Anda di halaman 1dari 64

BAB I

PEDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan perekonomian di Negara Indonesia,


munculnya berbagai insrusi komersial moden yang bergerak dibidang keuangan,
salah satuya adalah Bank. Bank merupakan lembaga yang dipercaya oleh
masyarakat dari berbagai macam kalanan alam menematkan dananya secara
aman. Dalam penjelasan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 sebagaimana elah
diubah dengan Menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998 adalah badan usaha
yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainnya
dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. 1. Undang-Undang tersebut
juga menetapkan bahwa perankan di Indonesia menganut Dual Banking System,
yaitu perbanan konversial dan juga perbankan syariah.

Maraknya perbankan syariah dewasa ini bukan merupakan gejala baru


dalam dunia bisnis syariah. Keadaan ini ditandai dengan semangat tinggi dari
berbagai kalangan, yaitu: ulama, akademisi, dan praktisi untuk mengembangkan
perbankan tersebut dari sekitar pertengahan abad ke-20.2

Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank


syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara
dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.

Bank syariah merupakan bank yang kegiatannya mengacu pada hukum


islam, dan dalam kegiatannya tidak membebankan bunga maupun tidak
membayar bunga kepada nasabah. Imbalan yang diterima oleh bank syariah
maupun yang dibayarkan kepada nasabah tergantung dari akad dan perjanjian

1
Ismail, Perbankan Syariah (Jakarta: KENCANA PRENADA MEDIA GROUP, 2011),
hlm. 29.
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Mudharabah Di Bank Syariah (Jakarta:
2

RAJAGRAFINDO PERSADA, 2008), hlm. 1.

1
antara nasabah dan bank. Perjanjian (akad) yang terdapat di perbankan syariah
harus tunduk pada syarat dan rukun akad sebagaimana diatur dalam syariah islam.

Undang-undang perbankan syariah No.21 Tahun 2008 menyatakan bahwa


perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah
dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan , kegiatan usaha, serta cara dan
proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Bank syariah adalah bank yang
menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya
terdiri atas bank umum syariah (BUS), unit usaha syariah (UUS), dan bank
pembiayaan rakyat syariah (BPRS).3

Di Indonesia, bank syariah yang pertama didirikan pada tahun 1992 adalah
Bank Muamalat Indonesia (BMI). Walaupun perkembangannya agak terlambat
bila dibandingkan dengan negara-negara Muslim lainnya, perbankan syariah di
Indonesa akan terus berkembang. Bila pada periode tahun 1992-1998 hanya ada
satu Unit Bank Syariah, maka pada tahun 2005, jumlah bank syariah di Indonesia
telah bertambah menjadi 20 unit, yaitu 3 bank umum syariah dan 17 unit usaha
syariah. Sementara itu, jumlah Bank perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) hingga
akhir tahun 2004 bertambah menjadi 88 buah.

Berdasarkan data Bank Indonesia, prospek perbankan syariah pada tahun


2005 diperkirakan cukup baik. Industri perbankan syariah diprediksi masih akan
berkembang dengan tingkat pertumbuhan yang cukup tinggi. Jika pada posisi
November 2004, volume usaha perbankan syariah telah mencapai 14,0 trilliun
rupiah, dengan tingkat pertumbuhan yang terjadi pada tahun 2004 sebesar 88,6%
volume usaha perbankan syariah di akhir tahun 2005 diperkirakan akan mencapai
sekitar 24 trilliun rupiah. Dengan volume tersebut, diperkirakan indusri perbankan
syariah akan mencapai pangsa pasar sebesar 1,8% dari industri perbankan
nasional dibandingkan sebesar 1,1% pada akhir tahun 2004. Pertumbuhan volume
usaha perbankan syariah tersebut ditopang oleh rencana pembukaan unit usaha
syariah yang baru dan pembukaan jaringan kantor yang lebih luas. Dana pihak

3
Ibid, hlm. 32
ketiga (DPK) diperkirakan akan mencapai jumlah sekitar 20 trilliun rupiah dengan
jumlah pembiayaan sekitar 21 trilliun rupih di akhir tahun 2005.4

Nilai-nilai perusahaan yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan integritas


telah tertanam kuat pada segenap insan Bank Syariah Mandiri (BSM) sejak awal
pendiriannya. Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan
hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998.
Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul
dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional, telah
menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi
kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut,
industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional
mengalami krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan
merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.

Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki
oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT
Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi
tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta
mengundang investor asing.

Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan (merger)


empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo)
menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli
1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT
Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB. Sebagai tindak
lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan konsolidasi serta
membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah. Pembentukan tim ini
bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok
perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU No. 10 tahun
1998, yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual
banking system).
4
Ibid, hlm. 25
Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan
UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT
Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya,
Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan
infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional
menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank
Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23
tanggal 8 September 1999. Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum
syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No.
1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui
perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan
pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi
sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999.

PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang
mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi
kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani
inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam
kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk bersama membangun
Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik.5

Karakteristik sistem perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan


prinsip bagi hasil memberikan alternatif sistem perbankan yang saling
menguntungkan bagi masyarakat dan bank, serta menonjolkan aspek keadilan
dalam bertransaksi, investasi yang beretika, mengedepankan nilai-nilai
kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi, dan menghindari kegiatan
spekulatif dalam bertransaksi keuangan. Dengan menyediakan beragam produk
serta layanan jasa perbankan yang beragam dengan skema keuangan yang lebih
bervariatif, perbankan syariah menjadi alternatif sistem perbankan yang kredibel
dan dapat dinikmati oleh seluruh golongan masyarakat Indonesia tanpa terkecuali.

5
https://www.syariahmandriri.co.id/
Selain itu edukasi masyarakat yang terus dilakukan dalam rangka
memperkenalkan produk dan keunggulan system perbankan syariah semakin
mampu menarik perhatian nasabah-nasabah baru.

Dalam operasional Bank Mandiri Syariah dilakukan berdasaka dengn


prinsip-prinsip syariah terutama berkaitan dengan produk yang ditawarkan kepada
masyarakat. Secara garis besar produk yang ditawarkan kepada masyarakat salah
satunya yaitu pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah, dan ijarah.
Faktor-faktor yan mempengaruhi atau meningkatnya profitabilitas adalah
pembiayaan6. Jenis pembiayaan bank mandiri syariah sebagai penentu tingkat
profitabilitas adalah mudharbah, musyarakah, dan ijarah. Hal ini tersebut dapat
dilihat dalam tabel dibawah ini.

Tabel 1.1
Data Laporan Keuangan Bank Mandiri Syariah
(jutaan Rupiah)
Pembiayaan
No Tahun Profitabilitas
Mudharabah Musyarakah Ijarah
1 2017 15,135,766 123,430,000 12,320,080 2,120,233
2 2018 12,450,060 122,435,122 15,765,909 1,144,134
3 2019 10,609,055 122,350,121 10,900,766 965,099

Berdasarkan tabel 1.1 data laporan keuangan bank mandiri syariah dapat
dijelaskan bahwa pada tahun 2017 sampai dengan tahun 2019 adanya kenaikan
dan adanya terjadi penurunan pada profitabilitas. Dimana pada tahun 2018 dan
2019 profitabilitas mengalami penurunan dikarenakan ketiga pembiayaan
tersebut, yaitu pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah, dan ijarah.
Konsep bagi hasil merupakan kosep asas dari keuangan syariah. Konsep
bagi hasil dalam perbankan Islam dijalankan dengan sistem mudharabah,
musyarakah, dan ijarah. Mudharabah merupakan kontak antara dua pihak dimana
satu hak berperan sebagai pemilik modal dan mempercayakan sejumlah modalnya
untuk dikelola oleh pihak kedua, yakni si pelaksana usaha, degan tujuan untuk
6
Faradilla, Arfan dan Shabri, Pengaruh Pembiayan Murabahah, Istishna, Ijarah,
Mudharabah, dan Musyarakah Terhadap Profitabiitas Bank Umum Syariah Di Indonesia (Jurnal
Akuntansi Vol. 6, No. 3, 2016), hlm. 46.
mendapatkan profitabiitas7. Sedangkan musyarakah merupakan akad kerja usha
dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh (100%)
modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola8.
Dalam penelitian pertama, Permata, Yaningwati, dan Zahron (2014)
mereka pendapatkan hasil yang menunjukkan bahwa secara parsial pembiayaan
mudharabah memberikan pengaruh negative dan signifikan terhadap tingkat ROE.
Pembiyaan mudharabah merupakan pembiyaan bagi hasil yang paling dominan
mempengaruhi tingkat ROE.
Dalam penelitian kedua, Pratama, Martika, dan Rahmawti (2017) mereka
mendapatkan hasil yang menunjukkan bahwa secara parsial pembiayaan
mudharabah memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat
profitabilitas, kemudian secara parsial pembiayaan musyarakah memberikan
pengaruh positif terhadap tingkat profitabilitas, serta scara parsial ijarah
memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat profitabilitas.
Dalam penelitian ketiga, Rahayu, Husaini, dan Azizah (2016) mereka
mendapatkan hasil yang menunjukkan bahwa secara parsial pembiayaan
mudharabah dan musyarakah memberikan pengaruh positif terhadap tingkat
profitabilitas (ROE).
Dalam penelitian keempat, Nurdiansyah, Nawawi, dan Qodliyah (2018)
mereka medapatkan hasil yang menunjukkan bahwa secara parsial pembiayaan
mudharabah dan musyarakah memberikan pengaruh positif terhadap tingkat
profitabilitas (ROA).
Dalam penelitian kelima, Eprianti dan Adhita (2017) mereka mendapatkan
hasil yang menunjukkan bahwa parsial ijarah sangat berperan terhadap
profitabilitas.
Berdasarkan uraian yang telah penulis sebutkan, maka penuli merasa
tertarik untuk mengetahui lebih rinci mengenai pengaruh akad yang telah
disepakati dalam pembukaan rekening dan penghimpunan dana pihak ketiga di PT
Bank Syariah Mandiri. Selain itu dengan akad yang berbeda penulis ingin melihat
7
Karim, Fiqh and Financial Analysis. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005).
8
Antonio, Bank Syariah Dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), hlm
95.
sejauh mana dampak yang diberikan dalam penghimpuanan dana pihak ketiga
tersebut. Oleh karena itu, penulis mengambil judul: “Analisis Pengaruh
Pembiayaan Mudharabah, Pembiayaan Musyarakah dan Ijarah Terhadap
Profitabilitas Pada PT Bank Syariah Mandiri”.

1.2 Identitifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi


beberapa masalah yaitu:
1. Apakah pembiayaan Mudharabah berpengaruh dalam profitabilitas di PT
Bank Syariah Mandiri ?
2. Apakah Pembiayaan Musyarakah berpengaruh dalam profitabilitas pada
PT Bank Syariah Mandiri ?
3. Apakah ijarah berpengaruh dalam profitabilitas di PT Bank Syariah
Mandiri ?
4. Pembiayaan manakah yang paling dominan dalam mempengaruhi
perolehan Profitabilitas pada Bank Syariah Mandiri ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah:
1. Untuk menganalisis Pembiayaan Mudharabah berpengaruh dalam
Profitabilitas di PT. Bank Syariah Mandiri.
2. Untuk menganalisis Pembiayaan Musyarakah berpengaruh dalam
Profitabilitas di PT. Bank Syariah Mandiri.
3. Untuk menganalisis ijarah berpengaruh dalam Profitabilitas di PT. Syariah
Mandiri.
4. Untuk menganalisis Pembiayaan manakah yang paling dominan dalam
mempengaruhi Profitabilitas pada Bank Syariah Mandiri.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat memberian pengetahuan tentang
pembiayaan-pembiayaan yang ada di PT. Bank Syariah Mandiri dan
menaruhnya terhadap profitabiitas serta dapat menjadi bagi penelitian
selanjutnya.
2. Bagi Penulis
Penelitin ini diarapkan dapat menjadi wahana egetahuan dan pengalaman
mengenai perbanan syariah serta sebagai perbandingan antara prakteknya
dan mencoba untuk menerapkan pada keadaan nyata. Penelitian ini juga
merupakan peryaratan untuk memperoleh gelar strata 1 (S1).
3. Bagi Perbankan
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber dalam
menjalankan perekonomian yang berprinsip sesuai dengan syariat dapat
menghasilkan profit, khususnya dalam produk mudharabah, musyarakah
dan ijarah.
4. Bagi Investor
Penelitian ini dapat memberikan gambaran bag para investor untuk
menabung dan menanamka modalnya pada perbankan syariah.
1.5 Sistematika Pembahasan
Untuk memberikan kemudahan dalam hal pembahasan dan dalam
penulisan skripsi, maka penulis mebaginya ke dalam bab. Adapun rincian
sebagai berikut:
Dalam bab ini membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dari sistematika pembahasan.
BAB II: LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Dalam bab ini membahas mengenai landasan teori yang meliputi
penjabaran dari teori-teori ang mendasari penelitian ini, membahas
mengenai temuan penelitian terkait, model penelitian atau kerangka berfikir
dan pengembangan hipotesis.

BAB III: METODE PENELITIAN


Dalam bab metodelogi penelitian membahas mengenai desain penelitian
yang digunakan, populasi dan sampel penelitianm teknik pengumpulan
data, operasional variabel yang digunakan dan uji asumsi klasik.
BAB IV: HASIL PENELITIAN
Bab ini memuat deskripsi objek penelitian, hasil analisis Berisi hasil
analisa yang dilakukan penulis dari objek dala penelitian.
BAB V: PEMBAHASAN
Bab ini memuat pembahasan secara mendalam tentan hasil temuan dan
menjelaskan implikasinya.
BAB VI: PENUTUP
Bab ini merupakan bab penutup yang terdiri aari dua sub bab yaitu
kesimpulan dari hasil penelitian dan saran yang membangun untuk objek
penelitian yang dipilih oleh penulis yaitu bagi pihak bank untuk terus dapat
meningkatkan profit.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Pengetian Bank Syariah
Bank merupakan lembaga yang dipercaya oleh masyarakat dari
berbagai macam kalangan dalam menempatkan dananya secara aman. Di
sisi lain, bank berperan menyalurkan dana kepada masyarakat. Bank dapat
memberikan pinjaman kepada masyarakat yang membutuhkan dana.9
Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang
bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan
usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Bank
syariah memiliki fungsi menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
titipan dan investasi dari pihak pemilik dana. Fungsi lainya ialah
menyalurkan dana kepada pihak lain yang membutuhkan dana dalam
bentuk jual beli maupun kerja satu usaha.
Bank syariah sebagai intermediasi antara pihak investor yang
menginvestasikan dananya di bank kemudian selanjutnya bank syariah
menyalurkan dananya kepada pihak lain yang membutuhkan dana. Investor
yang menempatkan dananya akan mendapatkan imbalan dari bank dalam
bentuk bagi hasil atau bentuk lainnya yang disahkan dalam syariah islam.
Bank syariah menyalurkan dananya kepada pihak yang membutukan pada
umumnya dalam akad jual beli dan kerja sama usaha. Imbalan yang
diproleh dalam margin keuntungan, bentuk bagi hasil, dan/atau bentuk
lainnya sesuai dengan syariah islam.
Bank syariah merupakan bank yang kegiatannya mengacu pada
hukum islam, dan dalam kegiatannya tidak membebankan bunga maupun
tidak membayar bungakepada nasabah. Imbalan yang diterima oleh bank

9
Ismail, Perbankan Syariah (Jakarta: KENCANA PRENADA MEDIA GROUP,2011),
hlm.30.
syariah maupun yang dibayarkan kepada nasabah tergantung dari akad dan
perjanjian antara nasabah dan bank. Perjanjian (akad) yang terdapat di
perbankan syariah harus tunduk pada syarat dan rukun akad sebagaimana
diatur dalam syariah islam.
Bank umum syariah adalah bank syariah yang berdiri sendiri sesuai
dengan akta pendiriannya, bukan merupakan bagian dari bank
konvensional. Beberapa contoh bank umum syariah antara lain Bank
Syariah Mandiri, Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mega, Bank
Syariah Bukopin, Bank BCA Syariah, dan Bank BRI Syariah.
Unit usaha syariah merupakan unit usaha syariah yang masih dibawah
pengelolaan bank konvensional. Unit usaha syariah (UUS) adalah unit kerja
dari kantor pusat bank konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk
dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang
pembantu syariah dan/atau unit syariah. Contoh unit usaha syariah antara
lain BNI Syariah, Bank Permata Syariah, BII Syariah, dan Bank Danamon
Syariah.10
Sebagaimana disebutkan dalam butir 3 Pasal 1 Undang-Undang
Perbankan Indonesia memberikan batasan pengertian prinsip syariah
sebagai aturan perjanjian berdasarkan hukum Isl anatar Bank dan pihak lain
untuk penyimpanan dan dan/atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan
lainnya yang dinyatakan sesuai engan Syariah diantaranya pembiayaan
berdasarkan prinsip bagi hasil (Mudharabah), pembiayaan berdasarkan
prinsip penyertaan modal (Musyarakah), prinsip jual beli barang dengan
memperoleh keuntungan (Murabahah), atau dngan adanya pilihan
pemindahan kepemiikan atas barang yang disewa dari pihak Bank oleh
pihak lain (Ijarah wa iqtina).
Adapun prinsip-prinsip Islam dalam Muamalah yang harus
diperhatikan oleh pelaku investasi syariah (pihak terkait) adalah (IAI,
2002):

10
Ibid, hlm.33
1. Tidak mencari rizki pada hal yang haram, baik dari segi zatnya
maupun cara mndapatkanya, serta tidak menggunakannya
untuk hal-hal yang haram.
2. Tidak mendzalimi dan tidak didalimi.
3. Keadilan pendistribusian kemakmuran.
4. Transaksi dilakukan atas dasar ridhasama ridha.
5. Tidak ada unsur riba, maysir (perjudian/spekulasi), dan gharar
(ketidakjelasan/samar-samar).
2.1.2 Mudharabah
2.1.2.1 Pengertian Mudharabah
AL-Mudharabah adalah akad perjanjian antara dua pihak atau lebih
untuk melakukan kerja sama usaha. Satu pihak akan menempatkan
menempatkan modal sebesar 100% yang disebut dengan shahibul maal,
dan pihak lainnya sebagai pengelola usaha, disebut dengan mudharib.
Bagi hasil dari usaha yang dikerjasamakan dihitung sesuai dengan nisbah
yang disepakati antara pihak-pihak yang bekerja sama. Seandainya
kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si pegelola, si
pengelola harus bertangung jawab atas kerugian terebut.
Pembiayaan Mudharabah merupakan perjanjian atas sesuatu jenis
perkongsian, dimana pihak pertama (shihibul maal) menyediakan dana dan
pihak kedua (mudharib) bertanggung jawab atas pengelolaan usaha11.
Menurut Rivai, Sudarto, Hulmasyah, Hanan, dan Arifiandy (2013)
pembiyaan mudharabah adalah kerja sama antara seseorang yang
memberikan uang kepada seseorang lain untuk diinvestasikan ke
perusahaan komersial12.
Kemudian Pembiayaan Mudharabah adalah pembiayaan yang
disalurkan oleh bank syariah kepada pihak lain untuk suatu yang
produktif13.

11
Fadhila, Novi. Jurnal Riset Akuntansi Dan Bisnis (Volume 15 No. 1, 2015), Hlm. 66
12
Rivai, Sudarto, Humansyah, Hanan dan Arifandy (2013)
13
Abdurahim, Faktor Pendorong Perilaku Diet Tidak Sehat Pada Mahasiswa, (Ejournal
Psikologi, Vol. 2, No. 2, 2014), hlm. 110.
Berdasarkan penjelasan pembiayaan mudharabah diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa pembiayaan mudharabah merupakan suatu
kegiatan kerja antara dua pihak dimana pihak pertama seorang invetasi
ataupun yang memberikan dana kepada pihak kedua.
Pengakuan laba tau rugi mudharabah alam praktik dapat dilihat
berdasarkan lapora bagi hasil dari pengelola dana dapat dilihat berdasarkan
laporan bagi hasil dari pegelola dana yang ditria oleh bank. Bagi hasil
mudharabah dapat dilakukan dengan menggunakan dua cara yaitu bagi
laba (profit sharing)atau bagi pnpatan (revenue sharing). Bagi hasil, dapat
dihitung dari pendapatan stelah dikurangi beban yang berkaitan dengan
pengelola dana mudharabah. Sedangkan bagi pedapatan, dihitung dari total
pendapatan pengelolaan mudharabah, sedangkan beban operasional
ditanggung oleh bank syariah.
2.1.2.2 Landasan Syariah
Secara uum landasan dasar syariah al-mudharabah lebih
mencerminkan untuk melakukan usaha 14. Hal ini tampak dalam ayat-ayat
dan hadits berikut ini:
1. Al-Qur’an
Menjelaskan bahwa yang menjadi wajhud-dilalah atau argument dari
surah al-muzammil: 20 adalah adanya kata yadhribun yang sama
dengan akar kata mudharabah yang berarti melakukan suatu perjalanan
usaha. Maksudnya melakukan suatu akad keja sama dalam bentuk
suatu usaha agar mendapatkan keuntungan dari hasil usaha tersebut,
dan akan dibagikan sebagaimana yang telah disepakati.
2. Al-Hadits
Riwayat Thabrani:
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Sayyidin Abbas bin Abdul
Muthalib jika memberikan dana ke mitra usahanya secara mudharabah
ia mensyaratkan agar dananya tidak dibawa mengurangi lautan,
menurunin lembah yang berbahaya, atau membeli ternak.

14
Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Pratik (Jakarta: Gema Insani Press, 2001). Hlm. 95.
Jika menyalahi peraturan tersebut, yang bersangkutan bertanggung
jawab atas dana tersebut. Disampaikanlah syarat-syarat terebut kepada
Rasullah SAW. dan Rasulullah pun membolehkannya. (HR Thabran)
3. Ijma
Imam Zailai telah menyatakan bahwa para sahabat telah berkonsensus
terhadap legitimasi pengolahan harta yatim secara mudharabah.
Kesempatan para sahabat ini sejalan dengan spirit hadist yang dikutup
Abu Ubaid.
2.1.2.3 jenis-Jenis Mudharabah
Jika proyek selesai, mudharib akan mengembalikan modal tersebut
kepada penyedia modal berikut porsi keuntungan yang telah disetujui
sebelumnya, bila terjadi kerugian mk seluruh kerugian dipukul oleh
shahibul maal. Sedang mudharib kehilangan keuntungan (imbalan bagi
15
hasil) atas kerja yang telah di lakukannya . Ada dua tipe mudharabah
yaitu muthlaqah (tidak terikat) dan muqayyadah (terikat).
Secara umum, mudharabah terbagi dua jenis seabgai berikut:
1. Mudharabah Muthlaqah
Mudharabah muthlaqah adalah bentuk kerja sama antara
pemilik modal (shahibul maal) dan pengelola (mudharib) yang
cakupannya sangat luas tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis
usaha, waktu, dan daerah bisnis.
2. Mudharabah Muqyyadah
Mudharabah Muqyyadah adalah kebalikan dari mudharabah
Muthlaqah. Si mutharib dibatasi dengan batasan jenis usaha,
waktu, atau tempat usaha. Adanya pembatasan ini seringkali
mencerminkan kecenderungan umum si shahibu maal
memasuki jenis dunia usaha.

15
Arifin, Zainul, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah (Badung: Alva Beta, 2002), hlm. 25.
2.1.2.4 Rukun dan Syarat Mudharabah
Menurut Yaya, Martawireja, dan Abdurahim (2014:112) rukun
transaksi mudharabah meliputi dua pihak diantaranya16:
1. Tranaktor
Kedua pihak transaktor di sini adalah investor dan pegelola modal.
Invetor biasa disebut dengan istilah shahibul maal atau rabbul maal,
sedangkan pengelola modal biasa disebut dengan istilah mudharib.
2. Objek Mudharabah
Objek mudharabah meliputi modal dan usaha. Pemilik modal
menyerahkan modalnya sebagai objek mudharabah, sedangkan
pelaksana usaha menyerahkan kerjanya sebagai objek mudharabah.
Modal yang diserahkan dapat berbentuk uang atau barang yang dirinci
berapa nilai uangnya.
3. Ijab dan Kabul
Ijab dan Kabul atau persetujuan kedua belah pihak dala mudharabah
yang merupakan wujud dari prinsip sama-sama rela (an-taraddin
minkum). Dalam hal ini, kedua belah pihak harus secara rela
bersepakat untuk mengikatkan diri dala akad mudharabah. Si pemilik
dana setuju dengan perannya untuk mengontribusikan dana, sementara
si pelaksana usaha setuju dengan perannya untuk mengontribusikan
kerja.
Selain itu adapun syarat-syarat khusus yang harus dipenuhi dalam
mudhrabah terdiri syarat modal dan keuntungan 17, syarat modal yaitu:
1. Modal harus berupa uang
2. Modal harus jelas dan diketahui jumlahnya
3. Modal harus tunai utang
4. Modal harus diserahkan kepada mitra kerja

16
Yaya, Rizal, Aji Erlangga Martawireja, dan Ahm Abdurhim, Akuntansi Perbankan
Syariah, (Jakarta: Salemba Empat, 2014), hlm. 112.
17
Ascarya, Akad dan roduk Bank Syariah, (Bandung: PT Raja Grafindo Persada, 2007).
2.1.2.5 Aplikasi dalam Perbankan
Al-mudharabah biasanya diterapkan pada produk-produk
pembiayaan dan pendanan. Pada sisi penghimpunan dana, al-mudharabah
diterapkan pada 18:
1. Tabungan berjangka, yaitu tabungan yang dimaksud untuk tujuan
khusus,seperti tabungan hai, tabungan kurban, dan sebagainya
2. Deposito special (special investment), dimana dana yang dititipkan
nasabha khusus untuk bisnis tertentu, misalnya murabahah saja atau
ijarah saja.

Adapun pada sisi pembiyaan mudharabah diterapkan untuk:

1. Pembiayaan modal kerja, seperti modal kerja perdgangan dan jasa


2. Investasi khusus, disebut juga mudharaah muqayyadah, dimana
sumber dana khusus dengan penyaluran yang khusus dengan syarat-
syarat yang telah ditetapkan oleh shahibul maal.
2.1.3 Musyarakah
2.1.3.1 Pengertian Musyarakah
Musyarakah adalah sebagai akad kerja sama antara dua pihak atau
lebih untuk suatu usaha tertentu dengan kondisi masing-masing pihak
memberikan kontribusi dana, dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi
berdasarkan kesepakatan, sedangkan kerugian berdsarkan porsi kontribusi
dana 19.
Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih
untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan
kontribusi dana (atau amal/expertise) dengan kesempatan bahwa
keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan
kesepakatan 20.

18
Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Pratik (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), hlm.
97.
19
Yaya, Rizal, Aji Erlangga Martawireja, dan Ahm Abdurhim, Akuntansi Perbankan
Syariah, (Jakarta: Salemba Empat, 2014), hlm. 136.
20
Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Pratik (Jakarta: Gema Insani Press, 2001). Hlm.
90.
Kemudian menurut Rivai (2010:193) yang diambil dari jurnal
Rahayu, Husaini, dan Azizah (2016) bahwa musyarakah merupakan
pembiayaan yang dilakukan oleh pihak bank dimana pihak bank berperan
sebagai pemilik dana atau ikut serta sebagaimana yang diperoleh sesuai
dengan seberapa besar modal yang di investasian yang telah di sepakati
pada awal perjanjian.
Berdasarkan penjelasan pengertian musyarakah diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa musyarakah merupakan suatu kegiatan diantara dua
pihak ataupun lebih untuk melakukan suatu kegiatan usaha tertentu
kemudian memiliki tanggung jawab masing-masing.
Bentuk umum dari usaha bagi hasil adalah musyarakah isyirkah
atau syarikah. Transaksi musyarakah dilandasi adanya keinginan para
pihak yang bekerja sama untuk meningkatkan nilai asset yang mereka
miliki secara bersama-sama 21.
Pembiayaan musyarakah dapat diartikan dalam bentuk kas, setara
kas, atau aktiva non kas, termasuk aktiva tidak berwujud, seperti lisensi
dan hak paten. Laba musyarakah dibagi di antara para mitra da bank secara
professional sesuai dengan modalyang disetorkan (baik berupa kas
maupun aktiva lainnya).atau sesuai nisbah yang disepakati oleh semua
mitra. Sedangkan rugi dibebankan secara proportional sesuai dengan
modal yang disetorkan (baik berupa kas atau aktiva lainnya). Tetapi
apabila kerugian karena kelalaian pihak penglola dana, maka kerugian
akan ditanggung oleh pihak tersebut.
Menurut Aliamin (2005:163) pengukuran pembiayaan musyarakah
dengan:
1. Pembiayaan musyarakah dalam bentuk:
a. Kas dinilai sebesar jumlah yang dibayarkan
b. Aktiva non kas dinilai sebesar nilai wajar dan jika
terdapat selisih antara nilai ajar dan nilai buku aktiva non

21
A. Karim, Adiwarman, Fiqh and Financia Analysis, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2005).
kas, maka selisih tersebut diakui sebagai keuntungan atau
kerugian bank pada saat penyerahan.
2. Biaya yang terjadi akibat akad musyarakah (misalnya, biaya
studi kelayakan) tidak dapat diakui sebagai pembiayaan
musyarakah kecuali ada persetujuan dari seluruh mitra
musyarakah.

Jenis pembiayaan musyarakah dibedakan menjadi dua yaitu 22:

1. Syirkah amlak yaitu kepemilikan barang secara bersama-sama


atas suatu barang tanpa di dahului oleh akad karena suatu
warisan.
2. Syirkah uqud yaitu serikat yang berbentuk karena pihak
sengaja melakukan perjanjian untuk bekerja sama.
2.1.3.2 Dasar Hukum Musyarakah
Ayat-ayat Al-Qur’an yang melandasi perserikatan dalam
musyarakah adalah 23:
“…. Maka mereka berserikat pada sepertiga…” (QS. an-Nisa’ :
12)
“Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang
berserikat itu sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain
kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh” (QS. as-
Shaad:24).
Antonio menambahkan, kedua ayat di atas menunjukkan perkenan
dan pengakuan Allah SWT akan adanya perserikatan dalam kepemilikan
harta. Hanya saja dalam surat an-Nisa’ perkongsin (perserikatan) terjadi
secara otomatis (jabr) karena wari, sedangkan dalam surat as-Shaad: 24
terjadi dasar akad (ikhtiyar).

22
P. Usanti, Trisadini, Abd. Shomad, Transaksi Bank Syariah, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2011), hlm. 20.
23
Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Pratik (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), hlm.
91.
2.1.3.3 Rukun dan Syarat Musyarakah
ukun transaksi musyarakah meliputi 24:
1. Transaktor
Pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi msyarakah harus
cakap hukum, serta berkompeten dalam memberian atau
diberikan kekuasaan perwakilan. Para mitra harus
memperhatikan hal-hal yang berkait dengan ketentuan syar’I
transaksi musyarakah.
2. Objek musyarakah
a. Modal, berdasarkan fatwa DSN Nomor 8 Tahun 200
tentang Musyarakah disebutkn bahwa modal yang
diberikan dapat kas dan asset non kas. Modal kas dapat
dalam bentuk uang tunai non kas. Modal kas dapat dalam
bentuk uang tunai emas, perak, dan setara kas lainnya ang
dapat dicairkan secara cepat menjadi uag. Adapun modal
berupa asset non kas dapat berupa barang perdagangan,
property, an lainnya ang digunakan dalam proses usaha.
b. Kerja, berdasarkan fatwa DSN Nomor 8 tentang
msyarakah artisipasi para mitra dalam pekerjaan
merupakan dasar pelaksanaan musyarakah. Akan tetapi,
kesmaan porsi kerja bukanlah syarat.
c. Keuntungan dan kerugian, dalam hal ini keuntungan
musyarakah, DSN mewajibkan para mitra untuk
menghitung secara jelas keuntungannya untuk
menghindari perbedaan da sengketa pada waktu alokasi
keuntungan maupun ketika pengentian musyarakah.

24
Yaya, Rizal, Aji Erlangga Martawireja, dan Ahm Abdurhim, Akuntansi Perbankan
Syariah, (Jakarta: Salemba Empat, 2014).
3. Ijab dan Kabul
Ijab dan Kabul dalam transakisi musyarakah harus dinyatakan
oleh para pihak untuk menunjukkan kehendak mereka dalam
megadakan kontrak (akad).
2.1.3.4 Skema Pembiayaan Musyarakah
Dalam pembiayaan musyarakah, bank syariah memberikan modal
sebagain dari total keseluruhan modal yang dibutuhkan. Bank syariah
dapat menyertakan modal sesuai porsi yang disepakati dengan nasabah.
Misalnya, bank syariah memberikan modal 70% dan 30% sisanya berasal
dari modal nasabah. Pembagaian hasil keuntungan, tidak harus dihitung
sesuai porsi modal yang ditempatkan, akan tetapi sesuai dengan
kesepakatan dalam kontrak awal, misalnya, 60% untuk nasabah dan 40%
untuk bank syariah.

Gambar 2.1 Skema Pembiayaan Musyarakah


Sumber: www.bi.co.id
Keterangan:
a. Nasabah (Mudharib/pengelola) mengajukan proposal berkaitan dengan
usaha yang akan dijalankan kepada pihak Bank karena dirinya
(nasabah) tidak mempunyai modal peuh.
b. Proposal ajuan pihak nasabah terkait dengan proyek atau usaha
disetujui oleh pihka bank dengan penyertaan modal seara bersama-
sama enga nasabah baik fifty-fifty (setengah-setengah) maupun tidak
fifty-fifty (mungkin bank penyertaan modalnya 70, pihak nasabah 30)
dengan catatan salin suk sama suka dan telah bersepakat untuk
membiayai suatu proyek /usaha. Karena pihak bank sudah percaya
bahwa nasabah mampu menjalankannya dengan baik.
c. Keuntungan akan dibagi kedua pihak sesuai dengan modal masing-
masing.
d. Angsuran dalam pembayaran modal usaha sebagaimana pada point (2)
diangsur sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak.
2.1.4 Ijarah
2.1.4.1 Pengertian Ijarah
Menurut Furywardhana (2009) mengatakan akad ijarah adalah kas
pemindahan hak guna (manfaat) atau suatu barang daam waktu tertentu
dengan pembayaran sewa (ujrah), tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan barang itu sendiri 25.
Menurut Syayid Sbiq dalam Fiqih Sunah, al ijarah berasal dari kata
al-ajru (upah) yang berarti al-iwadh (ganti/kompensasi). Menurut
pengertian syara’ ijarah berarti akad pemindahan hak guna dari barang
atau jasa yang diikuti dengan pembiayaan upah dan biaya sewa tanpa
disertai dengan perpindahan hak milik26.
Kemudian ulama hanafiyah berpendapat ijarah adalah akad atau
suatu kemanfatan dengn pengganti. Sedangkan ulama Syafi’iyah
berpendapat bahwa ijarah adalah akad atas seuatu kemanfatan yang
mengandung maksud tertentu an mudah, sert menerima pengganti atau
kebolehan dengan pengganti tertentu.
Berdasarkan penjelasan pengertian ijarah diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa ijarah merupakan pemindahan hak guna suatu barang
dengan pembayaran biaya sewa tanpa diikuti pemindahan kepemilikan
atas barang tersebut.
25
Furywardhana, Firdaus, Akuntansi Syariah, (Yogyakarta: Penerbit PPPS, 2009).
26
Sri Nurhayati-Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia (Jakarta: Salemba Empat, 2009)
cet. Ke 1, hal. 216.
2.1.4.2 Hukum Ijarah
Ijarah hanya sah untuk pemanfaatan yang diperbolehkan jika
berdasarakan kesepakatan kedua belah pihak dalam kntrak al-Kasni
menyebutkan persyaratan penting dala keabsahan dari akan tersebut antara
lain:
a. Hak pemanfaatan dalam kontrak harus diartikan guna mengindari
perselihan.
b. Priode penyewaan harus ditentukan
c. Engambil manfaatbarang yang disewakan harus memungkinkan
d. Penyerahan barang yang dikontrak untuk mengambil manfaatnya
adalah hal yang sensual
e. Dalam kasus tenaga kerja/ jasa, orng yang mengajukan kontrak harus
mampu menjalankan pekerjaannya
f. Hak pemanfaatanbarang dalam kontrak
2.1.4.3 Landasan Syariah Akad Ijarah
Landasan syariah akad ijarah adalah terdapat di dalam al-Qur’an
dan Hadis Nabi. Sebagaimana Firmn Allah dalam al-Qur’an Surat al-
Baqarah ayat 233 yang artinya:
“Para ibu hendaklah menyusukan anak-naknya seala du tahun
penuh. Yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan
kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu
dengan cara ma’ruf, seseorang tidak dibebankan melainkan
menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita
kesangsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya,
dan juga kberkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin
menyapih (sebelum dua tahun) degan kerelaan keduanya dan
permusyawarahan, maka tidka ada dosa atas keduanya dan jika
kamu ingin anaku disusukan oleh orang lain. Maka tidak ada dosa
bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang
patut. Bertakalah kamu kepada Allah dan ketahuilahbahwa Allah
Maha melihat apa yang kamu kerjakan” (QS. al-Baqarah 233) 27.
Hadist Rasullah Saw juga mengatakan, yang diriwayatkan oleh
dari Ibnu Abbas, bahwa Rasullah Saw bersabda: “berkenanlah kamu
kemudian berikanlah olehu upah kepada tukang bekam itu” (HR.Bukhari
dan Muslim) 28.
2.1.4.4 Syarat Sah Akad Ijarah
Dalam akad ijarah seseorang mengetahui manfaat suatu barang
yang aan diadakan dalam ijarah tersebut antara lain seperti:
1. Mu’jir dan musta’jir, munurut ulama Hanafiyh, aqid (orang yang
melakukan akad0 disyaratkan harus berakaldan mumayyiz (sudah bisa
membedakan antara haq bathil/ minimal 7 tahun), tidak disyaratka
harus baligh.
2. Shighat ijab Kabul, shighat ijab Kabul antara mu’jir dan musta’jir. Ijab
Kabul sewa-menyewa atau pah mengupah. Ijab Kabul sewa-menyewa
misalnyau’jir berkata, “aku sewakan motor ini kepadamu 1 dirham
perhari” maka musta’jir menjawab “aku terima sewa motor tersebut
dengan harga 1 dirham per hari”.
3. Ma’qud ‘alaih (barang/manfaat), mengetahui manfaat barang yang
akan diakadkan sepert mendiami rumah atau menahit. Penjelasan
dilakukan agar beda disewa benar-benar jelas tidak sah dengan erkata
“saya sewakansalah sau dari rumah ini” karena tidak jelas.
4. Ujrah (upah), menegtahi upahnya terhadap barang yang aan
disewakan. 29 para ulama telah menetapkan syarat uph sebagai berikut:
a. Berupa harta tetap yang diketahui oleh kedua belah pihak
b. Tidak boleh sejenis dengan barang manfaat dari ijarah, seperti upah
menyewa rumah dengan menempati rumah tersebut.
5. Adanya penjelasan waktu

27
Departemen Agama RI, al-quran dan Terjemahannya (Semarang: PT. Karya Toha
Putra) Juz 2 cet. Ke 3, hal. 29.
28
Ibid., hal. 219.
29
Ibid, hal 480
Jumhur ulama tidak memberikan batasan maksimal dan minimal. Jadi,
dibolehkan selamanya dengan syarat asalya masih tetap ada sebab
tidak ada dalil yang mengharuskan untuk membatasinya. Ulama
hanafiyah tidak mensyaratkan untuk penetapan awal waktu akad
sedangkan ulama syarfi’yah mensyaratkan sebab jika tidak dibatasi hal
itu dapat menyebabkan ketidaktahuan waktu yang wajib dipeuhi.

2.1.4.5 Macam-Macam Ijarah


Pembagian ijarah biasanya dilakukan dengan emperhatikan objek
ijarah tersebut. Ditinjau ari segi objeknya, akad ijarah menurut ulama fiqih
dibagi menjadi dua macam yaitu:
1. Ijarah ‘ala al-manafi’ (sewa-menyewa)
Sewa menyewa ialah praktik ijarah yang berkutut pada pemindahan
manfaat terhdap barang. Barang yang boeh disewakan adalah barag-
barang mubah seperti sawah untuk dianami, mobil untuk dikendarai,
rumah untuk ditempati. Barang yang berada ditngan penyewa
dibolehkan untuk dimanfaatkan sesuai kemauannya sendiri, bahkan
boleh disewwakan lagi kepada oraang lain. 30
2. Upah mengupah
Upah mengupah disebut juga dengan jual bel jasa. Misalnya ongkos
kendaraan umum, upah proyek pembangunan, dan lain-lain. Pada
dasarnya pembayaran upah harus diberikan seketika juga, sebagaimana
jual beli dengan mendahulukan upah atau mengakhirkan. Jadi
pembayarannya sesuai dengan perjanjiannya. Tetapi kalau ada
perjanjian harus segera diberkan manakala pekerjaa sudah selesai.
3. Ijarah Mawshufah Fi Al-Zimmah
Yaitu akad sewa-menyewa dalam bentuk tanggungan, misalnya
menyewakan mobil dengan ciri tertentu untuk kpentingan tertentu
pula.

30
Ibid,
2.1.5 Profitabilitas
2.1.5.1 Pengertian Profitabilitas
Menurut Muharam (2007) diambil dalam jurnal oleh Eprianti dan
Adhita (2017) mengatakan bahwa profitabilitas sebagai dasar dari adanya
kterkaitan antara efisiensi operasional dengan kualitas jasa yang dihasilkan
oleh suatu bank 31.
Kemudian menurut Hasan (2005) dambil dalam jurnal oleh
Eprianti dan Adhita (2017) mengatakan bahwa profitabilitas adalah ukuran
spesifik dari performance sebuah bank, dimana ia merupakan tujuan dari
menajemen perusahaan dengn memaksimalkan nilai dari para pemegang
saham, optimalisasi dari berbagai tingkat return, dan minimalisasi risiko
yang ada 32.
Sedangkan menurut Syamsudin (2011:59) diambil alam jurnal oleh
Rahayu, Husaini, dan Azizah (2016) mengatakan bahwa profitabilitas
merupakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba. Laba tersebut
diperoleh dari modal dan aktiva yng dimilikinya 33.
Profiabilitas juga dapat dilihat dengan melihat kemampuan
perusahaan juga dapat perorangan atau badan untuk menghasilkan laba
dengan memperhatikan perusahaan, analisis ini sangat penting karena
profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban. Maka sebagai dasar penilaian perusahaan, penilaian
profitabilitas sangat penting 34.

31
Eprianti, Adhita, Pengaruh Pendapatan Ijarh Terhadap Profitabiltas (Studi Kasus Pada
Bank Jabar Banten Kantor Cabang Syariah Bandung), (Jurnal Ekonomi dan Keuangan Syariah
Vol.1, No. 1, 2017), hlm. 21.
32
Ibid, hlm. 20.
33
Rahayu Hasaini, Azizah, Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil Mudharabah dan
Musyarakah Terhadap Profitabilitas (Studi Pada Bank Umum Syariah yang Terdaftar Pada Bursa
Efek IndonesiaPeriode 201-2014), (Jurnal Admiistrasi Bisnis Vol. 33, No. 1, 2016), hlm. 62.
34
Zaharuddin Harmaizar, Menggali Potensi Wirausaha, (Bekasi: CV Dian Anugerah
Prakara, 2006).
2.1.5.2 Macam-Macam Profitabilitas
Berikut adalah macam-macam profitabilitas diantaranya:
1. Return on Total Assets (ROA)
Menurut Robert Libby, Patricia A. Libby, dan Short (2007:710) alat uji
profitabilitas yang lain adala perbandingan laba terhadap total asset
yang digunakan unuk mendapatkan laba. Banyak analisis menganggap
rasio pengembangan atas asset merupakan alat yang lebih baik
(dibandingkan dengan pengembangan atas ekuitas) dalam mengukur
kemampuan manajemen menggunakan asset secara efektif, karena
kemampuan ini tiddak dipengaruhi oleh bagaimana pendanaan asset
tersebut.
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen ban
dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin
besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang
dicapai bank terebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari
segi penggunaan asset 35.
2. Return on Investment (ROI)
Hasil pegemblian Investasi atau lebih dikenal dengan nama return on
investment (ROI) tau Return on Total Assets, merupakan rasio yang
menunjukkan hasil (Return) atas jumlah aktiva yang digunakan dala
perusahaan. ROI juga merupakan suatu ukura tentang efektifitas
manajemen dala mengelola investasinya.
3. Return on Equity (ROE)
Hasil pengembalian ekuitas atau return on equity (ROE) atau
rentabilitas modal sendiri, merupaka rasio untuk mengukur laba bersih
susah ajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efiensi
penggunaan modal sendiri.

35
FarahMargaretha, Manajemen Keuangan Bagi Industri Jasa, (Jakarta: Gramdeia
Widisarama Indonesia, 2007), hlm. 61.
4. Laba Per Lembar Saham (Earnin Per Share)
Rasio per lembar saham (earning Per Share) atau disebut juga rasio
nilai buku, merupakan rasio untukmengukur keberhasilan manajemen
dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham. Rasio yang rendah
berarti manajemen beluberhsil untuk memuaskan pemegang saham,
sebaliknya dengan rasio yang tinggi, maka kesejahteraan pemegang
saham meningkat dengan pengertian lain, bahwa pengembangan
tinggi.
2.2 Temuan Penelitian Terkait
Adapun ringkasan dari penelitian terahulu akan dijadikan tabel berikut ini:
Tabel 2.1
Matrik Penelitian Terdahuluan

Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian


Pratama, Matika Pengaruh Pembiyaan Pembiayaan Mudharabah
& Rahmawati Mudharabah, Pembiayaan diperoleh kesimpulan
(2017) Musyarakah dan Sewa Ijarah bahwa tingkat
Terhadap Profitabilitas proditabilitas berpengaruh
positif dan signifikan
terhaddap tingkat
profitabilitas. Selanjutnya
untuk pembiayaan
musyarakah berpengaruh
positif dan signifikan
bahwa tingkat
profitabilitas. Kemudian
untuk sewa ijarah
diperoleh kesimpulan
bahwa sewa ijarah
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap tingkat
profitabilitas.
Eprianti & Pengaruh Pendapatan Ijarah Demikian dapat
Adhita (2017) Terhadap Profitabilitas (Studi disimpulkan bahwa
Kasus Pada Bank Jabar pendapata Ijarah
Banten Kantor Cabang mempunyai pengaruh
Syariah Bandung) yang sangat besar terhadap
profitabilitas pada Bank
Jabar Banten Kantor
Cabang Syariah Bandung.
Rahayu, Husaini Pengaruh Pembiyaan Bagi Hasil penelitian
& Azizah Hasil Mudharabah dan menunjukkan bahwa
(2016) Musyarakah Terhadap secara simultan
Profitabilitas (Studi Pada pembiayaan bagi hasil
Bank Umum Syariah yang mudharabah dan
Terdapat Pada Bursa Efek musyarakah memberikan
Indonesia Periode 2011-2014) pengaruh positif terhadap
profitabilitas (ROE).

Novi Fadhila Analisis Pebiayaan Pengujian hipotesis


(2015) Mudharabah dan Murabahah menemukan bahwa
Terhadap Laba Bank Syariah mudharabah dan
Mandiri murabahah berpengaruh
signifikan terhadap laba.
Sumber: Jurnal Penelitian Terdahuluan
2.3 Kerangka Berfikir
Untuk menggambarkan hubungan antara masing-masing variabel tersebut,
maka dapat dijelaskan dengan skema berikut ini:

Pembiayaan
Mudharabah

Pembiayaan Musyarakah Profitabilitas

Ijara h

Gambar 2.2 Skema Kerangka Pemikiran

2.4 Pengembangan Hipotesis


Berdasarkan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat tujuan, tinjauan teoritis, dan kerangka pemikiran
diatas, maka pengujian hipotesis dapat dirumusan sebagai berikut:
H1 : Pembiayaan Mudharabah berpengaruh positif terhadap Profitabilitas
Bank Syariah Mandiri.
H2 : Pembiayaan Musyarakah berpengaruh positif terhadap profitabilitas
Bank Syariah Mandiri.
H3 : Ijarah berpengaruh positif terhadap profitabilitas Bank Syariah
Mandiri.
H4 : Pembiayaan Mudharabah, Pembiayaan Musyarakah, dan Ijarah
berpengaruh terhadap profitabilitas Bank Syariah Mandiri.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dengan pengujian hipotesis. Kuantitatif adalah penelitian yang
menggunakan format matematik dan statistic. Menurut Hamdi (2014) penelitian
kuantitatif menekankan pada fenomena-fenomena objektif dan dikaji secara
kuantitatif.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Bank Syariah Mandiri Sipirok Sumatra
Utara.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2021.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
a. Populasi
Populasi aalah sekumpulan kasus yang memenuhi syarat-syarat tertentu
yang berkaitan dengan masalah penelitian (Mardalis, 1999:53). Popuasi
yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri.
b. Sampel
Dalam penentuan atau pemilihan sampel, metode yang diguankan dalam
penelitian sampel adalah purposive sampling. Kriteria sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri.
1. Data diambil mulai tahun 2017-2019
2. Data diambil secara berurutan
3.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah prsedur yang sistematik dan standar untuk
memperoleh data yang diperlukan. Selalu ada hbungan antara metode pegumpulan
data dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan. Metode pegumpulan data
yang digunakan dala penelitian ini terdiri dari:
1. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah
jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain, biasanya sudah
dalam bentuk publikasi. Data semacam ini sudah dikumpulkan pihak
lain untu tujun tertentu yang bukan demi keperluan riset yang sedang
dilakukan peneliti saat ini secara spesifik (Muhammad, 2008:102).
Data sekunder diperoleh dengan cara mengumpulkan laporan
keuangan terutama neraca dan laporan laba rugi yang dipublikasikan
oleh Bank Syariah Mandiri. Waktu digunakan dalam pengumpulan
data adalah longitudinal yaitu data variabel dependen dan independent
dikumpukan pada dua atau lebih batas waktu untuk menjawab
pertanyaan penelitian.
2. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan studi
kepustakaan dan dokumentasi. Studi kepustakaan yaitu mengkaji
referensi dengan menggunakan buku-buku yang relevan, artikel,
Undang-Undang dan praturan mengenai perbankan syariah, dan bahan
lain yang berhubungan dengan penelitian ini.
3.5 Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang diterapkan oleh peneliti
36
untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya . Dalam penelitian ini, peneliti
melakukan pengujian dengan menggunakan dua variabel penelitian, berikut
adalah penjelasan mengenai variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian
ini:
1. Variabel Independen (X)
Variabel independen alam bahasa Indonesia sering disebut sebagai
variabel bebas 37. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi
atau yan menjadi sebab timbulnya variabel dependen (terikat).
Variabel independen dalam penelitian ini adalah pembiayaan
mudharabah, pembiayaan musyarakah dan ijarah.
36
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 59.
37
Ibid, hlm. 182.
2. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi
38
akibat, karena adanya variabel bebas (Independen) . Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan Profitabilitas sebagai variabel
dependen.
Secara ringkas indakator dan alat ukur yang digunakan untuk masing-
masing variabel tersebut dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini:
Tabel 3.1
Operasional Variabel

No Variabel Definisi Indikator Skala


1 Pembiayaan Perjanjian atas sesuatu Financing to Rasio
Mudharabah jenis perkongsian, Deposit Ratio
(X1) dimana pihak pertama Rumus: (total
(shihibul maal) pembiayaan/dana
menyediakan dana dan pihak ketiga +
pihak kedua modal)
(mudharib)
bertanggung jawab atas
pengelolaan usaha
2 Pembiayaan Akad kerja sama antara Return on Ratio Rasio
Musyarakah dua pihak atau lebih Rumus: (Laba
(X2) untuk suatu usaha pembiayaan/dana
tertentu dimana pihak ketiga +
masing-masing pihak modal)
memberikan kontribusi
dana (atau
amal/expertise) dengan
kesempatan bahwa
keuntungan dan risiko
akan ditanggung
bersama sesuai dengan
kesepakatan.
3 Ijarah (X3) Kas pemindahan hak  Sewa-menyewa  Tingkat
guna (manfaat) atau yang halal kehalalan
suatu barang daam  Menimbulkan  Tingkat
waktu tertentu dengan keuntungan di keuntunga
pembayaran sewa kedua belah n
(ujrah), tanpa diikuti pihak
dengan pemindahan
kepemilikan barang itu
38
Ibid, hlm. 188
sendiri.
4 Profitabilitas Ukuran spesifik dari Return on Assets Rasio
(Y) performance sebuah Rumus: (Laba bersih
bank, dimana ia / total assets) ×
merupakan tujuan dari 100%
menajemen perusahaan
dengn memaksimalkan
nilai dari para
pemegang saham,
optimalisasi dari
berbagai tingkat return,
dan minimalisasi risiko
yang ada.
Sumber: data diolah (2021)
3.6 Metode Analisis Data
3.6.1 Uji Asumsi Klasik
3.6.1.1 Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mngetahui apakah distribusi
data mendekati normal. Distribusi normal adalah sutau distribusi data yang
tersebar secara normal atau dengan perkataan lain distribusi yang
kemungkinan terjadinya kejadian-kejadian sebagai hasil dari sebuah
39
percobaan yang dilakukan secara random kurvanya berbentuk normal .
Data yang baik dan layak untuk membuktikan uji normalitas yang
digunakan adalah uji Kologorov-Smirnov. Rumus Kologorov-smirnov
adalah sebagai berikut:

KD=1,36
√ n1 + n2
n1 + n2
Keterangan :
KD = jumlah Kolmogorov-Smirnov yang dicari
n1 = jumlah sampel yang diperoleh
n2 = jumlah sampel yang diharapkan
(Sugiyono, 2013:257)

39
Syamsuddin, Lukman, Manajemen Keuangan Perusahaan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2011), hlm. 144.
Data dkataka normal, apabila nilai signifikan lebih besar 0,05 pada
(P>0,05). Sebaliknya, apabila nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 pada
(P<0,05), maka data dikatakan tidak normal.
3.6.1.2 Uji Multikolinieritas
Suatu asumsi penting dari model regresi linear klasik adalah bahwa
di sana tidak ada atau tidak ditemkan korelasi anatar variabel indenpen.
Untuk itu diperlukan uji multikolinieritas terhaap setiap variabel bebas
yatu dengan:
1. Melihat angka collinearity statistic yang ditunjukan oleh nilai
variance faktor (VIF). Jika angka VIF lebih besar dari 10, maka
variabel bebas yang ada memilik masalah multikolinieritas.
2. Melihat nilai tolerance, apabila nilai tolerance kurang dari 0,10
menunjukkan bahwa ada masalah multikolinieritas pada variabel
indenpen dalam penelitian ini (Gujarati, 1992:299).
3.6.1.3 Uji Heteroskedastiitas
Uji heteroskedastisitas terjadi apabila varian dari residual suatu
40
pengamatan ke pengamatan lain terjadi ketidaksamaan . Untuk
mendeteksi heteroskedastisitas dengan menggunakan metode grafik
scatterplot yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertntu pada grafik.
Metode grafik scatterplot dilakukan dengan cara mendiagnosa diagram
residual plot ddan dibandingkan dengan hasil prediksi. Jika titik-titik sebar
mmbentuk poa tertentu dan teratur bergelombang, melebar kemudian
menyempit, maka mengidentifikasi telah heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.6.1.4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada tau tidaknya
penyimpang asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi anatar
residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model
regresi. Prasyarat yang harus dipenuhi adalah tidak adanya autokorelasi

40
Santoso, Singgih, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, (Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo, 2000), hlm. 210.
dalam model regresi metode pengujian yang sering digunakan adalah
dengan uji Durrbin-Watson (Uji DW). Nilai d yang didapat dari
pengplahan data akan dimasukkan ke dalam asumsi atauran keputusan
sehingga dapat diketahui terjadi autokorelasi atau tidak. Adapun asumsi
atuan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:
1. Jika d < dl, berarti terdapat autokorelasi positif
2. Jika d > (4 – dl), berarti terdapat autokorelasi negative
3. Jika du < d < (4 – dl), berarti tidak terdapat autokorelasi
4. Jika dl < d < du atau (4 – du), berarti tidak dapat disimpulkan
3.7 Pengajuan Hipotesis
3.7.1 Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi ganda digunakan oleh peneliti, bila peeliti
bermaksud meramalkan bagaimana keadaan 9naik turunnya) variable
dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor preditor
41
dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya) . Persamaan regresi yang
digunakan untuk meneliti pengaruh X1, X2, X3 dan Y dengan
menggunakan analisis regresi linear berganda. Adapaun model regresi
yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y =α + β 1 X 1+ β2 X 2 + β 3 X 3 +e
Keterangan :
Y = Profitabilitas
X1 = Mudharabah
X2 = Musyarakah
X3 = Ijarah
β = koefisien regresi
α = Konstanta
e = Kesalahan (error)

41
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2014), hlm.277.
Untuk mengetahui pengaruh variabel indenpen (X1,X2,X3) secara
parsial dan imultan terhadap variabel dependen (Y) dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pengujian secara parsial atas hipotesis, yaitu adana pengaruh
mudharabah terhadap profitabilitas Bank Syariah Mandiri.
a. H1 : β1≠0 : Mudharabah berpengaruh terhadap
profitabilitas Bank Syariah Mandiri.
Menentukan kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis
sebagai berikut:
b. Jika β1 ≠ 0 : H1 diterima.
2. Pengujia kriteria parsial atas hipoteis kedua, yaitu adanya
pengaruh musyarakah terhadap profitabiltas Bank Syariah
Mandiri.
a. H2 : β2 ≠ 0 : musyarakah berpengaruh terhadap
profitabilita Bank Syariah Mandiri.
Menentukan kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis
sebagai berikut:
b. Jika β2 ≠ 0 : H2 diterima.
3. Pengujian secara parsial atas hipotesis ketiga, yaitu adanya
pengaruh ijarah terhadap profitabilitas Bank Syariah Mandiri.
a. H3 : β3 ≠ 0 : ijarah berpengaruh terhadap profitabilitas
Bank Syariah Mandiri.
Menentukan kriteria penerimaan dan penolaka hipotesis
sebagai berikut:
b. Jika β3 ≠ 0 : H3 diterima
4. Pengujian secara simultan atas hipotesis ketika, yaitu adanya
pengaruh mudharabah, musyarakah, dan ijarah terhadap
profitabilitas Bank Syariah Mandiri.
a. H4 : paling sedikit ada satu βi (I = 1,2,3) ≠ 0 : mudhrabah,
musyarakah dan ijarah terhadap profitabilitas Bank Syariah
Mandiri.
Menentukan kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis
sebagai berikut:
b. Jika paling sedikit ada satu βi (i = 1,2,3) ≠ 0 : H4 diterima.

3.7.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik f)


Uji keterandalan model atau uji kelayakan model atau yan lebih
popular disebut sebagai uji F (ada juga yang meyebutnya sebagai uji
simultan model) merupakan tahapan awal mengidentifikasi model regresi
yang diestimasi layak atau tidak 42. Layak (andal) disini maksudnya adalah
model yang diestimasi ayak digunakan untu menjelaskan pengaruh
variabel-variabel bebas terhadap variabel teriat. Apabila nilai prop. F
hitung lebih besar dari tingkat kesalahan 0,05 maka dapat dikatakan bahwa
model regresi yang diestimasi tidak layak.
3.7.3 Uji Signifikan Parsial (Uji Statistik t)
Uji t digunakan untuk membuktikan apakah variabel independen
secara indiviu mempegaruhivariabel dependen. Ada dua hipotesis yang
diajukan oleh setiap peneliti, yaitu hipotesis nol (H0) dan hipotesis
43
alterntif (H1) . Untuk melakukan pengujian ini bisa dengan
membandingkan nilai t hitung dengan t kritisnya.
44
Hasil uji t dapat dilihat dari nilai probilitasnya . Apabila nilai
probabiltas t hitung (ditunjukkan pada probilitas) lebih kecil dari tingat
kesalah (α) 0,05 (yang telah ditentukan) maka dapat dikatakan bahwa
terikatnya, sedangkan apabila nilai probilitas t hitung lebih besar dari
tingkat kesalahan 0,05 maka dapat dikataa bahwa variable bebas tiak
berpengaruh signifikan terhadap variabel terikatnya 45.

42
Iqbal, Pokok-Pokok Materi Statistik 2, (Jakarta; PT. Bumi Aksara, Cetakan Ketiga,
2005).
Agus Widarjono, Analisis Statistika Multivariat Terapan, (Yogyakarta: UPP STIM
43

YKPN, 2010).
44
Iqbal, Pokok-Pokok Materi Statistik 2, (Jakarta; PT. Bumi Aksara, Cetakan Ketiga,
2005).
45
Prameswari,Afina Survita dan Rahmawati Hanny Yustrianthe, Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Audit Delay, (Jurnal Akuntansi Vol. XIX, No. 01, 2017), hlm. 50-57.
BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Bank Syariah Mandiri


Saat ini, dunia perbankan Indonesia tidak hanya didominasi oleh bank yang
berkonsep konversioonal, tetapi bank yang berkonsep syariah pun mulai
menjamur untuk meramaikan persaingan antar bank di Indonesia. Bank syariah
Mandiri merupakan salah satu bank yang berkonep syariah di Indonesia. Bank
Syariah Mandiri juga merupakan salah satu pelopor bank-ban syariah di Indonesia
dan merupakan salah satu bank syariah terbesar di Indonesia saat ini.
PT. Bank Syariah Mandiri di dirikann pada tanggal 25 Oktober 1999 dan
mulai beroperasi pada tanggal 1 November.
Bank Syariah Mandiri (BSM) mendapat suntkan modal sebesar Rp500 miliar
dari Bank Manidir. Penambahan modal kepada BSM berlangsung pada hari Rabu
(25/11) da menjadikan BSM sebagai bank syariah pertama yang mauk kategori
Buku III. Direktur Utama Bank Syariah Mandiri Agus Sudiarto mengngkap akan
menggunakan tambahan modal untuk menopang ekspansi bisnis pada tahun 2016
da tahun-tahun berikutnya.
Dengan penambahan modal sebesar Rp500 miliar, CAR BSM naik menjadi
sekitas 105 bps menjadi 12,97%. Jumlah modal disetor BSM per 25 November
2015 menjadi 1,99 triliun. Modal inti BSM akan menjadi Rp5,4 triliun dan total
ekuitas Rp5,61 triliun, sehingga BSM sudah masukke dalam Buku III.
Penambahan modal merupakan wujud komitmen dari Bank Mandiri untuk
mendukung implementasi Corporate Plan (Corplan) BSM 2016-2020 sekaligus
sejalan dengan visi Bank Mandiri untuk menjadi Lembaga Keuangan Indonesia
yang paing dikagumi dan selalu progresif.
Tahu 2016 merupakan tahun pertama BSM melakukan transformasi melalui
impementasi Corplan 2016-2020 d aman BSM menargetkan untuk dapat
mencapai asset Rp200 triliun pada tahun 2020. Corplan 2016-2020 tersebt juga
disusun dalam rangka menyongsong implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Sejalan implementasi Corplan 206-2020. BSM pun menyesuaikan visi perusahaan
enjadi ‘Bank Syarih Terdepan dan Modern’ dan menggunakan tagline baru,
‘Terdepan, Modern, Menenteramkan 46.
Saat ini Bank Syariah Mandiri telah memilii total kantor cabang mencapai
1.171 kantor, diluar cabang unit bisnis mikro. Dari jumlah tersebut, sebanyak 977
unit berstatus kantor cabang dan kantor cabang pembantu serta 194 unit berupa
kantor kas yang semua tersebar di 33 provinsi di Indonesia selain itu Bank
Syariah Mandiri juga memiliki jaringan ATM sejumlah 220 ATM Syariah
Mandiri 4.795.
4.2 Statistik Deskriptif
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah ddata statistic perbankan
syariah pada Bank Syariah Mandiri, data diambil dari Januari 2017 sampai dengan
Desember 2019 yang telah di publikasikan. Data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah pembiayaan Mudharabah, pembiayaan Musyarakah, Ijarah pada Bank
Syariah Mandiri. Berikut ini adalah hasil dari uji deskriptif dari masing-masing
variabel dalam penelitian ini.
Tabel 4.1
Hasil Uji Statistik Dekriptif
Descriptive Statistics

Std.
  N Minimum Maximum Mean Deviation
Mudharaba
h 36 ,206 ,245 ,1364 ,1485
Musyarakah
36 ,85 ,420 ,7156 ,6880
Ijarah
36 ,991 ,413 8,2953 2,893
Profitabilitas
36 ,630 1,360 ,7001 ,1314
Valid N
(listwise) 36        

Sumber: Data sekunder yang diolah (2021)


Berdasarkan tabel 4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif diatas, pada nilai
minimum mudharabah (X1) adalah 0,206, nilai maksimum sebesar 0,245, dan
nilai rata-rata mudhrabah adalah 0,1364 dengan nilai standar deviasi 0,1485. Nilai
tersebut menggambarkan bahwa sealma periode pengamatan dari tahun 2017-

46
http://www.syariahmandiri.co.id/2015/11/bsm-menjadi-bank-syariah-pertama-masuk-buku-iii/
2019, rata kenaikan aktiva dari pemberian pembiayaan dalam bentuk mudharabah
sebesar 0,1364 atau 1,364%. Nilai minimum kenaikan aktiva dari pemberian
pembiayan dalam bentuk mudharabah sebesar 2,06%. Nilai maksimum sebesar
0,245 menggambarkan nilai maksimum kenaikan aktiva dari pemberian
pembiayaan dalam bentuk mudharabah sebesar 2,45%. Nilai rata-rata mudharabah
lebih kecil dari nilai standar deviasi variabel (0,1364 < 0,1485) . ini berarti bahwa
variabel mudharabah mempunyai sebara penyimpangan yang besar.
Nilai minimum musyarakah (X2) sebesar 0,85, nilai maksimum sebesar
0,420 dan nilai rata-rata 0,7156 dengan standar deviasi 0,6880. Nilai tersebut
menggambarkan bahwa selama periode 2017-2019, rata-rata kenaikan aktiva dari
pemberian pembiayaan dalam bentuk musyarakah sebesar 0,7156. Nilai minimum
sebesar 0,85 menggambarkan nilai minimum kenaikan aktiva dari pemberian
pembiayaan dalam bentuk musyarakah sebesar 85%. Nilai maksimum sebesar
0,420 mengambarkan nilai maksimum aktiva dari pemberian pembayaan bentuk
musyarakah sebesar 4,20%. Nilai rata-rata lebih kecil dari nilai standar deviasi
variabel musyarakah (0,7156 < 0,6880). Ini berari bahwa variael musyarakah
mempunyai sebaran penyimpangan yang besar.
Nilai minimum ijarah (X3) sebesar 0,991, nilai maksimum sebesar 0,413
dan nilai rata-rata sebesar 8,2953 dengan standar deviasi sebesar 2,893. Nilai
tersebut menggambarkan bahwa selama periode 2017-2019, rata-rata kenaikan
aktiva dari pemberia bentuk ijarah sebesar 8,2953. Nilai minimum sebesar 0,991
menggambarkan kenaikan aktiva dari pemberian bentuk ijarah sebesar 9,91%.
Nilai maksimum sebesar 0,413 menggambarkan kenaika aktiva dari pemberian
bentuk ijarah sebesar 4,13%. Nilai standar diviasi varibel ijarah lebih kecil dari
rata-rata (2,893 < 8,2953). Ini berarti bahwa varibel ijarah mempunyai sebaran
penyimpangan yang kecil.
Nilai minimum Profitabilitas (Y) sebesar 0,630, nilai maksimum sebesar
1,360, dan nilai rata-rata profitabilitas sebesar 0,7001 dengan standar deviasi
variabel profitabilitas sebesar 0,1314. Hal ini berarti baha rata-rata perbankan
syariah mampu mendapatkan kenaikan total assetnya selama periode pengamatan
dari tahun 2017-2019 sehingga mencapai 7,001% dari total asset tahun
sbelumnya. Nilai minimum sebesar 0,630 dan nilai maksimum sebesar 1,360, hal
ini menggambarkan bahwa kenaikan asset minimum sebesar 6,30% dan kenaikan
maksimum sebesar 1,360%. Nilai standar deviasi variabel profitabilitas lebih kecil
dari nilai rata-rata (0,1314 < 0,7001), berarti bahwa variabel provitabilitas
memiliki sebaran penyimpangan yang kecil.
4.3 Uji Asumsi Klasik
4.3.1 Uji Normalitas
Oleh karena itu dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S). data
dikatakan berdistribusi normal jika memiliki nilai signigikan lebih dari
5%. Hasil uji K-S dapat dilihat dibawah ini.
Tabel 4.2
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
  Residual
N 36
Normal Mean .0000000
Parametersa,b
Std.
Deviation 35445.37016943
Most Absolute .226
Extreme
Positive .226
Differences
Negative -.166
Test Statistic .226
Asymp. Sig. (2-tailed) .993c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Hasil uji normaalitas diatas dapat diketahui bahwa bila Asym. Sig
(2-tailed) sebesar 0,993 lebih besar dari kriteria signifiknsi (p- value)
sebesar 0,05, ini membuktikan bahwa variabel tersebut berdistribusi
normal sehingga dapat digunakan sebagai penelitian.
4.3.2 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regrei
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Dari hasil pengolahan
data dengan program SPSS diperoleh sebagai berikut:
Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa

Collinearity Statistics
Toleranc
Model e VIF
1 (Constant)
   

Mudharaba
h .226 4.422

Musyarakah
.217 4.614

Ijarah .912 1.097


a. Dependent Variable: Profitabilitas

Berdasarkan tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinieritas dapat


disimpulkan bahwa hasil uji Variance Inflation Factor (VIF) yaitu ketiga
variabel tidak mempunyai masalah dengan multikolinieritas karena nilai
VIF lebih kecil dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 maka
mode dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas. Hasil uji
multikolinieritas diatas mnunjukkan bahwa semua variabel terbebas dari
multikolinieritas.
4.3.3 Uji Heteroskedastisitas
Untuk menentukan heteroskedsatisitas dapat menggunakan grafik
scartterplot, titik-titik yang terbentuk harus menyebar secara acak, tersebar
baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, bila kondisi ini
terpenuhi maka tidak terjadi heteroskedastisitas dan model regresi layak
digunakan. Hasil uji heteriskedastisitas degan menggunakan grafik
scartterplot dapat diihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 4.2 Grafik Scartterplot
Berdasarkan gambar 4.2 grafik scartterplot dapat dilihat bahwa
titik-titik menyebar secara acak serta diatas maupun dibawah angka 0 pada
sumbu Y. hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala
heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga data yang disajikan pada
penelitian ini layak dan baik untuk diteliti.
4.3.4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi linear korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) yang menjelaskan
47
model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi .
Dalam penelitian ini diui dengan uji Durbin Watson Cochrane-Orcutt
untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi untk mengetahui ada tidaknya
autokorelasi dapat dilihat dari nilai uji D-W dengan ketentuan sebagai
berikut:

47
Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, (Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, 2011).
Tabel 4.3
Pengambilan Keputusan Korelasi
Hipotesis nol Keputusan Jika
Ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dL
Tidak ada autokorlasi poitif No decision dL ≤ d ≤ dU
Ada korelasi negative Tolak 4 – dL < d < 4
Tidak ada korelasi negative No decision 3 – dU ≤ d ≤ 4 – dl
Tidak ada autokorelasi, positif Tidak ditolak dU < d < 4 - dU
atau negatif
Sumber: Ghozali, 2011
Hasil regresi dengan level of significance 0,05 (α=0,05) dengan
jumlah variabel (k=3) dan sebayaknya data (n=36) diperoleh dL= 1,295
dan dU= 1,654 dan nilai D-W dapat dilihat tabel 4.4 sebagai berikut:
Tabel 4.4
Autokorelasi Durbin-Watson Cochrane-Orcutt
Model Summaryb

Adjusted Std. Error


R R of the Durbin-
Model R Square Square Estimate Watson
1 37069.65
.514a .264 .195 1.815
5
a. Predictors: (Constant), Ijarah, Mudharabah, Musyarakah
b. Dependent Variable: Profitabilitas
Berdasarkan tabel 4.4 hasil uji autokorelasi diatas diperoleh hasil bahwa
bilai Durbin Watson sebesar 0,515. Sehingga didapat nilai 4 – du sebesar 4
– 1,815 = 2,185 dan nilai 4 dL sebesr 4 – 1,295 = 2,705, maka dapat
disimpulkan bahwa ada model regresi tidak terjadi gejala autokorelasi baik
secara positif maupun negative karena nilai D-W diantara Du dan 4 – du
(dU <4 – Du = 1,654 < 1,815 < 2,185).
4.4 Analisis Regresi Linear Berganda
Setelah melalui semua tahapan uji asumsi klasik, maka dapat dikatakan
model regresi linier berganda sudah layak atau tepat digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan pengujian hipotesis serta mengetahui pengaruhjumlah
pembiayaan mudharabah (X1), pembiayaan Musyarakah (X2), dan Ijarah (X3)
terhadap Profitabiltas (Y) pada Bank Syariah Mandiri. Berdasarkan hasil
analisis regresi erganda denggan menggunakan SPSS 22 diperoleh hasil
sebagai berikut:
Tabel 4.5
Hasil Analisa Regresi
Coefficientsa

Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant)
.001 .002   2.390 .023

Mudharaba
h ,011 ,003 .986 3.092 .004
Musyarakah
6.384 1.956 1.063 3.263 .003
Ijarah -.028 .001 -.018 -.111 .912

Berdasarkan tabel 4.5 Hasil Analisa Regresi diatas, maka dapat diperoleh
model regresi linier berganda sebagai berikut:
Y =α + β 1 X 1+ β2 X 2 + β 3 X 3 +e
Y =¿0,001 + 0,986 X 1 + 1,063 X 2 – 0,018 + e
Interprestasi dari persamaan tersebut adalah sebagai berikut:
α = 0,001, berdasarkan persamaan regresi linear berganda diatas, dapat dilihat
nilai konstanta 0,001 yang berarti jika pembiayaan mudharabah (X1),
pembiayaan musyarakah (X2) dan Ijarah (X3) bernilai nol atau konstanta
maka Profitabilitas (Y) nilainya 0,001.
β 1= 0,986, apabila koefisien regresi pembiayaan mudharabah (X1) adalah
sebesar 0,986 yang menunjukkan bahwa jika nilai pembiayaan
mudharabah mengalami kenaikan sebesar Rp 1 (satu Rupiah) maka akan
menaikkan profitabilitas (Y) sebesar 0,986 dengan asumsi bahwa variabel
lain bernilai konstan atau tetap.
β 2 = 1,063, apabila koefisien regresi pembiayaan musyarakah (X2) adalah
sebesar yang menunjukkan bahwa jika nilai pembiayaan musyarakah
mengalami kenaikan sebesar Rp 1 (satu rupiah) maka akan menaikkan
profitabiltas (Y) sebesar 1,063 dengan asumsi bahwa variabel lain bernilai
konstanta atau tetap.
β 2 = -0,018, apabila koefisien regresi ijarah (X3) adalah sebesar -0,018 yang
mennjukkan bahwa jika nilai ijarah mengalami kenaikan sebesar Rp 1
(satu rupiah) maka akan menurunkan profitabilitas (Y) sebesar -0,018
dengan asumsi variabel lain konstan atau tetap.
Variabel yang paling dominan artinya yang paling besar mempengaruhi
Profitablitas aalah variabel pembiayaan mudharabah (X1) dan pembiayaan
Musyarakah (X2) karena nilai koefisien regresi masing-masing variabel
adalah 0,986 dan 1, 063, sehingga diantara variabel-variabel tersebut yang
paling besar adalah variabel pembaayaan musyarakah (X2) sebesar 1,063,
maka pembiayaan mudharabah dan pembiayaan musryarakah meningkat maka
profitabilitas (Y) akan naik sebesar 0,986 dan 1,063 dengan asumsi vriabel
lain dianggap konstan.
4.5 Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien determinasi adalah untuk mengetahui seberapa berpengaaruh
variabel bebas atau dependen dala pnelitian ini yaitu pembiayaan mudharabah,
pembiayaan musyarakah, dan ijarah terhaddap variabel terikat atau dependen
yaitu Profitabilitas. Hasil perhitunga koefisien determinasi yang telah diolah
dengan program SPSS versi 22 sebagai berikut:
Tabel 4.6
Hasil Analisis Koefisien Determinasi
Model Summary
Std.
Adjusted Error of
R R the
Model R Square Square Estimate
1 .514a .264 .195 0.0067
a. Predictors: (Constant), Ijarah, Mudharabah,
Musyarakah
Berdasarkan tabel 4.5 Hasil Analisis Koefisien Determinasi diatas, dapat
dilihat bahwa model summary besarnya R Square 0,264 hal ini berarti 26,4%
profitabilitas Bak Syariah Mandiri dapat dipengaruhi oleh variasi ketiga
independe (pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah, dan ijarah).
Sedagkan sisanya 73,6% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak
dibahas dalam penelitian ini.
4.6 Pengujian Hipotesis
4.6.1 Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistk t)
Uji t ini digunakan untuk mengetahui signifikansi pengaruh
masing-masing variabel bebas atau independen terhadap variabel terikat
atau dependen secara parsial. Hasil perhitungan dengan program SPSS
sebagai berikut:
Tabel 4.7
Hasil Analisis Uji t
Coefficientsa

Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 29903.52 12510.21
  2.390 .023
0 0
Mudharaba
h -27.431 8.873 -.986 3.092 .004
Musyarakah
6.384 1.956 1.063 3.263 .003
Ijarah -252.628 2268.422 -.018 -.111 .912
a. Dependent Variable: Profitabilitas
Berdasarkan tabel 4.7 Hasil Analisis Uji t diatas, maka dapat
ditentukan bahwa t tabel dengan α = 0,05, n = 36 dan k = 3 diperoleh nilai
t tabel: n = 36; df = n – k = 36 – 3 = 33, (0,05 : 33) = 1,692. Hasil pegujian
hipotesis masing-masing vaariabel indenpen secara parsial terhaddap
vaariabel dependennya dapat dianaliasis sebagai berikut:
Hipotesis 1
Berdasarkan uji statistic secara parsial pada tabel diatas diperoleh
nilai t hitung sebesar 3,092 dan t tabel sebesar 1,692 sehingga t hitung
lebih kecil dari t tabel (3,092 > 1,692). Tabel diatas menunjukkan nilai
signifikan t sebesar 0,004. Dilihat dari nilai sig. = 0,004 < 0,05, yang
berarti pembiayaan mudharabah berpengaruh positif dan signifikan
terhadap profitabilitas. Hasil uji t pada hipotesis H1 bahwa pembaiayaan
mudharabah berpengaruh positif terhadap profitabilitas.
Hipotesis 2
Berdasarkan uji statistic secara parsial pada tabel diatas diperoleh
nilai t hitung sebesar 3,263 dan t tabel sebesar 1,692 sehingga t hitung
lebih besar dari t tabel (3,263 > 1,692). Tabel diatas menunjukkan nilai
signifikan t sebesar 0,003. Dapat dilihat dari nilai sig. = 0,003 < 0,05, yang
berarti musyarakah berpengaruh positif dan signifikan terhadap
profitbilitas. Hasil uji t berarti mendukung hipotesis H2 bahwa
pembiayaan musyarakah berpengaruh positif terhadap profitabilitas.
Hiptesis 3
Berdasarkan uji statistic secara paarsial pada tabel 4.7 diperoleh
nilai t hitung sebesar -0,111 dan t tabel sebesar 1,692 sehingga t hitung
lebih kecil dari t tabel (-0,111 < 1,692). Tabel diatas menunjukkan nilai
signifikan t sebesar 0,912. Dilihat dari nilai sig. = 0,012 < 0,05 yang
berarti ijarah berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap
profitabilitas. Hasiluji t pada hipotesis H3 tidak endukung bahwa ijarah
berpengaruh positif terhadap profitabilitas.
4.6.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik f)
Uji statsitik f dilakukan untuk menunjukkan apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimasukkan dalam model ini mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Cara untuk
mengetahuinya yaitu dengan membandingkan nilai f hitung dengan nilai f
tabel. Apabila nilai f hitung lbih besa dari pada nilai f tabel, maka
hipotesis alternative diterima artinya semua variabel independen secara
bersam-sama dan signifikan mempengaruhi variabel dependen. Selain itu
juga dapat dilihat berdsarka profitabilitas. Jika profitabilitas (signifikansi)
lebih kecil dari 0,05 maka variabel independen secara bersama-sama
(simultan) berpengaruh terhadap variabel dependen.
Uji f dilakukan untuk membuktikan atau mengetahui pengaruh
secara bersama-sama variable bebas atau pembiayaan mudharabah,
pembaiayaan msyarakah dan ijarah mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel terikat atau profitabilitas. Untk mencari f tabel dapat
dicari dengan: df1 = k – 1 = 3 – 1 = 2, df2 = n – k = 36 – 3 = 33, maka
nilai f tabel sebesar 3,28.
Tabel 4.8
Hasil Analisis Uji F
ANOVAa

Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression
,000 3 ,000 3.825 .000b

Residual ,000 32 ,000    


Total ,000 35      
a. Dependent Variable: Profitabilitas
b. Predictors: (Constant), Ijarah, Mudharabah, Musyarakah
Berdasarkan tabel 4.8 Hasil Analisis Uji f diatas, dapat dilihat
bahwa nilai f hitung sebesar 3,825 dengan nilai f tabel sebesar 3,28,
sehingga f hitung lebih besar dari f tabel (3,825 > 3,28). Analisa
perhitungan diatas juga menunjukkan bahwa nilai sig. = 0,000 < 0,05,
sehingga dapat disimpulkan bahwa pembiayaan mudharabah, pembiayaan
musyarakah, dan ijarah berpengaruh signifikan secara bersama-sama
terhadap profitabilitas.
BAB V
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

5.1 Pembahasan
Berdasarkan temuan hasil penelitian di bab sebelumnya dalam bentuk
mengumpulkan data, menganalisis data yang diperoleh dari Bank Syariah Mandiri
kemudian di analisis lewat Program SPSS versi 22. Agar lebih terperinci dan
terurai, maka dalam pembahasan hasil penelitian ini akan disajikan sesuai dengan
identifikasi masalah sebagai berikut.
5.1.1 Pengaruh Pembiayaan Mudharabah Terhadap Profitabilitas
Hasil penelitian menujunjukkan bahwa pembiayaan mudharabah
memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Profitabilitas
dengan nilai signifikansi sebesar 0,004 < 0,05, berarti pembiayaan
mdharabah berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Rahayu,
Husaini, Azizah (2016), dengan hasil pengujian yang menyatakan
pembiayaan mudharabah berpengaruh terhadap profitabilitas Bank Umum
Syariah.
Hasil ini menunjukkan ketika nasabah memperoleh keuntungan
dana secara penuh dari Bank untuk membentuk sebuah usaha, apabila
mengalami kerugian, maka kerugian akan ditanggung bersama dan apabila
usaha nasabah mendapatkan keuntungan maka keuntungan akan
dibagisesuai perjanjian awal, biasanya persentase pembagian adalah 60%
untuk bank dan 40% untuk pengelola atau sebaliknya48.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa hubungan pembiayaan
mudharabah terhadap profitabilitas adalah linier yang berarti semakin
besar pembiayaan mudharabah maka semakin besar pula tingkat
profitabilitas, atau sebaliknya semakin kecil pembiayaan mudharabah,
maka semakin kecil pula tingkat profitabilitas.
48
Rahayu, Husaini, & Azizah. 2016. Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil Mudharabah dan
Musyarakah Terhadap Profitabilitas (Studi Pada Bank Umum Syarih yang Terdaftar Pada Bursa
Efek Indonesia Periode 2011-2014). Jurnal Admnistrasi Bisnis. Vol. 33 No.1 Hal. 66.
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Fitriyani, Masitih, &
Suhendro (2019), dengan hasil pengujian yang menyatakan bahwa
pembiayaan mudharabah berpengaruh positif dan signifikan terhadap
profitabilitas. Pengaruh ini dijelaskan bahwa semakin tinggi pembiayaan
mudharabah yang merupakan salah satu jenis pembiayaan jual beli, maka
semakin tinggi ptofitabilitas bank umu syariah yang diproksikan dengan
Return on Asset49.

5.1.2 Pengaruh Pembiayaan Musyarakah Terhadap Profitabilitas


Hasil analisis dengan menggunaka uji t memaparkan bahwa
pembiayaan musyarakah memberikan pengaruh positif dan signifikan
terhadap profitabilitas dengan nilai signifkansi sebesar 0,003 < 0,05, yang
artinya pembiayaan musyarakah berpengaruh positif dan signifikan
terhadap profitabilitas. Hasil penelitia ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan Pratama, Martika, & Rahmawati (2017), dengan hasil
pembiayaan musyarakah berpengaruh positif terhadap profitabilitas.
Musyarakah merupakan semua bentuk usaha yang melibatkan dua
pihak atau lebih dimana mereka secara bersama-sama memadukan seluruh
bentuk sumber daya baik yang berwujud. Keuntungan dan kerugian
ditanggung bersama sesuai degan proporsi yang telah ditetapkan
sebelumya, melalui pembiayaan bagi hasil yang disalurkan, bank syariah
akan diperoleh pendapatan barupa bagi hasil yang menjadi bagian bank.
Hasil ini menunjukkan bahwa kontribusi dari pembiayaan
musyarakah lebih besar bila dibandingkan dengan pembiayaan
mudharabah mengingat pembiayaan musyarakah memiliki resiko yang
lebih kecil dibandingkan dengan pembiayaan mudharabah dapat pula
meningkatka perolehan laba, dengan otomatis tingkat profitabilitas
perusahaan pun semakin baik 50.
49
Firiayani, Masitoh, & Suhendro. 2019. Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Murbahah, dan Non
Performing Financing (NPF) Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah Terdaftar Di Bank
IndonesiaTahun 214-2017. Jurnal WidyaGaneswara. Vol. 28 No. 1.
50
Pratama, Martika, & Rahmawati. 2017. Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Pembiayaan
Musyarakah dan Sewa Ijarah Terhadap Profitabilitas. JRKA. Vol. 3 No. 1.
5.1.3 Pengaruh Ijarah Terhadap Profitabilitas
Ijarah merupakan akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa
dalam tanggungan waktu tertentu yang diikuti dengan pembayaran upah
atau biaya sewa tanpa disertai dengan perpindahan hal milik atas barang
itu sendiri.
Hasil analisis dengan menggunakan uji t memaparkan bahwa ijarah
memberikan pengaruh negative dan tidak signifikansi terhadap
profitabilitas dengan nilai signifkn sebesar 0,012 < 0,05, yang berarti
ijarah berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap profitabilitas.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Romdhoni
Yozika (2018), dengan hasil ijarah tidak berpengaruh terhadap
profitabilitas. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Santoso &
Ningrum (2017), dengan hasil ijarah tidak berpengaruh terhadap
profitabilitas.

5.1.4 Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Pembiayaan Musyarakah dan


Ijarah Terhadap Profitabilitas
Berdasarkan bab sebelumnya variabel bebas berpengaruh positif
signifikan terhadap profitabilitas hal ini terbukti dari perhitungan uji F
dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah dan ijarhberpengauh
signifikn secara bersama-sama terhadap profitabilitas pada Bank Syariah
Mandiri. Penelitian yang dilakukan oleh Pratam, Martika, & Rahmawati
(2017), meunjukkan hasi bahwa pembiayaan mudharabah, pembiayaan
musyarakah dan ijarah berpengaruh secara simultan terhadap profitabiltas.
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Romdhoni & Yozika (2018),
menunjukkan hasil bahwa pembiayaan mudharabah, pembiayaan
musyarakah, dan ijarah terhadap profitabilitas pada Bank Muamalat
Indonesia berpengaruh secara simultan terhadap profitabilitas.
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Penelitian ini mencoba untuk menelti bagaimana pengaruh pembiayaan
mudharabah, pembiayaan musyarakah dan ijarah terhadap profitabilitas. Sesuai
denga hasil pengujian yang dilakukan. Maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Secara parsial, pembiayaan mudharabah berpengaruh positif dan
signifikan terhadap profitabilitas pada Bank Syariah Mandiri. Dilihat dari
nilai yang diperoleh dari thitung lebih besar dari t tabel (3,092 > 1,692).
Dengan nilai signifikansi sebesar 0,004 < 0,05. Hasil koefisien regresi
yang positif ini menunjukkan bahwa peningkatkan pembiayaan
mudharabah akan meningkat profitabiltas.
2. Secara parisal, pembiayaan musyarakah berpengaruh positif dan signifikan
terhadap profitabilitas pada Bank Syariah Mandiri. Dilihat dari nilai yang
diperoleh dari t hitung lebih besar dari t tabel sebesar (3,263 > 1692).
Dengan nilai signifikansi sebesar 0,003 < 0,05. Hasil koefisien regresi
yang positif ini menunjukkan baha peningkatan pembiayaan musyarakah
aka meningkat profitabilitas.
3. Secara parsial, ijarah berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap
profitabilitas pada Bank Syariah Mandiri. Dilihat dari nilai yang diperoleh
dari t hitung lebih bsar dari t tbel (-0,111 < 1,692). Dengan nilai signifikan
sebesar 0,012 < 0,05. Hasil koefisien regresi yang negative ini
menunjukkan bahwa peningkatan ijaarah akan menurunka profitabilitas.
4. Secara simultan, diperoleh f hitung > f tabel serta menunjukkan nilai sig.
sebesar 0,000 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa pembiayaan
mudharabah, pembiayaan musyarakah, dan ijarah berpengaruh signifikan
secara bersama-sama terhadap profitabilitas.
6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disampaika


beberapa sara yang bisa menjadi masukan, antara lain:

1. Bagi Pihak Bank


a. Bank Syariah Mandiri hendaknya meningkatkan pembiayaan bagi
hasil yang saat ini porsinya masih kecil. Karena pembiayaan bagi
hsil merupakan salah satu keunggulan bank Syariah Mandiri
dibandingkan bank konversional sehingga mengedepankan prinsip
kemitraan dan keadilan.
b. Diharapkan Bank Syariah Mandiri lebih efektif dalam pegelolaan
biaya operasionalnya. Efisiensi inilah yang nantinya akan
meningkatkan profitabilitas bank Syariah Mandiri serta
meningkatkan daya saing di dunia perbankan nasional.
2. Bagi peneliti selanjutnya
a. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan populasi
yang lebih besar lagi dengan meneliti seluruh lembaga keuangan di
Indonesia baik disektor perbankan.
b. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan menambahkan lagi variabel.
Diharapkan pula mampu menambahkan objek agar lebih
bervariasi.
c. Bagi peneliti selanjutnya dalam meneliti tentang profitabilitas
perbankan syariah diharapkan menggunakan data yang lebih
update dan menggunakan tahun penelitian yang lebih panjang.
DAFTAR PUSTAKA

Antonio. 2001. Bank Syariah Dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani Press.

Abdurahim. 2014. Faktor Pendorong Perilaku Diet Tidak Sehat Pada Mahasiswa.
Ejournal Psikologi, Vol. 2, No. 2, hlm. 110.

Arifin, Zainul. 2002. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. Badung: Alva Beta.

Ascarya. 2007. Akad dan roduk Bank Syariah. Bandung: PT Raja Grafindo
Persada.

A. Karim, Adiwarman. 2005. Fiqh and Financia Analysis. Jakarta: PT Raja


Grafindo Persada.

Agus Widarjono. 2010. Analisis Statistika Multivariat Terapan. Yogyakarta: UPP


STIM YKPN.

Departemen Agama RI, al-quran dan Terjemahannya. Semarang: PT. Karya Toha
Putra. Juz 2 cet. Ke 3, hal. 29.

Eprianti, Adhita. 2017. Pengaruh Pendapatan Ijarh Terhadap Profitabiltas (Studi


Kasus Pada Bank Jabar Banten Kantor Cabang Syariah Bandung). Jurnal
Ekonomi dan Keuangan Syariah Vol.1, No. 1, hlm. 21.

Firiayani, Masitoh, & Suhendro. 2019. Pengaruh Pembiayaan Mudharabah,


Murbahah, dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Profitabilitas
Bank Umum Syariah Terdaftar Di Bank IndonesiaTahun 214-2017. Jurnal
WidyaGaneswara. Vol. 28 No. 1.

Farah Margaretha. 2007. Manajemen Keuangan Bagi Industri Jasa. Jakarta:


Gramdeia Widisarama Indonesia.

Furywardhana, Firdaus. 2009. Akuntansi Syariah. Yogyakarta: Penerbit PPPS.

Fadhila, Novi. 2015. Jurnal Riset Akuntansi Dan Bisnis Volume 15 No. 1, Hlm.
66.

Faradilla, Arfan dan Shabri. 2016. Pengaruh Pembiayan Murabahah, Istishna,


Ijarah, Mudharabah, dan Musyarakah Terhadap Profitabiitas Bank Umum
Syariah Di Indonesia. Jurnal Akuntansi Vol. 6, No. 3, hlm. 46.

Ghozali. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang:


Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Iqbal. 2005. Pokok-Pokok Materi Statistik 2. Jakarta: PT. Bumi Aksara, Cetakan
Ketiga.

Ismail. 2011. Perbankan Syariah. Jakarta: KENCANA PRENADA MEDIA


GROUP.

Muhammad. 2008. Manajemen Pembiayaan Mudharabah Di Bank Syariah.


Jakarta: RAJA GRAFINDO PERSADA.

Pratama, Martika, & Rahmawati. 2017. Pengaruh Pembiayaan Mudharabah,


Pembiayaan Musyarakah dan Sewa Ijarah Terhadap Profitabilitas. JRKA.
Vol. 3 No. 1.

Prameswari,Afina Survita dan Rahmawati Hanny Yustrianthe. 2017. Analisis


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay. Jurnal Akuntansi Vol.
XIX, No. 01, hlm. 50-57.

P. Usanti, Trisadini, Abd. Shomad. 2011. Transaksi Bank Syariah. Jakarta: PT


Bumi Aksara.

Rahayu Hasaini, Azizah. 2016. Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil Mudharabah


dan Musyarakah Terhadap Profitabilitas (Studi Pada Bank Umum Syariah
yang Terdaftar Pada Bursa Efek IndonesiaPeriode 201-2014). Jurnal
Admiistrasi Bisnis Vol. 33, No. 1, hlm. 62.

Rahayu, Husaini, & Azizah. 2016. Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil Mudharabah
dan Musyarakah Terhadap Profitabilitas (Studi Pada Bank Umum Syarih
yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014). Jurnal
Admnistrasi Bisnis. Vol. 33 No.1 Hal. 66.

Sri Nurhayati-Wasilah. 2009. Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta: Salemba


Empat. Cet. Ke 1.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif,


dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Syamsuddin, Lukman. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT. Raja


Grafindo Persada.

Santoso, Singgih. 2000. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: PT.
Elex Media Komputindo.

Yaya, Rizal, Aji Erlangga Martawireja, dan Ahm Abdurhim. 2014. Akuntansi
Perbankan Syariah. Jakarta: Salemba Empat.

Zaharuddin Harmaizar. 2006. Menggali Potensi Wirausaha. Bekasi: CV Dian


Anugerah Prakara.
LAMPIRAN

Lampiran 1 : Data Pembiayaan Mudharabah, Pembiayaan Musyarakah,


Ijarah, dan Profitabilitas.

a. FDR Bulanan Mudharabah

No Bulan Mudharabah
1 Jan-17 5,340
2 Feb-17 5,625
3 Mar-17 1,795
4 Apr-17 1,359
5 Mei-17 1,058
6 Jun-17 1,000
7 Jul-17 0,887
8 Ags-17 0,779
9 Sep-17 0,670
10 okt-17 0,566
11 Nov-17 0,530
12 des-17 0,468
13 Jan-18 5,262
14 Feb-18 2,565
15 Mar-18 1,873
16 Apr-18 1,431
17 Mei-18 1,110
18 Jun-18 0,897
19 Jul-18 0,762
20 Ags-18 0,641
21 18-Sep 0,547
22 Okt-18 0,546
23 Nov-18 0,479
24 Des-18 0,420
25 Jan-19 4,588
26 Feb-19 2,171
27 Mar-19 1,383
28 Apr-19 1,011
29 Mei-19 0,773
30 Jun-19 0,617
31 Jul-19 0,504
32 Ags-19 0,411
33 Sep-19 0,344
34 Okt-19 0,278
35 Nov-19 0,240
36 Des-19 0,206

b. FDR Bulanan Musyarakah

No Bulan Musyarakah
1 Jan-17 22,191
2 Feb-17 10,998
3 Mar-17 7,782
4 Apr-17 5,790
5 Mei-17 4,843
6 Jun-17 4,417
7 Jul-17 3,774
8 Ags-17 3,323
9 Sep-17 3,005
10 okt-17 2,610
11 Nov-17 2,339
12 des-17 2,429
13 Jan-18 27,516
14 Feb-18 14,273
15 Mar-18 9,448
16 Apr-18 7,049
17 Mei-18 5,705
18 Jun-18 4,945
19 Jul-18 4,309
20 Ags-18 4,038
21 18-Sep 3,643
22 Okt-18 3,266
23 Nov-18 2,958
24 Des-18 2,757
25 Jan-19 30,420
26 Feb-19 14,804
27 Mar-19 10,716
28 Apr-19 8,105
29 Mei-19 6,622
30 Jun-19 5,610
31 Jul-19 4.778
32 Ags-19 4,167
33 Sep-19 3,926
34 Okt-19 3,485
35 Nov-19 3,235
36 Des-19 3,114

c. FDR Bulanan Ijarah

No Bulan Ijarah
1 Jan-17 0,005
2 Feb-17 0,002
3 Mar-17 0,001
4 Apr-17 0,0009
5 Mei-17 0,0007
6 Jun-17 0,0008
7 Jul-17 0,0007
8 Ags-17 0,0007
9 Sep-17 0,0006
10 okt-17 0,0006
11 Nov-17 0,0003
12 des-17 0,0003
13 Jan-18 0,004
14 Feb-18 0,002
15 Mar-18 0,001
16 Apr-18 0,001
17 Mei-18 0,0007
18 Jun-18 0,0006
19 Jul-18 0,0005
20 Ags-18 0,0007
21 18-Sep 0,0006
22 Okt-18 0,0006
23 Nov-18 0,001
24 Des-18 0,001
25 Jan-19 0,013
26 Feb-19 0,001
27 Mar-19 0,0009
28 Apr-19 0,0006
29 Mei-19 0,0005
30 Jun-19 0,0004
31 Jul-19 0,0004
32 Ags-19 0,0002
33 Sep-19 0,0002
34 Okt-19 0,0002
35 Nov-19 0,0002
36 Des-19 0,0002

d. Data Bulana Profitabilitas

No Bulan Profitabilitas
1 Jan-17 5,919
2 Feb-17 5,882
3 Mar-17 6,447
4 Apr-17 5,301
5 Mei-17 4,892
6 Jun-17 5,719
7 Jul-17 5,524
8 Ags-17 5,662
9 Sep-17 5,835
10 okt-17 5,826
11 Nov-17 5,135
12 des-17 4,630
13 Jan-18 9,559
14 Feb-18 11,167
15 Mar-18 11,821
16 Apr-18 12,292
17 Mei-18 12,506
18 Jun-18 14,143
19 Jul-18 19,379
20 Ags-18 18,361
21 18-Sep 21,861
22 Okt-18 24,024
23 Nov-18 25,989
24 Des-18 27,942
25 Jan-19 119,152
26 Feb-19 109,493
27 Mar-19 136,682
28 Apr-19 109,573
29 Mei-19 86,498
30 Jun-19 97,791
31 Jul-19 97,493
32 Ags-19 110,143
33 Sep-19 51,950
34 Okt-19 44,979
35 Nov-19 43,637
36 Des-19 48,839

Lampiran 2 : Hasil Output SPSS

1. Hasil Uji Statistik

Descriptive Statistics
Std.
Minimu Maximu Deviatio
  N m m Mean n
Mudharaba
h 36 ,206 ,206 ,1364 ,1485
Musyaraka
h 36 ,85 ,420 ,7156 ,6880
Ijarah 82953.0 2893.00
36 1 13
0 0
Profitabilita
s 36 ,630 1360 ,7001 ,1314
Valid N
(listwise) 36        

2. Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardize
  d Residual
N 36
Normal Mean .0000000
Parameters
a,b Std. 35445.370169
Deviatio 43
n
Most Absolut
.226
Extreme e
Differences Positive .226
Negativ
-.166
e
Test Statistic .226
Asymp. Sig. (2-tailed) .993c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

3. Multikolonieritas

Coefficientsa

Collinearity Statistics

Model Tolerance VIF


1 (Constant)
   

Mudharaba
h .226 4.422

Musyarakah
.217 4.614

Ijarah
.912 1.097
a. Dependent Variable: Profitabilitas

4. Heteroskedastisitas
5. Autokorelasi

Model Summaryb

Adjusted
Std. Error
R R of the Durbin-
Model R Square SquareEstimate Watson
1 37069.65
.514a .264 .195 .515
5
a. Predictors: (Constant), Ijarah, Mudharabah, Musyarakah
b. Dependent Variable: Profitabilitas

6. Regresi Linear Berganda

Coefficientsa

Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.


1 (Constant) 29903.52 12510.21
  2.390 .023
0 0
Mudharaba
h -27.431 8.873 -.986 -3.092 .004
Musyarakah
6.384 1.956 1.063 3.263 .003
Ijarah
-252.628 2268.422 -.018 -.111 .912
a. Dependent Variable: Profitabilitas
7. Uji t
Coefficientsa

Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 29903.52 12510.21
  2.390 .023
0 0
Mudharaba
h -27.431 8.873 -.986 -3.092 .004
Musyarakah
6.384 1.956 1.063 3.263 .003
Ijarah -252.628 2268.422 -.018 -.111 .912
a. Dependent Variable: Profitabilitas
8. Uji f

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


1 Regression
15767866505.539 3 5255955501.846 3.825 .019b

Residual 43973099325.683 32 1374159353.928    


Total 59740965831.222 35      
a. Dependent Variable: Profitabilitas
b. Predictors: (Constant), Ijarah, Mudharabah, Musyarakah

Anda mungkin juga menyukai