Anda di halaman 1dari 3

Mata Kuliah : Budidaya Tanaman

Dosen Pengampu : Drs. Lalu Zulkifli, M.Si., Ph.D.


Jurusan/Prodi : Pendidikan Biologi
Nama Lengkap : Rita Alawiyah
NIM : E1A020098
Kelas : D / III

I. RESUME
Kultur jaringan atau dalam bahasa Inggris disebut tissue culture berasal dari kata
culture artinya budidaya dan tissue artinya jaringan yaitu sekelompok sel yang
mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. Jadi, kultur jaringan adalah
membudidayakan suatu jaringan tanaman secara vegetatif menjadi tanaman kecil yang
mempunyai sifat seperti induknya. Prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalah
perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman (bisa berupa jaringan
atau organ akar, batang, daun dan mata tunas), kemudian menumbuhkannya pada media
buatan yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh/hormon secara aseptik dalam wadah
tertutup yang tembus cahaya (misalnya botol-botol kaca), pada suhu tertentu sehingga
bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman lengkap.
Teori dasar dari kultur in vitro adalah sifat totipotensi sel oleh Schawann dan
Scheleiden (1838) yang menyatakan sifat totipotensi (total genetic potential) sel, yaitu
setiap sel tanaman yang hidup dilengkapi dengan informasi genetik dan perangkat
fisiologis yang lengkap sehingga mampu tumbuh dan berkembang menjadi tanaman
utuh jika kondisinya sesuai.
Manfaat dan keuntungan perbanayakan tanaman melalui kultur jaringan yaitu dapat
melestarikan sifat tanaman induk, menghasilkan tanaman yang memiliki sifat sama
dengan induknya, dapat menghasilkan tanaman baru dalam jumlah banyak dalam
waktu yang singkat, dapat menghasilkan tanaman yang bebas virus, dapat dijadikan
sarana untuk melestarikan plasma nutfah, pelaksanaannya tidak tergantung musim,
tidak membutuhkan tempat yang luas, kualitas dan kesehatan bibit lebih terjamin, bibit
yang dihasilkan seragam, dan dapat digunakan untuk menciptakan varietas baru melalui
rekayasa genetika. Sedangkan Kelemahan kultur jaringan adalah diperlukan biaya awal
yang relatif tinggi, hanya mampu dilakukan oleh orangorang tertentu, karena
memerlukan keahlian khusus, dan bibit hasil kultur jaringan memerlukan proses
aklimatisasi, karena terbiasa dalam kondisi lembap dan aseptik.
Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan
terdiri atas pemilihan dan penyiapan tanaman induk sumber eksplan, inisiasi kultur,
sterilisasi, multiplikasi atau perbanyakan propagul, pemanjangan tunas, induksi,
perkembangan akar dan aklimatisasi (Smith, 2006).
1. Pemilihan dan penyiapan tanaman induk sumber eksplan. Eksplan adalah bagian
dari tanaman yang digunakan sebagai bahan induksi/inisiasi/inokulasi yang
merupakan tahapan awal dari kultur jaringan. Tanaman yang dipilih sebagai sumber
eksplan harus jelas jenis, spesies, dan varietasnya serta harus sehat dan bebas dari
hama dan penyakit.
2. Inisiasi Kultur. Tahap ini merupakan pembuatan kultur dari eksplan yang bebas
mikroorganisme serta inisiasi pertumbuhan baru dalam kultur yang aseptik, yaitu
bebas dari mikroorganisme. Dalam tahap ini diharapkan eksplan yang dikulturkan
akan menginisiasi pertumbuhan baru, sehingga akan memungkinkan dilakukannya
pemilihan bagian tanaman yang tumbuhnya paling kuat, untuk perbanyakan
(multiplikasi) pada kultur tahap selanjutnya.
3. Sterilisasi. Sterilisasi adalah segala kegiatan dalam kultur jaringan yang dilakukan
di tempat yang steril, yaitu di laminar flow dengan menggunakan alat-alat yang juga
sterail. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol
yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan. Teknisi yang
melakukan kultur jaringan juga harus steril.
4. Multiplikasi atau Perbanyakan Propagul. Tahap ini bertujuan untuk menggandakan
propagul atau bahan tanaman yang diperbanyak seperti tunas atau embrio, serta
memeliharanya dalam keadaan tertentu sehingga sewaktu-waktu bisa dilanjutkan
untuk tahap berikutnya. Pada tahap ini, perbanyakan dapat dilakukan dengan cara
merangsang terjadinya pertumbuhan tunas cabang dan percabangan aksiler atau
merangsang terbentuknya tunas pucuk tanaman secara adventif, baik secara
langsung maupun melalui induksi kalus terlebih dahulu.
5. Pemanjangan Tunas, Induksi, dan Perkembangan Akar. Tahap ini merupakan tahap
pembentukan akar dan pucuk tanaman yang cukup kuat untuk dapat bertahan hidup
sampai saat dipindahkan dari lingkungan in-vitro ke lingkungan luar. Tunas-tunas
yang dihasilkan pada tahap multiplikasi di pindahkan ke media lain untuk
pemanjangan tunas. Media untuk pemanjangan tunas mengandung sitokinin sangat
rendah atau tanpa sitokinin. Tunas tersebut dapat dipindahkan secara individu atau
berkelompok. Pemanjangan tunas secara berkelompok lebih ekonomis daripada
secara individu. Setelah tumbuh cukup panjang, tunas tersebut dapat diakarkan.
Pemanjangan tunas dan pengakarannya dapat dilakukan sekaligus atau secara
bertahap, yaitu setelah dipanjangkan baru diakarkan.
6. Aklimatisasi. Pada tahap ini, planlet atau tunas mikro hasil kultur jaringan
dipindahkan ke lingkungan di luar botol seperti rumah kaca, rumah plastik, atau
screen house (rumah kaca kedap serangga). Aklimatisasi adalah proses
pengkondisian planlet atau tunas mikro di lingkungan baru yang aseptik di luar
botol, dengan media tanah, atau pakis sehingga planlet dapat bertahan dan terus
menjadi bibit yang siap ditanam di lapangan.

II. PERTANYAAN
1. Apa kelemahan dari kultur jaringan ?
a. Harga ekonomis
b. Melestarikan tanaman induk
c. Dibutuhkan keahlian khusus
d. pelaksanaannya tidak tergantung musim
e. Tidak membutuhkan tempat yang luas
Jawaban : C
2. Suatu metode yang bertujuan untuk memperbanyak tanaman yang persis dengan
sel induka disebut dengan...........
a. Kultur jaringan
b. Kultur gen
c. Kultur tanaman
d. Kultur tumbuhan
e. Kultur perkembangbiakan
Jawaban : A
3. Setiap sel tanaman yang hidup dilengkapi dengan informasi genetik dan perangkat
fisiologis yang lengkap sehingga mampu tumbuh dan berkembang menjadi
tanaman utuh jika kondisinya sesuai, yaitu sifat dari...........
a. Totopotensi
b. Potensi sel
c. Potensi jaringan
d. Totipotensi
e. Titipotensi
Jawaban : D
4. Berikut kelebihan kultur jaringan, kecuaali.....
a. Bibit hasil kultur jaringan memerlukan proses aklimatisasi
b. Menghasilkan tanaman yang memiliki sifat sama dengan induknya
c. Dapat menghasilkan tanaman baru dalam jumlah banyak dalam waktu yang
singkat
d. Dapat menghasilkan tanaman yang bebas virus
e. Dapat diperoleh sifat-sifat yang dikehendaki
Jawaban : A
5. Bagian tumbuhan masib muda yang manakah, yang dapat digunakan pada kultur
jaringan...........
a. Epidermis
b. Xylem floem
c. Kolenkim
d. Stomata
e. Meristem
Jawaban : E

Anda mungkin juga menyukai