Anda di halaman 1dari 9

PAPER

FISIKA DASAR
LISTRIK & MAGNET
Dosen Pengampu
Eli Trisnowati, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh:
1. Maranatha Agustina Simanjuntak (2010305031)
2. Ninda Cahyani (2010305061)
3. Virra Maulana Ristyowati (2010305019)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS TIDAR
TAHUN AJARAN 2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Listrik sangat dibutuhkan pada zaman modern saat ini. Karena sesuai dengan
perkembangan zaman, manusia ingin sesuatu yang lebih praktis dan cepat. Oleh karena itu
para ilmuan berusaha menenukan alat-alat yang dapat mempermudah pekerjaan manusia.
Alat tersebut sebahagian besar menngunakan energi listrik. Energi listrik sangat fleksibel dan
dapat dirubah ke bentuk energi lainnya seperti energi mekanik, energi panas, energi bunyi,
energi kimia dan energi gerak. Sulit dibayangkan bagaimana dunia ini jika hingga pada saat
ini manusia tidak dapat memanfaatkan listrik.
Sejarah pengetahuan dan teknologi membuktikan bahwa pada dasarnya fenomena alam
penting untuk dipalajari terlebih dahulu agar dapat dirubah menjadi teknologi. Apabila
menyingkap fenomena alam disebut membuka sebuah misteri dan memanfaatkannya serta
menguasainya disebut masteri. Oleh karena itu, mengubah hasil ilmu pengetahuan menjadi
teknologi diibaratkan misteri ke masteri. Para peneliti sebagai penyingkap isteri sedangkan
para perekayasa adalah prioner misteri.
Listrik sebenarnya tersedia disekeliling kita secara tidak terorganisir dan menunggu kita
menyadari keberadaan listrik tersebut serta memanfaatkannya dalam kehidupan kita. Dalam
sejarah perkembangan listrik magnet, banyak ilmuan atau peneliti yang mengeluarkan
pendapat mengenai asal mula adanya listrik. Para ilmuan ini, telah dianggap telah meletakkan
tonggak-tonggak pondasi dalam sejarah panjang perkembangan teknologi kelistrikan.
Terpisah dari penemuan-penemuan mengenai kelistrikan, di suatu tempat ditemukan
adanya sebuah logam yang dapat menarik serbuk besi. Untuk mengenang tempat
ditemukannya, logam tersebut dinamakan magnet. Para ilmuan meneliti sifat yang terdapat
pada logam yang dapaat menarik logam lain. Sejalan dengan perkembangan ilmu pegetahuan
ditemukan bahwa listrik dan magnet memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya.
Sehingga sekarang ini dengan menggunakan arus listrik kita dapat menimbulkan medan
magnet disekitar logam.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana menerapkan konsep muatan listrik dalam menganalisis gejala kelistrikan?
2. Bagaimana analisis arus, hambatan, tegangan, dan daya pada suatu rangkaian listrik?
3. Apa saja bahan-bahan isolator, konduktor dalam kehidupan sehari-hari?
4. Benda-benda apa sajakah yang menghasilkan medan magnet?
5. Bagaimana analisis konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam tubuh manusia?

C. Tujuan
1. Mampu menerapkan konsep muatan listrik dalam menganalisis gejala kelistrikan.
2. Menganalisis arus, hambatan, tegangan, dan daya pada suatu rangkaian listrik
3. Mengetahui bahan-bahan isolator, konduktor dalam kehidupan sehari-hari
4. Mengetahui benda-benda yang menghasilkan medan magnet
5. Menganalisis konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam tubuh manusia
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Muatan Listrik dalam Menganalisis Gejala Kelistrikan Statis


Gejala kelistrikan ini banyak ditemui di kehidupan sehari-hari. Gejala kelistrikan ini
hanya bisa dirasakan dalam waktu yang singkat. Secara umum, gejala kelistrikan ini dapat
terjadi karena adanya kumpulan arus atau muatan listrik namun dalam jumlah yang statis
atau tetap. Gejala kelistrikan ini tidak berlangsung lama karena tidak adanya listrik yang
mengaliri permukaan benda tersebut. Terlebih lagi, gejala ini biasanya dilakukan pada benda-
benda mati dan pasif yang tidak bisa dialiri listrik. Pada gejala kelistrikan, Kamu pasti
mengetahui bahwa pada listrik terdapat dua buah muatan yang sering dikenal dengan muatan
positif serta muatan negative. Muatan positif yaitu adanya muatan proton memiliki jumlah
yang lebih banyak dari pada electron. Sedangkan muatan negative yaitu jumlah proton lebih
sedikit dari pada electron. Pada listrik juga ada benda yang tidak memiliki jumlah muatan
baik proton maupun electron dan sering disebut dengan benda yang netral. Listrik statis bisa
terjadi karena adanya muatan negative dan muatan positif pada suatu benda sehingga saling
tarik menarik. Arus listrik tidak akan terjadi jika terdapat muatan yang sejenis.
Gaya listrik statis juga disebut dengan gaya elektrostatis atau gaya Coulomb. Gejala
kelistrikan ini ternyata bisa dihitung dan dibuktikan menggunakan rumus-rumus dibawah
ini.
1. Gaya Coulomb

2. Kuat Medan Listrik

3. Energi Potensial (EP)

4. Potensial Listrik

5. Usaha

6. Kapasitor Keping Sejajar (c)


7. Energi Kapasitor

8. Bola Kapasitor

Keterangan Rumus:

Q : Muatan Sumber
Q : Muatan Uji
ε0 : Permitivitas ruang hampa
R : Jarak antar muatan
k : 8,99 x 109 N m2 C-2
K : koefsien dielektrik
A : luas penampang pada plat
d : Jarak antar keping
WAB : Usaha memindahkan muatan dari A ke B
r : Jari-jari Bola

Penerapan Listrik Statis

Listrik statis ternyata sangat penting bagi kehidupan manusia. Ada beberapa
penerapan dari gejala kelistrikan ini yang diterapkan pada teknologi untuk membantu
kehidupan manusia. Beberapa diantaranya yaitu pada generator Van de Graff. Alat ini
menghasilkan listrik statis dengan cara menggosokkan pita karet pada roda pemutar.
Selain sepeda generator, mesin fotokopi juga merupakan salah satu penerapan dari listrik
statis. Muatan listrik yang terjadi pada mesin fotokopi yaitu adanya daya tarik pada mesin
fotokopi tersebut. Seperti yang sudah kita ketahui bahwa suatu muatan yang berbeda
akan saling tarik menarik. Pada mesin fotokopi, benda yang memiliki matan negative
yaitu toner sedangkan yang bermuatan positif yaitu pelat.

B. Arus, hambatan, tegangan dan daya pada suatu rangkaian listrik


1. Arus
Arus listrik atau dalam versi bahasa inggris sering disebut "electric current" dapat
didefinisikan sebagai jumlah muatan listrik yang mengalir tiap satuan waktu.
Biasanya arus memiliki satuan A (Ampere) atau dalam rumus terkadang ditulis I.
Arus listrik merupakan gerakan kelompok partikel bermuatan listrik dalam arah
tertentu. Arah arus listrik yang mengalir dalam suatu konduktor adalah dari potensial
tinggi ke potensial rendah (berlawanan arah dengan gerak elektron). Satu ampere
sama dengan 1 couloumb dari elektron melewati satu titik pada satu detik. Pada kasus
ini, besarnya energi listrik yang bergerak melewati konduktor (penghantar).
Muatan listrik bisa mengalir melalui kabel atau penghantar listrik lainnya. Pada
zaman dulu, Arus konvensional didefinisikan sebagai aliran muatan positif, sekalipun
kita sekarang tahu bahwa arus listrik itu dihasilkan dari aliran elektron yang
bermuatan negatif ke arah yang sebaliknya
2. Hambatan
Hambatan listrik adalah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu
komponen elektronik (misalnya resistor) dengan arus listrik yang melewatinya.
Hambatan dinyatakan dalam satuan ohm. Elektron bebas cenderung bergerak
melewati konduktor dengan beberapa derajat pergesekan, atau bergerak berlawanan.
Gerak berlawanan ini yang biasanya disebut dengan hambatan. Besarnya arus
didalam rangkaian adalah jumlah dari energi yang ada untuk mendorong elektron, dan
juga jumlah dari hambatan dalam sebuah rangkaian untuk menghambat lajunya arus
Hambatan listrik dapat dirumuskan sebagai berikut:
R = V/I 
Keterangan
V = tegangan
I = arus.
Satuan SI untuk Hambatan adalah Ohm (R).

3. Tegangan
Tegangan listrik (Voltage) adalah perbedaan potensi listrik antara dua titik dalam
rangkaian listrik. Tegangan dinyatakan dalam satuan V (Volt). Besaran ini mengukur
energi potensial sebuah medan listrik untuk menyebabkan aliran listrik dalam sebuah
konduktor listrik. Tergantung pada perbedaan potensi listrik satu tegangan listrik
dapat dikatakan sebagai ekstra rendah, rendah, tinggi atau ekstra tinggi.
Tenaga (the force) yang mendorong elektron agar bisa mengalir dalam sebuah
rangkaian dinamakan tegangan. Tegangan adalah nilai dari beda potensial energi
antara dua titik. Pada sebuah rangkaian, besar energi potensial yang ada untuk
menggerakkan elektron pada titik satu dengan titik yang lainnya merupakan jumlah
tegangan.
Dari hal tersebut, kita mengetahui adanya perbedaan potensial listrik yang sering
disebut “potential difference atau perbedaan potensial”. satuan dari potential
difference adalah Volt. “Satu Volt adalah beda potensial antara dua titik saat
melakukan usaha satu joule untuk memindahkan muatan listrik satu coulomb”
Formulasi beda potensial atau tegangan adalah:
V = W/Q [volt]
Dimana:
V = beda potensial atau tegangan, dalam volt
W = usaha, dalam newton-meter atau Nm atau joule
Q = muatan listrik, dalam coulomb
4. Daya
Daya listrik didefinisikan sebagai laju hantaran energi listrik dalam rangkaian
listrik. Satuan daya listrik adalah watt. Daya listrik, seperti daya mekanik,
dilambangkan oleh huruf P dalam persamaan listrik. Pada rangkaian arus DC, daya
listrik sesaat dihitung menggunakan hukum joule. Daya listrik mengalir di manapun
medan listrik dan magnet berada di tempat yang sama.

C. Bahan Bahan Isolator Dan Konduktor Dalam Kehidupan Sehari Hari


- Konduktor dalam Kehidupan Sehari-hari. Aluminium. Besi. Tembaga. Emas.
Perak. Zink (Seng)
- Isolator dalam Kehidupan Sehari-Hari. Kaca. Kayu. Kain. Plastik. Kertas. Karet.
D. Benda Benda Yang Menghasilkan Medan Magnet
Magnet adalah suatu benda yang mampu menarik benda lain di sekitarnya yang memiliki
sifat khusus. Setiap magnet mempunyai sifat kemagnetan. Sifat kemagnetan adalah kemampuan
benda dalam menarik benda-benda lain di sekitarnya.

Medan magnet merupakan sebuah gambaran yang biasa kita gunakan untuk


merepresentasikan bagaimana gaya magnet terdistribusi diantara suatu benda bermagnet
atau disekitar benda bermagnet tersebut. Setiap magnet atau benda magnet memiliki medan
magnet. Ini adalah ruang yang dipengaruhi oleh muatan pada magnet. Magnet dan
elektrrimagnet yang ada dalam benda-benda tertentu seperti benda elektronik. Contoh benda-
benda yang dapat menghasilkan medan magnet yaitu :
1. Bel Listrik
Di sekolah biasanya kita mendengar bunyi bel saat pergantian mata pelajaran, jam
istirahat, atau jam pulang sekolah. Kebanyakan bel yang digunakan adalah jenis bel
listrik. Bel listrik juga salah satu contoh benda yang menggunakan magnet. Cara kerja
bel listrik adalah dengan menekan tombol untuk memicu aliran listrik yang ada di
dalamnya. Aliran listrk inilah yang nantinya juga mengalirkan energi elektromagnetik
yang ada di dalam interuptor. Interuptor sendiri adalah alat yang berfungsi untuk
memutus atau menyambung aliran listrik.
2. Pintu Kulkas
Magnet ternyata tidak hanya digunakan sebagai hiasan di permukaan kulkas.
Pintu kulkas juga menggunakan magnet untuk bisa menutup dengan rapat dan
menjaga kualitas bahan makanan di dalamnya. Seperti yang kita tahu, kulkas terbuat
dari bahan baja atau besi yang kuat yang bisa ditarik oleh magnet. Karena itulah
magnet diletakkan di sekitar pintu kulkas agar bisa menutup dengan rapat.
3. Pengeras Suara
Pengeras suara juga memanfaatkan magnet di salah satu perangkatnya. Pengeras
suara yang dialiri oleh listrik akan mengaktifkan medan elektromagnetik dan
berinteraksi langsung dengan magnet.

E. Konsep Kelistrikan Dan Kemagnetan Dalam Tubuh Manusia


Kelistrikan memilki peranan penting dalam bidang kedokteran. Ada dua aspek kelistrikan
dan magnetis dalam bidang kedokteran yaitu listrik dan magnet yang timbul dalam tubuh
manusia, serta penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh manusia
A. System Saraf dan Neuron
System saraf dibagi dalam 2 bagian yaitu:
1. Sistem saraf pusat
Terdiri dari otak, medulla spinalis dan saraf perifer. Saraf perifer ini adalah serat
saraf yang mengirim informasi sensoris ke otak atau ke Medulla spinalis disebut
Saraf Affren, sedangkan serat saraf yang menghantarkan informasi dari otak atau
medulla spinalis ke otot atau medulla spinalis ke otot serta kelenjar disebut saraf
Efferen
Saraf Efferent: serat saraf menghantarkan informasi dari otak/medulla spinalis ke
otot dan kelenjar
2. Sistem saraf otonom
Serat saraf ini mengatur aktivitas alat-alat dalam (visceral) yang dalam keadaan
normal di luar kesadaran dan control volunter,misalnya jantung & sirkulasi,
usus/pencernaan,kelenjar-kelenjar, berkeringat dan ukuran pupil Sistem saraf
otonom terdiri dari system saraf simpatis dan parasimpatis Fungsi: menerima,
interpretasi dan menghantarkan aliran listrik.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Ardainsyah, Abd Aziz. 2019. Medan Magnet. Jurnal Fisika Sekolah.


Giancoli, D. C. 2001. Fisika Jilid 2. Jakarta : Erlangga
Halliday David, dkk. 2010. Fisika Dasar Edisi ke Tujuh Jilid 2. Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai