Anda di halaman 1dari 53

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha


Esa karena hanya kasih dan perkenanannya penulis dapat menyusun
dan menyelesaikan Laporan Akhir Implementasi Proyek Perubahan
dengan judul ;
“Meningkatkan Peran Pemerintah Kecamatan Dalam Rangka
Penyusunan APBDes Melalui Proyek Pendampingan ”
Laporan Akhir Proyek Perubahan ini disusun sebagai salah
satu syarat memenuhi kewajiban kurikuler dalam mengikuti
pendidikan dan pelatihan kepemimpinan tingkat IV Angkatan XLIII
pada Pemerintah Kabupaten Morowali Utara bekerjasama dengan
Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Propinsi Sulawesi
Tengah.
Penulis menyadari bahwa dalam
Penyusunan Laporan Akhir Proyek
Perubahan ini masih terdapat banyak
kekurangan maupun kelemahan, Untuk
itu penulis meminta maaf yang sebesar-
besarnya apabila ada kesalahan maupun
kekurangan didalam penulisan Laporan
Akhir Proyek Perubahan ini, Penulis juga
mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca, agar
kedepannya dalam penerapan Proyek
Perubahan ini dapat kami sempurnakan.
Tidak lupa juga melalui kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang terlibat
didalam pengerjaan proyek perubahan
ini, terutama kepada Camat Petasia Barat
bapak Drs. Manapa Jastian, kepada
Mentor sekaligus atasan langsung penulis
Sekretaris Kecamatan Petasia Barat bapak
Herry Pinontoan S.STP, para Stekholder
baik Internal maupun Eksternal yang
telah banyak membantu dalam membuat
proyek ini, serta seluruh staf kantor
Camat Petasia Barat yang tidak dapat
saya sebutkan satu persatu nama di
sini. Semoga proyek perubahan ini
dapat membantu percepatan
penyusunan APBDes di Kecamatan
Petasia Barat.BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pemerintah Kecamatan merupakan Satuan Kerja Perangkat
Daerah ( SKPD ) yang bertugas untuk melaksanakan fungsi
Pelayanan kepada masyarakat yang terletak pada unsur Lini
pemerintahaan daerah. Oleh karena statusnya sebagai unsur lini
yang artinya berinteraksi langsung setiap saat dengan masyarakat,
maka dapat disimpulkan bahwa pemerintah kecamatan harus
paham dan mengerti apa yang menjadi kebutuhan masyarakat.
Dewasa ini dengan diterbitkannya Undang – Undang Nomor
06 Tahun 2014 tentang Desa, yang berdampak pada perubahan
yang sangat masive di Lingkup Pemerintah Desa baik dari segi
Struktur Organisasi, Penganggaran maupun Pertanggung Jawaban.
Pemerintah Kecamatan sebagai perpanjangan Bupati dituntut agar
dapat menyesuaikan dan memberikan pembinaan dalam rangka
kelancaran jalannya roda pemerintahan yang ada di wilayah
binaannya, hal ini sejalan denga tuntutan untuk memberikan
pelayanan yang prima dan maksimal kepada masyarakat.
Setelah hampir 2 Tahun diterapkannya Undang – Undang
nomor 06 tahun 2014 tentang Desa ini, ditemukan fakta
dilapangan bahwa masih banyak Kepala Desa dan Aparaturnya
belum paham akan tugas dan fungsinya masing – masing yang
apabila kita tarik lebih jauh lagi akan berdampak pada mandeknya
roda pemerintahan. Hal ini dapat dilihat dari proses perencanaan,
penyusunan, pelaksanaan sampai dengan proses pertanggung
jawaban APBDes yang masih sangat jauh dari harapan yang salah
satunya yakni tepat waktu dalam penyusunan dan pengesahan
APBDes.
Apabila Desa terlambat dalam pengesahan APBDes maka hal
ini akan menimbulkan efek domino terhadap jalannya program
yang ada di Desa tersebut yakni, lambatnya realisasi pelaksanaan
program dan berujung pada tidak maksimalnya penyerapan
anggaran, dan pada akhirnya masyarakat desa tersebut yang akan
dirugikan.
Oleh karena itu penulis menganggap hal ini menjadi sangat
penting dan dijadikan fokus Proyek Perubahan penulis. Dengan
harapan bahwa kedepan laporan penulis ini dapat dijadikan acuan
untuk atau salah satu referensi untuk penyusunan program kerja
kabupaten morowali utara.

B. Visi dan Misi


Mengingat penduduk Kecamatan Petasia Barat sangat
heterogen sekali sehingga membutuhkan strategi penanganan
khusus sehingga roda pemerintahan maupun Pelaksanaan
pembangunan dimana saja bisa terlaksanakan dengan baik dan apa
yang diharapkan dapat terwujud.Untuk mengetahui kemana arah
pembangunan Kecamatan Petasia Barat dalam jangka panjang maka
ditetapkan ”Visi ” Kecamatan Petasia Barat adalah ”Terwujudnya
Kecamatan Petasia Barat sebagai Kecamatan yang
Memberikan Pelayanan yang Berkualitas”
Adapun untuk pencapaian Visi tersebut Kecamatan Petasia Barat
telah menetapkan beberapa misi yaitu sebagai berikut :
1.       Peningkatan Disiplin aparatur.
2.       Penimgkatan kualitas dan profesinalisme sumber daya
aparatur pemerintah.
3.       Peningkatan fasilitas sarana dan prasarana kerja aparatur.
4.       Pemantapan tertib administrasi dan standar operasional
prosedur.

4.2 Tujuan dan Sasaran


Tujuan yang ingin dicapai berkenaan dengan visi dan misi di atas
adalah :

1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi berbasis kerakyatan.


2. Mewujudkan reformasi birokrasi dan peningkatan pelayanan
administrasi pemerintahan;
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut di atas ditetapkan sasaran-
sasaran sebagai berikut :
1. Setiap Desa Memiliki Kelompok Usaha yang aktif memajukan
potensi desanya;
Sasaran ini mempunyai indikator sebagai berikut;
i. Jumlah kelompok usaha produktif di kecamatan.
2. Seluruh kecamatan memiliki komoditas unggulan yang
mempunyai jaminan pasar serta menerapkan teknologi dan
kemasan yang unggul.
Sasaran ini mempunyai indicator sebagai berikut;
i. Persentase dana bergulir yang dikembalikan masyarakat di
kecamatan.

3. Setiap SKPD mengoptimalkan Standar Operasional Prosedur


dalam perencanaan, pelaksanaan, pelaporan dan pengawasan
yang tepat waktu dan terintegrasi berbasis teknologi informasi
serta data yang akurat.
i. Persentase ketepatan waktu dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporan kegiatan.
ii. Persentase kelengkapan data secara akurat.
iii. Persentase pemenuhan terhadap SOP.
4. Setiap SKPD mencapai sasaran kinerjanya secara terukur dalam
administrasi yang tertib dan lancer.

i. Persentase kelancaran kegiatan dengan administrasi yang


tertib
ii. Rasio realisasi PAD terhadap potensi di setiap SKPD
pengelola PAD
5. Seluruh aparatur pemerintah memiliki kompetensi sesuai
bidangnya dengan pengembangan karir dan kaderisasi yang
jelas.
i. Persentase aparatur yang memiliki kompetensi sesuai
bidangnya.
ii. Persentase penurunan pelanggaran disiplin pegawai.
6. Seluruh desa mengoptimalkan pelayanan administrasi
pemerintahan desa secara tertib dan lancer.
i. Persentase desa yang menerapkan administrasi
pemerintahan desa.
ii. Persentase tingkat kemajuan pembangunan desa.

C. Tugas dan Fungsi


Sub Bagian Perencanaan Program Mempunyai Tugas Pokok
dan Fungsi
a. Mengelola administrasi penyusunan rencana kerja
tahunan;
b. Menyiapkan bahan – bahan dan melakukan pembinaan
pelaksanaan kegiatan;
c. Melakukan pengumpulan data, penyusunan pedoman dan
petunjuk teknis, meyusun rencana dan program yang
berhubungan dengan Kecamatan serta menyelenggarakan
pengawasan, pengendalian evaluasi dan penyusunan
laporan;
d. Menyusun rekapitulasi dan klasifikasi data serta
melakukan evaluasi dalam rangka penyusunan renvana
program;
e. Menyusun dan menyampaikan usul penetapan rencana
program;
f. Menyiapkan bahan pertimbangan teknis dalam rangka
penyusunan rencana program

D. Area Kewenangan yang bermasalah


Adapun area organisasi yang bermasalah pada sub bagian perencanaan
program kecamatan petasia barat adalah :

a. Belum maksimalnya peran pemerintah kecamatan dalam


membina pemerintah Desa terkait dengan penyusunan APBDES;
b. Minimnya pemahaman pemerintah Desa tentang penyusunan APBDES.
Perpustakaan merupakan salah satu pelestari bahan
pustaka. Salah satu fungsi perpustakaan adalah sebagai sumber
informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan.
Artinya budaya bangsa yang merupakan hasil cipta, karya dan
karsa manusia itu akan disimpan, dilestarikan dan
dipergunakan di perpustakaan. Proses ini akan terus berputar
ke depan, tumbuh dan bergerak ke arah kemajuan.
Untuk lebih meningkatkan daya guna dan hasil guna
perpustakaan yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat,
dipandang perlu untuk menetapkan suatu lembaga yang
menangani Perpustakaan Umum.
Di Kabupaten Morowali Utara terdapat Perpustakaan Dan
Arsip Daerah yang merupakan Perpustakaan Umum yang
terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten
Morowali Utara, Nomor 16 Tahun 2007, tanggal 31 Juli 2007,
tentang Pembentukan dan Organisasi Kantor Perpustakaan
Umum Kabupaten Morowali Utara.
Perpustakaan Dan Arsip Daerah Kabupaten Morowali
Utara berdiri sejak tahun 2003, tepatnya pada saat hari
ulang tahun Kabupaten Morowali Utara yang ke III. Pada
saat itu Perpustakaan Dan Arsip Daerah Kabupaten Morowali
Utara masih dibawahi oleh Kasubbag Informasi dan
Perpustakaan yakni Muhammad Syukur, yang ditunjuk
sebagai pimpinan di Perpustakaan Dan Arsip Daerah
Kabupaten Morowali Utara, yang kemudian Muhammad Syukur
sebagai Kepala Perpustakaan Dan Arsip Daerah Kabupaten
Morowali Utara digantikan oleh Soewarti, kemudian diteruskan
Darmalinda, serta Zaini, dan kemudian dikepalai oleh Indra
Gunawan. Saat ini Kantor Perpustakaan Dan Arsip Daerah
Kabupaten Morowali Utara Dikepalai oleh Panji Sasmita S.Sos.
Perpustakaan Dan Arsip Daerah Kabupaten Morowali
Utara adalah unsur pendukung tugas Bupati di bidang
Perpustakaan dan Arsip, yang dipimpin oleh seorang Kepala
yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada
Bupati melalui Sekretariat Daerah. Untuk menindak
lanjuti Peraturan Daerah tersebut, perlu ditetapkan Keputusan
Bupati Morowali Utara Nomor 12 Tahun 2007 tangal 30 April
2007 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Kantor
Perpustakaan Umum Kabupaten Morowali Utara serta landasan
pelaksanaannya berdasarkan Keputusan Bupati Morowali Utara
Nomor
17 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas pada Unit Kerja di
Lingkungan
Kantor Perpustakaan Umum Kabupaten Morowali Utara.
Berdasarkan landasan yuridis tersebut, Perpustakaan
Dan Arsip Daerah Kabupaten Morowali Utara mempunyai
tugas melayani masyarakat umum di bidang perpustakaan
dan informasi, serta memasyarakatkan perpustakaan.
Perpustakaan Dan Arsip Daerah Kabupaten Morowali Utara
mempunyai fungsi antara lain:
1. Pelaksanaan penyusunan rencana dan program
kebijaksanaan teknis di bidang perpustakaan;
2. Pengadaan, pengumpulan, pengelolaan, penyimpanan,
peralatan dan penyajian buku perpustakaan.
Dalam menjalankan peranan dan fungsinya, diperlukan
pedoman berupa visi dan misi. Dalam visinya ditegaskan
bahwa Perpustakaan Dan Arsip Daerah Kabupaten Morowali
Utara ”Terwujudnya masyarakat yang gemar membaca agar
terbebas dari kebodohan, keterbelakangan, ketertinggalan arus
informasi dan ilmu pengetahuan dalam pelaksanaan otonomi
daerah memasuki era globalisasi dan era informasi.”
Sedangkan misinya pertama, Mencerdaskan kehidupan
bangsa pada umumnya dan masyarakat Kabupaten Morowali
Utara pada khususnya, kedua, Melembagakan sikap masyarakat
Kabupaten Morowali Utara untuk gemar membaca.
Mengingat letak geografis Kabupaten Morowali Utara
yang strategis (antara Laut Cina Selatan, Selat Malaka
dengan Selat Karimata) serta didukung potensi alam yang
sangat potensial, Kabupaten Morowali Utara yang juga berada
di Propinsi Kepulauan Riau dimungkinkan untuk menjadi
salah satu pusat pertumbuhan ekonomi bagi Republik Indonesia
di masa depan. Untuk menjamin dan mendukung
kelancaran visi dan misi tersebut, maka salah satu strategi
yang akan dilakukan dalam hal ini adalah mengembangkan
perpustakaan secara optimal melalui system pelayanan
Perpustakaan berbasis Informasi Teknologi ( IT ) serta
menyediakan fasilitas penguna layanan.
Untuk menunjang hal tersebut sudah selayaknya
Pemerintah Kabupaten Morowali Utara membangun
Perpustakaan Daerah berbasis IT beserta fasilitas
penunjangnya. Gedung atau ruangan perpustakaan adalah
bangunan yang sepenuhnya diperuntukkan bagi seluruh
aktivitas sebuah perpustakaan, SDM yang profesional disiapkan
untuk menjalankan program yang harus dijalankan, sarana
prasarana serta dukungan dana
yang memadai.
Sejauh ini Perpustakaan Dan Arsip Daerah Kabupaten
Morowali Utara mempunyai koleksi pustaka sebanyak 27.905
buku tersebut terdiri dari beberapa judul yakni dari karya
fiksi dan non fiksi, referensi, buku perguruan tinggi yang
belum dioptimalkan. Jumlah koleksi ini menunjukkan angka
yang sangat minim. Fasilitas lain yang tersedia di
perpustakaan juga dapat disebut kurang. Fasilitas database,
katalog masih menggunakan manual, sedangkan fasilitas
komputer hanya tersedia 18 buah, yang belum
dimanfaatkan secara optimal,,jumlah anggota mencapai 5734
orang .
Meskipun perpustakaan telah melaksanakan pelayanan
buka setiap hari, akan tetapi pengunjung yang datang masih
minim. Setiap hari tercatat hanya berkisar 20-25 orang saja.
Dengan adanya pengunjung yang minim ini, Perpustakaan Dan
Arsip Daerah Kabupaten Morowali Utara tergolong
perpustakaan sepi pengunjung. Menurut informasi para
pengunjung perpustakaan, diketahui bahwa mereka yang
datang tidak menemukan koleksi yang dicarinya dan mengeluh
tentang ruangan yang tidak nyaman. Karena tidak
menemukan koleksi yang dicarinya, maka kemudian dia tidak
datang lagi untuk berkunjung di perpustakaan tersebut. Hal
lainnya yang sering di keluhkan pengunjung adalah
ketersediaannya WI-FI.
Masalah-masalah di atas dapat menggambarkan tentang
kondisi Perpustakaan Dan Arsip Daerah Kabupaten Morowali
Utara yang masih sangat memprihatinkan. Hal ini mungkin
disebabkan karena kurangnya perhatian dari Pemerintah
Daerah (Pemda) Kabupaten Morowali Utara. Minimnya anggaran
yang diberikan untuk opersional perpustakaan, membuat
perpustakaan daerah sulit berkembang. Dalam hal ini dapat
dikatakan bahwa kebijakan Pemda yang dikeluarkan belum
berpihak pada pengembangan perpustakaan daerah. Belum
maksimalnya sumber daya manusia, sarana prasarana, gedung
serta anggaran yang terbatas, maka Perpustakaan Dan Arsip
Daerah di Kabupaten Morowali Utara belum memadai dan
pelayanan terhadap penguna perpustakaan tidak optimal.

Ø Bidang Pelayanan mempunyai Tupoksi Uraian Tugas


sebagai berikut :

1. Merencanakan kegiatan Seksi Pelayanan berdasarkan


kegiatan tahun
sebelumnya baik rutin maupun pembangunan serta sumber
data yang ada sebagai bahan untuk melaksanakan kegiatan
sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan.
2. Memberikan petunjuk pada bawahan dilingkungan seksi
pelayanan agar dalam melaksanakan tugas sesuai
dengan petunjuk dan ketentuan yang berlaku sehingga
tercapai efektifitas pelaksanaan tugas.
3. Membagi tugas atau kegiatan kepada bawahan
dilingkungan seksi pelayanan dengan memberikan arahan
baik secara lisan maupun tertulis sesuai dengan
permasalahan dan bidang tugasnya masing- masing.
4. Memeriksa dan mengecek serta mengontrol hasil kerja para
bawahan guna menyempurnakan lebih lanjut.
5. Menilai prestasi kerja para bawahan dilingkungan seksi
pelayanan berdasarkan hasil yang telah dicapai untuk
dipergunakan sebagai bahan dalam peningkatan karier.
6. Menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-
undangan, kebijakan teknis, pedoman dan petunjuk teknis
serta bahan – bahan lainnya yang berhubungan dengan tugas
seksi pelayanan sebagai pedoman dan landasan kerja.
7. Mencari, mengumpulkan, dan mengelola data dan
informasi yang berhubungan dengan tugas seksi pelayanan.
8. Menyiapkan bahan-bahan dalam rangka penyusunan
kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis mengenai tugas
seksi pelayanan.
9. Menginventarisasikan permasalahan-
permasalahan yang berhubungan dengan tugas seksi
pelayanan dan menyiapkan bahan-bahan dalam rangka
pemecahan masalahan.
10. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan yang telah
dilakukan untuk dipertimbangkan sebagai bahan masukan
bagi atasan.
11. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Kantor sesuai bidang tugasnya dalam rangka kelancaran
pelaksanaan tugas.
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi sebagaimana
dimaksud, susunan organisasi Kantor Perpustakaan dan Arsip
Daerah terdiri dari :

Text Box: Kasubag Tata Usaha


B. Area dan Fokus Proyek Perubahan
Sebuah perpustakaan terbangun dari kumpulan berbagai
elemen. elemen yang menopang berdirinya sebuah
perpustakaan adalah gedung, koleksi, dana operasional dan
sumber daya manusia. Salah satu dari berbagai elemen
tersebut yaitu koleksi menjadi salah satu elemen penting dan
menentukan eksistensi perpustakaan di tengah masyarakat.
Eksitensi perpustakaan di tengah masyarakat dapat dilihat
dari banyaknya masyarakat atau pengguna yang mengakses
perpustakaan. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
minat masyarakat untuk mengakses perpustakaan adalah
koleksi berbasis Teknologi Informasi.
Koleksi yang mampu memotivasi masyarakat untuk
mengakses perpustakaan adalah koleksi yang berkualitas,
sesuai kebutuhan pengguna perpustakaan serta jaminan
kemudahan akses terhadap koleksi tersebut. kualitas koleksi
dipengaruhi dan kesuaian koleksi dengan kebutuhan
pemustaka dipengaruhi oleh proses pengadaan bahan
pustaka. Sedangkan kemudahan dalam mengakses koleksi
perpustakaan sangat dipengaruhi oleh proses pengolahan
serta pelayanan bahan pustaka.

C. Tujuan dan Manfaat Proyek Perubahan

Proses pengadaan, pengolahan serta pelayanan bahan


pustaka merupakan objek dari kajian manajamen koleksi
perpustakaan. Melihat arti penting koleksi dalam sebuah
perpustakaan maka sudah selayaknya jika pengelola
perpustakaan mempelajari tentang manajemen koleksi
perpustakaan melalui Teknologi Informasi , Sayangnya masih
banyak pengelola perpustakaan yang tidak terlalu
memperhatikan hal ini. Untuk itu, dalam upaya memberikan
pengetahuan tentang manajemen koleksi perpustakaan penulis
mencoba menuliskannya dalam modul singkat ini.
Semoga modul ini mampu memberikan pengetahuan serta
panduan praktis dalam melakukan manajemen koleksi
perpustakaan.
Proyek Perubahan ini tentunya dibuat dengan berbagai
tujuan. Di antara tujuan tersebut adalah agar perpustakaan
mampu menjelma sebagai lembaga yang mampu membina
minat baca masyarakat serta memenuhi kebutuhan informasi
pemustaka. Untuk dapat melakukan pembinaan minat baca
masyarakat dan mampu memenuhi kebutuhan informasi
pemustaka sangat tergantung dari eksistensi koleksi dan
system yang dimiliki oleh perpustakaan. Tanpa keberadaan
koleksi dan system yang mendukung tentu perpustakaan
tidak akan mampu melakukan pembinaan serta memenuhi
kebutuhan informasi masyarakat atau pemustaka.
Sedangkan manfaat dari proyek perubahan ini antara lain
adalah :
1. Meningkatnya Sistem Pelayanan Perpustakaan .
2. Pelayanan Perpustakaan menjadi berkualitas dan
profesional
3. Adanya rasa tanggung jawab dan disiplin pegawai di
bidang pelayanan
4. meningkatnya sumber daya manusia di bidang
perpustakaan yang mampu mengoprasikan system layanan
baik secara manual , teknologi dan komunikasi
5. Menjadikan Perpustakaan menjadi daya tarik yang khas
bagi para pembaca, karena perpustakaan merupakan sumber
informasi dan pengetahuan dari berbagai sumber yang ada.
Internet menjadi salah satu elemen penting dalam
eksistensi sebuah perpustakaan. Koleksi dapat menjadi
motivator pagi pemustaka untuk datang ke perpustakaan.
Kualitas koleksi menjadi salah faktor penentu apakah
perpustakaan akan diakses oleh banyak pemustaka atau tidak.
Ketika berbicara mengenai koleksi melalui teknologi
informasi maka topik mengenai koleksi berbasis IT
perpustakaan merupakan topik pertama yang akan dipelajari.
Pada topik ini akan dipelajari tentang defini koleksi, varian dari
koleksi serta metode penggadaannya.
Koleksi perpustakaan adalah semua jenis bahan pustaka
yang dikumpulkan, diolah dan disimpan untuk disebarluaskan
kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan informasi
mereka (Yulian dan Sunjana, 2009). Bahan pustaka yang
telah dihimpun atau dikumpulkan
oleh perpustakaan, selanjutnya diolah dengan menggunakaan
kaidah- kaidah tertentu, disimpan dan selanjutkan dilayankan
kepada masyarakat yang membutuhkannnya.sebelum itu tentu
saja bahan pustaka diolah terlebih dahulu melalui Dewey
Decimal Classification atau DDC yang merupakan salah satu
sistem klasifikasi yang familiar digunakan oleh banyak
perpustakaan di Tanah Air. Sistem ini menyangkut seluruh
subjek ilmu pengetahuan yang disusun secara sistematis dan
teratur. Pembagian ilmu (subjek ilmu pengetahuan) dimulai
dari subek yang bersifat umum menuju subjek bersifat khusus.
Bertitik tolak dari latar belakang permasalahan
tersebut, maka saya ingin mengoptimalkan sarana dan
prasarana yang ada di perpustakaan dan arsip daerah
Kabupaten Morowali Utara melalui system Informasi
Teknologi ( IT ) melalui pelayanan Perpustakaan Umum
Kabupaten Morowali Utara.”

Bab II.

DESKRIPSI PROYEK PERUBAHAN

A. Output Kunci Proyek Perubahan

Proyek perubahakan ini dilaksanakan untuk mengatasi


masalah yang dijadikan area perubahan, Penulis bertujuan
untuk mengoptimalkan sarana dan prasarana Perpustakaan
dan Arsip Daerah Kabupaten Morowali Utara. Dalam
mengoptimalkan masalah , Output Kunci Proyek
Perubahan ini adalah database yang lengkap dan akurat terkait
informasi keberadaan buku , pengunjung , dan catalog data
. Dengan adanya database yang lengkap dan akurat maka
pengunjung perpustakaan akan lebih dipermudah dalam
pencarian buku, serta staf tidak lagi mengisi laporan secara
manual, dan berharap kedepan dapat berjalan dengan lebih
baik.

Namun hal tersebut tidak terlepas dari dukungan dan


motipasi pimpinan dan para pihak terkait, tidak terlepas juga
dibutuhkannya anggaran untuk pelaksanaan proyek perubahan
didalam melengkapi kebutuhan proyek perubahan, hal
tersebut tidak akan berjalan lancar
apabila staf dibidang pelayanan tidak tertarik akan hal ini,
dan tidak mendukung akan perubahan yang akan dibuat
terhadap proyek perubahan tersebut. Namun hal ini dapat
disambut dari semua pihak terutama dibidang pelayanan,
pengolahan dan Arsip., oleh karena itu, untuk mencapai
kondisi ideal yang diharapkan, perlu ditentukan output kunci,
pentahapan (milestone), tata kelola proyek, analisis peran
dan pengaruh stakeholder, dan target capaian kinerja.

B. ROADMAP/MILESTONE PROYEK PERUBAHAN


Roadmap/Milestone adalah rencana kerja rinci yang
menggambarkan apa yang harus dilakukan untuk mencapai
tujuan yang umumnya disusun sebagai bagian dari rencana
strategis.

Roadmap/Milestone dibuat didalam proyek perubahan


ini adalah perpustakaan berbasis Teknologi informasi. Dimana
penerapan teknologi informasi di perpustakaan dapat
difungsikan dalam berbagai bentuk, antara lain:
1. Penerapan teknologi informasi digunakan sebagai Sistem
Informasi Manajemen Perpustakaan. Bidang pekerjaan
yang dapat diintegrasikan dengan sistem informasi
perpustakaan adalah pengadaan, inventarisasi, katalogisasi,
sirkulasi bahan pustaka, pengelolaan anggota, statistik dan
lain sebagainya. Fungsi ini sering diistilahkan sebagai
bentuk Teknologi Informasi Perpustakaan.
2. Penerapan teknologi informasi sebagai sarana untuk
menyimpan, mendapatkan dan menyebarluaskan
informasi ilmu pengetahuan dalam format digital. Bentuk
penerapan TI dalam perpustakaan ini sering dikenal
dengan Perpustakaan Digital.
Sasaran Kedua fungsi
Sasaran Sasaran
penerapan teknologi informasiSasaran
ini dapat
Terbentukn Pemahaman Format data Format data
terpisah
ya maupun
tentang
terintegrasi dalam suatu pelayanan
pelayanan
sistem informasi
Tim
tergantungpentingnya data
dari kemampuan sepenuhnya sumber
software yang digunakan, dari
Kerja pelayanan dan
bidang
daya manusia dan infrastruktur peralatan teknologi informasi
yang mendukung keduanya.
pengolahan
Indikator Indikator Indikator Indikator
Terbitnya Tersedianya Tersedianya Database
SK Tim laporan Format bidang
Proyek minguan, pelayanan layanan
Perubahan bulanan, dan
Tahapan Tahapan Tahapan Tahapan
Pembentuk Memberikan Verifikasi data Finalisasi data
an Tim pemahaman
Proyek tentang
Perubahan pentingnya
Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan
1. 1. 1.Membuat 1.Mengumpulk
Melakukan Melaksanaka format an Data
n Rapat layanan layanan yang
Rapat
dengan staf 2.Mendistribusik sudah selesai
Staf
pelayanan an 2.Entri Data
2. Rapat kasi Format
Waktu Waktu Wakt Waktu
1 Minggu 1 Minggu 1 Minggu 5 Minggu
1. Pentahapan Proyek Perubahan

Dalam makalah ini selanjutnya akan membahas tentang


Teknologi
Informasi perpustakaan. Yang dapat dibagi menjadi beberapa
tahap yakni
:
v Tahapan Jangka Pendek :
· Mengoptimalisasi Layanan Perpustakaan di bindang
Pelayanan melalui system IT
· Penguasaan Staff pelayanan terhadap system
pelayanan
Perpustakaan
· Mengembangkan minat baca di lingkungan Kantor
Perpustakaan dan
Arsip Daerah Kab.Morowali Utara

v Tahapan Jangka Menengah


· Menjadikan Perpustakaan sebagai tempat belajar maupun
mengajar
· Meningkatkan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia
di bidang perpustakaan
· Meningkatkan pengadaan sarana dan prasarana
pendukung Kantor
Perpustakaan
· Mengembangkan minat baca dan kunjungan kepada
anak-anak, pelajar dan masyarakat untuk mencerdaskan dan
mengkaji ilmu pengetahuan dan kehidupan social budaya
bangsa secara informasi dan teknologi.
v Tahapan Jangka Panjang
· Tersedianya Layanan Informasi Berbasis Teknologi
sebagai penyedia informasi ke masyarakat secara cepat ,
tepat , dan akurat.
· Menjadikan perpustakaan tempat taman Rekriasi
Keluarga dalam bidang pembelajaran
· Terlaksananya system pengolahan Perpustakaan berbasis
teknologi informasi dan komunikasi.

Perpustakaan dapat membuat minat masyarakat untuk


mengetahui dan membaca dijadikan sebagai kebutuhan akan
informasi dalam upaya mencerdaskan masyarakat yang
terampil, kreatif,social budaya dan berwawasan
kebangsaan.sehingga tercapai sasaran yang antara lain :
1. Tersusunnya pedoman umum dan teknis standarisasi
pelayanan dan pengelolaan bidang perpustakaan
2. Tersedianya pegawai yang terampil dan profesional dalam
pelayanan dan pengelolaan perpustakaan.
3. Mencerdaskan masyarakat melalui gerakan
permasyarakatan minat baca.
4. Terselenggaranya penyuluhan dan sosialisasi
perpustakaan di instansi pemerintahan, lembaga pendidikan
dan lembaga lainnya.
5. Pengembangan sarana dan prasarana perpustakaan
6. Tersedianya sistim teknologi informasi perpustakaan yang
sampai ke
Daerah
7. Terlaksananya penyuluhan dan pelatihan pelestarian bahan
pustaka.
8. Mengoptimalkan upaya kebijakan pembangunan
perpustakaan yang sesuai pada kebijakan perpustakaan
nasional dan kebijakan perpustakaan daerah
9. Tersedianya tenaga pengelolaan Perpustakaan yang
berkualitas dan profesional.
10. Tersedianya sarana dan prasarana teknologi informasi
manajemen
Perpustakaan
11. Terlaksananya system pengolahan Perpustakaan berbasis
teknologi informasi dan komunikasi.
12. Terlaksananya Konsultasi dan koordinasi bidang
perpustakaan
2. Faktor Penggerak
Perpustakaan harus memiliki daya tarik yang khas
bagi para pembaca maupun pendengar, karena perpustakaan
merupakan sumber informasi dan pengetahuan dari berbagai
sumber yang ada.
· Adanya perangkat computer berupa software dan hardwer
· Adanya computer di bidang pelayanan
· Adanya internet untuk Kantor perpustakaan
· Kemampuan dari staff terhadap teknologi informasi
· Tuntutan layanan masyarakat serba yang serba “klick”

Alasan lain
· Mengoptimalkan dan mempermudah pekerjaan
perpustakaan
· Memberikan layanan yang lebih baik kepada pengguna
perpustakaan
· Meningkatkan citra perpustakaan
· Pengembangan infrastruktur nasional, regional dan global.

3. Cakupan dari Informasi Teknologi Proyek Perubahan


Perpustakaan
· Pengadaan koleksi
· Katalogisasi, inventarisasi
· Sirkulasi, reserve, inter-library loan
· Pengelolaan penerbitan berkala
· Penyediaan katalog (OPAC)
· Pengelolaan anggota ( user & staf )

Beberapa Peran penting untuk paktor pendukung yang


dibutuhkan dalam pengembangan system informasi teknologi
antara lain :
1. Peran Internet
Untuk mengakses infrormasi multimedia dalam resource
internet.Sarana telekomunikasi dan distribusi informasi.
Untuk membuat homepage, penyebarluasan katalog dan
informasi.
2. Peran CD-ROM
v Mempercepat akses informasi multi media baik itu berupa
abstrak, indeks, bahan full text, dalam bentuk digital
tanpa mengadakan hubungan ke jaringan komputer.
v Media back-up / cadangan data perpustakaan dan
sarana koleksi referens bagi perpustakaan lain.
3. Keperluan Pengguna
Pustakawan harus dapat melayani keperluan pengguna
seperti
permintaan akan akses yang lebih cepat ke informasi yang
diperlukan dari dalam maupun luar perpustakaan. Dengan
begitu diharapkan agar para pustakawan mahir dalam
penggunaan teknologi informasi sehingga mereka dapat
membantu pengguna perpustakaan dalam menemukan
informasi yang diperlukan.
Apa yang harus diketahui dan dikerjakan oleh
pustakawan dalam mengelola Teknologi Informasikan
perpustakaannya :
· Faham akan maksud dan ruang lingkup dan
unsur dari AP
· Faham dan bisa mengapresiasi pentingnya
melaksanakan analisis sistem yang menyeluruh sebelum
merencanakan desain sistem
· Faham akan dan bisa mengapresiasi manfaat analisis
sistem dan desain, implementasi, evaluasi dan
maintenance.
· Faham akan proses evaluasi software sejalan dengan
proposal sebelum menentukan sebuah sistem
· Faham akan dan bisa mengapresiasi pentingnya
pelatihan untuk staf dan keterlibatan mereka dalam
seluruh proses kerja.

C. TATA KELOLA PROYEK PERUBAHAN


Proyek perubahan ini di dukung oleh Kepala Kantor
sebagai Sponsor /Mentor dengan memberikan arahan dan
masukan untuk proyek perubahan yang dilaksanakan.
Sedangkan Coach merupakan pendamping project leader,
dengan memberi arahan dan masukan akademis sehingga
proyek perubahan dapat dilaksanakan dengan baik. Selain
sponsor dan coach, project leader didukung oleh sumber
daya tim yang membantu terlaksananya proyek perubahan
ini secara administrasi dan teknis , melalui stakeholders
external yang membantu dalam penciptaan Program system
Informasi Teknologi.
Gambar 2.1. Tata Kelola Proyek Perubahan Penyusunan
Database RT/RW (Lembaga Kemasyarakatan ) Dalam
Rangka Tertib Administrasi di Kecamatan Bengkong
Pemerintah Kota Batam

D. STAKEHOLDERS PROYEK PERUBAHAN


Keberhasilan gagasan proyek perubahan ini dalam
implementasinya di Kantor Perpustakaan dan Arsip
Kabupaten Morowali Utara memerlukan dukungan dan
kerjasama dari semua pihak (para stakeholders)agar bisa
berjalan efektif dan efesien. Pihak yang harus terlibat antara
lain Seksi Pengolahan dan seksi Arsip. Tim dikatakan
efektif manakala antara semua pihak saling kerjasama
dalam penyediaan dan penyusunan data ini baik pihak
internal maupun eksternal sehingga tujuan awal penyusunan
database bisa tercapai.
Stakeholder terdiri dari Internal dan exsternal ,
stakeholder internal yakni
Ø Kasi Pengolahan dan Kasi Arsip yang ada di Kantor
perpustakaan dan Arsip dalam memberikan informasi dan
data tentang katalog buku dan lain lain, melaporkan hasil
kerja kepada Project Leader dan melakukan komunikasi
kepada Project Leader terkait hasil kerja dan kendala-
kendala yang terjadi pada tugas yang diberikan.
Ø Staf Seksi Pelayanan , guna dalam pengumpulan data yang
diperlukan.
Stakeholder Eksternal :
Ø Membantu pelaksanaan Pembuatan Program dan system
yang di optimalkan di kantor perpustakaan dan arsip
daerah Kabupaten Morowali Utara.
Ø Merencanakan kebutuhan dan sarana pendukung kegiatan
Proyek
Perubahan
BAB III. PELAKSANAAN

PROYEK PERUBAHAN

A. CAPAIAN PROYEK PERUBAHAN

Capaian kinerja dari proyek perubahan ini tidak


terlepas dari output kunci dan kriteria keberhasilan yang
telah ditetapkan. Target capaian kinerja proyek perubahan
ini secara rinci dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 2.2
Target Capaian Kinerja Proyek Perubahan
Kriteria Output Proyek Target Capaian
No
Keberhasilan Perubahan Kinerja
1 Tersusunn Tersusunn Tersedian
ya ya ya
database katalog database katalog database
dan jumlah buku dan jumlah buku sebesar
serta laporan serta laporan 100% dalam
kunjungan dll. kunjungan dll. pengiriman data
dari keseluruhan
data yang

Gbr .1
Target Capaian Kinerja Proyek Perubahan

B. Ruang Lingkup Proyek Perubahan

Dalam sebuah system Teknologi Informasi lingkup


Proyek
Perubahan perpustakaan tersebut antara lain adalah :
1. Pengguna (users)
Pengguna merupakan unsur utama dalam sebuah
system Teknologi Informasi perpustakan. Dalam
pembangunan sistem perpustakaan hendaknya selalu
dikembangkan melalui konsultasi dengan pengguna-
penggunanya yang meliputi pustakawan, staf yang
nantinya sebagai operator atau teknisi serta para
anggota perpustakaan. Apa misi organisasi tersebut?
Apa kebutuhan informasi mereka ? Seberapa melek
komputerkah mereka? Bagaimana sikap mereka ?
Apakah pelatihan dibutuhkan? Itu adalah beberapa
pertanyaan yang harus dijawab dalam mengembangkan
sebuah system teknologi informasi perpustakaan.
teknologi informasi Perpustakaan baru bisa dikatakan
baik bila memenuhi kebutuhan pengguna. Maka tujuan
daripada sistem teknologi informasi perpustakaan
adalah untuk memberikan manfaat kepada pengguna.
Konsultasikan dengan pengguna untuk menentukan
kebutuhan-kebutuhan mereka. Namun perlu hati-hati
terhadap penilaian keliru yang dilakukan oleh pengguna
mengenai kebutuhan dan persepsi tentang apa yang bisa
dan tidak bisa dilakukan oleh suatu sistem komputer .
Kebutuhan dapat dirincikan terlalu banyak atau terlalu
sedikit dan kadang-kadang persepsi bisa juga keliru.
Staf yang bersangkutan harus dilibatkan mulai
dari tahap perencanaan dan pelaksanaan sistem.
Masukan dari masing- masing staf harus dikumpulkan
untuk menjamin kerjasama mereka. Tenaga-tenaga inti
yang dilatih untuk menjadi operator, teknisi dan
adminsitrator sistem harus diidentifikasikan dan
dilatih sesuai bidang yang akan dioperasikan.
2. Perangkat Keras (Hardware)
Komputer adalah sebuah mesin yang dapat
menerima dan mengolah data menjadi informasi
secara cepat dan tepat. Pendapat lain mengatakan
bahwa komputer hanya sebuah komponen fisik dari
sebuah sistem komputer yang memerlukan program
untuk menjalankannya.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa komputer adalah sebuah alat dimana
kemampuanya sangat
tergantung pada manusia yang mengoperasikan dan
software yang digunakan.
Kecenderungan perkembangan
komputer :
· Ukuran fisik mengecil dengan kemampuan yang lebih
besar
· Harga terjangkau (murah)
· Kemampuan penyimpanan data berkapasitas tinggi
· Transfer pengiriman data yang lebih cepat dengan adanya
jaringan Dalam memilih perangkat keras yang
pertama adalah menentukan staf yang bertanggung
jawab atas pemilihan dan evaluasi hardware sebelum
transaksi pembelian. Adanya staf yang bertanggung
jawab adalah untuk mengurangi ketergantungan
terhadap pihak lain dan menghindari dampak buruk yang
mungkin timbul. Hal lain adalah adanya dukungan
teknis serta garansi
produk dari vendor penyedia
komputer.

3. Perangkat Lunak
(Software)
Perangkat lunak diartikan sebagai metode atau
prosedur untuk mengoperasikan komputer agar sesuai
dengan permintaan pemakai. Kecenderungan dari
perangkat lunak sekarang mampu diaplikasikan dalam
berbagai sistem operasi, mampu menjalankan lebih dari
satu program dalam waktu bersamaan (multi-tasking),
kemampuan mengelola data yang lebih handal, dapat
dioperasikan secara bersama-sama (multi-user).
Untuk mendapatkan software kini sudah banyak
tersedia baik dari luar maupun dalam negeri dengan
berbagai keunggulan yang ditawarkan dan harga yang
bervariasi. Di perpustakaan software yang dikenal
antara lain CDS/ISIS, WINISIS yang mudah didapat dan
gratis freeware dari Unesco atau dari beberapa
perguruan tinggi sekarang telah banyak
membuat dan mengembangakan sistem
perpustakaannya sendiri seperti SIPUS
2000 di UGM, Sipisis di IPB. Masih banyak lagi
perguruan tinggi dan institusi pengembang software yang
mengembangkan SIP dengan kemampuan yang tidak kalah
sip. Sistem Informasi Perpustakaan ini difungsikan untuk
pekerjaan operasional perpustakaan, mulai dari
pengadaan, katalogisasi, inventarisasi, keanggotaan,
OPAC, pengelolaan terbitan berkala, sirkulasi, dan
pekerjaan lain dalam lingkup operasi perpustakaan.
4. Network / Jaringan
Jaringan komputer telah menjadi bagian dari
teknologi informasi perpustakaan karena
perkembangan yang terjadi di dalam teknologi informasi
sendiri serta adanya kebutuhan akan pemanfaatan
sumber daya bersama melalui teknologi.
Komponen perangkat keras jaringan antara lain :
komputer sebagai server dan klien, Network Interface
Card ( LAN Card terminal kabel (Hub), jaringan telepon
atau radio, modem.
Hal yang harus diperhatikan dalam membangun jaringan
komputer adalah:
· Jumlah komputer serta lingkup dari jaringan ( LAN, WAN )
· Lokasi dari hardware : komputer, kabel, panel
distribusi, dan sejenisnya
· Protokol komunikasi yang digunakan
· Menentukan staf yang bertanggung jawab dalam
pembangunan jaringan.
Tabel gbr 1.1
Target Capaian Kinerja Proyek Perubahan

5. Data
Data merupakan bahan baku informasi, dapat didefinisikan
sebagai kelompok teratur simbol-simbol yang mewakili
kuantitas, fakta, tindakan, benda, dan sebagainya. Data
terbentuk dari karakter, dapat berupa alfabet, angka,
maupun simbol khusus seperti *, $ dan /. Data disusun mulai
dari bits, bytes, fields, records, file dan database.
Sistem informasi menerima masukan data dan
instruksi, mengolah data tersebut sesuai instruksi, dan
mengeluarkan hasilnya. Fungsi pengolahan informasi
sering membutuhkan data yang telah dikumpulkan dan
diolah dalam periode waktu sebelumnya, karena itu
ditambahkan sebuah penyimpanan data file (data file
storage) ke dalam model sistem informasi; dengan begitu,
kegiatan pengolahan tersedia baik bagi data baru maupun
data yang telah dikumpulkan dan disimpan sebelumnya.
6. Standar basis data
katalog
Kerjasama antar perpustakaan secara elektronik
telah berkembang seiring dengan perkembangan teknologi
yang telah memungkinkan untuk itu dan didasari adanya
kebutuhan untuk menggunakan sumber daya bersama.
Bentuk tukar-menukar maupun penggabungan data katalog
koleksi adalah suatu hal yang sudah biasa terjadi dalam
perpustakaan, kerjasama dapat dilakukan jika masing-
masing perpustakaan itu memiliki kesamaan dalam format
penulisan data katalog data. Persoalan yang sering
dihadapi dalam kerjasama tukar-menukar atau
penggabungan data adalah banyaknya data yang ditulis
dengan suka-suka yaitu tidak memperhatikan standar yang
ada. Pekerjaan konversi data merupakan hal yang
membosankan dan memakan banyak waktu. Sering data
katalog dalam perpustakaan tidak menggunakan standar,
hal ini banyak terjadi karena kurangnya pemahaman akan
manfaat standar penulisan data. Pertemuan- pertemuan
mungkin perlu sering diadakan diantara anggota-anggota
jaringan perpustakaan untuk menentukan standar-standar
dan prosedur-prosedur yang digunakan bersama.

C. Metadata
Metada merupakan istilah baru dan bukan merupakan
konsep baru di dunia pengelola informasi. Perpustakaan
sudah lama menciptakan metada dalam bentuk pengkatalokan
koleksi .
Definisi metadata sangat beragam ada yang mengatakan
“data tentang data” atau “informasi tentang informasi”,
pengertian dari beberapa definisi tersebut bahwa metadata
adalah sebagai bentuk pengindentifikasian, penjelasan suatu
data, atau diartikan sebagai struktur dari sebuah data.
Dicontohkan metadata dari katalog buku terdiri dari : judul,
pengarang, penerbit, subyek dan sebagainya. Metada yang
biasa digunakan di perpustakaan adalah berbasis Marc dan
Dublin Core.
Tabel gbr 1.1
Target Capaian Kinerja Proyek Perubahan
D. Kriteria Keberhasilan

Keberhasilan Program Teknologi Informasi dari Proyek


Perubahan ini sangat tergantung dari sebuah komitmen yang
ditetapkan Kantor Perpustakaan itu sendiri dimana
diperlukan identifikasi masalah melalui factor internal dan
factor eksternal yakni, sebagai berikut :
1. Faktor Internal
Kondisi lingkungan internal meliputi factor
kekuatan yaitu : seluruh potensi yang dimiliki guna
mendukung kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan program
kegiatan yang telah ditetapkan adapun Faktor kelemahan
yaitu factor yang menjadi penghambat dalam kelancaran
program dan kegiatan Kantor Perpustakaan .
Adapun Faktor Kekuatan meliputi antara lain yaitu :
1. Adanya Peraturan tentang Pembentukan Susunan Organisasi
dan Tata
Kerja Kantor Perpustakaan
2. Adanya komitmen Kepala Kantor dan dukungan
pegawai untuk melaksanakan visi dan misi satuan kerja
serta program dan kegiatan yang telah ditetapkan
3. Adanya Tugas Pokok dan Fungsi Satuan Kerja Perangkat
Daerah yang cukup jelas
4. Adanya etos kerja, tanggung jawab dan disiplin pegawai.

Sedangkan Faktor Kelemahan meliputi


1. Belum optimalnya sarana dan prasarana pendukung
kelancaran pelaksanaan Program dan kegiatan
Perpustakaan
2. Masih terbatasnya kajian ilmu pengetahuan dan
minat baca masyarakat terhadap Perpustakaan
3. Terbatasnya Sumber daya manusia yang
profesional dan berkualitas di bidang perpustakaan
4. Belum optimalnya koordinasi dan kerjasama
perpustakaan dari tingkat pusat hingga ketingkat
Kelurahan/Desa.

2. Faktor Eksternal
Kondisi lingkungan eksternal meliputi peluang yaitu
peluang yang dapat menunjang pelaksanaan program dan
kegiatan. Ancaman yaitu tantangan dan ancaman yang akan
dihadapi dan dapat menghambat tercapainya visi, misi dan
tujuan Kantor Perpustakaan.
Faktor Peluang :
1. Tingginya minat masyarakat dan siswa dalam menggali
wawasan budaya serta ilmu pengetahuan.
2. Keberadaan perkembangan teknologi pelayanan
perpustakaan dapat memudahkan masyarakat memperoleh
informasi yang diinginkannya
3. Adanya kesempatan pustakawan dan arsiparis untuk
bermitra kerja dengan jabatan fungsional lainnya.
4. Adanya sumber bahan pustaka sebagai bahan studi
penelitian dan dapat menggali budaya masyarakat serta
lainnya.

Namun dibalik factor peluang terdapat juga Faktor Ancaman


yang antara lain
1. Kurangnya partisipasi masyarakat terhadap perpustakaan,
sehingga mereka merasa bukan merupakan suatu
kebutuhan.
2. Belum optimalnya peran dan fungsi perpustakaan sehingga
membuat informasi tidak bisa menyentuh masyarakat secara
luas, apalagi masyarakat golongan menengah kebawah.
3. Masih rendahnya minat baca masyarakat serta
kurangnya pemahaman masyarakat tentang perpustakaan
4. Kurangnya fasilitas teknologi informasi dalam
pelayanan perpustakaan
5. Kuatnya pengaruh informasi dan budaya asing sehingga
masyarakat kurang mengkaji informasi dan budaya bangsa
sendiri.
Dari hal hal diatas tadi maka seharusnnya
perpustakaan dapat membuat minat masyarakat untuk
mengetahui dan membaca dijadikan sebagai kebutuhan akan
informasi dalam upaya mencerdaskan masyarakat yang
terampil, kreatif, social budaya dan berwawasan
kebangsaan.sehingga tercapai sasaran yang antara lain :
1. Tersusunnya pedoman umum dan teknis standarisasi
pelayanan dan pengelolaan bidang perpustakaan
2. Tersedianya pegawai yang terampil dan profesional dalam
pelayanan dan pengelolaan perpustakaan.
3. Mencerdaskan masyarakat melalui gerakan
permasyarakatan minat baca.
4. Terselenggaranya penyuluhan dan sosialisasi
perpustakaan di instansi pemerintahan, lembaga pendidikan
dan lembaga lainnya.
5. Pengembangan sarana dan prasarana perpustakaan
6. Tersedianya sistim teknologi informasi perpustakaan yang
sampai ke
Daerah
7. Terlaksananya penyuluhan dan pelatihan pelestarian bahan
pustaka.
8. Mengoptimalkan upaya kebijakan pembangunan
perpustakaan yang sesuai pada kebijakan perpustakaan
nasional dan kebijakan perpustakaan daerah
9. Tersedianya tenaga pengelolaan Perpustakaan yang
berkualitas dan profesional.
10. Tersedianya sarana dan prasarana teknologi informasi
manajemen
Perpustakaan.
11. Terlaksananya system pengolahan Perpustakaan berbasis
teknologi informasi dan komunikasi.
12. Terlaksananya Konsultasi dan koordinasi bidang
perpustakaan
Perpustakaan harus memiliki daya tarik yang khas
bagi para pembaca maupun pendengar, karena perpustakaan
merupakan sumber informasi dan pengetahuan dari berbagai
sumber yang ada.
E. KENDALA
Pada Proses pelaksanaan proyek perubahan mengenai
Penyusunan Database pelayanan berbasis IT di Kantor
Perpustakaan dan arsip daerah ini ada beberapa kendala
antara lain sebagai berikut :
1. Banyaknya beban kerja rutin yang harus dikerjakan oleh
tim;
2. Terbatasnya Sumberdaya manusia yang ada.
F. STRATEGI MENGATASI MASALAH
Kendala atau hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan
proyek perubahan harus dihadapi dan dicarikan strategi
solusi untuk mengatasinya agar proses implementasi proyek
perubahan ini dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan
target yang telah ditentukan. Adapun strategi yang dilakukan
adalah sebagai berikut :
v Sering melakukan komunikasi dan koordinasi secara
persuasif kepada tim ,
v Membuat jadwal khusus untuk fokus mengerjakan
proyek perubahan diluar jam kerja.

BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari hasil Laboratorium Kepemimpinan yang
dituangkan dalam laporan Proyek Perubahan Pendidikan dan
Pelatihan Kepemimponan Tingkat IV dapat disimpulkan
sebagai berikut;
1. Kantor Perpustakaan dan Arsip daerah Kabupaten
Morowali Utara sebelumnya belum memiliki
database yang lengkap dan akurat tentang
kepengurusan pelayanan dan pengolahan buku
,Sehingga pembuatan laporan harus selalu
mengunakan system manual dan harus di periksa
kembali kebenaran datanya.
2. Dengan adanya informasi teknologi maka database
kantor perpustakaan dan arsip kabupaten
Morowali Utara dapat memudahkan staff dan
penguna dalam melakukan pelaporan dan
peminjaman buku, serta mempercepat
pelayanan kepada masyarakat ( penguna )
karena dengan mudah mengetahui keberadaan
buku buku baru dan informasi lainnya.
3. Dengan adanya Sistem informasi teknologi ini
maka akan
Terciptanya pegawai yang terampil dan profesional
dalam
pelayanan dan pengelolaan perpustakaan.

B. SARAN

Aspek kemampuan sumber daya manusia dalam


suatu organisasi merupakan faktor kunci bagi
kelangsungan aktivitas suatu organisasi, karena pada
hakekatnya di dalam organisasi itu sendiri terjadi proses
kerja sama antar manusia untuk mencapai tujuan
organisasi.
Untuk melaksanakan pekerjaan agar berjalan
efektif, maka dituntut SDM yang memiliki latar
belakang pendidikan perpustakaan. Dengan kondisi SDM
yang profesional, maka pengetahuan dan ketrampilan
yang memadai merupakan tuntutan untuk melaksanakan
Tupoksi pada unitnya. Selain itu harus mempunyai
kompetensi lain, yaitu kecerdasan intelektual, yang
harus diimbangi dengan kesabaran (tidak emosional),
bahkan juga kecerdasan spiritual dari hal ini semua maka
menulis memberikan sumbang saran yang antara lain :
1. Dengan tersedianya informasi teknologi ini
kedepan
perpustakaan harus sudah bisa melaksanakan
sarana dan prasarana teknologi informasi
manajemen Perpustakaan secara lebih baik lagi;
2. Seluruh bidang yang ada di kantor perpustakaan
dan arsip agar memanfaatkan system informasi
berbasis Database agar memudahkan koordinasi
dan pelaksanaan program pemerintah hingga ke
level terbawah;
3. Perpustakaan harus tetap menyediakan akses
informasi yang informatif dan layanan yang relevan
untuk masyarakat;
Demikian yang dapat saya laporkan tentang
Proyek Perubahan Pendidikan dan Pelatihan
Kepemimpinan Tingkat IV, dan besar harapan saya agar
perpustakaan dapat menjadi yang terbaik nantinya
untuk menjadi sumber ilmu dan informasi bagi
masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Kabupaten
Morowali Utara.
Penulis

MUHAMMAD ZEN
SH.,MA NIP.19730708
200604 1 014

Daftar Pustaka
Perpustakaan Nasional RI. 2006. Pedoman Penyelenggaraan
Perpustakaan
Umum. Jakarta, Perpustakaan Nasional RI.
Supriyanto, Wahyu. 2008. Teknologi Informasi Perpustakaan:
Strategi
Perancangan Perpustakaan Digital,Yogyakarta : Kanisius

Salusu. 2000. Pengambilan Keputusan stratejik, Untuk Organisasi


Publik dan
Organisasi Nonfrofit, Gransindo: Jakarta

Suharyanto,2005. Manajemen Sumber Daya Manusia.


Media Wacana: Yogyakarta

Sulistyo-Basuki. 1993. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta:


Gramedia
Pustaka Utama

Anda mungkin juga menyukai