Anda di halaman 1dari 11

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK MELALUI MODEL

PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN


KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH BELAJAR SISWA
PADA MATERI FLUIDA DINAMIK KELAS XI IPA A
SMA NEGERI 2 KOTA BENGKULU

Kasmi Wati, Rosane Medriati, Andik Purwanto


Jurusan Pendidikan Fisika, Universitas Bengkulu
e-mail: kasmiwati58@yahoo.co.id

ABSTRAK

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang bertujuan untuk
meningkatkan aktivitas belajar siswa dan untuk meningkatkan kemampuan
memecahkan masalah belajar siswa melalui penerapan pendekatan saintifik
melalui model problem based learning. Subjek dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas XI IPA A SMA Negeri 2 Kota Bengkulu tahun ajaran
2014/2015. Pengumpulan data menggunakan tes kemampuan pemecahan masalah
dan lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas belajar siswa. Data dianalisis
secara deskriptif dengan menentukan nilai rata-rata dan tingkat kemampuan siswa
memecahkan masalah menggunakan pendekatan saintifik melalui model problem
based learning. Hasil penelitian menunjukkan terjadinnya peningkatan aktivitas
belajar siswa yang dilihat dari lembar observasi aktivitas belajar siswa pada siklus
I memperoleh skor (35) dengan kriteria baik, siklus II memperoleh skor (37)
dengan kriteria baik, dan siklus III memperoleh skor (39) dengan kategori baik.
Peningkatan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah menggunakan
pendekatan saintifik melalui model problem based learning terlihat dari
persentase kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada siklus I sebesar
(77%), pada siklus II sebesar (77%) dan pada siklus III sebesar (88%). Dari hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menerapkan
pendekatan saintifik melalui model problem based learning dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa dan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah fisika.

Kata Kunci: Pendekatan saintifik, Model problem based learning, Kemampuan


pemecahkan masalah.
Pendahuluan
Nurul (2013 dalam Johari, mengarahkan proses belajar yang
2014: 4) menyebutkan pembelajaran dilakukan siswa dan memberikan
berpendekatan saintifik merupakan koreksi terhadap konsep dan prinsip
pembelajaran yang menggunakan yang didapatkan siswa.
pendekatan ilmiah dan inkuiri, dimana Pendekatan saintifik yang
siswa berperan secara langsung baik diyakini dapat membuat siswa
secara individu maupun kelompok mengkontruksi pengetahuannya sendiri
untuk menggali konsep dan prinsip serta dapat menumbuhkan sikap ilmiah
selama kegiatan pembelajaran, maka diperlunya suatu model
sedangkan tugas guru adalah pembelajaran yang sinergi dan selaras

1
dengan pendekatan saintifik tersebut. kelas XI IPA A, sudah menerapkan
Selebihnya Kurikulum 2013 menganut Kurikulum 2013 dari awal mulai
pandangan dasar bahwa pengetahuan diterapkannya Kurikulum tersebut
tidak dapat dipindahkan begitu saja sampai sekarang. Tetapi masih terdapat
dari guru kepeserta didik, pembelajaran beberapa masalah pada saat
harus berkenaan dengan kesempatan pembelajaran berlangsung seperti: 1)
yang diberikan kepada peserta didik penerapan Kurikulum 2013 belum
untuk mengkontruksi pengetahuan maksimal pada pelaksanaanya, 2) siswa
dalam proses kognitifnya (Hosnan, masih kurang memiliki kemampuan
2014 : 282). Kemendikbud (2014: 7) memecahkan masalah fisika. Dari data
menyatakan bahwa model hasil observasi yang dilakukan di SMA
pembelajaran yang ditekankan pada Negeri 2 Kota Bengkulu menunjukkan
kurikulum 2013 ini adalah bahwa nilai rata-rata pelajaran fisika
mengutamakan model pembelajaran siswa, khususnya kelas XI IPA A
Discovery Learning, Problem Based masih belum optimal. Hal ini terlihat
Learning dan Project Based Learning. dari nilai rata-rata yang diperoleh siswa
Ketiga model ini terkhusus Problem kelas XI masih berkisar antara 2,50,
Based Learning sangat cocok dengan sedangkan standar ketuntasan belajar
langkah-langkah pembelajaran pada untuk kelas XI di SMA Negeri 2 Kota
pendekatan saintifik yakni meliputi 5 Bengkulu adalah ≥ 2,66.
aspek yakni mengamati, menanya, Salah satu upaya untuk
mencoba, mengasosiasi dan memecahkan masalah rendahnya hasil
mengkomunikasikan. belajar siswa adalah dengan
Fisika merupakan ilmu yang menerapkan model pembelajaran
mempelajari tentang fenomena alam Problem Based Learning (PBL) yang
dan mekanismenya. Sehingga fisika diharapkan dapat meningkatkan hasil
merupakan ilmu yang berdasarkan belajar siswa. PBL merupakan model
kenyataan dan memerlukan pembelajaran yang berorientasi pada
pembuktian berdasarkan hasil kerangka kerja teoritik
pengamatan. Pembelajaran fisika konstruktivisme, dalam model PBL,
adalah pembelajaran yang tidak fokus pembelajaran ada pada masalah.
mengabaikan hakikat fisika sebagai Berdasarkan kajian teoritis dan
sains. Hakikat sains yang dimaksud empiris pada latar belakang diatas,
meliputi produk, proses, dan sikap maka penting dilakukan penelitian
ilmiah. Pembelajaran fisika tentang “penerapan pendekatan
seharusnyaa dapat memberikan saintifik melalui model Problem Based
pengalaman langsung pada siswa Learning (PBL) untuk meningkatkan
sehingga menambah kemampuan siswa kemampuan pemecahan masalah pada
dalam mengkonstruksi, memahami, materi fluida dinamik kelas XI IPA A
dan menerapkan konsep yang telah SMA Negeri 2 Kota Bengkulu”.
dipelajari dalam kehidupan. Dengan Berdasarkan uraian diatas dapat
demikian, siswa akan terlatih dirumuskan rumusan masalah sebagai
menemukan sendiri berbagai konsep berikut 1) Apakah penerapan
secara holistik, bermakna, otentik serta pendekatan saintifik melalui model
aplikatif untuk kepentingan pemecahan Problem Based Learning dapat
masalah. meningkatkan aktivitas belajar siswa
Berdasarkan wawancara di SMA pada materi fluida dinamik kelas XI
Negeri 2 Kota Bengkulu khususnya di IPA A SMA Negeri 2 Kota

2
Bengkulu ?, 2)Apakah penerapan (Encourage observation), melatih
pendekatan saintifik melalui model melakukan analisis (Push for analysis)
Problem Based Learning dapat dan komunikasi (Require
meningkatkan kemampuan pemecahan communication).
masalah belajar siswa pada materi PBL adalah suatu cara yang
fluida dinamik kelas XI IPA A SMA mendorong pemahaman lebih dalam
Negeri 2 Kota Bengkulu ? dari suatu materi, bukan pemahaman
Menurut Mc Collum dalam lebih dalam dari suatu materi, bukan
Kemendikbud (2014: 66), ada beberapa pemahaman yang dangkal, merupakan
aspek yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran yang berorientasi pada
mengajar dengan menggunakan masalah sehingga para siswa tidak
scientific approach adalah guru harus hanya memperoleh pengetahuan dasar
menyajikan pembelajaran yang dapat selama belajar, tetapi memperoleh
meningkatkan rasa keingintahuan pengalaman bagaimana menggunakan
(Foster a sense of wonder), pengetahuannya untuk menyelesaikan
meningkatkan keterampilan mengamati permasalahan yang sebenarnya
Langkah-langkah dalam menerapkan Problem Based Learning di kelas
dan perilaku guru dalam setiap fasenya adalah sebagai berikut.
Tabel 2.2. Tahapan-Tahapan Model PBL
Syntax Perilaku Guru
Fase 1  Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang
Orientasi peserta dibutuhkan
didik kepada  Memotivasi peserta didik untuk terlibat aktif dalam pemecahan
masalah masalah yang dipilih
Fase 2 Membantu peserta didik mendefinisikan
Mengorganisasikan danmengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan
peserta didik dengan masalah tersebut
Fase 3 Mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi
Membimbing yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan
penyelidikan penjelasan dan pemecahan masalah
individu dan
kelompok
Fase 4 Membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan
Mengembangkan karya yang sesuai seperti laporan, model dan berbagi tugas
dan menyajikan hasil dengan teman
karya
Fase 5 Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari
Menganalisa dan /meminta kelompok presentasi hasil kerja
mengevaluasi proses
pemecahan masalah
Sumber : (Kemendikbud, 2014:925)

Pendekatan saintifik melalui model didik akan mengeksplorasi sendiri


Problem Based Learning (PBL) di konsep-konsep yang harus mereka
penelitian ini adalah pembelajaran yang kuasai, dan peserta didik diaktifkan
menerapkan pendekatan saintifik melalui untuk bertanya dan beragumentasi
model Problem Based Learning dengan melalui diskusi, mengasah keterampilan
tahapan memecahkan masalah, peserta

3
investigasi, dan menjalani prosedur kerja memecahkan masalah adalah
ilmiah lainnya. kesanggupan yang dimiliki dalam
Menurut Hermanto dalam Sepsen mencari jalan keluar dari suatu masalah.
(2008: 8), kemampuan adalah kecakapan Tahapan pemecahan masalah sangat
atau kesanggupan individu yang dimiliki bergantung pada kompleksitas
dalam menyelesaikan atau menyanggupi masalahnya. Untuk masalah yang
suatu pekerjaan. Masalah adalah kompleks karena kecakupan dan
persoalan yang menganggu pikiran kita dimensinya luas, maka langkah-langkah
dan menantang untuk mencari pemecahan masalah dengan pendekatan
pemecahannya (Sudjana, 1987: 27). akademik. Permasalahan yang sederhana
Menurut Santrock dalam Sujarwanto dengan cakupan dan dimensi yang
(2014:67), kemampuan pemecahan sempit dan praktis dapat dipecahkan
masalah adalah kemampuan seseorang dengan tahapan-tahapan yang sederhana
untuk menemukan solusi melalui suatu dan praktis pula (Gintings, 2008: 211).
proses yang melibatkan pemerolehan Tahapan dan indikator kemampuan
dan pengorganisasian informasi. Dari pemecahan masalah fisika yang
beberapa pengertian diatas maka dapat digunakan dalam penelitian ini
disimpulkan bahwa kemampuan ditunjukan pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4 Tahapan Dan Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah fisika
Tahap Indikator
Mengenali masalah  Identifikasi masalah berdasarkan konsep dasar (deep feature)
 Membuat daftar besaran yang diketahui
 Menentukan besaran yang ditanyakan
Merencanakan  Membuat diagram benda bebas/sketsa yang menggambarkan
strategi permasalahan
 Menentukan persamaan yang tepat untuk pemecahan
masalah
Menerapkan  Mensubtitusi nilai besaran yang diketahui ke persamaan
strategi  Melakukan perhitungan dengan menggunakan persamaan
yang dipilih
Mengevaluasi  Mengevaluasi kesesuaian dengan konsep
solusi  Mengevaluasi satuan
Sumber: Sujarwanto (2014: 68).

Aktivitas siswa sangat diperlukan salah satu indikator adanya keinginan


dalam proses belajar mengajar, siswa untuk belajar. Sehingga aktivitas
sehingga dapat menyebabkan siswa merupakan segala kegiatan atau
menjadi aktif. Aktivitas siswa selama perilaku yang terjadi selama proses
proses belajar mengajar merupakan belajar mengajar.
Metode

Jenis penelitian yang telah digunakan adalah 34 orang siswa, terdiri dari 13
dalam penelitian ini adalah penelitian siswa laki-laki dan sebanyak 21 siswa
tindakan kelas (Classroom Action perempuan.
Research). Subjek penelitian ini adalah Penelitian ini akan dilakukan
siswa kelas XI IPA A SMA Negeri 2 dalam tiga siklus. Dilakukan sesuai
Kota Bengkulu tahun ajaran dengan perubahan dan pencapaian yang
2014/2015. Adapun jumlah siswa diinginkan berdasarkan indikator

4
keberhasilanya. Penjelasan masing- 3. Perbaikan skenario
masing tahap penelitian adalah sebagai pembelajaran dan instrumen
berikut: penilaian yang digunakan.
1. Siklus I Hasil analisis pada tahap refleksi
a. Perencanaan dari hasil proses pembelajaran
Merencanakan tindakan selanjutnya digunakan sebagai
berdasarkan tujuan pembelajaran dasar untuk perencanaan
materi asas kontinuitas. Tindakan pelaksanaan perlakuan siklus
diarahkan untuk pencapaian kedua.
indikator yang telah dirumuskan. 2. Siklus II
Menyiapkan skenario a. Perencanaan
pembelajaran sesuai dengan Siklus kedua merupakan
pendekatan saintifik melalui implementasi tindakan
model pembelajaran Problem pembelajaran hasil perbaikan
Based Learning serta instrumen siklus pertama, dan seterusnya
berupa observasi, dan tes. berulang dengan perbaikan
b. Pelaksanaan pembelajaran, sehingga diperoleh
1. Merumuskan masalah hasil optimal dengan
terkait materi yang diajarkan. meningkatkan kemampuan siswa
2. Melaksanakan memecahkan masalah dalam
pembelajaran dengan pelaksanaan proses belajar
menerapkan pendekatan mengajar dengan pendekatan
saintifik melalui model saintifik melalui model Problem
pembelajaran Problem Based Based Learning. Siklus selanjutnya
Learning. diterapkan jika siklus kedua
3. Tes tulis materi yang dianggap hasilnya masih kurang
telah diajarkan sebagai memuaskan terhadap pencapaian
penilaian ranah pemahaman indikator yang telah ditetapkan.
konsep. Pengumpulan data dilakukan
c. Pengamatan dengan lembar observasi dan
Melakukan observasi terhadap evaluasi. Lembar observasi yaitu
keaktifan siswa, respon terhadap digunakan untuk mengumpulkan
penerapan pendekatan saintifik data yang diperoleh dengan
melalui model Problem Based memberikan tes kepada siswa
Learning serta hasil tes siswa. sebagai hasil evaluasi. Data-data
d. Refleksi tersebut selanjutnya diolah untuk
1. Analisis hasil mengetahui efektifitas
pengamatan dalam bentuk pembelajaran pendekatan saintifik
keaktifan siswa di kelas, hasil melalui model Problem Based
belajar serta respon terhadap Learning.
penerapan pendekatan b. Pelaksanaan
saintifik melalui model 1. Menyiapkan pembelajaran
Problem Based Learning. dengan membagi siswa dalam
2. Analisis kelemahan- beberapa kelompok.
kelemahan pada langkah a 2. Menjelaskan kembali rencana
sampai pada langkah c. kegiatan yang akan dilakukan
oleh siswa dalam masing-
masing kelompok.

5
3. Melaksanakan pembelajaran 2. Membandingkan
dengan tetap menerapkan hasil tindakan siklus 1 dan 2
pendekatan saintifik melalui dengan menganalisis data yang
model Problem Based diperoleh, mencatat perubahan-
Learning dengan menjelaskan peruhan yang terjadi untuk
kembali kepada masing- dicermati apakah hasil dari
masing kelompok tujuan dan siklus 2 sudah tercapai.
indikator pembelajaran. Hasil analisis proses pembelajaran
4. Melakukan observasi dan dari siklus 2 selanjutnya digunakan
diskusi kelompok untuk sebagai dasar untuk perencanaan
memperoleh data dan pelaksanaan perlakuan siklus
informasi. Data dan informasi ketiga.
tersebut selanjutnya dianalisis 3. Siklus III
untuk membuat jawaban dan a. Perencanaan Tindakan
kesimpulan dan kemudian di Siklus ketiga merupakan
presentasikan kepada implementasi tindakan
kelompok lain di kelas. pembelajaran hasil perbaikan
5. Memberi tes tulis materi yang siklus kedua, dan seterusnya
telah diajarkan sebagai berulang dengan perbaikan
penilaian ranah pemahaman pembelajaran, sehingga diperoleh
konsep dan juga melakukan hasil optimal dengan
pengamatan selama kegiatan meningkatkan kemampuan siswa
pembelajaran langsung. memecahkan masalah dalam
c. Pengamatan pelaksanaan proses belajar
Melakukan observasi terhadap mengajar dengan pendekatan
seluruh keaktifan siswa, respon saintifik melalui model Problem
terhadap penerapan pendekatan Based Learning.
saintifik melalui model Problem Pengumpulan data dilkukan
Based Learning serta hasil tes dengan lembar observasi dan
siswa, seluruh hasil pengamatan evaluasi. Lembar observasi yaitu
dicatat dan dinilai, segala digunakan untuk mengumpulkan
perubahan dianalisis dan data yang diperoleh dengan
dibandingkan dengan siklus memberikan tes kepada siswa
pertama sebagai bagian dari sebagai hasil evaluasi. Data dari
penyempurnaan proses kegiatan kuisioner yang berisi tanggapan
pembelajaran untuk memperoleh siswa terhadap penerapan
hasil yang optimal. pembelajaran yang telah
d. Refleksi dilakukan. Data-data tersebut
1. Dilakukan selanjutnya diolah untuk
analisis hasil pengamatan dalam mengetahui efektifitas
bentuk keaktifan siswa dikelas, pembelajaran dengan pendekatan
hasil belajar serta respon saintifik melalui model Problem
terhadap pendekatan saintifik Based Learning Pelaksanaan
melalui model Problem Based 1. Menyiapkan pembelajaran
Learning Analisis kelemahan- dengan membagi siswa dalam
kelemahan pada langkah a beberapa kelompok.
sampai pada langkah c. 2. Menjelaskan kembali rencana
kegiatan yang akan dilakukan

6
oleh siswa dalam masing- 2. Analisis
masing kelompok. kelemahan-kelemahan pada
3. Melaksanakan pembelajaran langkah a sampai pada
dengan tetap pendekatan langkah c.
saintifik melalui model 3. Memban
Problem Based Learning dingkan hasil tindakan siklus
dengan menjelaskan kembali 2 dan 3 dengan menganalisis
kepada masing-masing data yang diperoleh,
kelompok tujuan dan indikator mencatat perubahan-peruhan
pembelajaran. yang terjadi untuk dicermati
4. Melakukan observasi dan apakah hasil dari siklus 3
diskusi kelompok untuk sudah tercapai.
memperoleh data dan Hasil analisis proses pembelajaran
informasi. Data dan informasi dari siklus 1, 2 dan 3 dijadikan
tersebut selanjutnya dianalisis indikator keberhasilan penerapan
untuk membuat jawaban dan pembelajaran dengan pendekatan
kesimpulan dan kemudian di saintifik melalui model problem
presentasikan kepada based learning.
kelompok lain di kelas. Teknik pengumpulan data yang
5. Memberi tes tulis materi yang digunakan dalam penelitian ini, adalah
telah diajarkan sebagai data hasil kemampuan pemecahan
penilaian ranah pemahaman masalah belajar siswa, untuk
konsep dan juga melakukan memperoleh data hasil kemampuan
pengamatan selama kegiatan pemecahan masalah belajar siswa
pembelajaran langsung. menggunakan pendekatan saintifik
b. Pengamatan melalui model Problem Based
Melakukan observasi terhadap Learning persiklus digunakan tes
seluruh keaktifan siswa, respon uraian. Serta data observasi diperoleh
terhadap penerapan pendekatan dengan mengadakan pengamatan
saintifik melalui model Problem aktivitas guru dan aktivitas belajar
Based Learning serta hasil tes siswa selama proses pembelajaran
siswa, seluruh hasil pengamatan berlangsung dengan menggunakan
dicatat dan dinilai, segala lembar observasi.
perubahan dianalisis dan
dibandingkan dengan siklus Kriteria keberhasilan tindakan
pertama sebagai bagian dari yang dilakukan pada setiap siklus
penyempurnaan proses kegiatan dalam penelitian ini adalah: a)
pembelajaran untuk memperoleh Kemampuan siswa dalam memecahkan
hasil yang optimal. masalah fisika dengan menerapkan
c. Refleksi pendekatan saintifik melalui model
1. Dilakuka Problem Based Learning setiap siklus
n analisis hasil pengamatan tercapai 75%. b) analisis data
dalam bentuk keaktifan observasi menggunakan penilaian.
siswa dikelas, hasil belajar Pengukuran skala penilaian dalam
serta respon terhadap penelitian ini yaitu antara 1 – 3,
penerapan pendekatan sehingga aktifitas siswa dikatakan
saintifik melalui model meningkat jika nilai lembar observasi
Problem Based Learning.

7
dari siklus I sampai Siklus III semakin siklus II. Guru sebaiknya lebih
tinggi (dalam kategori baik). mengingatkan dan menekankan siswa
Hasil Penelitian dan Pembahasan untuk menuliskan satuan besaran pada
Berdasarkan hasil pengamatan hasil perhitungan.
aktivitas guru dan aktivitas belaar Berdasarkan data hasil penelitian
siswa serta hasil evaluasi selama proses dengan menerapkan pendekatan
pembelajaran dengan menggunakan saintifik melalui model Problem
pendekatan saintifik melalui model Based Learning dari tiga siklus yang
Problem Based Learning sudah telah dilaksanakan terdapat
menunjukkan hasil yang optimal. Hal peningkatan aktivitas belajar siswa.
ini dapat dilihat dari aspek pengamatan Aktivitas belajar siswa secara
aktivitas guru dan aktivitas belajar keseluruhan selama kegiatan
siswa serta hasil belajar siswa yang pembelajan dengan penerapan
berupa hasil tes kemampuan pendekatan saintifik melalui model
memecahkan masalah sudah terlaksana Problem Based Learning mengalami
dengan baik dan guru secara optimal peningkatan, seperti diperlihatkan
telah melakukan perbaikan pada item pada grafik dibawah ini:
yang termasuk kriteria cukup pada
39
Skor rerata aktivitas belajar siswa

40 37
34
35
30
25
20
15
10
5
0
I II III
Siklus

Grafik 4.1 Aktivitas Belajar Siswa

Berdasarkan grafik 4.1 diatas permasalahan dari pembelajaran


aktivitas belajar siswa selama mandiri dan pertukaran pengetahuan
pembelajaran dengan menerapkan pada saat diskusi kelompok, peserta
pendekatan saintifik melalui model didik dapat berinteraksi dengan baik
problem based learning mengalami antara sesama peserta didik maupun
peningkatan. Hal ini disebabkan karena kepada guru dan peserta didik secara
penerapan pendekatan saintifik melalui keseluruhan aktif melaksanakan
model Problem Based Learning yang langkah–langkah pembelajaran yang
telah dipelajari dalam proses secara keseluruhan berpusat kepada
pembelajaran. Hal ini sesuai dengan peserta didik.
pendapat Fauziah, dkk (2013 : 177) Kemampuan memecahkan masalah
bahwa dengan pendekatan saintifik fisika dapat dilihat dari hasil tes yang
melalui model pembelajaran PBL ini diberikan tiap akhir siklus. Tingkat
peserta didik dapat menyampaikan kemampuan ini ditinjau berdasarkan
pendapatnya dengan baik, peserta didik kemampuan siswa memecahkan
dapat mengetahui seluruh jawaban masalah melalui tahapan kemampuan

8
memecahkan masalah fisika. memecahkan masalah dapat dilihat
Persentase kemampuan siswa pada grafik 4.2.
10000% 95 92
90 88
9000% 84 84 86
81
8000% 77 77 75 77 77
7000% 66
6000% 58
5000%
4000%
3000%
2000%
1000%
0%
I II III

Mengenali Masalah (I)


Merencanakan Strategi (II)
Menerapkan Strategi (III)
Mengevaluasi Solusi (IV)
Kemampuan Siswa Memecahkan Masalah

Grafik 4.2 Persentase Kemampuan Memecahkan Masalah

Berdasarkan grafik 4.2 diatas pokok materi asas kontinuitas, asas


dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bernoulli, dan penerapan asas
dengan menerapkan pendekatan kontinuitas dan asas bernoulli.
saintifik melalui model Problem Based Kemampuan siswa memecahkan
Learning dapat meningkatkan masalah setiap siklus untuk per soal
kemampuan siswa dalam memecahkan dengan menggunakan tahapan
masalah fisika. Kemampuan siswa pemecahan masalah fisika secara
memecahkan masalah dapat dikatakan keseluruhan meningkat. Pada tahap I
berhasil, hal ini ditunjukkan dengan dan II yaitu mengenali masalah dan
kemampuan siswa memecahkan merencanakan strategi terjadi
masalah secara klasikal diperoleh pada peningkatan karena hampir seluruh
siklus I sebesar 77%, pada siklus II siswa dapat mengenali masalah dengan
sebesar 77% serta pada siklus III baik. Pada tahapan III yaitu
sebesar 88%. menerapkan strategi terjadi
Berdasarkan grafik 4.3 dibawah peningkatan namun pada siklus II
kemampuan siswa dalam memecahkan masih banyak siswa yang kesulitan
masalah secara individu pada setiap pada kedua tahap. Sedangkan pada
tahapan kemampuan memecahkan tahapan IV yaitu mengevaluasi solusi
masalah fisika dengan menerapkan masih kurang berhasil kerena pada
pendekatan saintifik melalui model tahap ini masih banyak siswa yang
Problem Based Learning pada materi kesulitan dalam mengevaluasi solusi.
fluida dinamik yang terdiri atas sub

9
100 100

Persentase Tahap Kemampuan Pemecahan Masalah


10000% 97 97 97 96
93 93 94 9294
91 90
9000% 88 87 8887
83 85
82 81
77 78 77 79
8000% 74 76
73
7000% 66
61 63 63
6000% 54 53
47 I
5000%
41 II
4000% III
3000% IV

2000%
1000%
0%
Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 1 Soal 2 Soal 3
Siklus II

Grafik 4.3 Persentase tahap kemampuan pemecahan masalah

.
Kesimpulan dan saran

Berdasarkan hasil penelitian dan masalah fisika pada materi fluida


pembahasan maka dapat dikemukakan dinamik di kelas XI IPA A SMA
beberapa kesimpulan berikut: 1) Negeri 2 Kota Bengkulu. Peningkatan
Pembelajaran fisika dengan kemampuan siswa dalam memecahkan
menerapkan pendekatan saintifik masalah fisika pada siklus I
melalui model Problem Based kemampuan siswa memecahkan
Learning dapat meningkatkan aktivitas masalah sebesar (77%) yang terdiri dari
belajar siswa dalam pembelajaran mengenali masalah (81%) dan
fisika pada materi fluida dinamik di mengevaluasi solusi (66%). Pada siklus
kelas XI IPA A SMA Negeri 2 Kota II kemampuan siswa memecahkan
Bengkulu, pada siklus I rata-rata sekor masalah fisika sebesar (77%) yang
sebesar 35 dengan kriteria baik, pada terdiri dari mengenali masalah (90%),
siklus II sebesar 37 dengan kriteria dan menerapkan strategi (58%). Pada
baik, dan siklus III sebesar 39 dengan siklus III kemampuan siswa
kriteria baik. Aktivitas belajar siswa memecahkan masalah fisika sebesar
meningkat terutama pada saat (88%) yang terdiri dari mengenali
melakukan tahapan mengenali masalah, masalah (95%) dan mengevaluasi
merencanakan strategi, menerapkan solusi (77%).
strategi, dan mengevaluasi solusi. 2) Berdasarkan hasil refleksi pada
Pembelajaran fisika dengan beberapa siklus pembelajaran
menerapkan pendekatan saintifik pendekatan saintifik melalui model
melalui model Problem Based Problem Based Learning yang telah
Learning dapat meningkatkan dilakukan di SMA Negeri 2 Kota
kemampuan siswa dalam memecahkan Bengkulu, disarankan 1) penerapan

10
pembelajaran pendekatan saintifik belajar siswa; 2) penerapan metode
melalui model Problem Based pembelajaran pendekatan saintifik
Learning hendaknya dapat dijadikan melalui model Problem Based
sebagai salah satu alternatif untuk Learning ini sebaiknya dicobakan pada
menyampaikan materi yang bersifat materi yang berbeda dan menggunakan
konstekstual dan konsep untuk media sehingga bisa lebih menarik.
meningkatkan aktivitas dan hasil
Daftar Pustaka
Fauziah, R, dkk. 2013. Pembelajaran Jakarta: Kementerian
Saintifik Elektronika Dasar Pendidikan dan Kebudayaan
Berorientasi Pembelajaran
Berbasis Masalah. INVOTEC, Sepsen, I. 2008. Upaya Meningkatkan
volume IX, No. 2:165-178 Kemampuan Siswa Memecahkan
Masalah Melalui Tahap-Tahap
Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik Metode Eksperimen Pada Konsep
Dan Kontekstual Dalam Listrik Dinamis di Kelas IX A
Pembelajaran Abad 21. Bogor: SMP Negeri 1 Talang Empat
Ghalia Indonesia. Bengkulu Utara. Skripsi UNIB.
(tidak dipublikasikan).
Johari, M. 2014. Pengaruh
Pembelajaran Pendekatan Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-
Saintifik Terhadap Hasil Belajar Faktor yang Mempengaruhinya.
Biologi dan Keterampilan Jakarta: Rineka Cipta.
Proses Sains Siswa MA
Mu’allimat NW Pancor Selong Sudjana, N. 1987. Dasar-Dasar Proses
Kabupaten Lombok Timur Belajar Mengajar.Bandung:
Nusa Tenggara Barat. Program Sinar Baru.
Pascasarjana Universitas Sujarwanto, E, dkk. 2014. Kemampuan
Pendidikan Ganesha Program Pemecahan Masalah Fisika
Studi IPA (Volume 4 Tahun Pada Modeling Instruction Pada
2014) Siswa SMA Kelas XI. Program
Studi Pendidikan Fisika
Kemendikbud. 2014. Materi Pelatihan Pascasarjana Universitas
Implementasi Kurikulum 2013 Negeri Malang, Indonesia. JPII
Tahun Ajaran 2014 Mata 3 (1) (2014) 65-78.
Pelajaran Fisika SMA/SMK.

11

Anda mungkin juga menyukai