Anda di halaman 1dari 5

Tugas Rangkuman

WAWASAN BUDAYA
“PENETRASI KEBUDAYAAN”

OLEH :
KELAS : A – S1 FARMASI 2021
KELOMPOK : VI (ENAM)

1. NURAIN MA’RUF 821421029

2. ANNISA HUMAIRA YUSUF 821421030


821421031
3. MARTEN ADAM
821421032
4. PUTRI SABRINA
821421033
5. DWI EKA PUTRI NUSU

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2021
Rangkuman
“Penetrasi Kebudayaan”
1. Pengertian Penetrasi Kebudayaan
Penetrasi kebudayaan adalah masuknya pengaruh satu kebudayaan kepada
kebudayaan lainnya. Penetrasi kebudayaan dapat terjadi dengan dua cara, yaitu
penetrasi damai (penetration pasifique) dan penetrasi kekerasan (penetration
violante).
Penetrasi kebudayaan berarti masuknya pengaruh suatu kebudayaan ke dalam
kebudayaan lain. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa penetrasi budaya
dapat terjadi melalui dua cara yaitu penetrasi damai dan penetrasi paksa. Dapat
dikatakan juga bahwa penetrasi budaya adalah penggabungan budaya dan bahasa
lain ke dalam budaya dan bahasa yang dimiliki masyarakat. Dalam studi ini.
Contohnya berfokus pada budaya Barat yang menembus budaya negara-negara
lainnya.
Budaya Barat telah memengaruhi budaya lain di seluruh dunia. Ini karena
orang menyamakan Westernisasi (adopsi adat Barat) dengan Modernisasi (adopsi
pengembangan ilmiah), Westernisasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses di
mana masyarakat mengadopsi budaya barat dalam hal perdagangan, permesinan.
urusan kebudayaan politik. keuangan, hukum, standar hidup, makanan, bahasa,
kepercayaan atau moral.
2. Pengaruh Kebudayaan Yang Terjadi Di Lingkungan
Budaya yang dikembangkan oleh manusia akan berimplikasi pada lingkungan
tempat kebudayaan itu berkembang. Dengan menganalisis pengaruh akibat budaya.
terhadap lingkungan seseorang dapat mengetahui, mengapa suatu lingkungan
tertentu akan berbeda dengan lingkungan lainnya dan menghasilkan kebudayaan
yang berbeda. Dapat diresapi bahwa suatu kebudayaan memancarkan suatu ciri
khas dari masyarakatnya.
Usaha untuk menjelaskan perilaku manusia sebagai perilaku budaya dalam
kaidah dengan lingkungannya, terlebih lagi perspektif lintas budaya akan
mengandungbanyak variable yang saling berhubungan dalam keseluruhan sistem
terbuka.
Pendekatan yang saling berhubungan dengan psikologi lingkungan adalah
pendekatan sistem yang melihat rangkaian sistemik antara beberapa subsistem yang
ada dalam melihat kenyataan lingkungan total yang melingkupi satuan budaya yang
ada. Beberapa variabel yang berhubungan dengan masalah kebudayaan dan
lingkungan sebagai berikut :

1) Physical Environment Menunjuk Pada Lingkungan Natural, Seperti


Temperatur, Curah Hujan, Iklim, Wilayah Geografis, Flora, Dan Fauna.
Lingkungan alam adalah lingkungan yang terbentuk secara alamiah tanpa
campur tangan manusia. Lingkungan alam mencakup semua benda hidup dan tak
hidup yang terjadi secara alamiah di bumi. Manusia hidup tergantung pada
kemampuan beradaptasi terhadap lingkungannya. Dalam suatu lingkungan, terdiri
beberapa faktor alamiah dimana manusia dapat hidup.
Manusia hidup dekat dengan sumber makanannya misalnya dekat dengan laut.
Maka manusia dapat bertahan hidup dengan memakan makanan laut seperti ikan,
cumi, udang maupun lainnya. Dengan lingkungan yang tidak mendukung seperti
gurun pasir. maka tidak ada manusia yang menempati bahkan makhluk hidup
seperti tumbuhan maupun binatang pun bahkan sulit untuk bisa bertahan hidup.
Contoh lain dalam kondisi yang minim oksigen dan dingin sekalipun penduduk
Tibet mampu bertahan hidup di lingkungan yang cukup ekstrem bagi manusia.
Tidak bisa dipungkiri bahwa tubuh manusia memang bisa beradaptasi dengan
lingkungan sekitarnya walaupun cukup sulit.

2) Cultural Social Environment


Meliputi aspek aspek kebudayaan beserta proses sosialisasi seperti norma-
norma. Adat istiadat dan nilai-nilai, Perilaku, aturan, nilai, norma, kepercayaan dan
adat istiadat merupakan bagian dari kebudayaan. Kebudayaan merupakan salah satu
unsur penting yang dimiliki oleh suatu masyarakat. Melalui kebudayaan itu, dapat
terlihat ciri khas setiap suku. Manusia yang dalam hal ini adalah terdiri dari orang-
orang secara individual maupun kelompok dan terbentuk menjadi sebuah
masyarakat mempunyai hubungan yang sangat erat dengan lingkungan sekitar.
Lingkungan sosial budaya terdiri dari pola interaksi antara budaya, teknologi
dan organis asisosial, termasuk di dalamnya jumlah penduduk dan perilakunya yang
terdapat dalam lingkungan sosial tertentu. Lingkungan sosial budaya terbentuk
mengikuti keberadaan manusia di muka bumi.
Berbagai masalah sosial sesungguhnya telah terwujud jika masyarakat yang
bersangkutan berada dalam suatu proses perubahan sosial dan kebudayaan yang
cepat, yang khususnya adalah disebabkan oleh perubahan tekhnologi. Contohnya
adalah telefon genggam atau Hp.
Tidak hanya muda mudi namun orang tua yang sudah memahami adat istiadat
bahkan norma terkadang bisa memudar karena kebutuhan akan telefon genggam
(buka whatssapp atau buka facebook) sehingga melupakan komunikasi dengan
manusia disekitarnya misalnya anaknya atau bahkan saudaranya.
Masyarakat umum dan masyarakat Indonesia pada khususnya. hendaknya
menyikapi perubahan apapun yang terjadi secara selektif. Masyarakat Indonesia
harus mampu mempertimbangkan kekurangan dan kelebihan setiap perubahan
sosial dan budaya. Perubahan tersebut harus diantisipasi dengan perilaku-perilaku
yang positif.

3) Environmental orientation and representation


Mengacu pada persepsi dan kepercayaan kognitif yang berbeda beda pada setiap
masyarakat mengenai lingkungan. Pengertian kepercayaan kognitif meliputi
kegiatan mental yang sadar seperti berfikir. mengetahui memahami, dan kegiatan
konsepsi mental seperti: sikap kepercayaan, dan pengharapan yang kemudian
merupakan faktor yang menentukan di dalam perilaku.
Bagian terbesar cultural studies terpusat pada pertanyaan tentang representasi,
yaitu bagaimana dunia dikonstruksi dan direpresentasikan secara sosial kepada dan
oleh kita. Contohnya Dalam bahasa Indonesia sehari-hari kata 'disiplin' sering
dihubungkan dengan tindakan atau perilaku yang mencerminkan ketaatan atau
kepatuhan seseorang terhadap keteraturan. misalnya bekerja tepat waktu, bekerja
sesuai dengan prosedur. dan bekerja dengan semangat dan konsistensi tinggi.
Negara memilih 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Hari itu adalah
cikal bakal lahirnya tekad untuk membangun negara. Untuk memberikan daya
dorong yang kuat kepada seluruh masyarakat atau bangsa, makamulai tanggal 20
Mei 1995 Pemerintah memancangkan Gerakan Disiplin Nasional.
Saat pencanangan gerakan itu pemerintah mengajak masyarakat untuk
melakukan tindakan berupa sikap dan perilaku sehari-hari dalam bentuk sikap yang
berbudaya, yaitu seperti mematuhi rambu-rambu lalu lintas, membuang sampah
pada tempatnya, antri, mematuhi jam kerja dan lain sebagainya. Suatu ajakan yang
sangat sederhana. Tidak muluk-muluk dan mudah dilaksanakan oleh siapa saja,
kapan saja dan dimana saja.
Namun pada kenyataannya, manusia termasuk sulit mempraktikan disiplin
dalam kehidupan sehari-hari dikarenakan oleh praktik atau realita yang jarang ada.
Contohnya budaya disiplin. Maka manusia menjadi rendah tingkat kualitasnya
terhadap budaya disiplin itu sendiri.

4) Environmental Behavior and Process


Meliputi bagaimana masyarakat menggunakan lingkungan dalam hubungan
sosial.

5) Out Carries Product


Meliputi hasil tindakan manusia seperti membangun rumah, komunitas, kota
beserta usaha-usaha manusia dalam memodifikasi lingkungan fisik seperti budaya
pertanian dan iklim.

3. Perbedaan Antara Difusi Kebudayaan Dengan Asimilasi Kebudayaan


Difusi kebudayaan ialah tersebarnya suatu kebudayaan atau masuknya unsur
budaya masyarakat ke dalam masyarakat lain melalui interaksi sosial, sementara
asimilasi kebudayaan adalah suatu proses penggabungan dua kebudayaan berbeda
menjadi suatu kebudayaan baru. Asimilasi kebudayaan juga dapat diartikan sebagai
suatu peleburan budaya dengan menghilangkan budaya asli menjadi suatu budaya
baru yang lebih dominan

Anda mungkin juga menyukai