PEDAHULUAN
1
Ismail, Perbankan Syariah (Jakarta: KENCANA PRENADA MEDIA GROUP, 2011),
hlm. 29.
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Mudharabah Di Bank Syariah (Jakarta:
2
1
antara nasabah dan bank. Perjanjian (akad) yang terdapat di perbankan syariah
harus tunduk pada syarat dan rukun akad sebagaimana diatur dalam syariah islam.
Di Indonesia, bank syariah yang pertama didirikan pada tahun 1992 adalah
Bank Muamalat Indonesia (BMI). Walaupun perkembangannya agak terlambat
bila dibandingkan dengan negara-negara Muslim lainnya, perbankan syariah di
Indonesa akan terus berkembang. Bila pada periode tahun 1992-1998 hanya ada
satu Unit Bank Syariah, maka pada tahun 2005, jumlah bank syariah di Indonesia
telah bertambah menjadi 20 unit, yaitu 3 bank umum syariah dan 17 unit usaha
syariah. Sementara itu, jumlah Bank perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) hingga
akhir tahun 2004 bertambah menjadi 88 buah.
3
Ibid, hlm. 32
ketiga (DPK) diperkirakan akan mencapai jumlah sekitar 20 trilliun rupiah dengan
jumlah pembiayaan sekitar 21 trilliun rupih di akhir tahun 2005.4
Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki
oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT
Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi
tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta
mengundang investor asing.
PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang
mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi
kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani
inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam
kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk bersama membangun
Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik.5
5
https://www.syariahmandriri.co.id/
Selain itu edukasi masyarakat yang terus dilakukan dalam rangka
memperkenalkan produk dan keunggulan system perbankan syariah semakin
mampu menarik perhatian nasabah-nasabah baru.
Tabel 1.1
Data Laporan Keuangan Bank Mandiri Syariah
(jutaan Rupiah)
Pembiayaan
No Tahun Profitabilitas
Mudharabah Musyarakah Ijarah
1 2017 15,135,766 123,430,000 12,320,080 2,120,233
2 2018 12,450,060 122,435,122 15,765,909 1,144,134
3 2019 10,609,055 122,350,121 10,900,766 965,099
Berdasarkan tabel 1.1 data laporan keuangan bank mandiri syariah dapat
dijelaskan bahwa pada tahun 2017 sampai dengan tahun 2019 adanya kenaikan
dan adanya terjadi penurunan pada profitabilitas. Dimana pada tahun 2018 dan
2019 profitabilitas mengalami penurunan dikarenakan ketiga pembiayaan
tersebut, yaitu pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah, dan ijarah.
Konsep bagi hasil merupakan kosep asas dari keuangan syariah. Konsep
bagi hasil dalam perbankan Islam dijalankan dengan sistem mudharabah,
musyarakah, dan ijarah. Mudharabah merupakan kontak antara dua pihak dimana
satu hak berperan sebagai pemilik modal dan mempercayakan sejumlah modalnya
untuk dikelola oleh pihak kedua, yakni si pelaksana usaha, degan tujuan untuk
6
Faradilla, Arfan dan Shabri, Pengaruh Pembiayan Murabahah, Istishna, Ijarah,
Mudharabah, dan Musyarakah Terhadap Profitabiitas Bank Umum Syariah Di Indonesia (Jurnal
Akuntansi Vol. 6, No. 3, 2016), hlm. 46.
mendapatkan profitabiitas7. Sedangkan musyarakah merupakan akad kerja usha
dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh (100%)
modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola8.
Dalam penelitian pertama, Permata, Yaningwati, dan Zahron (2014)
mereka pendapatkan hasil yang menunjukkan bahwa secara parsial pembiayaan
mudharabah memberikan pengaruh negative dan signifikan terhadap tingkat ROE.
Pembiyaan mudharabah merupakan pembiyaan bagi hasil yang paling dominan
mempengaruhi tingkat ROE.
Dalam penelitian kedua, Pratama, Martika, dan Rahmawti (2017) mereka
mendapatkan hasil yang menunjukkan bahwa secara parsial pembiayaan
mudharabah memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat
profitabilitas, kemudian secara parsial pembiayaan musyarakah memberikan
pengaruh positif terhadap tingkat profitabilitas, serta scara parsial ijarah
memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat profitabilitas.
Dalam penelitian ketiga, Rahayu, Husaini, dan Azizah (2016) mereka
mendapatkan hasil yang menunjukkan bahwa secara parsial pembiayaan
mudharabah dan musyarakah memberikan pengaruh positif terhadap tingkat
profitabilitas (ROE).
Dalam penelitian keempat, Nurdiansyah, Nawawi, dan Qodliyah (2018)
mereka medapatkan hasil yang menunjukkan bahwa secara parsial pembiayaan
mudharabah dan musyarakah memberikan pengaruh positif terhadap tingkat
profitabilitas (ROA).
Dalam penelitian kelima, Eprianti dan Adhita (2017) mereka mendapatkan
hasil yang menunjukkan bahwa parsial ijarah sangat berperan terhadap
profitabilitas.
Berdasarkan uraian yang telah penulis sebutkan, maka penuli merasa
tertarik untuk mengetahui lebih rinci mengenai pengaruh akad yang telah
disepakati dalam pembukaan rekening dan penghimpunan dana pihak ketiga di PT
Bank Syariah Mandiri. Selain itu dengan akad yang berbeda penulis ingin melihat
7
Karim, Fiqh and Financial Analysis. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005).
8
Antonio, Bank Syariah Dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), hlm
95.
sejauh mana dampak yang diberikan dalam penghimpuanan dana pihak ketiga
tersebut. Oleh karena itu, penulis mengambil judul: “Analisis Pengaruh
Pembiayaan Mudharabah, Pembiayaan Musyarakah dan Ijarah Terhadap
Profitabilitas Pada PT Bank Syariah Mandiri”.
TINJAUAN PUSTAKA
9
Ismail, Perbankan Syariah (Jakarta: KENCANA PRENADA MEDIA GROUP,2011),
hlm.30.
syariah maupun yang dibayarkan kepada nasabah tergantung dari akad dan
perjanjian antara nasabah dan bank. Perjanjian (akad) yang terdapat di
perbankan syariah harus tunduk pada syarat dan rukun akad sebagaimana
diatur dalam syariah islam.
Bank umum syariah adalah bank syariah yang berdiri sendiri sesuai
dengan akta pendiriannya, bukan merupakan bagian dari bank
konvensional. Beberapa contoh bank umum syariah antara lain Bank
Syariah Mandiri, Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mega, Bank
Syariah Bukopin, Bank BCA Syariah, dan Bank BRI Syariah.
Unit usaha syariah merupakan unit usaha syariah yang masih dibawah
pengelolaan bank konvensional. Unit usaha syariah (UUS) adalah unit kerja
dari kantor pusat bank konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk
dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang
pembantu syariah dan/atau unit syariah. Contoh unit usaha syariah antara
lain BNI Syariah, Bank Permata Syariah, BII Syariah, dan Bank Danamon
Syariah.10
Sebagaimana disebutkan dalam butir 3 Pasal 1 Undang-Undang
Perbankan Indonesia memberikan batasan pengertian prinsip syariah
sebagai aturan perjanjian berdasarkan hukum Isl anatar Bank dan pihak lain
untuk penyimpanan dan dan/atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan
lainnya yang dinyatakan sesuai engan Syariah diantaranya pembiayaan
berdasarkan prinsip bagi hasil (Mudharabah), pembiayaan berdasarkan
prinsip penyertaan modal (Musyarakah), prinsip jual beli barang dengan
memperoleh keuntungan (Murabahah), atau dngan adanya pilihan
pemindahan kepemiikan atas barang yang disewa dari pihak Bank oleh
pihak lain (Ijarah wa iqtina).
Adapun prinsip-prinsip Islam dalam Muamalah yang harus
diperhatikan oleh pelaku investasi syariah (pihak terkait) adalah (IAI,
2002):
10
Ibid, hlm.33
1. Tidak mencari rizki pada hal yang haram, baik dari segi zatnya
maupun cara mndapatkanya, serta tidak menggunakannya
untuk hal-hal yang haram.
2. Tidak mendzalimi dan tidak didalimi.
3. Keadilan pendistribusian kemakmuran.
4. Transaksi dilakukan atas dasar ridhasama ridha.
5. Tidak ada unsur riba, maysir (perjudian/spekulasi), dan gharar
(ketidakjelasan/samar-samar).
2.1.2 Mudharabah
2.1.2.1 Pengertian Mudharabah
AL-Mudharabah adalah akad perjanjian antara dua pihak atau lebih
untuk melakukan kerja sama usaha. Satu pihak akan menempatkan
menempatkan modal sebesar 100% yang disebut dengan shahibul maal,
dan pihak lainnya sebagai pengelola usaha, disebut dengan mudharib.
Bagi hasil dari usaha yang dikerjasamakan dihitung sesuai dengan nisbah
yang disepakati antara pihak-pihak yang bekerja sama. Seandainya
kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si pegelola, si
pengelola harus bertangung jawab atas kerugian terebut.
Pembiayaan Mudharabah merupakan perjanjian atas sesuatu jenis
perkongsian, dimana pihak pertama (shihibul maal) menyediakan dana dan
pihak kedua (mudharib) bertanggung jawab atas pengelolaan usaha11.
Menurut Rivai, Sudarto, Hulmasyah, Hanan, dan Arifiandy (2013)
pembiyaan mudharabah adalah kerja sama antara seseorang yang
memberikan uang kepada seseorang lain untuk diinvestasikan ke
perusahaan komersial12.
Kemudian Pembiayaan Mudharabah adalah pembiayaan yang
disalurkan oleh bank syariah kepada pihak lain untuk suatu yang
produktif13.
11
Fadhila, Novi. Jurnal Riset Akuntansi Dan Bisnis (Volume 15 No. 1, 2015), Hlm. 66
12
Rivai, Sudarto, Humansyah, Hanan dan Arifandy (2013)
13
Abdurahim, Faktor Pendorong Perilaku Diet Tidak Sehat Pada Mahasiswa, (Ejournal
Psikologi, Vol. 2, No. 2, 2014), hlm. 110.
Berdasarkan penjelasan pembiayaan mudharabah diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa pembiayaan mudharabah merupakan suatu
kegiatan kerja antara dua pihak dimana pihak pertama seorang invetasi
ataupun yang memberikan dana kepada pihak kedua.
Pengakuan laba tau rugi mudharabah alam praktik dapat dilihat
berdasarkan lapora bagi hasil dari pengelola dana dapat dilihat berdasarkan
laporan bagi hasil dari pegelola dana yang ditria oleh bank. Bagi hasil
mudharabah dapat dilakukan dengan menggunakan dua cara yaitu bagi
laba (profit sharing)atau bagi pnpatan (revenue sharing). Bagi hasil, dapat
dihitung dari pendapatan stelah dikurangi beban yang berkaitan dengan
pengelola dana mudharabah. Sedangkan bagi pedapatan, dihitung dari total
pendapatan pengelolaan mudharabah, sedangkan beban operasional
ditanggung oleh bank syariah.
2.1.2.2 Landasan Syariah
Secara uum landasan dasar syariah al-mudharabah lebih
mencerminkan untuk melakukan usaha 14. Hal ini tampak dalam ayat-ayat
dan hadits berikut ini:
1. Al-Qur’an
Menjelaskan bahwa yang menjadi wajhud-dilalah atau argument dari
surah al-muzammil: 20 adalah adanya kata yadhribun yang sama
dengan akar kata mudharabah yang berarti melakukan suatu perjalanan
usaha. Maksudnya melakukan suatu akad keja sama dalam bentuk
suatu usaha agar mendapatkan keuntungan dari hasil usaha tersebut,
dan akan dibagikan sebagaimana yang telah disepakati.
2. Al-Hadits
Riwayat Thabrani:
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Sayyidin Abbas bin Abdul
Muthalib jika memberikan dana ke mitra usahanya secara mudharabah
ia mensyaratkan agar dananya tidak dibawa mengurangi lautan,
menurunin lembah yang berbahaya, atau membeli ternak.
14
Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Pratik (Jakarta: Gema Insani Press, 2001). Hlm. 95.
Jika menyalahi peraturan tersebut, yang bersangkutan bertanggung
jawab atas dana tersebut. Disampaikanlah syarat-syarat terebut kepada
Rasullah SAW. dan Rasulullah pun membolehkannya. (HR Thabran)
3. Ijma
Imam Zailai telah menyatakan bahwa para sahabat telah berkonsensus
terhadap legitimasi pengolahan harta yatim secara mudharabah.
Kesempatan para sahabat ini sejalan dengan spirit hadist yang dikutup
Abu Ubaid.
2.1.2.3 jenis-Jenis Mudharabah
Jika proyek selesai, mudharib akan mengembalikan modal tersebut
kepada penyedia modal berikut porsi keuntungan yang telah disetujui
sebelumnya, bila terjadi kerugian mk seluruh kerugian dipukul oleh
shahibul maal. Sedang mudharib kehilangan keuntungan (imbalan bagi
15
hasil) atas kerja yang telah di lakukannya . Ada dua tipe mudharabah
yaitu muthlaqah (tidak terikat) dan muqayyadah (terikat).
Secara umum, mudharabah terbagi dua jenis seabgai berikut:
1. Mudharabah Muthlaqah
Mudharabah muthlaqah adalah bentuk kerja sama antara
pemilik modal (shahibul maal) dan pengelola (mudharib) yang
cakupannya sangat luas tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis
usaha, waktu, dan daerah bisnis.
2. Mudharabah Muqyyadah
Mudharabah Muqyyadah adalah kebalikan dari mudharabah
Muthlaqah. Si mutharib dibatasi dengan batasan jenis usaha,
waktu, atau tempat usaha. Adanya pembatasan ini seringkali
mencerminkan kecenderungan umum si shahibu maal
memasuki jenis dunia usaha.
15
Arifin, Zainul, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah (Badung: Alva Beta, 2002), hlm. 25.
2.1.2.4 Rukun dan Syarat Mudharabah
Menurut Yaya, Martawireja, dan Abdurahim (2014:112) rukun
transaksi mudharabah meliputi dua pihak diantaranya16:
1. Tranaktor
Kedua pihak transaktor di sini adalah investor dan pegelola modal.
Invetor biasa disebut dengan istilah shahibul maal atau rabbul maal,
sedangkan pengelola modal biasa disebut dengan istilah mudharib.
2. Objek Mudharabah
Objek mudharabah meliputi modal dan usaha. Pemilik modal
menyerahkan modalnya sebagai objek mudharabah, sedangkan
pelaksana usaha menyerahkan kerjanya sebagai objek mudharabah.
Modal yang diserahkan dapat berbentuk uang atau barang yang dirinci
berapa nilai uangnya.
3. Ijab dan Kabul
Ijab dan Kabul atau persetujuan kedua belah pihak dala mudharabah
yang merupakan wujud dari prinsip sama-sama rela (an-taraddin
minkum). Dalam hal ini, kedua belah pihak harus secara rela
bersepakat untuk mengikatkan diri dala akad mudharabah. Si pemilik
dana setuju dengan perannya untuk mengontribusikan dana, sementara
si pelaksana usaha setuju dengan perannya untuk mengontribusikan
kerja.
Selain itu adapun syarat-syarat khusus yang harus dipenuhi dalam
mudhrabah terdiri syarat modal dan keuntungan 17, syarat modal yaitu:
1. Modal harus berupa uang
2. Modal harus jelas dan diketahui jumlahnya
3. Modal harus tunai utang
4. Modal harus diserahkan kepada mitra kerja
16
Yaya, Rizal, Aji Erlangga Martawireja, dan Ahm Abdurhim, Akuntansi Perbankan
Syariah, (Jakarta: Salemba Empat, 2014), hlm. 112.
17
Ascarya, Akad dan roduk Bank Syariah, (Bandung: PT Raja Grafindo Persada, 2007).
2.1.2.5 Aplikasi dalam Perbankan
Al-mudharabah biasanya diterapkan pada produk-produk
pembiayaan dan pendanan. Pada sisi penghimpunan dana, al-mudharabah
diterapkan pada 18:
1. Tabungan berjangka, yaitu tabungan yang dimaksud untuk tujuan
khusus,seperti tabungan hai, tabungan kurban, dan sebagainya
2. Deposito special (special investment), dimana dana yang dititipkan
nasabha khusus untuk bisnis tertentu, misalnya murabahah saja atau
ijarah saja.
18
Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Pratik (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), hlm.
97.
19
Yaya, Rizal, Aji Erlangga Martawireja, dan Ahm Abdurhim, Akuntansi Perbankan
Syariah, (Jakarta: Salemba Empat, 2014), hlm. 136.
20
Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Pratik (Jakarta: Gema Insani Press, 2001). Hlm.
90.
Kemudian menurut Rivai (2010:193) yang diambil dari jurnal
Rahayu, Husaini, dan Azizah (2016) bahwa musyarakah merupakan
pembiayaan yang dilakukan oleh pihak bank dimana pihak bank berperan
sebagai pemilik dana atau ikut serta sebagaimana yang diperoleh sesuai
dengan seberapa besar modal yang di investasian yang telah di sepakati
pada awal perjanjian.
Berdasarkan penjelasan pengertian musyarakah diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa musyarakah merupakan suatu kegiatan diantara dua
pihak ataupun lebih untuk melakukan suatu kegiatan usaha tertentu
kemudian memiliki tanggung jawab masing-masing.
Bentuk umum dari usaha bagi hasil adalah musyarakah isyirkah
atau syarikah. Transaksi musyarakah dilandasi adanya keinginan para
pihak yang bekerja sama untuk meningkatkan nilai asset yang mereka
miliki secara bersama-sama 21.
Pembiayaan musyarakah dapat diartikan dalam bentuk kas, setara
kas, atau aktiva non kas, termasuk aktiva tidak berwujud, seperti lisensi
dan hak paten. Laba musyarakah dibagi di antara para mitra da bank secara
professional sesuai dengan modalyang disetorkan (baik berupa kas
maupun aktiva lainnya).atau sesuai nisbah yang disepakati oleh semua
mitra. Sedangkan rugi dibebankan secara proportional sesuai dengan
modal yang disetorkan (baik berupa kas atau aktiva lainnya). Tetapi
apabila kerugian karena kelalaian pihak penglola dana, maka kerugian
akan ditanggung oleh pihak tersebut.
Menurut Aliamin (2005:163) pengukuran pembiayaan musyarakah
dengan:
1. Pembiayaan musyarakah dalam bentuk:
a. Kas dinilai sebesar jumlah yang dibayarkan
b. Aktiva non kas dinilai sebesar nilai wajar dan jika
terdapat selisih antara nilai ajar dan nilai buku aktiva non
21
A. Karim, Adiwarman, Fiqh and Financia Analysis, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2005).
kas, maka selisih tersebut diakui sebagai keuntungan atau
kerugian bank pada saat penyerahan.
2. Biaya yang terjadi akibat akad musyarakah (misalnya, biaya
studi kelayakan) tidak dapat diakui sebagai pembiayaan
musyarakah kecuali ada persetujuan dari seluruh mitra
musyarakah.
22
P. Usanti, Trisadini, Abd. Shomad, Transaksi Bank Syariah, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2011), hlm. 20.
23
Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Pratik (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), hlm.
91.
2.1.3.3 Rukun dan Syarat Musyarakah
ukun transaksi musyarakah meliputi 24:
1. Transaktor
Pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi msyarakah harus
cakap hukum, serta berkompeten dalam memberian atau
diberikan kekuasaan perwakilan. Para mitra harus
memperhatikan hal-hal yang berkait dengan ketentuan syar’I
transaksi musyarakah.
2. Objek musyarakah
a. Modal, berdasarkan fatwa DSN Nomor 8 Tahun 200
tentang Musyarakah disebutkn bahwa modal yang
diberikan dapat kas dan asset non kas. Modal kas dapat
dalam bentuk uang tunai non kas. Modal kas dapat dalam
bentuk uang tunai emas, perak, dan setara kas lainnya ang
dapat dicairkan secara cepat menjadi uag. Adapun modal
berupa asset non kas dapat berupa barang perdagangan,
property, an lainnya ang digunakan dalam proses usaha.
b. Kerja, berdasarkan fatwa DSN Nomor 8 tentang
msyarakah artisipasi para mitra dalam pekerjaan
merupakan dasar pelaksanaan musyarakah. Akan tetapi,
kesmaan porsi kerja bukanlah syarat.
c. Keuntungan dan kerugian, dalam hal ini keuntungan
musyarakah, DSN mewajibkan para mitra untuk
menghitung secara jelas keuntungannya untuk
menghindari perbedaan da sengketa pada waktu alokasi
keuntungan maupun ketika pengentian musyarakah.
24
Yaya, Rizal, Aji Erlangga Martawireja, dan Ahm Abdurhim, Akuntansi Perbankan
Syariah, (Jakarta: Salemba Empat, 2014).
3. Ijab dan Kabul
Ijab dan Kabul dalam transakisi musyarakah harus dinyatakan
oleh para pihak untuk menunjukkan kehendak mereka dalam
megadakan kontrak (akad).
2.1.3.4 Skema Pembiayaan Musyarakah
Dalam pembiayaan musyarakah, bank syariah memberikan modal
sebagain dari total keseluruhan modal yang dibutuhkan. Bank syariah
dapat menyertakan modal sesuai porsi yang disepakati dengan nasabah.
Misalnya, bank syariah memberikan modal 70% dan 30% sisanya berasal
dari modal nasabah. Pembagaian hasil keuntungan, tidak harus dihitung
sesuai porsi modal yang ditempatkan, akan tetapi sesuai dengan
kesepakatan dalam kontrak awal, misalnya, 60% untuk nasabah dan 40%
untuk bank syariah.
27
Departemen Agama RI, al-quran dan Terjemahannya (Semarang: PT. Karya Toha
Putra) Juz 2 cet. Ke 3, hal. 29.
28
Ibid., hal. 219.
29
Ibid, hal 480
Jumhur ulama tidak memberikan batasan maksimal dan minimal. Jadi,
dibolehkan selamanya dengan syarat asalya masih tetap ada sebab
tidak ada dalil yang mengharuskan untuk membatasinya. Ulama
hanafiyah tidak mensyaratkan untuk penetapan awal waktu akad
sedangkan ulama syarfi’yah mensyaratkan sebab jika tidak dibatasi hal
itu dapat menyebabkan ketidaktahuan waktu yang wajib dipeuhi.
30
Ibid,
2.1.5 Profitabilitas
2.1.5.1 Pengertian Profitabilitas
Menurut Muharam (2007) diambil dalam jurnal oleh Eprianti dan
Adhita (2017) mengatakan bahwa profitabilitas sebagai dasar dari adanya
kterkaitan antara efisiensi operasional dengan kualitas jasa yang dihasilkan
oleh suatu bank 31.
Kemudian menurut Hasan (2005) dambil dalam jurnal oleh
Eprianti dan Adhita (2017) mengatakan bahwa profitabilitas adalah ukuran
spesifik dari performance sebuah bank, dimana ia merupakan tujuan dari
menajemen perusahaan dengn memaksimalkan nilai dari para pemegang
saham, optimalisasi dari berbagai tingkat return, dan minimalisasi risiko
yang ada 32.
Sedangkan menurut Syamsudin (2011:59) diambil alam jurnal oleh
Rahayu, Husaini, dan Azizah (2016) mengatakan bahwa profitabilitas
merupakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba. Laba tersebut
diperoleh dari modal dan aktiva yng dimilikinya 33.
Profiabilitas juga dapat dilihat dengan melihat kemampuan
perusahaan juga dapat perorangan atau badan untuk menghasilkan laba
dengan memperhatikan perusahaan, analisis ini sangat penting karena
profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban. Maka sebagai dasar penilaian perusahaan, penilaian
profitabilitas sangat penting 34.
31
Eprianti, Adhita, Pengaruh Pendapatan Ijarh Terhadap Profitabiltas (Studi Kasus Pada
Bank Jabar Banten Kantor Cabang Syariah Bandung), (Jurnal Ekonomi dan Keuangan Syariah
Vol.1, No. 1, 2017), hlm. 21.
32
Ibid, hlm. 20.
33
Rahayu Hasaini, Azizah, Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil Mudharabah dan
Musyarakah Terhadap Profitabilitas (Studi Pada Bank Umum Syariah yang Terdaftar Pada Bursa
Efek IndonesiaPeriode 201-2014), (Jurnal Admiistrasi Bisnis Vol. 33, No. 1, 2016), hlm. 62.
34
Zaharuddin Harmaizar, Menggali Potensi Wirausaha, (Bekasi: CV Dian Anugerah
Prakara, 2006).
2.1.5.2 Macam-Macam Profitabilitas
Berikut adalah macam-macam profitabilitas diantaranya:
1. Return on Total Assets (ROA)
Menurut Robert Libby, Patricia A. Libby, dan Short (2007:710) alat uji
profitabilitas yang lain adala perbandingan laba terhadap total asset
yang digunakan unuk mendapatkan laba. Banyak analisis menganggap
rasio pengembangan atas asset merupakan alat yang lebih baik
(dibandingkan dengan pengembangan atas ekuitas) dalam mengukur
kemampuan manajemen menggunakan asset secara efektif, karena
kemampuan ini tiddak dipengaruhi oleh bagaimana pendanaan asset
tersebut.
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen ban
dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin
besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang
dicapai bank terebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari
segi penggunaan asset 35.
2. Return on Investment (ROI)
Hasil pegemblian Investasi atau lebih dikenal dengan nama return on
investment (ROI) tau Return on Total Assets, merupakan rasio yang
menunjukkan hasil (Return) atas jumlah aktiva yang digunakan dala
perusahaan. ROI juga merupakan suatu ukura tentang efektifitas
manajemen dala mengelola investasinya.
3. Return on Equity (ROE)
Hasil pengembalian ekuitas atau return on equity (ROE) atau
rentabilitas modal sendiri, merupaka rasio untuk mengukur laba bersih
susah ajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efiensi
penggunaan modal sendiri.
35
FarahMargaretha, Manajemen Keuangan Bagi Industri Jasa, (Jakarta: Gramdeia
Widisarama Indonesia, 2007), hlm. 61.
4. Laba Per Lembar Saham (Earnin Per Share)
Rasio per lembar saham (earning Per Share) atau disebut juga rasio
nilai buku, merupakan rasio untukmengukur keberhasilan manajemen
dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham. Rasio yang rendah
berarti manajemen beluberhsil untuk memuaskan pemegang saham,
sebaliknya dengan rasio yang tinggi, maka kesejahteraan pemegang
saham meningkat dengan pengertian lain, bahwa pengembangan
tinggi.
2.2 Temuan Penelitian Terkait
Adapun ringkasan dari penelitian terahulu akan dijadikan tabel berikut ini:
Tabel 2.1
Matrik Penelitian Terdahuluan
Pembiayaan
Mudharabah
Ijara h
KD=1,36
√ n1 + n2
n1 + n2
Keterangan :
KD = jumlah Kolmogorov-Smirnov yang dicari
n1 = jumlah sampel yang diperoleh
n2 = jumlah sampel yang diharapkan
(Sugiyono, 2013:257)
39
Syamsuddin, Lukman, Manajemen Keuangan Perusahaan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2011), hlm. 144.
Data dkataka normal, apabila nilai signifikan lebih besar 0,05 pada
(P>0,05). Sebaliknya, apabila nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 pada
(P<0,05), maka data dikatakan tidak normal.
3.6.1.2 Uji Multikolinieritas
Suatu asumsi penting dari model regresi linear klasik adalah bahwa
di sana tidak ada atau tidak ditemkan korelasi anatar variabel indenpen.
Untuk itu diperlukan uji multikolinieritas terhaap setiap variabel bebas
yatu dengan:
1. Melihat angka collinearity statistic yang ditunjukan oleh nilai
variance faktor (VIF). Jika angka VIF lebih besar dari 10, maka
variabel bebas yang ada memilik masalah multikolinieritas.
2. Melihat nilai tolerance, apabila nilai tolerance kurang dari 0,10
menunjukkan bahwa ada masalah multikolinieritas pada variabel
indenpen dalam penelitian ini (Gujarati, 1992:299).
3.6.1.3 Uji Heteroskedastiitas
Uji heteroskedastisitas terjadi apabila varian dari residual suatu
40
pengamatan ke pengamatan lain terjadi ketidaksamaan . Untuk
mendeteksi heteroskedastisitas dengan menggunakan metode grafik
scatterplot yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertntu pada grafik.
Metode grafik scatterplot dilakukan dengan cara mendiagnosa diagram
residual plot ddan dibandingkan dengan hasil prediksi. Jika titik-titik sebar
mmbentuk poa tertentu dan teratur bergelombang, melebar kemudian
menyempit, maka mengidentifikasi telah heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.6.1.4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada tau tidaknya
penyimpang asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi anatar
residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model
regresi. Prasyarat yang harus dipenuhi adalah tidak adanya autokorelasi
40
Santoso, Singgih, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, (Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo, 2000), hlm. 210.
dalam model regresi metode pengujian yang sering digunakan adalah
dengan uji Durrbin-Watson (Uji DW). Nilai d yang didapat dari
pengplahan data akan dimasukkan ke dalam asumsi atauran keputusan
sehingga dapat diketahui terjadi autokorelasi atau tidak. Adapun asumsi
atuan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:
1. Jika d < dl, berarti terdapat autokorelasi positif
2. Jika d > (4 – dl), berarti terdapat autokorelasi negative
3. Jika du < d < (4 – dl), berarti tidak terdapat autokorelasi
4. Jika dl < d < du atau (4 – du), berarti tidak dapat disimpulkan
3.7 Pengajuan Hipotesis
3.7.1 Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi ganda digunakan oleh peneliti, bila peeliti
bermaksud meramalkan bagaimana keadaan 9naik turunnya) variable
dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor preditor
41
dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya) . Persamaan regresi yang
digunakan untuk meneliti pengaruh X1, X2, X3 dan Y dengan
menggunakan analisis regresi linear berganda. Adapaun model regresi
yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y =α + β 1 X 1+ β2 X 2 + β 3 X 3 +e
Keterangan :
Y = Profitabilitas
X1 = Mudharabah
X2 = Musyarakah
X3 = Ijarah
β = koefisien regresi
α = Konstanta
e = Kesalahan (error)
41
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2014), hlm.277.
Untuk mengetahui pengaruh variabel indenpen (X1,X2,X3) secara
parsial dan imultan terhadap variabel dependen (Y) dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pengujian secara parsial atas hipotesis, yaitu adana pengaruh
mudharabah terhadap profitabilitas Bank Syariah Mandiri.
a. H1 : β1≠0 : Mudharabah berpengaruh terhadap
profitabilitas Bank Syariah Mandiri.
Menentukan kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis
sebagai berikut:
b. Jika β1 ≠ 0 : H1 diterima.
2. Pengujia kriteria parsial atas hipoteis kedua, yaitu adanya
pengaruh musyarakah terhadap profitabiltas Bank Syariah
Mandiri.
a. H2 : β2 ≠ 0 : musyarakah berpengaruh terhadap
profitabilita Bank Syariah Mandiri.
Menentukan kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis
sebagai berikut:
b. Jika β2 ≠ 0 : H2 diterima.
3. Pengujian secara parsial atas hipotesis ketiga, yaitu adanya
pengaruh ijarah terhadap profitabilitas Bank Syariah Mandiri.
a. H3 : β3 ≠ 0 : ijarah berpengaruh terhadap profitabilitas
Bank Syariah Mandiri.
Menentukan kriteria penerimaan dan penolaka hipotesis
sebagai berikut:
b. Jika β3 ≠ 0 : H3 diterima
4. Pengujian secara simultan atas hipotesis ketika, yaitu adanya
pengaruh mudharabah, musyarakah, dan ijarah terhadap
profitabilitas Bank Syariah Mandiri.
a. H4 : paling sedikit ada satu βi (I = 1,2,3) ≠ 0 : mudhrabah,
musyarakah dan ijarah terhadap profitabilitas Bank Syariah
Mandiri.
Menentukan kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis
sebagai berikut:
b. Jika paling sedikit ada satu βi (i = 1,2,3) ≠ 0 : H4 diterima.
42
Iqbal, Pokok-Pokok Materi Statistik 2, (Jakarta; PT. Bumi Aksara, Cetakan Ketiga,
2005).
Agus Widarjono, Analisis Statistika Multivariat Terapan, (Yogyakarta: UPP STIM
43
YKPN, 2010).
44
Iqbal, Pokok-Pokok Materi Statistik 2, (Jakarta; PT. Bumi Aksara, Cetakan Ketiga,
2005).
45
Prameswari,Afina Survita dan Rahmawati Hanny Yustrianthe, Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Audit Delay, (Jurnal Akuntansi Vol. XIX, No. 01, 2017), hlm. 50-57.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation
Mudharaba
h 36 ,206 ,245 ,1364 ,1485
Musyarakah
36 ,85 ,420 ,7156 ,6880
Ijarah
36 ,991 ,413 8,2953 2,893
Profitabilitas
36 ,630 1,360 ,7001 ,1314
Valid N
(listwise) 36
46
http://www.syariahmandiri.co.id/2015/11/bsm-menjadi-bank-syariah-pertama-masuk-buku-iii/
2019, rata kenaikan aktiva dari pemberian pembiayaan dalam bentuk mudharabah
sebesar 0,1364 atau 1,364%. Nilai minimum kenaikan aktiva dari pemberian
pembiayan dalam bentuk mudharabah sebesar 2,06%. Nilai maksimum sebesar
0,245 menggambarkan nilai maksimum kenaikan aktiva dari pemberian
pembiayaan dalam bentuk mudharabah sebesar 2,45%. Nilai rata-rata mudharabah
lebih kecil dari nilai standar deviasi variabel (0,1364 < 0,1485) . ini berarti bahwa
variabel mudharabah mempunyai sebara penyimpangan yang besar.
Nilai minimum musyarakah (X2) sebesar 0,85, nilai maksimum sebesar
0,420 dan nilai rata-rata 0,7156 dengan standar deviasi 0,6880. Nilai tersebut
menggambarkan bahwa selama periode 2017-2019, rata-rata kenaikan aktiva dari
pemberian pembiayaan dalam bentuk musyarakah sebesar 0,7156. Nilai minimum
sebesar 0,85 menggambarkan nilai minimum kenaikan aktiva dari pemberian
pembiayaan dalam bentuk musyarakah sebesar 85%. Nilai maksimum sebesar
0,420 mengambarkan nilai maksimum aktiva dari pemberian pembayaan bentuk
musyarakah sebesar 4,20%. Nilai rata-rata lebih kecil dari nilai standar deviasi
variabel musyarakah (0,7156 < 0,6880). Ini berari bahwa variael musyarakah
mempunyai sebaran penyimpangan yang besar.
Nilai minimum ijarah (X3) sebesar 0,991, nilai maksimum sebesar 0,413
dan nilai rata-rata sebesar 8,2953 dengan standar deviasi sebesar 2,893. Nilai
tersebut menggambarkan bahwa selama periode 2017-2019, rata-rata kenaikan
aktiva dari pemberia bentuk ijarah sebesar 8,2953. Nilai minimum sebesar 0,991
menggambarkan kenaikan aktiva dari pemberian bentuk ijarah sebesar 9,91%.
Nilai maksimum sebesar 0,413 menggambarkan kenaika aktiva dari pemberian
bentuk ijarah sebesar 4,13%. Nilai standar diviasi varibel ijarah lebih kecil dari
rata-rata (2,893 < 8,2953). Ini berarti bahwa varibel ijarah mempunyai sebaran
penyimpangan yang kecil.
Nilai minimum Profitabilitas (Y) sebesar 0,630, nilai maksimum sebesar
1,360, dan nilai rata-rata profitabilitas sebesar 0,7001 dengan standar deviasi
variabel profitabilitas sebesar 0,1314. Hal ini berarti baha rata-rata perbankan
syariah mampu mendapatkan kenaikan total assetnya selama periode pengamatan
dari tahun 2017-2019 sehingga mencapai 7,001% dari total asset tahun
sbelumnya. Nilai minimum sebesar 0,630 dan nilai maksimum sebesar 1,360, hal
ini menggambarkan bahwa kenaikan asset minimum sebesar 6,30% dan kenaikan
maksimum sebesar 1,360%. Nilai standar deviasi variabel profitabilitas lebih kecil
dari nilai rata-rata (0,1314 < 0,7001), berarti bahwa variabel provitabilitas
memiliki sebaran penyimpangan yang kecil.
4.3 Uji Asumsi Klasik
4.3.1 Uji Normalitas
Oleh karena itu dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S). data
dikatakan berdistribusi normal jika memiliki nilai signigikan lebih dari
5%. Hasil uji K-S dapat dilihat dibawah ini.
Tabel 4.2
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 36
Normal Mean .0000000
Parametersa,b
Std.
Deviation 35445.37016943
Most Absolute .226
Extreme
Positive .226
Differences
Negative -.166
Test Statistic .226
Asymp. Sig. (2-tailed) .993c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Hasil uji normaalitas diatas dapat diketahui bahwa bila Asym. Sig
(2-tailed) sebesar 0,993 lebih besar dari kriteria signifiknsi (p- value)
sebesar 0,05, ini membuktikan bahwa variabel tersebut berdistribusi
normal sehingga dapat digunakan sebagai penelitian.
4.3.2 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regrei
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Dari hasil pengolahan
data dengan program SPSS diperoleh sebagai berikut:
Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Toleranc
Model e VIF
1 (Constant)
Mudharaba
h .226 4.422
Musyarakah
.217 4.614
47
Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, (Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, 2011).
Tabel 4.3
Pengambilan Keputusan Korelasi
Hipotesis nol Keputusan Jika
Ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dL
Tidak ada autokorlasi poitif No decision dL ≤ d ≤ dU
Ada korelasi negative Tolak 4 – dL < d < 4
Tidak ada korelasi negative No decision 3 – dU ≤ d ≤ 4 – dl
Tidak ada autokorelasi, positif Tidak ditolak dU < d < 4 - dU
atau negatif
Sumber: Ghozali, 2011
Hasil regresi dengan level of significance 0,05 (α=0,05) dengan
jumlah variabel (k=3) dan sebayaknya data (n=36) diperoleh dL= 1,295
dan dU= 1,654 dan nilai D-W dapat dilihat tabel 4.4 sebagai berikut:
Tabel 4.4
Autokorelasi Durbin-Watson Cochrane-Orcutt
Model Summaryb
Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant)
.001 .002 2.390 .023
Mudharaba
h ,011 ,003 .986 3.092 .004
Musyarakah
6.384 1.956 1.063 3.263 .003
Ijarah -.028 .001 -.018 -.111 .912
Berdasarkan tabel 4.5 Hasil Analisa Regresi diatas, maka dapat diperoleh
model regresi linier berganda sebagai berikut:
Y =α + β 1 X 1+ β2 X 2 + β 3 X 3 +e
Y =¿0,001 + 0,986 X 1 + 1,063 X 2 – 0,018 + e
Interprestasi dari persamaan tersebut adalah sebagai berikut:
α = 0,001, berdasarkan persamaan regresi linear berganda diatas, dapat dilihat
nilai konstanta 0,001 yang berarti jika pembiayaan mudharabah (X1),
pembiayaan musyarakah (X2) dan Ijarah (X3) bernilai nol atau konstanta
maka Profitabilitas (Y) nilainya 0,001.
β 1= 0,986, apabila koefisien regresi pembiayaan mudharabah (X1) adalah
sebesar 0,986 yang menunjukkan bahwa jika nilai pembiayaan
mudharabah mengalami kenaikan sebesar Rp 1 (satu Rupiah) maka akan
menaikkan profitabilitas (Y) sebesar 0,986 dengan asumsi bahwa variabel
lain bernilai konstan atau tetap.
β 2 = 1,063, apabila koefisien regresi pembiayaan musyarakah (X2) adalah
sebesar yang menunjukkan bahwa jika nilai pembiayaan musyarakah
mengalami kenaikan sebesar Rp 1 (satu rupiah) maka akan menaikkan
profitabiltas (Y) sebesar 1,063 dengan asumsi bahwa variabel lain bernilai
konstanta atau tetap.
β 2 = -0,018, apabila koefisien regresi ijarah (X3) adalah sebesar -0,018 yang
mennjukkan bahwa jika nilai ijarah mengalami kenaikan sebesar Rp 1
(satu rupiah) maka akan menurunkan profitabilitas (Y) sebesar -0,018
dengan asumsi variabel lain konstan atau tetap.
Variabel yang paling dominan artinya yang paling besar mempengaruhi
Profitablitas aalah variabel pembiayaan mudharabah (X1) dan pembiayaan
Musyarakah (X2) karena nilai koefisien regresi masing-masing variabel
adalah 0,986 dan 1, 063, sehingga diantara variabel-variabel tersebut yang
paling besar adalah variabel pembaayaan musyarakah (X2) sebesar 1,063,
maka pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musryarakah meningkat maka
profitabilitas (Y) akan naik sebesar 0,986 dan 1,063 dengan asumsi vriabel
lain dianggap konstan.
4.5 Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien determinasi adalah untuk mengetahui seberapa berpengaaruh
variabel bebas atau dependen dala pnelitian ini yaitu pembiayaan mudharabah,
pembiayaan musyarakah, dan ijarah terhaddap variabel terikat atau dependen
yaitu Profitabilitas. Hasil perhitunga koefisien determinasi yang telah diolah
dengan program SPSS versi 22 sebagai berikut:
Tabel 4.6
Hasil Analisis Koefisien Determinasi
Model Summary
Std.
Adjusted Error of
R R the
Model R Square Square Estimate
1 .514a .264 .195 0.0067
a. Predictors: (Constant), Ijarah, Mudharabah,
Musyarakah
Berdasarkan tabel 4.5 Hasil Analisis Koefisien Determinasi diatas, dapat
dilihat bahwa model summary besarnya R Square 0,264 hal ini berarti 26,4%
profitabilitas Bak Syariah Mandiri dapat dipengaruhi oleh variasi ketiga
independe (pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah, dan ijarah).
Sedagkan sisanya 73,6% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak
dibahas dalam penelitian ini.
4.6 Pengujian Hipotesis
4.6.1 Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistk t)
Uji t ini digunakan untuk mengetahui signifikansi pengaruh
masing-masing variabel bebas atau independen terhadap variabel terikat
atau dependen secara parsial. Hasil perhitungan dengan program SPSS
sebagai berikut:
Tabel 4.7
Hasil Analisis Uji t
Coefficientsa
Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 29903.52 12510.21
2.390 .023
0 0
Mudharaba
h -27.431 8.873 -.986 3.092 .004
Musyarakah
6.384 1.956 1.063 3.263 .003
Ijarah -252.628 2268.422 -.018 -.111 .912
a. Dependent Variable: Profitabilitas
Berdasarkan tabel 4.7 Hasil Analisis Uji t diatas, maka dapat
ditentukan bahwa t tabel dengan α = 0,05, n = 36 dan k = 3 diperoleh nilai
t tabel: n = 36; df = n – k = 36 – 3 = 33, (0,05 : 33) = 1,692. Hasil pegujian
hipotesis masing-masing vaariabel indenpen secara parsial terhaddap
vaariabel dependennya dapat dianaliasis sebagai berikut:
Hipotesis 1
Berdasarkan uji statistic secara parsial pada tabel diatas diperoleh
nilai t hitung sebesar 3,092 dan t tabel sebesar 1,692 sehingga t hitung
lebih kecil dari t tabel (3,092 > 1,692). Tabel diatas menunjukkan nilai
signifikan t sebesar 0,004. Dilihat dari nilai sig. = 0,004 < 0,05, yang
berarti pembiayaan mudharabah berpengaruh positif dan signifikan
terhadap profitabilitas. Hasil uji t pada hipotesis H1 bahwa pembaiayaan
mudharabah berpengaruh positif terhadap profitabilitas.
Hipotesis 2
Berdasarkan uji statistic secara parsial pada tabel diatas diperoleh
nilai t hitung sebesar 3,263 dan t tabel sebesar 1,692 sehingga t hitung
lebih besar dari t tabel (3,263 > 1,692). Tabel diatas menunjukkan nilai
signifikan t sebesar 0,003. Dapat dilihat dari nilai sig. = 0,003 < 0,05, yang
berarti musyarakah berpengaruh positif dan signifikan terhadap
profitbilitas. Hasil uji t berarti mendukung hipotesis H2 bahwa
pembiayaan musyarakah berpengaruh positif terhadap profitabilitas.
Hiptesis 3
Berdasarkan uji statistic secara paarsial pada tabel 4.7 diperoleh
nilai t hitung sebesar -0,111 dan t tabel sebesar 1,692 sehingga t hitung
lebih kecil dari t tabel (-0,111 < 1,692). Tabel diatas menunjukkan nilai
signifikan t sebesar 0,912. Dilihat dari nilai sig. = 0,012 < 0,05 yang
berarti ijarah berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap
profitabilitas. Hasiluji t pada hipotesis H3 tidak endukung bahwa ijarah
berpengaruh positif terhadap profitabilitas.
4.6.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik f)
Uji statsitik f dilakukan untuk menunjukkan apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimasukkan dalam model ini mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Cara untuk
mengetahuinya yaitu dengan membandingkan nilai f hitung dengan nilai f
tabel. Apabila nilai f hitung lbih besa dari pada nilai f tabel, maka
hipotesis alternative diterima artinya semua variabel independen secara
bersam-sama dan signifikan mempengaruhi variabel dependen. Selain itu
juga dapat dilihat berdsarka profitabilitas. Jika profitabilitas (signifikansi)
lebih kecil dari 0,05 maka variabel independen secara bersama-sama
(simultan) berpengaruh terhadap variabel dependen.
Uji f dilakukan untuk membuktikan atau mengetahui pengaruh
secara bersama-sama variable bebas atau pembiayaan mudharabah,
pembaiayaan msyarakah dan ijarah mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel terikat atau profitabilitas. Untk mencari f tabel dapat
dicari dengan: df1 = k – 1 = 3 – 1 = 2, df2 = n – k = 36 – 3 = 33, maka
nilai f tabel sebesar 3,28.
Tabel 4.8
Hasil Analisis Uji F
ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression
,000 3 ,000 3.825 .000b
5.1 Pembahasan
Berdasarkan temuan hasil penelitian di bab sebelumnya dalam bentuk
mengumpulkan data, menganalisis data yang diperoleh dari Bank Syariah Mandiri
kemudian di analisis lewat Program SPSS versi 22. Agar lebih terperinci dan
terurai, maka dalam pembahasan hasil penelitian ini akan disajikan sesuai dengan
identifikasi masalah sebagai berikut.
5.1.1 Pengaruh Pembiayaan Mudharabah Terhadap Profitabilitas
Hasil penelitian menujunjukkan bahwa pembiayaan mudharabah
memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Profitabilitas
dengan nilai signifikansi sebesar 0,004 < 0,05, berarti pembiayaan
mdharabah berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Rahayu,
Husaini, Azizah (2016), dengan hasil pengujian yang menyatakan
pembiayaan mudharabah berpengaruh terhadap profitabilitas Bank Umum
Syariah.
Hasil ini menunjukkan ketika nasabah memperoleh keuntungan
dana secara penuh dari Bank untuk membentuk sebuah usaha, apabila
mengalami kerugian, maka kerugian akan ditanggung bersama dan apabila
usaha nasabah mendapatkan keuntungan maka keuntungan akan
dibagisesuai perjanjian awal, biasanya persentase pembagian adalah 60%
untuk bank dan 40% untuk pengelola atau sebaliknya48.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa hubungan pembiayaan
mudharabah terhadap profitabilitas adalah linier yang berarti semakin
besar pembiayaan mudharabah maka semakin besar pula tingkat
profitabilitas, atau sebaliknya semakin kecil pembiayaan mudharabah,
maka semakin kecil pula tingkat profitabilitas.
48
Rahayu, Husaini, & Azizah. 2016. Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil Mudharabah dan
Musyarakah Terhadap Profitabilitas (Studi Pada Bank Umum Syarih yang Terdaftar Pada Bursa
Efek Indonesia Periode 2011-2014). Jurnal Admnistrasi Bisnis. Vol. 33 No.1 Hal. 66.
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Fitriyani, Masitih, &
Suhendro (2019), dengan hasil pengujian yang menyatakan bahwa
pembiayaan mudharabah berpengaruh positif dan signifikan terhadap
profitabilitas. Pengaruh ini dijelaskan bahwa semakin tinggi pembiayaan
mudharabah yang merupakan salah satu jenis pembiayaan jual beli, maka
semakin tinggi ptofitabilitas bank umu syariah yang diproksikan dengan
Return on Asset49.
6.1 Kesimpulan
Penelitian ini mencoba untuk menelti bagaimana pengaruh pembiayaan
mudharabah, pembiayaan musyarakah dan ijarah terhadap profitabilitas. Sesuai
denga hasil pengujian yang dilakukan. Maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Secara parsial, pembiayaan mudharabah berpengaruh positif dan
signifikan terhadap profitabilitas pada Bank Syariah Mandiri. Dilihat dari
nilai yang diperoleh dari thitung lebih besar dari t tabel (3,092 > 1,692).
Dengan nilai signifikansi sebesar 0,004 < 0,05. Hasil koefisien regresi
yang positif ini menunjukkan bahwa peningkatkan pembiayaan
mudharabah akan meningkat profitabiltas.
2. Secara parisal, pembiayaan musyarakah berpengaruh positif dan signifikan
terhadap profitabilitas pada Bank Syariah Mandiri. Dilihat dari nilai yang
diperoleh dari t hitung lebih besar dari t tabel sebesar (3,263 > 1692).
Dengan nilai signifikansi sebesar 0,003 < 0,05. Hasil koefisien regresi
yang positif ini menunjukkan baha peningkatan pembiayaan musyarakah
aka meningkat profitabilitas.
3. Secara parsial, ijarah berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap
profitabilitas pada Bank Syariah Mandiri. Dilihat dari nilai yang diperoleh
dari t hitung lebih bsar dari t tbel (-0,111 < 1,692). Dengan nilai signifikan
sebesar 0,012 < 0,05. Hasil koefisien regresi yang negative ini
menunjukkan bahwa peningkatan ijaarah akan menurunka profitabilitas.
4. Secara simultan, diperoleh f hitung > f tabel serta menunjukkan nilai sig.
sebesar 0,000 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa pembiayaan
mudharabah, pembiayaan musyarakah, dan ijarah berpengaruh signifikan
secara bersama-sama terhadap profitabilitas.
6.2 Saran
Antonio. 2001. Bank Syariah Dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani Press.
Abdurahim. 2014. Faktor Pendorong Perilaku Diet Tidak Sehat Pada Mahasiswa.
Ejournal Psikologi, Vol. 2, No. 2, hlm. 110.
Arifin, Zainul. 2002. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. Badung: Alva Beta.
Ascarya. 2007. Akad dan roduk Bank Syariah. Bandung: PT Raja Grafindo
Persada.
Departemen Agama RI, al-quran dan Terjemahannya. Semarang: PT. Karya Toha
Putra. Juz 2 cet. Ke 3, hal. 29.
Fadhila, Novi. 2015. Jurnal Riset Akuntansi Dan Bisnis Volume 15 No. 1, Hlm.
66.
Iqbal. 2005. Pokok-Pokok Materi Statistik 2. Jakarta: PT. Bumi Aksara, Cetakan
Ketiga.
Rahayu, Husaini, & Azizah. 2016. Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil Mudharabah
dan Musyarakah Terhadap Profitabilitas (Studi Pada Bank Umum Syarih
yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014). Jurnal
Admnistrasi Bisnis. Vol. 33 No.1 Hal. 66.
Santoso, Singgih. 2000. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: PT.
Elex Media Komputindo.
Yaya, Rizal, Aji Erlangga Martawireja, dan Ahm Abdurhim. 2014. Akuntansi
Perbankan Syariah. Jakarta: Salemba Empat.
No Bulan Mudharabah
1 Jan-17 5,340
2 Feb-17 5,625
3 Mar-17 1,795
4 Apr-17 1,359
5 Mei-17 1,058
6 Jun-17 1,000
7 Jul-17 0,887
8 Ags-17 0,779
9 Sep-17 0,670
10 okt-17 0,566
11 Nov-17 0,530
12 des-17 0,468
13 Jan-18 5,262
14 Feb-18 2,565
15 Mar-18 1,873
16 Apr-18 1,431
17 Mei-18 1,110
18 Jun-18 0,897
19 Jul-18 0,762
20 Ags-18 0,641
21 18-Sep 0,547
22 Okt-18 0,546
23 Nov-18 0,479
24 Des-18 0,420
25 Jan-19 4,588
26 Feb-19 2,171
27 Mar-19 1,383
28 Apr-19 1,011
29 Mei-19 0,773
30 Jun-19 0,617
31 Jul-19 0,504
32 Ags-19 0,411
33 Sep-19 0,344
34 Okt-19 0,278
35 Nov-19 0,240
36 Des-19 0,206
No Bulan Musyarakah
1 Jan-17 22,191
2 Feb-17 10,998
3 Mar-17 7,782
4 Apr-17 5,790
5 Mei-17 4,843
6 Jun-17 4,417
7 Jul-17 3,774
8 Ags-17 3,323
9 Sep-17 3,005
10 okt-17 2,610
11 Nov-17 2,339
12 des-17 2,429
13 Jan-18 27,516
14 Feb-18 14,273
15 Mar-18 9,448
16 Apr-18 7,049
17 Mei-18 5,705
18 Jun-18 4,945
19 Jul-18 4,309
20 Ags-18 4,038
21 18-Sep 3,643
22 Okt-18 3,266
23 Nov-18 2,958
24 Des-18 2,757
25 Jan-19 30,420
26 Feb-19 14,804
27 Mar-19 10,716
28 Apr-19 8,105
29 Mei-19 6,622
30 Jun-19 5,610
31 Jul-19 4.778
32 Ags-19 4,167
33 Sep-19 3,926
34 Okt-19 3,485
35 Nov-19 3,235
36 Des-19 3,114
No Bulan Ijarah
1 Jan-17 0,005
2 Feb-17 0,002
3 Mar-17 0,001
4 Apr-17 0,0009
5 Mei-17 0,0007
6 Jun-17 0,0008
7 Jul-17 0,0007
8 Ags-17 0,0007
9 Sep-17 0,0006
10 okt-17 0,0006
11 Nov-17 0,0003
12 des-17 0,0003
13 Jan-18 0,004
14 Feb-18 0,002
15 Mar-18 0,001
16 Apr-18 0,001
17 Mei-18 0,0007
18 Jun-18 0,0006
19 Jul-18 0,0005
20 Ags-18 0,0007
21 18-Sep 0,0006
22 Okt-18 0,0006
23 Nov-18 0,001
24 Des-18 0,001
25 Jan-19 0,013
26 Feb-19 0,001
27 Mar-19 0,0009
28 Apr-19 0,0006
29 Mei-19 0,0005
30 Jun-19 0,0004
31 Jul-19 0,0004
32 Ags-19 0,0002
33 Sep-19 0,0002
34 Okt-19 0,0002
35 Nov-19 0,0002
36 Des-19 0,0002
No Bulan Profitabilitas
1 Jan-17 5,919
2 Feb-17 5,882
3 Mar-17 6,447
4 Apr-17 5,301
5 Mei-17 4,892
6 Jun-17 5,719
7 Jul-17 5,524
8 Ags-17 5,662
9 Sep-17 5,835
10 okt-17 5,826
11 Nov-17 5,135
12 des-17 4,630
13 Jan-18 9,559
14 Feb-18 11,167
15 Mar-18 11,821
16 Apr-18 12,292
17 Mei-18 12,506
18 Jun-18 14,143
19 Jul-18 19,379
20 Ags-18 18,361
21 18-Sep 21,861
22 Okt-18 24,024
23 Nov-18 25,989
24 Des-18 27,942
25 Jan-19 119,152
26 Feb-19 109,493
27 Mar-19 136,682
28 Apr-19 109,573
29 Mei-19 86,498
30 Jun-19 97,791
31 Jul-19 97,493
32 Ags-19 110,143
33 Sep-19 51,950
34 Okt-19 44,979
35 Nov-19 43,637
36 Des-19 48,839
Descriptive Statistics
Std.
Minimu Maximu Deviatio
N m m Mean n
Mudharaba
h 36 ,206 ,206 ,1364 ,1485
Musyaraka
h 36 ,85 ,420 ,7156 ,6880
Ijarah 82953.0 2893.00
36 1 13
0 0
Profitabilita
s 36 ,630 1360 ,7001 ,1314
Valid N
(listwise) 36
2. Normalitas
Unstandardize
d Residual
N 36
Normal Mean .0000000
Parameters
a,b Std. 35445.370169
Deviatio 43
n
Most Absolut
.226
Extreme e
Differences Positive .226
Negativ
-.166
e
Test Statistic .226
Asymp. Sig. (2-tailed) .993c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
3. Multikolonieritas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Mudharaba
h .226 4.422
Musyarakah
.217 4.614
Ijarah
.912 1.097
a. Dependent Variable: Profitabilitas
4. Heteroskedastisitas
5. Autokorelasi
Model Summaryb
Adjusted
Std. Error
R R of the Durbin-
Model R Square SquareEstimate Watson
1 37069.65
.514a .264 .195 .515
5
a. Predictors: (Constant), Ijarah, Mudharabah, Musyarakah
b. Dependent Variable: Profitabilitas
Coefficientsa
Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients
Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 29903.52 12510.21
2.390 .023
0 0
Mudharaba
h -27.431 8.873 -.986 -3.092 .004
Musyarakah
6.384 1.956 1.063 3.263 .003
Ijarah -252.628 2268.422 -.018 -.111 .912
a. Dependent Variable: Profitabilitas
8. Uji f
ANOVAa