Anda di halaman 1dari 34

RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR ASN

Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)


Golongan II Angkatan XX Kabupaten Lebong

OPTIMALISASI PELAYANAN MANAJEMEN


TERPADU BALITA SAKIT (MTBS)
DI PUSKESMAS PERAWATAN TES

Disusun Oleh:
MERRY TANIA, A.Md.Keb
NIP. 199503222020122002

NDH 12
INSTANSI : PUSKESMAS PERAWATAN TES
KABUPATEN LEBONG
JABATAN : PELAKSANA/TERAMPIL – BIDAN

PEMERINTAH KABUPATEN LEBONG


BEKERJASAMA DENGAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
(BPSDM) PROVINSI SUMATERA SELATAN
TAHUN 2021

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi pegawai negeri dan pegawai
pemerintah yang memiliki perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah. Pegawai negeri sipil yang diangkat oleh pejabat pembina
kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi
tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang- undangan.
Berdasarkan Undang-Undang No 5 Tahun 2014 yang mengatur tentang
fungsi aparatur sipil negara (ASN) yaitu sebagai berikut: pelaksana kebijakan
publik, pelayan publik, perekat dan pemersatu bangsa. Pegawai ASN berperan
sebagai perencana, pelaksana dan pengawas penyelenggara tugas umum
pemerintah dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan
pelayanan publik. Dalam pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN
yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi,
kolusi, dan nepotisme serta menekankan kepada pengaturan profesi pegawai
sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya ASN yang unggul
selaras dengan perkembangan zaman.
Sesuai Peraturan Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI Nomor 1
Tahun 2021 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil Golongan II, maka Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan
(DIKLAT) Prajabatan dilaksanakan dengan nomenklatur baru ialah Pelatihan
Dasar Kader PNS, sebagai salah satu jenis Pelatihan yang strategis pasca
UUASN dalam rangka pembentukan kemampuan bersikap dan bertindak
profesional yang berlandaskan pada nilai-nilai dasar yang meliputi :
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi,
serta di sinkronkan dengan nilai-nilai dasar NKRI yang meliputi : Manajemen
ASN, Whole of Government dan Pelayanan Publik.
Kebijakan terbaru terhadap pembelajaran Pelatihan Dasar akhirnya
mengalami perubahan, hal ini didasarkan pada tertibnya Perlan No.1 Tahun

2
2021 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), Pelatihan
Dasar CPNS sebagaimana yang dimaksud dalam Pelan tersebut Pasal 1 butir 8
disebutkan bahwa

Pelatihan Dasar CPNS adalah pendidikan dan pelatihan dalam masa


prajabatan yang dilakukan secara terintegritas untuk membangun integritas
moral, kejujuran, semangat, danmotivasi nasionalisme dan kebangsaan,
karakter kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab, dan memperkuat
profesionalisme serta kompetensi bidang. Sehingga diperlukan sebuah
penyelenggaraan Pelatihan yang Inovatif dan Terintegrasi, yaitu
penyelenggaraan Pelatihan yang memadukan pembelajaran klasikal dan
nonklasikal di tempat Pelatihan dan ditempat kerja agar peserta mampu
menginternalisasikan, menerapkan dan mengaktualisasikan, serta membuatnya
menjadi suatu kebiasaan (habituasi) yang positif, dan merasakan manfaatnya,
sehingga diharapkan akan memiliki karakter PNS yang profesional.
Menurut PMK nomor 43 tahun 2019 tentang puskesmas, puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya di wilayah kerjanya. Pelayanan
Kesehatan adalah upaya yang diberikan oleh Puskesmas kepada masyarakat,
mencakup perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pencatatan, pelaporan, dan
dituangkan dalam suatu sistem. Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan
di Puskesmas bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang: a. memiliki
perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat;
b. mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu c. hidup dalam
lingkungan sehat; dan
d. memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat.
Setelah mempelajari nilai-nilai dasar ANEKA dan nilai-nilai dasar
NKRI, maka peserta diklat dituntut untuk memiliki nilai-nilai dasar tersebut
sebagai prinsip yang menjadi landasan dalam menjalankan profesi sebagai
ASN. Agar Aktualisasi dapat dilaksanakan dengan baik maka peserta diklat
perlu membuat

3
rancangan aktualisasi dan kemudian dituangkan dalam suatu dokumen
rancangan aktualisasi yang akan dilaksanakan di tempat habituasi. Pelaksanaan
habituasi (off-class) merupakan implementasi dari teori – teori selama proses
pembelajaran (full daring) yang saling terkait. Proses pelaksanaan habituasi
dilaksanakan di Puskesmas Perawatan Tes Kabupaten Lebong
Puskesmas Perawatan Tes merupakan salah satu puskesmas yang ada di
Kabupaten Lebong dengan visi mewujudkan Puskesmas tes sebagai pusat
pelayanan kesehatan yang berkualitas prima menuju masyarakat Lebong
Selatan Sehat dan Mandiri. Puskesmas Perawatan Tes selalu berusaha
meningkatkan mutu pelayanannya walaupun masih ada keluhan dari
masyarakat tentang rendahnya kualitas pelayanan dan masih terdapat beberapa
program yang tidak mencapai sasaran.
Pada sebagian besar balita sakit yang dibawa berobat ke Puskesmas,
keluhan tunggal kemungkinan jarang terjadi, menurut data WHO, tiga dari
empat balita sakit sering kali memiliki banyak keluhan lain yang menyertai dan
sedikitnya menderita 1 dari 5 penyakit tersering pada balita yang menjadi fokus
MTBS. Pendekatan MTBS dapat mengakomodir hal ini karena dalam setiap
pemeriksaan MTBS, semua aspek/kondisi yang sering menyebabkan keluhan
anak akan ditanyakan dan diperiksa.
Salah satu pendekatan yang digunakan untuk meningkatkan kualitas dan
akses pelayanan kesehatan bagi bayi dan balita dilakukan melalui penerapan
program MTBS. Kepatuhan petugas dalam melakukan pemeriksaan balita sakit
dengan mengikuti standar yang ada menjadi kunci keberhasilan dalam
penerapan MTBS. Salah satu kunci keberhasilan program MTBS yaitu ditandai
dengan kepatuhan dan kekonsistenan petugas dalam melengkapi pengisian
lembar MTBS. Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten dan Puskesmas sebagai unsur
pelaksana dibidang kesehatan bayi dan balita telah mewajibkanpelaksanaan
MTBS terutama pada kinerja proses yakni kelengkapan pengisian lembar
MTBS. Namun untuk pelaksanaanya menghadapi masalah yakni pada ketidak
lengkapan penggunaan lembar MTBS berupa pelayanan pada balita sakit yang
terkadang tidak menggunakan lembar tersebut, petugas hanya melakukan

4
pengisian pada buku RM pasien. Terkadang item-item yang berada di lembar
MTBS tidak diisi dengan lengkap dan hanya beberapa item yang dilengkapi.
Pada pelaksanaan proses manajemen kasus, penggunaan lembar MTBS dan
pengisian secara lengkap sangat menentukan keberhasilan dalam rangka
menangani balita sakit secara komprehensif di fasilitas pelayanan kesehatan
dasar seperti puskesmas, puskesmas pembantu, pos kesehatan desa, klinik,
balai pengobatan maupun kunjungan rumah.

Menurut penelitian Mardijanto, dkk (2005) menyimpulkan bahwa kinerja


pengisian formulir tidak membaik setelah 3 tahun pelaksanaan kegiatan MTBS
di Puskesmas. Belum semua formulir diisi dengan lengkap. Petugas kesehatan
sering tidak mencantumkan suhu tubuh balita sakit, hal ini dikarenakan petugas
menganggap suhu tubuh dapat diukur dengan cara lain misalnya anamnesa dan
diraba. Kadangkala petugas kesehatan juga tidak mencatumkan berat badan
anak, padahal berat badan tersebut sangat penting terutama pada saat
menentukan dosis obat yang harus diberikan. Kepatuhan terhadap pengisian
formulir ini penting oleh karena formulir/lembar merupakan instrumen standar
untuk pengumpulan data pelaksanaan MTBS dan untuk pengambilan
keputusan.Seharusnya balita yang mendapatkan pelayanan MTBS adalah
100% dari jumlah kunjungan, tetapi kenyataan di Poli Anak Puskesmas
Perawatan Tes pasien yang mendapatkan pelayanan MTBS adalah 64,2%
masih ada 35, 8% lagi yang belum di lakukan pelayanan MTBS.
Dari fenomena di atas diharapkan dengan adanya Optimalisasi Pelayanan
MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit), maka mutu pelayanan Kesehatan di
Puskesamas akan meningkat baik dari segi individu (Usaha Kesehatan
Perseorangan /UKP) maupun dari Upaya Kesehatan Masyarakat. Maka sesuai
dengan isu yang diangkat adalah “Belum Optimalnya Pelayanan
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di Puskesmas Perawatan Tes”
dengan penyebab isu sebagai berikut:
1. Pelayanan MTBS belum mengikuti SOP (Standar Operasional Pelayanan)
2. Kurangnya kepatuhan petugas Dalam pengisian form MTBS yang lengkap
3. Kurangnya perlengkapan untuk mendukung Dalam pengisian Form MTBS

5
Dari uraian di atas sesuai dengan isu dan penyebab isu, maka judul rancangan
aktualisasi yaitu " Optimalisasi Pelayanan MANAJEMEN TERPADU
BALITA SAKIT (MTBS) di Puskesmas Perawatan Tes Kabupaten
Lebong”. Hal ini berkaitan dengan agenda III (kedudukan dan peran PNS dan
NKRI) lebih dominan kepada Manajemen ASN dimana dalam pelayanan
saya akan bertanggung jawab terhdap informasi yang saya berikan dan
profesional dalam memberikan pelayanan ke pada pasien, Whole Of
Government (WoG) yaitu Dalam setiap kegiatan saya berkoordinasi baik
dengan kepala puskesmas dan membutuh kan dukungan atau kerja sama
dengan keluarga khususny ibu pasien untuk melakukan pelayanan
pengobatan yang akan di teruskan di rumah sehingga memdapatkan
pelayanan yg maksimal.

B. TUJUAN

Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penyusunan rancangan aktualisasi


adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan kualitas pelayanan di Poli Anak Puskesmas Perawatan Tes

2. Mampu menerapkan pelayanan secara SOP

3. Patuhnya petugas dalam pengisian Form MTBS dengan lengkap

4. Mampu melakukan pendampingan konsling balita sakit berdasarkan


pedoman MTBS berupa perawatan di rumah dan kapan kembali untuk
tindak lanjut.

C. MANFAAT
1. Bagi Instansi
Terwujudnya pelayanan MTBS yang optimal di Puskesmas Perawatan Tes
2. Bagi Pasien
Diharapkan dapat meningkatkan pemahaman ibu pasien dan atau keluarga
pasien mengenai pelayanan MTBS berupa perawatan di rumah yang tepat
sesuai dengan jenis penyakit/ dosis pengobatan yg di berikan.

6
3. Bagi Peserta Latsar
Peserta mampu mewujudkan sikap yang sesuai dengan nilai-nilai dasar
ANEKA dapat melaksanakan peran dan kedudukan ASN dilingkungan
kerja Puskesmas Perawatan Tes.

D. RUANG LINGKUP

Aktualisasi kegiatan nilai-nilai dasar ASN akan dilaksanakan mulai


tanggal 18 November sampai tanggal 18 Desember 2021 bertempat di
Puskesmas Perawatan Tes Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu.
Berdasarkan isu dan penyebab serta data yang disebutkan diatas, dapat
dilihat bahwa isu dalam rancangan ini adalah “Belum Optimalnya Pelayanan
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di Puskesmas Perawatan Tes”.
Melihat kondisi dan permasalahan diatas, maka judul Rancangan Aktualisasi
ini adalah Optimalisasi Pelayanan Manajemen Terpadu Balita Sakit
(MTBS) di Puskesmas Perawatan Tes”. Dilaksanakan dengan langkah atau
kegiatan yang berkaitan dengan nilai-nilai dasar profesi ASN yaitu
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi
(ANEKA) serta menerapkan Manajemen ASN, Whole Of Govermment dan
Pelayanan Publik.

7
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI

A. DESKRIPSI ORGANISASI
1. PROFIL ORGANISASI

Puskesmas Perawatan Tes merupakan salah satu puskesmas di kabupaten


Lebong. Wilayah kerja Puskesmas Perwatan Tes ini, berada di Kecamatan
Lebong Selatan Desa Turan Tiging memiliki wilayah kerja 7 desa dengan
jumlah penduduk pada tahun 2020 sebanyak ± 12.615 jiwa dimana jumlah
kepala keluarga (KK) adalah 3341 KK.

Gambar 2.1 Gedung Puskesmas Perawatan Tes Kabupaten Lebong

2. Visi, Misi dan Nilai –Nilai Oragnisasi


a. Visi Puskemas Perawatan Tes Kabupaten Lebong
“Mewujudkan Puskesmas Perawatan Tes sebagai pusat pelayanan
kesehatan yang berkualitas prima menuju masyarakat Lebong Selatan
sehat dan mandiri”
b. Misi Puskemas Perawatan Tes Kabupaten Lebong
 Memberikan pelayanan secara prima
 Meningkatkan kualitas SDM

8
 Mengembangkan sarana dan prasarana yang mengutamakan kualitas
pelayanan
 Meningkatkan akses dan keterjangkauan masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan
 Meningkatkan peran serta aktif masyarakat terhadap kesehatan

c. Nilai-Nilai Organisasi
Berikut di bawah ini merupakan nilai organisasi Puskesmas Perawatan Tes:
S: Sopan Santun ( bertutur kata dan
E: berprilaku) Empati (Melayani dengan
H : sepenuh hati)
A: Handal ( dalam memberikan pelayanan terbaik oleh tenaga profesional)
T: Adil (pelayanan yang merata dan tidak membeda-bedakan)
I : Teladan (menjadikan panutan bagi masyarakat dalam berprilaku sehat)
Integritas dalam melaksanakan tugas

3. Uraian Tugas
Berikut di bawah ini merupakan daftar uraian tugas:
 Mempersiapkan Pelayanan Kesehatan ibu hamil, bersalin, nifas dan
menyusui
 Melaksanakan kesehatan pada Anak
 Melaksanakan kesehatan Reproduksi Remaja
 Mempersiapkan pelayanan Keluarga Berencana
 Melaksanakan anamnesa klien/pasien pada kasus fisiologis tanpa masalah
 Melaksanakan pemeriksaan fisik klien/pasien pada kasus fisiologis tanpa
masalah
 Membuat Diagnosa kebidanan sesuai dengan hasil pengkajian pada kasus
fisiologis tanpa masalah
 Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lain pada kasus fisiologis
tanpa masalah
 Melakukan persiapan pelayanan asuhan kebidanan pada klien/pasien
dengan kasus fisiologis tanpa masalah

9
 Melakukan dan mencatat deteksi dini resiko kebidanan
 Melakukan rujukan klien/pasien pada kasus fisiologis
 Melakukan dokumentasi pada asuhan kebidanan pada kasus fisiologis
tanpa masalah
 Mempersiapkan alat dan obat pada kasus fisiologis tanpa masalah
4. Strukrur Ogranisasi

10
11
B. NILAI-NILAI DASAR PROFESI ASN
Nilai-nilai dasar profesi PNS setelah melalui proses internalisasi dan
akan diaktualisasikan dalam lingkungan pekerjaan antara lain :
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawabnya. Akuntabilitas publik
memiliki tiga fungsi yaitu sebagai kontrol demokratis, mencegah korupsi
dan penyalahgunaan kekuasaaan serta meningkatkan efesiensi dan
efektivitas. Sebagai ASN sudah menjadi kewajiban mewujudkan nilai-nilai
publik, yaitu tidak memiliki konflik kepentingan, tidak terlibat dalam
partai politik, bersikap adil dan konsisten.
Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang berbeda yaitu,
akuntabilitas personal, individu, kelompok, organisasi, dan akuntabilitas
stakeholder. Untuk menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada
beberapa indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus
diperhatikan, yaitu kepemimpinan, transparansi, integritas, tanggung
Jawab, keadilan, kepercayaan, keseimbangan, kejelasan dan konsistensi.
2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta pada bangsa
dan negara namun tetap menghormati bangsa lain. Nasionalisme Pancasila
adalah kecintaan terhadap bangsa dan tanah air yang didasarkan pada nilai-
nilai Pancasila. Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia didasari oleh nilai-
nilai Pancasila. Hal ini ditujukan agar bangsa Indonesia senantiasa
menempatkan persatuan dan kesatuan, kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi, menunjukkan sikap rela
berkorban demi kepentingan bangsa dan negara, bangga sebagai bangsa
indonesia dan bertanah air indonesia serta tidak merasa rendah diri,
mengakui persamaan derajat dan persamaan hak dan kewajiban antara
sesama manusia dan sesama bangsa, menumbuhkan sikap saling mencintai
sesama manusia; mengembangkan sikap tenggang rasa. Nilai nasionalisme
wajib dimiliki oleh ASN supaya menjadi abdi negara yang menjalankan
tugas dengan

12
berorientasi pada kepentingan publik, bangsa dan negara,serta tidak
berpikir sektoral dengan mental kelompoknya.
3. Etika Publik
Pelayanan publik yang profesioanal tidak hanya membutukan
kompetensi teknis dan leadership, namun juga kompetensi etika. Oleh
sebab itu, ASN dapat menerapkan dan memahami etika itu. Etika publik
merupakan refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk,
benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
Kode etik merupakan aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam
suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal
prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis. Kode etik profesi
dimaksudkan untuk mngatur tingkah laku/etika suatu kelompok dalam
masyarakat melalui ketentuan – ketentuan tertulis yang diharapkan dapat
dipegang teguh oleh kelompok profesional tertentu. Ada tiga fokus utama
dalam pelayanan publik yaitu pelayanan publik yang berkualitas dan
relevan, etika publik sebagai bantuan dalam menimbang pilihan sarana
kebijakan publik dan alat evaluasi, modalitas etika yang menjembatani
antara norma moral dan tindakan faktual.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan tindakan untuk menghargai efektivitas,
efesiensi, inovasi dan kinerja yang berorientasi mutu dalam
penyelenggaraan pemerintah dan pelayanan publik. Komitmen mutu
pelayanan ASN diwujudkan dengan memberikan layanan publik secara
jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, dan sopan. Peningkatan
mutu kualitas pelayanan kepada masyarakat dapat dilakukan melalui
beberapa pendekatan antara lain efektivitas, efisiensi dan inovasi. Prinsip
efektivitas berorientasi pada pencapaian tujuan atau target yang telah
ditetapkan oleh organisasi atau unit kerja. Prinsip efisiensi mengacu pada
jumlah sumberdaya yang digunakan untuk mencapai tujuan atau target
organisasi/unit kerja. Kualitas pelayanan dapat dievaluasi oleh pelanggan

13
menggunkan lima dimensi karakteristik, yaitu tangibles (bukti langsung),
reliability (kehandalan), responsiveness (daya tangkap), assurance
(jaminan), dan empaty.
5. Anti korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin Curruptio yang memiliki arti
kerusakan dan kebobrokan. Korupsi sering kali dikaitkan sebagai
kejahatan yang luar biasa. Hal ini dikarenakan dampaknya yang dapat
menyebabkan kerusakan baik dalam lingkup pribadi, keluarga, masyarakat,
dan kehidupan yang lebih luas. Kerusakan ini tidak hanya berdampak
dalam kurun waktu yang pendek, namun juga dalam jangkapanjang. Tunas
integritas adalah individu yang terpilih untuk memastikan lebih banyak
lagi personil organisasi yang memiliki integritas tinggi serta berkiprah
nyata dalam membangun sistem integritas di organisasinya. Untuk itu
diperlukan tunas integritas untuk menjauhkan diri dari korupsi. Dalam
implementasinya, ASN diharapkan dapat menerapkan nilai-nilai dasar
antikorupsi, yaitu jujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggung jawab bekerja
keras, sederhana, berani dan adil.

C. KEDUDUDKAN PERAN ASN DALAM NKRI


Dalam Undang–undang no 5 Tahun 2014 tentang ASN menyebutkan
bahwa tugas pokok seorang PNS adalah sebagai pelaksana kebijakan publik,
pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa. ASN juga memiliki tugas
untuk melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, memberikan
pelayanan publik yang profesional dan berkualitas, mempererat persatuan dan
kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan
yang telah ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari
pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. ASN tidak boleh
menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik. Hal ini bertujuan untuk
menjauhkan birokrasi dari pengaruh partai politik, selain itu ASN tidak boleh

14
menjadi anggota partai politik tertentu dikmaksudkan untuk menjamin
keutuhan, kekompakan dan persatuan ASN, serta dapat memusatkan segala
perhatian, pikiran dan tenaga pada tugas yang dibebankan kepadanya. Dalam
menjalankan fungsinya ASN harus memahami dan menerapkan manajemen
ASN, WOG, dan Pelayanan publik.

6. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari
intervensi politik, serta bersih dari praktek korupsi kolusi dan nepotisme.
Konsep inimenekankan pada pengaturan profesi pegawai beserta
disiplinnya, hal ini bertujuan supaya sumber daya aparatur sipil Negara yang
unggul selalu tersedia, dan selaras dengan perkembangan jaman.
Pengelolaan menajemen ASN harus sesuai dengan sistem merit yang
menekankan pada penilaian SDM secara objektif bukan subjektif (spoil
system). Penerapan sistem merit bertujuan untuk mendorong produktivitas
kerja yang lebih tinggi bagi ASN secara individu dan tentunya hal ini akan
menjadi pemicu bagi ASN lainnya untuk memberikan kinerja produktivitas
yang makasimal.
7. Whole of Goverment (WOG)
Whole of Government (WOG) merupakan pendekatan yang melibatkan
sejumlah kelembagaan yang memiliki urusan-urusan yang relevan. Dalam
WOG terdapat perbedaan kategori hubungan antara kelembagaan yang
terlibat. Hubungan tersebut antara lain koordinasi (penyertaan, dialog, joint
planning), integrasi (Joint working, joint venture, satelit), kedekatan dan
pelibatan (aliansi strategis, union, merger). Dalam menjalankan tugas dan
fungsinya, ASN harus dapat menerapkan nilai-nilai WOG yang pada
prinsipnya dapat melakukan kerjasama kolaboratif antara instannsi terkait
demi penyelenggaraan tujuan bernegara yang terintegrasi dan saling
mengontrol.

15
8. Pelayanan Publik
Sikap pelayanan bagi ASN berarti pengabdian yang tulus terhadap
bidang kerja dan yang paling utama adalah kebanggaan atas pekerjaan. Oleh
karena itu para ASN perlu menerapkan pelayanan publik dalam bertugas.
Pelayanan publik merupakan segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang
dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat dan Daerah dan
dilingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan atau jasa, baik
dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. Adapun prinsip-prinsip pelayanan
publik yaitu partisipatif, transparan, responsif, tidak diskriminatif, mudah
dan murah, efektif dan efisien, aksesibel, akuntabel, dan berkeadilan.
Penerapan pelayanan publik membutuhkan tiga unsur penting yaitu
organisasi penyelenggara pelayanan publik, penerima layanan (pelanggan),
kepuasan yang diberikan atau diterima oleh penerima layanan. Ketiga unsur
tersebut tidak akan terlaksana apabila belum terdapat kesadaran tentang
melayani dan dilayani, sehingga para ASN hendaknya dapat memahami
kondisi tersebut serta menerapkan pelayanan publik sesuai dengan
prinsipnya.

D. IDENTIFIKASI ISU
Beberapa isu yang ada di Puskesmas Perawatan Tes adalah sebagai berikut :
1) Belum optimalnya pengarsipan Rekam Medis pasien di Puskesmas
Perawatan Tes
Pengarsipan rekam medis di Puskesmas Perawatan Tes masih belum
optimal dikarenakan masih belum adanya tenaga teknis dari Rekam
Medis yang menguasai itu. Sehingga data pasien yang dari tahun ke
tahun yang sering datang berobat terjadi penumpukan. Terkait dengan
penyimpanan arsip secara manual maka hal tersebut menyebabkan
menumpuknya dokumen arsip rekam medis dan kesulitan dalam mencari
berkas saat dibutuhkan harus dicari satu pesatu. Dengan kurang
optimalnya sistem penyimpanan arsip itu terdampak pada kemungkinan
terjadinya dokumen rusak, hilang ataupun tercecer dan terselip dengan
dokumen yang lainnya.

16
2) Masih kurangnya kedisplinan ASN dalam bekerja di Puskesmas
Pearwatan Tes
Masih ada beberapa ASN yang masih tidak peduli dengan kedisplinan
dalam bekerja. Tidak mengikuti apel pagi dengan datang terlambat ke
puskesmas atau pulang lebih cepat dari waktu yang di telah di tentukan.
Penyebab yang seperti ini akan mengurangi mutu pelayanan di
puskesmas dan menghambat kemajuan organisasi.
3) Rujukan melalui sisrute lama di respon ketika melakukan rujukan ke
Rumah sakit
Puskesmas menjadi fasilitas pelayanan pertama untuk pelayanan di BPJS.
Apabila pasien mempunyai indikasi yang tidak bisa di tangani di
puskesmas maka pasien harus di rujuk ke fasilitas yang setingkat lebih
memadai seperti Rumah Sakit. Sedangkan Puskesmas Perawatan Tes
yaitu Puskesmas yang mempunyai pelayan Unit Gawat Darurat (UGD)
dalam 24 jam, ketika pasien tidak bisa di tangani di puskesmas maka
harus di lakukan rujukan menggunakan aplikasi sisrute. Dikarenakan
IGD Rumah Sakit yang ramai, sinyal yang sering gangguan atau
bermasalah dan DPJP yang terkadang sulit di hubungi membuat respon
time membalas sisrute terlambat.
4) Belum optimal kerjasama lintas sektor dengan sekolah tentang Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS)
Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di sekolah dasar
diharapkan mampu menjadi salah satu wadah dalam meningkatkan
kemampuan dan keterampilan peserta didik, dalam rangka membentuk
prilaku hidup sehat. Pelaksanaan UKS belum dapat berjalan sesuai
dengan harapan pemerintah akibat adanya keterbatasan sarana dan
prasarana, SDM terlatih yang minim, serta belum optimalnya dukungan
orang tua siswa. Pelaksanaan UKS kurang optimal kerjasama antar
sektoral menyebabkan berbagai kegiatan UKS terhambat dalam
pelaksanaannya.

17
5) Belum optimalnya Pelayanan Manajemen Terpadu Balita Sakit(MTBS)
di Puskesmas Perawatan Tes
Pelayanan MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT(MTBS) belum
optimal dikarenakan pelayanan MTBS belum mengikuti SOP sehingga
membuat pemerikasaan TTV (Tanda-tanda vital ) pada anak tidak
optimal untuk menegakan diagnosa . kurangnya kepatuhan petugas
dalam pengisian form MTBS lengkap, kurangnya perlengkapan untuk
mendukung dala pengisian form MTBS. Petugas juga harus menerapkan
5S (Senyum, Sapa, Salam Sopan Santun) terhadap pasien agar pasien
mengenal dengan baik. Penataan ruangan yang kurang optimal membuat
pasien anak kurang nyaman dalam pemeriksaan.
6) Kurangnya kesadaran ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan pada K1
dan K4 di Puskesmas Perawatan Tes
Masih banyak nya ibu hamil yang kurang memperhatikan tanda bahaya
dalam kehamilan, sehingga mereka tidak melakukan pemeriksaan pada
k1 dan k4. Sedangkan resiko tinggi pada kehamilan dapat di pantau dari
kunjungan k1 ibu dan seterusnya. Sedangkan pada wilayah kerja
puskesmas perawatan tes masih banya terdapat ibu hamil yang tidak
melakukan pemeriksaan kehamilan di fasilitas kesehatan, sehingga
pencapaian cakupan pemeriksaan pertama pada ibu hamil tidak tercapai.

E. PENETAPAN ISU
Berdasarkan identifikasi isu yang telah dilakukan kemudian dilakukan
analisis USG yaitu merupakan salah satu alat untuk menyusun urutan prioritas
isu yang harus diselesaikan. Caranya adalah dengan menentukan tingkat
urgency (urgensi), seriousness (keseriusan), dan growth (perkembangan isu
apabila tidak segera diselesaikan) dengan menentukan skala 1 (satu) – 5 (lima).
Isu yang memiliki skor tertinggi adalah Core Issue (Isu Prioritas).
9. Urgency : Seberapa mendesak isu itu harus dibahas, dikaitkan dengan
waktu yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk
memecahkan masalah yang menyebabkan isu tadi.

18
10. Seriousness : Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan
dengan akibat yang timbul jika isu tersebut tidak dipecahkan.
11. Growth : Seberapa besar kemungkinan isu tersebut berkembang jika
tidak ditangani sebagaimana mestinya.

Tabel 2.1 Matrik Penilaian Kualitas Isu dengan menggunakan Analisis USG
No. Isu U S G Total Ranking
Score
1. Belum optimalnya pengarsipan 4 2 2 8 V
Rekam Medis pasien di Puskesmas
Perawatan Tes
2. Masih kurangnya kedisplinan ASN 4 3 3 10 III
dalam bekerja di Puskesmas
Perawatan Tes
3. 3 3 3 9 IV
Rujukan melalui sisrute yang lama
di respon ketika melakukan rujukan
ke
Rumah sakit
4. 3 4 4 11 II
Belum optimal kerjasama lintas
sektor dengan sekolah tentang
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
5. 4 4 5 13 I
Belum optimalnya pelayanan
Manajemen Terpadu Balita Sakit
(MTBS) di Puskesmas Perawatan
Tes
6. 3 2 2 7 VI
Kurangnya kesadaran ibu hamil
dalam melakukan pemeriksaan pada
K1 dan K4 di Puskesmas Perawatan
Tes

19
Tabel 2.2 Kriteria Unsur USG
Urgency Seriousness Growth
5 = Sangat penting 5 = Sangat Serius 5 = Sangat berkembang
4 = Penting 4 = Serius 4 = Berkembang
3 = Cukup penting 3 = Cukup serius 3 = Cukup berkembang
2 = Kurang penting 2 = Kurang serius 2 = Kurang berkembang
1 = Tidak penting 1 = Tidak serius 1 = Tidak berkembang

Dari analisis kriteria dengan menggunakan USG diperoleh isu dengan nilai
tertinggi yaitu “Belum optimalnya pelayanan MANAJEMEN TERPADU
BALITA SAKIT (MTBS) di Puskesmes Perawatan Tes” sehingga dapat
dirumuskan gagasan pemecahan isu yaitu “Optimalisasi pelayanan Manajemen
Terpadu Balita Sakit (MTBS) di Puskesmas Perawatan Tes”. Apabila tidak
dilakukan optimalisasi pelayanan MTBS berdampak pada penilaian balita sakit tidak
terpantau dan beberapa klasifikasi penyakit. Sehingga berpengaruh pada proses
penyembuhan penyakit balita.sekaligus menurunnya kualitas pelayanan kesehatan di
unit rawat jalan kesehatan dasar seperti puskesmas.

F. RANCANGAN AKTUALISASI
Unit Kerja : Puskesmas Perawatan Tes Kabupaten Lebong
Identifikasi : 1. Belum optimalnya pengarsipan rekam medis pasien di Puskesmas
Isu Perawatan Tes
2. Masih kurangnya kedisplinan ASN dalam bekerja di Puskesmas
Perawatan Tes
3. Rujukan melalui sisrute yang lama di respon ketika melakukan
rujukan ke Rumah sakit
4. Belum optimal kerjasama lintas sektor dengan sekolah tentang
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
5. Belum optimalnya Pelayanan Manajemen Terpadu Balita Sakit
(MTBS) di Puskesmas Perawatan Tes
6. Kurangnya kesadaran ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan pada
K1 dan K4

20
Isu yang : Belum Optimalnya Pelayanan Manajemen Terpadu Balita
diangkat Sakit (MTBS) di Puskesmas Perawatan Tes
Gagasan : Optimalisasi Pelayanan Manajemen Terpadu Balita Sakit(MTBS) di
Pemecahan Puskesmas Perawatan Tes
Isu
a) Membuat alur pelayanan dan Koordinasi dengan team mutu
pelayanan pembuatan SOP Manajemen Terpadu Balita Sakit
(MTBS)

b) Membuat poster bagan MTBS untuk memudahkan dalam pengisian


form MTBS diruangan poli Balita

c) Melakukan sosialisasi kepada petugas poli kesehatan Balita tentang


pengisian form MTBS

d) Melakukan Evaluasi dan menyusun pelaporan


Dampak : Apabila tidak dilakukan optimalisasi pelayanan MTBS maka tidak
terpantaunya penilaian balita sakit dengan MTBS dan beberapa klasifikasi
penyakit balita seperti, peneumonia, diare, malaria, campak, malnutrisi dan
sering kali kombinasi beberapa penyakit. sehingga berpengaruh pada
proses penyembuhan penyakit balita. Sekaligus menurunnya kualitas
pelayanan kesehatan di unit rawat jalan kesehatan dasar seperti puskesmas.
Disamping itu, fungsi Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan yg
menyelenggarakan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, tidak
berjalan dengan baik dalam mengutamakan upaya promotive dan preventif,
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yg setinggi-tingginya di
wilayah kerja.

21
Tabel 2.3 Matrik Rencana Kegiatan Aktualisasi

KONTRIBUSI
OUTPUT/ KETERKAITAN SUBSTANSI TERHADAP VISI PENGUATAN
NO. TAHAPAN
KEGIATAN HASIL MATA PELATIHAN DAN MISI NILAI
KEGIATAN
ORGANISASI ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
1. Membuat alur 1. Konsultasi  Lembar Akuntabilitas Membuat alur 1. Prima dalam
pelayanan MTBS dengan konsultasi Saya berkonsultasi dengan mentor pelayanan dan layanan
Dan koordinasi mentor  Photo secara Profesional, jelas dan berkoordinasi dengan 2. Akuntabel
dengan team mutu Konsultasi transparan untuk membuat alur team mutu pelayanan 3. Disiplin
pelayanan pembuatan pelayanan dan berkoordinasi dalam pembuatan Dalam
SOP Manajemen dengan team mutu pelayanan SOP Manajemen Bekerja
Terpadu Balita dalam pembuatan SOP MTBS Terpadu Balita
Sakit(MTBS) Sakit(MTBS) sejalan
Etika Publik dengan visi
Pada saat berkonsultasi dengan Puskesmas Perawatan
Keterkaiatan Agenda III mentor saya menggunakan Bahasa Tes yaitu
(Manajemen ASN, WoG, yang sopan dan santun Mewujudkan
Pelayanan Publik) 2. Mencari  Sumber Akuntabilitas Puskesmas Tes
kedudukan dan peran PNS Referensi Refrensi Saya mencari referensi penuh sebagai pusat
dalam NKRI,maka  https://kesg dengan tanggung jawab pelayanan kesehatan
kegiatan ini berkaitan a.kemkes.g yang berkualitas
dengan : o.id/assets/ Etika Publik prima menuju
file/pedoma Pada saat mencari referensi ini saya masyarakata lebong
Manajemen ASN n/PMK%20 taat pada aturan dan ketentuan selatan sehat dan
Professional: saya akan RI%20no% perundang-undangan mandiri dan menjalan
menyelesaikan alur 2070%20ta kan misi ke 1 dan 5 .
pelayanan dan menyusun hun%2020
SOP bersama team mutu 13%20ttg%
pelayanan dengan 20Penyele
professional nggaraan%20
MTBS-
M.pdf

22
Whole Of Goverment 3. Membuat  Kerjasama Akuntabilitas
Dalam kegiatan ini saya alur dengan Dalam membuat alur pelayanan
akan berkoordinasi dengan pelayanan team mutu dan SOP Manajemen Terpadu
mentor dalam pembuatan dan pelayanan Balita Sakit(MTBS) ini, saya
alur pelayanan dan Koordinasi tentang bertanggung jawab terhadap
Koordinasi SOP MTBS . dengan Draft file SOP yang sudah saya kerjakan
ASN harus bekerja sama Team Mutu SOP MTBS berkoordinasi dengan team
dan berkoordinasi dengan Pelayanan  Desain alur mutu pelayanan
kepala puskesmas beserta tentang SOP pelayanan
team mutu pelayanan MANAJEM MTBS Nasionalisme
puskesmas, sehingga EN Dalam Membuat alur pelayanan
menumbuhkan semangat TERPADU dan koordinasi dengan team
dan kebersamaan dalam BALITA mutu pelayanan dalam
bertugas SAKIT(MT pembuatan SOP Manajemen
BS) Terpadu Balita Sakit(MTBS) ini,
Pelayanan Publik Saya menggunakan Bahasa
Kemudahan : Indonesia yang baik dan benar
Saya akan membuat alur sehingga dapat di pahami serta di
pelayanan dan gunakan oleh diri saya sendiri
berkoordinasi dengan team dan orang lain
mutu pelayanan dalam
pembuatan SOP pelayanan Etika Publik
MTBS untuk kemudahan Pada saat membuat alur
dalam melakukan pelayanan dan koordinasi dengan
pelayanan. team mutu dalam pembuatan
SOP Manajemen Terpadu Balita
Sakit(MTBS) ini saya taat pada
aturan dan ketentuan
perundang-undangan yang ada

Komitmen Mutu
Dalam Membuat alur pelayanan
dan koordinasi dengan team
mutu pelayanan dalam
pembuatan SOP Manajemen

23
Terpadu Balita Sakit (MTBS)
ini saya membuat secara efektif
dan efisien.

4. Mencetak  Lembar SOP Anti Korupsi


alur yang sudah di Dalam mencetak alur pelayanan
pelayanan cetak oleh dan penerbitan SOP
dan team mutu MANAJEMEN TERPADU
Penerbitan pelayan BALITA SAKIT(MTBS) oleh
SOP puskesmas team mutu pelayanan
MANAJE  SOP yang puskesmas ini, saya melakukan
MEN sudah di secara mandiri tanpa
TERPADU tanda tangani menggunakan fasilitas kantor.
BALITA  Alur pelayanan
SAKIT(MT MTBS Komitmen Mutu
BS) SOP yang sudah dicetak oleh
melalui team mutu pelayanan puskesmas
team mutu di tanda tangani atasan untuk
pelayanan menjamin mutu SOP yang
puskesmas dihasilkan
5. Memajang  Alur di pajang Anti Korupsi
alur di dinding Dalam mencetak alur pelayanan
Pelayanan luar bagian MTBS ini,saya melakukan secara
atas pintu mandiri tanpa menggunakan
masuk poli fasilitas kantor, serta saya
balita disiplin dan jujur dalam
mencetak alur tanp memungut
biaya

24
2. Membuat poster bagan 1.Melakukan  Lembar Akuntabilitas Membuat poster 1. Prima dalam
MTBS untuk Konsultasi konsultasi Saya berkonsultasi dengan bagan MTBS untuk layanan
memudahkan pengisian dengan  Photo mentor secara Profesional dan memudahkan 2. Akuntabel
form MTBS di ruangan Mentor Konsultasi Jelas untuk membuat poster pengisisan form 3. Disiplin
Poli Balita bagan MTBS agar memudahkan MTBS diruang Poli Dalam
pengisian form MTBS di ruangan Anak sejalan dengan Bekerja
Keterkaiatan AgendaIII Poli Balita visi Puskesmas
(Manajemen Perawatan Tes yaitu
ASN,WOG,) kedudukan Nasionalisme Mewujudkan
dan peran PNS dalam Saya akan berkoordinasi dan puskesmas tes
NKRI, maka kegiatan ini menghargai pendapat mentor sebagai pusat
berkaitan dengan : dalam membuat poster bagan pelayanan
MTBS untuk mempermudahkan kesehatan yang
Manajemen ASN dalam pengisian form MTBS berkualitas prima
ASN sebagai pelaksan diruangan poli balita menuju masyarakat
kebijakan publik harus Lebong Selatan
menunjukkan professional Etika Publik sehat dan mandiri
sikap disiplin, teliti, dan Pada saat berkonsultasi dengan dan menjalankan
tanggung jawab dalam mentor saya menggunakan misi ke 2 dan 4 pada
membuat poster bagan Bahasa yang sopan dan santun puskesmas.
pelayanan MTBS, guna
mempermudah dalam
menjalankan tugas

25
Whole Of Government 2. Mencari  Sumber Akuntabilitas
Koordinasi : Dalam Referensi Referensi Saya mencari referensi penuh
kegiatan ini saya akan bagan  https://dinkes dengan tanggung jawab
berkoordinasi dengan MTBS .jatimprov.go
Mentor dalam membuat .id/userimage Etika Publik
poster bagan pelayanan /dokumen/B Pada saat mencari referensi
MTBS AGAN%20M ini saya jujur dan taat pada
TBS_05.04.2 aturan dan ketentuan
016(1).pdf perundang- undangan

3. Membuat  Draft file bagan Akuntabilitas


bagan Dalam Membuat bagan
pelayanan pelayanan MTBS ini, saya
MTBS bertanggung jawab terhadap
bagan yang saya kerjakan

Nasionalisme
Dalam Membuat bagan ini, Saya
akan menggunakan Bahasa
Indonesia yang baik dan benar.

Etika Publik
Pada saat Membuat poster bagan
pelayanan MTBS ini saya akan
taat pada aturan dan ketentuan
perundang-undangan yang ada

26
4. Mencetak  Poster bagan Akuntabilitas
poster bagan MTBS Saya memeriksa dokumen
pelayanan sebelum saya melakukan
MTBS pencetakan dengan penuh
bertanggung jawab

Anti Korupsi
Saya melakukan pencetakan
media secara mandiri tanpa
membebankan biaya pada pihak
lain.

5. Memajang  Poster Bagan Komitmen Mutu


bagan yang sudah di bagan yang sudah dicetak di
pelayanan cetak akan di pajang untuk menjamin mutu
MTBS di pajang di pelayanan yang dihasilkan.
poli balita dinding dalam
poli Balita

27
3. Melakukan sosialisasi 1. Konsultasi  Lembar Etika Publik Memaksimalkan kerja 1. Prima dalam
kepada Petugas Poli dengan konsultasi Pada saat berkonsultasidengan sama antarprogram layanan
kesehatan Balita Tentang Mentor  Photo mentor saya menggunakan sejalandengan visi 2. Akuntabel
Pengisian Form MTBS Konsultasi Bahasa yang sopan dan santun Puskesmas Perawatan 3. Niat yang tulus
Tes yaitu dalam menolong
Keterkaiatan Agenda III Mewujudkan 4. Disiplin
(Manajemen ASN,WOG,) puskesmas tes Dalam
kedudukan dan peran PNS sebagai pusat Bekerja
dalam NKRI, maka pelayanan kesehatan 5. Aman
kegiatan ini berkaitan yang berkualitas Nyaman
dengan : prima menuju
masyarakat Lebong
Manajemen ASN Selatan sehat dan
Tanggung jawab: saya mandiri dan
akan bertanggung menjalankan misi ke
jawab terhdap informasi 2 dan 4 pada
yang saya berikan puskesmas.

Whole Of Government
Koordinasi: Dalam
kegiatan ini saya akan
berkoordinasi dengan
mentor dalam menyusun
materi sosialisasi dan
edukasi tentang pentingnya
Pengisian Form MTBS

Pelayanan Publik
Seorang ASN, sebagai
wujud pelayanan publik
mensosialisasikan form
MTBS di harapkan

28
dapat mendukung visi misi 2. Menyusun  Materi Akunabilitas
puskesmas salah satunya materi sosialisasi Saya menyusun materi
mewujudkan puskesmas sosialisasi dengan transparan dan
sebagai pusat pelayanan bertanggung jawab
kesehatan yang sehat dan
3. Menyampai  Daftar hadir Akuntabilitas
Mandiri
kan materi  Foto kegiatan Dalam kegiatan Sosialisasi tata
tata cara cara pengisian form MTBS
pengisian kepada petugas poli balita, Saya
form MTBS mempersiapkan acara secara
kepada profesional agar sosialisasi
petugas poli berjalan lancar
balita
Nasionalisme
Dalam kegiatan Sosialisasi tata
cara pengisian form MTBS
kepada petugas poli kes. balita,
Saya juga menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar
agar mudah dipahami.

Komitmen Mutu
Dalam Menyampaikan materi
tata cara pengisian form MTBS
kepada petugas poli balita, Saya
melakukankegiatan dengan
efektif danefisien agar petugas
memahami maksud yangakan
saya sampaikan.

Anti Korupsi
Dalam pelaksanaan sosialisasi ini
saya melakukansecara mandiri
tanpa memungut biaya dari pihak
manapun

29
4. Melakukan Evaluasi dan 1. Konsultasi  Lembar Akuntabilitas Melakukan evaluasi dan 1. Prima dalam
menyusun pelaporan dengan konsultasi Saya berkonsultasi dengan membuat pelaporan layanan
mentor hasil  Photo mentor secara Profesional, jelas
hasil kegiatan MTBS 2. Akuntabel
Keterkaitan Agenda III kegiatan Konsultasi dan transparan untuk membuat ini sejalan dengan visi 3. Disiplin Dalam
(Manajemen ASN, WOG, yang telah pelaporan dan melakukan PuskesmasPerawatan Bekerja
PelayananPublik) di lakukan evaluasi Tes yaitu Mewujudkan
kedudukan dan peran PNS puskesmas tes sebagai
dalam NKRI, maka Etika Publik pusat pelayanan
kegiatan ini berkaitan Pada saat berkonsultasi dengan kesehatan yang
dengan : mentor saya akan menggunakan berkualitas prima
Bahasa yang sopan dan santun menuju masyarakat
Manajemen ASN Lebong Selatan sehat
Tanggung jawab: saya dan mandiri dan
akan bertanggung 2. Melakukan  Foto kegiatan Akunabilitas menjalankan misi ke 2
jawab dalam mengolah evaluasi saat evaluasi Saya melakukan evaluasi dan dan 4 pada puskesmas.
hasil kegiatan dalam menyusun pelaporan dengan
bentuk pelaporan 3. menyusun transparan dan
pelaporan  Laporan bertanggung jawab
Whole Of Government kegiatan aktualisasi
Kolaborasi: Dalam Nasionalisme
kegiatan ini saya akan Dalam melakukan evaluasi dan
berkolaborasi dengan pembuatan pelaporan tata cara
Mentor dalam menyusun pengisian form MTBS , Saya
hasil pelaporan kegiatan juga menggunakan bahasa
yang telah di lakukan. Indonesia yang baik dan benar
agar mudah dipahami.

30
Tabel 2.4 Matrik rencana jadwal pelaksanaan aktualisasi
No
November 2021 Desember 2021

Kegiatan Aktualisasi Minggu


Minggu III Minggu IV V Minggu I Minggu II Minggu III

18 19 20 22 23 24 25 26 27 29 30 1 2 3 4 6 7 8 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1. Membuat alur pelayanan dan
SOP tentang
MANAJEMEN
TERPADU BALITA
SAKIT(MTBS)
2. Membuat poster bagan MTBS
untuk memudahkan dalam
pengisian form MTBS di
ruangan poli Balita
3. Melakukan sosialisasi kepada
petugas poli kesehatan Balita
tentang pengisian form MTBS
4. Melakukan Evaluasi dan
menyusun pelaporan

31
DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2017). Modul Penyelenggaraan Perdana


Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil: Aktualisasi Nilai – Nilai Dasar
Profesi PNS. LAN – RI, Jakarta
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2017). Modul Penyelenggaraan Perdana
Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil: Wawasan Kebangsaan. LAN –
RI, Jakarta
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2017). Modul Penyelenggaraan Perdana
Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil: Kesiapsiagaan Bela Negara.
LAN – RI, Jakarta
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2017). Modul Penyelenggaraan Perdana
Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil: Isu Kontemporer. LAN – RI,
Jakarta
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2017). Modul Penyelenggaraan Perdana
Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil: Akuntabilitas. LAN – RI,
Jakarta
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2017). Modul Penyelenggaraan Perdana
Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil: Nasionalisme. LAN – RI,
Jakarta
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2017). Modul Penyelenggaraan Perdana
Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil: Etika Publik. LAN – RI, Jakarta
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2017). Modul Penyelenggaraan Perdana
Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil: Komitmen Mutu. LAN – RI,
Jakarta
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2017). Modul Penyelenggaraan Perdana
Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil: Anti Korupsi. LAN – RI,
Jakarta
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2017). Modul Penyelenggaraan Perdana
Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil: Manajemen ASN. LAN – RI,
Jakarta
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2017). Modul Penyelenggaraan Perdana
Pendidikan Dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil: Whole Of Government. LAN –
RI, Jakarta
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2017). Modul Penyelenggaraan Perdana
Pendidikan Dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil: Pelayanan Publik. LAN – RI,
Jakarta
Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)
Undang-Undang No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 70 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Manajemen
Terpadu Balita SakitBerbasis Masyarakat
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 Tentang Puskesmas
Peraturan Menteri Kesehatan No. 4 Tahun 2019 Tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu
Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan.
Peraturan Menteri Kesehatan No.31 Tahun 2019 Tentang Sistem Informasi Puskesmas

Anda mungkin juga menyukai