Anda di halaman 1dari 5

Nama : Eddies Mayleni

Kelas : X IPA 1

Kedudukan Warga Negara dan Penduduk Indonesia

A. Status Warga Negara Indonesia

Rakyat merupakan salah satu syarat penting terbentuknya suatu negara.


Rakyat punya definisi yang berbeda dengan penduduk ataupun warga negara, meski
punya konsep yang sama tapi pada dasarnya rakyat adalah penghuni negara yang
memiliki peran dalam merencanakan, mengelola, dan mewujudkan tujuan negara.
Keberadaan rakyat yang menjadi penduduk maupun warga negara, secara
konstitusional tercantum dalam pasal 26 UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
Penduduk dan bukan penduduk dengan warga negara dan bukan warga negara
memiliki pengertian yang berbeda, walaupun memiliki konsep yang serupa tapi tidak
sama. Masing-masing pengertiannya yaitu ;

1. A. Penduduk adalah orang yang tinggal di suatu negara, umumnya orang tersebut
sudah tinggal di negara tersebut dalam kurun waktu yang lama. Contohnya
anggota korps diplomatik dari negara sahabat, pelajar yang sedang menuntut ilmu,
orang asing yang bekwrja di Indonesia

B. Bukan Penduduk adalah orang yang tinggal di suatu negara dengan jangka
waktu tertentu, biasanya orang tersebut mendiami suatu negara karena memiliki
tujuan tertentu. Contohnya : turis yang datang ke suatu negara untuk berlibur dan
akan kembali lagi ke negara asalnya.
2. A. Warga Negara adalah seseorang yang tinggal dan menjadi bagian suatu negara.
Istilah warga negara sendiri juga bisa dibagi menjadi dua kategori, yang terdiri
dari warga negara asli atau pribumi dan warga negara asing atau vreemdeling. Hal
ini secara yuridis diatur berdasarkan pasal 26 ayat 1 UUD 1945 dan
perubahannya.

B. Bukan Warga Negara atau biasa disebut orang asing adalah orang yang tinggal
di suatu negara namun secara hukum bukan termasuk Warga Negara Indonesia.
Contohnya duta besar beserta staf nya, kontraktor asing, pengusaha asing.

Kewarganegaraan Republik Indonesia telah diatur dalam UU Nomor 12 Tahun 2006


tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia. Menurut UU, orang yang menjadi
Warga Negara Indonesia (WNI) adalah ;
1. Orang yang sebelum berlaku UU sudah menjadi WNI
2. Anak yang lahir dari perkawinan sah ayah ibu WNI
3. Anak yang lahir dari perkawinan sah ayah WNI dan ibu WNA , sebaliknya
4. Anak yang lahir dari perkawinan sah ibu WNI dan ayah tidak memiliki
kewarganegaraan atau negara asal sang ayah tidak memberikan kewarganegaraan
pada anak tersebut
5. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnyaeninggal dunia
dari perkawinan sah dan sang ayah merupakan WNI
6. Anak yang lahir diluar perkawinan sah dari ibu WNI
7. Anak yang lahir diluar perkawinan sah dari ibu WNA dan diakui sang ayah WNI ,
pengakuan tersebut dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 tahun atau belum
kawin
8. Anak yang lahir di wilayah NKRI yang pada saat lahir tidak jelas status
kewarganegaraan ayah dan ibunya
9. Anak yang baru lahir dan ditemukan di wilayah NKRI selama ayah dan ibunya
tidak diketahui
10. Anak yang dilahirkan diluar wilayah NKRI dari ayah dan ibu WNI
11. Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraan nya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum
mengucapkan sumpah atau janji setia.

B. Asas-Asas Kewarganegaraan Indonesia

Di Indonesia, asas kewarganegaraan telah diatur dalam Undang-undang.


Berdasarkan UU Nomor 12 Tahun 2006, asas kewarganegaraan Indonesia terdiri dari
ius sanguinis, ius soli, tunggal, dan ganda terbatas. Berikut penjelasannya:

1. Asas Ius Sanguinis


Asas ius sanguinis (law of the blood) adalah asas yang menentukan kewarganegaraan
seseorang berdasarkan keturunan, bukan berdasarkan negara tempat kelahiran.

2. Asas Ius Soli


Asas ius soli (law of the soil) secara terbatas adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran, yang diberlakukan
terbatas bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang
ini.
3. Asas Kewarganegaraan Tunggal
Asas kewarganegaraan tunggal adalah asas yang menentukan satu kewarganegaraan
bagi setiap orang.

4. Asas Kewarganegaraan Ganda Terbatas


Asas kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas yang menentukan kewarganegaraan
ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang
ini.

Perbedaan asas yang digunakan dalam menentukan kewarganegaraan


memungkin seseorang memiliki kewarganegaraan ganda (bipatride) atau bahkan tidak
memiliki kewarganegaraan (apatride).
1. Apatride adalah istilah untuk orang-orang yang tidak memiliki kewarganegaraan.
Contohnya : Seorang bayi lahir di negara A yang menganut asas ius
sanguinis.  Bayi tersebut adalah anak dari pasangan suami istri yang
berkewarganegaraan B yang mana menganut asas ius soli. Dengan demikian, si
bayi akan menjadi apatride. Bayi itu tidak akan memperoleh kewarganegaraan A,
sebab ia bukan keturunan orang berkewarganegaraan A. Si bayi juga tidak
mendapat kewarganegaraan B, sebab ia lahir di luar wilayah negara B.
2. Bipatride adalah istilah untuk orang-orang yang memiliki kewarganegaraan
ganda. Contohnya : Seorang bayi lahir di negara C yang menganut asas ius soli.
Bayi tersebut adalah anak dari pasangan suami istri yang berkewarganegaraan D
yang mana menganut asas ius sanguinis. Dengan demikian, bayi tersebut menjadi
bipatride. Si bayi akan diakui sebagai warga negara C, karena lahir di
wilayahnya. Sedangkan, di negara D, bayi itu juga diakui sebagai warga negara,
karena memiliki keturunan negara D.

Menurut tata cara dan ketentuan-ketentuan dalam memperoleh status


kewarganegaraan, ada 2 cara yang di pergunakan yaitu seperti berikut ini:

1. Stelsel aktif yaitu seseorang yang menginginkan menjadi anggota suatu


negara secara aktif melakukan upaya-upaya hukum yang berlaku di negara
tersebut (naturalisasi biasa).
2. Stelsel pasif yaitu seseorang yang tanpa melakukan upaya hukum tersebut
udah mendapatkan status kewarganegaraan di suatu negara atau dengan
sendirinya dianggap jadi warga negara (naturalisasi istimewa).

Dengan adanya kedua stelsel tersebut memberikan sebuah


keterkaitan secara hukum yang berlaku pada seseorang yang menganjukan
status kewarganegaraan ;

1. Hak opsi yaitu sebuah hak dalam memilih dan menentukan status
kewarganegaraan atau berpindah status kewarganegaraan (di dalam stelsel
aktif).
2. Hak repudiasi adalah sebuah hak buat gak menerima status
kewarganegaraan yang diberikan oleh suatu negara lain (di dalam stelsel
pasif).
C. Syarat – Syarat Menjadi Warga Negara Indonesia

Proses permohonan yang diajukan tersebut dinamakan sebagai naturalisasi atau


disebut juga dengan pewarganegaraan.
Permohonan naturalisasi terbagi menjadi dua yaitu naturalisasi biasa
dan naturalisasi istimewa yang memiliki beberapa persyaratan.

1. Naturalisasi Biasa
Syarat yang harus dipenuhi jika orang asing ingin mengajukan permohonan
kewarganegaraan dengan naturalisasi biasa telah diatur dalam undang-undang.
Syarat menjadi warga negara Indonesia dalam pasal 9 UU RI No. 12 Tahun
2006, yaitu:

1. Sudah berusia 18 tahun atau sudah kawin.


2. Saat mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah Indonesia paling
singkat lima tahun berturut-turut atau jika tidak berturut-turut paling singkat 10 tahun.
3. Sehat secara jasmani dan juga rohani.
4. Bisa berbahasa Indonesia dan mengakui dasar negara Pancasila dan UUD 1945.
5. Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang dengan ancaman
pidana penjara satu tahun lebih.
6. Tidak berkewarganegaraan ganda saat sudah menjadi warga negara Indonesia.

7. Sudah memiliki pekerjaan dan atau memiliki penghasilan tetap.

8. Membayar uang kewarganegaraan Indonesia ke kas negara Indonesia.

2. Naturalisasi Istimewa
Naturalisasi istimewa ini diberikan sesuai dengan ketentuan yang tertera
dalam pasal 20 UU RI No.12 Tahun 2006. Naturalisasi istimewa ini bisa diberikan
kepada orang asing yang sudah berjasa terhadap negara Indonesia atau memiliki
alasan kepentingan yang berhubungan dengan negara Indonesia.
Hal ini bisa terjadi setelah memperoleh pertimbangan Dewan Perwakilan
Rakyat Republik Indonesia atau DPR RI. Naturalisasi istimewa juga dapat terjadi
pembatalan, pembatalan naturalisasi istimewa ini terjadi jika naturalisasi ini
menyebabkan orang asing memiliki kewarganegaraan ganda.
Jadi, orang asing tersebut harus melepas kewarganegaraan lamanya agar
proses naturalisasi istimewanya bisa berjalan lancar.

D. Penyebab Hilangnya Kewarganegaraan Indonesia

Ketika seseorang kehilangan kewarganegaraan Indonesia yang diatur dalam


UU Nomor 12 tahun 2006 secara otomatis, bukan karena dicabut status Warga Negara
Indonesia nya oleh pemerintah.

Namun penyebab hilangnya kewarganegaraan Indonesia tersebut bisa terjadi


seperti yang disebutkan di bawah berikut ;
1. Orang yang bersangkutan mendapat kewarganegaraan lain atas kemauannya
sendiri
2. Memiliki kewarganegaraan lain dan tidak menolak untuk melepaskannya meski
dapat melakukannya

3. Presiden menyatakan hilang kewarganegaraan seseorang karena permohonannya


sendiri dan orang tersebut telah berusia 18 tahun atau sudah menikah, tinggal di luar
negeri, dan di posisi ketika dihilangkan status kewarganegaraannya tidak menjadi
orang tanpa kewarganegaraan

4. Orang yang bersangkutan masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih
dahulu dari Presiden, bisa pula dengan masuk dinas tentara asing yang menempati
posisi di mana jika itu di Indonesia hanya bisa ditempati oleh orang yang hanya
berstatus WNI

5. Dengan sadar dan sukarela masuk dinas negara asing yang apabila itu di Indonesia
menurut perundang-undangan hanya bisa ditempati oleh orang yang memiliki status
WNI

6. Secara sadar dan sukarela mengucap sumpah atau menyatakan janji setia kepada
negara asing atau bagian dari negara asing tersebut;

7. Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat
ketatanegaraan untuk suatu negara asing;

8. Memiliki paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau surat yang
dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari negara lain
atas namanya; atau,

9. bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik Indonesia selama 5 (lima) tahun
terus-menerus bukan dalam rangka dinas negara, tanpa  alasan yang sah dan dengan
sengaja tidak menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi Warga Negara Indonesia
sebelum jangka waktu 5 (lima) tahun itu berakhir, dan setiap 5 (lima) tahun
berikutnya yang bersangkutan tidak mengajukan pernyataan ingin tetap menjadi
Warga Negara Indonesia kepada Perwakilan Republik Indonesia yang wilayah
kerjanya meliputi tempat tinggal yang bersangkutan padahal Perwakilan Republik
Indonesia tersebut telah memberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan,
sepanjang yang bersangkutan tidak menjadi tanpa kewarganegaraan.

Anda mungkin juga menyukai