persegi panjang
orang tua rumah sakit jiwa
simpang empat meja tulis
mata acara cendera mata
2. Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian ditulis dengan
membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya.
Misalnya:
anak-istri pejabat anak istri-pejabat
ibu-bapak kami ibu bapak-kami
buku-sejarah baru buku sejarah-baru
3. Gabungan kata yang penulisannya terpisah tetap ditulis terpisah jika
mendapat awalan atau akhiran.
Misalnya:
bertepuk tangan
menganak sungai
garis bawahi
sebar luaskan
4. Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis
serangkai.
Misalnya:
dilipatgandakan
menggarisbawahi
menyebarluaskan
penghancurleburan
pertanggungjawaban
5. Gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai.
Misalnya:
acapkali hulubalang radioaktif
adakalanya kacamata saptamarga
apalagi kasatmata saputangan
bagaimana kilometer saripati
barangkali manasuka sediakala
beasiswa matahari segitiga
belasungkawa olahraga sukacita
bilamana padahal sukarela
bumiputra peribahasa syahbandar
darmabakti perilaku wiraswasta
dukacita puspawarna
E. Pemenggalan Kata
1. Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut:
a. Jika di tengah kata terdapat huruf vokal yang berurutan,
pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf vokal itu.
Misalnya:
bu-ah
ma-in
ni-at
sa-at
ben-trok
in-stru-men
Catatan:
Gabungan huruf konsonan yang melambangkan satu bunyi tidak
dipenggal.
Misalnya:
bang-krut
bang-sa
ba-nyak
ikh-las
kong-res
makh-luk
masy-hur
sang-gup
2. Pemenggalan kata turunan sedapat-dapatnya dilakukan di antara bentuk
dasar dan unsur pembentuknya.
Misalnya:
ber-jalan mem-pertanggungjawabkan
mem-bantu memper-tanggungjawabkan
di-ambil mempertanggung-jawabkan
ter-bawa mempertanggungjawab-kan
per-buat me-rasakan
makan-an merasa-kan
letak-kan per-buatan
pergi-lah perbuat-an
apa-kah ke-kuatan
kekuat-an
Catatan:
(1) Pemenggalan kata berimbuhan yang bentuk dasarnya
mengalami perubahan dilakukan seperti pada kata dasar.
Misalnya:
me-nu-tup
me-ma-kai
me-nya-pu
me-nge-cat
pe-mi-kir
pe-no-long
pe-nga-rang
pe-nge-tik
pe-nye-but
(2) Pemenggalan kata bersisipan dilakukan seperti pada kata dasar.
Misalnya:
ge-lem-bung
ge-mu-ruh
ge-ri-gi
si-nam-bung
te-lun-juk
(3) Pemenggalan kata yang menyebabkan munculnya satu huruf di
awal atau akhir baris tidak dilakukan.
Misalnya:
Beberapa pendapat mengenai masalah itu telah
disampaikan ….
Walaupun cuma-cuma, mereka tidak mau
mengambil makanan itu.
3. Jika sebuah kata terdiri atas dua unsur atau lebih dan salah satu unsurnya
itu dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalannya dilakukan di
antara unsur-unsur itu. Tiap unsur gabungan itu dipenggal seperti pada
kata dasar.
Misalnya:
biografi bio-grafi bi-o-gra-fi
biodata bio-data bi-o-da-ta
fotografi foto-grafi fo-to-gra-fi
fotokopi foto-kopi fo-to-ko-pi
introspeksi intro-speksi in-tro-spek-si
introjeksi intro-jeksi in-tro-jek-si
kilogram kilo-gram ki-lo-gram
kilometer kilo-meter ki-lo-me-ter
pascapanen pasca-panen pas-ca-pa-nen
4. Nama orang yang terdiri atas dua unsur atau lebih pada akhir baris
dipenggal di antara unsur-unsurnya.
Misalnya:
Lagu “Indonesia Raya” digubah oleh Wage Rudolf Supratman.
Buku Layar Terkembang dikarang oleh Sutan Takdir Alisjahbana.
5. Singkatan nama diri dan gelar yang terdiri atas dua huruf atau lebih tidak
dipenggal.
Misalnya:
Ia bekerja di DLLAJR.
Pujangga terakhir Keraton Surakarta bergelar R.Ng. Rangga
Warsita.
Catatan:
Penulisan berikut dihindari:
Ia bekerja di DLL-
AJR.
Pujangga terakhir Keraton Surakarta bergelar R.
Ng. Rangga Warsita.
F. Kata Depan
Kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya.
Misalnya:
Di mana dia sekarang?
Kain itu disimpan di dalam lemari.
Dia ikut terjun ke tengah kancah perjuangan.
Mari kita berangkat ke kantor.
Saya pergi ke sana mencarinya.
Ia berasal dari Pulau Penyengat.
Cincin itu terbuat dari emas.
G. Partikel
1. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Misalnya:
Bacalah buku itu baik-baik!
Misalnya:
Bulog Badan Urusan Logistik
Bappenas Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Kowani Kongres Wanita Indonesia
Kalteng Kalimantan Tengah
Mabbim Majelis Bahasa Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia
Suramadu Surabaya-Madura
8. Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf awal dan suku
kata atau gabungan suku kata ditulis dengan huruf kecil.
Misalnya:
iptek ilmu pengetahuan dan teknologi
pemilu pemilihan umum
puskesmas pusat kesehatan masyarakat
rapim rapat pimpinan
rudal peluru kendali
tilang bukti pelanggaran
1. Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata
ditulis dengan huruf, kecuali jika dipakai secara berurutan seperti dalam
perincian.
Misalnya:
Mereka menonton drama itu sampai tiga kali.
Koleksi perpustakaan itu lebih dari satu juta buku.
Di antara 72 anggota yang hadir, 52 orang setuju, 15 orang tidak
setuju, dan 5 orang abstain.
Kendaraan yang dipesan untuk angkutan umum terdiri atas 50 bus,
100 minibus, dan 250 sedan.
2. a. Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf.
Misalnya:
Lima puluh siswa teladan mendapat beasiswa dari pemerintah
daerah.
Tiga pemenang sayembara itu diundang ke Jakarta.
Catatan:
Penulisan berikut dihindari.
50 siswa teladan mendapat beasiswa dari pemerintah daerah.
2 pemenang sayembara itu diundang ke Jakarta.
b. Apabila bilangan pada awal kalimat tidak dapat dinya-takan dengan satu
atau dua kata, susunan kalimatnya diubah.
Misalnya:
Panitia mengundang 250 orang peserta.
Di lemari itu tersimpan 25 naskah kuno.
Catatan:
Penulisan berikut dihindari:
250 orang peserta diundang panitia.
25 naskah kuno tersimpan di lemari itu.
3. Angka yang menunjukkan bilangan besar dapat ditulis sebagian dengan
huruf supaya lebih mudah dibaca.
Misalnya:
Dia mendapatkan bantuan 250 juta rupiah untuk mengembangkan
usahanya.
Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 550 miliar rupiah.
Proyek pemberdayaan ekonomi rakyat itu memerlukan biaya 10
triliun rupiah.
4. Angka dipakai untuk menyatakan (a) ukuran panjang, berat, luas, isi, dan
waktu serta (b) nilai uang.
Misalnya:
0,5 sentimeter
5 kilogram
4 hektare
10 liter
2 tahun 6 bulan 5 hari
1 jam 20 menit
Rp 5.000,00
US$ 3,50
£ 5,10
¥ 100
5. Angka dipakai untuk menomori alamat, seperti jalan, rumah, apartemen,
atau kamar.
Misalnya:
Jalan Tanah Abang I No. 15 atau
Jalan Tanah Abang I/15
Jalan Wijaya No. 14
Hotel Mahameru, Kamar 169
Gedung Samudra, Lantai II, Ruang 201
6. Angka dipakai untuk menomori bagian karangan atau ayat kitab suci.
Misalnya:
Bab X, Pasal 5, halaman 252
Surah Yasin: 9
Markus 16: 15—16
7. Penulisan bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut.
a. Bilangan Utuh
Misalnya:
dua belas (12)
tiga puluh (30)
lima ribu (5.000)
b. Bilangan Pecahan
Misalnya:
setengah atau seperdua (½)
seperenam belas (⅟16
tiga perempat (¾)
dua persepuluh (²∕₁₀)
tiga dua-pertiga (3⅔)
satu persen (1%)
satu permil (1‰)
8. Penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut.
Misalnya:
abad XX
abad ke-20
abad kedua puluh
Perang Dunia II
Perang Dunia Ke-2
Perang Dunia Kedua
9. Penulisan angka yang mendapat akhiran -an dilakukan dengan cara
berikut.
Misalnya:
lima lembar uang 1.000-an (lima lembar uang seribuan)
tahun 1950-an (tahun seribu sembilan ratus lima
puluhan)
uang 5.000-an (uang lima ribuan)
10. Penulisan bilangan dengan angka dan huruf sekaligus dilakukan dalam
peraturan perundang-undangan, akta, dan kuitansi.
Misalnya:
Setiap orang yang menyebarkan atau mengedarkan rupiah tiruan,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2), dipidana dengan
pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pidana denda paling
banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
Kotonanampek
Rajaampat
Simpanglima
Tigaraksa
b. 1. Patokan Umum
1.1 Isi Karangan
1.2 Ilustrasi
1.2.1 Gambar Tangan
1.2.2 Tabel
1.2.3 Grafik
2. Patokan Khusus
…
...
Catatan:
(1) Tanda titik tidak dipakai pada angka atau huruf yang sudah bertanda
kurung dalam suatu perincian.
Misalnya:
5. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang
menunjukkan jumlah.
Misalnya:
Indonesia memiliki lebih dari 13.000 pulau.
Penduduk kota itu lebih dari 7.000.000 orang.
Anggaran lembaga itu mencapai Rp225.000.000.000,00.
Catatan:
(1) Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau
kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.
Misalnya:
Dia lahir pada tahun 1956 di Bandung.
Kata sila terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat
Bahasa halaman 1305.
Nomor rekening panitia seminar adalah 0015645678.
(2) Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala
karangan, ilustrasi, atau tabel.
Misalnya:
Acara Kunjungan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Bentuk dan Kedaulatan (Bab I UUD 1945)
Gambar 3 Alat Ucap Manusia
Tabel 5 Sikap Bahasa Generasi Muda Berdasarkan Pendidikan
(3) Tanda titik tidak dipakai di belakang (a) alamat penerima dan
pengirim surat serta (b) tanggal surat.
Misalnya:
Yth. Direktur Taman Ismail Marzuki
Jalan Cikini Raya No. 73
Menteng
Jakarta 10330
Indrawati, M.Hum.
Jalan Cempaka II No. 9
Jakarta Timur
21 April 2013
7. Tanda koma dipakai di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian
alamat, (c) tempat dan tanggal, serta (d) nama tempat dan wilayah atau
negeri yang ditulis berurutan.
Misalnya:
Sdr. Abdullah, Jalan Kayumanis III/18, Kelurahan Kayu-manis,
Kecamatan Matraman, Jakarta 13130
Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Salemba
Raya 6, Jakarta
Surabaya, 10 Mei 1960
Tokyo, Jepang
8. Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik
susunannya dalam daftar pustaka.
Misalnya:
Gunawan, Ilham. 1984. Kamus Politik Internasional. Jakarta: Restu
Agung.
Halim, Amran (Ed.) 1976. Politik Bahasa Nasional. Jilid 1. Jakarta:
Pusat Bahasa.
Tulalessy, D. dkk. 2005. Pengembangan Potensi Wisata Bahari di
Wilayah Indonesia Timur. Ambon: Mutiara Beta.
9. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki atau
catatan akhir.
Misalnya:
Sutan Takdir Alisjahbana, Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia, Jilid
2 (Jakarta: Pustaka Rakyat, 1950), hlm. 25.
Hadikusuma Hilman, Ensiklopedi Hukum Adat dan Adat Budaya
Indonesia (Bandung: Alumni, 1977), hlm. 12.
W.J.S. Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk Karang-
mengarang (Jogjakarta: UP Indonesia, 1967), hlm. 4.
10. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan singkatan gelar akademis
yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri,
keluarga, atau marga.
Misalnya:
B. Ratulangi, S.E.
Ny. Khadijah, M.A.
Bandingkan dengan:
Dalam pengembangan bahasa kita dapat memanfaatkan bahasa daerah.
Atas perhatian Saudara kami ucapkan terima kasih.
Matius 2: 1—3
Dari Pemburu ke Terapeutik: Antologi Cerpen Nusantara
Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Jakarta: Pusat Bahasa.
Misalnya:
Monumen Nasional mulai dibangun pada tahun 1961 (?).
Di Indonesia terdapat 740 (?) bahasa daerah.
“Kudengar teriak anakku, ‘Ibu, Bapak pulang!’, dan rasa letihku lenyap
seketika,” ujar Pak Hamdan.
“Kita bangga karena lagu ‘Indonesia Raya’ berkuman-dang di arena
olimpiade itu,” kata Ketua KONI.
2. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, terjemahan, atau
penjelasan kata atau ungkapan.
Misalnya:
tergugat ‘yang digugat’
retina ‘dinding mata sebelah dalam’
noken ‘tas khas Papua’
tadulako ‘panglima’
marsiadap ari ‘saling bantu’
tuah sakato ‘sepakat demi manfaat bersama’
policy ‘kebijakan’
wisdom ‘kebijaksanaan’
money politics ‘politik uang’
Misalnya:
mahasiswa/mahasiswi ‘mahasiswa dan mahasiswi’
dikirimkan lewat darat/laut ‘dikirimkan lewat darat atau lewat
laut’
buku dan/atau majalah ‘buku dan majalah atau buku atau
majalah’
harganya Rp1.500,00/lembar ‘harganya Rp1.500,00 setiap lembar’
3. Tanda garis miring dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata
sebagai koreksi atau pengurangan atas kesalahan atau kelebihan di dalam
naskah asli yang ditulis orang lain.
Misalnya:
Buku Pengantar Ling/g/uistik karya Verhaar dicetak beberapa kali.
Asmara/n/ dana merupakan salah satu tembang macapat budaya Jawa.
Dia sedang menyelesaikan /h/utangnya di bank.
Catatan Home Style atau yang sering disebut gaya selingkung ini sudah
umum dalam setiap pedoman suatu kelompok kepenulisan. Istilah ini pertama
muncul dalam dunia penerbitan. Merupakan pedoman tata cara penulisan dari
suatu kelompok atau penerbit.
Kajian Ar-Razi menerapkan gaya selingkung dalam beberapa unsur
penulisan. Di mana sistem penulisan makalah hanya menerapkan sebagian dari
yang ada pada KBBI dalam hal ini. Tentu tak lepas dari beberapa pertimbangan,
juga mengingat dalam proses perkembangan Islam yang dikaji pada kajian ini selalu
terikat dengan bahasa dan istilah asing.
Dalam perkembangannya bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai
bahasa, baik dari bahasa daerah, seperti bahasa Jawa, Sunda, dan Bali, maupun
dari bahasa asing, seperti bahasa Sanskerta, Arab, Portugis, Belanda, Cina, dan
Inggris. Berdasarkan taraf integrasinya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia
dapat dibagi menjadi dua kelompok besar. Pertama, unsur asing yang penulisan
dan pengucapannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini,
penyerapan diusahakan agar ejaannya diubah seperlunya sehingga bentuk
Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya. Kedua, unsur
asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti force
majeur, de facto, de jure, dan l’exploitation de l’homme par l’homme. Unsur-unsur
itu dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi cara pengucapan dan
penulisannya masih mengikuti cara asing.
Misalnya:
Abu Hamid al-Ghazali, al-I’qtishad fi’l I’tiqâd, ditahkik oleh Mu-
hammad Musthafa Abul Ula, Kairo: Maktabah al-Jundi, 1997, hal.
33.
Ali Syari’ati, Rasulullah Saw. Sejak Hijrah Hingga Wafat, terj. Afif
Muhammad, sunt. Ahmad Hadi, Jakarta: Pustaka Hidayah, 1992,
hal. 28.
g. Untuk karangan yang ditulis oleh dua orang, maka nama keduanya
ditulis serempak pada tempat penulis.
h. Untuk karangan yang ditulis oleh tiga orang atau lebih, maka ditulis
nama penulis pertama saja, dengan menggunakan istilah et ali
(disingkat et. al) atau dkk yang berarti dan lain-lain.
Misalnya:
Alton C. Morris, et. al. (dengan huruf miring), College English: The
First Year, New York: iHarper, 1964, hal. 51-56.
i. Untuk karangan yang terdapat dalam jurnal/majalah: nama
penulis (tidak dibalik), judul artikel (ditulis miring), nama jurnal/
majalah/bulletin, volume/juz/edisi/tanggal, kota: penerbit (kalau
ada), halaman.
Misalnya:
Thariq Bisyri, Harakah al-Tajdîd fi’l Fikr al-Islâmî, dalam al-
Muslim al-Mu‘ashir, edisi 82/tahunXXI (November-Desember
1996- Januari 1997) IIIT, Virginia: Herndon, hal. 167.
a. Ibid. (Ibidem)
Digunakan apabila ada pengulangan sumber di tempat (buku)
yang sama secara langsung tanpa diselingi kutipan lain.
Misalnya:
1. Mahmud Awan, The Faith Community and World Order in
The Perspective of Islam, dalam Ismail Raji al-Faruqi (ed.),
Trialogue of The Abraham Faith) IIIT, Virginia: Herndon, cet.
III, 1991, hal. 85.
2. Ibid. (dengan titik dan huruf miring)
2. Ibid., hlm. 15. (berarti dikutip dari buku yang sama dengan
buku di atas tapi dengan halaman yang berbeda)
Apabila penulis mempunyai dua atau lebih buku atau artikel yang
dirujuk, maka judul buku atau artikel itu juga dituliskan secara
singkat untuk menghindari keraguan:
1. Mahmud Awan, The Faith Community and World Order in
The Perspective of Islam, op. cit. hal. 86.
Tambahan
Ada beberapa istilah lain yang perlu dikenal dalam penulisan catatan
pustaka, yang umumnya dimaksudkan untuk mempermudah, memperjelas dan
mempersingkat catatan itu sendiri.
Supra : di atas, sudah terdapat lebih dahulu dalam teks yang
sama.
Infra : di bawah, lihat pada artikel atau karangan yang sama di
bawah.
c. atau ca. : singkatan dari circa, yang berarti kira-kira atau
sekitar; dipakai untuk menunjukkan tahun, tetapi
diragukan ketepatannya.
Cap. atau Chap. : singakatan dari Caput (latin) atau Chapter (Inggris),
artinya bab.
ed. : editor atau edisi
et seq : et sequens berarti dan halaman berikutnya.
Passim : tersebar di sana-sini, apabila merujuk kepada bahan
yang tersebar di suatu majalah atau karangan tertentu.
Ser. : seri
[Sic!] : Demikianlah seperti aslinya, dipakai untuk
menunjukkan bahwa suatu kesalahan tertentu terdapat
dalam naskah aslinya. Kata ini harus ditempatkan
dalam kurung siku dan menggunakan tanda seru.
Cf. atau conf. : confer, berarti bandingkan atau bandingkan dengan.
B. Daftar Pustaka
Penulisan daftar pustaka dilakukan dengan urutan berikut: nama akhir,
nama depan. Tahun. Judul buku (cetak miring). Kota: Penerbit.
Cetakan (kalau ada).
Misalnya:
Horikoshi, Hiroko. 1997. Kyai dan Perubahan Sosial. Jakarta: P3M.
Misalnya:
Madjid, Nurcholis. 1985. “Merumuskan Kembali Tujuan Pendidikan
Pesantren”. M. Dawam Raharjo (ed.). Pergulatan Dunia
Pesantren Membangun dari Bawah, Jakarta: P3M.
Dan apabila bahan yang dirujuk berasal dari majalah atau jurnal atau
surat kabar, maka sudah cukup apabila Anda menyebutkan nama majalah atau
jurnal atau surat kabar, edisi dan tanggalnya, penerbitnya (apabila ada atau
diperlukan).
Misalnya:
Jurnal al-Muslim al-Mu’ashir, edisi 82/tahunXXI (November-Desember
1996-Januari 1997) IIIT. Virginia: Herndon.
Catatan:
Daftar Pustaka diurutkan sesuai abjad.
Jika mengambil sumber dari Al-Qur’an dan Sunnah maka dalam daftar
pustaka dua sumber tersebut harus diletakkan di urutan paling awal.
Jika mengambil sumber dari internet, baik berupa artikel, suara,
ataupun video, maka sumber-sumber tersebut diletakkan setelah
semua sumber ilmiah; seperti buku, majalah, koran, dan lain-lain
dicantumkan seluruhnya.
Kaidah ejaan yang berlaku bagi unsur serapan itu adalah sebagai berikut:
aa (Belanda) menjadi a
paal pal
baal bal
octaaf oktaf
ai tetap ai
trailer trailer
caisson kaison
au tetap au
audiogram audiogram
autotroph autotrof
tautomer tautomer
hydraulic hidraulik
caustic kaustik
ck menjadi k
check cek
ticket tiket
ç (Sanskerta) menjadi s
Çabda Sabda
Çastra Sastra
e tetap e
Effect Efek
description Deskripsi
synthesis Sintesis
ea tetap ea
Idealist Idealis
Habeas Habeas
ee (Belanda) menjadi e
stratosfeer stratosfer
systeem sistem
ei tetap ei
eicosane eikosan
Eidetic Eidetic
Einsteinium einsteinium
eo tetap eo
Stereo Stereo
Geometry geometri
Zeolite Zeolit
eu tetap eu
Neutron Neutron
Eugenol Eugenol
Europium europium
fa ( ﻑArab) menjadi f
ʼafḍal )(أفضل afdhal
‘ārif )(عارف arif
Faqīr )(فقير fakir
faṣīh )(فصيح fasih
Mafhūm )(مفهوم mafhum
f tetap f
Fanatic Fanatic
Factor Factor
Fossil Fosil
gh menjadi g
Ghanta Genta
Sorghum Sorgum
gue menjadi ge
Igue Ige
Gigue Gige
ḥa ( ﺡArab) menjadi h
ḥākim )(حاكم hakim
iṣlāḥ )(إصالح islah
siḥr )(سحر sihir
riem rim
ng tetap ng
Contingent kontingen
Congress kongres
Linguistics linguistik
oo (Belanda) menjadi o
Komfoor kompor
Provost provos
oo (inggris) menjadi u
Cartoon kartun
Proof pruf
Pool pul
ph menjadi f
Phase fase
Physiology fisiologi
Spectrograph spektograf
ps tetap ps
Pseudo pseudo
Psychiatry psikiatri
Psychic psikis
psychosomatic psikosomatik
pt tetap pt
Pterosaur pterosaur
Pteridology pteridologi
Ptyalin ptialin
q menjadi k
Aquarium akuarium
Frequency frekuensi
Equator ekuator
rh menjadi r
Rhapsody rapsodi
Rhombus rombus
Rhythm ritme
Rhetoric retorika
ṭa ( ﻁArab) menjadi t
khaṭṭ )(خط khat
muṭlaq )(مطلق mutlak
ṭabīb )(طبيب tabib
th menjadi t
Theocracy teokrasi
Orthography ortografi
Thrombosis trombosis
methode (Belanda) metode
u tetap u
Unit unit
Nucleolus nucleolus
Structure struktur
Institute institut
u (Arab, bunyi pendek atau bunyi panjang) menjadi u
rukū’ )(ركرﻉ rukuk
syubḥāt )(شبهات syubhat
Sujūd )(سجود sujud
’ufuq )(أفق ufuk
ua tetap ua
aquarium akuarium
dualisme dualisme
squadron skuadron
ue tetap ue
consequent konsekuen
Duet duet
Suede sued
ui tetap ui
conduite konduite
equinox ekuinoks
equivalent ekuivalen
uo tetap uo
fluorescein fluoresein
quorum kuorum
quota kuota
uu menjadi u
lectuur lektur
prematuur prematur
vacuum vakum
v tetap v
evacuation evakuasi
television televisi
vitamin vitamin
z tetap z
zenith zenit
zirconium zirkonium
zodiac zodiak
zygote zigot
ʼummat umat
Catatan:
Unsur serapan yang sudah lazim dieja sesuai dengan ejaan bahasa
Indonesia tidak perlu lagi diubah.
Misalnya:
bengkel nalar Rabu
dongkrak napas Selasa
faedah paham Senin
kabar perlu sirsak
khotbah pikir soal
koperasi populer telepon
lahir
-ic, -ics, dan -ique (Inggris), -iek dan -ica (Belanda) menjadi -ik, ika
dialectics, dialektica dialektika
logic, logica logika
physics, physica fisika
linguistics, linguistiek linguistik
phonetics, phonetiek fonetik
technique, techniek teknik
D. Pedoman Transliterasi
1) Transliterasi dari huruf Arab ke Latin, dilakukan dengan ketentuan sebagai
berikut:
ج j ل l
ح Ctrl u + h م m
خ kh ن n
د d و w
ذ dz ه h
ر r ء `
ز z ي y
س s a panjang â Ctrl, shift, 6 + a
ش sy i panjang î Ctrl, shift, 6+i
ص sh u panjang û Ctrl, shift, 6 + u
ض dh أو aw
ط th أو uw
ظ zh أي ay
ع ‗ Alt+0145 إي iy
Catatan:
1. Alif dan lâm ta‘rîf apabila berada di antara dua kata, menggunakan
kaidah berikut:
a. Apabila sesudahnya adalah kata syamsiyah, maka ditulis secara
terpisah, seperti: dzahaba al-Nâs…
b. Apabila sesudahnya adalah kata qamariyah, maka disambung
dengan kata sebelumnya dengan diselingi oleh koma atas
(aposthrope), seperti: dahabati‘l ibilu….
c. Alif dan lâm ta‘rîf ditulis dengan huruf kecil dan diselingi dengan
garis hubung, kecuali dipermukaan kalimat atau sesuai dengan
ketentuan tata bahasa lainnya yang mengharuskan penggunaan
huruf kapital.
d. Huruf “Al” Syamsiyah maupun Qamariyah menggunakan “Al”
dalam penulisan surat-surat Al-Qur’an.
Misalnya:
Al-Qalam
Al-Syamsu bukan Asy-Syamsu
Al-Ra’d bukan Ar-Ra’d
2. Nama-nama orang Arab untuk orang, benda, dan tempat mengikuti
penulisan yang sudah lazim dalam bahasa Indonesia.
Misalnya:
Azizah bukan ‘Azizah
Abdullah bukan ‘Abd Allah
Umar bin Khattab bukan ‘Umar ibn al-Khattâb
Abdurrahman bukan ‘Abd al-Rahman
Masjidil Haram bukan Masjid al-Haram
Baitul Maqdis bukan Bayt al-Maqdis
Mekah bukan Makkah
Catatan:
Kata ibnu atau binti ditulis bin atau binti. Kecuali pada nama-nama
yang diawali dengan kata tersebut. Nama ayah ditulis tanpa ‘al’ di
depannya.
Misalnya:
Umar bin Khattab
Abdurrahman bin Auf
Ibnu Khaldun (tetap ditulis Ibnu karena menjadi awal nama)
Fatimah binti Muhammad
3. Nama Allah ditulis sambung dengan kata sebelumnya bila terdapat
pada satu kata ungkapan dalam bahasa Arab.
Misalnya:
Bismillâh bukan Bismi Allah
La Ilaha Illallah bukan La Ilaha Illa Allah
Saifullah bukan bukan Saif Allah.
4. Penulisan Akronim dan singkatan:
Subhânahu Wa Ta’âla ditulis Allah Swt.
Shalallâhu ‘Alaihi Wa Sallam ditulis Rasulullah Saw.
Alaihi-Assalâm ditulis sebagai berikut: Isa As.
Radhiyallahu ‘Anha atau ‘Anha ditulis sebagai berikut: Abu Bakar
Ra., Khadijah Ra.
5. Penulisan kata-kata yang harus senantiasa berawalkan huruf kapital:
Allah Swt.
Rasulullah Saw.
Al-Qur’an
Islam
6. Nama surat dalam Al-Qur’an tidak perlu menggunakan transliterasi
(karena sudah masyhur)
Al-Ma’idah bukan Al-Mâ`idah
Al-Nisa’ bukan An-Nisâ`
7. Nama buku, judul dan bab, perlu menggunakan transliterasi:
Al-Bidâyah wa Al-Nihâyah bukan al-Bidayah wa al-Nihayah
Tuhfah Al-`Arûsy bukan Tuhfatul Arusy
8. Penulisan alamat ayat Al-Qur`an ditulis seperti contoh berikut:
(Qs. Al-Baqarah [2]: 7).
(Qs. Thaha [20]: 15).
9. Penulisan Al-Qur`an berikut terjemahannya menggunakan format
yang telah ditentukan.
Misalnya:
ِ ِ
َ اك إِلا َر ْْحَة ل ْل َعالَم
)107 :]21[ ي (األنبياء َ ََوَما أ َْر َس ْلن
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi)
rahmat bagi semesta alam.” (QS. Al-Anbiya` [21]: 107).
10. Penulisan Hadits dan terjemahnya sesuai dengan format yang telah
ditentukan.
Misalnya:
Catatan:
3) Istilah asing yang ejaannya bertahan dalam banyak bahasa dipakai juga
dalam bahasa Indonesia dengan syarat diberi garis bawah atau dicetak
miring.
Misalnya:
Esprit de corps ‘semangat setia kawan’; ‘rasa kesetiakawanan
kelompok’
Status qou ‘keadaan yang sekarang’
Vis a vis ‘terhadap’; ‘(yang) berhadapan dengan’
1. Setiap pemakalah wajib menulis abstraksi yang berisi deskripsi singkat dan
kisi-kisi yang akan dibahas di dalam makalah. Abstraksi ini wajib diunggah
di grup Facebook selambat-lambatnya 2 hari sebelum hari H kajian.
2. Waktu paling lambat untuk mengunggah makalah di grup Facebook dua
hari sebelum hari H kajian.
3. Susunan makalah sebagai berikut:
1. Bagian Sampul
1.1 Halaman Judul
1.2 Abstraksi dan Kata Kunci
1.3 Daftar Isi
2. Bagian Isi
2.1. Bab I (Pendahuluan)
2.1.1. Latar Belakang Masalah
2.1.2. Rumusan Masalah
2.1.3. Tujuan Penulisan
2.1.4. Tinjuan Pustaka
2.2. Pembahasan Teori
2.3. Penutupan
2.3.1. Kesimpulan
3. Bagian Penunjang
3.1. Daftar Pustaka
3.2. Lampiran-Lampiran Lainnya (bila ada)
4. Setiap makalah diberi sampul depan meliputi judul, penjelas judul (bila
ada), lambang kajian Ar-Razi, penyusun makalah, nama badan pelindung,
dan tahun pembuatan.
5. Setiap makalah diberi kop yang diberi jenis kajian, tempat, dan tanggal
kajian menggunakan font jenis Book Old Style model bold dengan
ukuran font 10 tanpa spasi antar paragraf , sebagai mana berikut:
Kajian Sejarah
dan Studi Peradaban Islam Ar-Razi
Ikatan Keluarga Pondok Modern Cabang Kairo
Markaz Sirah Community; Senin, 5 April 2021
6. Makalah ditulis dengan kertas ukuran A4, dengan Top, Bottom, Right, Left,
dan Gutter masing-masing 2,54 cm.
7. Judul makalah ditulis dengan huruf kapital, font Georgia dengan ukuran
12 dan model bold.
8. Badan tulisan menggunakan jenis font Georgia dengan ukuran 10.
9. Catatan kaki ditulis dengan menggunakan font Georgia ukuran 7.
10. Tulisan Arab ditulis menggunakan jenis font Traditional Arabic dengan
ukuran 16.
11. Makalah ditulis dengan Justify Low dan line spacing 1,5. Sedangkan
untuk tulisan Arab menggunakan line spacing 1,15.
12. Penggunaan kaidah unsur serapan dan transliterasi sesuai dengan yang
telah ditentukan.
13. Makalah ditulis dengan referensi minimal sebanyak 3 literatur pokok.
14. Moderator membagi sesi kajian menjadi sesi presentasi (30 menit/
makalah), tanggapan, sesi diskusi, dan pembahasan editorial.
15. Peserta kajian diwajibkan aktif dalam kajian baik bertanya, mengkritik,
menjawab, menyanggah, atau memberi tambahan.
16. Setiap pemakalah harus menyediakan salinan makalah minimal 10 jilid
untuk peserta kajian.
17. Pemakalah wajib merevisi makalah setelah dipresentasikan dengan tenggat
waktu dua hari dan mengumpulkannya kepada tim dokumentasi.