Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

DIABETES MELITUS

DI SUSUN OLEH :

NAMA : EVI MAISARO

NIM : 20014

YAYASAN AKADEMIK KEPERAWATAN JUSTITIA PALU

DIII KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN

2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN

1. Definisi

Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemi


yang berhubungan dengan abnormalitas metabilsme karbohidrat, lemak dan protein, yang
disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin atau keduanya dan
menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskuler, makrovaskuler, dan neuropati.(Yuliana elin,
2009)

Diabetes Militus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolisme kronik yang ditandai
peningkatan glukosa (hiperglikemia), disebabkan karena ketidak seimbangan antara suplai dan
kebutuhan insulin. Insulin dalam tubuh dibutuhkan untuk memfasilitasi masuknya glukosa dalam
sel agar dapat digunakan untuk metabolism dan pertumbuhan sel. Berkurang atau tidak adanya
insulin menjadi glukosa tertahan didalam darah dan menimbulkan peningkatan gula darah
sementara sel menjadi kekurangan glukosa yang sangat dibutuhkan dalam kelangsungan fungsi
sel.

Diabetes Militus (DM) adalah kelompok penyakit metabolic dikarakterisasikan dengan


tingginya tingkat glukosa didalam darah (hiperglikemia) yang terjadi akibat ddefek sekresi, kerja
insulin, atau keduanya (American diabetes association (ADA) expert committee on the diagnosis
and klasification of diabetes mellitus, 2003, dikutip dari e-book Smeltzer, S, & Bare, 2005).

Diabetes Militus adalah penyakit kornik, progresif yang dikarakteristikan dengan


ketidakmampuan tubuh untuk melakukan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein awal
terjadinya hiperglikemia (kadar gula yaanng tinggi dalam darah) (Black dan Hawk, 2009).

2.  Etiologi

Penyebab penyakit ini belum diketahui secara lengkap dan kemungkinan faktor
penyebab dan faktor resiko penyakit DM diantaranya :

 Riwayat keturunan dengan diabetes, misalnya pada DM tipe 1 diturunkan sebagai sifat
heterogen, multigenik. Kembar identik mempunyai resiko 20-50%, sementara saudara
kandung beresiko 6% dan anak beresiko 5% (black,2009).
 Lingkungan seperti virus (cytomegalovirus, mumps,rubella) yang dapat  memicu terjadi
autoimun dan menghancurkan sel – sel beta pankreas, obat – obatan dan zat kimia seperti
alloxan, streptozotocin, pentamidine).
 Usia diatas 45 tahun.
 Obesitas, berat badan lebih dari atau sama dengan 20% berat badan ideal.
 Etnik, banyak terjadi pada orang amerika keturunan afrika, asie.
 Hipertensi, tekanan darah lebih dari atau sama dengan 140/90 mmHg.
 HDL kolestrol lebih dari atau sama dengan 35 mg/dl, atau trigiserida lebih dari 250
mg/dl.
 Riwayat gestasional DM (Smeltzer, 2004).
 Kebiasaan diet.
 Kurang olah raga.
 Wanita dengan hirsutisme atau penyakit policistik ovari.

3.  Patofisiologi

Diabetes Melitus (DM) merupakan kumpulan gejala yang kronik dan bersifat sistemik
dengan karakteristik peningkatan gula darah atau glukosa atau hiperglikemia yang disebabkan
menurunnya sekresi atau aktivitas dari insulin sehingga mengakibatkan terhambatnya
metabolisme karbohidrat, protein dan lemak.

Glukosa secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah dan sangat
dibutuhkan untuk kebutuhan sel dan jaringan. Glukosa dibentuk dihati dari makanan yang
dikonsumsi. Makanan yang masuk sebagian digunakan untuk kebutuhan energi dan sebagian lagi
disimpan dalam bentuk glikogen dihati dan jaringan lainnya dengan bantuan insulin. Insulin
merupakan hormon yang diproduksi oleh sel beta pulau langerhans pankreas yang kemudian
meningkat jika terdapat makanan yang masuk. Pada orang dewasa rata – rata diproduksi 40-50
unit , untuk mempertahankan gula darah tetap stabil antara 70-120 mg/dl.

Insulin disekresi oleh sel beta, satu diantara empat sel pulau langerhans pankreas. Insulin
merupakan hormon anabolik, hormon yang dapat membantu memidahkan glukosa dari darah ke
otot, hati dan sel lemak. Pada diabetes terjadi berkurangnya insulin atau tidak adanya insulin
berakibat pada gangguan tiga metabolisme yaitu : menurunnya penggunaan glukosa,
miningkatnya mobilisasi lemak dan meningkat penggunaan protein.

4.  Manifestasi Klinik       

Ada beberapa gejala yang harus di waspadai sebagai isyarat kemungkinan Diabetes.
Gejala tipikal yang sering dirasakan penderita diabetes antara lain :

 Sering kencing / miksi atau meningkatnya frekuensi buang air kecil (poliura)
 Meningkatnya rasa haus (polidipsi)
 Peningkatan rasa lapar (polipagia)
 Penurunan berat badan
 Kelainan pada mata, penglihatan kabur
 Kulit gatal, infeksi  kulit, gatal gatal disekitar penis dan vegina peningkatan glukosa
darah mengakibatkan penumpukan pula pada kulit sehingga menjadi gatal, jamur dan
bakteri mudah menyerang kulit.
 Ketinuria
 Kelemahan dan keletihan
 Terkadang tanpa gejala Pada keadaan tertentu, tubuh dapat beradaptasi dengan
peningkatan   glukosa darah.

5. Pemeriksaan diagnostik

Untuk menentukan penyakit DM, disamping di kaji tanda dan gejala yang dialami
pasien juga yang penting adalah di lakukan test diagnostic diantaranya:

 Pemeriksaan gula darah puasa atau fasting blood sugar (FBS)


 Pemeriksaan gula darah postprandial
 Pemeriksaan toleransi glukosa oral/oral glukosa tolerance test( TTGO)
 Pemeriksaan glukosa urine
 Pemeriksaan kotone urine
 Pemeriksaan kolestrol dan kadar serum trikliserida, dapat meningkat karena
ketidkadekuatan control glikemik.
 Pemeriksaan hemoglobin glikat (HbA1c)

6. Penatalaksanaan

Tujuan penatalaksanaan pasien dengan DM adalah :

 Menormalkan fungsi dari insulin dan menurunkan kadar glukosa darah


 Mencegah komlikasi vaskuler dan neurophati
  Mencegah terjadinya hipoglikemia dan katoasidosis

Prinsip penatalaksanaan pasien DM adalah mrngontral gula darah dalam rentang normal.
Untuk mengontrol gula darah, ada lima faktor penting yang harus di lakukan yaitu:

 Asupan makanan atau mangemen diet


  Latihan fisik atau exercise
  Obat-obatan penurun gula darah
 Pendidikan kesehatan
  Monitoring

Perencanaan  penatalaksanaan DM bersifat individual arinya perlu dipertimbangkan


kebutuhan terhadap umur pasien, gaya hidup kebutuhan nutrisi, kematangan, tingkat aktivitas,
pekerjaan dan kemampuan pasien dalam mengontrol gula darah secara mandiri.
KASUS ASUHAN KEPERAWATAN DIABETES MELITUS

Skenario

Seorang laki-laki berusia 46 tahun datang ke RS dengan keluhan utama kelemahan fisik.
Kelemahan dirasakan sejak 17 hari lalu,disertai sakit seluruh badab,tungkai bawah kiri dan kanan
terasa keram-keram sifatnya tertusuk-tusuk,sakitnya lebih terasa apabila klien beraktifitas. Klien
mengatakan nafsu makan dan berat badannya menurun. Hasil pemeriksaan fisik congjungtiva
Nampak pucat,tampak luka di kaki kiri ( ibu jari),TTV : TD : 120/80 mmHg, S : 36,6 C, N : 80
x/menit, R : 20 x/menit. Hasil pemeriksaan laboratorium GDS 397 mg/dl, dan terapi insulin 25 –
10 - 10 . Klien juga mengatakan ada riwayat DM sudah 3 tahun dan orangtuanya juga menderita
DM.

Tgl Masuk RS     : 3 – 8 – 2021

Jam Masuk :

No. Rekam Medik :

Jam Pengkajian :

Tgl Pengkajian    : 3 – 9 – 2002

No. Register        : 05 37 92

Diagnosa Medis  ; DM

A.    Pengkajian

1.      Identitas diri Klien

Nama                     : Tn. R

Umur                     : 46 tahun

Jenis kelamin         : Laki-laki

Agama                   : Islam

Suku/Bangsa         : Bugis/Indonesia
Kawin/Belum        : kawin

Pendidikan                        : SLTA

Pekerjaan               : PNS (Pemda)

Alamat                  : Daya

2.      Identitas Penanggung jawab

Nama                     : Ny. NR

Umur                     : 41 tahun

Jenis kelamin         : Perempuan

Agama                   : Islam

Suku/Bangsa         : Bugis/Indonesia

Kawin/Belum        : kawin

Pendidikan            : SMP

Pekerjaan               : Ibu Rumah Tangga

Hubungan              : Istri

3. Status kesehatan

a. Keluhan utama : Kelemahan fisik.

b.    Riwayat keluhan utama : kelemahan dirasakan sejak 17 hari yang lalu, disertai sakit seluruh
badan, tungkai bawah kiri dan kanan, terasa kram-kram sifatnya tertusuk-tusuk.

4. Riwayat kesehatan sekarang

a.)    Keluhan utama : Kelemahan fisik.


b.)    Riwayat keluhan utama : kelemahan dirasakan sejak 17 hari yang lalu, disertai sakit seluruh
badan, tungkai bawah kiri dan kanan, terasa kram-kram sifatnya tertusuk-tusuk.

c.)    Faktor pencetus : Belum diketahui

d.)    Faktor yang meringankan : Bila klien istirahat dan dipijit

e.)    Faktor yang memberatkan bila klien beraktifitas.

5.  Riwayat kesehatan masa lalu

1.)    Klien pernah opname di RS dengan keluhan-keluhan yang sama 2 bulan yang lalu.

2.)    Klien menderita penyakit kronis (Diabetes Mellitus  3 tahun yang lalu)

3.)    Klien tidak merokok

4.)    Klien tidak pernah operasi

5.)    Tidak ada riwayat alergi.

6.  Riwayat Penyakit keluarga

Pasien dan keluarga pasien mengatakan di keluarganya ada yang mempunyai penyakit diabetes
mellitus yaitu Ayahnya.

Genogram
Keterangan :

                  : Laki-laki

                  : Perempuan

                  : Klien

                  : Meninggal

7. Perilaku yang mempengaruhi kesehatan

Klien mengatakan selama sehat klien tidak pernah berolahraga.

8.  Pemeriksaan Fisik

a.       Status kesehatan klien nampak sedang sakit

b.      BB : 49 Kg, TB : 163 cm

c.       Kesadaran : Komposmentis

d.      Tanda-tanda vital

TD : 120/80 mmHg

N   : 80 x/menit

SB : 36, 6 0 C

P    : 20 x/menit

e.       Kepala

Inspeksi :

-          Warna rambut             : Hitam

-          Distribusi rambut        : Merata

-          Kulit kepala                 : Nampak bersih


-          Nampak tidak ada ketombe pada rambut

Palpasi :

-          Tidak ada rasa nyeri tekan pada kepala

-          Tidak ada massa atau benjolan

-          Rambut mudah rontok

f.       Muka

Inspeksi :

-          Muka nampak simetris kiri dan kanan

-          Nampak benjolan pada dahi

-          Warna kulit sama sekitarnya

Palpasi :

-          Ada massa atau benjolan pada dahi.

-          Tidak ada nyeri tekan

g.      Mata

Inspeksi :

1.)    Palpebra          : Tidak nampak ada oedem

2.)    Sclera              : Tidak icterus

3.)    Conjungtiva    : Nampak agak pucat

4.)    Pupil                : Isokor

5.)    Bola mata        : Dapat bergerak ke segala arah

Palpasi :
-          Tidak ada nyeri tekan pada bola mata

-          Tidak ada peningkatan tekanan intra okuler

h.      Hidung

Inspeksi :

-          Lubang hidung simetris kiri dan kanan

-          Tidak nampak adanya deviasi pada septum

-          Tidak ada peradangan atau lesi

-          Mukosa hidung tampak lembab

Palpasi :

-          Tidak ada rasa nyeri tekan pada sinus maxillaris, etmoidalis, frontalis.

-          Tidak teraba adanya massa atau benjolan.

i.        Telinga

Inspeksi :

-          Tidak ada pengeluaran cairan pada lubang telinga

-          Tidak tampak adanya serumen

-          Tidak ada peradangan atau lesi

-          Nampak simetris kiri dan kanan

-          Klien tidak memakai alat bantu pendengaran

Palpasi :

-          Tidak ada nyeri tekan pada tragus dan pinna

-          Tidak ada nyeri tekan pada mastoid


j.        Rongga mulut

Inspeksi :

1.)    Gigi     : -     Jumlah gigi lengkap (34 buah)

-         Tidak memakai gigi palsu

2.)    Gusi     : -     Berwarna merah

-         Tidak ada peradangan

3.)    Lidah   : nampak agak kotor

4.)    Bibir    : Nampak agak kotor

k.      Leher

Inspeksi :

-          Tidak nampak adanya pembesaran pada kelenjar limfe

-          Tidak tampak adanya pembesaran kelenjar tyroid

-          Tidak tampak adanya bendungan pada vena jugularis

-          Tidak ada peradangan atau lesi.

Palpasi :

-          Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar lymfe.

-          Tidak teraba adanya pembesaran pada kelenjar tyroid

-          Tidak teraba adanya bendungan pada vena jugularis

-          Tidak teraba adanya kelenjar atau massa.

l.        Thoraks dan paru

Inspeksi :
-          Bentuk dada normal chest/simetris kiri dan kanan

-          Pergerakan dada mengikuti irama pernafasan

-          Irama pernafasan teratur

-          Frekuensi pernafasan 20 x/menit

Palpasi :

-          Tidak teraba adanya massa atau benjolan

-          Tidak ada nyeri tekan pada dada

-          Ekspansi pernafasan seimbang kiri dan kanan

Auskultasi

-          Bunyi pernafasan vesikuler pada semua lapang paru

-          Tidak ada bunyi tambahan

Perkusi

-          Bunyi semua resonan pada semua lapang paru

-          Batas paru ICS 3, 4, 5 sisi dada kiri dengan bunyi resonan ke pekak

-          Batas paru-paru hati ICS 6 dada sebelah kanan dari resonan ke pekak

-          Batas paru-paru dengan lambung ICS 8 sisi sebelah kiri bunyi resonan

m.    Jantung

Inspeksi :

-          Ictus cordis tidak nampak pada ICS 5 sisi kiri

Palpasi :

-          Ictus cordis teraba pada ICS 5 sisi sebelah kiri.


Perkusi

-          Batas jantung dengan paru-paru pada ICS 3, 4, 5 dengan bunyi resonan ke pekak.

Auskultasi

-          Bunyi jantung I           : Terdengar murni dan teratur

-          Bunyi jantung II         : Terdengar murni dan teratur

-          Tidak ada bunyi tambahan

n.      Abdomen

Inspeksi :

-          Tidak nampak adanya massa atau benjolan

-          Tidak ada bekas luka di perut

-          Nampak simetris kiri dan kanan

Auskultasi :

-          Peristaltik usus 6 x/menit

-          Bunyi bising usus tidak terdengar

Perkusi :

-          Bunyi tympani : Pada kwadran kiri atas, bawah, sisi kanan atas bunyi pekak.

Palpasi :

-          Tidak teraba adanya massa/benjolan

-          Hati dan lympa tidak teraba

-          Tidak ada nyeri tekan pada abdomen

o.      Ekstremitas
1.)    Ekstrimitas atas

Inspeksi :

-          Nampak simetris kiri dan kanan

-          Tidak ada atrofi atau oedema

-          Nampak fleksi pada sendi kiri dan kanan

-          Kuku nampak bersih.

Palpasi

-          Tidak teraba adanya benjolan

-          Tidak ada nyeri tekan

-          Tidak ada bunyi krepitasi

Perkusi

-         Refleks Biceps positif

-         Refleks Trisep positif

2.)    Ekstrimitas bawah

Inspeksi :

-          Nampak simetris kiri dan kanan

-          Tidak ada oedema atau pembengkakan

-          Nampak luka pada kaki kanan (ibu jari)/kaki warna luka hitam

Palpasi

-          Tidak teraba adanya massa atau benjolan

-          Tidak ada nyeri tekan


-          Tidak ada bunyi krepitasi

Perkusi

-          KPR          : Positif kiri/kanan

-          APR          : Positif kiri/kanan

-          Babinsky   : Negatif kiri/kanan

9. Keadaan Sehat Sakit

No Keterangan Sehat Sakit


.
1. Pola persepsi dan Klien mengatakan sehat Klien mengatakan sakit
pelaksanaan kesehatan adalah suatu keadaan adalah suatu keadaan tidak
dimana dia dapat enak pada badan yang
melakukan aktifitas membuat dia menjadi tidak
sehari-hari tanpa ada nyaman.
gangguan pada tubuh dan
perasaannya.
2. Pola nutrisi
a. Pola makan
- Frekuensi makan Baik Kurang baik
- Porsi makan 3 x sehari 2 x sehari
- Pantangan Tidak ada Manis-manisan
- Jenis makan Nasi,lauk,sayur-sayuran Nasi,lauk,sayur-sayuran
b. Pola minum
- Jumlah cairan 8 gelas/hari 6 – 7 gelas/hari
- Jenis cairan Air putih Air putih
3. Pola istirahat tidur
- Malam 21:00 – 05:00 20:00 – 04:30
- Siang 14:30 – 15:30 Klien mudah terbangun
4. Pola eliminasi
a. BAB
-Frekuensi 3 x/hari 1 x/hari
- Warna Kuning Kuning
- Konsistensi Lunak Lunak
b. BAK
- Frekuensi 5 – 6 x/hari Sering tapi sedkit-sedikit
- Warna Kuning Kuning
- Bau Pesing Pesing

5. Pola aktivitas dan latihan Klien tidak suka olahraga Klien tidak mampu
melakukan aktivitas
6. Pola spiritual dan Klien jarang melakukan Klien tidak melakukan
kepercayaan sholat 5 waktu sholat 5 waktu

10. Pengkajian psikososial

a. Persepsi klien terhadap penyakitnya

- Klien menyadari bahwa kondisi dirinya sedang tidak stabil

b. Ekspresi klien terhadap penyakitnya

- Klien Nampak cemas

c. Reaksi saat interaksi

- Klien bisa menjawab dan menerima pertanyaan dengan sangat baik

11. Data Penunjang

a. Hasil Laboratorium

Laboratorium Tgl 15 Agustus 2021


GDS 117 Normal : 140 mg/dl
SGOT 23 Normal : Lk < 38
SGPT 10 Normal : Lk < 41
Laboratorium Tgl 20 Agustus 2021
GDS 397 Normal : 140 mg/dl
b. Therapy

- Terapi insulin 25 – 10 – 10

- Chlindamycin 3 x 500 mg/hari

- Metrodinazole 3 x 500 mg/hari

12. Personal hygine

a. Kebiasaan

- Klien tidak pernah olahraga

b. Kemampuan klien dalam pemenuhan dan kebutuhan

 Mandi : Klien melakukan sendiri 2 kali sehari 1 x sehari


 Sikat gigi : Klien melakukan sendiri 2 kali sehari 1 x sehari
 Keramas : 2 kali seminggu memakai shampoo Tidak pernah
 Ganti pakaian :Klien melakukan sendiri 2 kali sehari 1 x sehari
 Memotong kuku : Klien melakukan sendiri 1 kali seminggu Tidak pernah

12.  Klasifikasi data

Data Subyektif

-          Klien mengatakan badan terasa lemah.

-          Klien mengatakan sebagian besar aktivitasnya bisa dilakukan sendiri

-          Klien mengatakan nafsu makan menurun

-          Klien mengatakan berat badannya menurun

-          Klien menyatakan riwayat DM sudah 3 tahun dan orang tuanya juga menderita DM.

Data Obyektif
-          Klien nampak lemah

-          Conjungtiva nampak pucat

-          Terapi insulin 25 – 10 – 10

-          Tampak luka pada kaki sebelah kiri (ibu jari)

-          Tampak luka pada kaki sebelah kanan

-          Aktivitas klien sudah dapat dilakukan sebagian

-          Porsi makan tidak dihabiskan

-          GDS 397 mg/dl

-          Tanda-tanda vital :

TD : 120/80 mmHg           SB : 36,6 0 C

N : 80 x/menit                   P : 20 x.menit

13. Analisa data

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

1. Data Subyektif : Penurunan insulin tubuh Penurunan


aktivitas
-      Klien merasa lemah Glukosa darah tidak dapat
ditransfer kejaringan
-      Klien mengatakan sebagi-
an aktifitasnya dilakukan Glukagon otot menurun
sendiri.
Metabolisme karbohidrat
Data Obyektif : menurun

-      Klien nampak lemah ATP tidak terbentuk

-      Aktifitasnya sebagian dila- Energi berkurang


NO DATA ETIOLOGI MASALAH

kukan sendiri. Kelemahan

2. Data subyektif : Penurunan insulin dalam tubuh Nutrisi kurang


dari kebutuhan
-      Klien mengeluh lemah Glukosa darah tidak dapat
ditransfer ke jaringan
-      Klien mengeluh berat badan
menurun. Starvasi (kelaparan sel)

-      Klien mengatakan nafsu Pemecahan lemak dan protein di


makan menurun. hati

Data obyektif : Penurunan BB

-      Porsi makan tidak Menunjukkan nutrisi tubuh tidak


dihabiskan ( ½ – ¼ porsi) adekuat

-      Konjungtiva nampak pucat

3. Data subyektif : - Peningkatan gula darah


Resiko terjadi
Data obyektif : Pembatasan diet dan therapi
hypoglikemia
Insulin
-      Klien nampak lemah
Gula darah tidak terkontrol
-      Ada riwayat DM

-      Therapi insulin 25-10-10

-      GDS : 397 mg/dl


NO DATA ETIOLOGI MASALAH

4. Data subyektif : - Penurunan insulin tubuh Resiko perlu-


asan infeksi
Data obyektif : Glukosa tidak dapat ditransfer
ke jaringan
-      Nampak luka pada kaki kiri
(ibu jari) Peningkatan glukosa darah

-      GDS 397 mg/dl

Osmolaritas meningkat

Nutrisi dan O2 tidak dapat


disuplai ke jaringan perifer
terutama ekstremitas kaki kiri

Luka dapat menyebabkan


nekrose pada luka yang tidak
dirawat

B. Diagnosa Keperawatan

1.      Penurunan aktifitas berhu-bungan dengan kelemahan fisik ditandai dengan :

Data Subyektif :

-      Klien merasa lemah

-      Klien mengatakan sebagi-an aktifitasnya dilakukan sendiri.

Data Obyektif :

-      Klien nampak lemah

-      Aktifitasnya sebagian dila-kukan sendiri.


2.      Perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang
tidak adekuat ditandai dengan :

Data subyektif :

-      Klien mengeluh lemah

-      Klien mengeluh berat badan menurun.

-      Klien mengatakan nafsu makan menurun.

Data obyektif :

-      Porsi makan tidak dihabiskan ( ½ – ¼ porsi)

-      Konjungtiva nampak pucat

3.      Resiko terjadi hypoglikemia berhubungan dengan pem-batasan diet dan therapi insulin
ditandai dengan :

Data subyektif : -

Data obyektif :

-      Klien nampak lemah

-      Ada riwayat DM

-      Therapi insulin 25-10-10

-      GDS : 397 mg/dl

-      TTV :

TD     : 120/80 mmHg

N       : 80 x/menit

P        : 20 x/menit

S        : 36, 6 0 C


4.      Resiko perluasan infeksi berhubungan dengan hyper-glikemia ditandai dengan :

Data subyektif : -

Data obyektif :

-      Nampak luka pada kaki kiri (ibu jari)

-      GDS 397 mg/dl

C.  RENCANA KEPERAWATAN

TANGGA DIAGNOSA RENCANA KEPERAWATAN


L/ KEPERAWAT
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
NO AN

1. Penurunan Setelah 1.    Kaji tingkat Untuk mengetahui


aktifitas berhu- dilakukan kemampuan klien sejauhmana
bungan dengan asuhan dalam melakukan kemampuan klien
kelemahan fisik keprawatan aktifitas. dan menentu-kan
ditandai diharapkan intervensi
dengan : Aktifitas selanjutnya.
klien 2.    Bantu/latih
Data Subyektif : Untuk mencegah
terpenu-hi klien berak-tifitas
terjadinya atropi
-      Klien dengan secara bertahap.
otot/kelemahan otot.
merasa lemah kriteria :
Klien tidak merasa
-      Klien -          Klien
3.    Libatkan terabaikan oleh
mengatakan tidak lemah
keluarga dalam keluarga dan semua
sebagi-an lagi
tindakan kebutuhan klien
aktifitasnya
-          Semu keperawatan dapat terpenuhi.
dilakukan
a
sendiri. Agar klien dan
aktifitasnya
keluarga dapat
TANGGA DIAGNOSA RENCANA KEPERAWATAN
L/ KEPERAWAT
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
AN
Data Obyektif : dapat mengerti dan
dilakukan memahami tentang
-      Klien 4.    HE tentang
sendiri pentingnya personal
nampak lemah personal hygiene
seperti bia- hygiene (kebersihan
-      Aktifitasnya sanya badan).
sebagian dila- misalnya
kukan sendiri. mandi,
makan,
berjalan dll.

Setelah
1.      Kaji kebiasaan Untuk mengetahui
2. Perubahan status dilakukan
makan klien. seberapa banyak
nutrisi kurang asuhan
makanan yang
dari kebutuhan keperawatan 2.      Timbang berat
dikonsumsi.
tubuh diharapkan badan setiap hari
berhubungan Kebutuhan atau sesuai indikasi. Untuk mengetahui
dengan intake nutrisi ter- adanya peningkatan
3.      Sajikan
yang tidak penuhi atau penurunan
makanan yang
adekuat ditandai dengan sehingga mengetahui
hangat sesuai
dengan : kriteria: tindakan selanjutnya.
dengan program
Data subyektif : -          Nafs diet. Makan yang hangat
u makan dapat meningkatkan
-      Klien 4.      Beri makan
baik selera makan klien
mengeluh lemah porsi kecil tapi
-          Porsi sering, libatkan
-      Klien
makan yang keluarga klien pada
mengeluh berat Agar dapat
disediakan perencanaan
badan menurun. memenuhi kebutuhan
TANGGA DIAGNOSA RENCANA KEPERAWATAN
L/ KEPERAWAT
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
AN
-      Klien dihabis-kan makanan ini sesuai nutrisi yang
mengatakan indikasi. diperlukan klien
-          Klien
nafsu makan memberi informasi
tidak lemah
menurun. pada pasien pada
perencanaan makan
Data obyektif :
keluarga dapat
-      Porsi makan memenuhi kebutuhan
tidak dihabiskan nutrisi klien.
( ½ – ¼ porsi)
Kadar gula darah
-      Konjungtiva merupakan
nampak pucat parametere tentang
adanya resiko
hypoglikemia.
Resiko terjadi
hypoglikemia
3.
berhubungan
Setelah 1.       Kontrol gula
dengan pem-
dilakukan darah Untuk
batasan diet dan
asuhan mempertahankan
therapi insulin 2.       Beri diet
keperawatan kadar gula darah
ditandai sesuai dengan
diharapkan dalam batas normal
dengan : kebutuhan
Hypoglikem setelah pemberian
Data subyektif : ia tidak 3.       Observasi insulin.
- terjadi tanda-tanda
Agar dapat
dengan hypoglikemia
Data obyektif : mendeteksi sedini
kriteria:
4.       Beri makan mungkin adanya
-      Klien
-          Klien 15 menit setelah tanda-tanda
nampak lemah
tidak merasa
TANGGA DIAGNOSA RENCANA KEPERAWATAN
L/ KEPERAWAT
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
AN
-      Ada riwayat lemah pemberian insulin. hypoglikemia.
DM
-          Tida Dengan pemberian
-      Therapi k ada tanda- makan 15 menit
5.       Ukur tanda-
insulin 25-10-10 tanda setelah pemberian
tanda vital
hypoglike- insulin diharapkan
-      GDS : 397
mia seperti untuk mencegah
mg/dl
pucat, terjadinya
-      TTV : tachicardi, hypoglikemia.
kulit teraba
TD : 120/80 Sebagai indikator
dingin,
mmHg untuk menen-tukan
mual,
intervensi yang tepat
N : 80 x/menit muntah dan
untuk tindakan
tremor.
P : 20 x/menit perawatan
selanjutnya.
S : 36, 6 0 C

Setelah
Resiko
4. dilakukan
perluasan infeksi Untuk
asuhan 1.       Observasi
berhubungan mengetahui/mengide
keperawatan tanda-tanda
dengan hyper- nti-fikasi tanda-tanda
diharapkan perluasan radang
glikemia infeksi secara dini
Perluasan /infeksi.
ditandai dengan membantu
infeksi tidak
dengan : menentu-kan
terjadi
intervensi
TANGGA DIAGNOSA RENCANA KEPERAWATAN
L/ KEPERAWAT
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
AN
Data subyektif : dengan selanjutnya.
- kriteria:
2.       Lakukan/gant
Data obyektif : -          Luka i verband dengan
Tekhnik aseptik dan
sembuh tehnik aseptik dan
-      Nampak antiseptik merupakan
dengan baik antiseptik
luka pada kaki salah satu metode
kiri (ibu jari) -          Tida pencegahan
k ada nanah masuknya kuman ke
-      GDS 397
(pus) dalam luka.
mg/dl
3.       Kompres luka
-          Luka
dengan cairan NaCl
tidak
0,9 % tiap ganti Cairan NaCl 0,9 %
melebar
verband dapat
-          Luka mengisap/menyerap
nampak nanah (pus) sehingga
kering. 4.       Ukur tanda- luka cepat kering.
tanda vital (TD, S,
N, P).
Untuk tanda-tanda
infeksi bisa
dimanifestasikan
dengan pening-katan
5.       Penatalaksana
tanda – tanda vital.
an pem-berian
antibiotik Chlin-
damycin,
Antibiotik dapat
metronida-zole 3 x
menghambat atau
500 mg/hari
membunuh kuman.
DIAGNOSA RENCANA KEPERAWATAN
TANGGA
KEPERAWAT TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
L/
AN

D. Implementasi

N HARI/ NO.
JAM IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
O TGL DX

1. Rabu, 1. 08.00 Mengkaji tingkat S :   Klien mengata-kan


kemampuan klien sudah bisa berjalan, makan
4/09/02
Hasil : Klien dapat sendiri tidak dibantu.
mampu melakukan
aktifitas.
O    :    Nampak klien
N HARI/ NO.
JAM IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
O TGL DX

08.30 melakukan ak-tifitas makan,


mandi, jalan-jalan.
Menganjurkan
klien jalan-jalan
pagi secara
A    :    Masalah dapat
bertahap.
teratasi
Hasil : Klien dapat
jalan-jalan pagi.
09.00
P :   -

Menyuruh klien
mandi sendiri di
kamar mandi

Hasil : Klien dapat


melakukan sendiri.
09.50

Memberikan
penyuluhan pada
keluarga dan klien
pentingnya
personal hygiene,
personal per-
orangan.

Hasil :
10.00
Keluarga/klien
mengerti dan mau
N HARI/ NO.
JAM IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
O TGL DX

melaksanakannya.

Memberikan
penyuluhan
S :   Klien mengata-kan
tentang pentingnya
nafsu ma-kan baik.
diet, perlunya
menga-tasi    -   Klien tidak me-rasa
peningkatan gula lemah lagi
dalam darah

2. 2. Hasil : Klien dapat


O    :    Porsi makan yang
mengerti dan mau
08.00 diberikan dihabiskan.
melaksanakan.
   -   Konjungtiva ti-dak
pucat.
Mengontrol gula
darah
A    :    Masalah sudah
08.30 Hasil : GDS :
teratasi

P:-

Menganjurkan
pada keluarga
12.00
untuk memberikan
makan sesuai
dengan diet.

Hasil : Pola makan


N HARI/ NO.
JAM IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
O TGL DX

pasien teratur S :   -

09.45

Mengkaji pola dan O    :    Therapi insulin 25 –


kebiasaan makan 10 – 10
klien
   -   GDS 397 mg/dl
Hasil : Porsi
makan yang diberi-
kan dihabiskan. A    :    Masalah belum
teratasi
Memberikan
makan pada klien
3. 3. 08.45
Hasil : Porsi
makan yang diberi-
P :   Lanjutkan inter-vensi
kan dihabiskan.
1,3, dan 4 :

- Kontrol gula darah


Melibatkan
- Observasi tanda-tanda
keluarga dalam pe-
hypoglekimia
rencanaan
makanan sesuai - Beri makan 15 menit
indi-kasi. setelah pemberian insulin
09.15
Hasil : Keluarga
dapat mengerti dan
mau
melaksanakan.
N HARI/ NO.
JAM IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
O TGL DX

S :   -

12.00 Menganjurkan
pada keluarga
O    :    Nampak warna
untuk memberikan
merah pada pinggir luka.
makanan sesuai
dengan diet.    -   Luka warna hitam.

Hasil : Keluarga
10.30
memberi makan
A    :    Tidak tampak
sesuai instruksi
perluasan luka
dokter (Diet
TKTP).

P :   Lanjutkan inter-vensi
2,3, dan 5 :
Mengobservasi
tanda-tanda - Lakukan/ganti perban
hupoglikemia dengan tehnik aseptic dan
antiseptic
Hasil : Tidak ada
tanda-tanda - Kompres luka dengan
hypoglikemia. cairsn NaCl 0,9% tiap ganti
perban
4. 4. 10.00
- Penatalaksanaan
Memberi makan
pemberian antibiotic
klien setelah
chlindamycin,metrodinazole
pemberian Insulin
3 x 500 mg/hari.
Hasil : Porsi
makan dihabiskan
N HARI/ NO.
JAM IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
O TGL DX

10.15

Mengukur tanda-
tanda vital :

TD        : 120/80
10.15
mmHg

N          : 80
x/menit

10.30 S           : 36, 6 0 C

P :         20 x/menit

Mengkaji tanda-
tanda perluasan
radang atau infeksi
12.35
Hasil : nampak
warna merah pada
pinggir luka.

Mengganti
verband dengan
tehnik aseptik dan
N HARI/ NO.
JAM IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
O TGL DX

antiseptik

Mengompres luka
dengan cairan
NaCl 0,9 %.

Mengukur tanda-
tanda vital

Hasil :

TD        : 120/80
mmHg

N          : 80
x/menit

S           : 36, 6 0 C

P :         20 x/menit

Memberikan obat
antibiotik

Chlindamycin 3 x
500 mg/hari

Metronidazole 3 x
500 mg/hari
N HARI/ NO.
JAM IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
O TGL DX

Anda mungkin juga menyukai