DIABETES MELITUS
DI SUSUN OLEH :
NIM : 20014
DIII KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN
2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Definisi
Diabetes Militus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolisme kronik yang ditandai
peningkatan glukosa (hiperglikemia), disebabkan karena ketidak seimbangan antara suplai dan
kebutuhan insulin. Insulin dalam tubuh dibutuhkan untuk memfasilitasi masuknya glukosa dalam
sel agar dapat digunakan untuk metabolism dan pertumbuhan sel. Berkurang atau tidak adanya
insulin menjadi glukosa tertahan didalam darah dan menimbulkan peningkatan gula darah
sementara sel menjadi kekurangan glukosa yang sangat dibutuhkan dalam kelangsungan fungsi
sel.
2. Etiologi
Penyebab penyakit ini belum diketahui secara lengkap dan kemungkinan faktor
penyebab dan faktor resiko penyakit DM diantaranya :
Riwayat keturunan dengan diabetes, misalnya pada DM tipe 1 diturunkan sebagai sifat
heterogen, multigenik. Kembar identik mempunyai resiko 20-50%, sementara saudara
kandung beresiko 6% dan anak beresiko 5% (black,2009).
Lingkungan seperti virus (cytomegalovirus, mumps,rubella) yang dapat memicu terjadi
autoimun dan menghancurkan sel – sel beta pankreas, obat – obatan dan zat kimia seperti
alloxan, streptozotocin, pentamidine).
Usia diatas 45 tahun.
Obesitas, berat badan lebih dari atau sama dengan 20% berat badan ideal.
Etnik, banyak terjadi pada orang amerika keturunan afrika, asie.
Hipertensi, tekanan darah lebih dari atau sama dengan 140/90 mmHg.
HDL kolestrol lebih dari atau sama dengan 35 mg/dl, atau trigiserida lebih dari 250
mg/dl.
Riwayat gestasional DM (Smeltzer, 2004).
Kebiasaan diet.
Kurang olah raga.
Wanita dengan hirsutisme atau penyakit policistik ovari.
3. Patofisiologi
Diabetes Melitus (DM) merupakan kumpulan gejala yang kronik dan bersifat sistemik
dengan karakteristik peningkatan gula darah atau glukosa atau hiperglikemia yang disebabkan
menurunnya sekresi atau aktivitas dari insulin sehingga mengakibatkan terhambatnya
metabolisme karbohidrat, protein dan lemak.
Glukosa secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah dan sangat
dibutuhkan untuk kebutuhan sel dan jaringan. Glukosa dibentuk dihati dari makanan yang
dikonsumsi. Makanan yang masuk sebagian digunakan untuk kebutuhan energi dan sebagian lagi
disimpan dalam bentuk glikogen dihati dan jaringan lainnya dengan bantuan insulin. Insulin
merupakan hormon yang diproduksi oleh sel beta pulau langerhans pankreas yang kemudian
meningkat jika terdapat makanan yang masuk. Pada orang dewasa rata – rata diproduksi 40-50
unit , untuk mempertahankan gula darah tetap stabil antara 70-120 mg/dl.
Insulin disekresi oleh sel beta, satu diantara empat sel pulau langerhans pankreas. Insulin
merupakan hormon anabolik, hormon yang dapat membantu memidahkan glukosa dari darah ke
otot, hati dan sel lemak. Pada diabetes terjadi berkurangnya insulin atau tidak adanya insulin
berakibat pada gangguan tiga metabolisme yaitu : menurunnya penggunaan glukosa,
miningkatnya mobilisasi lemak dan meningkat penggunaan protein.
4. Manifestasi Klinik
Ada beberapa gejala yang harus di waspadai sebagai isyarat kemungkinan Diabetes.
Gejala tipikal yang sering dirasakan penderita diabetes antara lain :
Sering kencing / miksi atau meningkatnya frekuensi buang air kecil (poliura)
Meningkatnya rasa haus (polidipsi)
Peningkatan rasa lapar (polipagia)
Penurunan berat badan
Kelainan pada mata, penglihatan kabur
Kulit gatal, infeksi kulit, gatal gatal disekitar penis dan vegina peningkatan glukosa
darah mengakibatkan penumpukan pula pada kulit sehingga menjadi gatal, jamur dan
bakteri mudah menyerang kulit.
Ketinuria
Kelemahan dan keletihan
Terkadang tanpa gejala Pada keadaan tertentu, tubuh dapat beradaptasi dengan
peningkatan glukosa darah.
5. Pemeriksaan diagnostik
Untuk menentukan penyakit DM, disamping di kaji tanda dan gejala yang dialami
pasien juga yang penting adalah di lakukan test diagnostic diantaranya:
6. Penatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaan pasien DM adalah mrngontral gula darah dalam rentang normal.
Untuk mengontrol gula darah, ada lima faktor penting yang harus di lakukan yaitu:
Skenario
Seorang laki-laki berusia 46 tahun datang ke RS dengan keluhan utama kelemahan fisik.
Kelemahan dirasakan sejak 17 hari lalu,disertai sakit seluruh badab,tungkai bawah kiri dan kanan
terasa keram-keram sifatnya tertusuk-tusuk,sakitnya lebih terasa apabila klien beraktifitas. Klien
mengatakan nafsu makan dan berat badannya menurun. Hasil pemeriksaan fisik congjungtiva
Nampak pucat,tampak luka di kaki kiri ( ibu jari),TTV : TD : 120/80 mmHg, S : 36,6 C, N : 80
x/menit, R : 20 x/menit. Hasil pemeriksaan laboratorium GDS 397 mg/dl, dan terapi insulin 25 –
10 - 10 . Klien juga mengatakan ada riwayat DM sudah 3 tahun dan orangtuanya juga menderita
DM.
Jam Masuk :
Jam Pengkajian :
No. Register : 05 37 92
Diagnosa Medis ; DM
A. Pengkajian
Nama : Tn. R
Umur : 46 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia
Kawin/Belum : kawin
Pendidikan : SLTA
Alamat : Daya
Nama : Ny. NR
Umur : 41 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia
Kawin/Belum : kawin
Pendidikan : SMP
3. Status kesehatan
b. Riwayat keluhan utama : kelemahan dirasakan sejak 17 hari yang lalu, disertai sakit seluruh
badan, tungkai bawah kiri dan kanan, terasa kram-kram sifatnya tertusuk-tusuk.
1.) Klien pernah opname di RS dengan keluhan-keluhan yang sama 2 bulan yang lalu.
Pasien dan keluarga pasien mengatakan di keluarganya ada yang mempunyai penyakit diabetes
mellitus yaitu Ayahnya.
Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Meninggal
8. Pemeriksaan Fisik
c. Kesadaran : Komposmentis
d. Tanda-tanda vital
TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/menit
P : 20 x/menit
e. Kepala
Inspeksi :
Palpasi :
f. Muka
Inspeksi :
Palpasi :
g. Mata
Inspeksi :
4.) Pupil : Isokor
Palpasi :
- Tidak ada nyeri tekan pada bola mata
h. Hidung
Inspeksi :
Palpasi :
- Tidak ada rasa nyeri tekan pada sinus maxillaris, etmoidalis, frontalis.
i. Telinga
Inspeksi :
Palpasi :
Inspeksi :
2.) Gusi : - Berwarna merah
k. Leher
Inspeksi :
Palpasi :
Inspeksi :
- Bentuk dada normal chest/simetris kiri dan kanan
Palpasi :
Auskultasi
Perkusi
- Batas paru ICS 3, 4, 5 sisi dada kiri dengan bunyi resonan ke pekak
- Batas paru-paru hati ICS 6 dada sebelah kanan dari resonan ke pekak
- Batas paru-paru dengan lambung ICS 8 sisi sebelah kiri bunyi resonan
m. Jantung
Inspeksi :
Palpasi :
- Batas jantung dengan paru-paru pada ICS 3, 4, 5 dengan bunyi resonan ke pekak.
Auskultasi
n. Abdomen
Inspeksi :
Auskultasi :
Perkusi :
- Bunyi tympani : Pada kwadran kiri atas, bawah, sisi kanan atas bunyi pekak.
Palpasi :
o. Ekstremitas
1.) Ekstrimitas atas
Inspeksi :
Palpasi
Perkusi
2.) Ekstrimitas bawah
Inspeksi :
- Nampak luka pada kaki kanan (ibu jari)/kaki warna luka hitam
Palpasi
Perkusi
5. Pola aktivitas dan latihan Klien tidak suka olahraga Klien tidak mampu
melakukan aktivitas
6. Pola spiritual dan Klien jarang melakukan Klien tidak melakukan
kepercayaan sholat 5 waktu sholat 5 waktu
a. Hasil Laboratorium
- Terapi insulin 25 – 10 – 10
a. Kebiasaan
12. Klasifikasi data
Data Subyektif
- Klien menyatakan riwayat DM sudah 3 tahun dan orang tuanya juga menderita DM.
Data Obyektif
- Klien nampak lemah
- Terapi insulin 25 – 10 – 10
- Tanda-tanda vital :
N : 80 x/menit P : 20 x.menit
Osmolaritas meningkat
B. Diagnosa Keperawatan
Data Subyektif :
Data Obyektif :
Data subyektif :
Data obyektif :
3. Resiko terjadi hypoglikemia berhubungan dengan pem-batasan diet dan therapi insulin
ditandai dengan :
Data subyektif : -
Data obyektif :
- Ada riwayat DM
- TTV :
N : 80 x/menit
P : 20 x/menit
Data subyektif : -
Data obyektif :
C. RENCANA KEPERAWATAN
Setelah
1. Kaji kebiasaan Untuk mengetahui
2. Perubahan status dilakukan
makan klien. seberapa banyak
nutrisi kurang asuhan
makanan yang
dari kebutuhan keperawatan 2. Timbang berat
dikonsumsi.
tubuh diharapkan badan setiap hari
berhubungan Kebutuhan atau sesuai indikasi. Untuk mengetahui
dengan intake nutrisi ter- adanya peningkatan
3. Sajikan
yang tidak penuhi atau penurunan
makanan yang
adekuat ditandai dengan sehingga mengetahui
hangat sesuai
dengan : kriteria: tindakan selanjutnya.
dengan program
Data subyektif : - Nafs diet. Makan yang hangat
u makan dapat meningkatkan
- Klien 4. Beri makan
baik selera makan klien
mengeluh lemah porsi kecil tapi
- Porsi sering, libatkan
- Klien
makan yang keluarga klien pada
mengeluh berat Agar dapat
disediakan perencanaan
badan menurun. memenuhi kebutuhan
TANGGA DIAGNOSA RENCANA KEPERAWATAN
L/ KEPERAWAT
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
AN
- Klien dihabis-kan makanan ini sesuai nutrisi yang
mengatakan indikasi. diperlukan klien
- Klien
nafsu makan memberi informasi
tidak lemah
menurun. pada pasien pada
perencanaan makan
Data obyektif :
keluarga dapat
- Porsi makan memenuhi kebutuhan
tidak dihabiskan nutrisi klien.
( ½ – ¼ porsi)
Kadar gula darah
- Konjungtiva merupakan
nampak pucat parametere tentang
adanya resiko
hypoglikemia.
Resiko terjadi
hypoglikemia
3.
berhubungan
Setelah 1. Kontrol gula
dengan pem-
dilakukan darah Untuk
batasan diet dan
asuhan mempertahankan
therapi insulin 2. Beri diet
keperawatan kadar gula darah
ditandai sesuai dengan
diharapkan dalam batas normal
dengan : kebutuhan
Hypoglikem setelah pemberian
Data subyektif : ia tidak 3. Observasi insulin.
- terjadi tanda-tanda
Agar dapat
dengan hypoglikemia
Data obyektif : mendeteksi sedini
kriteria:
4. Beri makan mungkin adanya
- Klien
- Klien 15 menit setelah tanda-tanda
nampak lemah
tidak merasa
TANGGA DIAGNOSA RENCANA KEPERAWATAN
L/ KEPERAWAT
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
AN
- Ada riwayat lemah pemberian insulin. hypoglikemia.
DM
- Tida Dengan pemberian
- Therapi k ada tanda- makan 15 menit
5. Ukur tanda-
insulin 25-10-10 tanda setelah pemberian
tanda vital
hypoglike- insulin diharapkan
- GDS : 397
mia seperti untuk mencegah
mg/dl
pucat, terjadinya
- TTV : tachicardi, hypoglikemia.
kulit teraba
TD : 120/80 Sebagai indikator
dingin,
mmHg untuk menen-tukan
mual,
intervensi yang tepat
N : 80 x/menit muntah dan
untuk tindakan
tremor.
P : 20 x/menit perawatan
selanjutnya.
S : 36, 6 0 C
Setelah
Resiko
4. dilakukan
perluasan infeksi Untuk
asuhan 1. Observasi
berhubungan mengetahui/mengide
keperawatan tanda-tanda
dengan hyper- nti-fikasi tanda-tanda
diharapkan perluasan radang
glikemia infeksi secara dini
Perluasan /infeksi.
ditandai dengan membantu
infeksi tidak
dengan : menentu-kan
terjadi
intervensi
TANGGA DIAGNOSA RENCANA KEPERAWATAN
L/ KEPERAWAT
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
AN
Data subyektif : dengan selanjutnya.
- kriteria:
2. Lakukan/gant
Data obyektif : - Luka i verband dengan
Tekhnik aseptik dan
sembuh tehnik aseptik dan
- Nampak antiseptik merupakan
dengan baik antiseptik
luka pada kaki salah satu metode
kiri (ibu jari) - Tida pencegahan
k ada nanah masuknya kuman ke
- GDS 397
(pus) dalam luka.
mg/dl
3. Kompres luka
- Luka
dengan cairan NaCl
tidak
0,9 % tiap ganti Cairan NaCl 0,9 %
melebar
verband dapat
- Luka mengisap/menyerap
nampak nanah (pus) sehingga
kering. 4. Ukur tanda- luka cepat kering.
tanda vital (TD, S,
N, P).
Untuk tanda-tanda
infeksi bisa
dimanifestasikan
dengan pening-katan
5. Penatalaksana
tanda – tanda vital.
an pem-berian
antibiotik Chlin-
damycin,
Antibiotik dapat
metronida-zole 3 x
menghambat atau
500 mg/hari
membunuh kuman.
DIAGNOSA RENCANA KEPERAWATAN
TANGGA
KEPERAWAT TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
L/
AN
D. Implementasi
N HARI/ NO.
JAM IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
O TGL DX
Menyuruh klien
mandi sendiri di
kamar mandi
Memberikan
penyuluhan pada
keluarga dan klien
pentingnya
personal hygiene,
personal per-
orangan.
Hasil :
10.00
Keluarga/klien
mengerti dan mau
N HARI/ NO.
JAM IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
O TGL DX
melaksanakannya.
Memberikan
penyuluhan
S : Klien mengata-kan
tentang pentingnya
nafsu ma-kan baik.
diet, perlunya
menga-tasi - Klien tidak me-rasa
peningkatan gula lemah lagi
dalam darah
P:-
Menganjurkan
pada keluarga
12.00
untuk memberikan
makan sesuai
dengan diet.
09.45
S : -
12.00 Menganjurkan
pada keluarga
O : Nampak warna
untuk memberikan
merah pada pinggir luka.
makanan sesuai
dengan diet. - Luka warna hitam.
Hasil : Keluarga
10.30
memberi makan
A : Tidak tampak
sesuai instruksi
perluasan luka
dokter (Diet
TKTP).
P : Lanjutkan inter-vensi
2,3, dan 5 :
Mengobservasi
tanda-tanda - Lakukan/ganti perban
hupoglikemia dengan tehnik aseptic dan
antiseptic
Hasil : Tidak ada
tanda-tanda - Kompres luka dengan
hypoglikemia. cairsn NaCl 0,9% tiap ganti
perban
4. 4. 10.00
- Penatalaksanaan
Memberi makan
pemberian antibiotic
klien setelah
chlindamycin,metrodinazole
pemberian Insulin
3 x 500 mg/hari.
Hasil : Porsi
makan dihabiskan
N HARI/ NO.
JAM IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
O TGL DX
10.15
Mengukur tanda-
tanda vital :
TD : 120/80
10.15
mmHg
N : 80
x/menit
P : 20 x/menit
Mengkaji tanda-
tanda perluasan
radang atau infeksi
12.35
Hasil : nampak
warna merah pada
pinggir luka.
Mengganti
verband dengan
tehnik aseptik dan
N HARI/ NO.
JAM IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
O TGL DX
antiseptik
Mengompres luka
dengan cairan
NaCl 0,9 %.
Mengukur tanda-
tanda vital
Hasil :
TD : 120/80
mmHg
N : 80
x/menit
P : 20 x/menit
Memberikan obat
antibiotik
Chlindamycin 3 x
500 mg/hari
Metronidazole 3 x
500 mg/hari
N HARI/ NO.
JAM IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
O TGL DX