Anda di halaman 1dari 14

Nama : Susilowati

Nim : 1914190073
Tugas Kewirausahaan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang

Usaha ini dilatar belakangi oleh semakin berkembangnya perekonomian. Peluang


bisnis Kedai Kopi terbuka lebar seiring dengan taraf hidup masyarakat sekitar.
Berkembanganya gaya hidup dan kebiasaan orang untuk ngobrol-ngobrol dan berkumpul
sambil minum kopi mendorong terciptanya usaha ini. Banyaknya pekerja dan anak muda di
jakarta tentunya membutuhkan ruang untuk bisa berkumpul dan berinteraksi, dan jawabannya
adalah dengan dibangunnya usaha Kedai Kopi ini.

Konsep usaha kami untuk merangkul semua kalangan mulai dari orang tua, pekerja,
mahasiswa dan yang lainnya bisa berkumpul mengobrol-ngobrol. Dengan menyediakan
banyak varian rasa dan jenis kopi membuat usaha ini sangat strategis ditambah dengan
suguhan makanan tradisional dengan tempat yang nyaman dengan tambahan konsep
tradisional di tempatnya.

1.2  Gambaran Umum Potensi Ekonomi

Melimpahnya potensi kopi di berbagai penjuru nusantara, ternyata cukup memudahkan


para pelaku usaha untuk bisa memenuhi kebutuhan bahan baku kopi bagi perkembangan
bisnis yang sedang mereka rintis. Tercatat sebagai salah satu negara penghasil kopi di kelas
dunia, tentunya para pelaku usaha bisa memanfaatkan kekayaan alam Indonesia tanpa harus
mengimpor bahan baku kopi dari pasar luar negeri.

Selain itu, kopi merupakan salah satu minuman favorit bagi seluruh kalangan
masyarakat. Tidak hanya kaum pria saja yang menyukai minuman kopi sebagai teman
bergadang. Berbekal kreativitas para pelaku usaha dalam mengkombinasikan menu varian
kopi, sekarang ini anak muda, kaum wanita, bahkan orang tua, juga menyukai aneka
minuman kopi yang pilihannya semakin beragam. Kondisi ini menjadikan prospek bisnis
minuman kopi masih cukup bagus, karena peluang pasar yang bisa Anda bidik sangatlah luas,
sehingga Anda tidak perlu khawatir dengan hadirnya cafe kopi modern yang membawa brand
ternama dari luar negeri.
Saat ini kebiasaan “ngopi” atau ramai-ramai menikmati secangkir kopi bukan hanya
sebagai pemenuhan kebutuhan semata, namun juga mulai menjadi gaya hidup tersendiri bagi
sebagian besar masyarakat di penjuru nusantara. Tidak heran bila fenomena tersebut kini juga
dimanfaatkan banyak orang untuk mendatangkan untung besar dengan membuka usaha kedai
kopi.

Mengisi waktu luang sembari menikmati secangkir kopi bersama keluarga atau teman
memang sangat menyenangkan. Siapa sangka, kebiasaan ini ternyata juga mampu melahirkan
peluang bisnis yang menarik dengan keuntungan mengesankan. Melihat besarnya animo
masyarakat terhadap aneka jenis minuman kopi, bisnis kedai kopi tak pernah sepi pelanggan,
meski berada di tengah gempuran coffeshop yang belakangan ini mulai bermunculan. Tentu
ini sebuah peluang bagus bagi para pemula yang ingin terjun di dunia usaha.

1.3  Gambaran Umum Industri

Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah Brazil,
Vietnam dan Colombia. Dari total produksi, sekitar 67% kopinya diekspor sedangkan sisanya
(33%) untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Tingkat konsumsi kopi dalam negeri
berdasarkan hasil survei LPEM UI tahun 1989 adalah sebesar 500 gram/kapita/tahun. Dewasa
ini kalangan pengusaha kopi memperkirakan tingkat konsumsi kopi di Indonesia telah
mencapai 800 gram/kapita/tahun. Dengan demikian dalam kurun waktu 20 tahun peningkatan
konsumsi kopi telah mencapai 300 gram/kapita/tahun.

Strata Industri kopi dalam negeri sangat beragam, dimulai dari unit usaha berskala
home industry hingga industri kopi berskala multinasional. Produk-produk yang dihasilkan
tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi kopi dalam negeri, namun juga untuk
mengisi pasar di luar negeri. Hal tersebut menunjukkan bahwa konsumsi kopi di dalam negeri
merupakan pasar yang menarik bagi kalangan pengusaha yang masih memberikan prospek
dan peluang sekaligus menunjukkan adanya kondisi yang kondusif dalam berinvestasi
dibidang industri kopi.

Selain Coffezone yang menawarkan konsep waralaba, terdapat juga warung kopi
lainnya yang berekspansi secara terpusat. Mulai dari merek internasional seperti Starbucks
dan Coffee Bean, hingga merek lokal seperti Excelso dan Ngopi Doeloe menjamur di
berbagai wilayah di Indonesia.
Pada tahun 2012, permintaan kopi dalam negeri Indonesia telah mencapai lebih dari
250 ribu ton. Segmen bisnis kedai kopi pun selalu tumbuh lebih dari 10% dalam beberapa
tahun terakhir. Kondisi ini menandakan bahwa bisnis kedai kopi memiliki potensi untuk
dimasuki oleh para pelaku usaha. Meskipun begitu, masih terdapat kritik dan kekhawatiran
terhadap bisnis kedai kopi.

Pengamat bisnis franchise internasional, Evi Diah Puspitawati, menilai bahwa para
pengusaha masih harus waspada terhadap pertumbuhan bisnis kedai kopi. Ia khawatir bahwa
pertumbuhan kedai kopi saat ini lebih sekedar trend dimana nongkrong di kedai kopi menjadi
trend dan khawatir trend tersebut akan berakhir dalam waktu dekat.
BAB II

ASPEK UMUM ORGANISASI

2.1  Nama Unit Usaha

“KEDAI KOPI”

2.2  Legalitas Usaha

Izin usaha merupakan suatu bentuk persetujuan atau pemberian izin dari pihak
berwenang atas penyelenggaraan suatu kegiatan usaha oleh seorang pengusaha atau suatu
perusahaan. Bagi pemerintah, pengertian usaha dagang adalah suatu alat atau sarana untuk
membina, mengarahkan, mengawasi, dan menerbitkan izin-izin usaha perdagangan. Agar
kegiatan usaha lancar, maka setiap pengusaha wajib untuk mengurus dan memiliki izin usaha
dari instansi pemerintah yang sesuai degan bidangnya. Jenis izin usaha yg dikeluarkan oleh
pemerintah yang menyangkut izin usaha perdagangan.

a. SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)

SIUP adalah surat izin yg diberikan oleh menteri atau pejabat yang ditunjuk kepada
pengusaha untuk melaksanakam kegiatan usaha di bidang perdagangan dan jasa. SIUP
diberikan kepada para pengusaha, baik perseorangan, firma, CV, PT, koperasi, BUMN, dsb.

Kewajiban pemilik atau pemegang SIUP antara lain:

1) melapor kepada kepala kantor wilayah departemen perdagangan atau kepala kantor
departemen perdagangan yg menerbitkan SIUP apabila perusahaan tidak melakukan lagi
kegiatan perdagangan atau menutup perusahaan disertai dgn pengembalian SIUP, dan
2) melapor kepada kepala kantor wilayah departemen perdagangan setempat mengenai hal
berikut:
a. pembukaan cabang atau perwakilan perusahaan.
b. penghentian kegiatan atau penutupan cabang atau perwakilan perusahaan.

Formulir SIUP berwarna putih untuk perusahaan kecil, biru untuk perusahaan menengan,
dan kuning untuk perusahaan besar.
Penggolongan SIUP

Berdasarkan besarnya jumlah Modal dan Kekayaan Bersih di luar tanah dan bangunan
atau jumlah modal disetor dalam akta pendirian/perubahan, maka penggolongan SIUP
dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu :

1) SIUP BESAR, diberikan kepada perusahaan yang memiliki modal dan kekayaan bersih
atau modal disetor dalam AKTA PENDIRIAN/PERUBAHAN dengan nilai diatas
Rp.500.000.000,- (limaratus juta rupiah).
2) SIUP MENENGAH, diberikan kepada perusahaan yang memiliki modal dan kekayaan
bersih atau modal disetor dalam AKTA PENDIRIAN/PERUBAHAN dengan nilai diatas
Rp.200.000.000,- (duartus juta rupiah) s/d Rp. 500.000.000,- (limaratus juta rupiah).
3) SIUP KECIL, diberikan kepada perusahaan yang memiliki modal dan kekayaan bersih
atau modal disetor dalam AKTA PENDIRIAN/PERUBAHAN dengan nilai sampai
dengan Rp.200.000.000- (duartus juta rupiah).

2.3  Organisasi

Nama Usaha : Kedai Kopi


Jenis Usaha : Kuliner
Alamat : Jakarta DKI Jakarta
Pemilik : H. ARWANI

2.4  Sumber Daya Manusia

Untuk mendukung kelangsungan usaha ini dibutuhkan beberapa elemen Sumber Daya
Manusia (SDM) yang terkait didalamnya. Adapun Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlibat dalam
kelangsungan usaha ini, yaitu:

1) Distributor

Agar usaha ini dapat bertahan dan berjalan dengan baik, maka kami melakukan kerjasama
dengan distributor-distributor kopi lainnya, sehingga bahan-bahan dari kopi ini mudah didapatkan.
Distributor yang kami maksud merupakan orang yang memasok barang-barang yang kami butuhkan
seperti pabrik kopi maupun toko kopi yang menjual segala bahan yang kami butuhkan.

2) Tenaga Kerja

Dalam bisnis jualan kopi ini kita tidak memerlukan sumber daya manusia yang ahli dan skill
yang khusus seperti sarjana dll, akan tetapi yang diperlukan adalah orang yang mau bekerja secara
tekun / telaten, sabar, kerja keras dan tidak gengsi karena ini merupakan pekerjaan remeh menurut
pandangan masyarakat tertentu.

3) Masyarakat Sekitar

Selain SDM dari distributor dan tenaga kerja selanjutnya masyarakat juga berperan penting
dalam kelancaran usaha ini, karna kita juga harus memiliki hubungan baik dengan masyarakat
setempat, karna apabila kita tidak mempunyai hubungan baik maka bisa saja usaha kita tidak
disenangi sehingga dapat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Sehingga disinilah kita sebagai

wirausaha harus mempunyai sikap yang baik dan jujur terhadap siapa saja.  

BAB III
ASPEK PEMASARAN

3.1  Permintaan

a. Perkembangan Permintaan Saat ini

Dewasa ini, kalau kita cermati, permintaan akan minuman kopi semakin meningkat
seiring dengan berkembangnya gaya hidup masyarakat yang cenderung mencontoh gaya
hidup orang barat dan juga kebiasan masyarakat yang senang berkumpul dan ngobrol-ngobrol
sambil minum kopi.

b. Prospek permintaan di masa yang akan datan

Dengan meningkatnya pendapatan, aktivitas masyarakat dan gaya hidup membuat


minum kopi akan menjadi kebiasaan dari masyarakat. Selain itu kedepannya minum kopi
akan menjadi trend seiring dengan semakin banyaknya aktivitas seseorang yang biasanya
membutuhkan minuman yang mampu membuatnya kembali segar dalam beraktivitas, yang
menjadi salah satu pilihannya adalah kopi. Banyaknya varian menu kopi membuat orang-
orang tertarik untuk terus mencoba semua rasa kopi yang ada.

3.2  Penawaran

a. Perkembangan penawaran saat ini

Di Kuningan sendiri penawaran disektor usaha kedai memang sudah sangat berkembang
pesat dengan semakin banyaknya bermunculan warung kopi dan franchise kopi instan yang
ada. Tapi untuk kedai kopi sendiri, di Kuningan masih belum ada penawarannya, sehingga
usaha kami ini masih merupakan satu-satunya di Kuningan yang memberikan lebih banyak
kelebihan di banding warung dan franchise kopi yang sudah ada saat ini.
b. Prospek penawaran di masa yang akan datang

Mengingat adanya peluang yang besar dalam usaha Kedai Kopi  pada masa yang akan
datang, maka perlu adanya penawaran produk yang memberikan nilai lebih dan manfaat bagi
konsumen. Penawaran tersebut akan semakin variatif maupun lebih kompetitif karena
sudah ditunjang dengan perangkat teknologi informasi yang memberikan kemudahan bagi
bagi penjual maupun pembeli dalam melakukan transaksi atau sebatas bertukar informasi.
Oleh karena itu, bagi pelaku usaha di sektor ini harus mampu melakukan penawaran yang
inovatif untuk menarik pasar.

3.3  Analisis Kelayakan Pemasaran

1. Strategi Pemilihan Tempat Usaha

Untuk usaha Kedai Kopi Suruput ini, kami berencana untuk membangunnya di
Jalan menuju ke arah Alun-alun Lamongan. Lokasi ini dipilih karena menjadi salah satu pusat
kuliner di Lamongan. Selain itu harga sewa tanah relatif murah.

2. Strategi Product

Kedai kopi suruput ini akan memfokuskan pada produk minuman kopi dengan varian
rasa dan jenis kopi dengan berbagai teknik penyajian, seperti :

 Kopi Hitam Areng


 Kopi Hitam Tutu
 Kopi Hitam standar
 Kopi Tubruk
 kopi coklat
 kopi luwak
 kopi Arabica
 Espresso
 Machiato
 Caffe Latte
 Cappuccino
 Marachino, kopi moka
 Melya (kopi dengan madu)
 ice cappuccino
Selain produk Kopi, kami juga akan menyediakan makanan pendamping seperti :

 Aneka Gorengan
 Pisang Bakar
 Singkong Bakar
 Ubi Rebus
 Singkong Rebus
 Kacang rebus
 Tape Singkong goreng
 Cilok Rebus
 Cilok Bakar
 Cilok Goreng
 Sorabi Manis
 Sorabi Buah
 Sorabi Asin Aneka Rasa
3. Strategi Harga

Demi bersaing dengan usaha sejenis, Kedai Kopi Suruput mematok harga produk yang
terjangkau. Jadi patokan harga untuk tiap produk adalah menyesuaikan untuk yang
berpendapatan menengah.

Berikut ini patokan harga produk Kedai Kopi Suruput :

 Untuk semua varian jenis dan rasa kopi, kita banderol dengan harga yang paling
murah sekitar Rp 5.000,- dan harga termahal sekitar Rp 20.000,-.
 Untuk makanan pendamping kita akan patok harga dengan menjualnya dengan sistem
paket, mulai dari yang paket Rp 5.000,- sampai paket termahal sekitar Rp 20.000,-.

4.      Strategi Promosi

Untuk membuat usaha Kedai Kopi Suruput ini berkembang cepat, kami rencananya
memiliki strategi promosi sebagai berikut :

 Melakukan promosi dengan membuat selebaran yang akan dibagikan ke kantor-


kantor, sekolah, kampus, komunitas-komunitas, dan umum.
 Melakukan promosi melalui media social
 Mengadakan acara rutin mingguan seperti acara music untuk menarik minat
konsumen.
 Melakukan promosi dengan memberikan penawaran yang menarik/khusus kepada
komunitas-komunitas yang banyak di Kuningan, seperti komunitas Motor, Superter
Bola, Komunitas Hobi, dan lainnya.
 Mengundang pihak TV nasional untuk meliput kedai kopi di acaranya, sehingga
Kedai Kopi Suruput lebih cepat dikenal masyarakat luas.

3.4  Analisis Persaingan

Umumnya di lokasi ini masih sedikit usaha yang sejenis, sehingga masih memberikan
peluang atau kesempatan yang lebih luas untuk menarik pelanggan. Atas dasar itulah, pemilik
usaha berani membuka usaha yang sejenis karena dinilai permintaan akan adanya usaha ini
lebih besar daripada penawaran yang telah tersedia di daerah tersebut.

3.5  Program Pemasaran

Supaya berhasil, perusahaan harus melakukan tugasnya melebihi pesaing dalam


memuaskan konsumen sasaran. Maka strategi pemasaran harus disesuaian menurut
kebutuhan konsumen maupun strategi pesaing. Merancang stategi yang kompetitif dimulai
dengan melakukan analisis terhadap pesaing. Perusahaan secara terus-menerus
membandingkan nilai dan kepuasan pelanggan dengan nilai yang diberikan oleh produk,
harga, distribusi dan promosinya terhadap pesaing dekatnya dengan cara ini, perusahaan
dapat melihat seberapa besar keuntungan serta kerugian potensial.

Strategi yang kompetitif yang diambil oleh perusahaan tergantung posisi industrinya.
Sebuah perusahaan yang menguasai sebuah pasar dapat memilih satu atau beberapa strategi
pemimpin pasar (market leader). 
BAB IV
ASPEK TEKNIS DAN OPERASI

4.1  Rencana Pengembangan

Kedai Kopi ini, kami berencana untuk mengembangkannya menjadi beberapa cabang.


Mungkin kami juga akan membuka cabang di berbagai daerah di Indonesia jika usaha ini
benar-benar diminati.

4.2  Rencana Pengoperasian Usaha

Kedai Kopi Suruput ini, kami berencana untuk membangunnya di Jalan menuju ke


arah peminat kopi. Lokasi ini dipilih karena menjadi salah satu pusat kuliner. Selain itu harga
sewa tanah relatif murah.

4.3  Pengaturan Persediaan Bahan Baku

Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu perusahaan
adalah pengendalian persediaan (inventory controll), karena kebijakan persediaan secara fisik
akan berkaitan dengan investasi dalam aktiva lancar di satu sisi dan pelayanan kepada
pelanggan di sisi lain. Pengaturan persediaan ini berpengaruh terhadap semua fungsi bisnis
(operation, marketing, dan finance). Berkaitan dengan persediaan ini terdapat konflik
kepentingan diantara fungsi bisnis tersebut. Finance menghendaki tingkat persediaan yang
rendah, sedangkan Marketing dan operasi menginginkan tingkat persediaan yang tinggi agar
kebutuhan konsumen dan kebutuhan produksi dapat dipenuhi.

Berkaitan dengan kondisi di atas, maka perlu ada pengaturan terhadap jumlah
persediaan, baik bahan-bahan maupun produk jadi, sehingga kebutuhan proses produksi
maupun kebutuhan pelanggan dapat dipenuhi. Tujuan utama dari pengendalian persediaan
adalah agar perusahaan selalu mempunyai persediaan dalam jumlah yang tepat, pada waktu
yang tepat, dan dalam spesifikasi atau mutu yang telah ditentukan sehingga kontinuitas usaha
dapat terjamin (tidak terganggu).

Persediaan bahan baku di usaha ini kami dapat langsung dari distributor-distributor
kopi atau toko kopi yang ada di Indonesia.
BAB V
ASPEK KEUANGAN

5.1  Kebutuhan Dana Investasi

a. Investasi harga tetap

Investasi ini mencapai Rp 10.400.000,-

b. Biaya pra operasi

Biaya pra operasi mencapai Rp 68.800.000,- yang digunakan untuk proses pembelian
tanah dan mendirikan bangunan.

c. Modal kerja

Modal kerja digunakan untuk membiayai seluruh aktiva lancar yang mencapai
Rp 18.000.000,-

Total kebutuhan dana Investasi = Rp 86.800.000,-

5.2  Rencana Pembelanjaan dan Sumber Dana

a. Modal sendiri
Modal sendiri Rp 0,-

b. Pinjaman
Pinjaman Rp 86.800.000,-
5.3  Proyeksi Keuangan

a. Proyeksi pendapatan
 Pendapatan per hari Rp 2.000.000
 Pendapatan per bulan Rp 50.000.000
 Pendapatan per tahun Rp 600.000.000
b. Proyeksi biaya per tahun
 Pengadaan Kopi dan Makanan Rp 380.000.000
 Gaji karyawan
- 1  Pimpinan Rp 24.000.000
- 6 Pelayan Rp  72.000.000

Jumlah gaji karyawan Rp 96.000.000

 Biaya listrik Rp 12.000.000


 PBB Rp 2.400.000
 PPn Rp  120.000.000
 Biaya Telp. Rp 4.000.000
o Jumlah Biaya Rp  234.400.000
c. Proyeksi rugi / laba Perhitungan laba /rugi yaitu dengan menghitung selisih dari
pendapatan dengan pengeluaran.
Laba/Rugi     = Pendapatan – Pengeluarn
= Rp 600.000.000 – Rp 234.400.000
= Rp 365.600.000
Dengan demikian laba yang diperoleh per tahun dalam penjualan buah adalah sebesar
Rp 365.600.000.
d. Proyeksi kemampuan pelunasan hutang
Hutang dilunasi dalam jangka waktu 3 tahun dengan bunga 12 % per tahun.
 Jumlah Aktiva Tetap             Rp 68.800.000
 Aktiva Lancar
• Kas Rp 15.000.000
• Bahan Kopi Rp 2.000.000
• Bahan Makanan Rp 1.000.000 +
Total Aktiva Lancar Rp 18.000.000
Total Aktiva Rp 86.800.000

BAB VI
ASPEK EKONOMI DAN SOSIAL
6.1  Penambahan Devisa

Devisa memiliki beberapa fungsi meliputi :ž

1) Alat pembayaran hutang luar negeri


2) Alat transaksi pembayaran barang dan jasa luar negeri (perdagangan, ekspor, impor,
dan seterusnya).
3) Alat transaksi pembiayaan hubungan dengan luar negeri seperti membiayai kedutaan,
misi budaya, hadiah atau bantuan
4) Sebagai sumber pendapatan negara
Didalam usaha bisnis kopi ini tidak memerlukan adany penambahan devisa, jadi tidak
perlu menjelaskan sumber-sumber devisa.

6.2  Penyerapan Tenaga Kerja

Penyerapan tenaga kerja merupakan jumlah tertentu dari tenaga kerja yang digunakan
dalam suatu unit usaha tertentu atau dengan kata lain penyerapan tenaga kerja adalah jumlah
tenaga kerja yang bekerja dalam suatu unit usaha. Dalam penyerapan tenaga kerja ini
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal
tersebut antara lain tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, pengangguran dan tingkat
bunga. Dalam dunia usaha tidaklah memungkinkan mempengaruhi kondisi tersebut, maka
hanyalah pemerintah yang dapat menangani dan mempengaruhi faktor eksternal. Dengan
melihat keadaan tersebut maka dalam mengembangkan sektor industri kecil dapat dilakukan
dengan menggunakan faktor internal dari industri yang meliputi tingkat upah, produktivitas
tenaga kerja, modal, serta pengeluaran tenaga kerja non upah.
Tenaga yang kami butuhkan yaitu berasal dari masyarakat sekitar yang kebanyakan
adalah siswa yang putus sekolah atau pengangguran.
6.3  Dampak Terhadap Lingkungan Masyarakat
Kedai kopi ini memiliki dampak terhadap masyarakat sekitar yang merasa terganggu
dengan adanya pelanggan-pelanggan yang biasanya sering ramai pada saat-saat jam istirahat.
6.4  Dampak Terhadap Industri Lain
Kedai kopi kami tidak memiliki dampak terhadap industri lain.
BAB VII

PENUTUP

1.1  Kesimpulan

Kedai Kopi memiliki wilayah yang cukup strategis, sehingga dapat dijangkau oleh
semua kalangan. Harga yang ditawarkan juga relatif murah. Peluang usaha kopi sangat luas
sehingga kemungkinan besar usaha kami dapat diminati oleh konsumen.

Anda mungkin juga menyukai