Tugas Seni Budaya
Tugas Seni Budaya
Tari Jauk Manis merupakan salah satu tari Bali yang masuk kategori sebagai tari balih-
balihan. Tari balih-balihan adalah jenis tarian yang bersifat non-religius dan cenderung
menghibur, sehingga tari ini sering ditarikan dalam acara penyambutan, festival, pertunjukan,
dan acara lainnya. Selain sebagai tari balih-balihan, tari jauk manis juga termasuk tari
tunggal yakni sebuah tarian yang ditarikan secara individu atau perorangan.
Tari Jauk Manis merupakan tari anonim, yaitu sebuah karya yang tidak diketahui
penciptanya. Tarian ini menggabarkan seorang raja yang sedang berkelana, sehingga tarian
ini memiliki gerakan yang beringas, berwibawa, lemah lembut dan tentunya gerakan lebih
fleksibel daripada tari Jauk Keras. Tari Jauk Manis memiliki kostum seperti tari Baris, hanya
saja tari Jauk Manis menggunakan topeng yang berwarna putih, gelungan (mahkota raja), dan
sarung tangan dengan kuku yang panjang. Secara lengkap buasana yang digunakan dalam
pementasan tari Jauk Manis yakni celana panjang berwarna putih, stewel, kamben putih, baju,
srimping, keris, awiran, lamak, badong, gelungan, dan topeng berwarna putih.
Tari Jauk Manis memiliki makna bahwa seorang raja atau pemimpin harus mampu
melindungi rakyatnya, di mana seorang raja bisa belaku beringas (tegas) sehingga ditakui
oleh musuh-musuhnya dan berlaku lemah lembut sehingga dihormati dan dikagumi oleh
rakyatnya. Hal ini dapat lihat gerakan tari Jauk Manis itu sendiri, kadang-kadang beringas
dan kadang-kadang lemah lembut.
DRAMA TARI GAMBUH
Sanghyang Dedari
Tarian ini ditarikan oleh gadis-gadis cilik dalam hal ini karena gadis-gadis yang
belum akil balik atau dewasa masih dianggap masih suci secara skala.Tarian ini diawali
dengan dua orang penari yang duduk di tengah prosesi upacara, kemudian akan dinyanyikan
irama berlaraskan slendo dan pelog atau gending (nyanyian) shanghyang dedari.Penari lalu
memejamkan mata, dan hanyut dalam gending sanghyang lalu pinsan ini berarti penari sudah
kerawuhan atau kesurupan. Dalam kedaan kerawuhan ini penari ini kemudian di kenakan
kostum berupa gelungan, pakaian tari dan kepet atau kipas tari.
Kemudian para penari dipundut atau dipikul dengan bahu sambil terus diiringi dengan
gending sanghyang dan gamelan palegongan, para gadis ini menari-nari dengan mata
terpejam sambil dipikul di bahu dan melompat ke tanah yang berarti tarian sudah
usaiBerbeda halnya dengan di desa pasangka karangasem, penari sanghyang dedari akan naik
ke batang bambu yang sudah disiapkan dan menari-nari dia atas batang bambu.Menonton
tarian sanghyang desa pasangka sangat menegangkan, bayangkan penari yang masih belia
dalam keadaan trance atau kesurupan memanjat ke bambu tinggi sambil menari-nari tanpa
rasa takut terjatuh.
Legong Smarandana
Oleh karena itu, Semara berangkat ke Gunung Himalaya sebagai utusan dewa untuk
mengganggu meditasi Siwa. Meskipun Ratih tidak setuju dengan kepergian suaminya,
Semara tetap berangkat. Akhirnya, Semara berhasil mengganggu meditasi Siwa, dan sebagai
akibatnya iapun dihancurkan oleh Siwa menjadi abu. Setelah Ratih mendengar berita duka
tentang suaminya, dia langsung ke sana, dan menjatuhkan diri ke dalam api yang masih
menyala. Akhirnya, ketika Siwa sadar tentang kematian Semara dan Ratih, dia menyesal, dan
sebagai tanda menyesal, dia menaburkan abu Semara dan Ratih di seluruh dunia. Tindakan
ini memberkati semua mahluk hidup di dunia untuk merasakan rasa cinta.Didukung oleh
cinta Semara dan Ratih, Istri Siwa, Parwati, melahirkan seorang anak separuh binatang yang
memiliki kesaktian untuk mengalahkan Nilaludraka.
TUGAS SENI
BUDAYA
XII IPA 8
30
Tari Legong Playon
Legong playon adalah Tari yang menceritakan tentang seorang putri ayu nan
cantik yakni Diah Rangkesari waktu masih anak-anak. Legong playon
merupakan sekelompok tarian klasik Bali yang memiliki
pembendaharaan gerak yang sangat kompleks yang terikat dengan
struktur tubuh pengiring yang konon pengaruh dari gambuh. Legong
dikembangkan di keraton-keraton Bali pada abad ke-19 paruh kedua.
Tari legong masih erat hubungannya dengan agama, baik dari sejarah
maupun pertunjukan. Gamelan yang dipakai mengiringi tarian ini
dinamakan Gamelan Semar Pagulingan. penari ini dilengkapi dengan
kipas sebagai alat bantu. Beberapa tari legong terdapat seorang penari
tambahan, disebut condong.Terdapat sekitar 18 tarian legong yang
dikembangkan di selatan Bali, seperti Gianyar (Saba, Bedulu, Pejeng,
Peliatan). Badung (Binoh dan Kuta), Denpasar (Kelandis), dan
Tabanan (Tista).
Salah satu jenis seni sakral yang ada dibali adalah tari Sanghyang Jaran. Tari ini
diawali dengan ritual nusdus, yakni upacara penyucian medium dengan asap
maupun api. Proses selanjutnya adalah masolah, di mana para penari yang
sudah kemasukan roh kuda mulai menari. Dalam atraksi tari Sanghyang Jarang,
sejumlah pria terlihat menendang bara api batok kelapa yang ada di tengah
arena. Tak hanya ditendang, bara api panas juga diinjak-injak hingga diambil
menggunakan tangan penari diiringi kidung Sang Hyangjaran dan gamelan.
Tari Sang Hyangjaran digolongkan tari sakral karena hanya digelar pada saat-
saat tertentu, seperti saat terjadi wabah penyakit. Bagi masyarakat Hindu Bali,
tari ini dipercaya bisa menolak berbagai jenis roh jahat hingga wabah penyakit.