Anda di halaman 1dari 7

bnu Sina ( Father of Doctor )

          Ibnu Sina (980M-1037M) dikenal juga


sebagai Avicenna di Dunia Barat adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan juga dokter kelahiran Persia
(sekarang sudah menjadi bagian Uzbekistan). Beliau juga seorang penulis yang produktif dimana
sebagian besar karyanya adalah tentang filosofi dan pengobatan. Bagi banyak orang, beliau adalah
“Bapak Pengobatan Modern” dan masih banyak lagi sebutan baginya yang kebanyakan bersangkutan
dengan karya-karyanya di bidang kedokteran. Karyanya yang sangat terkenal adalah Qanun fi Thib
yang merupakan rujukan di bidang kedokteran selama berabad-abad.
Karya Ibnu Sina, fisikawan terbesar Persia abad pertengahan , memainkan peranan penting pada
Pembangunan kembali Eropa.

Dia adalah pengarang dari 450 buku pada beberapa pokok bahasan besar. Banyak diantaranya
memusatkan pada filosofi dan kedokteran.  Namun hanya sekitar 240 yang masih bertahan hingga
kini. Secara khusus, dari 150 karyanya yang masih ada berkonsentrasi pada falsafah dan 40
diantaranya berkonsentrasi pada kedokteran. Dia dianggap oleh banyak orang sebagai “bapak
kedokteran modern.” George Sarton menyebut Ibnu Sina “ilmuwan paling terkenal dari Islam dan
salah satu yang paling terkenal pada semua bidang, tempat, dan waktu.” Karyanya paling terkenal
adalah Buku Penyembuhan, yang memuat ensiklopedi luas dan filosofis ilmiah  (Al Qanun Al
Tibb) The Canon of Medicine, yang merupakan standar medis di banyak perguruan tinggi zaman
modern. The Canon of Medicine telah digunakan sebagai buku teks di perguruan tinggi dari Montpellier
dan Louvain pada akhir 1650.
Riwayat Ibnu Sina
Ibnu Sina bernama lengkap Abū ‘Alī al – Husayn bin ‘Abdullāh bin Sīnā ( Persia ‫ابوعلى سينا‬  Abu
Ali Sina  atau  dalam  tulisan  arab : ‫أبو علي الحسين بن عبد هللا بن سينا‬
) . Ibnu Sina lahir pada tahun 370 (H) / 980
(M) di Afsyahnah / Afshana daerah  dekat Bukhara , sebuah kota
kecil sekarang wilayah Uzbekistan (bagian dari Persia) . Beliau adalah seorang kebangsaan Persia
yang ahli matematikawan, dokter, ensiklopedis dan filsuf yang tekenal dizamannya. Beliau juga
seorang astronomi, apoteker, ahli geologi, logician, paleontologist, fisika, penyair, psikolog, ilmuwan,
tentara, negarawan, dan guru. Ayahnya, seorang sarjana terhormat Ismaili, berasal dari Balkh
Khorasan, dan pada saat kelahiran putranya dia adalah gubernur suatu daerah di salah satu
Pemerintahan Nuh ibn Mansur, sekarang wilayah Afghanistan (dan juga Persia). Dia menginginkan
putranya dididik dengan baik di Bukhara.
Kehidupannya dikenal lewat sumber – sumber berkuasa, dimana suatu autobiografi membahas tiga
puluh tahun pertama kehidupannya, dan sisanya didokumentasikan oleh muridnya al-Juzajani, yang
juga sekretarisnya dan temannya.
Ibnu Sina dididik dibawah tanggung jawab seorang guru, dan kepandaiannya segera membuat
kagum diantara para tetangganya. Dia menampilkan suatu pengecualian sikap intellectual dan
seorang anak yang luar biasa kepandaiannya / Child prodigy yang telah menghafal Al-Quran pada
usia 10 tahun dan juga seorang ahli puisi Persia. Dari seorang pedagang sayur dia mempelajari
aritmatika, dan dia memulai untuk belajar yang lain dari seorang sarjana yang memperoleh suatu
mata pencaharian dari merawat orang sakit dan mengajar anak muda.

Meskipun secara tradisional dipengaruhi oleh cabang Islam Ismaili, pemikiran Ibnu Sina sangatlah
luas dengan memiliki kepintaran dan ingatan luar biasa, sehingga ilmu nya telah menyamai para
gurunya pada usia 14 tahun.

Beliau mempelajari kedokteran pada usia 16, dan tidak hanya belajar teori kedokteran, tetapi melalui
pelayanan pada orang sakit, melalui perhitungannya sendiri, menemukan metode – metode baru dari
perawatan. Ibnu Sīnā mengembangkan sistem medis yang mengkombinasikan antara pengalaman
pribadi dalam pengobatan Islam, sistem pengobatan Yunani dokter Galen,  metafisika Aristoteles
serta berbagai sistem pengobatan kuno dari Persia, Mesopotamian dan India. Beliau juga penemu
dari logika Avicennian dan pendiri sekolah filosofis Avicinna, yang memiliki pengaruh dalam dunia
Muslim dan Ilmuwan Modern.

Pada usia 17 tahun, Ibnu Sina berhasil menyembuhkan seorang raja di Bukhara, yaitu Nooh Ibnu


Mansoor, setelah semua tabib terkenal yang diundang gagal menyembuhkan sang raja tersebut. Dan
sebagai balasannya, Ibnu Sina diizinkan untuk membaca semua buku-buku di perpustakaan setelah
Beliau menolak pemberian hadiah sang Raja.

Pekerjaan pertamanya adalah menjadi dokter untuk Emir ( Pemerintah saat itu ), yang telah
diobatinya dari suatu penyakit yang berbahaya. Majikan Ibnu Sina memberinya hadiah atas hal
tersebut dengan memberinya akses ke perpustakaan raja Samanid, pendukung pendidikan dan ilmu.
Ketika perpustakaan dihancurkan oleh api tidak lama kemudian, musuh – musuh Ibnu Sina menuduh
Beliau lah yang membakarnya, dengan tujuan untuk menyembunyikan sumber pengetahuannya.
Sementara itu, Ibnu Sina membantu ayahnya dalam pekerjaannya, tetapi tetap meluangkan waktu
untuk menulis beberapa karya paling awalnya.

Di usia Beliau yang tergolong masih muda, Beliau memperoleh predikat sebagai seorang fisikawan
pada usia 18 tahun dan mengatakan bahwa : “Kedokteran bukanlah ilmu yang sulit ataupun
menjengkelkan, seperti matematika dan metafisika, sehingga saya cepat memperoleh kemajuan.
Saya menjadi dokter yang sangat baik dan mulai merawat para pasien, menggunakan obat – obat
yang sesuai.” Kemahsyuran sang fisikawan muda menyebar dengan cepat, dan dia merawat banyak
pasien tanpa meminta bayaran.

Pada usia 21 tahun ,  ketika berada di Kawarazm , Beliau  mulai menulis karyanya yang pertama
yang berjudul  “ Al-Majmu ” yang mengandung berbagai ilmu pengetahuan yang lengkap  .  Kemudian
ia  melanjutkan  menulis  buku – buku lain .

Ketika Ibnu Sina berusia 22 tahun, ayahnya meninggal. Kerajaan Samanid menuju keruntuhannya


pada Desember 1004 M. Ibnu Sina menolak pemberian Mahmud of Ghazni, dan menuju kearah Barat
ke Urgench di Uzbekistan modern, dimana vizier, dianggap sebagai teman seperguruan, memberinya
gaji kecil perbulan. Sehingga Ibnu Sina mengembara dari satu tempat ke tempat lain melalui distrik
Nishapur dan Merv ke perbatasan Khorasan, mencari suatu lowongan untuk pekerjaannya. Shams al-
Ma’äli Qäbtis, sang dermawan pengatur Dailam yang juga seorang penyair dan sarjana. Ibnu Sina
mengharapkan menemukan tempat berlindung darinya. Akan tetapi, sekitar tahun (1052 M)
meninggal dibunuh oleh pasukannya yang memberontak. Ibnu Sina sendiri pada saat itu terkena
penyakit yang sangat parah. Akhirnya, di Gorgan, dekat Laut Kaspi, Ibnu Sina bertamu dengan
seorang teman, yang membeli sebuah rumah didekat rumahnya sendiri dimana Ibnu Sina belajar
logika dan astronomi. Beberapa dari buku panduan Ibnu Sina ditulis untuk orang ini dan permulaan
dari buku Canon of Medicine juga dikerjakan sewaktu dia tinggal di Hyrcania.
Nama – nama  buku yang pernah dikarang Ibnu Sina, termasuk lembaran yang berbentuk ukuran
kecil , dimuat dan di himpun dalam satu buku besar yang  berjudul  “ Essai  de  Bibliographie
Avicenna ”  yang  dihasilkan  oleh  Pater  Dominican  di Kairo .  Dan yang paling terkenal di dalam
kumpulan buku – buku tersebut tak lain adalah buku karangan yang berjudul Al – Qanun Fit Tibb.

Teori-Teori Anatomi Dan Fisiologi


Teori – teori  anatomi  dan  fisiologi  dalam  buku – buku Beliau menggambarkan analogi manusia
terhadap  negara dan mikrokosmos ( dunia kecil )  terhadap alam semesta sebagai makrokosmos
( dunia besar ) .  Misalnya  di  gambarkan  bahwa   syurga  itu   bulat  dan  bumi  persegi .  Dengan
demikian ,  kepala  itu  bulat  dan  kaki  itu  persegi  empat .  Terdapat empat musim dan 12 bulan
dalam  setahun .  Dengan  begitu ,  manusia  memiliki empat  tangkai dan lengan (anggota badan)
mempunyai  12  tulang  sendi .  Hati ( heart ) adalah ‘ pangeran ’ – nya tubuh manusia, sementera
paru – paru  adalah ‘ menteri ’ – nya .  Leher  merupakan ‘ jendela ’ – nya  sang  badan ,  sedangkan
kandung   empedu    sebagai   ‘ markas   pusat ’  –  nya .  Limpa   dan   perut   sebagai   ‘ bumbung ’ ,
sedangkan usus merupakan sistem komunikasi dan sistem pembuangan .  Sementara itu “ Canon of
Medicine ”  menguraikan  pernyataan  yang  tegas  bahawa  “  darah   mengalir   secara   terus-
menerus dalam suatu lingkaran dan tak pernah berhenti ” . Namun hal ini belum dapat dianggap
sebagai suatu penemuan tentang sirkulasi darah , karena bangsa Cina tidak membedakan antara
urat – urat  darah  halus  ( Veins )  dengan pembuluh nadi ( Arferies ) . Analogi tersebut hanyalah
analogi  yang  digambarkan  antara  gerakan  darah  dan  siklus alam semesta , pergantian musim
dan gerakan – gerakan tubuh tanpa peragaan secara empiris pada keadaan yang sebenarnya.

Pengaruh Ibnu Sina (Avicenna)


Pengaruh Ibnu Sina  sebagai  seorang  filosof dan dokter  pengobatan  dalam  kebudayaan  Eropa
sangatlah  luas .  Bahkan  buku  karangan  Beliau  Al – Qanun  Fit – Tibb  ( Ilmu Pengobatan )  yang
terdiri  dari  14  jilid ,  telah  dianggap   sebagai   kumpulan   perbendaharaan  ilmu   pengobatan .
Ilmu   pengobatan   modern   banyak   mendapatkan   pelajaran   dari   Ibnu  Sina ,  baik  dari  segi
penggunaan obat , diagnosis maupun pembedahan.

Ibnu Sina dengan kekuatan logikanya -sehingga dalam banyak hal mengikuti teori matematika
bahkan dalam kedokteran dan proses pengobatan- dikenal pula sebagai filosof tak tertandingi.
Menurutnya, seseorang baru diakui sebagai ilmuan, jika ia menguasai filsafat secara sempurna. Ibnu
Sina sangat cermat dalam mempelajari pandangan-pandangan Aristoteles di bidang filsafat. Ketika
menceritakan pengalamannya mempelajari pemikiran Aristoteles, Ibnu Sina mengaku bahwa beliau
membaca kitab Metafisika karya Aristoteles sebanyak 40 kali. Beliau menguasai maksud dari kitab itu
secara sempurna setelah membaca syarah atau penjelasan ‘metafisika Aristoteles’ yang ditulis oleh
Farabi, filosof muslim sebelumnya.

Dalam filsafat, kehidupan Abu Ali Ibnu Sina mengalami dua periode yang penting. Periode pertama
adalah periode ketika beliau mengikuti faham filsafat paripatetik. Pada periode ini, Ibnu Sina dikenal
sebagai penerjemah pemikiran Aristoteles. Periode kedua adalah periode ketika Ibnu Sina menarik
diri dari faham paripatetik dan seperti yang dikatakannya sendiri cenderung kepada pemikiran
iluminasi.

Berkat telaah dan studi filsafat yang dilakukan para filosof sebelumnya semisal Al-Kindi dan Farabi,
Ibnu Sina berhasil menyusun sistem filsafat islam yang terkoordinasi dengan rapi. Pekerjaan besar
yang dilakukan Ibnu Sina adalah menjawab berbagai persoalan filsafat yang tak terjawab
sebelumnya.

Pengaruh pemikiran filsafat Ibnu Sina seperti karya pemikiran dan telaahnya di bidang kedokteran
tidak hanya tertuju pada dunia Islam tetapi juga merambah Eropa. Albertos Magnus, ilmuan asal
Jerman dari aliran Dominique yang hidup antara tahun 1200-1280 Masehi adalah orang Eropa
pertama yang menulis penjelasan lengkap tentang filsafat Aristoteles. Ia dikenal sebagai perintis
utama pemikiran Aristoteles Kristen. Dia lah yang mengawinkan dunia Kristen dengan pemikiran
Aristoteles. Dia mengenal pandangan dan pemikiran filosof besar Yunani itu dari buku-buku Ibnu
Sina. Filsafat metafisika Ibnu Sina adalah ringkasan dari tema-tema filosofis yang kebenarannya
diakui dua abad setelahnya oleh para pemikir Barat.

Terjemahan Dan Bahan Rujukan Al-Qanun Fit- Tibb


Pada abad ke-12 M, Gerard Cremona yang berpindah ke Toledo , Spanyol telah menterjemahkan
buku Ibnu Sina ke bahasa Latin. Buku ini menjadi buku rujukan utama di universitas-universitas Eropa
hingga  1500 M .  Bukunya   telah   disalin   ( dicetak )   sebanyak  16  kali ,  15  edisi  dalam bahasa
Latin  dan  sebuah  edisi  dalam  bahasa  Yahudi ( Hebrew ) . Disamping itu buku tersebut turut di
terjemahkan ke dalam bahasa Inggris , Perancis , Spanyol dan Itali .  Pada abad ke 16 M , buku ini
dicetak 21 kali .  Al-Qanun Fit – Tibb  juga  digunakan  sebagai  buku  teks  kedokteran  di berbagai  
universitas   di  Perancis .  Misalnya ,  di  Sekolah  Tinggi  Kedokteran  Montpellier  dan Louvin  telah
menggunakannya sebagai  bahan rujukan pada abad ke-17 M . Sementara itu Prof . Phillip K .  Hitpi
telah menganggap buku tersebut  sebagai “ Ensiklopedia Kedokteran ” .  Penulis- penulis Barat telah
menganggap  Ibnu Sina sebagai ‘ Bapak Kedokteran ’ ,  karena Ibnu Sina telah menyatukan  teori
pengobatan  Yunani  Hippocrates dan Galen serta pengalaman dari ahli – ahli perobatan dari India
dan Parsia maupun pengalaman beliau sendiri.

Perintis Pengenalan Penyakit Saraf


Al – Qanun  Fit – Tibb  telah   menjelaskan   serta   mengajarkan   mengenai  penyakit  saraf .  Buku
tersebut  juga  telah  mengajarkan  mengenai cara – cara pembedahan dimana telah menekankan
keperluan   pembersihan  luka . Malahan  di   dalam  buku – buku  tersebut  juga  telah dinyatakan
keterangan – keterangan dengan lebih jelas di samping  hiasan gambar-gambar dan sketsa-sketsa
yang sekaligus menunjukkan pengetahuan anatomi Ibnu Sina yang sangat luas.

Ibnu Sina- Sebagai Seorang Dokter


Ibnu Sina  pernah  di  beri gelar sebagai “ Medicorum Principal ” atau “ Kepala Ahli Kedokteran ” oleh
kaum Latin Skolastik . Di antara gelar lain yang pernah diberikan kepadanya adalah sebagai “ Raja
Obat ”. Malahan dalam dunia Islam, ia dianggap sebagai “ Zenith ”, puncak tertinggi dalam ilmu  
kedoktoran .   Ibnu   Sina    menjadi  “ Doktor  Kerajaan ”,  yaitu  pada  masa  pemerintahan Sultan
Nuh 11 bin Mansur di Bukhara pada tahun 378 H/ 997 M , ketika Beliau berusia 18 tahun. Pada waktu
itu  penyakit  Sultan  dalam  keadaan  parah  dan  tidak  ada  dokter  lain  yang  dapat mengobati
Sultan. Berkat pertolongan Ibnu Sina, Baginda Sultan pun kembali pulih.

Bab, Mata dalam kitab Qanun fi Thib atau The Canon of Medicine karya Ibnu Sina (980 M -1037
M)
Penemuan-Penemuan Baru
Ibnu  Sina  dikenal  sebagai  seorang  sains yang banyak memberikan sumbangan terhadap dunia
ilmu pengetahuan melalui penemuan-penemuan barunya. Di antara sumbangan Beliau adalah di
dalam bidang geografi, geologi, kimia dan kosmologi.

Di antara buku-buku dan risalah yang ditulis oleh Ibnu Sina, kitab al-Syifa’ dalam filsafat dan Al-
Qanun dalam ilmu kedokteran dikenal sepanjang massa. Al-Syifa’ ditulis dalam 18 jilid yang
membahas ilmu filsafat, mantiq, matematika, ilmu alam dan ilahiyyat. Mantiq al-Syifa’ saat ini dikenal
sebagai buku yang paling otentik dalam ilmu mantiq islami, sementara pembahasan ilmu alam dan
ilahiyyat dari kitab al-Syifa’ sampai saat ini juga masih menjadi bahan telaah.

Dalam ilmu kedokteran, kitab Al-Qanun tulisan Ibnu Sina selama beberapa abad menjadi kitab
rujukan utama dan paling otentik. Kitab ini mengupas kaedah-kaedah umum ilmu kedokteran, obat-
obatan dan berbagai macam penyakit. Seiring dengan kebangkitan gerakan penerjemahan pada
abad ke-12 masehi, kitab Al-Qanun karya Ibnu Sina diterjemahkan ke dalam bahasa Latin. Kini buku
tersebut juga sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Prancis dan Jerman. Al-Qanun adalah
kitab kumpulan metode pengobatan purba dan metode pengobatan Islam.  Kitab ini pernah menjadi
kurikulum pendidikan kedokteran di universitas-universitas Eropa.
Bidang Geografi
Ibnu  Sina  juga  di  kenal  sebagai  seorang  ahli  geografi  yang  mampu menerangkan bagaimana
sungai – sungai  berhubungan dan berasal dari  gunung – gunung  dan lembah – lembah . Malahan
Beliau mampu mengemukakan suatu hipotesis atau teori pada waktu itu di mana gagal dilakukan oleh
ahli Yunani dan Romania sejak dari Heredotus, Aristoteles hingga Protolemaious.

Dikatakan bahwa Ibnu Sina memiliki karya tulis yang dalam bahasa latin berjudul De Conglutineation
Lagibum. Dalam salah bab karya tulis ini, Ibnu Sina membahas tentang asal nama gunung-gunung.
Pembahasan ini sungguh menarik. Di sana Ibnu Sina mengatakan, “Kemungkinan gunung tercipta
karena dua penyebab. Pertama menggelembungnya kulit luar bumi dan ini terjadi lantaran goncangan
hebat gempa. Kedua karena proses air yang mencari jalan untuk mengalir. Proses mengakibatkan
munculnya lembah-lembah bersama dan melahirkan penggelembungan pada permukaan bumi.
Sebab sebagian permukaan bumi keras dan sebagian lagi lunak. Angin juga berperan dengan
meniup sebagian dan meninggalkan sebagian pada tempatnya. Ini adalah penyebab munculnya
gundukan di kulit luar bumi.”

Bidang Geologi, Kimia Dan Kosmologi


Ibnu Sina juga memiliki peran besar dalam mengembangkan berbagai bidang keilmuan. Beliau
menerjemahkan karya Aqlides dan menjalankan observatorium untuk ilmu perbintangan. Dalam
masalah energi Ibnu Sina memberikan hasil penelitiannya akan masalah ruangan hampa, cahaya dan
panas kepada khasanah keilmuan dunia.
Sumbangan  Ibnu  Sina  dalam  bidang  geologi ,  kimia  serta  kosmologi  memang  tidak  dapat di
sangsikan  lagi . Menurut  A . M . A Shushtery, karangan Ibnu Sina mengenai ilmu pertambangan
( mineral )   menjadi   sumber   geologi   di   Eropa .  Dalam  bidang  kimia ,  ia  juga  meninggalkan
penemuan-penemuan  yang  bermanfaat . Menurut  Reuben  Levy, Ibnu Sina telah menerangkan
bahwa  benda-benda  logam  sebenarnya  berbeda  antara  satu  dengan  yang  lain. Setiap  logam
terdiri  dari  berbagai  jenis.  Penerangan  tersebut  telah  mengembangkan ilmu kimia yang telah
dirintis  sebelumnya  oleh  Jabbir  Ibnu  Hayyan ,  Bapak  Kimia  Muslim.

Sumbangan Ibnu Sina


Ibnu Sina telah mengembangkan ilmu psikologi dalam pengobatan dan membuat beberapa
pengenalan  dalam  ilmu  tersebut,  yang dikenal hari ini  sebagai  ilmu pengobatan psikosomatik “
psychosomatic  medicine ”.  Beliau mengembangkan  ilmu diagnosis melalui denyutan  jantung (
pulse   diagnosis  )   untuk   mengetahui    dengan    pasti   dalam    waktu    beberapa   detik    saja
ketidakseimbangan    denyut     tersebut  .    Diagnosis    melalui    denyutan    jantung    ini    masih
dipraktekkan  oleh  para hakim (dokter-dokter muslim) di Pakistan, Afghanistan dan Persia yang
menggunakan  ilmu  pengobatan Yunani. Seorang doktor tabii dari  Amerika (1981)  melaporkan
bahwa   para   hakim   di   Afghanistan ,  China ,  India  dan  Parsia  sangat  pintar  dalam  diagnosa
denyutan   jantung   pada   tempat   yang   di   rasa   efektif   dengan   hasil   yang   berbede – beda ,
melalui pengukuran – pengukuran seperti :

1. Kuat lemahnya denyutan.


2. Waktu antara denyutan.
3. Kelembapan di permukaan kulit dekat denyutan dan lain-lain.
Dari  ukuran-ukuran   denyutan   jantung   itu,  seorang   hakim   bisa   mengetahui  dengan   tepat
penyakit yang di derita si pasien.

Ibnu  Sina   menyadari   pentingnya   emosi   dalam   pemulihan.  Bila   pasien   mempunyai   sakit
kejiwaan    yang    disebabkan    oleh    terpisahnya    si    pasien   dengan  kekesihnya,  beliau   bisa
mendapatkan nama dan alamat kekasihnya itu melalui cara berikut :

Caranya  adalah  dengan  menyebutkan  beberapa   nama  dan   mengulanginya   sembari  jarinya
diletakkan di atas denyutan (pulse). Bila denyutan itu menjadi tidak teratur atau hampir-hampir
berhenti, hendaklah  ia  mengulangi proses tersebut.  Dengan  cara  demikan, nama jalan, rumah dan
keluarga  bisa  di  ketahui.  Setelah  itu,  kata  Ibnu  Sina  “Jika  anda  tidak  dapat  mengobati
penyakitnya, maka  temukanlah  si  pasien  dengan  kekasihnya,  dengan  petunjuk  yang  telah di
dapatkan”. Ibnu Sina  adalah  dokter  pengobatan  yang  pertama  mencatatkan  bahwa  penyakit
paru-paru (plumonary tuberculosis) adalah suatu  penyakit  yang  bisa  menjangkit (contagious) dan
Beliau menceritakan dengan  tepat  tanda-tanda  penyakit kencing manis dan  masalah yang timbul
darinya. Beliau sangat berminat dalam bidang mengenai pengaruh akal ( mind ) terhadap jasad dan
telah banyak menulis tentang gangguan psikologi.

Beliau  telah  menghasilkan 250  buah karya dan masih ada sampai sekarang, termasuk 116 buah
karyanya dalam bidang  Ilmu Pengobatan. Banyak karyanya ditulis dalam bahasa Arab dan juga
beberapa  dalam  bahasa  Persia.  “Qanun  Fitt  Tibb”  adalah   karyanya  yang  termasyur,  paling
banyak   dicetak   di   Eropa   pada   zaman   “Renaissance”. Karya   Qanun   itu   telah  mempunyai
pengaruh   yang   besar   dalam   ilmu   pengobatan  di Eropa  pada  zaman  Renaissance dan telah
menjadi buku rujukan utama di universitas-universitas Eropa hingga abad ke-17 M.

Penutup
Ibnu Sina meninggal dunia di Hamadan , Persia (Iran) ,  dalam usia yang ke  58 tahun pada bulan
Ramadhan   428   H / pada   bulan   Juni   1037   M   dan   di  makamkan   di  sana .  Dalam   rangka
memperingati  1000  tahun  hari kelahirannya ( Fair Millenium ) di  Teheran  pada tahun 1955 M ia
telah dinobatkan sebagai “ Father  of  Doctor ” untuk  selama-lamanya, dan di sana ( Teheran )  telah
dibangunkan  sebuah   monemun  sejarah untuk  itu .  Makam  beliau  di  Hamadan  telah di  kelilingi
oleh  makam – makam   dokter  islam  yang   lain .  Hal  ini  menyebabkan  para  ilmuwan  merasa
bahagia bila dimakamkan di tanah di mana “ zeninth ” itu dimakamkan.

Karya – Karya Ibnu Sina


Buku-buku yang pernah dikarang oleh Ibnu Sina, dihimpun dalam buku besar Essai de Bibliographie
Avicenna yang ditulis oleh Pater Dominician di Kairo dan diantara beberapa karya Ibnu Sina ialah :
1. Qanun fi Thib (Canon of Medicine) (Terjemahan bebas : Aturan Pengobatan)
2. Asy Syifa (terdiri dari 18 jilid berisi tentang berbagai macam ilmu pengetahuan)
3. An Nayyat (Book of Deliverence) buku tentang kebahagiaan jiwa.
4. Al-Majmu : berbagai ilmu pengetahuan yang lengkap, di tulis saat berusia 21 tahun di Kawarazm
5. Isaguji (The Isagoge) ilmu logika Isagoge : Bidang logika
6. Fi Aqsam al-Ulum al-Aqliyah (On the Divisions of the Rational Sciences) tentang pembahagian
ilmu-ilmu rasional.
7. Ilahiyyat (Ilmu Ketuhanan) : Bidang metafizika
8. Fiad-Din yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin menjadi “Liber de Mineralibus” yakni
tentang pemilikan (mimeral).
9. Risalah fi Asab Huduts al-Huruf  : risalah tentang sebab-sebab terjadinya huruf – Bidang sastera arab
10. Al-Qasidah al- Aniyyah : syair-syair tentang jiwa manusia – Bidang syair dan prosa
11. Risalah ath-Thayr : cerita seekor burung. – Cerita-cerita roman fiktif
12. Risalah as-Siyasah : (Book on Politics) – Buku tentang politik – Bidang politik
13. Al Mantiq, tentang logika. Buku ini dipersembahkan untuk Abu Hasan Sahil.
14. Uyun Al Hikmah (10 jilid) tentang filsafat. Ensiklopedi Britanica menyebutkan bahwa kemungkinan
besar buku ini telah hilang.
15. Al Hikmah El Masyriqiyyin, tentang filsafat timur.
16. Al Insyaf tentang keadilan sejati.
17. Al Isyarat Wat Tanbihat, tentang prinsip ketuhanan dan kegamaan.
18. Sadidiya, tentang kedokteran.
19. Danesh Nameh, tentang filsafat.
20. Mujir. Kabir Wa Saghir, tentang dasar-dasar ilmu logika secara lengkap.
21. Salama wa Absal, Hayy ibn Yaqzan, al-Ghurfatul Gharabiyyah (Pengasingan di Barat)
RUJUKAN
1.  Baharudin  Yatim  &   Sulaiman   Nordin  .  1997 .  Sains   Menurut  Perspektif   Islam  :   Pusat
pengajian umum UKM, Bangi.
2. Baharudin Yatim  &  Sulaiman Nordin . 1997. Islam Al-Quran dan Ideologi Masa Kini : Pusat Pengajian
Umum UKM, Bangi
3. H. Zainal Abidin Ahmad. 1974. Ibnu Sina . Bulan Bintang Jakarta.
Sumber : Berbagai Sumber dengan beberapa penyesuaian.

Anda mungkin juga menyukai