KOPERASI DI INDONESIA
Tesis
Disusun
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Derajat S-2
Program Studi Magister Kenotariatan
Oleh
RUSDIYONO
B4B 007 177
PEMBIMBING :
Herman Susetyo, SH.M.Hum.
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2009
© RUSDIYONO 2009
PERKEMBANGAN PENGATURAN PENDIRIAN
KOPERASI DI INDONESIA
Disusun Oleh :
RUSDIYONO
B4B 007 177
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, Nama : RUSDIYONO, dengan ini
1. Tesis ini adalah hasil karya saya sendiri dan di dalam tesis ini tidak terdapat
Yang menerangkan,
RUSDIYONO
MOTTO
2. Hidup sesukamu, namun engkau akan mati. Cintailah apa saja sesukamu, namun
engkau akan berpisah dengannya. Berbuatlah sesukamu, namun semua itu ada
balasannya.
3. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah
selesai dari suatru urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang
lain.
4. Jadilah dirimu sendiri, hidup bagaikan air mengalir, yang pasti akan berakhir.
Jalani hidup apa adanya, tetapi selalu berpegang teguh pada hati nurani karena
kebenaran hakiki ada pada hati nurani.
KATA PENGANTAR
Pertama-tama penulis mengucapkan rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Sehingga dengan rendah hati dan ucapan terimakasih kepada para Tim Review
Poposal serta kepada pihak yang telah banyak membantu di dalam penyusunan dan
Untuk itu dengan teriring doa semoga Allah SWT berkenan menerima sebagai
amal saleh dan balas jasa kebaikan dari-NYA, perkenankan penulis menyampaikan
5. Para Guru Besar dan Bapak, Ibu Dosen pada Program Pasca Sarjana Kenotariatan
6. Bapak NUR IKHSAN, SH., MM, selaku Kepala Dinas Koperasi & Usaha Kecil
Kabupaten Grobogan
dengan penuh kesabaran membantu dan melayani penulis selama kuliaah maupun
dan NUR AZIZ HAKIM, SH. MKn serta ARIA DHARMA ADMAJA, SH. MKn.
10. Terkhususkan penulis dengan sembah sujud dan haturkan terimakasih tak terhingga
kepada Ayahanda tercinta Alm. MASHADI dan Ibunda tercinta Ny. SUWARTI;
11. Selanjutnya penulis haturkan rasa hormat dan terimakasih tak terhingga atas doa
maupun materiil yang telah diberikan kepada penulis akan mendapatkan balasan dari
Allah SWT.
Penulis
Abstrak
Koperasi merupakan bagian dari tata susunan ekonomi, hal ini berarti bahwa
dalam kegiatannya Koperasi turut mengambil bagian bagi tercapainya kehidupan
ekonomi yang sejahtera, baik bagi orang-orang yang menjadi anggota perkumpulan itu
sendiri maupun untuk masyarakat di sekitarnya. Koperasi sebagai perkumpulan untuk
kesejahteraan bersama, melakukan usaha dan kegiatan di bidang pemenuhan kebutuhan
bersama dari para anggotannya.
Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis
empiris, yaitu melihat bekerjanya hukum dalam masyarakat. Data yang dipergunakan
adalah data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari lapangan dengan
menggunakan kuisioner dan wawancara, serta data sekunder yang berupa studi
kepustakaan. Analisa data yang digunakan adalah analisis kualitatif yang penarikan
kesimpulannya secara deduktif.
Hasil penelitian yang diperoleh : 1) Pengaturan tentang pendirian perkoperasian
di Indonesia diatur sejak jaman Belanda, dan sudah dilakukan beberapa kali perubahan-
perubahan. Pengaturan pendirian Koperasi yang berlaku saat ini oleh pemerintah sudah
diupayakan untuk dapat sesuai dengan kepastian hukum, agar Koperasi bisa
membangun dirinya dan dibangun menjadi kuat dan mandiri berdasarkan prinsip
Koperasi sehingga mampu berperan sebagai sokoguru perekonomian nasional. 2) Akta
pendirian yang dibuat di hadapan Notaris sebagai Pembuat Akta Koperasi memiliki
kekuatan pembuktian yang sempurna, sehingga jika akta tersebut dijadikan alat bukti di
pengadilan, hakim harus menerima dan menganggap apa yang tertulis dalam akta
merupakan perbuatan hukum yang sungguh-sungguh terjadi dan tidak boleh
memerintahkan penambahan pembuktian akta itu. 3) Undang-Undang Koperasi yang
mengatur tentang pembentukan koperasi yang harus dilakukan dengan akta pendirian
dengan memuat anggaran dasar. Sejak diberlakukannya Surat Keputusan Menteri
Negara Koperasi dan UKM Nomor 98/KEP/M.KUKM/IX/2004 tanggal 24 September
2004, akta pendirian koperasi, akta perubahan anggaran koperasi dan akta lainnya
yang terkait dengan kegiatan koperasi, dibuat di hadapan Notaris, sedangkan
pengesahan akta oleh pemerintah tetap dilaksanakan berdasarkan kepada Surat
Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM Nomor 123/Kep/M.UKM/ X/2004
dan Nomor 124/Kep/ M.UKM/X/2004.
Abstract
Cooperation is a part of economic arrangement. This means that in its
activities, cooperation takes a part for the achievement of prosperous economic
life, both for those who are the member of that cooperation and for people living
around it. Cooperation, as a group aimed to collective welfare, performs its
business and activities in the area of communal necessity fulfillment of its
members.
The used research method in this research is the juridical-empirical
method, which is, to see how the law works in the society. The used data are the
primary data, collected directly from the site by using questionnaires and
interviews, and secondary data in form of a literature study. The used data
analysis is the qualitative analysis, in which, its conclusion drawing is conducted
deductively.
The obtained research results: l) The regulation of cooperation
establishment in Indonesia has been regulated since the Dutch colonization era
and several amendments have been conducted. The regulation of cooperation
establishment prevailing today, by the government, so that the cooperation may
be able to build itself and it is built to be strong and independent based on
the principle of cooperation, thus, it may be able to participate as the
national economic principal factor. 2) The establishment certificate composed
before the notary as the Composer of Cooperation Certificate has the perfect
proving force, thus, if that certificate is used as a proving instrument in a court,
the judge should accept and consider that what have been written in the certificate
is a legal action that actually happened and he/she may not order the addition of
proving of that certificate. 3) Cooperation Act, regulating the establishment of a
cooperation that should be conducted by using an establishment certificate including
the statutes. Since the legislation of the Decree of the State Minister of
Cooperation and Small and Medium Business Number
98/KEP/ M.KUKM/1X/2004 dated S eptember 24, 2004, the cooperation
establishment certificate, alteration of cooperation statutes certificate, and
other certificates related to the activities of cooperation, are composed
before the Notary, meanwhile, the certificate establishment conducted by the
government is still executed based on the Decree of the State Minister of
Cooperation and Small and Medium Business Number
1 2 3 / K e p / M . U K M / X / 2 0 0 4 a n d N u m b e r 124/Kep/M. U KM/X/2004.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................... ii
MOTTO...................................................................................................................... iv
ABSTRACT............................................................................................................... ix
DAFTAR ISI.............................................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
E. Kerangka Pemikiran.............................................................................. 16
F. Metode Penelitian.................................................................................. 20
a. Populasi ...................................................................................... 22
5. Era Reformasi............................................................................... 43
1. Bentuk Koperasi........................................................................... 44
b. Fase Pengesahan..................................................................... 53
c. Syarat-syarat Keanggotaan..................................................... 55
d. Tentang Permodalan............................................................... 56
e. Hak dan Kewajiban serta Tanggung jawab Anggota ............. 56
b. Pengurus Koperasi.................................................................. 63
d. Pengawas Koperasi................................................................. 69
1965).............................................................................................. 86
Perkoperasian........................................................................ 87
Perkoperasian........................................................................ 89
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan................................................................................................ 149
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Koperasi merupakan bagian dari tata susunan ekonomi, hal ini berarti bahwa
ekonomi yang sejahtera, baik bagi orang-orang yang menjadi anggota perkumpulan
kesejahteraan kepada rakyat banyak dengan asas demokrasi ekonomi. Hal ini
Perekonomian disusun sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan. Dalam arti
yang lebih luas, dirumuskan pada ayat 4 pasal tersebut di atas, bahwa
perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi
hukum Koperasi;
Menurut pendapat Dr. Fauguet dalam Pandji Anoraga menegaskan adanya 4 prinsip
yang setidak-tidaknya harus dipenuhi oleh setiap badan yang menamakan dirinya
1
Pandji Anoraga dan Ninik Widiyanti, Dinamika Koperasi ,Cet. Kedua (Jakarta : PT.
atas sisa hasil usaha, kewajiban penyertaan uang simpanan untuk partisipasi
kemungkinan kerugian yang terjadi pada Koperasi, atau ikut sertya dalam
2. Adanya ketentuan atau peraturan tentang persamaan hak antara para anggota;
kesukarelaan;
4. Adanya ketentuan atau peraturan tentang partisipasi dari pihak anggota dalam
dan kedua mutlak berlaku dalam Koperasi. Hal ini berarti bahwa dalam setiap
prinsip tersebut harus ada. Sedangkan prinsip ketiga dan keempat, jika perlu dapat
ditiadakan, dalam arti bahwa prinsip itu dapat diterapkan atau diangkat sebagai
2
Ibid, hal. 2
menyelenggarakan suatu cara penghidupan atau pekerjaan (
Gemeenschappelijke uitoefening van bunnering of bun ambacht )”.
ekonomi.
Untuk mendorong agar koperasi dapat menjadi wadah kebersamaan dalam berusaha
bagi masyarakat banyak dapat dilihat dari syarat pembentukan Koperasi dalam
Pasal 6 ayat 1 dan ayat 2 Undang-Undang nomor 25 tahun 1992, jumlah orang yang
prinsip ekonomi, sesungguhnya koperasi adalah suatu kegiatan usaha karena prinsip
ekonomi itu sendiri merupakan filosofi yang tidak dapat dilepaskan dari tujuan
mencari keuntungan. Hal lainnya yang menunjukkan ciri koperasi sebagai suatu
waktu.
kepada jumlah saham yang dimiliki sehingga dikenal adanya pemegang saham
mayoritas dan pemegang saham minoritas dan sampai batas-batas yang diatur oleh
sebanyak 1 (satu) suara saja tanpa memperhatikan jumlah dana yang disimpan.
kepada besarnya perolehan SHU tetapi tidak merubah jumlah hak suara yang
dimilikinya.
Ketentuan pada pasal tersebut di atas sejalan dengan bunyi Pasal 1659 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata yang mengatur tentang hak suara dalam suatu
pendapatnya, yaitu: 3
Besarnya modal yang terkumpul itu tetap harus menjadi perhatian koperasi,
koperasi
suatu organisasi dengan kegiatan dan tujuan tertentu, koperasi adalah perikatan
antara 20 (dua puluh) orang atau lebih yang akan menimbulkan hubungan-
hubungan hukum diantara para pihak yang tergabung dalam koperasi tersebut.
Semakin banyak jumlah anggota dan semakin tinggi tingkat aktivitas suatu
Salah satu konsekwensi dari suatu hubungan hukum adalah adanya potensi
perselisihan diantara para pihak sebagai subjek hukum yang dapat muncul baik
pengurus, manajer atau rapat anggota. Dengan demikian maka setiap koperasi
3
Sutantya Rahardja Hadikusuma, Hukum Koperasi Indonesia, Cet. II. (Jakarta: Raja Grafindo
Koperasi.
dasar perkumpulan, yang harus ditaati oleh semua orang yang terikat dalam
Mengingat Anggaran Dasar ini sangat penting, maka para pendiri Koperasi harus
terlebih dahulu memahami isi Angaran Dasar Koperasi yang akan dibentuk serta
diantisipasi oleh ketentuan dalam Pasal 8 Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 dan
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah No. 104 .1/Kep/M.KUKM/X tahun 2002 itu
dasar dari seluruh kehidupan Koperasi. Anggaran Dasar dibuat oleh para anggota
dan untuk anggota di dalam rapat anggota sebagai kekuatan tertinggi dalam
kehidupan Koperasi.
menjadi lebih dominan diantara bentuk usaha Perusahaan Negara dengan bentuk
usaha swasta lainnya, agar Koperasi lebih cepat berkembang sehingga dalam
persaingan usahanya Koperasi bisa bersaing dengan badan-badan usaha yang lain.
khususnya permodalan. Dengan demikian masih perlu perhatian yang lebih luas
lagi oleh pemerintah agar keberadaan Koperasi yang ada di Indonesia bisa benar-
atau persekutuan firma, sedangkan lainnya ada juga yang mohon pengesahan
Berdasarkan azas konkordansi sesuai dengan Pasal 131 I.S. maka dibuatlah
di Hindia belanda ( Indonesia pada waktu itu ) pada tahun 1915 suatu peraturan
1915 , S. 431 ), yang konkordans dengan UU tahun 1876 di negeri Belanda. Setelah
4
H.M.N. Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia, Bentuk-bentuk
Undang tersebut. Peraturan koperasi yang tersebut terakhir ini disebut Algemene
modal.
lembaga koperasi tersebut namun keberadaan atau dibuatnya peraturan itu sebagai
strategi politik dari pemerintah Belanda pada saat itu. Sehingga peraturan-peraturan
yang mengatur itu terkadang tidak sesuai dengan gagasan dari para pelaku usaha
nomor 23 tahun 1942, orang yang hendak mendirikan perkumpulan Koperasi harus
yang sudah berdiri maupun yang akan berdiri harus mendapat izin pula. Kantor
Koperasi dan perdagangan diganti dengan shomin kumiai chuo jimusho dan kantir
daerah, shomin kumiai shudansho. Kumiai sebenarnya bukan Koperasi, tetapi salah
satu alat untuk mengumpulkan keperluan perang dan tidak untuk kesejahteraan
Kumiai menjadi Koperasi, karena pasal 33 UUD 1945 secara tegas menyatakan
bahwa bangun usaha yang sesuai dengan azas kekeluargaan dan usaha bersama
adalah Koperasi. Sejak Indonesia merdeka penganturan Koperasi talah bebrapa kali
5
Muhammad Firdaus dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian Sejarah, Teori, & Praktek,
Koperasi dan UKM dengan Ikatan Notaris Indonesia yang menghasilkan keputusan
bahwa Akta Pendirian Koperasi harus dibuat oleh/dihadapan Notaris Pembuat Akta
Koperasi (NPAK).
antara Kementerian Koperasi usaha kecil dan Menengah dengan Ikatan Notaris
Indonesia ( INI ) , maka terbitlah Peraturan Menteri Negara Koperasi Usaha Kecil
pembuat Akta koperasi. Hal ini dilakukan dalam rangka untuk meningkatkan mutu
proses, prosedur dan tata cara pendirian, perubahan Anggaran Dasar dan upaya
otentik itu sangat diperlukan dalam Koperasi, akan tetapi Undang-Undang Nomor
halnya pendirian badan hukum perseroan terbatas yang diwajibkan oleh undang-
undang.
Di dalam penulisan tesis ini diperlukan adanya penelitian yang seksama dan
teliti agar didalam panulisannya dapat memberikan arah yang menuju pada tujuan
yang ingin dicapai, sehingga dalam hal ini diperlukan adanya perumusan masalah
yang akan menjadi pokok pembahasan di dalam penulisan tesis ini agar dapat
Karena itu, dalam tesis ini dipilih beberapa pokok permasalahan yang diidentifikasi,
yaitu:
2. Bagaimanakah kepastian hukum Akta Pendirian Koperasi yang dibuat oleh para
hadapan notaris ?
C. Tujuan Penelitian
Indonesia;
2. Untuk mengetahui kepastian hukum Akta Pendirian Koperasi yang dibuat oleh
para pendiri dibandingkan dengan Akta Pendirian Koperasi yang dibuat oleh/di
hadapan notaris;
D. Kegunaan Penelitian
tercapai, yaitu :
Selain kegunaan secara teoritis, diharapkan hasil penelitian ini juga mampu
hukum akta pendirian koeperasi yang dibuat oleh para pendiri dibandingkan
dengan akta pendirian koperasi yang dibuat oleh / dihadapan Notaris dan
E. Kerangka Pemikiran
ekonomi yang mengelola kekuatan potensi ekonomi menjadi kekuatan ekonomi rill
besar.
disebabkan dana yang diperlukan dalam pembangunan berasal atau dihimpun dari
masyarakat berupa pemberian kredit guna menuju kearah yang lebih produktif.
pembiayaan yang riil, maka dana yang bersumber pada perkreditan merupakan
Dari segi bahasa secara umum koperasi berasal dari dari kata-kata latin,
yaitu Cum yang berarti dengan dan Apreari yang berarti bekerja. Dari kedua kata
tersebut dalam bahasa Inggris dikenal istilah Co dan Operation. Kata Co dan
koperasi adalah :
sebgai berikut :
bertanggung jawab;
6
Nindyo Pramono, Beberapa Aspek Koperasi pada Umumnya dan Koperasi Indonesia Di
7
Sutantya Rahardja Hadikusuma, Op. Cit, hal 1-2
3) Koperasi bertujuan meningkatkan kesejahteraan anggota dengan cara bekerja
sebagai lazimnya didalam kehidupan suatu keluarga. Nampak dalam suatu keluarga
Dengan demikian suatu usaha bersama untuk bisa disebut sebagai koperasi
Konsekuensi dari hal ini adalah koperasi harus benar-benar mengabdi kepada
Suatu bentuk gotong royong berdasarkan asas kesemaan derajat, hak dan
dan sosial
dalam hal ini tidak boleh ada paksaan atau intimidasi maupun campur tangan
tujuan tersebut hanya dapat dicapai dengan karya dan jasa yang disumbangkan
para anggotanya dan pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) harus dapat
mencerminkan perimbangan secara adil dari besar kecilnya karya dan jasa dari
para anggotanya. 8
Sedangkan fungsi dan peran koperasi sebagaimana diatur dalam Pasal 4 Undang-
demokrasi ekonomi.
F. Metode Penelitian
Dalam suatu penulisan ilmiah atau tesis agar mempunyai nilai ilmiah, maka
suatu sarana pokok dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
8
Ibid, Hal. 2-3
konsisten melalui proses penelitian tersebut perlu diadakan analisis dan konstruksi
terhadap data yang telah dikumpulkan dan diolah.9 Oleh karena itu dalam penulisan
sekunder yang ada kemudian dilanjutkan dengan penelitian terhadap data primer
sifatnya normatif belaka, akan tetapi hukum sebagai perilaku masyarakat yang
2. Spesifikasi Penelitian
deskriptif analitis. Deskriptif dalam arti bahwa dalam penelitian ini penulis
9
Soerjono Soekanto dan Sri Mamuji, Penelitian Hukum Normatif-Suatu Tinjauan Singkat,
10
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta : UI Press, 1986), hal 52.
pengaturan pendirian Koperasi di Indonesia. Sedangkan analitis berarti
kekuatan dan kepastian hukum Akta Pendirian Koperasi yang dibuat oleh para
pendirian Koperasi menurut Keputusan Menteri Negera Koperasi dan UKM dan
a. Populasi
Populasi adalah seluruh obyek atau seluruh individu atau seluruh gejala
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pihak yang terkait dengan
dengan menggunakan populasi tersebut akan diperoleh data yang akurat dan
18
Ronny Hanitijo Soemitro, Metode Penelitian Hukum dan Jurimetri, (Jakarta: Ghalia
Perkoperasian;
Data yang diperoleh baik dari studi lapangan maupun studi dokumen pada
dasarnya merupakan data tataran yang dianalisis secara deskriptif kualitatif, yaitu
setelah data terkumpul kemudian dituangkan dalam bentuk uraian logis dan
masalah, kemudian ditarik kesimpulan secara deduktif, yaitu dari hal yang bersifat
umum menuju hal yang bersifat khusus.13 Dalam penarikan kesimpulan, penulis
12
Soetrisno Hadi, Metodolog Reseacrh Jilid II, (Yogyakarta : Yayasan Penerbit Fakultas
13
Soeryono Soekanto, Op. Cit, hal. 10
kesimpulan dari hal-hal yang bersifat umum menuju penulisan yang bersifat
khusus
G. Sistematika Penulisan
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA, pada bab ini berisi teori-teori sebagai
Notaris Dalam Memperkuat Kepastian Hukum Para Pelaku Usaha Pada Akta
peran Notaris sebagai pembuat akta otentik dan Akta Koperasi beserta
pembahasannya.
pembahasan terhadap permasalah yang telah diuraikan, serta saran dari penulis
- Lampiran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dapat dibagi menjadi 3 (tiga) periode, yaitu periode penjajahan Belanda, periode
ini. Pada tahun 1986 ada seorang Pamong Praja bernama R. Aria Wiria
yang terjerat dalam tindakan riba dari kaum lintah darat. Usahanya ini
cita dan ide dari R. Aria Wiria Atmadja ini tidak dapat berlanjut , karena
14
Sutantya Rahardja Hadikusuma. Op.Cit, hal. 14 s.d. 30.
mendapat hambatan dari kegiatan politik Pemerintah Penjajah waktu itu.
menjadi koperasi;
rakyat pada musim panen, yang dikelola untuk menolong rakyat dengan
Bank, Rumah Gadai, Bank Desa (sebagai cikal bakalnya BRI sekarang) dan
sebagainya.
koperasi akan digunakan oleh kaum pejuang untuk tujuan yang dapat
15
Nindyo Pramono, Op.Cit, hal. 51.
2. Ide koperasi hanya muncul dari segelintir orang dan tidak mendapat
April 1915 tersebut kemudian mendapat tantangan keras dari para pemuka
Koperasi, atas desakan keras dari para pemuka rakyat. Komisi ini dipimpin oleh
atau tidak.
Indonesia.
Hasil dari komisi ini melaporkan bahwa koperasi di Indonesia memang
tahun itu juga. Maka keluarlah Undang-undang Koperasi tahun 1927 yang
Urusan Kredit Rakyat dan Koperasi, dan dapat ditulis dalam Bahasa Daerah.
dirintis oleh Boedi Oetomo, Serikat Islam, Partai Nasional Indonesia, maka
saingan berat dari kaum pedagang yang mendapat fasilitas dari Pemerintah
baru ini tidak ada bedanya dengan peraturan koperasi tahun 1915, yang
Pada tahun 1935 Jawatan Koperasi dipindahkan dari Departemen Dalam Negeri ke
Departemen Ekonomi, karena banyaknya kegiatan dibidang ekonomi
pada waktu itu dan dirasakan bahwa koperasi lebih sesuai berada
dibawah Departemen Ekonomi. Kemudian pada tahun 1937
dibentuklah koperasi-koperasi Simpan Pinjam yang diberi bantuan
modal oleh Pemerintah, dengan tugas sebagai koperasi pemberantas
hutang rakyat, terutama kaum tani yang tidak dapat lepas dari
cengkeraman kaum pengijon dan lintah darat.
Selanjutnya pada tahun 1939 Jawatan Koperasi yang berada dibawah Departemen
Ekonomi, diperluas ruang lingkupnya menjadi Jawatan Koperasi dan
Perdagangan Dalam Negeri. Hal ini disebabkan karena koperasi pada
waktu itu belum mampu untuk mandiri, sehingga Pemerintah Penjajah
menaruh perhatian dengan perlu memberikan bimbingan, penyuluhan,
pengarahan dan sebagainya tentang bagaimana cara koperasi dapat
memperoleh barang dan memasarkan hasilnya. Perhatian yang
diberikan oleh Pemerintah Penjajah tersebut dimaksudkan agar
mengatasi dirinya sendiri.
2. Periode Pendudukan Jepang (Tahun 1942-1945).
sudah tidak ada lagi, karena oleh Balatentara Jepang sebagai penguasa pada
perang.
Periode Kemerdekaan.
beserta Penjelasannya.
179). Namun perubahan ini tidak disertai pencabutan Stb. 1933 – 108
(yang berlaku bagi semua golongan rakyat), sehingga pada tahun 1949
yaitu:
sebagai suatu badan ekonomis yang bersifat demokratis, serta sendi dasar
Dalam keadaan seperti ini, maka pada tanggal 24 April tahun 1961 di
oleh utusan-utusan baik dari koperasi tingkat I,II dari seluruh Indonesia,
hanya seperti motor yang bergerak atas kendali dari kekuatan Partai Politik
koperasi yang tumbuh demikian mudah pada masa Orde Lama mulai
ditertibkan. Pada akhir tahun 1967, jumlah koperasi telah mencapai sekitar
64.000 di mana dari jumlah tersebut hanya sekitar 45.000 yang berbadan
hukum. Dengan adanya penertiban, maka pada akhir tahun 1968 jumlah
16
Republik Indonesia, Departemen Perdagangan dan Koperasi, Direktorat Jenderal Koperasi,
mendirikan.17
Bank Pemerintah;
dalam wilayah unit desa dengan tujuan sebagai bentuk antara untuk
17
Ibid. hal. 147.
pembinaan KUD. Sedangkan keanggotaan KUD tidak berdasarkan
Perhatian pemerintahan orde baru dalam bentuk terhadap koperasi pada masanya
sebetulnya cukup serius melalui program-programnya yang
berkesinambungan. Salah satu bukti kesungguhannya itu adalah
terbitnya Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992 tentang
Perkoperasian. Sayangnya, banyak sekali program pemerintah dalam
pembinaan koperasi saat itu yang hanya mencapai keberhasilan di atas
kertas saja sedangkan pada kenyataannya di lapangan tidak sebaik
yang dilaporkan. Hal ini terjadi antara lain karena maraknya praktek
korupsi, kolusi dan nepotisme baik yang dilakukan oleh pemerintah
pusat, daerah dan para petugas yang langsung menangani pembinaan
tersebut maupun yang dilakukan oleh para pengurus koperasinya
sendiri dengan mendapat perlindungan dari atau dibiarkan oleh aparat
pemerintah sebagai pembina dan pengawasnya.
Era reformasi.
1. Bentuk Koperasi.
tujuan efisiensi, Koperasi Sekuder dapat didirikan oleh koperasi sejenis maupun
Sekunder dalam berbagai tingkatan, seperti yang selama ini dikenal sebagai
Pusat, Gabungan, dan Induk, maka jumlah tingkatan maupun penamaan diatur
yang berbadan hukum. Induk Koperasi ini daerah kerjanya adalah Ibukota
undang-undang.
bawah. Adanya kerjasama yang baik didalam organisasi koperasi dari tingkat
Pusat sampai pada tingkat daerah, atau dari tingkat atas sampai pada tingkat
yang tak dapat dipisah-pisahkan ini, mempunyai beberapa keuntungan yaitu :19
dijamin sehatnya sektor koperasi dari sudut kehidupan organisasi dan usaha,
yaitu:
Koperasi Primer atau salah satu tingkat organisasi lain yang kuat, dapat
terus maju dengan tenaganya sendiri dan menjadi dasar yang sehat bagi
tingkat organisasi diatasnya, sedangkan yang lemah dibantu oleh tingkat
organisasi diatasnya (permodalan, administrasi dan manajemen).
18
Nindyo Pramono. Op.Cit. hal.113.
19
Tom Gunadi, Sistem Perekonomian menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,
perusahaan atau badan lain diluarnya atau bahkan dari sektor lain.
2. Jenis Koperasi
jenis koperasi ini diuraikan seperti antara lain : Koperasi Simpan Pinjam,
Jenis koperasi ini, jika ditinjau dari berbagai sudut pendekatan maka
a) Koperasi Konsumsi;
b) Koperasi Kredit;
c) Koperasi Produksi.
20
Nindyo Pramono,Op.Cit. hal. 118.
2. Berdasar pendekatan menurut lapangan usaha dan/atau tempat tinggal para
a) Koperasi Desa.
tertentu. Untuk satu daerah kerja tingkat desa, sebaiknya hanya ada satu
single purpose, tetapi juga kegiatan usaha yang bersifat multi purpose
Indonesia No.4 Thun 1973, adalah merupakan bentuk antara dari Badan
koperasi pertanian atau koperasi desa dalam wilayah Unit Desa, yang
KUD.
Dengan keluarnya Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 2 Tahun
1978, KUD bukan lagi merupakan bentuk antara dari BUUD tetapi telah
c) Koperasi Konsumsi.
sekitarnya.
usaha-usha pertanian.
e) Koperasi Peternakan.
soal-soal peternakan.
f) Koperasi Perikanan.
a. Fase Pembentukan/Pendirian.
kepentingan yang sama. Oleh karena itu, koperasi biasanya didirikan oleh
bergotong-royong.
Pendiri untuk dibahas dan selanjutnya disahkan oleh peserta rapat termasuk
yang didirikan.
b. Fase Pengesahan.
tersebut di atas, maka dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak
diterima.
Indonesia, maka sejak saat itu koperasi tersebut telah berstatus badan
alasan penolakannya yang disampaikan secara tertulis. Dalam hal ini para
pejabat berwenang dalam jangka waktu paling lama 1(satu) bulan sejak
permohonan ulang.
koperasi yang harus ditaati oleh seluruh perangkat organisasi koperasi termasuk
seluruh anggotanya.21
Anggaran dasar koperasi pada hakekatnya dibuat dan disahkan oleh rapat
dasar sebelumnya dengan tujuan agar rapat anggota berjalan lancar dan terarah.
a. Nama koperasi.
21
Sutantya Rahardja Hadikusuma. Op.Cit. hal. 69.
22
Ibid. hal. 70-74.
Nama koperasi ini penting, baik nama lengkap koperasi maupun
wilayah pemerintahan.
Koperasi. Hal ini akan memberikan arah bagi para pengelola koperasi demi
c. Syarat-syarat keanggotaan.
anggota koperasi untuk dapat diterima menjadi anggota. Selain itu perlu
diatur syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan objektif berkenaan dengan hal
d. Tentang permodalan.
Faktor modal sebagai salah satu unsur penting dalam usaha koperasi
yang bersifat akumulasi modal. Oleh karena itu, faktor modal ini perlu
diatur secara jelas, tegas dan konkrit didalam anggaran dasar koperasi,yaitu
Hak dan kewajiban anggota diluar yang sudah diatur secara jelas
simpanan dan sebagainya, dan hak untuk ikut rapat didalam Rapat Anggota
dalam hal kepailitan maupun diluar kepailitan, perlu diatur dalam anggaran
koperasi.
f. Pengurus dan pengawas koperasi.
bagaimana cara mengelola dan kejujuran dari pengurus. Oleh karena itu,
serta tanggung jawab dari pengurus, perlu diatur dalam anggaran dasar
pula diatur secara jelas dan tegas dalam anggaran dasar koperasi.
tertinggi dalam badan usaha koperasi. Sebab dalam rapat anggota inilah hak-
hak dari para anggota koperasi dapat dilaksanakan, dan dalam rapat anggota
harus diatur secara tegas dalam anggaran dasar koperasi mengenai tata cara
dan prosedur rapat anggota, kuorum rapat, dengan segala ketentuan yang
koperasi dan berakhir pada tanggal akhir dari bulan kedua belas, dihitung
dari tanggal awal bulan dimana tahun buku dimulai. Pada akhir tahun buku
hasil usaha, berapa banyak disisihkan untuk dana cadangan, dan lain
sebagainya.
Salah satu badan usaha yang berstatus badan hukum (rechts persoon),
a. Rapat Anggota.
suara setiap anggota adalah sama yaitu satu orang anggota satu suara.
bersangkutan.
atau atas keputusan dari pengurus koperasi itu sendiri. Namun demikian
pokok), ikut hadir dalam rapat anggota. Terhadap kehadiran mereka ini pada
keperasi menetapkan :
1) Anggaran Dasar.
tidak. Setelah korum rapat terpenuhi, jika pengurus ada atau dari salah satu
tersebut.
Biasanya didalam anggaran dasar pada setiap koperasi Indonesia,
telah diatur dan ditentukan mengenai syarat sahnya rapat anggota, berapa
jumlah anggota harus hadir untuk menentukan sahnya rapat anggota, dan
sah, biasanya adalah separuh dari jumlah anggota harus hadir ditambah satu.
bersifat mengikat seluruh anggota koperasi, baik yang hadir dalam rapat
maupun yang tidak hadir. Oleh karena itu, kegiatan di dalam rapat anggota
ini harus dicatat dan dibuat suatu notulen rapat oleh Sekretaris. Notulen
1) Daftar hadir.
3) Acara rapat.
b. Pengurus Koperasi.
ini, diatur didalam Pasal 29 sampai dengan Pasal 37. Dari ketentuan dalam
dipilih dari dan oleh anggota dalam suatu rapat anggota, untuk masa jabatan
usaha koperasi.
para anggota.
tugas.
upaya hukum untuk dan atas nama badan hukum koperasi yang
No.25 Tahun 1992, terhadap kerugian yang diderita oleh koperasi, Pengurus
kerugian tersebut bukan akibat dari tindakan sengaja ataupun bukan akibat
Rapat Anggota.
kuasa yang dimiliki oleh pengurus, yang besarnya ditentukan sesuai dengan
kerja, yang tunduk pada hukum perikatan pada umumnya. Hubungan kerja
usaha, modal kerja dan fasilitas yang diatur oleh pengurus. Manajer adalah
kepada pengurus.
23
Fungsi Manajer dalam koperasi adalah :
1. Perencanaan ( Planing )
2. Penyelelarasan ( coordinating )
3. Pengorganisasian ( organizing )
5. Pengamatan ( controlling )
23
Pandji Anoraga dan Ninik Widiyanti, Dinamika Koperasi (Jakarta : PT. Rineka Cipta, ;
koperasi.
Pengurus.
koperasi.
24
Nindyo Pramono, loc.cit., hlm.130.
25
ibid, hlm.131
d. Melaporkan secara teratur kepada pengurus tentang pelaksnaan tugas
pengurus koperasi.
d. Pengawas Koperasi.
dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota, serta
tidak dibenarkan diangkat dari orang diluar koperasi. Tugas pengawas ini
pengelolaan koperasi.
dapat meminta jasa bantuan audit kepada Akuntan Publik. Yang dimaksud
dengan jasa bantuan audit adalah audit terhadap laporan keuangan maupun
koperasi dapat pula meminta jasa lainnya dari akuntan publik, seperti antara
Mengenai isi laporan dari pengawas koperasi ini, paling sedikit harus
kondisi tahun buku yang lalu, lengkap dengan penjelasan tentang sebab
kemajuan koperasi.
rapat anggota tidak diterima oleh pengurus koperasi, atau pengurus koperasi
tembusannya diberikan kepada pengawas. Jika ternyata tidak ada titik temu
putusan akhir diserahkan kepada rapat anggota untuk menilai dan memberi
keputusan.
pemahaman yang sama terhadap isi anggaran dasar dan anggaran rumah
tersebut