Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH TENTANG

PEGADAIAN

DISUSUN OLEH
1. Ahmad Saeful Hari
2. Ilma Aprilian
3. M. Faesal Jayadi
4. Dimas Juniardi
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Dengan nama Allah yang maha Pengasih lagi maha Penyayang. Puji syukur penulis
panjatkan kepada-Nya, serta salawat dan salam penulis persembahkan kepada Nabi
Muhammad SAW. sehingga penulis dapat menyusun makalah ini yang berjudul
“PEGADAIAN DI INDONESIA”.

Uraian setiap topik dalam tulisan ini penulis sajikan dengan materi-materi yang
menerangkan tentang segala hal yang menyangkut tentang Pegadaian di Indonesia. Sedang
untuk penelusuran yang lebih jauh dan mendalam pembaca dapat mengadakan kajian pada
artikel maupun refensi lainnya yang menyangkut masalah Pegadaian di Indonesia yang
dianggap relevan dengan topik bahasan ini.

Akhir kata kami mengucapkan terimakasih, mudah-mudahan makalah ini dapat sedikit
menambah wawasan dan berguna bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Wassalamualaikum Wr. Wb.


BAB I
PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG MASALAH


Dalam kegiatan sehari- hari, uang selalu saja dibutuhkan untuk membeli atau
membayar berbagai keperluan. Dan yang menjadi masalah terkadang kebutuhan yang ingin
dibeli tidak dapat dicukupi dengan uang yang dimilikinya. Kalau sudah demikian, mau tidak
mau kita mengurangi untuk membeli berbagai keperluan yang dianggap tidak penting, namun
untuk keperluan yang sangat penting terpaksa harus dipenuhi dengan berbagai cara seperti
meminjam dari berbagai sumber dana yang ada.
Porum pegadaian sebagai satu- satunya perusahaan diindonesia yang
menyelenggarakan bisnis gadai dan sarana pendanaan alternative telah ada sejak lama dan
banyak dikenal masyarakat Indonesia, terutama dikota kecil. Selama ini pegadaian selalu
identik dengan kesusahan dan kesengsaraan, orang yang dating biasanya berpenampilan
lusuh dengan wajah tertekan, tetapi hal itu kini semua berubah. Porum pegadaian telah
berubah diri dengan membangun citra baru. Cukup membawa agunan, seseorang terbuka
peluang untuk mendapatkan pinjaman sesuai dengan nilai taksiran barang tersebuta. Agunan
dapat berbentuk apa saja asalokan berupa benda bergerak dan bernilai ekonomis. Disamping
itu, pemohon juga perlu menyerahkan surat atau bukti kepemilikan dan identitas diri, selain
itu, kini porum pegadaian banyak menawarkan produk lain selain hanya gadai tradisional.

B.  RUMUSAN MASALAH


1.      Bagaimana sejarah perkembangan pegadaian di Indonesia?
2.      Apa yang dimaksud dengan pegadaian?
3.      Sebutkan dan jelaskan manfaat, tujuan, keuntungan dari pegadaian!
4.      Sebutkan dan jelaskan barang jaminan dan sumber pendanaan dari pegadaian!
5.      Apa saja produk dan jasa pegadaian sistem konvensional dan syariah?
6.      Bagaimana mekanisme produk dalam pegadaian syariah?
7.      Sebutkan perbedaan antara pegadaian konvesional dan syariah!
8.      Sebutkan perbedaan antara pegadaian dan bank!
C.  TUJUAN MASALAH
1.      Untuk dapat mengetahui sejarah perkembangan pegadaian di Indonesia.
2.      Untuk dapat mengetahui pengertian dari pegadaian.
3.      Untuk dapat mengetahui manfaat, tujuan dan keuntungan dari pegadaian.
4.      Untuk dapat mengetahui barang jaminan dan sumber pendanaan dari pegadaian.
5.      Untuk dapat mengetahui produk dan jasa dari pegadaian konvensional dan syariah.
6.      Untuk dapat mengetahui mekenisme produk dalam pegadaian syariah.
7.      Untuk dapat mengetahui perbedaan antara pegadaian konvensional dan syariah.
8.      Untuk dapat mengetahui perbedaan pegadaian dan bank.
BAB II
PEMBAHASAN

1.    SEJARAH PERKEMBANGAN PEGADAIAN DI INDONESIA


Sejarah Pegadaian dimulai pada saat Pemerintah Penjajahan Belanda (VOC)
mendirikan BANK VAN LEENING yaitu lembaga keuangan yang memberikan kredit
dengan sistem gadai, lembaga ini pertama kali didirikan di Batavia pada tanggal 20 Agustus
1746.
Ketika Inggris mengambil alih kekuasaan Indonesia dari tangan Belanda (1811-1816)
Bank Van Leening milik pemerintah dibubarkan, dan masyarakat diberi keleluasaan untuk
mendirikan usaha pegadaian asal mendapat lisensi dari Pemerintah Daerah setempat
(liecentie stelsel).Namun metode tersebut berdampak buruk, pemegang lisensi menjalankan
praktek rentenir atau lintah darat yang dirasakan kurang menguntungkan pemerintah berkuasa
(Inggris). Oleh karena itu, metode liecentie stelsel diganti menjadi pacth stelsel yaitu
pendirian pegadaian diberikan kepada umum yang mampu membayarkan pajak yang tinggi
kepada pemerintah.
Pada saat Belanda berkuasa kembali, pola atau metode pacth stelsel tetap
dipertahankan dan menimbulkan dampak yang sama dimana pemegang hak ternyata banyak
melakukan penyelewengan dalam menjalankan bisnisnya. Selanjutnya pemerintah Hindia
Belanda menerapkan apa yang disebut dengan ‘cultuur stelsel’ dimana dalam kajian tentang
pegadaian, saran yang dikemukakan adalah sebaiknya kegiatan pegadaian ditangani sendiri
oleh pemerintah agar dapat memberikan perlindungan dan manfaat yang lebih besar bagi
masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan
Staatsblad (Stbl) No. 131 tanggal 12 Maret 1901 yang mengatur bahwa usaha Pegadaian
merupakan monopoli Pemerintah dan tanggal 1 April 1901 didirikan Pegadaian Negara
pertama di Sukabumi (Jawa Barat), selanjutnya setiap tanggal 1 April diperingati sebagai hari
ulang tahun Pegadaian.
Pada masa pendudukan Jepang, gedung Kantor Pusat Jawatan Pegadaian yang terletak
di Jalan Kramat Raya 162 dijadikan tempat tawanan perang dan Kantor Pusat Jawatan
Pegadaian dipindahkan ke Jalan Kramat Raya 132. Tidak banyak perubahan yang terjadi
pada masa pemerintahan Jepang, baik dari sisi kebijakan maupun Struktur Organisasi
Jawatan Pegadaian. Jawatan Pegadaian dalam Bahasa Jepang disebut ‘Sitji Eigeikyuku’,
Pimpinan Jawatan Pegadaian dipegang oleh orang Jepang yang bernama Ohno-San dengan
wakilnya orang pribumi yang bernama M. Saubari.
Pada masa awal pemerintahan Republik Indonesia, Kantor Jawatan Pegadaian sempat
pindah ke Karang Anyar (Kebumen) karena situasi perang yang kian terus memanas. Agresi
militer Belanda yang kedua memaksa Kantor Jawatan Pegadaian dipindah lagi ke Magelang.
Selanjutnya, pasca perang kemerdekaan Kantor Jawatan Pegadaian kembali lagi ke Jakarta
dan Pegadaian kembali dikelola oleh Pemerintah Republik Indonesia. Dalam masa ini
Pegadaian sudah beberapa kali berubah status, yaitu sebagai Perusahaan Negara (PN) sejak 1
Januari 1961, kemudian berdasarkan PP.No.7/1969 menjadi Perusahaan Jawatan (PERJAN),
selanjutnya berdasarkan PP.No.10/1990 (yang diperbaharui dengan PP.No.103/2000)
berubah lagi menjadi Perusahaan Umum (PERUM) hingga sekarang.
Kini usia Pegadaian telah lebih dari seratus tahun, manfaat semakin dirasakan oleh
masyarakat, meskipun perusahaan membawa misi public service obligation, ternyata
perusahaan masih mampu memberikan kontribusi yang signifikan dalam bentuk pajak dan
bagi keuntungan kepada Pemerintah, disaat mayoritas lembaga keuangan lainnya berada
dalam situasi yang tidak menguntungkan.

2.    PENGERTIAN PEGADAIAN


Menurut kitab Undang- Undang Hukum perdata pasal 1150 disebutkan bahwa gadai
adalah suatu hak yang diperoleh seorang yang berpiutang atas suatu barang bergerak, dan
yang menberikan kekuasaan kepada orang berpiutang itu utuk mengambil pelunasan dari
barang tersebut secara didahulukan daripadaorang yang berpiutang lainya; dengan
pengecualian biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk
menyelamatkan barang itu setelah digadaikan, biaya- biaya mana yang harus didahulukan.
Secara umum usaha gadai adalah kegiatan menjaminkan barang- barang berharga
kepada kepada pihak tertentu, guna memperoleh sejumlah uang dan barang yang dijaminkan
akan ditebus kembali sesuai perjanjian antara nasabah dengan lembaga gadai. Pegadaian
terdiri dari dua macam, yaitu pegadaian konvensional dan pegadaian syariah. Pegadaian
adalah lembaga yang melakukan pembiayaan dengan bentuk penyaluran kredit atas dasar
hukum kredit. Dengan demikian, dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa usaha gadai
memiliki cirri- cirri diantaranya:
1.      Terdapat barang- barang berharga yang digadaikan;
2.      Nilai jumlah pinjaman tergantung nilai barang yang digadaikan;
3.      Barang yang digadaikan dapat ditebus kembali.1[1]
1
Sedangkan pegadaian ialah satu-satunya badan usaha di Indonesia yang secara resmi
mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan lembaga keuangan berupa pembiayaan dalam
bentuk penyaluran dana ke masyarakat atas dasar hukum gadai seperti dimaksud dalam
Kitab Undang-undang Hukum Perdata Pasal 1150 di atas . Tugas Pokoknya adalah memberi
pinjaman kepada masyarakat atas dasar hokum gadai agar masyarakat tidak dirugikan oleh
kegiatan lembaga keuangan informal yang cenderung memanfaatkan kebutuhan dana
mendesak dari masyarakat.Hal ini didasari pada fakta yang terjadi di lapangan bahwa
terdapat lembaga keuangan yang seperti lintah darat dan pengijon yang dengan
melambungkan tingkat suku bunga setinggi-tingginya.2[2]

3.    MANFAAT, TUJUAN, DAN KEUNTUNGAN PEGADAIAN


a.    Manfaat Pegadaian
1.      Bagi Nasabah
Manfaat utama yang diperoleh nasabah yang meminjam dari perum pegadaian adalah
ketersediaan dana dengan prosedur yang relatif lebih sederhana dan dalam waktu yang lebih
cepat terutama apabila dibandingkan dengan kredit perbankan. Disamping itu mengingat itu
jasa yang ditawarkan oleh Perum Pegadaian tidak hanya jasa pegadaian, nasabah juga
memperolah manfaat sebagai berikut:
a.    Penaksiran nilai suatu barang bergerak dari dari pihak atau institusi yang telah
berpengalaman dan dapat dipercaya.
b.    Penitipan suatu barang bergerak pada tempat yang aman dan dapat dipercaya
Nasabah yang akan berpergian, merasa kurang aman menempatkan barang bergeraknya
ditempat sendiri, atau tidak mempunyai sarana penyimpanan suatu barang bergerak dapat
menitipkan suatu barang bergerak dapat menitipkn barangnya di Perum Pegadaian.
2.      Bagi Perusahaan Pegadaian
Manfaat yang diharapkan Perum Pegadaian sesuai jasa yang diberikan kepada nasabahnya
adalah:
a.       Penghasilan yang bersumber dari sewa modal yang dibayarkan oleh peminjam dana;
b.      Penghasilan yang bersumber dari ongkos yang dibayarkan oleh nasabah memperoleh
jasa tertentu dari Perum Pegadaian;
c.       Pelaksanaan misi Perum Pegadaian sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara yang
bergerak dalam bidang pembiayaan berupa pemberian bantuan kepada masyarakat yang
memerlukan dana dengan prosedur dan cara yang relatif sederhana;
2
d.      Berdasarkan Beraturan Pemerintah  No. 10 Tahun  1990, laba yang diperoleh oleh
Perum Pegadaian digunakan untuk:
1)      Dana pembangunan semesta (55%);
2)      Cadangan umum (5%);
3)      Cadangan tujuan (5%);
4)      Dana sosial (20%).
b.   Tujuan Pegadaian
1.      Membantu orang- orang yang membutuhkan pinjaman dengan syarat mudah
2.    Untuk masyarakat yang ingin mengetahui barang yang dimilikinya, pegadaian
memberikan jasa taksiran untuk mengetahui nilai barang
3.      Menyediakan jasa pada masyarakat yang ingin menyimpan barangnya
4.      Memberikan kredit kepada masyarakat yang mempunyai penghasilan tetap seperti
karyawan
5.      Menunjang pelaksana kebijakan dan program pemerintah dibinang ekonomi dan
pembangunan nasional pada umumnya melalui penyaluran uang pinjaman atas dasar
hokum gadai
6.      Mencega praktik ijon, pegadaian gelap, riba dan pinjaman tidak wajar lainya
7.      Meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama golongan menengah kebawa
melalui penyediaan dana atas dasar hokum gadai, dan jasa dibidang keuangan lainya
berdasarkan ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku
8.      Membina perekonomian rakyat kecil dengan menyalurkan kredit atas dasar hukum
gadai kepada masyarakat
9.      Di samping penyaluran kredit, maupun usaha- usaha lainya  yang bermanfaat
terutama bagi pemerintah dan masyarakat
10.  Membina pola pengkreditan supaya benar- benar terarah dan bermanfaat, terutama
mengenai kredit yang bersifat produktif dan bila perlu memperluas daerah
operasionalnya.3[3]
c.    Keuntungan pegadaian
Tujuan utama usaha pegadaian adalah untuk mengatasi agar masyarakat yang sedang
membutuhkan uang tidak jatuh ke tangan para pelepas uang atau tukang ijon atau tukang
rentenir yang bunganya relatif tinggi. Perusahaan pegadaian menyediakan pinjaman uang
dengan jaminan barang-barang berharga. Meminjam uang ke perum pegadaian bukan saja
karena prosedurnya yang mudah dan cepat, tetapi karena biaya yang dibebankan lebih ringan
3
jika dibandingkan dengan para pelepas uang atau tukang ijon. Hal ini dilakukan sesuai
dengan salah satu tujuan dari perum pegadaian dalam pemberian pinjaman kepada
masyarakat dengan moto “meyelesaikan masalah tanpa masalah”.
Jika seseorang membutuhkan dana sebenarnya dapat diajukan ke berbagai sumber dana,
seperti meminjam uang ke bank atau lembaga keuangan lainnya. Akan tetapi, kendala
utamanya adalah prosedurnya yang rumit dan memakan waktu yang relatif lebih lama.
Kemudian disamping itu, persyaratan yang lebih sulit untuk dipenuhi seperti dokumen yang
harus lengkap, membuat masyarakat mengalami kesulitan untuk memenuhinya. Begitu pula
dengan jaminan yang diberikan harus barang-barang tertentu, karena tidak semua barang
dapat dijadikan jaminan di bank.
Namun, di perusahaan pegadaian begitu mudah dilakukan, masyarakat cukup datang ke
kantor pegadaian terdekat dengan membawa jaminan barang tertentu, maka uang pinjaman
pun dalam waktu singkat dapat terpenuhi. Jaminannya pun cukup sederhana sebagai contoh
adalah jaminan dengan jam tangan saja sudah cukup untuk memperoleh sejumlah uang dan
hal ini hampir mustahil dapat diperoleh di lembaga keuangan lainnya.
Keuntungan lain di pegadaian adalah pihak pegadaian tidak mempermasalahkan untuk
apa uang tersebut digunakan dan hal ini tentu bertolak belakang dengan pihak perbankan
yang harus dibuat serinci mungkin tentang penggunaan uangnya. Begitu pula dengan sangsi
yang diberikan relatif ringan, apabila tidak dapat melunasi dalam waktu tertentu. Sangsi yang
paling berat adalah jaminan yang disimpan akan dilelang untuk menutupi kekurangan
pinjaman yang telah diberikan.
Jadi keuntungan perusahaan pegadaian jika dibandingkan dengan lembaga keuangan
bank atau lembaga keuangan lainnya adalah:
1.      Waktu yang relatif singkat untuk memperoleh uang, yaitu paada hari itu juga,
hal ini disebabkan prosedurnyayang tidak berbelit-belit;
2.      Persyaratan yang sangat sederhana sehingga memudahkan konsumen untuk
memenuhinya;
3.      Pihak pegadaian tidak mempermasalahkan uang tersebut digunakan untuk
apa, jadi sesuai dengan kehendak nasabahnya.4[4]

4.    BARANG JAMINAN DAN SUMBER PENDANAAN PEGADAIAN


a.      Barang Jaminan Pegadaian
4
Jenis barang yang dapat  diterima sebagai barang jaminan pada prinsipnya adalah barang
bergerak, antara lain:
a.       Barang dan perhiasan : yaitu semua perhiasan yang dibuat dari emas, perhiasan perak,
platina, baik yang berhiaskan intan, mutiara.
b.      Barang-barang elektronik: laptop, TV, kulkas, radio, tape recorder,vcd/dvd, radio kaset.
c.       Kendaran : sepeda, sepeda motor, mobil.
d.      Barang-barang rumah tangga
e.       Mesin,mesin jahit, mesin motor kapal.
f.       Tekstil
g.      Barang-barang lain yang dianggap bernilai seperti surat-surat berharga baik dalam bentuk
saham, obligasi, maupun surat-surat berharga lainnya.5[5]

b.      Sumber Pendanaan Pegadaian


Pegadaian sebagai lembaga keuangan tidak diperkenankan menghimpun dana secara
langsung dari masyarakat  dalam bentuk simpanan, misalnya giro, deposito, dan tabungan.
Untuk memenuhi kebutuhan dananya, perum pegadaian memiliki sumber-sumber dana sbb:
1.   Modal sendiri
2.   Penyertaan modal pemerintah
3.   Pinjaman jangka pendek dari perbankan
4.   Pinjaman jangka panjang yang berasal dari kredit lunak bank indonesia
5.   Dari masyarakat melalui penerbitan obligasi
Aspek  syariah tidak hanya menyentuh bagian operasionalnya  saja, pembiayaan
kegiatan pendanaan bagi nasabah, harus diperoleh dari sumber yang benar-benar terbebas
dari unsur riba. Dalam hal ini, seluruh kegiatan pegadaian syariah termasuk dana yang
kemudian disalurkan kepada nasabah, murni berasal dari modal sendiri ditambah dana pihak
ketiga dari sumber yang dapat dipertanggung jawaban. Pegadaian telah melakukan kerja
sama dengan bank muamalat sebagai pundernya, ke depan pegadaian jaga akan melakukan
kerja sama dengan lembaga keuangan syariah lain untuk mem-back up modal kerja.

5.    PRODUK DAN JASA SISTEM KONVENSIONAL DAN SYARIAH


a.      Produk dan Jasa Sistem Konvensional
5
1.      Jasa Taksiran
Layanan Pegadaian untuk memberikan penilaian berbagai jenis dan kualitas emas dan
berlian, para penaksir akan bergerak atau bertindak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2.      Jasa Titipan
Bagi nasabah yang ingin manyimpan barangnya yang berharga, dapat menyimpan
dipegadaian dengan layanan tititpan, dengan prosedur mudah, layanan murah, dan barang
akan dijamin oleh pegadaian. Selain itu, jika nasabah akan meninggalkan rumah dalam
jangka waktu yang lama, nasabah dapat manitipkan barang- barang dipegadaian.

3.      Penjualan Koin Emas ONH


Koin emas ONH adalah emas yang berbentuk koin yang dapat digunakan untuk tujuan
persiapan dana pergi menunaikan ibadah haji bagi pembelinya. Nasabah hanya cukup
membeli sejumlah koin emas ONH (yang tersedia dalam pilihan berat), baik sekali saja
maupun secara rutin. Setelah koin emas ONH milik nasabah telah mencapai sekitar 250-300
gram, secara otomatis nasabah akan didaftarkan sebagai calon jamaah haji melalui Sistem
Haji Terpadu (Siskoat). Selain untuk haji, dapat pula dibeli untuk tujuan investasi.
4.      Unit Toko Emas “Galeri 24”
5.      Krasida
Kredit angsuran system gadai merupakan pemberian pinjaman kepada para pengusaha mikro
kecil (dalam rangka mengembangkan usaha) atas dasar gadai yang pengembalian
pinjamannya dilakukan melalui angsuran. Dengan janka waktu maksimal tiga tahun dan
jaminan bergerak,seperti: perhiasan, kendaraan bermotor, dan barang bergerak lainya.
6.      Kreasi
Kreasi adalah pemberian pinjaman uang yang ditujukan kepada pengusaha kecil dengan
menggunakan konstruksi penjaminan kredit atas dasar fidusia. Kredit atas dasar fidusia
merupakan pengikatan jaminan dengan lembaga pengikatan jaminan yang sempurna dan
memberikan hak yang preferent kepada kreditor, dalam hal ini adalah lembaga jamin atau
fidusia. Kredit pada fitur fidusia, bagi kreditor dan debitur merupakan jaminan yang ideal.
7.      Kresna
Kresna merupakan pemberian pinjaman kepada pegawai atau karyawan dalam rangka
kegiatan produktif /konsumtif dengan pengembalian secara angsuran. Sampai saat ini kresna
baru bisa diambil oleh pegawai pegadaian. Kresna dimasa mendatang akan dikembangkan
menjadi produk yang bisa dimanfaatkan untuk cicilan kendaraan bermotor.
8.      Jasa gadai (Kredit Cepat Aman/KCA)
Proses pemberian system gadai hanya memakan waktu 15 menit, selain itu, aman dan
prosedurnya mudah, yaitu dengan jaminan barang bergerak.

9.      Usaha Sewa Gedung


Perum pegadaianjuga menyediakan sewa gedung, seperti : Gedung Langen Palikrama,
Gedung Serbaguna, dan Harco Pasar Baru, serta Kenari Baru.
10.  Kredit Tunda Jual Komoditas Pertanian
Kredittunda jual komoditas pertanian ini diberikan kepada petani degan jaminan gabah kering
giling. Layanan kredit ini ditujuhkan untuk membantu para petani pasca panen terhindardari
tekanan akibat fluktuasi harga pada saat panen dan permainan para tengkulak. Sasaran utama
gadai gabah adalah membantu petani agar dapat menjual gabah yang dimilikinya sesuai
dengan harga dasar yang ditetapkan pemerintah.
11.  Kredit Kelayakan Usaha
Suatu bentuk pengembangan dari kredit gadai yang diperuntukkan bagi para pengusaha kecil
dan mikro agar tidak lagi menggadaikan alat- alat produksinya. Dengan melihat kelayakan
usahanya, mereka tetap memperoleh kredit dan barang jaminanya tetap dapat digunakan
untukmenjalankan usahanya.
12.  Lelang Barang Jaminan
Jika sampai batas waktu tertentu, nasabah tidak melunasi, mencicil atau memperpanjang
pinjaman, barang akan dilelang pada bulan ke-5. Pelelangan akan di dilaksanakan oleh
pegadaian sendiri. Tanggal lelang akan diumumkan pada papan pengumuman dan media
radio. Dalam hal barang jaminan akan dilelang, nasabah masih berhak menerimah uang
kelebihan yaitu hasil penjualan dalam lelang setelah setelah dikurangi uang pinjaman + sewa
modal, biaya lelang. Apabila kredit  belum dapat dikembalikan dalam waktunya dapat
diperpanjang dengan cara dicicil atau gadai ulang. Kedua cara ini secara otomatis akan
memperpanjang jangka waktu kredit.6[6]
b.   Produk dan Jasa Sistem Syariah
Pengertian
Gadai dilihat dari sisi fiqih disebut “Ar- Rahn” yaitu suatu akad (perjanjian) pinjam-
meminjam dengan menyerahkan barang milik sebagai tanggungan utang. Perjanjian Gadai
6
pada prinsipnya diterimah dan diakui dalam Islam, berdasarkan firman Allah Swt. Dalam
transaksi rahn (gadai syariah) dikenal beberapa istilah yang harus dipahami oleh setiap
individu yang melaksanakan transaksi. Rahn dalam pengertian hukum perdata adalah sama
dengan gadai, tetapi dalam pengertian Syariah (Islam) terdapat hal- hal yang spesifik yang
tidak terdapat pada pengertian gadai , yaitu sebagai berikut.
a.       Rahn artinya tetap, kekal, dan jaminan . Menurut beberapa mazhab, rahn berarti perjanjian
penyerahan harta yang oleh pemiliknya dijadikan jaminan utang yang nantinya dapat
dijadikan sebagai pembayar hak piutang tersebut, baik seluruhnya maupun sebagian.
b.      Rahn adalah produk jasa berupa pemberian pinjaman menggunakan system gadai dengan
berlandaskan prinsip- prinsip syariat islam, di mana: tidak menentukan tarif jasa dari
besarnya uang pinjaman.
c.       Rahn dalam hokum islam dilakukan secara sukarela atas dasar tolong menolong dan tidak
untuk semata- mata mencari keuntungan.

2.      Landasan hukum pegadaian syariah


Sebagai referensi atau landasan hukum pinjam-meminjam dengan jaminan (borg) adalah
firman Allah Swt. Berikut.

َ ‫َم ْقبُو‬
ٌ ‫ضةٌ فَ ِره‬
‫َان َكاتِبًا تَ ِجدُوا َولَ ْم َسفَ ٍر َعلَى ُك ْنتُ ْم َوإِ ْن‬

Apabila kamu dalam perjalanan dan tidak ada orang yang menuliskan utang, maka
hendaklah dengan rungguhan yang diterima ketika itu 7[7].

            Diriwayatkan oleh Ahmad, Bukhari, Nasai, dan Ibnu Majah dari Anas r.a. ia berkata:
“Rasulullah Saw. Merungguhkan baju besi kepada seorang yahudi di Madinah ketika
beliau mengutangkan gandum dari seorang yahudi”.
            Dari hadist di atas dapat dipahami bahwa agama islam tidak membeda-bedakan
antara orang muslim dan non-muslim dalam bidang muamalah, maka seorang muslim tetap
wajib membayar utangnya sekalipun kepada non-muslim.8[8]
3. Mekanisme Operasional Pegadaian Islam
Dari landasan islam tersebut ,maka mekanisme operasional pegadaian islam dapat 
digambarkan sebagai berikut;Melalui akad rahn,nasabah menyerahkan barang bergerak dan
7

8
kemudian dan kemudian penggadaian menyimpan dan merawatnya di tempat yang telah
disediahkan oleh penggadaian.Akibat yang  timbul dari proses  penyimpanan adalah
timbulnya biaya-biaya yang meliputi nilai investasi tempat penyimpanan,biaya perawatan,dan
keseluruhan proses kegiatannya. Atas dasar ini di benarkan bagi pegadaian mengenakan
biaya sewa kepada nasabah sesuai jumlah yang di sepakati oleh kedua belah pihak.
Penggadaian islam akan memperoleh keuntungan hanya dari beasewa tempat yang di
pungut bukan tambahan berupa bunga atau sewa modal yang di perhitungkan dari uang
pinjaman. Sehingga di sini dapat dikatakan proses pinjam meminjam uang hanya sebagai
“lipstick” yang akan menarik minat konsumen untuk menyimpan barangnya di pegadaian
Adapun ketentuan atas persyaratan yang menyertai akad tersebut meliputi :
a.       Akad. Akad tidak mengandung syarat fasik /batil seperti murtahin mensyaratkan barang
jaminan dapat di manfaatkan tanpa batas.
b.      Marhun Bih ( pinjaman ). Pinjaman merupakan hak yang wajib di kembalikan kepada
murtahin dan bisa di lunasi dengan barang yang di rahn-kan tersebut. Serta, pinjaman itu jelas
dan tertentu.
c.       Marhun ( barang yang di rahn kan ). Marhun bisa di jual dan nilainya seimbang dengan
pinjaman, memiliki nilai, jelas ukurannya, milik sah penuh dari rahin, tidak terkait dengan
hak orang lain, dan bisa di serahkan baik materi maupun manfaatnya
d.      Jumlah maksimum dana rahn dan nilai likuidasi barang yang di rahn kan serta jangka waktu
rahn di tetapkan dalam prosedur.
e.       Rahin dibebani  jasa manajemen atas barang berupa : biaya asuransi,
penyimpanan,keamanan,dan pengolahan serta administrasi.

Untuk dapat memperoleh layanan dari pegadaian, masyarakat hanya cukup menyerahkan
harta geraknya (emas,berlian,kendaraan,dll ) untuk di titipkan disertai dengan copy tanda
pengenal. Kemudian staf penaksir akan menentukan nilai taksiran barang bergerak tersebut
yang akan di jadikan sebagai patokan perhitungan pengenaan sewa simpanan ( jasa
simpanan ) dan pelapon uang pinjaman yang dapat di berikan. Taksiran barang yang
ditentukan berdasarkan nilai instrinsik dan harga pasar yang telah di tetapkan oleh forum
pagadaian. Maksimum uang pinjaman yang dapat di berikan adalah sebesar 90% dari nilai
taksiran barang.
Setelah melalui tahapan ini, pegadaian islam dan nasabah melakukan akad dengan
kesepakatan:
1.      Jangka waktu penyimpanan barang dan pinjaman ditetapkan selama maksimum 4 bulan
2.      Nasabah bersedia membayar jasa simpanan sebesar Rp 90,-( Sembilan puluh rupiah) dari
kelipatan taksiran Rp 10.000,-per sepuluh hari yang di bayar bersamaan pada saat melunasi
pinjaman.
3.      Membayar biaya administrasi yang besarnya ditetapka oleh pegadaian pada saat pencaiaran
uang pinjaman.9[9]
6.    MEKANISME PRODUK PEGADAIAN SYARIAH
1. produk gadai ( Ar-Rahn )
      Untuk mengajukan permohonan permintaan gadai, calon nasabah harus terlebih dahulu
memenuhi kebutuhan berikut:
1.      Membawa fotokopi KTP atau identitas lainnya ( SIM, paspor, dan lain-lain )
2.      Mengisi permulir permintaan rahn
3.      Menyerahkan barang jaminan ( marhun ) bergerak, seperti:
a.       Perhiasan emas, berlian
b.      Kendaraan bermotor
c.       Barang-barang elektronik

Selanjutnya, presedur pemberian pinjaman ( Marhun Bih)dilakukan melalui tahapan berikut:


1.      Nasabah mengisi fermulir permintaan rahn
2.      Nasabah menyerahkan formulir permintaan rahn yang dilampiri dengan fotokopi;
idenditas serta barang jaminan ke loket.
3.      Petugas pegadaian menaksir ( marhun ) agunan yang diserahkan
4.      Besarnya pinjaman / marhun bih adalah sebesar  90% dari taksiran marhun.
5.      Apabila disepakati besarnya pinjaman, nasabah menandatangani  akad dan menerima
uang pinjaman.
7.    PERBEDAAN PEGADAIAN KONVENSIONAL DAN SYARIAH
Pegadaian Konvensional Pegadaian Syariah
Didasarkan pada Peraturan Pemerintah Didasarkan pada Peraturan Pemerintah
Nomor 103 tahun 2000 Nomor 103 tahun 2000 dan Hukum
Agama Islam
Biaya administrasi berdasarkan prosentase Biaya administrasi menurut ketetapan
berdasarkan golongan barang berdasarkan golongan barang
Bila lama pengembalian pinjaman lebih Bilamana lama pengembalian pinjaman
dari perjanjian barang gadai dilelang lebih dari akad, barang gadai nasabah

9
kepada masyarakat dijual kepada masyarakat
Sewa modal dihitung dengan: Prosentase Jasa simpanan dihitung dengan: konstanta
x uang pinjaman (UP) x taksiran
Maksimal jangka waktu 4 bulan Maksimal jangka waktu 3 bulan
Uang Kelebihan (UK)= hasil lelang- Uang kelebihan (UK) = hasil penjualan -
(uang pinjaman + sewa modal + biaya (uang pinjaman + jasa penitipan + biaya
lelang) penjualan)
Bila dalam satu tahun uang kelebihan Bila dalam satu tahun uang kelebihan
tidak diambil, uang kelebihan tersebut tidak diambil, diserahkan kepada
menjadi milik pegadaian Lembaga ZIS
1 hari dihitung 15 hari 1hari dihitung 5 hari
Mengenakan bunga (sewa modal) Tidak mengenakan bunga pada nasabah
terhadap nasabah uang memperoleh yang mendapatkan pinjaman
pinjaman
Istilah- istilah yang digunakan: Istilah- istilah yang digunakan:
         Gadai          Rahn
         Pegadaian          Murtahin
         Nasabah          Rahin
         Barang Pinjaman          Marhun
         Pinjaman          Marhun Bih

9.    PERBEDAAN PEGADAIAN DAN BANK


Pegadaian Bank
Prosedur pemberian dana mudah dan cepat Prosedur sulit dan lama
dan tidak berbelit-belit
Untuk masyarakat yang meminjam dana Hanya peminjam besar dan terpercaya
kecil karena pegadaian merambah ke
kalangan masyarakat atas
Dengan jaminan barang sehari- hari seperti Barang jaminan bernilai tinggi karena
emas dan barang elektronik lainya pinjaman dalam jumlah besar
Bunga rendah dan sesuai dengan Bunga pasar dan berfluktuasi
kesepakatan
Bila tidak bisa dibayar, barang yang Bila tidak membayar didatangi debt
digadaikan akan disita untuk dilelang collector, sebelum diusut ke pengadilan
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Dari makalah diatas dapat kita simpulkan bahwa pegadaian diIndonesia sebenarnya
sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda tepatnya pada tanggal 20 Agustus 1746 yang saat
itu berada di Batavia (Jakarta). Pegadaian ialah lembaga yang melakukan pembiayaan dengan
bentuk penyaluran kredit atas dasar hukum kredit sedangkan gadai ialah kegiatan
menjaminkan barang- barang berharga kepada kepada pihak tertentu, guna memperoleh
sejumlah uang dan barang yang dijaminkan akan ditebus kembali sesuai perjanjian antara
nasabah dengan lembaga gadai.
Manfaat utama yang diperoleh nasabah yang meminjam dari perum pegadaian adalah
ketersediaan dana dengan prosedur yang relatif lebih sederhana dan dalam waktu yang lebih
cepat terutama apabila dibandingkan dengan kredit perbankan. Salah satu tujuan utama dari
pegadaian yaitu untuk mengatasi agar masyarakat yang sedang membutuhkan uang tidak
jatuh ke tangan para pelepas uang atau tukang ijon atau tukang rentenir yang bunganya relatif
tinggi.
Hal utama yang membedakan antara pegadaian konvensional dan syariah ialah
sumber hukum, produk yang ditawarkan, serta pelaksanaannya di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Kasmir.2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainya. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Huda, Nurul dan Heykal Mohamad. 2010. Lembaga Keuangan Islam: Tinjauan Teoritis dan
Praktis. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Suhendi, Hendi.2008. Fiqh Muamalah. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
QS. Al-Baqarah ayat 283
Soemitra, Andri.2009. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana Media
Group
Rivai, Adriana Permata Viethzal dan Ferry N. Idroes.2007. Bank and Fincial Institution
Management. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
sunarto.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/1695/makalah-pegadaian.doc. Diakses pada
tanggal 01 juni 2017 pada pukul 08:00 WIB

Anda mungkin juga menyukai