Anda di halaman 1dari 163

LAMPIRAN 1

LAMPIRAN 2
LAMPIRAN 3
Document Number :
PROSEDUR KERJA LAND
CLEARING BCI / ENG / INSK / 321/002

Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 1 of 7

Dokumen ini dibuat oleh Sistem Manajemen Dokumen Elektronik. Saat dicetak. Ini harus dianggap sebagai
"Hanya untuk infomasi salinan". Salinan terkontrol adalah versi layar, dan dengan demikian, adalah tanggung
jawab pemegang untuk memastikan bahwa dia memegang versi terbaru yang valid.

METODE KERJA LAND CLEARING

0.1 IFR 26-Nov-19 Issued For Review IW DS EK MK


Revision Reviewed Approved Company
Rev. Status Date Issued by Checked by
Description by by Approval

Dokumen Milik PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA


Document Number :
PROSEDUR KERJA LAND
CLEARING BCI / ENG / INSK / 321/002

Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 2 of 7

TABEL HALAMAN REVISI

ATTACHMENTS
REVISIONS
PAG REMARK REVISIONS
REMARKS
E 0. S ATT PAGE 0.
0.2 0.3 0.4 0.5 0.1 0.2 0.4 0.5
1 3
1 x
2 x
3 x
4 x
5 x
6 x
7 x
8 x
9 x
10 x
11 x
12 x
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25 REVISIONS
EXHI
PAGE 0. REMARKS
26 . 0.1 0.2 0.4 0.5
3
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40

Dokumen Milik PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA


Document Number :
PROSEDUR KERJA LAND
CLEARING BCI / ENG / INSK / 321/002

Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 3 of 7

DAFTAR ISI
1) PENDAHULUAN ...................................................................................................................

2) PROSEDUR PEKERJAAN LAND CLEARING ....................................................................

a. Persiapan ..............................................................................................................................
b. Lay Out Area Pekerjaan ........................................................................................................
c. Pengamanan Fasilitas ...........................................................................................................
d. Penggalian/Pengupasan Permukaan Tanah (Land Clearing) ..............................................
e. Pembuangan Sisa Galian Land Clearing ..............................................................................

3) DAFTAR PERALATAN ........................................................................................................

Dokumen Milik PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA


Document Number :
PROSEDUR KERJA LAND
CLEARING BCI / ENG / INSK / 321/002

Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 4 of 7

1. Pendahuluan
Pekerjaan penyiapan area kerja atau pematangan lahan yang biasanya disebut “Pekerjaan Land
Clearing” sebagai langkah awal pekerjaan lanjutan setelah di survey topograpi.
Pedoman yang di pakai dalam melaksanakan pekerjaan leand clering adalah desain yang sudah
di setujui oleh pihak perusahaan owner, dan dalam aplikasi dilapangan terus di pandu oleh team
Surveyor kontraktor dan pengawas perusahaan /owner.

Pekerjaan Land Clearing di area tersebut banyak bersinggungan dengan keadaan alami suatu
daerah juga fasilitas umum dan utilitas existing yang terdampak. Fasilitas Umum dan Utilitas Existing
yang terdampak antara lain :
a. Vegetasi alami maupun perkebunan
b. Jalan existing
c. Bangunan existing
d. Saluran Air Existing
e. Jaringan listrik tegangan tinggi dan rendah
f. Dan lain-lainnya.

Sehubungan dengan keadaan di atas keadaan existing yang terdampak pekerjaan ini, maka akan
dilaksanakan pekerjaan Land Clearing dengan metode menggunakan alat berat yang mempunyai
kapasitas dan jangkauan untuk mencapai target pekerjaan, juga tidak membahayakan fasilitas dan
utilitas tersebut .

Dokumen Milik PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA


Document Number :
PROSEDUR KERJA LAND
CLEARING BCI / ENG / INSK / 321/002

Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 5 of 7

2. Prosedur / Metode Kerja Land Clearing


a. Persiapan

Dalam melaksanakan semua kegiatan pekerjaan, PT. Bahana Cipta Internusa selaku
Pelaksana Kegiatan Pekerjaan selalu menjalankan tahapan persiapan pekerjaan untuk
mencapai hasil yang optimal dengan mendahulukan aspek Keselamatan.
Tahapan yang selalu menjadi perhatian dalam pekerjaan ini antara lain :
1. Mendahulukan kelengkapan pekerjaan sesuai standart Migas dan mengutamakan
keselamatan serta kesehatan lingkungan kerja diantaranya :
- Memastikan SIK (Surat Ijin Kerja) sudah di tanda tangani petugas terkait.
- Mewajibkan Penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) Yang Sesuai dengan pekerjaan.
- Melakukan Safety Talk Sebelum Pekerjaan dimulai.
- Mengidentifikasi dan mengamankan area pekerjaan dari bahaya.
- Melakukan inspeksi Peralatan untuk memastikan peralatan dalam kondisi aman dan
layak kerja.
- Berhati-hati untuk area eksisting dan identifikasi utilitas terdampak.
- Gunakan Rambu peringatan keselamatan.
- Memperhatikan lalu lintas diarea umum dan melaksanakan pengaturan.
- Melakukan Pembersihan bahan-bahan sisa pekerjaan.
- Semua Pekerjaan mengacu pada : Prosedure K3LL Kontraktor.
2. Penggunaan alat berat beserta operatornya harus memiliki surat izin dari MIGAS atau
Disnaker / Depnaker / Kemnaker yang masih berlaku.
3. Land Clearing area jalur instalasi existing, saluran air dan lainnya harus mengacu kepada
hasil pekerjaan survei konstruksi.
4. Peralatan untuk Land Clearing jalur pipa harus memadai dan memperhatikan kondisi
lapangan seperti jalan aspal atau beton, sungai, rawa, kepadatan aktifitas sehari-hari.
5. Rambu-rambu keamanan dan lalu lintas harus ditempatkan sedemikian rupa pada lokasi
Land clearing sebagai peringatan dan pembatas dari orang yang tidak berkepentingan.
6. Pekerjaan Land Clearing dan atau pekerjaan galian yang dilakukan tidak boleh
menghambat arus air yang mengalir, seperti: sungai, selokan, jalur irigasi.
7. Temporary akses wajib disediakan apabila penggalian diharuskan menutup akses pihak
tertentu yang masih melakukankegiatan rutin secara aktif.
8. Setiap pelaksanaan pekerjaan land clearing harus dilengkapi dengan Job Safety Analysis
(JSA) dan ljin Kerja / Permit to work (PTW)

Dokumen Milik PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA


Document Number :
PROSEDUR KERJA LAND
CLEARING BCI / ENG / INSK / 321/002

Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 6 of 7

9. Pekerjaan ini juga mencakup melindungi tumbuh-tumbuan dan benda-benda disekitar


area pekerjaan yang tidak terdampak harus tetap berada ditempatnya dan tetap dijaga
dari kerusakan atau cacat

b. Pengamanan Fasilitas Dan Utilitas Existing

PT. Bahana Cipta Internusa selaku Pelaksana Pekerjaan akan selalu memperhatikan
Fasilitas-fasilitas dan Utilitas Existing yang terdampak pekerjaan dengan membuat pengamanan
atas hal-hal tersebut diatas. Kegiatan pengamanan yang akan dilaksanakan antara lain :
- Pemasangan safety line untuk asset yang masih di pertahankan.
- Perlindungan kabel listrik dan fiber optic terdampak bila ada
- Pembuatan sarana / infrastruktur penunjang pekerjaan (akses jalan dan saluran air
alternatif)

c. Metode Kerja Land Clearing

Untuk menetukan motode mana yang paling tepat tergantung banyak factor seperti volume

/ spesifikasi proyek dan waktu yang tersedia.

1. Memastikan semua peralatan kerja (Dozer, excavator,parang,mesin potong dan truk sebagai

alat angkut sampah dalam kondisi baik dan sudah di periksa

2. Metode ini dikerjakan secara bersamaan, setelah plot areal yang akan diland clearing

ditentukan, maka Excavator PC 200 mulai menebas atau menumbangkan pohon. Metode ini

dilakukan untuk di area sesuai desain yang di setujui

3. Melakukan pengechekan langsung batas-batas area kerja yang akan di lakukan Pekerjaan ini

meliputi : membuang puing-puing sampah pembongkaran,semak-semak,pohon kecil & pohon

besar serta pembersihan akar-akar yang boleh dipotong dan telah ditentukan oleh owner

4. Pengawas selalu mengawal dan mengarahkan pergerakan excavator untuk menghindari

terjadinya kesalahan penggalian atau benturan terhadap fasilitas/utilitas existing .

5. Material sisa hasil land clearing dikumpulkan disisi dalam pagar pembatas pekerjaan dan

akan diangkut menggunakan Dump Truk.

Dokumen Milik PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA


Document Number :
PROSEDUR KERJA LAND
CLEARING BCI / ENG / INSK / 321/002

Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 7 of 7

6. Pembersihan sisa akar pohon dilaksanakan dengan menggali sekeliling akar pohon dengan

menggunakan excavator atau menggunakan menggunakan cangkul dan dilanjutkan dengan

memotong akar-akar pohon tersebut menggunakan chain saw.

7. Pekerjaan pembersihan lahan ini mencakup pembuangan tanah humus dan tanah subur,

pembuangan tersebut harus dipisahkan dengan tanah galian yang akan digunakan untuk

tanah timbunan.

8. Area penumpukan / pembuangan puing puing bongkaran di bawa ke Lay down area yang

telah di tetapkan oleh Perusahaan

d. Peralatan
Peralatan yang digunakan antara lain :

a. Gergaji Mesin (Chain Saw)


b. Kapak
c. Palu 5 kg
d. Linggis
e. Cangkul
f. Excavator PC.200
g. Dozer
h. Vibro compactor
i. Dump Truk

Dokumen Milik PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA


LAMPIRAN 4
Document Number :
SITE TOPOGRPHIC AND DETAIL
SURVEY PROCEDURE BCI / ENG / INSK / 321/001

Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 1 of 9

PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA

SITE TOPOGRAPHIC AND DETAIL SURVEY


PROCEDURE

0 01/09/2020 FB ISSUED FOR COMMENT DD FB

REV DATE BY DESCRIPTION CHECK APPR. SPEC. RESP.

CONTRACTOR COMPANY
APRVAL APROVAL
Document Number :
SITE TOPOGRPHIC AND DETAIL
SURVEY PROCEDURE BCI / ENG / INSK / 321/001

Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 2 of 10

TABULATION OF REVISED PAGES

SHEET REVISIONS SHEET REVISIONS


0 1 2 3 4 5 6 7 0 1 2 3 4 5 6 7
1 X 44.
2 X 45.
3 X 46.
4 X 47.
5 X 48.
6 X 49.
7 X 50.
8 X 51.
9 X 52.
10 53.
11 54.
12 55.
13 56.
14 57.
15 58.
16 59.
17 60.
18 61.
19 62.
20 63.
21 64.
22 65.
23 66.
24 67.
25 68.
26 69.
27 70.
28 71.
29 72.
30 73.
31 74.
32 75.
33 76.
34 77.
35 78.
36 79.
37 80.
39 81.
40 82.
41 83.
Document Number :
SITE TOPOGRPHIC AND DETAIL
SURVEY PROCEDURE BCI / ENG / INSK / 321/001

Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 3 of 10

Table Contents

1.0 SITE TOPOGRAPHIC AND DETAIL SURVEY PROCEDURE...................................................4


1.0.1 SCOPE ................................................................................................................................... 4
1.0.2 METHODOLOGY ................................................................................................................. 4
1.0.3 QUALITY CONTROL & SYSTEMS CALIBRATIONS ..................................................... 5
1.0.3.1 Automatic level calibration ..................................................................................... 5
1.0.3.2 Total station calibration.......................................................................................... 5
1.0.3.3 RTK positioning calibration ................................................................................... 5
1.0.3.4 Existing GPS control .............................................................................................. 5
1.0.4 NEW CONTROL ESTABLISHMENT................................................................................. 6
1.0.5 PERSONEL AND EQUIPMENT ......................................................................................... 7
1.0.5.1 Personnel ................................................................................................................ 7
1.0.5.2 Equipment ............................................................................................................... 7
1.0.6 PROCESSING AND REPORTING .................................................................................... 8
1.0.6.1 Progress report ........................................................................................................ 8
1.0.6.2 Data processing ....................................................................................................... 8
1.0.6.3 Deliverables.............................................................................................................. 8
Document Number :
SITE TOPOGRPHIC AND DETAIL
SURVEY PROCEDURE BCI / ENG / INSK / 321/001

Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 4 of 10

1.0 SITE TOPOGRAPHIC AND DETAIL SURVEY PROCEDURE


1.0.1 SCOPE

At each site a topographic and detail survey will be carried out covering an area defined
by the COMPANY.
Di setiap lokasi survei topografi dan detail akan dilakukan meliputi area yang ditentukan
oleh PERUSAHAAN.
The survey will typically all existing physical detail such as:
Survei biasanya akan semua detail fisik yang ada seperti:
 All relief and drainage features such as rivers, creeks, gullies, tops and bottoms
of banks change of grade
 Trees and extent of vegetation. Along with general description of type and height
 All man-made structures such as existing roads, tracks, buildings, fence, valves
and gates
 All ROW, pipeline and Kp marker posts
 All cathodic test terminals

1.0.2 METHODOLOGY

An electronic total station theodolite or a RTK DGPS will be used for the topographic and
detail survey. For the total station work, data will be collected in the field from a series of
closed traverses utilizing radiations to the required points of detail and changes of grade.
A slope distance, horizontal direction, vertical angle, point code and point number are
recorded digitally for each point of detail located. At the completion of the survey, this
data is then processed on HydroPRO processing software to produce X, Y and Z
coordinates for each point and then modeled to produce the digital terrain model from
which contours and detail plots can be output.
Stasiun total elektronik theodolite atau RTK DGPS akan digunakan untuk survei
topografi dan detail. Untuk total pekerjaan stasiun, data akan dikumpulkan di lapangan
dari serangkaian lintasan tertutup menggunakan radiasi ke titik-titik detail dan perubahan
nilai yang diperlukan. Jarak kemiringan, arah horizontal, sudut vertikal, kode titik dan
nomor titik dicatat secara digital untuk setiap titik detail yang terletak. Pada penyelesaian
survei, data ini kemudian diproses pada perangkat lunak pemrosesan HydroPRO untuk
Document Number :
SITE TOPOGRPHIC AND DETAIL
SURVEY PROCEDURE BCI / ENG / INSK / 321/001

Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 5 of 10
menghasilkan koordinat X, Y dan Z untuk setiap titik dan kemudian dimodelkan untuk
menghasilkan model medan digital dari mana kontur dan plot detail dapat dihasilkan.

The RTK system consists of one stationary reference receiver and one mobile receiver
used for positioning. The RTK reverence station will be installed on a known benchmark
and the known position of the benchmark (WGS84 [ITRF] Latitude, Longitude and
elevation) will be entered satellites. By comparing the received position vs. the known
position off the benchmark a local correction can be calculated and transmitted to the
mobile unit. To ensure accurate positioning the distance within the reference station and
mobile will be kept to a minimum and will never exceed 10 kilometers.

The RTK mobile antenna is positioned at each point interest to be surveyed and a
position fix taken and logged to a notebook computer using the Hydro Pro Software.
The density of the survey should be such that all changes off grade and topographic
features are located in sufficient detail to allow accurate definition with spot heights
picked up a maximum of 5 meter spacing in the flatters areas. This will allow the

accurate representation and generation of 1000 scale mapping with 0.5 meter counter
interval over the entire survey area. In the section where a 4 meter contour interval is
required spot heights will be picked up at a maximum spacing of 20 meter along with all
change of grade.
In areas with dense vegetation, the necessary bush clearing will be arranged and
performed by CONTRACTOR.

1.0.3 QUALITY CONTROL & SYSTEMS CALIBRATIONS

All instruments and systems will be undergo a calibration as per the manufacturer
recommendation before the commencement of any of the survey works. The following
are the individual requirements

1.0.3.1 Automatic level calibration

The standard two-peg test will be carried out at the start of the project in order
to determine the collimation error. The instrument will be adjusted iff the error
exceeds that normally acceptable for 3rd order leveling work
Document Number :
SITE TOPOGRPHIC AND DETAIL
SURVEY PROCEDURE BCI / ENG / INSK / 321/001

Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 6 of 10

1.0.3.2 Total station calibration

A collimation check, as the per manufactures recommended procedures, will be


carried out on the instrument has not suffered any damage during transit. This
collimation check will be carried out on weekly basis to ensure the instruments
remain in adjustment.

1.0.3.3 RTK positioning calibration

Each time the RTK reference station is set up, system verification is carried out
before work commences. This involves bringing setting up the mobile antenna
over a known bench mark. The mobile RTK receiver than logs two 5 minute
periods of data, with the receiver being powered down between periods. This
ensures that the correct reference station coordinates and antenna heights have
been entered.

1.0.3.4 Existing GPS control

For each of the specified survey locations a minimum of two known survey
control points (benchmark) are required. These points have to be tied to into the

COMPANY network by traditional survey traverse, RTK DGPS traverse or by


static differential GPS baseline observations. The position of benchmarks will be
defined with easting, northing and chart Datum Elevations values. One control
points is required for the theodolite station (origin for Easting, Northing and CD
elevation) with the second being required to establish azimuth.

If no COMPANY approved Geodetic control points are available within an


acceptable distance of the location, new marks will have to be established and
surveyed.

1.0.4 NEW CONTROL ESTABLISHMENT


Document Number :
SITE TOPOGRPHIC AND DETAIL
SURVEY PROCEDURE BCI / ENG / INSK / 321/001

Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 7 of 10

New GPS control benchmarks will be constructed from 1.5 meter lengths of 0.1x0.1m
Ulin timber posts driven 1 m into the ground. Concrete will be placed around the base of
the timber post to a depth of 0.6 m. the marks will be sited in a location where they will
not be disturbed during the repair work.

The measurement of the new station will be by static differential GPS observation
(minimum of two hours observation per season) using Trimble 4000SE receivers.
Simultaneous observations will be carried out between the new stations to existing
COMPANY approved geodetic station there are located within 10 km of the new station.
The observation will be such that each line between adjacent benchmarks in the network
is directly measured (i.e. leapfrog measurements) sufficient redundancy of loops and
non-trivial baselines for the checking of the quality and reliability of the new benchmarks
and subsequent least squares adjustment of the network. A minimum baseline accuracy
of 2 cm ± 5 PPM before adjustment will be achieved.

All processed baselines will be adjusted utilizing ‘Trimble Geomantic Office’ geodetic
least squares adjustment software. All adjustment will be made on the WGS84 spheroid
before obtaining UTM Grid Coordinates. An adjustment report, starting closure accuracy
and final adjusted coordinates COMPANY control benchmarks and will be transferred
between new benchmarks by the differential at each control station with these
corrections being applied to the measured spheroidal height differences between
stations.

RTK DGPS traversing will involve the reference receiver being set up on a known and
approved control point. The mobile receiver will then be set up on the new control point
with position observed and logged for 20 minutes. These observed position will then be
analyzed and a mean value will be obtained for the final new control point position. To
close transverse the reference receiver will then be set on the newly installed control and

the newly obtain control point position entered. The mobile received will then be set on
another known and approved control point. The observed positions will then be
compared to the known position to define the accuracy and legitimacy of the new
control point. And differences will be analyzed and accurately recorded/reported.
Document Number :
SITE TOPOGRPHIC AND DETAIL
SURVEY PROCEDURE BCI / ENG / INSK / 321/001

Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 8 of 10

All operations and survey personnel will comply with the safety Management plan and
Emergency Response Plan that has been developed for the project. All work will follow
the COMPANY work permit system, and COMPANY will be informed on a daily basis as
to the exact location of each survey team for that particular day.
Document Number :
SITE TOPOGRPHIC AND DETAIL
SURVEY PROCEDURE BCI / ENG / INSK / 321/001

Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 9 of 10

1.0.5 PERSONNEL AND EQUIPMENT

The following is a probable list of personnel and equipment to be used on the site
surveys. Final resources will be dependent on the type of survey required for each
location. The field personnel will be based in TATUN and will travel to site on daily basis.

1.0.5.1 Personnel

Personnel Quantity
Survey coordinator/Party Chief (Part time in the field) 1
Data Processor/CAD operator (Office Based) 1
National Topographic Surveyor 2
National Assistant Surveyor 1
Local Labourer 2
Safety Officer/First Aider 1

1.0.5.2 Equipment

Equipment Quantity
SOKKIA Total Station Theodolite 1
Wild Automatic Level 1
Aquarius RTK DGPS Receivers 2
Trimble 4000 SST DGPS Receivers 3
Comprehensive Medical kit 1
Stretcher 1
4 x 4 Vehicle for transporting survey team (Land Section) 2
Machete (Bush Clearing) 1
Pipe Detector 1
Document Number :
SITE TOPOGRPHIC AND DETAIL
SURVEY PROCEDURE BCI / ENG / INSK / 321/001

Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 10 of 10

The 4 x 4 vehicle will comply with both CONTRACTOR’S and COMPANY’S HSE
Criteria.
These criteria include:
 Off-road tyres
 Diesel powered with spark arrestor fitted to exhaust
 Safety belts in all sheats
 Fire extinguisher
 Radio communication between vehicle and foot-based teams

1.0.6 PROCESSING AND REPORTING

1.0.6.1 Progress report

Daily and weekly repots on the progress of the site surveys will be prepared by
the survey coordinator and submitted to the COMPANY in a timely manner.

1.0.6.2 Data processing

All data processing will be carried out in the CONTRACTOR. Dedicated data
processing personnel will process data progressively after each days survey.
This will ensure that survey coverage is acceptable and that the data is error
free before personnel and equipment are demobilized from a site. To fulfill the
COMPANY requirement of delivering the data in WGS84 datum, a data base
conversion from P2 Exc-T9 Datum into WGS84 Datum will be carried out on a
regular basis. All survey data will be processed using HydroPRO processing
software with final drawings and chart being prepared using AutoCAD.
Document Number :
SITE TOPOGRPHIC AND DETAIL
SURVEY PROCEDURE BCI / ENG / INSK / 321/001

Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 11 of 10

1.0.6.3 Deliverables

Two copies of a preliminary report for the Topographic and detail Surveys will be
delivered to the COMPANY for approval. Once any required comments or
changes have been incorporated, the original and two copies of the final reports
will be submitted. The content of the reports will conform to the relevant
COMPANY’S documents and will generally include but now be limited to the
following information.

 Log of daily events


 Personnel involved in the survey and data processing

 Description and method of operation of equipment


 Control station establishment reports
 Drawings and digital data for all components of the surveys in WGS84
Datum UTM Grid Coordinates
LAMPIRAN 5
Document Number :
PROSEDURE GALIAN MANUAL
BCI / ENG / INSK / 331/005

Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 1 of 6

WORK METHOD STATEMENT (WMS)

PROSEDURE GALIAN MANUAL

0.0 Issued for Tender 25-11-2021 MA FB

Rev. Prepared Checked Reviewed Approved


Description Date
No by by by by
Document Number :
PROSEDUR GALIAN MANUAL
BCI / ENG / INSK / 331/005

Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 2 of 6

TABEL ISI
1. MAKSUD DAN TUJUAN
2. REFERENSI DOKUMEN,
3. MATERIAL, PERSONIL DAN PERALATAN
4. STRUKTUR ORGANISASI PROYEK
5. URUTAN PEKERJAAN
5.1 PEKERJAAN PERSIAPAN
5.2 TOPOGRPHIC SURVEY
5.3 LAND CLEARING
5.4 PEKERJAAN GALIAN
5.5 PENGURUGKAN
5.6 DRAINASE
5.7 PAGAR KELILING
Document Number :
PROSEDUR GALIAN MANUAL
BCI / ENG / INSK / 331/005

Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 3 of 6

1. UMUM
1.1. Tujuan
Tujuan dari dokumen ini adalah untuk menggambarkan pernyataan Metode Kerja
Galian Tanah
1.2. Lingkup
Lingkup Prosedur ini akan di terapkan pada pelaksanaan seluruh gedung dan jalan
yang ada pada Desain rencana

2. REFERENSI DOKUMEN, SPESIFIKASI, KODE & STANDAR


Lingkup pekerjaan untuk proyek, didasarkan pada dokumen & gambar yang telah di
setujui oleh pihak Perusahaan /owner sebagai gambar konstruksi, rencana kerja dan
syarat syarat teknis ( RKS)

3. MATERIAL, PERSONIL DAN PERALATAN


Sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat yang kami terima dari Perusahaan /
Owner perihal material, personil dan peralatan yang akan kita gunakan selama kontrak
ini berlangsung sampai dengan selesai. Kebutuhan material, personil dan peralatan akan
di detailkan rincian nya mengacu pada RKS (Rencana, kerja dan syarat)

3.1 MATERIAL
Dapat dilihat pada Lampiran – Daftar Material.

3.2 PERSONIL
Dalam Pelaksanaan Pekerjaan ini membutuhkan rincian Tenaga Kerja sebagai
berikut :

- Site Manager
- Site Engineer
- QA/QC
- Supervisor
- Surveyor
- Asisten surveyor
- HSE Officer
- Safetyman
- Logistik
- Carpenter
Document Number :
PROSEDUR GALIAN MANUAL
BCI / ENG / INSK / 331/005

Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 4 of 6

- Mason
- Helper / Pekerja
- Driver Dump Truck
- Operator Excavator
- Operator Dozer
- Operator Vibro compactor
- Operator loader

3.3. PERALATAN
Untuk peralatan yang akan di gunkan dalam pekerjaan excavation, adalah
 Total Station
 Excavator
 Loader
 Dozer
 Vibro compactor
 Dump Truck
 Truck mixer

4. STRUKTUR ORGANISASI PROYEK


Struktur Organisasi memuat seluruh personil yang terlibat pada pekerjaan ini berupa
Pimpinan Proyek, Tenaga Ahli dan Tenaga Terampil. Detail Struktur Organisasi Proyek ini
dapat dilihat pada Lampiran – Struktur Organisasi.

5. URUTAN PEKERJAAN
5.1. Pekerjaan Persiapan
Sebelum proses penggalian dilaksanakan hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Prosedur K3 dalam pekerjaan galian.
2. Pemilihan jenis, jumlah dan komposisi alat gali yang digunakan berdasarkan waktu
pelaksanaan dan lokasi proyek.
3. Pengaturan arah manuver alat berat dan dump truck yang baik dengan
memperhatikan site installation yang ada.
4. Jalan kerja yang memenuhi syarat.
5. Pemeliharaan lingkungan sekitar proyek (debu, lumpur bekas material galian, dll)
6. Jam kerja yang diperbolehkan oleh daerah dimana proyek galian dilaksanakan.
Document Number :
PROSEDUR GALIAN MANUAL
BCI / ENG / INSK / 331/005

Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 5 of 6

7. Menjaga dinding galian dari gangguan cuaca (hujan), dengan menutup sisi galian
menggunakan terpal dll.

5.2. Topographic Survey


Tahap ini terdiri dari:
a. Menandai koordinat untuk lahan yang akan di clearing dan di lakukan galian
b. Memberi marking pada proyek yang akan di bangun

Semua peralatan dan alat survei harus Kalibrasi sebelum di gunakan di lokasi
pekerjaan. Pekerjaan Surveyor di lakukan selama pekerjaan berlangsung, survey
memonitoring pekerjaan yang dilakukan alat berat yang berkerja dan memberi
batasan tanah yang di potong maupun yang di timbun, selanjutnya apabila pada
area tertentu yang sudah mencapai elevasi desain , team surveyor bisa pindah ke
area berikutnya.

5.3. Land Clearing


Alat untuk melakukan kegiatan Clearing menggunakan peralatan alat berat untuk
daerah yang luas dan peralatan ringan untuk daerah keci dan mudah terjangkau .
Tahap ini terdiri dari area Clearing kliring untuk vegetasi yang berada di area yang
akan di bangun, dapat dibersihkan menggunakan alat berat excavator aatau alat
manual. Team Surveyor memberi tanda/marking hanya di area yang akan di bangun,
untuk vegetasi yang besar di kumpulkan di area penumpukan sementara yang di
tunjuk oleh pihak owner, Bila clearing telah selesai di bersihkan , tahapan berikut
masuk ke tahapan berikutnya.

5.4. Pekerjaan Galian manual

1. Lakukan Tes Pit , untuk mengetahui apakah masih ada inventaris yang masih
terpakai oleh perusahan, Pit Tes juga untuk mengetahui jaringan instalasi listrik
dan saluran air yang masih aktif
2. Galian manual harus di lakukan tanpa menggunakan alat berat, agar tidak
mengganggu fasilitas lain , atau tidak akses memasukkan alat berat ke dalam
kawasan, selain itu juga bila galian berada di tengah tengah bangunan aktif.
Pematangan lahan lokasi kerja di mulai dari Tahap penggalian dilakukan secara
Document Number :
PROSEDUR GALIAN MANUAL
BCI / ENG / INSK / 331/005

Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 6 of 6

manual dan material langsung di dumping ke Dump truck, tinggi galian sesuai
perhitungan tinggi kritis
3. Penggalian dilanjutkan sampai elevasi rencana, untuk penggalian di bawah muka
air tanah dilakukan pekerjaan dewatering
4. Hasil Galian tanah di buang ke lokasi disposal area, diusakan jarak disposal di
cari jarak terdekat dan yang perlu di perhatikan diusahakan tanah galian tidak
berjatuhan di jalan dengan cara menutup bak dump truck ,
5. Apabila elevasi sudah mencapai rencana, area yang sudah matang dapat di
padatkan menggunakan Stamper, agar tanah tidak rusak dan menjadi lumpur
pada saat terkena hujan,
6. Untuk galian pondisi semua fasilitas gedung , akan di laksanakan apabila kondisi
tanah sudah matang dan di padatkan
Penggalian pondasi semua gedung dapat di lakukan secara manual, sisa galian
dapat di sisihkan agar mempermudah pengurugkan kembali menggunakan tanah
galian tersebut.
LAMPIRAN 6
Document Number
PROSEDUR PEKERJAAN GALIAN, TIMBUNAN BCI-ENG-GPC-003
Date: 6-Nov-2021
DAN PEMADATAN Page 1 of 9

Dokumen ini dibuat oleh Sistem Manajemen Dokumen Elektronik. Saat dicetak. Ini harus dianggap sebagai "Hanyauntukinfomasisalinan". Salinan terkontrol adalah
versi layar, dan dengan demikian, adalah tanggung jawab pemegang untuk memastikan bahwa dia memegang versi terbaru yang valid.

PROSEDUR PEKERJAAN GALIAN,TIMBUNAN


DAN PEMADATAN

0.1 IFR 6-Nov-21 Issued For Review PL DS EK


Rev. Status Date Revision Description Issued by Reviewed by Approved by Company
Approval

Electronic Filename : BCI-ENG-GPC-003


Document Number
PROSEDUR PEKERJAAN GALIAN, TIMBUNAN BCI-ENG-GPC-003
Date: 6-Nov-2021
DAN PEMADATAN Page 2 of 9

TABEL HALAMAN REVISI


ATTACHMENTS
REVISIONS
PAGE REMARKS REVISIONS REMARKS
ATT PAGE
0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
1
2
3
4
5 x
6 x
7 x
8 x
9 x
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25 REVISIONS
EXHI. PAGE REMARKS
26 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

Electronic Filename : BCI-ENG-GPC-003


Document Number
PROSEDUR PEKERJAAN GALIAN, TIMBUNAN BCI-ENG-GPC-003
Date: 6-Nov-2021
DAN PEMADATAN Page 3 of 9

TABEL ISI

Halaman sampul 1
Tabel revisi 2
Tabel komentar 3
Tabel isi 4
Dokumen referensi 5
1. Pengantar 5
2. Referensi Dokumen 5
3. Peralatan kerja 5
4. Tenaga kerja 6
5. Material timbunan 6
5.1 Sumber material timbunan 6
5.2 Persyaratan material timbunan 6
6. Metode 7
6.1 Persiapan 7
6.2 Pelaksanaan pekerjaana galian, timbunan & pemadatan 7
6.2.1 Pelaksanaan pekerjaan galian 8
6.2.2 Pelaksanaan pekerjaan timbunan & pemadatan 9
7. Lampiran 9

Electronic Filename : BCI-ENG-GPC-003


Document Number
PROSEDUR PEKERJAAN GALIAN, TIMBUNAN BCI-ENG-GPC-003
Date: 6-Nov-2021
DAN PEMADATAN Page 4 of 9

1. PENGANTAR

1.1. Objektif
Prosedur kerja ini dibuat untuk mengatasi persyaratan khusus untuk proyek “PROJECT
EXECUION PLAN SPECIFICALLY INDICATES CIVIL MINOR CONSTRUCTION AND
IMPROVEMENT SERVICE WILL BE ORGANIZED”

1.2. Lingkup kerja


Lingkup pekerjaan untuk proyek “REMUNERATION FOR ONSHORE PRICESSING
FACILITY (OPF) &REMUNERATION FOR WEST PANGKAH (WP)”. Didasarkan pada
gambar yang telah disetujui oleh pihak PERTAMINA sebagai gambar konstruksi, Rencana
kerja dan syarat – syarat teknis (RKS) dan dilampirkan sebagai bagian dari metode kerja
ini. Ruang Lingkup terdiri dari;
a. Pekerjaan galian
b. Pekerjaan timbunan
c. Pekerjaan pemadatan

2. REFERENSI DOKUMEN
a. Dokumen drawing PERUSAHAAN/OWNER
b. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis (RKS)
c. Kontrak kerja
d. ITP :……………………..

3. PERALATAN KERJA
a. Excavator PC200/320D = 2 unit
b. Alat survey = 1 unit
c. Dump truck = 5 unit
d. Buldozer = 1 unit
e. Vibro Compactor = 1 unit
f. Motor Grader = 1 unit
g. Stamper = 1 unit

Electronic Filename : BCI-ENG-GPC-003


Document Number
PROSEDUR PEKERJAAN GALIAN, TIMBUNAN BCI-ENG-GPC-003
Date: 6-Nov-2021
DAN PEMADATAN Page 5 of 9

h. Baby roller = 1 unit


i. Baricade = 1 lot
j. Handtools = 1 lot
k. Water tank = 1 lot

4. TENAGA KERJA
Tenaga kerja dilapangan terdiri dari sebagai berikut :
a. Site Manager = 1 Orang
b. Site Engineer = 1 Orang
c. Supervisor = 1 Orang
d. Surveyor = 1 Orang
e. QA/QC = 1 Orang
f. Safetyman = 1 Orang
g. Operator excavator = 2 Orang
h. Driver dump truck = 5 Orang
i. Operator Buldozer = 1 Orang
j. Operator Vibro Compactor = 1 Orang
k. Operator Motor Grader = 1 Orang
l. Mekanik = 1 Orang
m. Flagman = 2 Orang
n. Helper = 2 Person

5. MATERIAL TIMBUNAN
5.1 Sumber material
Material timbunan berasal dari dalam proyek REMUNERATION FOR ONSHORE
PRICESSING FACILITY (OPF) &REMUNERATION FOR WEST PANGKAH (WP)
yang memenuhi spesifikasi.

5.2 Persyaratan material timbunan


a. Bebas dari sampah, kotoran, kayu
b. Tidak mengandung vegatasi, gambut, bahan beracun, logam, plastic / bahan sintetis,

Electronic Filename : BCI-ENG-GPC-003


Document Number
PROSEDUR PEKERJAAN GALIAN, TIMBUNAN BCI-ENG-GPC-003
Date: 6-Nov-2021
DAN PEMADATAN Page 6 of 9

bahan mudah terbakar yang berbahaya

6. METODE
6.1 Persiapan

a. Mempersiapkan JSA dan SIKA dengan pihak PERUSAHAAN/ OWNER.


b. Membuat metode pengendalian banjir
c. Melakukan toolbox meeting sebelum memulai pekerjaan
d. Peralatan kerja sudah lolos inspeksi dan diberi label
e. Melakukan pemasangan patok dan leveling galian tanah
f. Melakukan pemasangan barricade di area pekerjaan
g. Melakukan leveling galian dan slooping lereng tanah
h. Mengajukan approval drawing ke pihak PERUSAHAAN/OWNER.

6.2 Pelaksanaan pekerjaan galian, timbunan & pemadatan

6.2.1 Pelaksanaan pekerjaan galian


a. Sebelum melakukan galian, terlebih dahulu dilakukan mapping untuk kabel, tiang
atau pipa yang ada di bawah tanah (tidak terlihat/unforeseen).
b. Dalam melakukan pengalian tanah/ tebing diperhatikan batas patok sesuai gambar
rencana / batas yang sudah ditandai oleh surveyor, perhatikan juga
kedalaman/elevasi yang akan digali.
c. Area Jalan dibersihkan dari pohon-pohon besar terlebih dahulu sesuai persetujuan
direksi pekerjaan.
d. Pembersihan top soil dan rumput serta pohon kecil sampai pada elevasi rencana
yaitu minimal 50 cm dari elevasi tanah awal.
e. MC 0 galian dihitung dari setelah pembersihan top soil.
f. Excavator melakukan galian tanah sampai pada level yang direncanakan.
g. Excavator akan mengambil Top soil untuk diangkut ke dump truck dan dibuang
pada tempat yang ditentukan.
h. Sebelum memulai perjalanan ke tempat pembuangan ban truck dibersihkan.

Electronic Filename : BCI-ENG-GPC-003


Document Number
PROSEDUR PEKERJAAN GALIAN, TIMBUNAN BCI-ENG-GPC-003
Date: 6-Nov-2021
DAN PEMADATAN Page 7 of 9

i. Pastikan tebing yang sudah dipotong memiliki sudut kemiringan yang aman dan
sudah sesuai rekomendasi pelaksana OWNER.
j. Diperlukan drainase sementara menghindari terjadi genangan air pada area galian
k. Penggalian tanah dekat pipa air dan kabel listrik existing dengan cara penggalian
manual
l. Pembuangan hasil galian tanah yang tidak terpakai ke area disposal yang telah
disetujui.
m. Selama pekerjaan galian, lereng harus dijaga agar tetap stabil. Jika diperlukan
dapat dipasang pengaman.
n. Penggunaan dan pembuangan bahan galian yang sangat organik/jenis tanah yang
akan menyulitkan dalam proses pemadatan dan dapat mengakibatkan setiap
penurunan yang tidak dikehendaki harus diklasifikasikan sebagai bahan yang tidak
memenuhi syarat.
o. Tanah yang biasa digunakan untuk timbunan kembali dipisahkan dengan top soil
p. Setiap penyelesaian pekerjaan perhari dilakukan house keeping jalan dan area.
q. Metode penggalian merujuk pada metode kerja

6.2.2 Pelaksanaan pekerjaan timbunan & pemadatan

a. Jenis material timbunan berdasarkan kebutuhan konstruksi dan perencanaan, jenis


material timbunan mengikuti desain sesuai dengan kebutuhan keperluan pekerjaan
yang akan dilaksanakan, pada proyek ini menggunakan timbunan bekas tanah
galian, timbunan pasir.dan timbunan limestone,
b. Pastikan mobilisasi dump truck keluar/masuk lokasi penggalian mengikuti rambu-
rambu yang ada, yang sudah disetujui pihak OWNER.
c. Apabila diperlukan, akan dibuat penahan tanah / turap sementara yang cukup kuat
agar tidak runtuh.
d. Menyiapkan area timbunan telah bersih dari tumbuhan dan top soil
e. Sebelum penghamparan timbunan pada setiap tempat, semua bahan yang tidak
diperlukan harus dibuang.

Electronic Filename : BCI-ENG-GPC-003


Document Number
PROSEDUR PEKERJAAN GALIAN, TIMBUNAN BCI-ENG-GPC-003
Date: 6-Nov-2021
DAN PEMADATAN Page 8 of 9

f. Dump truck menuangkan tanah timbunan di lokasi rencana serta akan di rapikan
dengan dozer/grader.
g. Timbunan dibuat sesuai persetujuan OWNER.
h. Timbunan dibuat berlayer dan timbunan dipadatkan dari tepi luar dan bergerak
menuju arah sumbu jalan dengan cara sedemikian rupa sehingga tiap ruas
menerima jumlah pemadatan yang sama. Setelah penghamparan timbunan, setiap
lapisan harus dipadatkan dengan vibro compactor. Tebal maksimal lapisan timbuan
30 cm dan dipadatkan sampai mencapai kepadatan 95 % dari kepadatan kering.
i. Pekerjaan pemadatan dilakukan pada saat area baik atau tidak hujan
j. Sebelum pemadatan dilakukan tanah terlebih dahulu disiram dengan air (water tank)
untuk mendapatkan pemadatan yang maksimal (bila diperlukan)
k. Pengujian kepadatan tanah harus dilakukan perlayer sesuai dengan spesifikasi
yang disyaratkan OWNER
Ketentuan untuk kepadatan tanah timbunan
1) Lapisan tanah pada kedalaman <30 cm dari tanah dasar harus dipadatkan
sampai dengan 100% (SNI 03-1742-1989)
2) Pada layer >30cm dapat dipadatkan sampai dengan 95% (SNI 03-1742-
1989)
l. Untuk pengujian kepadatan dilakukan dengan jarak (Interval) 200 meter.
m. Timbunan batu
Penghamparan dan pemadatan timbunan batu akan dilaksanakan dengan
menggunakan penggilas berkisi (grid) atau pemadat bervibrasi atau peralatan berat
lainnya yang serupa. Pemadatan harus dilaksanakan dalam arah memanjang
sepanjang timbunan, dimulai pada tepi luar dan bergerak ke arah sumbu jalan, dan
harus dilanjutkan sampai tidak ada gerakan yang tampak di bawah peralatan berat.
Setiap lapis harus terdiri dari batu bergradasi menerus dan seluruh rongga pada
permukaan harus terisi dengan pecahan-pecahan batu sebelum lapis berikutnya
dihampar. Batu tidak boleh digunakan pada 15 cm lapisan teratas timbunan dan
batu berdimensi lebih besar dari 10 cm tidak diperkenankan untuk disertakan dalam
lapisan teratas ini

Electronic Filename : BCI-ENG-GPC-003


Document Number
PROSEDUR PEKERJAAN GALIAN, TIMBUNAN BCI-ENG-GPC-003
Date: 6-Nov-2021
DAN PEMADATAN Page 9 of 9

n. Setelah tanah timbunan telah dihampar sampai dengan mendekati elevasi rencana,
Motor Grader akan kembali merapikan dan membentuk permukaan tanah.
o. Melakukan house keeping setelah selesai melakukan pekerjaan.

Electronic Filename : BCI-ENG-GPC-003


LAMPIRAN 7
Document Number :
PROSEDUR PEKERJAAN BERBUTIR
BCI / ENG / INSK / 323/0014

Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 1 of 12

Dokumen ini dibuat oleh Sistem Manajemen Dokumen Elektronik. Saat dicetak. Ini harus dianggap sebagai "Hanya untuk infomasi salinan". Salinan terkontrol adalah
versi layar, dan dengan demikian, adalah tanggung jawab pemegang untuk memastikan bahwa dia memegang versi terbaru yang valid.

PROSEDUR PEKERJAAN BERBUTIR

0.1 IFR 06-Nov-21 Issued For Review PL DS EK


Rev. Status Date Revision Description Issued by Reviewed by Approved by Pertamina Approval
Document Number :
PROSEDUR PEKERJAAN BERBUTIR
BCI / ENG / INSK / 323/0014

Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 2 of 12

TABEL HALAMAN REVISI

ATTACHMENTS
REVISIONS
PAGE REMARKS REVISIONS REMARKS
ATT PAGE
0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
1 x
2 x
3 x
4 x
5 x
6 x
7 x
8 x
9 x
10 x
11 x
12 x
13 x
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25 REVISIONS
EXHI. PAGE REMARKS
26 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
Document Number :
PROSEDUR PEKERJAAN BERBUTIR
BCI / ENG / INSK / 323/0014

Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 3 of 12

TABEL KOMENTAR

No Komentar Pertamina Komentar oleh Uraian tanggapan Tanggapan Keterangan


Kontraktor oleh
Document Number :
PROSEDUR PEKERJAAN BERBUTIR
BCI / ENG / INSK / 323/0014

Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 4 of 12

Daftar Isi
1. Pengantar............................................................................................................................ 5
1) Obyektif.............................................................................................................................. 5
2) Lingkup kerja ...................................................................................................................... 5

2. Referensi Dokumen ............................................................................................................ 5


3. Peralatan Kerja ................................................................................................................... 5
4. Tenaga Kerja ....................................................................................................................... 6
5. Persiapan Pekerjaan .......................................................................................................... 8
6. Pengamanan Lalu Lintas .................................................................................................... 8
7. Pelaksanaan Pekerjaan ..................................................................................................... 8
8. Akir Peralatan Pekerjaan ................................................................................................. 12
9. Bagan Alur Pekerjaan ...................................................................................................... 13
Document Number :
PROSEDUR PEKERJAAN BERBUTIR
BCI / ENG / INSK / 323/0014

Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 5 of 12

1.PENGANTAR
1) Objektif
Prosedur kerja ini dibuat untuk mengatasi persyaratan khusus untuk proyek
“KONSTRUKSI JALAN”
2) Lingkup kerja
‐ Pekerjaan ini mencakup Pengadaan dan Penghamparan yang di ikuti dengan
pemadatan Agregat Kelas B di lokasi jalan yang akan dikerjakan sesuai dengan yang
ditinjukkan pada gambar rencana.
‐ Pekerjaan dilaksanakan sepanjang jalan yang akan ditangani
‐ Pekerjaan dilakukan dengan menggunakan alat berat

2.REFERENSI DOKUMEN
‐ Dokumen drawing yang di tetapkan
‐ Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis (RKS)
‐ Kontrak kerja
‐ ITP :
3.PERALATAN KERJA
‐ Wheel Loader
‐ Dump truck
‐ Motor Grader
‐ Vibro Roller
‐ Water Tank
‐ Kereta dorong
‐ Sekop
‐ Garpu
Document Number :
PROSEDUR PEKERJAAN BERBUTIR
BCI / ENG / INSK / 323/0014

Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 6 of 12

4.TENAGA KERJA
Tenaga kerja dilapangan terdiri dari sebagai berikut :
‐ Site Manager
‐ Site Engineer
‐ Supervisor
‐ Surveyor
‐ QA/QC
‐ Operator
‐ Driver
‐ Checker
‐ Helper

5. PERSIAPAN
1) BCI membuat JSA untuk mendapat persetujuan pihak RDMP
2) BCI akan membawa Contoh Bahan/Material Agregat Kelas B ke Laboratorium untuk
dibuatkan Job Mix (Rencana Campuran) sesuai komposisi yang disyaratkan dalam
speksifikasi, untuk digunakan sebagai acuan campuran Agregat Kelas B selama
pelaksanaan Pekerjaan.
3) Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan shop drawing guna
mendapatkan persetujuan Pertamina
4) Peralatan dan Alat Kerja dipersiapkan agar proses kegiatan dapat berjalan maksimal,
demikian pula penempatan kelompok-kelompok pekerja disesuaikan kebutuhan
lapangan.
5) Peralatan telah diinspeksi oleh pihak perucsahaan/ Owner
6) Lapisan pondasi tidak boleh ditempatkan, dihampar atau dipadatkan sewaktu hujan dan
pemadatan tidak boleh dilakukan setelah hujan. Pekerjaan dilakukan dibawah kondisi
cuaca kering dan permukaan pekerjaan dalam keadaan kering juga.

6. PENGAMANAN LALU LINTAS


Pekerjaan ini meliputi penghamparan Agregat Kelas B sepanjang lokasi pekerjaan. Untuk itu
perlu adanya tindakan pengaturan dan pengamanan lalu lintas. Pengaturan lalulintas
dilakukan dengan memasang rambu-rambu Portabel. Beberapa petugas lalulintas pembawa
Document Number :
PROSEDUR PEKERJAAN BERBUTIR
BCI / ENG / INSK / 323/0014

Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 7 of 12

bendera (flagmen) ditempatkan pada lokasi pekerjaan untuk menjaga keamanan dan
kelancaran lalu lintas. Semua Petugas/pelaksana dilapangan, khususnya petugas pengaman
lalulintas diharuskan memakai APD.

7. PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pelaksanaan Lapis Pondasi Agregat Kelas B ini, dapat dijelaskan seperti berikut :
1) Melakukan toolbox meeting sebelum memulai pekerjaan
2) Buat marking elevasi yang akan dilakukan perkerasan agregat sesuai dengan gambar
oleh bagian pengukuran.
3) Mesin Pemadat dan alat bantu sudah siap diposisi pekerjaan.
4) Material yang didatangkan menggunakan dump truck dihampar sepanjang jalan dan
diratakan menggunakan Motor Grader dan dipadatkan menggunakan Vibrator Roller.
5) Dilakukan lapis demi lapis sesuai Spesifikasi teknis dan tidak menimbulkan perubahan
pada area tersebut.
6) Untuk menghasilkan kepadatan maksimal diperlukan kadar air yg optimal penyiraman
air menggunakan water tank.
7) Jumlah gilasan minimal 6 lintasan sehingga didapat kepadatan secara maksimal.

Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Kelas B ini diperlukan tahapan pelaksanaan secara khusus
untuk dapat memperoleh hasil pekerjaan yang sesuai dengan permintaan dalam spesifikasi
sebagai berikut ini:
1) Pekerjaan Persiapan untuk Lapis Pondasi Agregat Kelas B
a) Bahan Lapis Pondasi Agregat Kelas B dan pergantian persetujuan job mix
agregat kelas B sebelumnya di bawa ke laboratorium PU untuk dilakukan
pengujian sifat-sifat bahan yang ditawarkan agar sesuai dengan persyaratan
teknis yang telah ditetapkan
b) Bilamana Lapis Pondasi Agregat Kelas B akan dihampar pada perkerasan
jalan lama, semua kerusakan yang terjadi pada perkerasan atau bahu jalan
lama harus diperbaiki terlebih dahulu.
c) Sebelum pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Kelas B akan dilaksanakan, maka
lapisan dasar yang akan dilapisi harus dipersiapkan memenuhi persyaratan
dan telah ditangani sesuai dengan butir (a) dan (b) diatas, dan mendapatkan
Document Number :
PROSEDUR PEKERJAAN BERBUTIR
BCI / ENG / INSK / 323/0014

Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 8 of 12

persetujuan terlebih dahulu dari Direksi Pekerjaan dengan panjang paling


sedikit 100 meter panjangnya, seluruh daerah itu harus disiapkan dan disetujui
sebelum Lapis Pondasi Agregat di hampar.
d) Bilamana Lapis Pondasi Agregat Kelas B akan dihampar langsung diatas
permukaan Jalan lama, yang menurut pendapat direksi pekerjaan dalam
kondisi tidak rusak, maka harus dilakukan penggarukan atau pengaluran pada
permukaan perkerasan agregat lama dengan Motor Grader agar diperoleh
tahanan geser yang lebih baik.
2) Penghamparan
a) Bahan Lapis Pondasi Agregat Kelas B harus dibawa ke badan jalan sebagai
campuran yang merata dan harus di hampar pada kadar air yang disyaratkan.
b) Setiap lapis harus dihampar pada ketebalan yang merata agar menghasilkan
tebal padat yang diperlukan dalam toleransi yang di syaratkan. Bilamana akan
dihampar lebih dari satu lapis, maka lapisan-lapisan tersebut harus di usahakan
sama tebalnya.
c) Lapis Pondasi Agregat Kelas B harus diangkut, dihampar dan dibentuk dengan
salah satu metode yang disetujui yang tidak menyebabkan segregasi pada
partikel agregat kasar dan halus. Bahan yang bersegregasi harus diperbaiki
atau dibuang dan diganti dengan bahan yang bergradasi baik.
d) Tebal padat minimum untuk pelaksanaan setiap lapisan harus dua kali ukuran
terbesar agregat lapis pondasi. Tebal padat maksimum tidak boleh melebihi 20
cm, kecuali diperintahkan lain oleh Pertamina.
3) Pemadatan
a) Segera setelah pencampuran dan pembentukan akhir, setiap lapis harus
dipadatkan menyeluruh dengan alat pemadat yang cocok dan memadai dan
disetujui oleh pihak Perusahaan / Owner, hingga kepadatan paling sedikit
100% dari kepadatan kering maksimum modifikasi.
b) Direksi pekerjaan dapat memerintahkan agar digunakan mesin gilas beroda
karet digunakan untuk pemadatan akhir, bila mesin gilas statis beroda baja
dianggap mengakibatkan kerusakan atau degredasi berlebihan dari lapis
pindasi agregat.
c) Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam
rentang 3% dibawah kadar air optimum sampai 1% diatas kadar air optimum,
Document Number :
PROSEDUR PEKERJAAN BERBUTIR
BCI / ENG / INSK / 323/0014

Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 9 of 12

dimana kadar air optimum adalah seperti yang ditetapkan oleh kepadatan
kering maksimum.
d) Operasi penggilasan harus dimulai dari sepanjang tepi bergerak sedikit demi
sedikit kearah sumbu jalan, dalam arah memanjang. Pada bagian yang ber
"super elevasi", pengilasan harus dimulai dari bagian yang rendah dan
bergerak sedikit demi sedikit ke bagian yang lebh tinggi. Opersi penggilasan
harus dilanjutkan sampai seluruh bekas roda mesin gilas hilang dan lapis
tersebut terpadatkan secara merata.
e) Bahan sepanjang kerb, tembok dan tempat-tempat yang tak terjangkau mesin
gilas harus dipadatkan dengan tumbuk mekanis atau alat pemadat lainnya
yang disetujui
4) Perbaikan Terhadap Lapis Pondasi Agregat Kelas B yang Tidak Memenuhi Ketentuan
:
a) Lokasi hamparan dengan tebal atau kerataan permukaan yang tidak memenuhi
ketentuan toleransi yang disyaratkan atau permukaannya menjadi tidak rata
baik selama pelaksanaan atau setelah pelaksanaan , harus segera diperbaiki
dengan membongkar lapis permukaan tersebut dan mengurangi atau
menambahkan bahan sebagaimana diperlukan, kemudian dilanjutkan dengan
pembentukan dan pemadatan kembali.
b) Lapis Pondasi Agregat Kelas B yang terlalu kering untuk pemadatan , dalam
hal rentang kadar air seperti yang dipersyaratkan atau seperti yang
diperintahkan direksi pekerjaan harus digaru dan dilanjutkan dengan
penyemprotan air dalam kuantitas yang cukup serta digaruk kembali hingga
kadar air campuran merata.
c) Lapis Pondasi Agregat Kelas B yang terlalu basah harus digaruk secara
berulang - ulang pada cuaca kering dengan peralatan yang disetujui, disertai
waktu jeda dalam pelaksanaannya. Alternatif lain bilamana pengeringan yang
memadai tidak dapat diperoleh dengan cara tersebut diatas, maka direksi
pekerjaan dapat memerintahkan agar bahan tersebut diganti dengan bahan
lain yang memenuhi ketentuan.
d) Perbaikan atas Lapis Pondasi Agregat Kelas B yang tidak memenuhi
kepadatan yang disyaratkan dalam spesifikasi ini harus seperti yang
Document Number :
PROSEDUR PEKERJAAN BERBUTIR
BCI / ENG / INSK / 323/0014

Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 10 of 12

diperintahkan Pertamina dan dapat meliputi pemadatan tambahan, penggaruan


disertai penyesuian kadar air dan pemadatannya kembali.

5) Pengujian dan Pengukuran


a) Setelah pekerjaan telah selesai dilaksanakan maka selanjutnya maka
selanjutnya penyedia jasa memberitahukan kepada Pihak Direksi agar
dilakukan pengujian kepadatan Aggregat.
b) Pengujian harus seperti yang diperintahkan direksi pekerjaan. Setiap 1000
meter kubik bahan yang diproduksi, paling sedikit harus meliputi 5 pengujian
indeks plastisitas, 5 pengujian gradasi partikel, 1 pengujian kepadatan kering
maksimum.
c) Kepadatan dan kadar air bahan yang dipadatkan harus secara rutin diperiksa.
Pengujian dilakukan sampai seluruh kedalaman lapis, tetapi tidak boleh
berselang lebih dari 200m.
d) Apabila hasil lap menunjukkan bahwa pekerjaan telah sesuai dengan
spesifikasi dan ukuran ketebalan yang telah ditentukan, maka selanjutnya
penyedia jasa bersama-sama Pihak Direksi melakukan opname pekerjaan dan
apabila terdapat kekurangan volume maka Penyedia Jasa harus mengulangi
pekerjaan di titik yang dianggap kurang.
Document Number :
PROSEDUR PEKERJAAN BERBUTIR
BCI / ENG / INSK / 323/0014

Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 11 of 12

Ilustrasi Pekerjaan

8. AKHIR PERALATAN PEKERJAAN


1) Semua Alat Berat seperti Wheel Loader, Dump Truck, Motor Grader, Vibrator Roller
dan Water Tank Truck harus di bersihkan dan di parkir di lokasi yang datar dan aman,
yang telah ditentukan oleh Pertamina.
2) Semua Alat Berat seperti Wheel Loader, Dump Truck, Motor Grader, Vibrator Roller
dan Water Tank Truck harus di bersihkan dan di parkir di lokasi yang datar dan aman,
yang telah ditentukan oleh Safety Engineer.
3) Saat parkir peralatan-peralatan tersebut dipasang pengganjal roda terutama bila
diparkir di tempat miring.
4) Demikian pula Alat Bantu Pertukangan yang telah dipakai terlebih dahulu
dicuci/dibersihkan lalu disimpan pada tempat yang aman.
Document Number :
PROSEDUR PEKERJAAN BERBUTIR
BCI / ENG / INSK / 323/0014

Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 12 of 12

9. BAGAN ALUR PEKERJAAN LAPIS PONDASI AGREGAT KLAS B


LAMPIRAN 8
LAMPIRAN 9
Document Number :
METODE KERJA KERAMIK / GRANIT
BCI / ENG / INSK / 321/010
Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 1 of 4

PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA

METODE KERJA PASANGAN GRANITE


Document Number :
METODE KERJA KERAMIK / GRANIT
BCI / ENG / INSK / 321/010
Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 2 of 4

1. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan pemasangan keramik penutup keramik meliputi, pengadaan material keramik
(penutup lantai), pemasangan keramik dan perapihan hasil pekerjaan.

2. Persiapan Pekerjaan
a. Pembuatan dan pengajuan shop drawing pekerjaan pasang lantai keramik/ granit.
b. Approval material yang akan digunakan.
c. Persiapan lahan kerja.
d. Persiapan material kerja, antara lain : keramik / Granit , PC, PP,
e. semen warna, dll.
f. Persiapan alat bantu kerja, antara lain : ruskam, sendok spesi, benang,
g. jidar aluminium, waterpass, palu karet,, gerinda, alat potong manual dll.

3. Pengukuran
Lebih dahulu juru ukur/surveyor menentukan dan menandai (marking) lokasi untuk
star/awal pemasangan keramik dan level permukaan lantai keramik.

4. Pelaksanaan pekerjaan
1. Lantai dasarnya/permukaan dibersihkan dari kotoran/debu dan disiram terlebih
dahulu sebelum ditebar adukan pasangan keramik.
2. Rendam keramik terlebih dahulu dalam air sampai jenuh sebelum dipasang.
3. Buat adukan untuk pasang keramik
4. Cari center line ruangan dan pasang benang untuk bantuan mendapatkan pasangan
permukaan lantai keramik yang rata dan garis siar/nat yang lurus.
5. Buat kepalaan adukan jarak 1-1.5 m agar adukan yang ditebar
permukaannya rata/flat.
6. Tebar adukan secara merata untuk menghindarkan terjadi rongga
7. Selanjutnya langkah awal pemasangan keramik pembuatan garis bantu (marking)
sebagai pedoman pemasangan keramik.
8. Pemasangan keramik sebagai star point pertama pemasangan diawali dari sudut
dinding pintu untuk menyesuai pasangan antara ruangan. Lalu dilakukan tarik
benang arah x dan y serta memasangnya secara berbaris sebagai patokan.
9. Pasang lantai keramik/ granit kepalaan untuk tanda awal pemasangan pada adukan
yang sudah ditebar dengan menggunakan semen dengan ad 1PC : 4PP sebagai
Document Number :
METODE KERJA KERAMIK / GRANIT
BCI / ENG / INSK / 321/010
Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 3 of 4

perekat. Kemudian dilanjutkan pemasangan lantai keramik lainnya dengan acuan


kepalaan pasangan keramik yang telah dibuat.
10. Supaya mendapatkan pasangan keramik/ granit yang stabil digunakan alat bantu
berupa palu karet dengan cara mengetuk permukaan keramik untuk mendatarkan /
meratakan permukaan keramik.
11. Pastikan keramik / granit tidak di injak selama 24 jam pertama, pasang rambu-rambu
dan marka agar tidakada yang melewati area yang baru selesai di pasangan keramik
/ granit.
12. Cek kerataan permukaan pasangan lantai keramik/ granit dengan
waterpass.
13. Setelah pemasangan lantai keramik/ granit selesai, biarkan beberapa saat untuk
mengeluarkan udara yang ada dalam adukan pasangan lantai keramik/ granit.
Setelah itu baru dilanjutkan dengan pekerjaan perapihan/finish garis siar/nat
14. Lakukan pemasangan grouting nat keramik/ granit minimum setelah pemasangan
keramik/ granit, tetapi iealnya grouting di lakukan 1 minggu agar peerbaikan
kerusakan keramik dan pemasangan dapat di lakukan terlebih dahulu.
15. Bersihkan permukaan pasangan keramik/ granit yang telah terpasang dengan kain
lap basah sampai bersih.

5. Pekerjaan Grouting Nat Keramik/ granit Lantai


1. Nad dipasang pada keramik/ granit yang sudah berumur 3 atau 4 hari.
2. Korek lubang alur nad keramik / granit dgn sikat kawat sampai sedalam ketebalan
keramik.
3. Bersihkan alur lubang nad dan permukaan keramik / granit dari kotoran.
4. Siram alur lubang nad keramik/ granit dengan air dan biarkan dalam beberapa menit.
5. Tuangkan adonan ke dalam ember. Aduk adonan tersebut sampai rata.
6. Tuangkan adonan semen acian pada alur lubang nad keseluruh permukaan
keramik yang luasnya telah ditentukan dengan tahapan per 3 X 3 meter.
7. Tekan adonan acian yang telah 1/2 kering pada posisi diatas masing-masing alur
nad supaya meresap dan padat.
8. Setelah kering, bersihkan sisa semen pada permukaan keramik tersebut dgn busa
atau kain.
9. Cekungkan alur nad tersebut dengan menggunakan kawat yang telah ditekuk 1/2
lingkaran atau dgn kepala paku.
Document Number :
METODE KERJA KERAMIK / GRANIT
BCI / ENG / INSK / 321/010
Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 4 of 4

10. Rapikan pinggiaran keramik dengan skrap.

Teknis Pelaksanaan Pekerjaan

Pengajuan Approval
Penentuan Elevasi Penentuan Star Point
Material dan Shop Drawing

Pembersihan Pemasangan Keramik /


Granit
LAMPIRAN 10
Document Number :
PROSEDUR PEKERJAAN BETON
(BEKISTING, PEMBESIAN & CURING) BCI / ENG / INSK / 323/006

Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 1 of 26
Dokumen ini dibuat oleh Sistem Manajemen Dokumen Elektronik. Saat dicetak. Ini harus dianggap sebagai "Hanya untuk infomasi salinan". Salinan
terkontrol adalah versi layar, dan dengan demikian, adalah tanggung jawab pemegang untuk memastikan bahwa dia memegang versi terbaru yang valid.

PROSEDUR PEKERJAAN BETON


(BEKISTING, PEMBESIAN & CURING)

0.1 6-Nov-21 IFT Issued For Tender


Company
Rev Date Status Revision Description Issued Checked Approved
Approval

Electronic Filename : BCI-ENG-INSK-323-006


Document Number :
PROSEDUR PEKERJAAN BETON
(BEKISTING, PEMBESIAN & CURING) BCI / ENG / INSK / 323/006

Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 2 of 26

TABEL HALAMAN REVISI


ATTACHMENTS
REVISIONS
PAGE REMARKS REVISIONS REMARKS
ATT PAGES
0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5

1 1 14
2 2 15
3 3 16
4 4 15
5 5 17
6 6 18
7 7 19
8 8 20
9 9 21
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29

Electronic Filename : BCI-ENG-INSK-323-006


Document Number :
PROSEDUR PEKERJAAN BETON
(BEKISTING, PEMBESIAN & CURING) BCI / ENG / INSK / 323/006

Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 3 of 26

1. PENGANTAR

Prosedur ini dibuat sebagai persyaratan minimum dari tahapan pekerjaan dan konstruksi untuk
proyek Konstruksi dan Struktur bangunan, dan dapat diharapkan kesepakatan untuk
penjelasan terutama pada Pelaksanaan Pekerjaan Beton, Bekisting, Pembesian dan Curring.

2. RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan untuk proyek Konstruksi dan Struktur bangunan didasarkan pada gambar
yang telah disetujui oleh pihak Perusahaan /owner sebagai gambar konstruksi, Rencana
kerja dan syarat – syarat teknis (RKS) dan dilampirkan sebagai bagian dari metode kerja ini.

3. REFERENSI DOKUMEN
1) Dokumen drawing
2) Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis (RKS)
3) Kontrak kerja :
4) ITP :

4.PERALATAN KERJA
1) Pump concrete
2) Alat survey + tools
3) Mixer Truck
4) Bar Bending
5) Bar Cutter/Cutting Whell
6) Baricade
7) Troli (Artco)
8) Vibrator
9) Cangkul
10) Cutting tosh
11) Gegep
12) Scafolding

Electronic Filename : BCI-ENG-INSK-323-006


Document Number :
PROSEDUR PEKERJAAN BETON
(BEKISTING, PEMBESIAN & CURING) BCI / ENG / INSK / 323/006

Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 4 of 26

5.TENAGA KERJA
Tenaga kerja dilapangan terdiri dari sebagai berikut :
1) Site Manager
2) Site Engineer
3) Site Supervisor
4) Surveyor
5) QA/QC
6) Safetyman
7) Safety officer
8) Operator excavator PC 200 Hitachi
9) Driver mixer truck
10) Mekanik
11) Flagman
12) Tukang
13) Helper

6. TATA CARA PELAKSANAAN PEKERJAAN BETON BERTULANG

Pekerjaan ini mencakup penyiapan lahan, pembuatan bekisting, pemasangan besi beton,
serta curing pengecoran pada area yang telah diberi lantai kerja atau plastik cor dengan
mempertimbangkan campuran material sesuai dengan rencana dan spesifikasi yang
ditentukan oleh Owner.

6.1 MATERIAL

6.1.1 Semen

1) Semua semen harus semen Portland yang sesuai dengan persyaratan dalam peraturan
Portland cement Indonesia NI-8 atau ASTM C-150 atau standar Inggris BS12 atau SNI 15-
2049-2004

2) Mutu semen yang memenuhi syarat dan dapat dipakai adalah semen gresik,tiga roda dan
holcim serta memenuhi persyaratan NI-08, Pemilihan salah satu merk semen adalah
mengikat dan dipakai untuk seluruh pekerjaan.

3) Semen sebaiknya memakai yang masih baru ( jangan yang sudah terlalu lama hasil
produksinya )

Electronic Filename : BCI-ENG-INSK-323-006


Document Number :
PROSEDUR PEKERJAAN BETON
(BEKISTING, PEMBESIAN & CURING) BCI / ENG / INSK / 323/006

Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 5 of 26

4) Kantong semen masih dalam keadaan utuh

5) Semen yang akan dipakai tidak boleh yang sudah mengandung butiran – butiran yang telah
mengalami pembekuan.

6) Di gudang menyimpanan semen harus diletakan dengan jarak 30 cm dari tanah dan tinggi
tumpukan semen maksimal 8 zak semen.

7) Penyimpanan semen diatur sedemikian rupa, sehingga urutan penggunaan semen tersebut
sesuai dengan urutan pengirimannya.

6.1.2 Pasir

1) Pasir yang digunakan dalam proyek bangunan ini adalah pasir alam yang berasal dari sungai
atau pasir alam lainnya yg lolos inspeksi owner / Perusahaan

2) Pasir yang dipakai mempunyai butiran yang tajam keras dan agak kasar tetapi mempunyai
kandungan butiran halus

3) pasir harus dibersihakan dari tumbuh-tumbuhan,sampah lain dan tidak mengandung bahan -
bahan yang lain tidak dikehendaki

4) Kandungan lumpur dalam pasir max 5 % terhadap berat kering. Untuk beton lebih besar dari
K225 sebaiknya kandungan lumpur kurang dari 1 % untuk itu sebaiknya pasir dicuci terlebih
dahulu

Pasir harus memiliki “ modulus kehalusan butiran “ antara 2” sampai 3”, Atau di selidiki dengan
saringan standar SNI untuk beton :

SARINGAN No. PERSENTASE SATUAN


TIMBANGAN YANG TERTINGGAL
DI SARINGAN

4 0~15

8 6~15

16 10~15

30 10~30

50 15~35

100 12~20

Electronic Filename : BCI-ENG-INSK-323-006


Document Number :
PROSEDUR PEKERJAAN BETON
(BEKISTING, PEMBESIAN & CURING) BCI / ENG / INSK / 323/006

Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 6 of 26

6.1.3 Kerikil atau batu pecah

6.1.3.1 Agregat kasar untuk beton dapat mempergunakan kerikil ( koral ) untuk beton yang
kekuatannya kurang dari 175 kg/cm2

6.1.3.2 Untuk beton yang kekuatanya lebih basar dari 175 kg/cm2 agregat kasar sebaiknya
mempergunakan batu pecah ( split )

6.1.3.3 Agregat kasar harus terdiri dari butir - butir batu yang keras , tidak berpori-pori dan
mempunyai permukaan yang tidak licin

6.1.3.4 Agregat kasar batu split tidak boleh berbentuk pipih ( tipis ), harus berbentuk persegi
tajam

Agregat kasar sebaiknya terdiri dari butir-butir yang bermacam-macam ukuran antara
0.5 s/d 5 cm, kandungan lumpur kurang dari 1 %

6.1.3.5 Agregat kasar harus dipilih agar ukurannya ≤ ¾ jarak bersih minimum antara baja
tulangan.

6.1.4 Air Pencampur adukan

6.1.4.1 Air untuk pencampur dan pembasahan harus bersih tidak boleh mengandung bahan
yang bisa merusak beton atau besi tulangan, misal asam, garam, alkali, minyak dan
lain-lain

6.1.4.2 Dalam hal ini sebaiknya air yang akan dipakai diperiksakan dulu kelaboratorium, atau
bila tidak mungkin sebaiknya memakai air yang dapat diminum

6.1.4.3 Pemeriksaan air didasarkan pada SNI 03-6817-2002

6.1.5 Bahan Aditif

6.1.5.1 Bila dipergunakan bahan tambahan adhitif untuk keperluan tertentu, agar
pemakaiannya mengikuti petunjuk-petunjuk dalam brosur yang diberikan oleh
produsen

6.1.5.2 Pemakaian merk dan nama bahan tambahan agar disesuaikan kegunaan dan
maksud tujuan yang diperlukan dan disetujui oleh direksi pekerjaan.

6.1.6 Tulangan beton

Electronic Filename : BCI-ENG-INSK-323-006


Document Number :
PROSEDUR PEKERJAAN BETON
(BEKISTING, PEMBESIAN & CURING) BCI / ENG / INSK / 323/006

Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 7 of 26

Metode pekerjaan penulangan beton atau metode pekerjaan pembesian beton; prinsip-prinsip
utama beton bertulang dimana pernah kita ketahui bahwa beton (tak bertulang) merupakan
material yang sangat kuat terhadap tekan akan tetapi beton tak bertulang sangat lemah
terhadap gaya tarik.

Sedangkan syarat sebuah struktur haruslah mempunyai kekuatan terhadap tekan dan tarik,
maka beton tadi mutlak memerlukan tulangan atau pembesian. Gabungan dua metrial ini
yaitu beton dan baja tulangan beton menjadi material yang disebut beton bertulang. Penting
sekali peran tulangan beton itu. Syarat-syarat Metode Pekerjaan Penulangan Beton.

Sebelum melakukan pekerjaan perlu diyakinkan bahwa besi yang anda gunakan sudah
sesuai dengan yang direncanakan dan telah memenuhi syarat. Tulangan yang dipakai Baja
BJTD 320 (U32) untuk besi ulir > 13mm, dan Baja BJTP 240 (U24) <13 mm.
( BJ berarti Baja, TP berarti Tulangan Polos.TD berarti Tulangan Deformasi/Ulir).
Toleransi untuk tulangan beton mengacu pada SNI 03-6816-2002
Contoh BJTP – 24 menyatakan baja tulangan polos dengan tegangan leleh material
2400kg/cm2 (240 MPa).

Jenis Besi yang di pakai di proyek Reroute meliputi :

1) Besi ø 8 mm,SNI

2) Besi ø 10 mm,SNI

3) Besi D 12 mm,SNI

4) Besi D 16 mm,SNI

5) Besi 25 mm,Untuk dowel.

6) Jika diperlukan memakai wiremesh, maka yang dipakai wiremesh.

6.1.6.1 Peralatan Pabrikasi tulangan beton :

1) Mesin bar bending

2) Mesin bar cutting

3) Secara manual

Electronic Filename : BCI-ENG-INSK-323-006


Document Number :
PROSEDUR PEKERJAAN BETON
(BEKISTING, PEMBESIAN & CURING) BCI / ENG / INSK / 323/006

Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 8 of 26

6.1.6.2 Persiapan Pembesian :

Semua material besi yang akan digunakan harus dilaksanakan uji material terlebih dahulu di
laboratorium yang ditunjuk dan atau yang direkomendaskan oleh Direksi serta disaksikan
atau witness QC Perusahaan / Owner.

Sebelum melakukan pabrikasi/pemotongan tulangam beton, melihat schedule tulangan dan


memperhatikan diameter besi yang dipakai dan jumlah besi,

Dalam pemasangan perlu diperhatikan jarak antara tulangan pertama dengan


selanjutnya.,tulangan pokok,tulangan geser dan sengkang dipasang sesuai dengan drawing
yang di setujui Perusahaan / Owner

6.2 Pekerjaan Beskiting :

Dalam proyek konstruksi pembangunan, menggunakan bahan bekisting multiplek tebal 12


mm, bekisting dengan menggunkan multiplek harus diperkuat kaso borneo super 5/7, 6/10,
6/12 dan sebagainya. Untuk mendapatkan kekakuan dan kekuatan yang maksimal atau dari
bahan lain yang sudah dapat persetujuan dari Perusahaan / Owner.

Ada banyak tahapan pengerjaan bekisting beton yang perlu diperhatikan. Setiap tahapan
memegang peranan penting dan saling mendukung dengan tahapan lainnya. Kesalahan
dalam satu tahapan dapat berakibat buruk bagi tahapan selanjutnya. Kualitas bangunan pun
akan terpengaruh.

Salah satu tahapan penting dalam proses pembangunan adalah tahapan bekisting beton
bertulang.

Tahapan bekisting beton bertulang ini memiliki 5 alur kerja yang sangat penting untuk
dipahami. Dengan memahami dan mengikuti alur kerjanya dengan tepat, maka proses
pembangunan yang berkualitas akan didapat. Berikut ini alur pengerjaan bekisting beton
bertulang selengkapnya.

6.2,1 Perencanaan bekisting beton bertulang

6.2.1.1 Dalam perencanaan ini perlu dipelajari terlebih dahulu mengenai struktur bangunan
yang hendak dikerjakan. Memeriksa dengan cermat desain struktur, mekanikal
elektrikal dan arsitektur. Jika diperlukan, lakukan perubahan atau penyesuaian yang
dibutuhkan.

Electronic Filename : BCI-ENG-INSK-323-006


Document Number :
PROSEDUR PEKERJAAN BETON
(BEKISTING, PEMBESIAN & CURING) BCI / ENG / INSK / 323/006

Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 9 of 26

6.2.1.2 Setelah itu barulah bisa ditentukan metode pelaksanaan pekerjaan yang akan
dijalankan. Selanjutnya buatlah gambar shop drawing untuk bekisting beton
bertulang. Dari gambar yang dibuat, lakukan penghitungan jenis dan jumlah material
bekisting beton bertulang yang nantinya akan dipakai. Dari penghitungan jenis dan
jumlah material dapat diketahui pula besar biaya yang akan dikeluarkan untuk
pekerjaan ini.

6.2.1.3 Dalam proses perencanaan ini pula perlu ditentukan mengenai pengadaan bekisting.
Bekisting bisa didapatkan dengan cara membeli atau menyewa dari supplier. Tentu
saja setiap pilihan memiliki konsekuensi masing-masing. Setelah pengadaan
ditentukan, barulah dilakukan pengajuan penawaran kepada penyedia bekisting
untuk mendapatkan harga yang sesuai. Pada alur ini bisa ditentukan juga tenaga
kerja yang bertanggung jawab terhadap proses pengiriman, pemasangan dan
pembongkaran bekisting.

6.2.1.4 Jika perencanaan sudah selesai dilakukan, selanjutnya lakukan evaluasi yang
berkaitan dengan besarnya biaya, kualitas dan metode kerja.

6.2.2 Pengadaan bekisting

6.2.2.1 Bila pilihan untuk pengadaan bekisting sudah ditentukan, selanjutnya pada alur yang
kedua ini ditentukan metode pengiriman bekisting dari supplier ke lokasi pengerjaan
pembangunan. Perlu juga dilakukan pengawasan terhadap penerimaan material
bekisting agar sesuai dengan data perencanaan kebutuhan bekisting. Tentukan pula
langkah yang harus diambil jika material bekisting sudah sampai di lokasi
pembangunan. Apakah material bekisting langsung dipasang ataukah harus
disimpan terlebih dahulu sampai waktu yang telah ditentukan.

6.2.3 Pemasangan bekisting

6.2.3.1 Pada alur ketiga ini, lakukan pengukuran lokasi pengerjaan dengan tepat
berpedoman pada gambar shop drawing bekisting yang dibuat pada alur pertama.
Setelah pengukuran selesai, bersihkan bekisting dari kotoran. Bekisting haruslah
dalam keadaan bersih agar diperoleh hasil cor beton yang rapi dan sesuai dengan
struktur yang diharapkan.

6.2.3.2 Kemudian lakukan pemasangan bekisting beton bertulang sesuai dengan garis
marka ukur yang sudah dibuat. Periksa dengan seksama posisi, tingkat kedataran
dan juga tingkat ketegakannya. Periksa pula kekuatan bekisting. Bila sudah
terpasang dengan benar, barulah bisa dilakukan pengecoran beton.

Electronic Filename : BCI-ENG-INSK-323-006


Document Number :
PROSEDUR PEKERJAAN BETON
(BEKISTING, PEMBESIAN & CURING) BCI / ENG / INSK / 323/006

Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 10 of 26

6.2.4 Pembongkaran bekisting

Bekesting akan dibongkar saat kekuatan beton telah mencapai 70% dengan persetujuan
direksi pekerjaan. Pada alur ini, dilakukan pembongkaran bekisting tentu saja jika bekisting
sudah tidak lagi digunakan atau saat hasil pengecoran beton bertulang sudah bisa dibuka.
Urutan pembongkaran bekisting ini perlu ditentukan sejak awal supaya proses pembongkaran
bisa berjalan dengan cepat dan efisien. Lantas perlu ditentukan pula penggunaan bekisting
selanjutnya.

6.2.5 Pemilahan bekisting

Pada alur kerja yang terakhir ini, dilakukan pemilahan bekisting yang sudah tidak bisa
dipakai. Material yang tak lagi berguna bisa segera dibuang sehingga lokasi pembangunan
bersih dari sampah. Sedangkan meterial yang masih bisa dimanfaatkan bisa disisihkan.

6.3 Pekerjaan pembesian


6.3.1 Baja tulangan
6.3.1.1 Semua baja tulangan beton harus baru, mutu dan sesuai dengan standar Indonesia
NI-1, PBI- 1971, ASTM designation A-15, SNI 07-2052-2002 dan disetujui
oleh Owner / Perusahaan.

6.3.1.2 RDMP berhak meminta kepada kontraktor PT.BCI, surat keterangan pengujian baja
tulangan oleh pabrik, dan semua baja tulangan beton yang disediakan
Untuk persetujuan oleh Perusahaan / Owner sesuai dengan persyaratan mutu
setiap bagian konstruksi yang tercantum di dalam gambar rencana

6.3.1.3 Besi beton yang akan dipakai telah di tes Tarik di lab sesuai persetujuan Perusahaan
/ Owner.

6.3.1.4 Sebelum baja tulangan beton dipasang harus bersih dari karat,serpih-serpih,gemuk,
zat kimia lainnya,mimyak yang dapat merusak atau mengurangi daya rekat baja
tulangan dengan beton
Khusus untuk plat lantai beton,dapat mengunakan wiremesh atas persetujuan pihak
Perusahaan / Owner.

Electronic Filename : BCI-ENG-INSK-323-006


Document Number :
PROSEDUR PEKERJAAN BETON
(BEKISTING, PEMBESIAN & CURING) BCI / ENG / INSK / 323/006

Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 11 of 26

6.4 Pekerjaan Curing / Perawatan Beton

6.4.1 Definisi Curing atau Perawatan Beton

6.4.1.1 Dilakukan saat beton sudah mulai mengeras yang bertujuan untuk menjaga agar
beton tidak cepat kehilangan air dan sebagai tindakan menjaga kelembaban/suhu
beton sehingga beton dapat mencapai mutu beton yang diinginkan. Pelaksanaan
perawatan beton dilakukan setelah beton mengalami atau memasuki fase hardening
(untuk permukaan beton yang terbuka) atau setelah bekisting beton dilakukan
bongkaran dengan durasi tertentu yang dimaksudkan untuk memastikan terjaganya
kondisi yang diperlukan untuk proses reaksi senyawa kimia yang terkandung dalam
campuran beton.

6.4.1.2 Proses curing ini meliputi pemeliharaan kelembaban dan kondisi suhu, baik dalam
beton maupun di permukaan beton dalam periode waktu tertentu.

6.4.2 Tujuan Perawatan Beton


1) Menjaga beton dari kehilangan air semen yang banyak pada saat-saat setting time concrete.
2) Menjaga perbedaan suhu beton dengan lingkungan yang terlalu besar.
3) Stabilitas dari dimensi struktur.
4) Mendapatkan kekuatan beton yang tinggi.
5) Mencegah keretakandari susut beton.

6.4.3 Metode Perawatan Beton

- Terdapat berbagai macam metode curing beton yang umum dilakukan baik dengan
pembasahaan sederhana, penguapan dan menggunakan membran.

6.4.4 Perawatan Dengan Pembasahan

Permukaan Perkerasan Beton Semen yang terekspos harus segera dirawat dengan
penyemprotan bahan perawatan yang disetujui, beton segera disemprot setelah
permukaan tersebut selesai dikasarkan dengan sikat sesuai dengan kondisi berikut ini :

a) Bahan perawatan harus dalam bentuk lapisan yang menerus dan tak terputus, dan
disemprotkan dengan merata dalam 2 kali penyemprotan :

i) Pertama-tama dalam waktu 15 menit setelah kondisi air permukaan “tidak


begitu mengkilap”, dan

Electronic Filename : BCI-ENG-INSK-323-006


Document Number :
PROSEDUR PEKERJAAN BETON
(BEKISTING, PEMBESIAN & CURING) BCI / ENG / INSK / 323/006

Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 12 of 26

ii) Yang kedua 10 sampai 30 menit setelah itu atau sebagaimana disarankan
pabrik pembuatnya.

b) Pada permukaan dengan acuan tetap, penyemprotan pertama haruslah dalam 30


menit setelah penggarukan dan yang kedua haruslah 15 sampai 45 menit
sesudahnya.

c) Alat penyemprot yang dapat beroperasi penuh merupakan prasyarat untuk


penghamparan perkerasan.

d) Masing-masing penyemprotan harus dengan kadar yang sesuai dengan sertifikat


pengujian untuk perawatan yang efisien, harus memenuhi nilai minimum 0,20
ltr/m2, kecuali bahwa:

Untuk lokasi yang disemprot selain dengan alat penyemprot mekanik, kadar
penyemprotan harus lebih tinggi 25% dari kadar yang disebutkan dalam sertifikat
pengujian untuk perawatan yang efisien, harus memenuhi nilai minimum 0,20
ltr/m2. Lokasi ini termasuk permukaan untuk sambungan dan ruas-ruas dengan
tepi acuan bergerak yang ditunjang oleh acuan sementara pada saat
penyemprotan awal.

e) Setiap ruas yang penyemprotannya tidak memenuhi syarat harus disemprot ulang
dalam waktu 6 (enam) jam dengan kadar penyemprotan yang telah diuji tidak
kurang dari kekurangan dua kali penyemprotan semula.

f) Lapisan perawatan harus dipertahankan utuh dalam bentuk selaput (membrane)


yang menerus dan tidak patah sampai kekuatan lapangan sebesar 300 kg/cm2
dicapai. Setiap kerusakan selaput perawatan (curing membrane) harus diperbaiki
dengan penyemprotan manual pada lokasi yang cacat.

Sebagai tambahan, apabila melakukan penghamparan pada segmen baru baik arah
melintang atau arah memanjang, maka pada perkerasanbeton yang telah dicor
sebelumnya dengan umur kurang dari 7 hari harus dilakukan penyemprotan ulang
minimum 2 m pada sisi yang bersebelahan baik melintang atau memanjang, dan dapat
diperluas pada lokasi yang sering dilalui orang selama pengecoran pada sambungan
konstruksi.

6.4.5 Perawatan Dengan Penguapan / Steam

- Sebelum perawatan dengan penguapan dilaksanakan, beton harus dipertahankan terlebih


dahulu dan berada pada suhu 10°-30°C selama beberapa jam. Perawatan dengan
penguapan berguna pada daerah yang mempunyai musim dingin. Perawatan ini harus diikuti

Electronic Filename : BCI-ENG-INSK-323-006


Document Number :
PROSEDUR PEKERJAAN BETON
(BEKISTING, PEMBESIAN & CURING) BCI / ENG / INSK / 323/006

Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 13 of 26

dengan perawatan dengan pembahasan setelah lebih dari 24 jam, minimal selama umur 7
hari, agar kekuatan tekan dapat tercapai sesuai dengan rencana pada umur 28 hari.
Perawatan dengan penguapan dilakukan dengan 2 cara yaitu :

- Perawatan dengan tekanan yang rendah berlangsung selama 10-12 jam dengan tekanan
berkisar antara 40°-55°C
- Perawatan dengan tekanan tinggi berlangsung selama 10-16 jam dengan tekanan pada suhu
65°-95°C, dengan suhu akhir 40°-55°C.
- Kenaikan temperature maksimim 14ºC/jam

6.4.6 Perawatan Dengan Membran Plastik

- Membran yang digunakan untuk perawatan beton ini merupakan penghalang fisik untuk
menghalangi penguapan air. Bahan yang digunakan harus kering dalam waktu 4 jam (sesuai
final setting time), dan membentuk selembar film yang continue, melekat dan tidak beracun,
tidak selip, bebas dari lubang-lubang halus dan tidak membahayakan beton.

- Lembaran plastik atau lembaran lain yang kedap air dapat digunakan dengan sangat efesien.
Perawatan dengan menggunakan membran sangat berguna untuk perawatan pada lapisan
perkerasan beton (rigid pavement). Cara ini harus dilaksanakan sesegera mungkin setelah
waktu pengikatan beton. Perawatan dengan cara ini dapat juga dilakukan setelah atau
sebelum perawatan dengan pembahasan.

6.4.7 Perawatan dengan karung goni

- Karung goni dibasahkan dan di hamparkan ke area permukaan beton.


- Karung goni dibasahi setiap 3 jam

6.4.8 Waktu Perawatan Beton

- Dilakukan setelah pengecoran beton selesai dgn sempurna ,Penyiraman air dilakukan pada
pagi hari kisaran jam 08.00 wita dan siang siang hari jam 11.00 wita

Electronic Filename : BCI-ENG-INSK-323-006


Document Number :
PROSEDUR PEKERJAAN BETON
(BEKISTING, PEMBESIAN & CURING) BCI / ENG / INSK / 323/006

Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 14 of 26

6.5 Metode pengecoran :

6.5.1 Tujuan
Prosedur pengecoran ini dibuat sebagai acuan dalam pelaksanaan pekerjaan
pengecoran beton agar diperoleh mutu beton sesuai yang disyaratkan oleh owner

6.5.2 Definisi
Pekerjaan pengecoran adalah pekerjaan penuangan beton segar ke dalam cetakan suatu
elemen struktur yang telah dipasangi besi tulangan. Sebelum pekerjaan pengecoran
dilakukan harus dilakukan inspeksi pekerjaan untuk memastikan cetakan dan besi
tulangan telah terpasang sesuai rencana.

6.5.3 Ketentuan umum

a. Pekerjaan pengecoran mengacu pada dokumen kontrak dan spesifikasi teknis


b. Sebelum dilakukan pekerjaan pengecoran, pastikan drawing, SIKA/JSA sudah disetujui oleh
owner
c. Melakukan approval job mix dan trial mix ke Perusahaan / Owner
d. Pengambilan jumlah sampel benda uji yang diambil mengacu kepada ACI 381 M-11
ditentukan berdasarkan keperluan beton total pada proyek dan kapasitas truk mixer.
Untuk pengecoran hasil produksi ready mix, maka pada pekerjaan beton dengan jumlah
masing-masing mutu  60 m3 harus diperoleh satu hasil uji untuk setiap maksimum 15 m3
beton pada interval yang kira-kira sama, dengan minimum satu hasil uji tiap hari. Dalam
segala hal jumlah hasil pengujian tidak boleh kurang dari empat. Apabila pekerjaan beton
mencapai jumlah  60 m3, maka untuk setiap maksimum 20 m3 beton berikutnya setelah
jumlah 60 m3 tercapai harus diperoleh satu hasil uji.
e. Untuk uji lapangan dilakukan slump test dengan acceptable range (10 cm± 2 cm)
f. Setiap pekerja wajib melaksanakan house keeping
g. Selama pekerjaan wajib menggunakan alat pelindung diri.
h. Tidak boleh dilakukan penambahan air.

6.5.4 Peralatan yang digunakan


a. Theodolite
b. Waterpass
c. Meteran
d. Cangkul

Electronic Filename : BCI-ENG-INSK-323-006


Document Number :
PROSEDUR PEKERJAAN BETON
(BEKISTING, PEMBESIAN & CURING) BCI / ENG / INSK / 323/006

Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 15 of 26

e. Concrete pump
f. Molen Mixer
g. Vibrator
h. Lampu penerangan

6.5.5 Persiapan
a. Melakukan approval job mix & trial mix kepada Perusahaan / Owner.
b. Prosedur pekerjaan pengecoran, drawing, SIKA / JSA sudah disetujui oleh Perusahaan /
Owner
c. Semua pekerja memakai APD
d. Peralatan telah lulus inspeksi sebelum memulai pekerjaan
e. Area kerja pengecoran sudah siap, baik akses jalan maupun tempat untuk pengecoran.
f. Pastikan tulangan telah terpasang sesuai drawing approved dan telah diinspeksi oleh QC
Perusahaan / Owner
g. Pengajuan metode pengecoran

6.5.6 Pekerjaan pengecoran


a. Sebelum melakukan aktifitas pekerjaan beton, semua pekerja dilapangan harus mengikuti
tool box meeting
b. Sebelum dilakukan pengecoran harus dicek bekisting dan lain-lain
c. Drawing pengecoran sudah diapproval oleh Perusahaan / Owner
d. Pada Proyek ini menggunakan pengecoran ready mix untuk pekerjaan struktur dengan
volume besar
e. Untuk pengecoran keseluruhan menggunakan concrete pump. Beton yang dipakai beton
ready mix dengan kekuatan sesuai spesifikasi yang disyaratkan.
- Untuk struktur K-275 dan K-350
- Untuk lantai kerja K-175
f. Tinggi jatuh beton tidak boleh lebih dari 1,5 meter. Dimaksudkan untuk menghindari
terjadinya segregasi beton.
g. Pada saat pengecoran dilakukan penggelaran dengan menggunakan concrete vibrator untuk
menghindari beton berongga.
h. Apabila pengecoran harus dihentikan sebelum selesai, ditempat penghentian pengecoran
dipasang kawat ayam atau water stop untuk pengecoran selanjutnya.
i. Sambungan beton lama dan beton baru menggunakan bonding agent.
j. Apabila slump tidak tercapai harus ditambahkan superplastiliser

Electronic Filename : BCI-ENG-INSK-323-006


Document Number :
PROSEDUR PEKERJAAN BETON
(BEKISTING, PEMBESIAN & CURING) BCI / ENG / INSK / 323/006

Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 16 of 26

k. Penambahan air tidak diizinkan


l. Suhu saat penuangan beton ≤ 32° dan suhu harus > 4,5°
m. Kontrol hasil pengecoran
n. Melakukan house keeping, setelah pekerjaan pengecoran selesai
o. Untuk mendapatkan hasil mutu kekentalan adukan yang kurang lebih sama, selama produksi
agar dilakukan pengetesan slump setiap ± 5 m3 atau per mixer beton dan diwaspadai untuk
menyiapkan plastic/terpal pada saat hujan atau cuaca panas terik yang tinggi

p. Untuk mengetahui mutu kekuatan beton hasil produksi maka secara teratur setiap pekerjaan
beton mencapai jumlah  60 m3, maka untuk setiap maksimum 20 m3 beton berikutnya
setelah jumlah 60 m3 tercapai harus diperoleh satu hasil uji. (reff. RKS 7.1.6.3e).
q. Untuk bahan uji tes beton dirawat di lapangan.
r. Saat pengecoran beton ready mix dapat dihentikan bila cuaca tidak mendukung seperti hujan
lebat atau ada hambatan lain.
s. Apa bila waktu setting beton sdh 2 hari belum mengeras tidak sesuai dengan
direncanakan,perlu ambil tindakkan menghubungi pihak vendor untuk mencari solusi terbaik
t. Sambungan beton lama dan beton baru menggunakan bonding agent
u. Benda uji beton dilakukan perawatan di lapangan sesuai SNI 03-4810-1998, bukan di
workshop batching plant
v. Dalam masa pengerasan beton, beton dilakukan penyiraman secara teratur dan ditutup oleh
karung goni yang disiram untuk proses curing

Electronic Filename : BCI-ENG-INSK-323-006


Document Number :
PROSEDUR PEKERJAAN BETON
(BEKISTING, PEMBESIAN & CURING) BCI / ENG / INSK / 323/006

Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 17 of 26

7. LAMPIRAN :

Electronic Filename : BCI-ENG-INSK-323-006


Document Number :
PROSEDUR PEKERJAAN BETON
(BEKISTING, PEMBESIAN & CURING) BCI / ENG / INSK / 323/006

Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 18 of 26

Pengecoran Lantai Kerja (Beton K-175)

Pekerjaan Pembesian Box Culvert

Electronic Filename : BCI-ENG-INSK-323-006


Document Number :
PROSEDUR PEKERJAAN BETON
(BEKISTING, PEMBESIAN & CURING) BCI / ENG / INSK / 323/006

Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 19 of 26

Pekerjaan Pembesian Badan Jalan

Electronic Filename : BCI-ENG-INSK-323-006


Document Number :
PROSEDUR PEKERJAAN BETON
(BEKISTING, PEMBESIAN & CURING) BCI / ENG / INSK / 323/006

Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 20 of 26

Pekerjaan Bekisting

Electronic Filename : BCI-ENG-INSK-323-006


Document Number :
PROSEDUR PEKERJAAN BETON
(BEKISTING, PEMBESIAN & CURING) BCI / ENG / INSK / 323/006

Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 21 of 26

Pekerjaan Pengecoran Badan Jalan (Beton K-300)

Electronic Filename : BCI-ENG-INSK-323-006


Document Number :
PROSEDUR PEKERJAAN BETON
(BEKISTING, PEMBESIAN & CURING) BCI / ENG / INSK / 323/006

Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 22 of 26

Pengecoran turap beton

Perawatan Beton

Electronic Filename : BCI-ENG-INSK-323-006


Document Number :
PROSEDUR PEKERJAAN BETON
(BEKISTING, PEMBESIAN & CURING) BCI / ENG / INSK / 323/006

Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 23 of 26

Bentuk Besi beton Polos (a) & Besi Ulir (b+c)

Alat Slump Test

Electronic Filename : BCI-ENG-INSK-323-006


Document Number :
PROSEDUR PEKERJAAN BETON
(BEKISTING, PEMBESIAN & CURING) BCI / ENG / INSK / 323/006

Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 24 of 26

Cetakan Benda Uji Kubus & Silinder beton

Alat Test Tekan Beton

Electronic Filename : BCI-ENG-INSK-323-006


Document Number :
PROSEDUR PEKERJAAN BETON
(BEKISTING, PEMBESIAN & CURING) BCI / ENG / INSK / 323/006

Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 25 of 26

Truck ready mix

Truck pompa Beton

Vibrator beton

Electronic Filename : BCI-ENG-INSK-323-006


Document Number :
PROSEDUR PEKERJAAN BETON
(BEKISTING, PEMBESIAN & CURING) BCI / ENG / INSK / 323/006

Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 26 of 26

Electronic Filename : BCI-ENG-INSK-323-006


LAMPIRAN 11
Document Number :
PROSEDUR KERJA PAVING BLOCK BCI-ENG-GPC-016
Date : 06 – Nov - 2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA Page 1 of 11

PROSEDUR KERJA PAVING BLOK

Rev. Status Date Revision Description Issued by Reviewed Approved Company

Electronic Filename : BCI-ENG-GPC-016


Document Number :
PROSEDUR KERJA PAVING BLOCK BCI-ENG-GPC-016
Date : 06 – Nov - 2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA Page 2 of 11

TABEL HALAMAN REVISI

ATTACHMENTS
REVISIONS
PAGE REMARKS PAG REVISIONS REMARKS
ATT
0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 E 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25 EXHI PAG REVISIONS
REMARKS
26 X . E 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
27 X
28 X
29
30
31
32
33
34
35
36

Electronic Filename : BCI-ENG-GPC-016


Document Number :
PROSEDUR KERJA PAVING BLOCK BCI-ENG-GPC-016
Date : 06 – Nov - 2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA Page 3 of 11

DAFTAR ISI

Halaman sampul 1

Tabel revisi 2

Tabel komentar 3

Daftar isi 4

Dokumen referensi 5

1. Analisa 6

Electronic Filename : BCI-ENG-GPC-016


Document Number :
PROSEDUR KERJA PAVING BLOCK BCI-ENG-GPC-016
Date : 06 – Nov - 2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA Page 4 of 11

DOKUMEN REFERENSI

1. UMUM

1.1. Lingkup Pekerjaan

a. Bagian ini mencakup ketentuan / syarat -syarat (pembayaran, pengiriman,


penyimpanan, pemasangan) untuk pekerja, material, dan peralatan.

b. Pekerjaan yang termasuk :

 Penyediaan material Paving Block / lnterlocking Block sesuai bentuk dan


ukuran yang dispesifikasikan, material pasir, sub-grade, dan base grade
sesuai standar dan speslfikasi serta penyiapan lahan yang akan
dipasang paving seperti : cutting dan filling, perkerasan (compaction)
untuk sub base dan base grade, serta pemasangan paving / interlocking
block.

 Sub grade dan base course harus disiapkan sesuai level yang
ditunjukkan dalam gambar dan spesifikasi ini.

 Slope harus dibuat ke arah drain outlet sesuai gambar.

 Pemasangan kansteen

c. Bagian-bagian yang terkait :

 Pasal Pekerjaan Sarana Luar

 PasaL Pekerjaan Landscape

 Pekerjaan Pasangan Dinding Bagian Luar

Paving Block adalah suatu produk campuran dengan komposisi yang sama
dengan adukan beton biasa. Perbedaan paving block dengan beton biasa adalah
metode pelaksanaannya.

Paving Block dibuat tidak dalam kondisi jenuh air dan diberi tekanan/pressing. Sama
dengan adukan beton, salah satu parameter mutu paving block adalah Kuat Tekan.

Standart Mutu paving Block diatur di SNI 03-0691-1996 adalah sebagai berikut :

Electronic Filename : BCI-ENG-GPC-016


Document Number :
PROSEDUR KERJA PAVING BLOCK BCI-ENG-GPC-016
Date : 06 – Nov - 2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA Page 5 of 11

1. Sifat tampak paving block untuk lantai harus mempunyai bentuk yang
sempurna, tidak terdapat retak-retak dan cacat, bagian sudut dan rusuknya
tidak mudah direpihkan dengan kekuatan jari tangan.
2. Bentuk dan ukuran paving block untk lantai tergantung dari persetujuan atara
pemakai dan produsen. Setiap produsen memberikan penjelasan tertulis
dalam leaflet mengenai bentuk, ukuran, dan konstruksi pemasangan paving
block untuk lantai
3. Penyimpangan tebal paving block untuk lantai diperkenankan kurang lebih 3
mm
4. Paving block untuk lantai harus mempunyai harus mempunyai kekuatan fisik
seperti tabel berikut :

a. Paving Block Mutu A digunakan untuk jalan


b. Paving Block Mutu B digunakan untuk Pelataran Parkir
c. Paving Block Mutu C digunakan untuk Pejalan Kaki/Trotoar
d. Paving Block Mutu D digunakan untuk taman dan penggunaan lainnya.

Dengan spesifikasi yang tertera diatas supaya menjadi acuan pemasangan


mutu paving di proyek Re-Route Jalan Yos Sudarso, dimana diarea jalan utama
dipasang dengan mutu beton dengan kelas mutu A yang seharusnya jika ditinjau dari
fungsi dan kegunaan paving yang dipasang adalah untuk pejalan kaki.

Maka jika fungsi tersebut hanya untuk pejalan kaki mutu paving C sudah
cukup untuk mengcover fungsi tersebut. oleh karena itu dengan adanya case seperti
diatas kami selaku pelaksana pekerjaan mengusulkan adanya penurunan spesifikasi
mutu paving .

Electronic Filename : BCI-ENG-GPC-016


Document Number :
PROSEDUR KERJA PAVING BLOCK BCI-ENG-GPC-016
Date : 06 – Nov - 2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA Page 6 of 11

Mutu Paving yang akan kami ajukan untuk pekerjaan paving Jalan utama yaitu Mutu
Paving B dengan spesifikasi pengujian terlampir.

Lampiran Pengujian :

Electronic Filename : BCI-ENG-GPC-016


Document Number :
PROSEDUR KERJA PAVING BLOCK BCI-ENG-GPC-016
Date : 06 – Nov - 2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA Page 7 of 11

2. BAHAN

2.1. Material

a. Bahan yang digunakan dalam bagian ini harus secara menyeluruh sesuai
dengan standar SII khususnya mengenai kekuatan, toleransi ukuran, warna
pudar, dan sesuai dengan persetujuan dari MK dan Pemberi Tugas.

b. Material paving block coble stone harus memiliki tipe sebagai berikut dan
disetujui oleh MK dan Pemberi Tugas.
 Produksi : Conblock Indonesia

Electronic Filename : BCI-ENG-GPC-016


Document Number :
PROSEDUR KERJA PAVING BLOCK BCI-ENG-GPC-016
Date : 06 – Nov - 2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA Page 8 of 11

 Ukuran : 20 x 20 em, 30 x 30 em
 Ketebalan : 6 cm
 Warna : ditentukan kemudian
 Pemasangan : mengikuti standar pemasangan pabrik
 Bentuk-bentuk paving block sesuai yang ditunjukkan oleh gambar perencana
maupun warna-warna pilihan yang dipakai dalam membuat ola.

c. Material kansteen memiliki tipe sebagai berikut :

 Tipe dengan tali air


 Tipe tanpa tali air
 Tipe dengan mulut air
 Produksi : Dusaspun, Conbloc indonesia, atau setara.

Electronic Filename : BCI-ENG-GPC-016


Document Number :
PROSEDUR KERJA PAVING BLOCK BCI-ENG-GPC-016
Date : 06 – Nov - 2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA Page 9 of 11

Metode Pelaksanaan Pemasangan Paving Block

Langkah awal, sebelum Paving block dipasang pastikan struktur dari lahan yang hendak di
Paving dalam keadaan benar-benar padat. Apabila belum padat dapat dipadatkan dengan
menggunakan mesin Roller (Wales) atau Stamper kuda. Hal ini biar lahan yang telah
dipasang paving block tidak amblas.

Sebelum pekerjaan pemasangan paving kita mulai, kita harus memperhatikan syarat-syarat
yang harus dipenuhi sebagai berikut:

1. Lapisan Subgrade
Subgrade atau lapisan tanah paling dasar harus diratakan terlebih dahulu, sehingga
mempunyai profil dengan kemiringan sama dengan yang kita perlukan untuk
kemiringan Drainage (Water run off) ialah minimal 1,5 %. Subgrade atau lapisan
tersebut harus kita padatkan dengan kepadatan minimal 90 % MDD (Modified Max
Dry Density) sebelum pekerjaan subbase dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi
teknis yang kita butuhkan. Ini sangat penting untuk kekuatan landasan area paving
nantinya.

2. Lapisan Subbase
Pekerjaan lapisan subbase harus diadaptasi dengan gambar dan spesifikasi teknis
yang kita butuhkan. Profil lapisan permukaan dari subbase juga harus mempunyai
minimal kemiringan 2 %, dua arah melintang kekiri dan kekanan. Kemiringan ini
sangat penting untuk jangka panjang kestabilan paving kita.

3. Kanstin/Penguat Tepi
Kanstin atau Penguat tepi atau Kerb harus sudah kita pasang sebelum pemasangan
paving dilakukan. Hal ini harus dilakukan untuk menahan paving pada tiap sisi biar
paving tidak bergeser sehingga paving akan lebih rapi pada hasil akhirnya.

4. Drainase/Saluran Air
Seperti halnya kanstin, Drainase atau Saluran air ini juga harus sudah kita pasang
sebelum pemasangan paving dilakukan. Hal ini sangat wajib dilakukan untuk
effisiensi waktu/kecepatan pekerjaan. Drainage yang dikerjaan setelah paving
terpasang akan sangat mengganggu pekerjaan pemasangan paving itu sendiri
sebab harus membongkar paving yang sudah terpasang.

Electronic Filename : BCI-ENG-GPC-016


Document Number :
PROSEDUR KERJA PAVING BLOCK BCI-ENG-GPC-016
Date : 06 – Nov - 2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA Page 10 of 11

o Pastikan permukaan lahan yang akan di paving dalam kondisi rata/ sudah
level.

o Pasang Kanstin beton sebagai pengunci paving block, biar paving block yang
sudah terpasang tidak bergeser.

o Gelar debu watu mengikuti kemiringan yang telah ditentukan kemudian


diratakan dengan menggunakan jidar kayu.

o Lakukan pemasangan paving block dengan cara maju kedepan, sementara


pekerja pemasang paving berada diatas paving yang telah terpasang.

o Untuk tepian lahan/ sudut-sudut yang belum terpasang paving block (las-
lasan), potong paving block dengan menggunakan alat pemotong paving
block / paving block cutter.

o Setelah lahan 100% sudah terpasang paving block, selanjutnya kita lakukan
pengisian antar naat paving block tersebut (pengisian joint filler) dengan
menggunakan debu batu.

o Padatkan paving block yang telah terpasang dengan menggunakan baby


roller atau stamper kodok 1 hingga 2 kali putaran biar timbul gaya saling
mengunci antar paving block satu sama lainnya.

o Bersihkan area lahan yang telah terpasang paving block dari sisa-sisa debu
batu.

3.2. Pemasangan

a. Paving / lnterlocking Block harus dipasang dengan membentuk sudut 45° dengan
pola seperti sirip dengan sambungan maksimum 5 mm.
b. Kecuali bila disebutkan berbeda dari spesifikasi dalam gambar, permukaan profil
diagonal interlocking block harusnya minimum 2,5% dengan toleransi faktor 10mm.
c. Dalam setiap 3m permukaan, deviasi yang diijinkan tidak boleh lebih dari 8mm dan
perbedaan ketinggian dari setiap block tidak boleh lebih dari 2mm.
d. Block kunci harus diatur sepanjang kansteen untuk menghindari pemotongan dari
interlocking block.

Electronic Filename : BCI-ENG-GPC-016


Document Number :
PROSEDUR KERJA PAVING BLOCK BCI-ENG-GPC-016
Date : 06 – Nov - 2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA Page 11 of 11

3.3. Pemotongan dan Kapasitas

a. Sambungan interlocking block dengan kansteen harus diset dengan block kunci
yang dipotong dengan mesin pemotong spesial.
b. Paving haruslah seluruhnya dipadatkan dengan peralatan plate vibrator yang
memiliki 0,3 - 0,5 m2 plate dengan gaya sentrifugal 1,6 - 2,0 ton.
c. Pemadatan harus dilakukan sebanyak 3 kali sebelum sambungan diisi dengan pasir
dengan partikel maksimum 1mm, disikat dan divibrator sebanyak 3 kali, pemadatan
pada setiap saat menggunakan roller bobot 3ton.
d. Plate vibrator tidak boleh digunakan pada jarak 3 meter dari lokasi kansteen yang
belum di cor atau interlocking block yang belum terkunci.
e. Area yang dipadatkan tidak boleh digunakan untuk lalu-lintas orang lewat sampai
seluruh block terpasang / terkunci.

3.4. Pembersihan dan Perlindungan

a. Pekerjaan yang sudah selesai harus dibersihkan dari adukan dan bekas-bekas
minyak.
b. Tutuplah area dari lalu-lintas orang dan pekerjaan-pekerjaan lain selama
pemasangan paling tidak selama 3 (tiga) hari setelah selesainya pekerjaan.
c. Paving / interlocking block yang sudah terpasang harus dilindungi dengan lembaran
plywood.

Electronic Filename : BCI-ENG-GPC-016


LAMPIRAN 12
Document Number :
PROSEDUR PEKERJAAN RANGKA BAJA
BCI / ENG / INSK / 323/012

Date : 06-Nov-2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 1 of 10

PROSEDUR PEKERJAAN STRUKTUR BAJA

0.0 Issued for Review 6-Nov-2021 MA FB

Rev. Prepared Checked Reviewed Approved


Description Date
No by by by by
Document Number :
PROSEDUR PEKERJAAN RANGKA BAJA
BCI / ENG / INSK / 323/012
Date : 6-Nov -2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 2 of 10

MAKSUD DAN TUJUAN


1. TUNJAUAN UMUM
2. REFERENSI DOKUMEN
3. MATERIAL, PERSONIL DAN PERALATAN
4. STRUKTUR ORGANISASI PROYEK
5. URUTAN PEKERJAAN
5.1 PEKERJAAN PERSIAPAN
5.2 METODE PEKERJAAN
Document Number :
PROSEDUR PEKERJAAN RANGKA BAJA
BCI / ENG / INSK / 323/012
Date : 6-Nov -2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 3 of 10

1. UMUM
1.1. Tujuan
Tujuan dari dokumen ini adalah untuk menggambarkan pernyataan Metode Kerja
Struktur Baja
1.2. Lingkup
Lingkup Prosedur ini akan di terapkan pada pelaksanaan pekerjaan yang
menggunakan struktur baja

2. REFERENSI DOKUMEN,
Lingkup pekerjaan untuk proyek Pekerjaan Struktur Baja didasarkan pada dokumen &
gambar yang telah di setujui oleh pihak Perusahaan/owner sebagai gambar konstruksi,
rencana kerja dan syarat syarat teknis ( RKS)

3. MATERIAL, PERSONIL DAN PERALATAN


Sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat yang kami terima dari
Perusahaan/owner perihal material, personil dan peralatan yang akan kita gunakan
selama kontrak ini berlangsung sampai dengan selesai. Kebutuhan material, personil
dan peralatan akan di detailkan rincian nya mengacu pada RKS (Rencana, kerja dan
syarat)

3.1 MATERIAL
Dapat dilihat pada Lampiran – Daftar Material.
Sesuai daftar material yang di butuhkan pada pelaksanaan pekerjaan ini di antaranya
 Pipe Steel dia 2 “ inc completed
 Pipe Steel dia 3 “ inc completed
 Pipe Steel dia 3.5 “ inc completed
 Pipe Steel dia 4 “ inc completed
 Steel plate
 UNP
 Angle
 H beam
 WF
 Bolt dia. 16 mm
 Bolt dia 14 mm
Document Number :
PROSEDUR PEKERJAAN RANGKA BAJA
BCI / ENG / INSK / 323/012
Date : 6-Nov -2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 4 of 10

 Dynabolt M-16
 Dynabolt M-14
 Roofing / Cladding lysaght inc clip clock
 Nut material for lysaght
 Pipe sch 20”

3.2 PERSONIL
Dalam Pelaksanaan Pekerjaan ini membutuhkan rincian Tenaga Kerja sebagai
berikut :
- Site Manager
- Site Engineer
- QA/QC
- Supervisor
- Surveyor
- Asisten surveyor
- HSE Officer
- Safetyman
- Logistik
- Welder
- Pitter
- Painter
- Scafolder
- Helper / Pekerja
- Driver Dump Truck

3.3. PERALATAN
Untuk peralatan yang akan di gunakan dalam pekerjaan struktur baja, adalah
 Excavator
 Dump Truck
 Hiab Crane
 Tripot / gympole
 Scaffolding
 Generator 150 kVa
 Cutting toch
Document Number :
PROSEDUR PEKERJAAN RANGKA BAJA
BCI / ENG / INSK / 323/012
Date : 6-Nov -2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 5 of 10

 Hammer 5 kg
 Civil Tools

4. STRUKTUR ORGANISASI PROYEK


Struktur Organisasi memuat seluruh personil yang terlibat pada pekerjaan ini berupa
Pimpinan Proyek, Tenaga Ahli dan Tenaga Terampil. Detail Struktur Organisasi Proyek ini
dapat dilihat pada Lampiran – Struktur Organisasi.

5. URUTAN PEKERJAAN
5.1. Pekerjaan Persiapan
Sebelum proses penggalian dilaksanakan hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Prosedur K3 dalam pekerjaan Struktur Baja
2. Pemilihan jenis, jumlah dan komposisi alat yang digunakan berdasarkan waktu
pelaksanaan dan lokasi proyek.
3. Pengaturan arah manuver alat berat dan dump truck yang baik dengan
memperhatikan site yang ada.
4. Jalan kerja yang memenuhi syarat.
5. Pemeliharaan lingkungan sekitar proyek .
6. Jam kerja yang diperbolehkan oleh daerah dimana pekerjaan struktur baja
dilaksanakan.
7. Menggunakan alat angkut beban yang sesuai dengan bobot yang di angkat

5.2. Metode Pekerjaan

Metode pelaksanaan pekerjaan Struktur Besi / baja menggunakan Metode Kerja dengan
tahapan tahapan sebagai berikut :

 Langkah I.

 Pabrikasi kolom, rafter balok, konsol , support gording dan aksesories di workshop
kontraktor di luar area lokasi kerja
 Spesifikasi, mengikuti gambar kerja
 Setelah rangkaian Struktur Baja sesuai desain dan selesai, lakukan blasting
secara keseluruhan sebelum melakukan tahapan pengecatan tahap 1, 2 dan 3
 Material yang di gunakan berdasarkan spesifikasi yang di tetapkan TOR
pekerjaan
Document Number :
PROSEDUR PEKERJAAN RANGKA BAJA
BCI / ENG / INSK / 323/012
Date : 6-Nov -2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 6 of 10

 Lakukan cat dasar Zinc Organic Rich tebal 75qm DFT ( Pigment Colour Red
Oxide), merek Jotun, Hampel, International atau Setara
 2nd Epoxy Surface Tolerance tebal 150qm DFT (Pigment Colour Pastel Green),
merek Jotun, Hampel, International atau Setara
 finish coat : Polyurethane (Aliphatic) tebal 75q m DFT, merek Jotun, Hampel,
International atau Setara

 Langkah II.

 Mobilisasi semua rangkaian Struktu Baja dari workshop kontraktor ke lokasi kerja

 Turunkan dengan menggunkan hiap crane dan beri bantalan kayu untuk
menghindari penumpukan yang merusak cat maupan material lainnya

 Sesuaikan peletakan struktur baja yang akan di pasang atas lahan yang mudah di
jangkau oleh alat bantu angkat

 Langkah III.

 Penyetelan dan pemasangan baut penghubung konsol dengan menggunakan


hyap crane atau tripot

 Untuk Struktur Baja yang tinggi 9 meter lakukan penyambungan Kolom 6 meter
+3 meter + konsol di pasang di bawah dengan bantuan alat angkat, kencangkan
semua baut dengan kunci pas.

 Langkah IV.

 Penyetelan dan pemasangan baut penghubung Struktur baja kanan kiri dengan
bantuan forklip/ troli

 Sambung Struktur baja bila sudah di satukan dengan baut, lanjutkan dengan
Struktur baja berikutnya

 Rangkain Struktur baja yang sudah tersambung di susun dengan menggunakan


bantalan Kayu

 Struktur Baja 6 meter +3 meter + konsol di pasang di bawah dengan bantuan alat
angkat beban berat manual

 Langkah V.
Document Number :
PROSEDUR PEKERJAAN RANGKA BAJA
BCI / ENG / INSK / 323/012
Date : 6-Nov -2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 7 of 10

 Instal scaffolding dengan dengan ketinggian 9 meter / setinggi Struktur baja


ataupun berdasarkan ketinggian desain gambar, letakkan didepan pedestal kolom,
setelah rangkain terpasang scaffolding dapat di gunakan setelah mendapatkan
inspeksi dari inspektor scaffolding dan dinyatakan aman untuk di gunakan

 Lakukan Erection Struktur baja berdasarkan urutan kiri dan kanan secara
bergantian sehingga kedudukan posisi crane atau tripot, dapat menjangkau kolom
baja yang akan di pasang

 Pada saat pengangkatan Struktur Baja, pekerja membantu memasukkan lubang


baot di baseplat ke anchor bout di pedestal, bila sudah pas, kencangkan bout
yang mengikat kolom dengan pedestal

 Lakukan pemasangan Struktur Baja berikutnya pada sisi sebelah dengan metode
yang sama.

 Sebagian bangunan yang menggunakan kuda kuda baja ringan, pabrikasi dapat
dilakukan di tempat, ukuran lebar tinggi mengukur bangunan yang sudah berdiri,
atau mengikuti gambar desain balok yang sudah , pemasangan kuda kuda baja
ringan di sambungkan ke beam baja dengan jarak 1 sd 2 meter. Bila masing
masing kuda kuda sudah terpasang berdir I, pasang canal C melintang dan
diagonal agar posisi kuda kuda terikat kokoh. Langkah berikutnya memasang
ring 3/5 yang jaraknya menyesuaikan atap apa yang di pakai pada bangunan
tersebut

 Langkah VI.
Document Number :
PROSEDUR PEKERJAAN RANGKA BAJA
BCI / ENG / INSK / 323/012
Date : 6-Nov -2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 8 of 10

 Pekerjaan Sagrod Atap, sagrod clading , ikatan angin kuda-kuda di luar area
pekerjaan dalam hal ini , kontraktor mengerjakan di workshop di luar area lokasi
pekerjaan
 Pemasangan sagrod bisa dilaksanakan bersamaan dengan pemasangan purlin
sebagai pengaku konstruksi
 Pemasangan Sagrod Atap, sagrod clading , ikatan angin kuda-kuda
menggunakan Scaffolding yang sudah di persiapkan bisa disesuaikan posisinya
mendekati area pekerjaan , pemasangan ikatan angin menghubungkan lubang
pada kupingan kuda kuda ke plat yang ada pada ikatan angin, masukkan baut
dan kencangkan, setelah kencang, langkah berikut memutar turn bukle sampai
posisi ikatan angin kencang

 Langkah VII.

 Pekerjaan rangka listplank dapat pabrikasi diluar area, apabila pekerjaan struktur
baja utama selesai di pasang, rangka lisplank bisa di pasang sesuai ukuran
desain
 Bila rangka selesai di pasang, lisplank dapat di pasang menggunakan skruw
 Aplikasi pemasangan masih menggunakan scaffolding yang masih di pasang
sebelumnya

 Langkah VIII.

 Pemasangan Atap setelah rangkaian kuda kuda dan aksesoriesnya sudah


terpasang kokoh. Pemasangan atap mulai sisi yang paling rendah ke tinggi
 Pekerja dapat mentransfer material menggunakan scaffolding atau bantuan crane
 Lakukan pemasangan menggunakan screw atap yang di atas permukaan purlin
 Bila atap selesai terpasang kana dan kiribubungan dapat di pasang sebagai
penutup atap

Aspek K3
Segala bentuk pekerjaan Struktur Baja yang menggunakan las maupun alat alat lainnya
yang menghasilkan panas dan percikan api, harus tetap mengedepankan segi keamanan,
Metode pengaman pada percikan api pada saat pengelasan :
 Tetap menggunakan pelindung mata (kacamata las / kap las) dengan kode
standar US ANSI Z87.1 atau standar Eropa EN166 atau standart SNI yang
berlaku.
Document Number :
PROSEDUR PEKERJAAN RANGKA BAJA
BCI / ENG / INSK / 323/012
Date : 6-Nov -2021
PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA
Page 9 of 10

 Menggunakan pelindung kulit lengan (sarung tangan kulit) untuk melindungi dari
percikan api las atau benda panas lainnya.
 Menggunakan sepatu pengaman (safety shoes) untuk menghindari bahaya benda
jatuh atau bahaya percikan api las dan bahaya listrik lainnya.
 Menggunakan pakaian kerja las (leather apron) untuk melindungi seluruh bagian
tubuh dari panas dan percikan las.
 Untuk bahan mudah terbakar ; sebelum pekerjaan dilakukan mengidentifikasi
areadengan memindahkan barang/material yang mudah terbakar (area kerja
bersih dari bahan mudah terbakar)
 Penyediaan APAR ; harus berada minimal 5 m dari lokasi kerja
LAMPIRAN 13
Document Number :
BCI-ENG-GPC-016
PROSEDUR PEMANCANGAN SPUN PILE Date : 25-Nov-2021
Page 1 of 11

Dokumen ini dibuat oleh Sistem Manajemen Dokumen Elektronik. Saat dicetak. Ini harus dianggap sebagai "Hanyauntukinfomasisalinan". Salinan terkontrol adalah versi layar,
dan dengan demikian, adalah tanggung jawab pemegang untuk memastikan bahwa dia memegang versi terbaru yang valid.

PROSEDUR PEMANCANGAN SPUN PILE

Company
Rev. Status Date Revision Description Issued by Reviewed by Approved by
Approval

Electronic Filename : BCI-ENG-GPC-00


Document Number :
BCI-ENG-GPC-016
PROSEDUR PEMANCANGAN SPUN PILE Date : 25-Nov-2021
Page 2 of 11

TABEL HALAMAN REVISI

ATTACHMENTS
REVISIONS
PAGE REMARKS REVISIONS REMARKS
ATT PAGE
0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25 REVISIONS REMAR
EXHI. PAGE
26 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 KS
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

Electronic Filename : BCI-ENG-GPC-00


Document Number :
BCI-ENG-GPC-016
PROSEDUR PEMANCANGAN SPUN PILE Date : 25-Nov-2021
Page 3 of 11

DAFTAR ISI

Halaman sampul 1
Tabel revisi 1
Tabel komentar 1
Tabel isi 1
Dokumen referensi 1

Electronic Filename : BCI-ENG-GPC-00


Document Number :
BCI-ENG-GPC-00
PROSEDUR PEMANCANGAN SPUN PILE Date : 25-Nov-2021
Page 4 of 11

1.1 Latar Belakang

Dalam perencanaan Pondasi untuk suatu konstruksi dapat digunakan beberapa macam
tipe pondasi. Secara umum pondasi terbagi kepada dua tipe yang didasarkan pada kebutuhan
akan kedalaman landasan penahan konstruksi diatasanya, yaitu pondasi dangkal dan pondasi
dalam.
Adapun pemilihan tipe pondasi didasarkan atas:
 Fungsi bangunan atas (super structure) yang akan dipikul oleh pondasi tersebut.
 Besarnya beban dan beratnya bangunan atas.
 Keadaan tanah dimana bangunan tersebut akan didirikan.
 Biaya pondasi dibandingkan bangunan atas.

Dari beberapa macam tipe pondasi yang dapat dipergunakan salah satu di antaranya
adalah pondasi tiang pancang, yaitu pondasi yang karena kedalaman yang dibutuhkannya
dibentuk berupa tiang dan karena kedalamannya juga pondasi tiangpancang termasuk kedalam
tipe pondasi dalam.
Prinsip dasar pemakaian tiang pancang adalah untuk suatu kondisi apabila tanah dasar
di bawah bangunan tidak mempunyai daya dukung (bearing capacity) yang cukup untuk
memikul berat bangunan dan bebannya, dan tanah keras yang mana mempunyai daya dukung
yang cukup untuk memikul berat bangunan dan bebannya terletak jauh sangat dalam.
Pondasi tiang pancang ini berfungi untuk memindahkan atau mentransferkan beban-
beban dari konstruksi diatasnya (super structure) ke lapisan tanah yang lebihdalam.
Kebanyakan pemancangan tiang pancang dilakukan dengan menanam atau menumbuk
tiang pancang masuk ke dalam tanah, akan tetapi ada beberapa tipe yang dicor setempat dengan
cara dibuatkan lubang terlebih dahulu dengan mengebor tanah. Perbedaan metode
pemancangan juga menunjukkan beda alat yang digunakan untuk memancang tiang pancang
tersebut.

1.2 Metode Umum Pemancangan


Pada proses pelaksanaan pondasi tiang pancang, aspek teknologi sangat berperan dalam
suatu proyek konstruksi. Umumnya, aplikasi teknologi ini banyak diterapkan dalam metode
pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Penggunaan metode yang tepat, praktis, cepat dan aman,
sangat membantu dalam penyelesaian pekerjaan pada suatu proyek konstruksi. Sehingga
target waktu, biaya dan mutu sebagaimana ditetapkan dapat tercapai.
Langkah-langkah dari pekerjaan untuk dimensi kubus atau ukuran dan tiang pancang:

KELOMPOK X
Electronic Filename : BCI-ENG-GPC-00
Document Number :
BCI-ENG-GPC-00
PROSEDUR PEMANCANGAN SPUN PILE Date : 25-Nov-2021
Page 5 of 11

1. Menghitung daya dukung yang didasarkan pada karakteristik tanah dasar yang diperoleh
dari penyelidikan tanah. Dari sini, kemudian dihitung kemungkinan nilai daya dukung
yang diizinkan pada berbagai kedalaman, dengan memperhatikan faktor aman terhadap
keruntuhan daya dukung yang sesuai, danpenurunan yang terjadi harus tidak berlebihan.
2. Menentukan kedalaman, tipe, dan dimensi pondasinya. Hal ini dilakukan dengan jalan
memilih kedalaman minimum yang memenuhi syarat keamanan terhadap daya dukung
tanah yang telah dihitung. Kedalaman minimum harus diperhatikan terhadap erosi
permukaan tanah, pengaruh perubahan iklim, dan perubahan kadar air. Bila tanah yang
lebih besar daya dukungnya berada dekat dengan kedalaman minimum yang dibutuhkan
tersebut, dipertimbangkan untuk meletakkan dasar pondasi yang sedikit lebih dalam yang
daya dukung tanahnya lebih besar. Karena dengan peletakan dasar pondasi yang sedikit
lebih dalam akan mengurangi dimensi pondasi, dengan demikian dapat menghemat biaya
pembuatan pelat betonnya.
3. Ukuran dan kedalaman pondasi yang ditentukan dari daya dukung diizinkan
dipertimbangkan terhadap penurunan toleransi. Bila ternyata hasil hitungan daya dukung
ultimit yang dibagi faktor aman mengakibatkan penurunan yang berlebihan, dimensi
pondasi diubah sampai besar penurunan memenuhi syarat.

Adapun langkah-langkah pemancangan tiang pancang tergantung pada metode


pemancangan yang digunakan. Dalam hal ini metode pemancangan menggunakan :
1. Metode Pile Driving

1.3 Metode Pile Driving


Metode pile driving merupakan metode yang biasa atau yang paling banyak
digunakandalam konstruksi. Metode pile driving ini mengandalkan hammer sebagai alat
untuk memancang tiang ke dalam tanah.
Prinsip kerja dari metode ini adalah hammer yang memiliki berat tertentu diangkat ke
atas dengan ketinggian yang tertentu pula, kemudian hammer dijatuhkan menimpa kepala
tiang pancang. Dilakukan begitu terus berulang hinggatiang pancang mencapai ke tanah keras.

KELOMPOK X
Electronic Filename : BCI-ENG-GPC-00
Document Number :
BCI-ENG-GPC-00
PROSEDUR PEMANCANGAN SPUN PILE Date : 25-Nov-2021
Page 6 of 11

1.4 Metode Pelakasanaan

Mengatur lalu lintas dan jalan akses Produksi tiang pancang


untuk mobilisasi alat pemancang

Membawa tiang
Mengatur posisi tiang pancang ke lokasi

Pemancangan tiang

Penyambungan tiang

Kepala tiang

Adapun tahapan pekerjaan pemancangan tiang pancang metode pile driving adalah:
1. Persiapan lokasi pemancangan
Mempersiapkan lokasi dimana alat pemancang akan diletakan, tanah haruslah dapat
menopang berat alat. Bilamana elevasi akhir kepala tiang pancang berada di bawah
permukaan tanah asli, maka galian harus dilaksanakan terlebih dahulu sebelum
pemancangan. Perhatian khusus harus diberikan agar dasar pondasi tidak terganggu oleh
penggalian diluar batas-batas yang ditunjukan oleh gambarkerja.
2. Persiapan alat pemancang
Pelaksana harus menyediakan alat untuk memancang tiang yang sesuai dengan jenis
tanah dan jenis tiang pancang sehingga tiang pancang tersebut dapat menembus
masuk pada kedalaman yang telah ditentukan atau mencapai daya dukung yang telah
ditentukan, tanpa kerusakan. Bila diperlukan, pelaksana dapat melakukan penyelidikan
tanah terlebih dahulu.

KELOMPOK X
Electronic Filename : BCI-ENG-GPC-00
Document Number :
BCI-ENG-GPC-00
PROSEDUR PEMANCANGAN SPUN PILE Date : 25-Nov-2021
Page 7 of 11

Gambar 1.1 Alat Pemancang (pile driver)


3. Tiang pancang disimpan di sekitar lokasi yang akan dilakukan pemancangan.
Penyimpanan dikelompokan sesuai dengan type dan dimensi yang sama.
4. Pemancangan
Kepala tiang pancang harus dilindungi dengan bantalan topi atau mandrel. Tiangpancang
diikatkan pada sling yang terdapat pada alat, lalu ditarik sehingga tiang pancang masuk

pada bagian alat.

Gambar 1.2 Tiang pancang ditarik dengan sling dan dimasukkan pada
bagian alat pancang

KELOMPOK X
Electronic Filename : BCI-ENG-GPC-00
Document Number :
BCI-ENG-GPC-00
PROSEDUR PEMANCANGAN SPUN PILE Date : 25-Nov-2021
Page 8 of 11

Gambar 1.3 Tiang pancang diluruskan kemudian kelurusan tiang dicek


dengan waterpass

5. Setelah kemiringan telah sesuai, kemudian dilakukan pemancangan dengan


menjatuhkan hammer pada mesin pancang.

Gambar 1.4 Pemancangan tiang pertama

KELOMPOK X
Electronic Filename : BCI-ENG-GPC-00
Document Number :
BCI-ENG-GPC-00
PROSEDUR PEMANCANGAN SPUN PILE Date : 25-Nov-2021
Page 9 of 11

6. Bila kedalaman pemancangan lebih dalam dari pada panjang tiang pancang satu batang,
maka perlu dilakukan penyambungan dengan tiang pancang kedua, yaitu dengan
pengelasan pada bantalan topi atau mandrel

Gambar 1.5 Penyambungan tiang dengan pengelasan

7. Tiang pancang harus dipancang sampai penetrasi maksimum atau penetrasi tertentu
sesuai dengan perencana atau direksi pekerjaan. Selanjutnya dilakukan pemancangan di
titik berikutnya dengan langkah yang sama.

METODE PEMANCANGAN – REKAYASA PONDASI 2 KELOMPOK X


Document Number :
BCI-ENG-GPC-00
PROSEDUR PEMANCANGAN SPUN PILE Date : 25-Nov-2021
Page 10 of 11
7
1.5 Alat Pemancangan
Alat pancang yang biasa digunakan pada metode pile driving adalah hydraulic
hammer pile driver, diesel hammer pile driver dan drop hammer pile driver.
Pada dasarnya ketiga alat ini memiliki prinsip kerja yang sama, yaitu untuk
memancangkan tiang hammer sama-sama diangkat ke atas dengan ketinggian tertentu
kemudaian dijatuhkan atau ditumbukkan di atas kepala tiang. Perbedaan hanya terletak
pada penggerak hammer. Berikut dijelaskan bagian-bagian alat yang disertai dengan
perbedaaan dari ketiga alat tersebut:
1. Hammer
Bagian ini biasanya terbuat dari baja masif/pejal yang berfungsi sebagai palu untuk
memukul atau menumbuk tiang agar masuk terpancang ke dalam tanah.
2. Leader
Bagian ini merupakan jalan (truck) untuk bergeraknya hammer ke atas sampai pada
tinggi jatuh tertentu.
3. Penggerak hammer
Pada bagian penggerak hammer ini-lah terdapat perbedaan dari ketiga alattersebut,
yaitu:
 Penggerak hammer pada alat drop hammer pile driver adalah tali atau kabel. Tali
digunakan untuk menarik hammer ke atas sehingga tinggi tertentu kemudian tali
dilepas dan hammer jatuh tertumbuk ke atas kepala tiang secaragravitasi.
 Penggerak hammer pada alat diesel hammer pile driver adalah mesin diesel atau
mesin uap/steam. Terdapat dua tipe alat diesel hammer pile driver ini, yaitu single-
acting hammer dan double-acting hammer. Pada single-acting hammer, mesin diesel
yang digunakan hanya untuk menarik atau mengangkat hammer ke atas ketinggian
tertentu, lalu kemudian untuk menumbukkan hammer dilakukan secara gravitasi.
Sedangkan pada double-acting hammer, mesin diesel yang digunakan berfungsi
untuk mengangkat hammer sekaligus menumbukkan hammer ke tiang pancang
sehingga kekuatan tumbukan lebih kuat dibandingkan dengan single-acting hammer
dan drop hammer.
 Penggerak hammer pada alat hydraulic hammer pile driver adalah suspensi
hydraulic. Prinsip kerjanya hampir sama dengan alat diesel hammer, namun

METODE PEMANCANGAN – REKAYASA PONDASI 2 KELOMPOK X


Document Number :
BCI-ENG-GPC-00
PROSEDUR PEMANCANGAN SPUN PILE Date : 25-Nov-2021
Page 12 of 11

METODE PEMANCANGAN – REKAYASA PONDASI 2 KELOMPOK X


LAMPIRAN 14
Document Number :
PROSEDUR PEMANCANGAN STEEL SHEET BCI-ENG-GPC-017

PILE Date : 25-Nov-2021


Page 1 of 8
Dokumen ini dibuat oleh Sistem Manajemen Dokumen Elektronik. Saat dicetak. Ini harus dianggap sebagai "Hanyauntukinfomasisalinan". Salinan terkontrol adalah versi layar,
dan dengan demikian, adalah tanggung jawab pemegang untuk memastikan bahwa dia memegang versi terbaru yang valid.

PROSEDUR PANCANG STEEL SHEET PILE

Company
Rev. Status Date Revision Description Issued by Reviewed by Approved by
Approval

METODE PEMANCANGAN – REKAYASA PONDASI 2 KELOMPOK X


Document Number :
PROSEDUR PEMANCANGAN STEEL SHEET BCI-ENG-GPC-017

PILE Date : 25-Nov-2021


Page 2 of 8

ATTACHMENTS
REVISIONS
PAGE REMARKS REVISIONS REMARKS
ATT PAGE
0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25 REVISIONS REMAR
EXHI. PAGE
26 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 KS
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

METODE PEMANCANGAN – REKAYASA PONDASI 2 KELOMPOK X


Document Number :
PROSEDUR PEMANCANGAN STEEL SHEET BCI-ENG-GPC-017

PILE Date : 25-Nov-2021


Page 3 of 8

DAFTAR ISI

Halaman sampul 1
Tabel revisi 1
Tabel komentar 1
Tabel isi 1
Dokumen referensi 1

METODE PEMANCANGAN – REKAYASA PONDASI 2 KELOMPOK X


Document Number :
PROSEDUR PEMANCANGAN STEEL SHEET BCI-ENG-GPC-017

PILE Date : 25-Nov-2021


Page 4 of 8

1.1 Latar Belakang

Dalam perencanaan Pondasi untuk suatu konstruksi dapat digunakan beberapa macam
tipe pondasi. Secara umum pondasi terbagi kepada dua tipe yang didasarkan pada kebutuhan
akan kedalaman landasan penahan konstruksi diatasanya, yaitu pondasi dangkal dan pondasi
dalam.
Adapun pemilihan tipe pondasi didasarkan atas:

 Fungsi bangunan atas (super structure) yang akan dipikul oleh pondasi tersebut.

 Besarnya beban dan beratnya bangunan atas.

 Keadaan tanah dimana bangunan tersebut akan didirikan.

 Biaya pondasi dibandingkan bangunan atas.

Dari beberapa macam tipe pondasi yang dapat dipergunakan salah satu di antaranya
adalah pondasi tiang pancang, yaitu pondasi yang karena kedalaman yang dibutuhkannya
dibentuk berupa tiang dan karena kedalamannya juga pondasi tiangpancang termasuk kedalam
tipe pondasi dalam.
Prinsip dasar pemakaian tiang pancang adalah untuk suatu kondisi apabila tanah dasar
di bawah bangunan tidak mempunyai daya dukung (bearing capacity) yang cukup untuk
memikul berat bangunan dan bebannya, dan tanah keras yang mana mempunyai daya dukung
yang cukup untuk memikul berat bangunan dan bebannya terletak jauh sangat dalam.
Pondasi tiang pancang ini berfungi untuk memindahkan atau mentransferkan beban-
beban dari konstruksi diatasnya (super structure) ke lapisan tanah yang lebihdalam.
Kebanyakan pemancangan tiang pancang dilakukan dengan menanam atau menumbuk
tiang pancang masuk ke dalam tanah, akan tetapi ada beberapa tipe yang dicor setempat dengan
cara dibuatkan lubang terlebih dahulu dengan mengebor tanah. Perbedaan metode
pemancangan juga menunjukkan beda alat yang digunakan untuk memancang tiang pancang
tersebut.

1.2 Metode Umum Pemancangan

Pada proses pelaksanaan pondasi tiang pancang, aspek teknologi sangat berperan dalam
suatu proyek konstruksi. Umumnya, aplikasi teknologi ini banyak diterapkan dalam metode
pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Penggunaan metode yang tepat, praktis, cepat dan aman,
sangat membantu dalam penyelesaian pekerjaan pada suatu proyek konstruksi. Sehingga
target waktu, biaya dan mutu sebagaimana ditetapkan dapat tercapai.
Langkah-langkah dari pekerjaan untuk dimensi kubus atau ukuran dan tiang pancang:

METODE PEMANCANGAN – REKAYASA PONDASI 2 KELOMPOK X


Document Number :
PROSEDUR PEMANCANGAN STEEL SHEET BCI-ENG-GPC-017

PILE Date : 25-Nov-2021


Page 5 of 8

1. Menghitung daya dukung yang didasarkan pada karakteristik tanah dasar yang
diperoleh dari penyelidikan tanah. Dari sini, kemudian dihitung kemungkinan nilai
daya dukung yang diizinkan pada berbagai kedalaman, dengan memperhatikan faktor
aman terhadap keruntuhan daya dukung yang sesuai, dan penurunan yang terjadi harus
tidak berlebihan.

2. Menentukan kedalaman, tipe, dan dimensi pondasinya. Hal ini dilakukan dengan jalan
memilih kedalaman minimum yang memenuhi syarat keamanan terhadap daya dukung
tanah yang telah dihitung. Kedalaman minimum harus diperhatikan terhadap erosi
permukaan tanah, pengaruh perubahan iklim, dan perubahan kadar air. Bila tanah yang
lebih besar daya dukungnya berada dekat dengan kedalaman minimum yang
dibutuhkan tersebut, dipertimbangkan untuk meletakkan dasar pondasi yang sedikit
lebih dalam yang daya dukung tanahnya lebih besar. Karena dengan peletakan dasar
pondasi yang sedikit lebih dalam akan mengurangi dimensi pondasi, dengan demikian
dapat menghemat biaya pembuatan pelat betonnya.

3. Ukuran dan kedalaman pondasi yang ditentukan dari daya dukung diizinkan
dipertimbangkan terhadap penurunan toleransi. Bila ternyata hasi hitungan daya
dukung ultimit yang dibagi faktor aman mengakibatkan penurunan yag berlebihan,
maka dimensi pondasi dapat diubah sampai besar penurunan memenuhi syarat.

Adapun Langkah – Langkah pemancangan tiang pancang tergantung pada metode


pemancangan yang digunakan. Dalam hal ini metode pemancangan menggunakan :
1. Metode Vibro Hammer.

1.3 Alat yang digunakan


- Crawler Crane Capasitas 35-45 Ton
- Vibro Hammer 60 KVa
- Genset 250 KVa
- Mesin Las
- Manual Katrol
- Total Station
- Alat Bantu, dll

METODE PEMANCANGAN – REKAYASA PONDASI 2 KELOMPOK X


Document Number :
PROSEDUR PEMANCANGAN STEEL SHEET BCI-ENG-GPC-017

PILE Date : 25-Nov-2021


Page 6 of 8

1.4 Bahan yang digunakan


- Steel Sheet Pile
- Kawat Las
- Material Bantu, Dll
1.5 Metode Pelakasanaan

Mengatur lalu lintas dan jalan akses Produksi tiang pancang


untuk mobilisasi alat pemancang

Membawa tiang
Mengatur posisi tiang pancang ke lokasi

Pemancangan tiang

Penyambungan tiang

Kepala tiang

1. Lakukan perhitungan analisis untuk menentukan kedalaman sheet pile yang tertanam
berdasarkan type sheet pile yang akan dipakai dan data tanah hasil soil investigation. ( cek
perhitungan )
2. Pengukuran area pemancangan sheet pile dengan menggunkan total station / alat survey.
3. Lakukan penumpukan sheet pile sedekat mungkin dengan lokasi pemancangan sehingga
dapat dijangkau langsung oleh crawler crane, sehingga penggunaan crane service dapat
diminimalkan.
4. Untuk mendapatkan hasil pemancangan yang lurus dapat dilakukan dengan pemasangan
Guide Wall terlebih dahulu

METODE PEMANCANGAN – REKAYASA PONDASI 2 KELOMPOK X


Document Number :
PROSEDUR PEMANCANGAN STEEL SHEET BCI-ENG-GPC-017

PILE Date : 25-Nov-2021


Page 7 of 8

5. Lakukan pemancangan sheet pile sesuai urutan yang telah ditentukan dengan
menggunakan crawler crane 35-45 Ton + Vibro Hammer 60 KVa dan Genset 250 KVa.

6. Pastikan pemancangan pertaman tegak lurus, karena akan berpengaruh terhadap


ketegakan sheet pile berikutnya. Pemancangan hanya sampai +- 1.00 m diatas level
rencana, karena connecting antar sheet pile dapat mengakibatkan sheet pile yang telah
terpancang amblas sewaktu pemancangan sheet pile sebelahnya.

METODE PEMANCANGAN – REKAYASA PONDASI 2 KELOMPOK X


Document Number :
PROSEDUR PEMANCANGAN STEEL SHEET BCI-ENG-GPC-00

PILE Date : 25-Nov-2021


Page 8 of 11

7. Lakukan pemancangan sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan.

METODE PEMANCANGAN – REKAYASA PONDASI 2 KELOMPOK X


LAMPIRAN 15
Document Number :
PROSEDUR PEMANCANGAN STEEL PIPE BCI-ENG-GPC-018

PILE Date : 25-Nov-2021


Page 1 of 11

Dokumen ini dibuat oleh Sistem Manajemen Dokumen Elektronik. Saat dicetak. Ini harus dianggap sebagai "Hanyauntukinfomasisalinan". Salinan terkontrol adalah versi layar,
dan dengan demikian, adalah tanggung jawab pemegang untuk memastikan bahwa dia memegang versi terbaru yang valid.

PROSEDUR PEMANCANGAN STEEL PIPE PILE

Company
Rev. Status Date Revision Description Issued by Reviewed by Approved by
Approval

Electronic Filename : BCI-ENG-GPC-00


Document Number :
PROSEDUR PEMANCANGAN STEEL PIPE BCI-ENG-GPC-018

PILE Date : 25-Nov-2021


Page 2 of 11

TABEL HALAMAN REVISI

ATTACHMENTS
REVISIONS
PAGE REMARKS REVISIONS REMARKS
ATT PAGE
0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25 REVISIONS REMAR
EXHI. PAGE
26 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 KS
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

Electronic Filename : BCI-ENG-GPC-00


Document Number :
PROSEDUR PEMANCANGAN STEEL PIPE BCI-ENG-GPC-018

PILE Date : 25-Nov-2021


Page 3 of 11

DAFTAR ISI

Halaman sampul 1
Tabel revisi 1
Tabel komentar 1
Tabel isi 1
Dokumen referensi 1

Electronic Filename : BCI-ENG-GPC-00


Document Number :
PROSEDUR PEMANCANGAN STEEL PIPE BCI-ENG-GPC-00

PILE Date : 25-Nov-2021


Page 4 of 11

1.1 Latar Belakang

Dalam perencanaan Pondasi untuk suatu konstruksi dapat digunakan beberapa macam
tipe pondasi. Secara umum pondasi terbagi kepada dua tipe yang didasarkan pada kebutuhan
akan kedalaman landasan penahan konstruksi diatasanya, yaitu pondasi dangkal dan pondasi
dalam.
Adapun pemilihan tipe pondasi didasarkan atas:
 Fungsi bangunan atas (super structure) yang akan dipikul oleh pondasi tersebut.
 Besarnya beban dan beratnya bangunan atas.
 Keadaan tanah dimana bangunan tersebut akan didirikan.
 Biaya pondasi dibandingkan bangunan atas.

Dari beberapa macam tipe pondasi yang dapat dipergunakan salah satu di antaranya
adalah pondasi tiang pancang, yaitu pondasi yang karena kedalaman yang dibutuhkannya
dibentuk berupa tiang dan karena kedalamannya juga pondasi tiangpancang termasuk kedalam
tipe pondasi dalam.
Prinsip dasar pemakaian tiang pancang adalah untuk suatu kondisi apabila tanah dasar
di bawah bangunan tidak mempunyai daya dukung (bearing capacity) yang cukup untuk
memikul berat bangunan dan bebannya, dan tanah keras yang mana mempunyai daya dukung
yang cukup untuk memikul berat bangunan dan bebannya terletak jauh sangat dalam.
Pondasi tiang pancang ini berfungi untuk memindahkan atau mentransferkan beban-
beban dari konstruksi diatasnya (super structure) ke lapisan tanah yang lebihdalam.
Kebanyakan pemancangan tiang pancang dilakukan dengan menanam atau menumbuk
tiang pancang masuk ke dalam tanah, akan tetapi ada beberapa tipe yang dicor setempat dengan
cara dibuatkan lubang terlebih dahulu dengan mengebor tanah. Perbedaan metode
pemancangan juga menunjukkan beda alat yang digunakan untuk memancang tiang pancang
tersebut.

1.2 Metode Umum Pemancangan


Pada proses pelaksanaan pondasi tiang pancang, aspek teknologi sangat berperan dalam
suatu proyek konstruksi. Umumnya, aplikasi teknologi ini banyak diterapkan dalam metode
pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Penggunaan metode yang tepat, praktis, cepat dan aman,
sangat membantu dalam penyelesaian pekerjaan pada suatu proyek konstruksi. Sehingga
target waktu, biaya dan mutu sebagaimana ditetapkan dapat tercapai.
Langkah-langkah dari pekerjaan untuk dimensi kubus atau ukuran dan tiang pancang:

KELOMPOK X
Electronic Filename : BCI-ENG-GPC-00
Document Number :
PROSEDUR PEMANCANGAN STEEL PIPE BCI-ENG-GPC-00

PILE Date : 25-Nov-2021


Page 5 of 11

1. Menghitung daya dukung yang didasarkan pada karakteristik tanah dasar yang diperoleh
dari penyelidikan tanah. Dari sini, kemudian dihitung kemungkinan nilai daya dukung
yang diizinkan pada berbagai kedalaman, dengan memperhatikan faktor aman terhadap
keruntuhan daya dukung yang sesuai, danpenurunan yang terjadi harus tidak berlebihan.
2. Menentukan kedalaman, tipe, dan dimensi pondasinya. Hal ini dilakukan dengan jalan
memilih kedalaman minimum yang memenuhi syarat keamanan terhadap daya dukung
tanah yang telah dihitung. Kedalaman minimum harus diperhatikan terhadap erosi
permukaan tanah, pengaruh perubahan iklim, dan perubahan kadar air. Bila tanah yang
lebih besar daya dukungnya berada dekat dengan kedalaman minimum yang dibutuhkan
tersebut, dipertimbangkan untuk meletakkan dasar pondasi yang sedikit lebih dalam yang
daya dukung tanahnya lebih besar. Karena dengan peletakan dasar pondasi yang sedikit
lebih dalam akan mengurangi dimensi pondasi, dengan demikian dapat menghemat biaya
pembuatan pelat betonnya.
3. Ukuran dan kedalaman pondasi yang ditentukan dari daya dukung diizinkan
dipertimbangkan terhadap penurunan toleransi. Bila ternyata hasil hitungan daya dukung
ultimit yang dibagi faktor aman mengakibatkan penurunan yang berlebihan, dimensi
pondasi diubah sampai besar penurunan memenuhi syarat.

Adapun langkah-langkah pemancangan tiang pancang tergantung pada metode


pemancangan yang digunakan. Dalam hal ini metode pemancangan menggunakan :
1. Metode Pile Driving

1.3 Metode Pile Driving


Metode pile driving merupakan metode yang biasa atau yang paling banyak
digunakandalam konstruksi. Metode pile driving ini mengandalkan hammer sebagai alat
untuk memancang tiang ke dalam tanah.
Prinsip kerja dari metode ini adalah hammer yang memiliki berat tertentu diangkat ke
atas dengan ketinggian yang tertentu pula, kemudian hammer dijatuhkan menimpa kepala
tiang pancang. Dilakukan begitu terus berulang hinggatiang pancang mencapai ke tanah keras.

KELOMPOK X
Electronic Filename : BCI-ENG-GPC-00
Document Number :
PROSEDUR PEMANCANGAN STEEL PIPE BCI-ENG-GPC-00

PILE Date : 25-Nov-2021


Page 6 of 11

1.4 Metode Pelakasanaan

Mengatur lalu lintas dan jalan akses Produksi tiang pancang


untuk mobilisasi alat pemancang

Membawa tiang
Mengatur posisi tiang pancang ke lokasi

Pemancangan tiang

Penyambungan tiang

Kepala tiang

Adapun tahapan pekerjaan pemancangan tiang pancang metode pile driving adalah:
1. Persiapan lokasi pemancangan
Mempersiapkan lokasi dimana alat pemancang akan diletakan, tanah haruslah dapat
menopang berat alat. Bilamana elevasi akhir kepala tiang pancang berada di bawah
permukaan tanah asli, maka galian harus dilaksanakan terlebih dahulu sebelum
pemancangan. Perhatian khusus harus diberikan agar dasar pondasi tidak terganggu oleh
penggalian diluar batas-batas yang ditunjukan oleh gambarkerja.
2. Persiapan alat pemancang
Pelaksana harus menyediakan alat untuk memancang tiang yang sesuai dengan jenis
tanah dan jenis tiang pancang sehingga tiang pancang tersebut dapat menembus
masuk pada kedalaman yang telah ditentukan atau mencapai daya dukung yang telah
ditentukan, tanpa kerusakan. Bila diperlukan, pelaksana dapat melakukan penyelidikan
tanah terlebih dahulu.

KELOMPOK X
Electronic Filename : BCI-ENG-GPC-00
Document Number :
PROSEDUR PEMANCANGAN STEEL PIPE BCI-ENG-GPC-00

PILE Date : 25-Nov-2021


Page 7 of 11

Gambar 1.1 Alat Pemancang (pile driver)


3. Tiang pancang disimpan di sekitar lokasi yang akan dilakukan pemancangan.
Penyimpanan dikelompokan sesuai dengan type dan dimensi yang sama.
4. Pemancangan
Kepala tiang pancang harus dilindungi dengan bantalan topi atau mandrel. Tiangpancang
diikatkan pada sling yang terdapat pada alat, lalu ditarik sehingga tiang pancang masuk

pada bagian alat.

Gambar 1.2 Tiang pancang ditarik dengan sling dan dimasukkan pada
bagian alat pancang

KELOMPOK X
Electronic Filename : BCI-ENG-GPC-00
Document Number :
PROSEDUR PEMANCANGAN STEEL PIPE BCI-ENG-GPC-00

PILE Date : 25-Nov-2021


Page 8 of 11

Gambar 1.3 Tiang pancang diluruskan kemudian kelurusan tiang dicek


dengan waterpass

5. Setelah kemiringan telah sesuai, kemudian dilakukan pemancangan dengan


menjatuhkan hammer pada mesin pancang.

Gambar 1.4 Pemancangan tiang pertama

KELOMPOK X
Electronic Filename : BCI-ENG-GPC-00
Document Number :
PROSEDUR PEMANCANGAN STEEL PIPE BCI-ENG-GPC-00

PILE Date : 25-Nov-2021


Page 9 of 11

6. Bila kedalaman pemancangan lebih dalam dari pada panjang tiang pancang satu batang,
maka perlu dilakukan penyambungan dengan tiang pancang kedua, yaitu dengan
pengelasan pada bantalan topi atau mandrel

Gambar 1.5 Penyambungan tiang dengan pengelasan

7. Tiang pancang harus dipancang sampai penetrasi maksimum atau penetrasi tertentu
sesuai dengan perencana atau direksi pekerjaan. Selanjutnya dilakukan pemancangan di
titik berikutnya dengan langkah yang sama.

METODE PEMANCANGAN – REKAYASA PONDASI 2 KELOMPOK X


Document Number :
PROSEDUR PEMANCANGAN STEEL PIPE BCI-ENG-GPC-00

PILE Date : 25-Nov-2021


Page 10 of 11
7
1.5 Alat Pemancangan
Alat pancang yang biasa digunakan pada metode pile driving adalah hydraulic
hammer pile driver, diesel hammer pile driver dan drop hammer pile driver.
Pada dasarnya ketiga alat ini memiliki prinsip kerja yang sama, yaitu untuk
memancangkan tiang hammer sama-sama diangkat ke atas dengan ketinggian tertentu
kemudaian dijatuhkan atau ditumbukkan di atas kepala tiang. Perbedaan hanya terletak
pada penggerak hammer. Berikut dijelaskan bagian-bagian alat yang disertai dengan
perbedaaan dari ketiga alat tersebut:
1. Hammer
Bagian ini biasanya terbuat dari baja masif/pejal yang berfungsi sebagai palu untuk
memukul atau menumbuk tiang agar masuk terpancang ke dalam tanah.
2. Leader
Bagian ini merupakan jalan (truck) untuk bergeraknya hammer ke atas sampai pada
tinggi jatuh tertentu.
3. Penggerak hammer
Pada bagian penggerak hammer ini-lah terdapat perbedaan dari ketiga alattersebut,
yaitu:
 Penggerak hammer pada alat drop hammer pile driver adalah tali atau kabel. Tali
digunakan untuk menarik hammer ke atas sehingga tinggi tertentu kemudian tali
dilepas dan hammer jatuh tertumbuk ke atas kepala tiang secaragravitasi.
 Penggerak hammer pada alat diesel hammer pile driver adalah mesin diesel atau
mesin uap/steam. Terdapat dua tipe alat diesel hammer pile driver ini, yaitu single-
acting hammer dan double-acting hammer. Pada single-acting hammer, mesin diesel
yang digunakan hanya untuk menarik atau mengangkat hammer ke atas ketinggian
tertentu, lalu kemudian untuk menumbukkan hammer dilakukan secara gravitasi.
Sedangkan pada double-acting hammer, mesin diesel yang digunakan berfungsi
untuk mengangkat hammer sekaligus menumbukkan hammer ke tiang pancang
sehingga kekuatan tumbukan lebih kuat dibandingkan dengan single-acting hammer
dan drop hammer.
 Penggerak hammer pada alat hydraulic hammer pile driver adalah suspensi
hydraulic. Prinsip kerjanya hampir sama dengan alat diesel hammer, namun

METODE PEMANCANGAN – REKAYASA PONDASI 2 KELOMPOK X


Document Number :
PROSEDUR PEMANCANGAN STEEL PIPE BCI-ENG-GPC-00

PILE Date : 25-Nov-2021


Page 11 of 11

yang jadi perbedaan adalah tenaga penggerak hammer tersebut. Pada diesel
hammer mengandalkan tanaga diesel atau uap untuk menggerkkan hammer,
sedangakan pada hydraulic hammer memanfaatkan tekanan cairan hidrolik yang
terdapat pada suspensi hydraulic-nya.

Drop hammer Hydraulic hammer Diesel hammer

Gambar 1.6 Macam alat pancang pile driving

Keterangan Gambar 2.6:


= Leader = Hydraulic hammer
= Drop hammer = Diesel hammer

METODE PEMANCANGAN – REKAYASA PONDASI 2 KELOMPOK X


Document Number :
PROSEDUR PEMANCANGAN STEEL PIPE BCI-ENG-GPC-00

PILE Date : 25-Nov-2021


Page 12 of 11

METODE PEMANCANGAN – REKAYASA PONDASI 2 KELOMPOK X


Document Number :
BCI-ENG-GPC-019
PROSEDUR BOREPILE Date : 25-Nov-2021

Page 1 of 18

BOREPILING PROCEDURE

0.1 IFT 10/02/2021 Issued for Tender

Company
Rev Status Date Revision Discription Issued by Reviewed by Approved by
Approval
Document Number :
BCI-ENG-GPC-019
PROSEDUR BOREPILE Date : 25-Nov-2021

Page 2 of 18

TABULASI HALAMAN YANG DIREVISI

Lembar Revisi Lembar Revisi


0.00 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.00 0.10 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7
1 X 13

2 X 14
3 X 15
4 X 16
5 X

6 X

7 X

8 X

9 X

10 X

11 X

12 X
Document Number :
BCI-ENG-GPC-019
PROSEDUR BOREPILE Date : 25-Nov-2021

Page 3 of 18

TABEL KONTEN

1. PENDAHULUAN ..................................................................................................................
2. TUJUAN…………………...........................................................................................................
3. RUANG LINGKUP……………………..........................................................................................
4. DOKUMEN REFERENSI……………………………………………………………………………………………………
5. SAFETY ………………………………………………………………………………………………………………………….
6. DOKUMEN DAN GAMBAR……………………………………………………………………………………………..
7. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB.………………………………………………………………………………….
8. WAKTU KERJA……………………………………………………………………………………………………………….
9. TITIK REFERENSI DAN STATSIUN KONTROL...………………………………………………………………..
10.PROSEDUR PEKERJAAN PENGEBORAN MENGGUNAKAN UNIT BORE PILE.………………….
11.LAMPIRAN………………..………………………………………………………………………………………………..
Document Number :
BCI-ENG-GPC-019
PROSEDUR BOREPILE Date : 25-Nov-2021

Page 4 of 18

1.PENDAHULUAN

PT. BAHANA CIPTA INTERNUSA (di sini disebut sebagai 'KONTRAKTOR') telah
mendapatkan penghargaan/ditunjuk oleh 'PERUSAHAAN', untuk penyediaan berbagai
pekerjaan sipil

2.TUJUAN
Tujuan dari prosedur ini adalah untuk memberikan urutan / metodologi terperinci dan
persyaratan keselamatan untuk pekerjaan pengeboran tiang pancang di area pekerjaan
yang di tunjuk

3.RUANG LINGKUP PEKERJAAN


Ruang lingkup yang tercakup dalam prosedur ini adalah:
3.1 Untuk memberikan praktik kerja yang aman bagi tenaga kerja dan lingkungan yang
terlibat dalam kegiatan pengeboran tiang pancang
3.2 Untuk menyediakan peralatan yang sesuai untuk teknik pengeboran tiang pancang
sebagai berikut:
3.2.1 Nomor A1 – A42 Ø40 cm, 15 meter panjang untuk ROW A.
3.2.2 Nomor B43 – B84 Ø40 cm, 15 meter panjang untuk ROW B.
3.2.3 Nomor B85 – B126 Ø40 cm, 15 meter panjang untuk ROW C.

4.DOKUMEN REFERENSI
Spesifikasi dan standar berikut digunakan sebagai referensi dalam pengembangan
prosedur ini:
Document Number :
BCI-ENG-GPC-019
PROSEDUR BOREPILE Date : 25-Nov-2021

Page 5 of 18

4.1Spesifikasi

4.1.1 MHK-COMP-SPE-EP-CIV-0101 Rev.0 Pekerjaan Bumi Umum

4.1.2 MHK-COMP-SPE-EP-CIV-0500 Rev.0 Fondasi Khusus untuk Struktur


onshore

4.1.3 MHK-COMP-SPE-EP-CIV-0300 Rev.0 Kekuatan tekan beton

4.1.4 MHK-COMP-SPE-EP-CIV-0301 Rev.0 Desain Memperkuat dan Beton


Prestressed

4.1.5 MHK-COMP-SPE-EP-CIV-0202 Rev.0 Jaringan drainase dan bawah tanah

4.1.6 SNI 2847:2013 Persyaratan Beton bertulang untuk


Bangunan Gedung

4.2 Dokumen dan Gambar


Document Number :
BCI-ENG-GPC-019
PROSEDUR BOREPILE Date : 25-Nov-2021

Page 6 of 18

5.SAFETY
Sesuai Protokol Kesehatan dengan peraturan keselamatan, induksi keselamatan diatur
setelah mobilisasi personel di lokasi. Latihan keamanan yang menunjukkan titik muster
harus dilakukan di lokasi sebelum dimulainya pekerjaan apa pun.
Penilaian Risiko selama pemasangan harus dijelaskan dengan jelas kepada personel
yang terlibat untuk menghindari cedera pada personel dan kerusakan fasilitas jalur yang
ada. Penilaian Risiko dilampirkan dalam prosedur ini.

6.SUMBER DAYA
6.1Tenaga Kerja
Judul SHIFT HARI SHIFT MALAM
(jika diperlukan bekerja
malam)

Manajer Lokasi 1 Saat Panggilan


Koordinator HSE 1 1
Supervisor 1 1
Mandor 1 1
Operator Borepile 1 1
Operator Asisten 2 -
Surveyor 2 -
Inspektur QA / QC 1 1
Medic 1 1
Safety Man 1 1
Pembantu / Pekerja 5 5
Driver 1 1

6.2Peralatan / Alat
Document Number :
BCI-ENG-GPC-019
PROSEDUR BOREPILE Date : 25-Nov-2021

Page 7 of 18

Peralatan / Alat Kuantitas Komentar

Borepile Unit 2 unit Disediakan Oleh kontraktor


Generator 2 unit Disediakan Oleh kontraktor
Panel Listrik 4 unit Disediakan Oleh kontraktor
Jack Palu 1 Unit Disediakan Oleh kontraktor
Cangkul 5 unit Disediakan Oleh kontraktor
Palu 5 kilo 2 unit Disediakan Oleh kontraktor
Kunci rantai 4 unit Disediakan Oleh kontraktor
Linggis tanah 2 unit Disediakan Oleh kontraktor
Mesin Pemadat Tanah 1 Unit Disediakan Oleh kontraktor

Pemadam Api 4 unit Disediakan Oleh kontraktor

Theodolite Sokkia 2 unit Disediakan Oleh kontraktor

Water Pass Sokkia 1 unit Disediakan Oleh kontraktor

Total Stasiun Sokkia 1 unit Disediakan Oleh kontraktor

Prisma Sokkia 2 unit Disediakan Oleh kontraktor

Tripod Alumunium 4 unit Disediakan Oleh kontraktor


Document Number :
BCI-ENG-GPC-019
PROSEDUR BOREPILE Date : 25-Nov-2021

Page 8 of 18

7.TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

7.1 SITE MANAGER


Site manager bertanggung jawab atas semua kegiatan di lokasi, termasuk
perencanaan kerja dan memastikan semua pekerjaan sesuai dengan rencana kerja
proyek. Site Manager juga bertanggung jawab atas rencana manajemen
kesehatan, keselamatan, dan lingkungan dan harus memastikan bahwa itu telah
dilaksanakan untuk operasi dengan daerah tersebut.

7.2 SUPERVISOR
Pengawas untukpengeboran tiang pancang bertanggung jawab atas operasi
lengkap dan bertanggung jawab atas pergeseran peralatan dan membawa
pekerjaan yang menumpuk sesuai prosedur yang disetujui dan persyaratan HSE.
Dia juga bertanggung jawab untuk menilai izin kerja di lokasi sebelum dimulainya
pekerjaan dan implementasi rencana HSE.

7.3SURVEYOR
Surveyor bertanggung jawab untuk menentukan lokasi yang tepat untuk
pengeboran tiang pancang. Surveyor juga bertanggung jawab untuk memeriksa
antarmuka dengan kontraktor lain (EPSC 2) untuk koordinat dan elevasi. Jika ada
kejanggalan yang ditemukan, ia akan memberi tahu surveyor Perusahaan untuk
klarifikasi sekaligus. Dia juga harus bertanggung jawab atas pemantauan
vertikalitas selama menjalankan pengeboran.

7.4 KOORDINATOR PERMIT KERJA


Koordinator Izin Kerja bertanggung jawab untuk mempersiapkan izin kerja terlebih
dahulu untuk dapat memiliki izin kerja tepat waktu untuk memulai pekerjaan di
Document Number :
BCI-ENG-GPC-019
PROSEDUR BOREPILE Date : 25-Nov-2021

Page 9 of 18

lokasi, sesuai peraturan Perusahaan. Dia akan dapat menjawab semua pertanyaan
mengenai izin selama rapat izin kerja. Dia harus memastikan bahwa izin kerja yang
dikeluarkan oleh Perusahaan tersedia di lokasi kerja.

7.5 INSPEKTUR QC
Memastikan bahwa semua kegiatan sesuai dengan Rencana Mutu/prosedur dan
pernyataan metode. Mengawasisemua kegiatan piling, mulai dari fabrikasi di
halaman Kontraktor hingga pemasangan di lokasi kerja akan diperiksa dan direkam
oleh QC Engineer. Formulir Inspeksi QC yang sesuai akan diisi sebagaimana
disiapkan oleh Divisi QA/QC.

7.6 KOORDINATOR HSE


Koordinator HSE bertanggung jawab atas pemantauan Rencana HSE secara
keseluruhan, kepatuhan terhadap semua peraturan HSE. Dia akan bertanggung
jawab untuk mengikuti kegiatan kerja di lokasi, dan mengambil tindakan yang
diperlukan untuk mematuhinya.
Document Number :
BCI-ENG-GPC-019
PROSEDUR BOREPILE Date : 25-Nov-2021

Page 10 of 18

7.7 TENAGA MEDIS


Petugas medis harus bertanggung jawab untuk menangani perawatan kasus medis
di lokasi. Petugas Medis harus mengelola dan menanggapi setiap kasus darurat.

8.WAKTU KERJA
Waktu kerja untuk pekerjaan pengeboran tiang pancang adalah jadwal 9 jam sehari .
Pekerjaan Pengeboran, galiantanah, merakitr angkaian besi Diameter 16 mm dan 10
mm, memasukkan kedalaml ubang sedalam 15 meter, menuangkan bubur beton, .

9.TITIK REFERENSI DAN STASIUN KONTROL


Titik referensi harus diambil dari titik referensi yang ada. CTR akan menyiapkan juga
beberapa Control Station untuk memantau proses piling.

9.1 KOORDINAT REFERENSI DAN ELEVASI

Lokasi Timur Utara Elevasi Komentar


Document Number :
BCI-ENG-GPC-019
PROSEDUR BOREPILE Date : 25-Nov-2021

Page 11 of 18

10. PROSEDUR PEKERJAAN PENGEBORAN MENGGUNAKAN UNIT BORE PILE :


Titik referensi harus diambil dari titik referensi yang ada. CTR akan menyiapkan juga
beberapa Control Station untuk memantau proses piling.

10.1 SURVEI
Untuk pemantauan koordinat kegiatan yang menumpuk dan elevasi yang disetujui
perseroan untuk digunakan. Pemantauan menumpuk akan dilakukan menggunakan
sumbu rencana X-Y dari dua arah. 02 total stasiun akan digunakan untuk kegiatan
ini.
10.2 PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pembersihan lokasi kerja
Area permukaan tanah harus dibersihkan terlebih dahulu dari vegetasi yang
tumbuh di sekitar area kerja atau masih dalam batas limit area yang akan
mengganggu aktivitas pekerjaan selanjutnya.
2. Persiapan bantalan dan anchor point.
Bantalan atau dudukan unit bore pile berupa balok kayu keras dan anchor poit
dari besi beton D16 mm dan tali mininimum dia14 mm
POTENSI BAHAYA YANG TIMBUL :
1. Tersengat serangga
2. Dipatuk ular berbisa
LANGKAH – LANGKAH PENCEGAHAN :
1. Memasang tanda / sign serangan binatang liar
2. Pre Job sebelum memulai pekerjaan
3. menggunakan APD mandatory (cutt sloves resistance)
Document Number :
BCI-ENG-GPC-019
PROSEDUR BOREPILE Date : 25-Nov-2021

Page 12 of 18

10.3 PEKERJAAN SETTING UNIT BORE PILE


1. Posisikan unit bore pile duduk diatas bantalan serta pusat putaran borepile
mengacu pada titik koodinat survey berdasarkan desain yang sudah ditentukan.
2. Cek ketegakan tower rig dan dudukan frame bore pile menggunakan water pass
agar didapat posisi yang benar-benar vertical maupun horizontal (90 derajat ).
Posisi ketegakan dan kedataran dari tower rig / frame sangat menentukan
kualitas dari hasil bor tiang pancang yang akan di kerjakan .
Ujung atas tower rig diikat menggunakan tali min 14 mm ke 4 arah yang berbeda
sebagai anchor point

POTENSI BAHAYA YANG TIMBUL :


1. Tower rig terguling / rebah

LANGKAH – LANGKAH PENCEGAHAN :


1. Cek tali anchor point dalam kondisi layak pakai
2. Mengecek ketegakan tower rig
3. Cek kayu bantalan dalam kondisi layak pakai
4. Pre Job sebelum memulai pekerjaan

10.4 PENGOPERASIAN MESIN BORE PILE


Hidupkan mesin borepile untuk menggerakkan gear box secara vertical (naik atau
turun)
POTENSI BAHAYA YANG TIMBUL :
1. Tersengat listrik
2. Wire sling putus yg menyebabkan gearbox dapat jatuh / turun secara tidak
terkendali.
LANGKAH – LANGKAH PENCEGAHAN :
Document Number :
BCI-ENG-GPC-019
PROSEDUR BOREPILE Date : 25-Nov-2021

Page 13 of 18

1. Sebelum mengoperasikan mesin pastikan safetyman mengecek secara


keseluruhan elemen-elemen penujang yang tertera pada lembar checklist,seperti
a. ESD system
b. Spark Arrestor
c. Rotating guard
d. Exshaust insulation
e. Engine system
f. Radiator level
g. Lube oil level
h. Mechanical system
i. Hydrolic system( bila ada )
j. Electrical system
k. Borepile certificate
l. Frame of borepile
m. Lifting gear certificate
n. Pulley
o. Motor name plate
p. Wire rope machine . Kondisi wire harus di control terus menerus, pelumas pada
permukaan wire secara menyeluruh, agar mengurangi gesekan
q. Gear box machine
r. Winch machine
Item item ini harus di periksa terlebih dahulu oleh safety man , apabila salah satu
item tersebut di temukan kerusakan atau ganguan secara teknis, maka pihak
safety bisa menunda pekerjaan selanjutnya untuk dilakukan perbaikan , namun
apabila tidak ditemukan kekerusakan maupun ganguan pada item di atas, pihak
safety bisa melajutkan ketahapan berikut.
Document Number :
BCI-ENG-GPC-019
PROSEDUR BOREPILE Date : 25-Nov-2021

Page 14 of 18

s. Operator yang mengendalikan tuas naik turunnya gear box / mesin bor harus
leluasa memandang kearah naik turunnya gearbox, dan pastikan tidak ada
asisten operator di bawah mesin tersebut, atau menghalangin pandangan
operator
t. Pre Job Meeting sebelum beraktivitas
u. 3rd party certificate, inspeksi peralatan sudah tersedia (valid )

10.5 PENGOPERASIAN MESIN GENERATOR


1. Hidupkan mesin generator. Supply power dari mesin generator dipakai untuk
mengerakkan gear box.
2. Gear box dikoneksikan secara mekanis ke konektor stang bore pile. Stang bore
pile ini akan berputar didua arah yaitu dari kiri ke kanan untuk mengebor atau
sebaliknya berputar dari kanan ke kiri untuk melepas stang bor.

POTENSI BAHAYA YANG TIMBUL :


1. Tersengat listrik
2. Jari terjepit pada saat pengencangan / membuka stang bore dengan
menggunakan kunci pipa

LANGKAH – LANGKAH PENCEGAHAN :


Pastikan dilakukan pengecekan secara rutin oleh safety, mengenai item item yang tertera pada
kolom checklist, seperti
a. Engine smooth start up
b. Engine oil level indicator
c. Indicator (voltage, fuel, temp)
d. Eart terminals / ground
e. Cable terminal
Document Number :
BCI-ENG-GPC-019
PROSEDUR BOREPILE Date : 25-Nov-2021

Page 15 of 18

f. Earth leakage circuit breakers


g. Switch (on/0ff)
h. ESD
i. Safety guard for moving parts
j. Fuse
k. Supply cable quality- rating
l. Earth cable/ pole
m. Industrial plug/ connector
n. Battery
o. Socket connection
p. Feul tank cap
q. Inspection tag displayed
r. Machine placed at safe location
s. Fire extinguisher
t. Drip Pan
u. Pre Job Meeting sebelum beraktivitas

10.6 PEKERJAAN PENGEBORAN TANAH


1. Sambungkan mata bore tanah (diameter 40 cm) ke stang bor-1 melalui
sambungan drat dengan menggunakan kunci pipa.
2. Turunkan mesin gearbox hingga sebatas kurang lebih 1 meter dari permukaan
tanah
3. Putar konektor stang bore yang terkoneksi di gear box sehingga pin konektor
tepat atau mendekati posisi yang diinginkan.
Pengaturan atau setting untuk pemutaran konektor stang bore dikendalikan oleh
operator secara elektrik melalui panel gear box yang berada dekat dengan
Document Number :
BCI-ENG-GPC-019
PROSEDUR BOREPILE Date : 25-Nov-2021

Page 16 of 18

operator. (Dilarang keras assisten operator mengatur konektor stang bore


secara manual dengan cara menarik vanbelt motor gear box)
4. Jika posisi pin konektor stang bore sudah tepat pada posisi yang diinginkan maka
langsung dipasang stang bore ke-1 (Panjang 6 m) ke konektor tersebut.
Jika posisi pin konektor stang bore hampir mendekati posisi yang diinginkan
maka assisten bore pile akan menggeser stang bore ke-1 (Panjang 6 m) untuk
menyesuaikannya dengan posisi terakhir dari pin konektor stang bore sehingga
stang bore ke-1 dapat dengan mudah dikoneksikan ke konektornya.
5. Komunikasi antara operator dan asistennya saat setting up stang bore piles
dimana operator baru dapat pemutaran stetlah konektor mendapat aba-aba/
signal kode dari asistennya, dalam hal ini asisten berperan juga sebagai
signalman
6. Lakukan pengeboran sesuai titik yang di setujui bersama dan sudah dicek
kembali oleh surveyor
7. Pada saat mengeluarkan tumpukan tanah yang melekat pada mata bor dilakukan
secara berulang-ulang hingga mencapai kedalaman 15 meter. Para asisten yang
melepaskan tanah yang melekat pada mata bor menggunakan cangkul dan
linggis.
Tumpukan tanah yang sudah di lepaskan dari mata bore selanjutnya di
pindahkan menjauh dari posisi kerja , bila dibiarkan menumpuk akan
mengganggu area kerja.
Satu lubang mata bor dengan panjang 6 m bisa mengeluarkan material tanah
mencapai 2 meter kubik, dan bila tanah hasil pengeboran tidak dipindahkan
maka akan terjadi tumpukan atau gundukan yang akan mengganggu aktivitas
pekerjaan tersebut.
8. Setelah pengeboran mencapai kedalaman 6 m selanjutnya lepas stang bor ke-1
dari konektor stang bor.
Document Number :
BCI-ENG-GPC-019
PROSEDUR BOREPILE Date : 25-Nov-2021

Page 17 of 18

Stang bor ke-1 tetap berada dalam lubang yang sudah dibor tersebut.
Kunci pipa dipasangkan pada stang bore ke-1 guna menjaga agar stang bore ke-1
tetap pada posisi vertical dan juga untuk menjaga agar stang bor tidak jatuh ke
dalam lubang hasil pengeboran tersebut.
9. Naikkan gear box setinggi kurang lebih 1 m dari permukaan tanah, kemudian
putar konektor stang bor sehingga pin konektor tepat atau mendekati posisi
yang diinginkan. Pasang stang bore ke-2 (Panjang 6 m) ke konektor tersebut.
Naikan kembali gear box hingga ujung bawah stang bor ke-2 mendekati ujung
atas stang bore ke-1 (posisi stang bore ke-2 menjadi vertical)
10. Sambung stang bor ke-2 ke stang bor ke-1.(system drat)
Kencangkan dengan mesin bor yang di operasikan oleh operator
Setelah di kencangkan buka kunci pipa di stang bor-1
11. Lakukan pengeboran hingga kedalaman 12 meter
12. Lakukan hal yang sama pada saat mengeluarkan material tanah yang melekat
pada mata borepile secara setahap demi setahap dan jangan terlalu dalam,
karena akan mengakibatkan mata bore terjepit bila material tanah terlalu berat,
lakukan secara berkala di setiap kedalaman 50 cm hingga 100 cm
13. Apabila sudah mencapai kedalaman 12 meter, dengan cara yang sama seperti
pada point 7, 8 dan 9 sambungkan stang bor ke-3 (Panjang 4 m) ke stang bor ke-
2 sehingga total panjang stang bore = 16 meter
14. Lakukan pengeboran hingga kedalaman 15 meter sesuai persyaratan yang telah
ditentukan.
15. Setelah selesai pengeboran stang bore dilepas satu persatu mulai dari stang bor
ke-3 , ke-2 dan terakhir stang bor ke-1.
Setelah pengecekan bersama atas lubang hasil bore sesuai dengan persyaratan
maka unit bore pile dapat bergeser ke titik berikutnya.
Document Number :
BCI-ENG-GPC-019
PROSEDUR BOREPILE Date : 25-Nov-2021

Page 18 of 18

Metode pengeboran pada titik-titik selanjutnya mengikuti metode yang sama


dengan yang sudah disampaikan di atas.

POTENSI BAHAYA YANG TIMBUL :


1. Tersengat listrik
2. Jari terjepit pada pemasangan stang bor menggunakan kunci pipa
3. Tersandung.

LANGKAH – LANGKAH PENCEGAHAN :


1. Pastikan peralatan sudah di periksa dan di uji kelayakan dan mendapatkan
validasi dari PHM
2. Menggunakan high impact gloves dan dilakukan oleh orang yang berkompetensi
(asisten bore pile)
3. Pastikan area pengeboran terbebas dari penghalang dari akses bekerja harus
bersih
4. Untuk operator dan asisten harus memiliki sertifikat dari tree party dan sudah
mengikuti Lifthin Creww Assesment dari SLS / CPLO
PROJECT : SAKA PANGKAH
CLIENT : PT. PGN
WORK PACKAGE : SAKA PANGKAH CONTOH SCHEDULE CURVA S
TOTAL DURASI : 1095 HARI

DURATION
NO DESCRIPTION (%) MONTH 1 MONTH 2 MONTH 3 MONTH 4 MONTH 5 MONTH 6 MONTH 7 MONTH 8 MONTH 9 MONTH 10 MONTH 11 MONTH 12
W1 W2 W3 W4 W5 W6 W7 W8 W9 W10 W11 W12 W13 W14 W15 W16 W17 W18 W19 W20 W21 W22 W23 W24 W25 W26 W27 W28 W29 W30 W31 W32 W33 W34 W35 W36 W37 W38 W39 W40 W41 W42 W43 W44 W45 W46 W47 W48 W49 W50 W51 W52

STRUKTUR ARSITEKTUR DAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL


I
(PAKET C)

A MOBILISASI 0.19% 0.00 0.00 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -


PEKERJAAN PERSIAPAN, PRASARANA DAN
B
PENUNJANG 41.24% 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01
C PEKERJAAN KONSTRUKSI - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
1 PEKERJAAN SIPIL - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
2 PEKERJAAN PONDASI
3 Galian tanah manual 0.26% - 0.00 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Buang tanah didalam lokasi proyek


4 0.11% - - 0.00 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
5 Urugan tanah kembali dari bekas galian 0.41% - - 0.00 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
6 Pasir urug termasuk pemadatan dibawah 0.09% - - - - 0.00 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
7 Lantai kerja dengan campuran 1 : 3 : 5 0.14% - - - - - 0.00 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
8 Pasangan batu anstamping 0.24% - - - - - - 0.00 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
9 Pemancangan cerucuk dolken 0.43% - - - 0.00 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
10 Pondasi batu kali campuran 1 : 5 0.90% - - - - - - - 0.00 0.00 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
11 PEKERJAAN STRUKTUR - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
12 Struktur Bawah - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
13 Pekerjaan pondasi dan kolom pedestal 0.50% - - - - - - - - - 0.00 0.00 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
14 Pekerjaan Sloof 0.10% - - - - - - - - - - - 0.00 0.00 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
15 Beton mutu B0 pada slab on ground 0.35% - - - - - - - - - - - - - 0.00 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
16 Besi beton ( BJTP 24 & BJTD 40) 1.03% - - - - - - - 0.01 0.01 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
17 Pekerjaan Bekisting 1.24% - - - - - - - - - 0.01 0.01 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
18 Struktur Atas - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
19 Pekerjaan struktur utama 1.56% - - - - - - - - - - - - - 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
20 Pekerjaan Kantilever 0.02% - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 0.00 0.00 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
21 Besi beton ( BJTP 24 & BJTD 40) 4.64% - - - - - - - - - - - - - 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
22 Pekerjaan Bekisting 6.56% - - - - - - - - - - - - - 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
23 Rangka baja dan penutup atap 2.42% - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 0.01 0.01 0.01 0.01 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
24 Bak untuk keperluan ME 0.60% - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 0.00 0.00 0.00 - - -
25 PEKERJAAN ARSITEKTUR - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
26 Pekerjaan Dinding dan Pelapis Dinding - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
27 Pekerjaan pasangan dinding 1.40% - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 0.00 0.00 0.00 0.00 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
28 Plesteran + acian 2.25% - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 0.01 0.01 0.01 0.01 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
29 Pekerjaan Pasangan keramik dinding 1.04% - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 0.01 0.01 - - - - - - - - - - - - - - - - - -
30 Pekerjaan Pengecatan 0.67% - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 0.00 0.00 - - - - - -
31 Pekerjaan Lantai - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
32 Pekerjaan keramik 1.76% - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 0.01 0.01 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
33 Plint dan stairnosing 0.91% - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 0.00 0.00 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
34 Waterproofing 0.22% - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 0.00 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
35 Pekerjaan Plafond - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
36 Gypsum dan rangka 2.19% - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 0.01 0.01 0.01 0.01 - - - - - - - - - - - - - -
37 List plafon 0.57% - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 0.01 - - - - - - - - - - - - -
38 Cat plafond 0.26% - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 0.00 - - - - -
39 Pekerjaan Pintu Jendela - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
40 Pemasangan Pintu 2.22% - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 0.02 - - - - - - - - - - - - -
41 Pemasangan Jendela 1.77% - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 0.02 - - - - - - - - - - - -
42 Pekerjaan Sanitary - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
43 Toilet lantai 1 0.51% - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 0.01 - - - - - - - - - -
44 Carport & taman 0.00% - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 0.00 - - - - - - - - -
45 Pantry dan dapur service (lantai 1) 0.07% - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 0.00 - - - - - - - - - -
46 Toilet anak (lantai 2) 0.51% - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 0.01 - - - - - - - - -
47 Toilet utama (Lantai 2) 0.51% - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 0.01 - - - - - - - -
48 Lantai dak dan atap 0.00% - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 0.00 - - - - - - - - - -
49 Pekerjaan Lain-Lain - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
50 Meja pantry ukuran lebar 600 mm finish top table homogenous
0.13% -tile 60x60
- cm warna
- hitam
- termasuk
- - edging- tinggi 8- cm - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 0.00 - - - - - - - - - - -
51 Hand railing tangga dari besi hollow 1,5" finish cat 0.66%
termasuk dudukan
- angkur
- dan
- aksesoris
- lainnya
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 0.01 - - - - - - - - - -
52 Tanggulan bata tinggi 350 mm termasuk plester, acian dan cat eksterior
0.16% - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 0.00 - - - - - - - - -
53 Tanggulan bata tinggi 425 mm termasuk plester, acian dan cat eksterior
0.03% - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 0.00 - - - - - - - -
54 Tanggulan bata tinggi 225 mm termasuk plester, acian dan cat eksterior
0.04% - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 0.00 0.00 - - - - - -
55 Pekerjaan Façade 3.48% - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 0.01 0.01 0.01 - - -
56 PEKERJAAN LANDSCAPE UNIT - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
57 Softscape 0.43% - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 0.00 - - -
58 PEKERJAAN LUAR 2.13% - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 - - - -
59 PEKERJAAN ELEKTRIKAL 4.11% - 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 -
60 PEKERJAAN MECHANICAL 4.11% - 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 -
61 PEKERJAAN KONSTRUKSI MUSHOLLA 2.85% - 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
62 PEKERJAAN KONSTRUKSI GERBANG SELATAN 1.80% - 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
D DEMOBILISASI 0.19% - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 0.00 -

RENCANA 1% 2% 2% 2% 1% 1% 1% 2% 2% 2% 2% 1% 1% 3% 2% 2% 2% 2% 2% 2% 2% 2% 2% 2% 2% 3% 3% 2% 2% 2% 2% 1% 1% 1% 2% 2% 2% 2% 4% 3% 1% 2% 2% 2% 2% 2% 3% 3% 3% 1% 1% 1%
100.00%
KUMULATIF RENCANA 1% 2% 4% 6% 7% 8% 10% 12% 14% 16% 18% 20% 21% 24% 26% 28% 31% 33% 35% 38% 40% 42% 45% 47% 49% 52% 54% 56% 57% 59% 61% 63% 64% 66% 67% 69% 70% 72% 76% 78% 79% 82% 84% 85% 87% 89% 92% 94% 97% 98% 99% 100%
SCHEDULE PLAN PAKET C
ID Task Task Name Duration October November December January February March April May June July August September October November December January February
Mode W-11 W-7 W-3 W2 W6 W10 W14 W18 W22 W26 W30 W34 W38 W42 W46 W50 W54
1 STRUKTUR ARSITEKTUR DAN MEKANIKAL 365 days
ELEKTRIKAL (PAKET C)
2 MOBILISASI 15 days
3 PEKERJAAN PERSIAPAN, PRASARANA DAN 365 days
PENUNJANG
4 PEKERJAAN KONSTRUKSI 348 days
5 PEKERJAAN SIPIL 336 days
6 PEKERJAAN PONDASI 58 days
7 Galian tanah manual 6 days
8 Buang tanah didalam lokasi proyek 6 days
9 Urugan tanah kembali dari bekas 6 days
galian
10 Pasir urug termasuk pemadatan 6 days
dibawah
11 Lantai kerja dengan campuran 1 : 3 : 6 days
5
12 Pasangan batu anstamping 8 days
13 Pemancangan cerucuk dolken 8 days
14 Pondasi batu kali campuran 1 : 5 12 days
15 PEKERJAAN STRUKTUR 290 days
16 Struktur Bawah 40 days
17 Pekerjaan pondasi dan kolom 14 days
pedestal
18 Pekerjaan Sloof 12 days
19 Beton mutu B0 pada slab on 2 days
ground
20 Besi beton ( BJTP 24 & BJTD 40) 14 days
21 Pekerjaan Bekisting 14 days
22 Struktur Atas 84 days
23 Pekerjaan struktur utama 70 days
24 Pekerjaan Kantilever 14 days
25 Besi beton ( BJTP 24 & BJTD 40) 70 days
26 Pekerjaan Bekisting 70 days
27 Rangka baja dan penutup atap 28 days
28 Bak untuk keperluan ME 20 days
29 PEKERJAAN ARSITEKTUR 180 days
30 Pekerjaan Dinding dan Pelapis 161 days
Dinding
31 Pekerjaan pasangan dinding 25 days
32 Plesteran + acian 24 days

Task Inactive Task Manual Summary Rollup External Milestone Manual Progress

Split Inactive Milestone Manual Summary Deadline


Project: SCHEDULE PAKET C
Milestone Inactive Summary Start-only Critical
Date: Mon 12/6/21
Summary Manual Task Finish-only Critical Split

Project Summary Duration-only External Tasks Progress

Page 1
SCHEDULE PLAN PAKET C
ID Task Task Name Duration October November December January February March April May June July August September October November December January February
Mode W-11 W-7 W-3 W2 W6 W10 W14 W18 W22 W26 W30 W34 W38 W42 W46 W50 W54
33 Pekerjaan Pasangan keramik 14 days
dinding
34 Pekerjaan Pengecatan 14 days
35 Pekerjaan Lantai 47 days
36 Pekerjaan keramik 12 days
37 Plint dan stairnosing 14 days
38 Waterproofing 4 days
39 Pekerjaan Plafond 94 days
40 Gypsum dan rangka 28 days
41 List plafon 8 days
42 Cat plafond 8 days
43 Pekerjaan Pintu Jendela 14 days
44 Pemasangan Pintu 8 days
45 Pemasangan Jendela 6 days
46 Pekerjaan Sanitary 24 days
47 Toilet lantai 1 6 days
48 Carport & taman 6 days
49 Pantry dan dapur service (lantai 1) 6 days

50 Toilet anak (lantai 2) 6 days


51 Toilet utama (Lantai 2) 6 days
52 Lantai dak dan atap 6 days
53 Pekerjaan Lain-Lain 42 days
54 Meja pantry ukuran lebar 600 mm 6 days
finish top table homogenous tile
60x60 cm warna hitam termasuk
edging tinggi 8 cm
55 Hand railing tangga dari besi 8 days
hollow 1,5" finish cat termasuk
dudukan angkur dan aksesoris
lainnya
56 Tanggulan bata tinggi 300 mm 8 days
termasuk plester, acian dan cat
eksterior
57 Tanggulan bata tinggi 200 mm 8 days
termasuk plester, acian dan cat
eksterior
58 Bak sampah uk.900x1050x900 mm 12 days
dari pasangan bata termasuk
pondasi, plesteran, acian dan cat
eksterior

Task Inactive Task Manual Summary Rollup External Milestone Manual Progress

Split Inactive Milestone Manual Summary Deadline


Project: SCHEDULE PAKET C
Milestone Inactive Summary Start-only Critical
Date: Mon 12/6/21
Summary Manual Task Finish-only Critical Split

Project Summary Duration-only External Tasks Progress

Page 2
SCHEDULE PLAN PAKET C
ID Task Task Name Duration October November December January February March April May June July August September October November December January February
Mode W-11 W-7 W-3 W2 W6 W10 W14 W18 W22 W26 W30 W34 W38 W42 W46 W50 W54
59 Pekerjaan Façade 21 days
60 PEKERJAAN LANDSCAPE UNIT 7 days
61 Softscape 7 days
62 PEKERJAAN LUAR 42 days
63 PEKERJAAN ELEKTRIKAL 348 days
64 PEKERJAAN MECHANICAL 348 days
65 PEKERJAAN KONSTRUKSI MUSHOLLA 180 days
66 PEKERJAAN KONSTRUKSI GERBANG SELATAN
90 days
67 DEMOBILISASI 8 days

Task Inactive Task Manual Summary Rollup External Milestone Manual Progress

Split Inactive Milestone Manual Summary Deadline


Project: SCHEDULE PAKET C
Milestone Inactive Summary Start-only Critical
Date: Mon 12/6/21
Summary Manual Task Finish-only Critical Split

Project Summary Duration-only External Tasks Progress

Page 3

Anda mungkin juga menyukai