Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Dia adalah pengarang dari 450 buku pada beberapa pokok bahasan besar. Banyak diantaranya
memusatkan pada filosofi dan kedokteran. Namun hanya sekitar 240 yang masih bertahan hingga
kini. Secara khusus, dari 150 karyanya yang masih ada berkonsentrasi pada falsafah dan 40
diantaranya berkonsentrasi pada kedokteran. Dia dianggap oleh banyak orang sebagai “bapak
kedokteran modern.” George Sarton menyebut Ibnu Sina “ilmuwan paling terkenal dari Islam dan
salah satu yang paling terkenal pada semua bidang, tempat, dan waktu.” Karyanya paling terkenal
adalah Buku Penyembuhan, yang memuat ensiklopedi luas dan filosofis ilmiah (Al Qanun Al
Tibb) The Canon of Medicine, yang merupakan standar medis di banyak perguruan tinggi zaman
modern. The Canon of Medicine telah digunakan sebagai buku teks di perguruan tinggi dari Montpellier
dan Louvain pada akhir 1650.
Riwayat Ibnu Sina
Ibnu Sina bernama lengkap Abū ‘Alī al – Husayn bin ‘Abdullāh bin Sīnā ( Persia ابوعلى سينا Abu
Ali Sina atau dalam tulisan arab : أبو علي الحسين بن عبد هللا بن سينا
) . Ibnu Sina lahir pada tahun 370 (H) / 980
(M) di Afsyahnah / Afshana daerah dekat Bukhara , sebuah kota
kecil sekarang wilayah Uzbekistan (bagian dari Persia) . Beliau adalah seorang kebangsaan Persia
yang ahli matematikawan, dokter, ensiklopedis dan filsuf yang tekenal dizamannya. Beliau juga
seorang astronomi, apoteker, ahli geologi, logician, paleontologist, fisika, penyair, psikolog, ilmuwan,
tentara, negarawan, dan guru. Ayahnya, seorang sarjana terhormat Ismaili, berasal dari Balkh
Khorasan, dan pada saat kelahiran putranya dia adalah gubernur suatu daerah di salah satu
Pemerintahan Nuh ibn Mansur, sekarang wilayah Afghanistan (dan juga Persia). Dia menginginkan
putranya dididik dengan baik di Bukhara.
Kehidupannya dikenal lewat sumber – sumber berkuasa, dimana suatu autobiografi membahas tiga
puluh tahun pertama kehidupannya, dan sisanya didokumentasikan oleh muridnya al-Juzajani, yang
juga sekretarisnya dan temannya.
Ibnu Sina dididik dibawah tanggung jawab seorang guru, dan kepandaiannya segera membuat
kagum diantara para tetangganya. Dia menampilkan suatu pengecualian sikap intellectual dan
seorang anak yang luar biasa kepandaiannya / Child prodigy yang telah menghafal Al-Quran pada
usia 10 tahun dan juga seorang ahli puisi Persia. Dari seorang pedagang sayur dia mempelajari
aritmatika, dan dia memulai untuk belajar yang lain dari seorang sarjana yang memperoleh suatu
mata pencaharian dari merawat orang sakit dan mengajar anak muda.
Meskipun secara tradisional dipengaruhi oleh cabang Islam Ismaili, pemikiran Ibnu Sina sangatlah
luas dengan memiliki kepintaran dan ingatan luar biasa, sehingga ilmu nya telah menyamai para
gurunya pada usia 14 tahun.
Beliau mempelajari kedokteran pada usia 16, dan tidak hanya belajar teori kedokteran, tetapi melalui
pelayanan pada orang sakit, melalui perhitungannya sendiri, menemukan metode – metode baru dari
perawatan. Ibnu Sīnā mengembangkan sistem medis yang mengkombinasikan antara pengalaman
pribadi dalam pengobatan Islam, sistem pengobatan Yunani dokter Galen, metafisika Aristoteles
serta berbagai sistem pengobatan kuno dari Persia, Mesopotamian dan India. Beliau juga penemu
dari logika Avicennian dan pendiri sekolah filosofis Avicinna, yang memiliki pengaruh dalam dunia
Muslim dan Ilmuwan Modern.
Pekerjaan pertamanya adalah menjadi dokter untuk Emir ( Pemerintah saat itu ), yang telah
diobatinya dari suatu penyakit yang berbahaya. Majikan Ibnu Sina memberinya hadiah atas hal
tersebut dengan memberinya akses ke perpustakaan raja Samanid, pendukung pendidikan dan ilmu.
Ketika perpustakaan dihancurkan oleh api tidak lama kemudian, musuh – musuh Ibnu Sina menuduh
Beliau lah yang membakarnya, dengan tujuan untuk menyembunyikan sumber pengetahuannya.
Sementara itu, Ibnu Sina membantu ayahnya dalam pekerjaannya, tetapi tetap meluangkan waktu
untuk menulis beberapa karya paling awalnya.
Di usia Beliau yang tergolong masih muda, Beliau memperoleh predikat sebagai seorang fisikawan
pada usia 18 tahun dan mengatakan bahwa : “Kedokteran bukanlah ilmu yang sulit ataupun
menjengkelkan, seperti matematika dan metafisika, sehingga saya cepat memperoleh kemajuan.
Saya menjadi dokter yang sangat baik dan mulai merawat para pasien, menggunakan obat – obat
yang sesuai.” Kemahsyuran sang fisikawan muda menyebar dengan cepat, dan dia merawat banyak
pasien tanpa meminta bayaran.
Pada usia 21 tahun , ketika berada di Kawarazm , Beliau mulai menulis karyanya yang pertama
yang berjudul “ Al-Majmu ” yang mengandung berbagai ilmu pengetahuan yang lengkap . Kemudian
ia melanjutkan menulis buku – buku lain .
Ibnu Sina dengan kekuatan logikanya -sehingga dalam banyak hal mengikuti teori matematika
bahkan dalam kedokteran dan proses pengobatan- dikenal pula sebagai filosof tak tertandingi.
Menurutnya, seseorang baru diakui sebagai ilmuan, jika ia menguasai filsafat secara sempurna. Ibnu
Sina sangat cermat dalam mempelajari pandangan-pandangan Aristoteles di bidang filsafat. Ketika
menceritakan pengalamannya mempelajari pemikiran Aristoteles, Ibnu Sina mengaku bahwa beliau
membaca kitab Metafisika karya Aristoteles sebanyak 40 kali. Beliau menguasai maksud dari kitab itu
secara sempurna setelah membaca syarah atau penjelasan ‘metafisika Aristoteles’ yang ditulis oleh
Farabi, filosof muslim sebelumnya.
Dalam filsafat, kehidupan Abu Ali Ibnu Sina mengalami dua periode yang penting. Periode pertama
adalah periode ketika beliau mengikuti faham filsafat paripatetik. Pada periode ini, Ibnu Sina dikenal
sebagai penerjemah pemikiran Aristoteles. Periode kedua adalah periode ketika Ibnu Sina menarik
diri dari faham paripatetik dan seperti yang dikatakannya sendiri cenderung kepada pemikiran
iluminasi.
Berkat telaah dan studi filsafat yang dilakukan para filosof sebelumnya semisal Al-Kindi dan Farabi,
Ibnu Sina berhasil menyusun sistem filsafat islam yang terkoordinasi dengan rapi. Pekerjaan besar
yang dilakukan Ibnu Sina adalah menjawab berbagai persoalan filsafat yang tak terjawab
sebelumnya.
Pengaruh pemikiran filsafat Ibnu Sina seperti karya pemikiran dan telaahnya di bidang kedokteran
tidak hanya tertuju pada dunia Islam tetapi juga merambah Eropa. Albertos Magnus, ilmuan asal
Jerman dari aliran Dominique yang hidup antara tahun 1200-1280 Masehi adalah orang Eropa
pertama yang menulis penjelasan lengkap tentang filsafat Aristoteles. Ia dikenal sebagai perintis
utama pemikiran Aristoteles Kristen. Dia lah yang mengawinkan dunia Kristen dengan pemikiran
Aristoteles. Dia mengenal pandangan dan pemikiran filosof besar Yunani itu dari buku-buku Ibnu
Sina. Filsafat metafisika Ibnu Sina adalah ringkasan dari tema-tema filosofis yang kebenarannya
diakui dua abad setelahnya oleh para pemikir Barat.
Bab, Mata dalam kitab Qanun fi Thib atau The Canon of Medicine karya Ibnu Sina (980 M -1037
M)
Penemuan-Penemuan Baru
Ibnu Sina dikenal sebagai seorang sains yang banyak memberikan sumbangan terhadap dunia
ilmu pengetahuan melalui penemuan-penemuan barunya. Di antara sumbangan Beliau adalah di
dalam bidang geografi, geologi, kimia dan kosmologi.
Di antara buku-buku dan risalah yang ditulis oleh Ibnu Sina, kitab al-Syifa’ dalam filsafat dan Al-
Qanun dalam ilmu kedokteran dikenal sepanjang massa. Al-Syifa’ ditulis dalam 18 jilid yang
membahas ilmu filsafat, mantiq, matematika, ilmu alam dan ilahiyyat. Mantiq al-Syifa’ saat ini dikenal
sebagai buku yang paling otentik dalam ilmu mantiq islami, sementara pembahasan ilmu alam dan
ilahiyyat dari kitab al-Syifa’ sampai saat ini juga masih menjadi bahan telaah.
Dalam ilmu kedokteran, kitab Al-Qanun tulisan Ibnu Sina selama beberapa abad menjadi kitab
rujukan utama dan paling otentik. Kitab ini mengupas kaedah-kaedah umum ilmu kedokteran, obat-
obatan dan berbagai macam penyakit. Seiring dengan kebangkitan gerakan penerjemahan pada
abad ke-12 masehi, kitab Al-Qanun karya Ibnu Sina diterjemahkan ke dalam bahasa Latin. Kini buku
tersebut juga sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Prancis dan Jerman. Al-Qanun adalah
kitab kumpulan metode pengobatan purba dan metode pengobatan Islam. Kitab ini pernah menjadi
kurikulum pendidikan kedokteran di universitas-universitas Eropa.
Bidang Geografi
Ibnu Sina juga di kenal sebagai seorang ahli geografi yang mampu menerangkan bagaimana
sungai – sungai berhubungan dan berasal dari gunung – gunung dan lembah – lembah . Malahan
Beliau mampu mengemukakan suatu hipotesis atau teori pada waktu itu di mana gagal dilakukan oleh
ahli Yunani dan Romania sejak dari Heredotus, Aristoteles hingga Protolemaious.
Dikatakan bahwa Ibnu Sina memiliki karya tulis yang dalam bahasa latin berjudul De Conglutineation
Lagibum. Dalam salah bab karya tulis ini, Ibnu Sina membahas tentang asal nama gunung-gunung.
Pembahasan ini sungguh menarik. Di sana Ibnu Sina mengatakan, “Kemungkinan gunung tercipta
karena dua penyebab. Pertama menggelembungnya kulit luar bumi dan ini terjadi lantaran goncangan
hebat gempa. Kedua karena proses air yang mencari jalan untuk mengalir. Proses mengakibatkan
munculnya lembah-lembah bersama dan melahirkan penggelembungan pada permukaan bumi.
Sebab sebagian permukaan bumi keras dan sebagian lagi lunak. Angin juga berperan dengan
meniup sebagian dan meninggalkan sebagian pada tempatnya. Ini adalah penyebab munculnya
gundukan di kulit luar bumi.”
Ibnu Sina menyadari pentingnya emosi dalam pemulihan. Bila pasien mempunyai sakit
kejiwaan yang disebabkan oleh terpisahnya si pasien dengan kekesihnya, beliau bisa
mendapatkan nama dan alamat kekasihnya itu melalui cara berikut :
Caranya adalah dengan menyebutkan beberapa nama dan mengulanginya sembari jarinya
diletakkan di atas denyutan (pulse). Bila denyutan itu menjadi tidak teratur atau hampir-hampir
berhenti, hendaklah ia mengulangi proses tersebut. Dengan cara demikan, nama jalan, rumah dan
keluarga bisa di ketahui. Setelah itu, kata Ibnu Sina “Jika anda tidak dapat mengobati
penyakitnya, maka temukanlah si pasien dengan kekasihnya, dengan petunjuk yang telah di
dapatkan”. Ibnu Sina adalah dokter pengobatan yang pertama mencatatkan bahwa penyakit
paru-paru (plumonary tuberculosis) adalah suatu penyakit yang bisa menjangkit (contagious) dan
Beliau menceritakan dengan tepat tanda-tanda penyakit kencing manis dan masalah yang timbul
darinya. Beliau sangat berminat dalam bidang mengenai pengaruh akal ( mind ) terhadap jasad dan
telah banyak menulis tentang gangguan psikologi.
Beliau telah menghasilkan 250 buah karya dan masih ada sampai sekarang, termasuk 116 buah
karyanya dalam bidang Ilmu Pengobatan. Banyak karyanya ditulis dalam bahasa Arab dan juga
beberapa dalam bahasa Persia. “Qanun Fitt Tibb” adalah karyanya yang termasyur, paling
banyak dicetak di Eropa pada zaman “Renaissance”. Karya Qanun itu telah mempunyai
pengaruh yang besar dalam ilmu pengobatan di Eropa pada zaman Renaissance dan telah
menjadi buku rujukan utama di universitas-universitas Eropa hingga abad ke-17 M.
Penutup
Ibnu Sina meninggal dunia di Hamadan , Persia (Iran) , dalam usia yang ke 58 tahun pada bulan
Ramadhan 428 H / pada bulan Juni 1037 M dan di makamkan di sana . Dalam rangka
memperingati 1000 tahun hari kelahirannya ( Fair Millenium ) di Teheran pada tahun 1955 M ia
telah dinobatkan sebagai “ Father of Doctor ” untuk selama-lamanya, dan di sana ( Teheran ) telah
dibangunkan sebuah monemun sejarah untuk itu . Makam beliau di Hamadan telah di kelilingi
oleh makam – makam dokter islam yang lain . Hal ini menyebabkan para ilmuwan merasa
bahagia bila dimakamkan di tanah di mana “ zeninth ” itu dimakamkan.