Anda di halaman 1dari 10

EVALUASI KEBIJAKAN RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN

BANGUNAN (IMB) DI KABUPATEN MAMUJU UTARA

Mansur
Mahasiswa Program Studi Magister Administrasi Publik Pascasarjana Universitas Tadulako

Abstract
The objective of this study is to evalute the extent of policy effectiveness retribution building
permits (IMB) in Mamuju utara regency. Data Collection was done by using observation and in-
depth interviews, while the technique of data analysis include data reduction, display the data and
draw conclusions and verification using qualitative descriptive analysis. The results showed the
retribution policy performance of building permits (IMB) in Mamuju utara regency has not two
aspects of evaluation criteria is performing well or which, in common criteria and the criteria
accuary. While the four aspects of evaluation criteria is not maximized performance criteria of
effectiveness, efficiency, Adequacy, and responsiveness. From local regulation number 27 of 2011
concering the retribution of building permits due to lack of. Socialization to the people who made
the implementor. lack of supervision and weak enforecement of sanctions for people who violate
the provisions of the policy of building permit retribution.
Keywords: Policy Evaluation, effectiveness, efficiency, adequacy, equity, responsiveness,
appropriateness, IMB.

Pelaksanaan Otonomi Daerah, lurus dengan peningkatan jumlah penduduk


sebagaimana diamanatkan dalam Undang- dan jumlah bangunan yang didirikan oleh
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang masyarakat. tentunya memerlukan penataan
Pemerintahan Daerah. merupakan rujukan dan pengendalian sedini mungkin karena
sebuah daerah otonom dalam menata dan sangatlah berpengaruh kepada tatanan dan
melaksanakan penyelenggaraan wajah kota Pasangkayu di masa mendatang.
pemerintahan yang diarahkan untuk Dalam rangka pelaksanaan dan
mempercepat terwujudnya kesejahteraan penyelenggaraan pemerintahan untuk
masyarakat melalui peningkatan pelayanan memacu pembangunan di daerah khusunya di
publik, pemberdayaan, dan peran serta mamuju utara dituntut berbagi kebijakan dan
masyarakat, serta peningkatan daya saing upaya yang kongkrit dilakukan oleh
daerah dengan memperhatikan prinsip Pemerintah Daerah guna mengantisipasi
demokrasi, perataan, keadilan dan kekhasan tuntutan akan kebutuhan pelayanan kepada
suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Masyarakat. Usaha tersebut dapat dilakukan
Republik Indonesia. apabila didukung dengan kebijakan yang
Sejalan dengan laju pertumbuhan proporsional. Sehingga tercipta keserasian,
Pembangunan Nasional dan bertambahnya keselarasan dan keseimbangan dalam tata
daerah Otonomi baru, dan salah satunya ruang di setiap sudut wilayah. demikian
adalah Kabupaten Mamuju Utara. sejak halnya dengan pengembangan pembangunan
ditetapkannya sebagai Daerah Otonom tata ruang wilayah yang dilakukan di
melalui Undang Undang Nomor 7 Tahun Kabupaten Mamuju Utara.
2003 tentang Pembentukan Kabupaten Luwu Berdasarkan hal di atas, untuk
Timur dan Kabupaten Mamuju Utara di mewujudkan tujuan rencana tata ruang
Provinsi Sulawesi Selatan, menunjukkan wilayah Kabupaten Mamuju Utara, maka
adanya kemajuan yang sangat pesat di bidang ditetapkan strategi pelaksanaan pemanfaatan
pembangunan dan ekonomi dan berbanding ruang wilayah. penataan ruang merupakan

146
147 e Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 4, April 2016 hlm 146-155 ISSN: 2302-2019

instrumen penting bagi pemerintah sehingga ruang didasarkan pada perkembangan setiap
penetapan rencana harus mendapat komponen kegiatan yang ada untuk
kesepakatan dan pengesahan oleh lembaga mendukung dan mewujudkan terciptanya
legislatif sebagai wakil rakyat dan dukungan Visi dan Misi kabupaten mamuju utara yang
masyarakat. Sehingga kebijakan yang smart.
dimaksud secara legal mempunyai kekuatan Mengevaluasi kebijakan saat ini yang
mengikat untuk dipatuhi baik oleh berkaitan dengan penanggulangan masalah
masyarakat maupun pemerintah sendiri, sosial merupakan sebuah langkah penting
sehingga diharapkan proses pemanfaatan dalam proses analisis dalam sebuah program
ruang dapat dilakukan secara konsisten. atau kebijakan publik. Evaluasi membuahkan
Oleh karenanya dalam mewujudkan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan
penataan ruang yang proporsional di tentang ketidaksesuaian antara kinerja
Kabupaten Mamuju Utara. Pemerintah kebijakan yang diharapkan dengan yang
daerah menerbitkan Peraturan Daerah Nomor benar-benar dihailkan. Evaluasi tidak hanya
27 Tahun 2011 tentang Retribusi Izin menghasilkan kesimpulan mengenai seberapa
Mendirikan Bangunan sebagai wujud jauh masalah telah terselesaikan, tetapi juga
pengendalian terhadap laju pembangunan menyumbang pada klarifikasi dan kritik
yang dilakukan masyarakat guna menata terhadap nilai-nilai yang mendasari kebijakan
ruang dan lingkungan agar tercipta keserasian atau program, membantu dalam penyesuaian
dan keseimbangan. dalam rangka penyusunan dan perumusan kembali masalah.
tata ruang wilayah yang baik. Penerbitan Menganalisis kelebihan dan kekurangan
Peraturan daerah Nomor 27 Tahun 2011 kebijakan publik yang sedang diterapkan
memiliki hubungan yang erat dengan dapat melahirkan rekomendasi bagian-bagian
Peraturan Daerah Nomor 01 Tahun 2014 mana saja dari kebijakan yang sedang
tentang RTRW Kabupaten Mamuju Utara. beroperasi harus dipertahankan, diperkuat
Izin Mendirikan Bangunan dan diubah. Jika kebijakan atau program
merupakan izin yang diberikan oleh yang ada dipandanng tidak efektif secara
Pemerintah Daerah kepada orang pribadi menyeluruh, maka kebijakan tersebut perlu
atau badan untuk mendirikan atau merubah direvisi ataupun di ganti.
suatu bangunan yang dimaksud agar Melakukan evaluasi dalam pelaksanaan
desain pelaksanaan pembangunan sesuai program atau kebijakan memang harus
dengan Koefisien Dasar Bangunan (KDB), dilaksanakan, agar para implementor
Koefisien Lantai Bangunan (KLB), kebijakan dapat mengetahui dan
Koefisien Ketinggian Bangunan (KKB) mengindetifikasi hambatan-hambatan yang
yang ditetapkan dan sesuai dengan syarat- ditemui dalam pelaksanaan program dan
syarat keselamatan bagi yang menempati kebijakan. Sehingga apa yang menjadi
bangunan tersebut. Kebijakan Retribusi Izin sasaran dalam implementasi program atau
Mendirikan Bangunan ini merupakan kebijakan dapat tercapai. Maka dari itu
alternatif untuk mengatur tentang pendirian evaluasi merupakan suatu langkah perbaikan
bangunan yang dilakukan oleh masyarakat terhadap segala proses yang sudah dilakukan
sebagai individu atau kelompok usaha. dalam melaksanakan program atau kebijakan.
Pengaturan pendirian bangunan ini dilakukan Untuk itu evaluasi perlu dilakukan demi
untuk membantu dalam merealisasikan mengetahui tingkat keberhasilan dari
rencana tata ruang wilayah yang sesuai pelaksanaan program atau kebijakan.
dengan perencanaan RTWR. Karena Suatu kebijakan diharapkan akan
pemberian izin mendirikan bangunan akan mencapai tujuan yang diharapkan dan pada
berimplikasi pada pengembangan struktur akhirnya akan mengatasi permasalahan yang
Mansur, Evaluasi Kebijakan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Di Kabupaten Mamuju Utara«««««148

muncul dalam masyarakat. sebagaimana pemerintah, bagi masyarakat yang melanggar


alternatif kebijakan retribusi izin mendirikan ketentuan peraturan daerah, sehingga
bangunan yang di buat dan imlemetasikan di dibutuhkan upaya inovasi dan langkah
kabupaten mamuju utara yang bertujuan antisipatif dari pihak pemerintah dalam hal
untuk mengendalikan penataan ruang dan ini BPMPTSP Kabupaten Mamuju Utara
lingkungan berdasarkan rencana tata ruang untuk menjelaskan pentingnya kepemilikan
wilayah kabupaten. Izin Mendirikan Bangunan. kemudian
Namun dalam pelaksanaan peraturan dibutuhkan keseriusan pemerintah dalam
daerah Nomor 27 tahun 2011 tentang menggali alternatif pemecahannya, sehingga
retribusi Izin Mendirikan Bangunan, bisa memberikan pemasukan yang maksimal
berdasarkan fakta dan observasi yang bagi peningkatan Pendapatan Asli Daerah
dilakukan, ditemukan fenomena masih (PAD) Kabupaten Mamuju Utara.
banyak bangunan yang tidak memiliki izin Dengan berdasar pada berbagaimacam
mendirikan bangunan dan banyak bangunan permasalahan terhadap pelaksanaan
yang tidak sesuai dengan peruntukan Kebijakan Retribusi Izin Mendirikan
kawasan dan rencana tata ruang wilayah Bangunan di Kabupaten Mamuju Utara.
kabupaten mamuju utara yang sampai saat ini Maka peneliti tertarik untuk melakukan
belum ada tindakan dan upaya pengendalian penelitian terkait dengan fenomena yang
yang dilakukan oleh instansi terkait. sehingga terjadi dengan menggunakan teori William
resposivitas dan kepatutan masyarakat untuk N. Dunn sebagai instrumen evaluasi atau
memiliki izin mendirikan bangunan di pisau analisis terkait evaluasi kebijakan
kabupaten Mamuju Utara masih sangat Retribusi Izin Mendirikan Bangunan. dengan
rendah terhadap bangunan yang dimilikinya. judul SHQHOLWLDQ ³Evaluasi Kebijakan
kemudian rendahnya keinginan masyarakat Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
untuk mengurus Izin Mendirikan Bangunan GL .DEXSDWHQ 0DPXMX 8WDUD´
dari setiap bangunan yang didirikan dapat
dilihat berdasarkan data jumlah Izin METODE
Mendirikan Bangunan yang diterbitkan oleh
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten
Badan Penanaman Modal dan Pelayanan
Mamuju Utara, tepatnya di Badan
Terpadu Satu Pintu sampai pada tahum 2015
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
baru 506 unit dari 26.521 atau baru mencapai
Satu Pintu (BPMPTSP). waktu pelaksanaan
2 % dari jumlah bangunan rumah tinggal,
penelitian berlangsung selama 3 bulan
gudang maupun tempat usaha yang wajib
dimulai awal bulan agustus sampai akhir
memiliki Izin Mendirikan Bangunan. hal ini
Oktober 2015.
menunjukkan masih tingginya potensi
Penelitian ini adalah penelitian
bagunan yang belum dimiliki ijin.
kualitatif dengan metode deskriptif untuk
Selain itu, sanksi yang diberikan
memeperoleh gambaran gambaran yang
implementor kepada masyarakat yang
komprehensif tentang fokus penelitian yaitu
melanggar ketentuan yang diatur dalam perda
evaluasi kebijakan retribusi Izin Mendirikan
tersebut sangat lemah. serta pelaksanaan
Bangunan di Kabupaten Mamuju Utara.
kebijakan rertribusi izin mendirikan
Menurut Bogdan dan Taylor (Moleong,
bangunan belum maksimal sehingga
2002:3) yang menyatakan bahwa penelitian
berdampak pada pencapaian target retribusi
kualitatif adalah prosedur penelitian yang
pendapatan asli daerah yang di peroleh,
menghasilkan data deskriptif berupa kata-
khusunya dari retribusi izin medirikan
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
bangunan. Hal ini dapat dilihat dari belum
perilaku yang diamati. Hasil penelitian akan
adanya pembongkaran yang dilakukan aparat
dirancang untuk mengumpulkan informasi
149 e Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 4, April 2016 hlm 146-155 ISSN: 2302-2019

tentang keadaan nyata dengan memberikan HASIL DAN PEMBAHASAN


gambaran atau deskripsi secara sistematis,
faktual dan akurat terhadap objek yang akan Evaluasi Kebijakan Retribusi Izin
diteliti. Menurut Singarimbun (1994:4) Mendirikan Bangunan (IMB) di
menyatakan bahwa penelitian deskripitif Kabupaten Mamuju Utara
dimaksud untuk pengukuran yang cermat Dunn (2003: 28-29) menyatakan bahwa
terhadap fenomena sosial tertentu, dimana evaluasi membuahkan pengetahuan yang
peneliti mengembangkan konsep dan relevan dengan kebijakan tentang ketidak
menghimpun konsep serta menghimpun sesuaian antara kinerja kebijakan yang
fakta, tetapi tidak melakukan hipotesa. diharapkan dengan yang benar-benar
Dengan menggunakan metode penelitian ini, dihailkan. Evaluasi tidak hanya menghasilkan
peneliti akan menggambarkan dan kesimpulan mengenai seberapa jauh masalah
menterjemahkan fakta aktual yang ada di telah terselesaikan, tetapi juga menyumbang
lapangan. pada klarifikasi dan kritik terhadap nilai-nilai
Jumlah informan yang dipilih sebagai yang mendasari kebijakan atau program,
sampel pada penelitian ini dilakukan secara membantu dalam penyesuaian dan
purposive, yaitu memilih orang-orang yang perumusan kembali masalah. Lebih lanjut
dianggap mengetahui dan mampu Dunn (2003:608) menghubungkan evaluasi
memberikan informasi yang relevan dengan antara nilai dengan hasil kebijakan dan
fokus permasalahan yang akan diteliti. Hal program, bahwa istilah evaluasi mempunyai
ini sesuai dengan pendapat Sugiono arti yang berhubungan, masing-masing
(2012:219), yang menyatakan bahwa samling menunjuk pada aplikasi beberapa skala nilai
purposive adalah teknik penetuan sampel terhadap hasil kebijakan dan program. Untuk
dengan pertimbangan tertentu. kejelasan evaluasi Peraturan Daerah Nomor
Jenis data berdasarkan sumbernya yang 27 Tahun 2011 tentang Retribusi Izin
digunakan dalam penelitian ini yaitu:1.) Data Mendirikan Bangunan (IMB). maka akan
primer adalah data yang diperoleh langsung dikaji berdasarkan teori William N Dunn.
dari para informan dengan menggunakan dengan menggunakan enam tipe kriteria
bantuan pedoman/panduan wawancara secara evaluasi. Keenam tipe kriteria dimaksud
mendalam (in depth interview) mengacu pada adalah efektivitas, efisiensi, kecukupan,
pedoman wawancara (interview guide) yang kesamaan, responsivitas, dan ketepatan.
telah dipersiapkan.; 2.)Data sekunder, adalah
data yang bersumber dari lokasi penelitian Efektivitas (effectiveness)
atau data yang sudah tersedia, diperoleh Evaluasi akan mengungkapkan aspek
melalui buku, dokumen-dokumen atau atau kesesuaian antara tujuan dan target yang
catatan tertulis yang dikumpulkan dengan dirumuskan dengan apa yang dicapai. Juga
menggunakan instrumen pedoman telaah melingkupi aspek usaha yang dilakukan
dokumen (document review guide) sehingga untuk mencapai hasil. Biasanya aspek usaha
disebut sebagai data dokumenter. Kemudian ini terkait dengan indikator atau kriteria.
dianalisis secara bersamaan, menurut Miles Olehnya untuk mengetahui tingkat efektivitas
dan Huberman (2009:16-20) menyatakan kebijakan retribusi IMB dalam penelitian ini
bahwa dalam melakukan analisis data dapat dilihat dari hasil wawancara yang
kualitatif terdiri dari tiga alur kegiatan yang diuraikan.
terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data, Hasil wawancara dengan Bapak
penyajian data, penarikan kesimpulan/ Rahmat, S.Sos, M.Si, selaku Kepala badan
verifikasi. penanaman modal dan pelayanan terpadu
satu pintu menyatakan, bahwa :
Mansur, Evaluasi Kebijakan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Di Kabupaten Mamuju Utara«««««150

Kalau dikatakan berhasil menurut saya Pada prinsipnya masyarakat pada umumnya
belum, masih jauh dari tujuan yang belum sadar akan kewajiban memiliki IMB,
diharapkan dari perda, karena dari sisi keinginan untuk memliki ijin masih sangat
pencapaian tujuannya belum maksimal masih terbatas padahal kalau dari pihak perizinan
banyak masyarakat yang belum memiliki sudah melakukan sosialisasi ketiap
IMB. dari kurun waktu 5 tahun perda ini kecamatan untuk memperkenalkan perda ini.
berlaku hanya beberapa persen masyarakat baik sisi manfaat bagi masyarakat terkait
yang memiliki dan mengurus IMB sehingga legalitas bangunan yang dimiliki. Maupun
pencapaian target PAD juga tidak optimal. bagi daerah tentunya dalam hal peningkatan
karena kesungguhan pucuk pimpinan untuk PAD, yang manfaatnya akan di rasakan juga
melaksankan amanat dan tujuan perda tidak oleh masyarakat untuk pembiayaan
maksimal. (Wawancara. Senin, 19 Oktober infrastruktur. (Wawancara. Senin, 19
2015). Oktober 2015).
Berkaitan dengan evaluasi kebijakan Hasil wawancara di atas hamper sama
retribusi IMB di Kabupaten mamuju utara dengan yang di ungkapkan oleh beberapa
dengan mengacu kepada kriteria Efektivitas, informan lannnya yaitu Bapak. Bustanuddin,
dapat dilihat dari petikan hasil wawancara S.Sos, selaku Plt. Kepala Bidang Perizinan,
yang dikemukakan diatas memberikan menyatakan , Bapak Musmuliadi, S.Kom
gambaran, dimana pencapaian hasil yang selaku Staf Penerbitan IMB, dan Ibu Nasriaty
diharapkan dari kebijakan IMB masih belum Natsir, ST, selaku Kepala Bidang Tata
maksimal. Artinya masih banyak potensi- Ruang. Semua berpendapat bahwa dari sisi
potensi IMB yang dimiliki tapi belum digali aparatur atau implementor yang memberikan
bagi pelaksana kebijakan. Fakta ini tentunya pelayanan IMB di Kabupaten Mamuju Utara,
harus mendapat perhatian serius dari penentu sudah melakukan usaha dalam ragka
kebijakan dan imlementor agar dapat mencapai tujuan kebijakan IMB, yakni dapat
dimanfaatkan semaksimal mungkin. mengontrol jalannya pembangunan di
Kurangnya dukungan oleh penentu kebijakan Kabupaten Mamuju Utara. Hal ini sesuai
dan kekurang mampuan implementor dalam dengan tujuan penataan ruang, memberikan
melakukan pungutan retribusi IMB keseimbangan antara lingkungan dan
disebabkan kurangnya pengawasan oleh bangunan di mana izin mendirikan bangunan
isntansi terkait dan implementor terhadap sebagai sarana agar desain pelaksanaan
pelaksanaan perda No. 27 tahun 2011 tentang pembangunan sesuai dengan Koefisien
Retribusi IMB. dasar bangunan (KDB), Koefisien Lantai
Bangunan (KLB), Koefisien Ketinggian
Efisiensi (efficiency) Bangunan (KKB) yang ditetapkan dan
Efisiensi menghasilkan tingkat sesuai dengan syarat-syarat keselamatan
efektivitas tertentu. Efisiensi yang merupakan bagi yang menempati bangunan tersebut.
sinonim dari rasionalitas ekonomi, atau usaha namun dalam implementasinya mendapat
yang dilakukan untuk mencapai hasil yang berbagai kendala seperti kurangnya
diinginkan. untuk mengetahui tingkat sosialisasi yang dapat memberikan informasi
efisiensi kebijakan retribusi IMB dalam kepada masyarakat tentang pentingnya IMB,
penelitian ini dapat dilihat dari hasil di mana hal ini disebabkan oleh keterbatasan
wawancara yang diuraikan. Hasil wawancara anggaran untuk sosialisasi, selain itu
dengan Bapak Rahmat, S.Sos, M.Si, selaku sumberdaya pelaksana juga masih terbatas,
Kepala badan penanaman modal dan baik dari kualitas maupun kuantitasnya.
pelayanan terpadu satu pintu menyatakan, Hal ini diperkuat pula dengan hasil
bahwa: wawancara dengan aparatur kelurahan,
151 e Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 4, April 2016 hlm 146-155 ISSN: 2302-2019

Sedikit berbeda dengan hasil yang Kecukupan (adequacy)


dikemukakan oleh aparat BPMPTSP dan Melihat dari suatu tingkatan efektivitas
SKPD teknis terkait, pihak eksternal seperti memuaskan kebutuhan, nilai, atau
dari kelurahan sebagaimana dikatakan oleh kesempatan menumbuhkan adanya masalah.
Bapak. Abunawi, S.Ag. selaku Sekretaris Aspek kecukupan menekankan kuatnya
Kelurahan Pasangkayau mengatakan bahwa: hubungan antara alternatif kebijakan dan
Usaha yang dilakukan oleh implementor hasil yang diharapkan. untuk mengetahui
kebijakan IMB, belum menunjukkan hasil tingkat kecukupan kebijakan retribusi IMB
yang diharapkan dan saya tidak mengatakan dalam penelitian ini dapat dilihat dari hasil
baik atau tidaknya koordinasi dengan wawancara yang diuraikan.
organisasi lainnya, atau sosialisasi yang Hasil wawancara dengan Bapak
dilakukan akan tetapi harusnya kerja sama Rahmat, S.Sos, M.Si, selaku Kepala badan
antar lembaga tetap terjalin terutama kami penanaman modal dan pelayanan terpadu
di pemerintahan paling bawah supaya dapat satu pintu menyatakan, bahwa:
memahami dan mensosialisasikan bahkan Menurut saya keberhasilan sebuah kebijakan
membantu dalam pengurusannya IMB sangat dipengaruhi oleh beberapa indikator
kemasyarakat dengan tujuan dapat merubah baik aspek internal maupun eksternal, dan
sikap dan perilaku masyarakat untuk manfaatnya dapat dirasakan oleh
mengurus IMB sehingga tujuan penataan masyarakat itu sendiri serta pemda. Jadi bisa
ruang tadi bisa dicapai dan pendapatan dikatakan bahwa kebijakan ini lahir untuk
daerah juga bisa meningkat(Wawancara, meminimalisir masalah-masalah publik.
Kamis 5 Nopember 2015). Namun apa yang kami hasilkan sekarang ini
Hasil tersebut menggambarkan bahwa memang belum maksimal tetapi kami tetap
usaha yang dilakukan oleh implementor optimis ketika kami didukung oleh penentu
belum menunjukkan hasil yang maksimal, kebijakan baik anggaran maupun
artinya belum sepenuhnya masyarakat sumberdaya, maka kami akan melakukan
mengurus IMB di kantor tersebut dan ini optimalisasi hasil dari kebijakan ini
menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat tentunya. (Wawancara. Senin, 19 Oktober
akan pentingnya IMB masih rendah. 2015).
Secara keseluruhan Dari uraian hasil wawancara yang
mengimplementasikan IMB di Kabupaten dikemukakan di atas menggambarkan bahwa,
Mamuju Utara kurang maksimal dalam kebijakan retribusi IMB ini lahir sebagai
melakukan sosialisasi ke masyarakat alternatif masalah yang ada di Kabupaten
sehingga pemahaman dan pengetahuan Mamuju Utara. artinya bahwa dengan
masyarakat terhadap pentingnya IMB rendah keberadaan kebijakan tersebut dapat
sehingga kesadaran untuk mengurus IMB mempengaruhi proses penataan ruang dalam
juga belum terlihat. Hal ini memberikan pembangunan di Kabupaten Mamuju Utara
gambaran, bahwa usaha yang dilakukan kedepannya agar tidak terjadi pelanggaran-
belum maksimal sehingga hasil yang pelanggaran terhadap pembangunan yang
diiginkan dari kebijakan IMB dapat dilihat dilakukan masyarakat seperti contoh letak
dari jumlah yang mengurus IMB masih bangunan yang berdekatan dengan badan
rendah. Artinya keberadaan kebijakan IMB jalan dan ini tentunya menimbulkan
ini belum tersosialisasikan dengan baik, ketidaknyamanan kepada masyarakat. Selain
sehingga efisiensi kebijakan IMB belum itu sebelum adanya kebijakan ini masih
tercapai. banyak bangunan yang tidak terpantau oleh
pemerintah.
Mansur, Evaluasi Kebijakan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Di Kabupaten Mamuju Utara«««««152

Dengan adanya kebijakan retribusi sampai saat ini kami selalu berupaya untuk
IMB di Kabupaten Mamuju Utara merupakan memberikan pelayanan yang terbaik kepada
alternatif pemecahan masalah, akan tetapi semua pemohon, tanpa ada membeda-
dari aspek pencapaian hasil yang diharapkan bedakan satu sama lain, baik itu waktu
berdasarkan penelitian di lapangan dan hasil ataupun biaya retribusi yang kami berikan
wawancara belum maksimal, dimana dengan karena semua telah diatur secara rinci di
adanya kebijakan tersebut dapat dalam perda dan SOP, jadi apa yang dimuat
mempengaruhi proses penataan ruang agar di dalam perda tersebut itulah yang kami
tidak terjadi pelanggaran terhadap implementasikan. (Wawancara. Senin, 19
pembangunan yang dilakukan masyarakat Oktober 2015).
seperti letak bangunan yang berdekatan Berdasarkan Hasil wawancara yang
dengan badan jalan dan banyaknya diuraikan tersebut menggambarkan bahwa,
pembangunan yang belum terpantau hal ini kebijakan retribusi IMB di Kabupaten
dipertegas berdasarkan data primer, Mamuju Utara telah dilaksanakan secara
penerbitan IMB sampai pada bulan merata oleh aparatur Badan penanaman
Nopember tahun 2015 yang ada di BPMPTS modal dan PTSP kepada semua sektor
baru mencapai 506 unit dari 26.521. artinya lapisan masyarakat tanpa ada penyimpangan
masih terdapat 26.015 jumlah potensi dari isi kebijakan tersebut jadi dapat
bangunan yang harus memiliki izin dikatakan kriteria kesamaan/perataan dari
mendirikan bangunan. jadi dapat disimpulkan kebijakan retribusi IMB sudah baik. namun
berdasarkan dari kriteria kecukupan. aspirasi dari masyarakat untuk mendapat
kebijakan retribusi IMB belum optimal. dari keringanan pembayaran retribusi pengurusan
sisi pengendalian kebijakan. perlu dukungan izin mendirikan bangunan, menurut analis
dari penentu kebijakan serta meningkatkan sangat menarik dan patut dijadikan bahan
pengawasan oleh implementor dan SKPD pertimbangan bagi instansi terkait sehingga
terkait agar meminimalisir masalah yang pelaksanaan kebijakan tersebut lebih optimal,
akan terjadi kedepannya. dan tentunya sektor penerimaaan retribusi
bagi daerah dapat meningkat. dan dari sisi
Kesamaan (equity) manfaatnya akan dirasakan pula oleh
Pelaksanaan kebijakan retribusi izin masyarakat kabupaten mamuju utara.
mendirikan bangunan (IMB). seyogyanya
haruslah bersifat adil dalam arti semua sektor Responsivitas (responsiveness)
lapisan masyarakat harus sama-sama dapat Responsivitas dalam kebijakan publik
menikmati hasil kebijakan. Kebijakan yang dapat diartikan sebagai respon dari suatu
berorientasi pada perataan adalah kebijakan aktivitas kebijakan dalam hal ini perda
yang akibatnya atau usaha secara merata tentang retribusi izin mendirikan bangunan.
didistrubusikan kepada kelompok sasaran. berkenaan dengan seberapa jauh suatu
untuk mengetahui tingkat kesamaan atau kebijakan dapat memuaskan kebutuahn
perataan dari kebijakan retribusi IMB dalam masyarakat, preferensi, atau nilai kelompok-
penelitian ini dapat dilihat dari hasil kelompok masyarakat tertentu. Oleh sebab
wawancara yang diuraikan. itu untuk mengetahuai kriteria responsivitas
Hasil wawancara dengan Bapak atas pelaksanaan kebijakan yang dimaksud
Rahmat, S.Sos, M.Si, selaku Kepala badan dapat diterangkan dalam penelitian ini,
penanaman modal dan pelayanan terpadu dengan melihat dari hasil wawancara yang
satu pintu menyatakan, bahwa : diuraikan.
Berbicara masalalah keadilan dalam Hasil wawancara dengan Bapak
pemberian Jasa pelayanan IMB saya kira Rahmat, S.Sos, M.Si, selaku Kepala badan
153 e Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 4, April 2016 hlm 146-155 ISSN: 2302-2019

penanaman modal dan pelayanan terpadu Bapak Abunawi, S.Ag selaku Sekretaris
satu pintu menyatakan, bahwa : Kelurahan Pasangkayau mengatakan bahwa:
Terkait dengan pelayanan yang kami berikan Terkait pemberian layanan yang diberikan
kepada masyarakat pada prinsipnya oleh pegawai di BPMPTSP memang sudah
merespon baik, dan merasa puas dengan Baik, namun saya melihat dari target atau
adanya Perda IMB ini, karena mereka sasaran kebijakan yang kurang merespon
merasa aman dari sisi legalitas bangunan atau patuh terhadap aturan, saya selaku
yang dimiliki. Namun ketika kita melihat dari pemerintah yang bersentuhan dengan
jumlah yang mengurus IMB memang masih masyarakat secara langsung masih melihat
jauh dari target capaian retribusi yang telah adanya pembangunan yang dilakukan
ditentukan. (Wawancara. Senin, 19 Oktober masyarakat yang kurang sesuai dengan
2015). perencanaan penataan ruang di Kabupaten
Kemudian pernyataan hasil wawancara Mamuju Utara, terutama bagi mereka yang
dengan Bapak. Bustanuddin, S.Sos, selaku tidak memiliki IMB. (Wawancara, Kamis 5
Plt. Kepala Bidang Perizinan, menyatakan Nopember 2015).
bahwa : Berdasarkan Hasil yang diuraikan
Kalu kita berbicara respon masyarakat, menggambarkan bahwa tingkat resposivitas
sebagian sangat merespon dengan adanya masyarakat dalam mengurus IMB di
kebijakan ini, utamanya bagi mereka yang Kabupaten Mamuju Utara masih sangat
ingin mengajukan pinjaman, atau yang rendah. Ini dapat dilihat dari banyaknya
memang sadar akan pentingnya kepemilikan pembangunan yang dilakukan oleh
IMB. Akan tetapi kalu dibandingkan dengan masyarakat yang tidak memilik ijin sehingga
jumlah bangunan rumah penduduk yang ada, tidak sesuai dengan perencanaan penataan
memang masih jauh dari harapan karena ruang serta hasil capaian kinerja implemetor
sampai saat ini masayarakat yang bermohon 2 tahun terakhir masih rendah. Hal ini
dan mengurus IMB masih jauh dari target. menunjukkan rendahnya tingkat responsivitas
Hal ini disebabkan masih banyak bangunan masyarakat disebabkan oleh kurangnya
yang didirikan tanpa mengajukan ijin pengawasan dan penegasan oleh implementor
terlebih dahulu.(Wawancara. Senin, 19 dan SKPD terkait. karena sampai saat ini
Oktober 2015). belum ada bangunan yang mendapat
Meyimak hasil peryataan tersebut penindakan atau sanksi seperti
menerangkan bahwa pihak dari BPMPTSP pembongkaran akibat melanggar ketentuan
yang dalam hal ini pemberi layanan IMB yang diatur dalam kebijakan. Sehingga
telah menunjukkan ketanggapan mereka banyak masyarakat yang mendirikan
dalam memberikan layanan kepada bangunan tanpa melakukan pengurusan ijin
masyarakat yang dalam hal ini merupakan terlebih dahulu.
sasarana kebijakan IMB, karena tujuan dari
kebijakan ini sendiri adalah agar masyarakat Ketepatan (appropriateness)
mengurus IMB sebelum membangun Selanjutnya berkenaan dengan kriteria
sehingga atas dasar itu aparat sangat ketepatan yang merujuk pada nilai atau harga
mengedepankan daya tanggap, baik dari diri tujuan program kebijakan IMB di
prosedur maupun sikap yang kami tunjukkan. Kabupaten Mamuju Utara. Untuk mengetahui
Dari segi respon aparat di BPMPTSP tingkat ketepatan kebijakan ini, dapat dilihat
dalam memberikan layanan sudah baik, dari hasil wawancara dengan Bapak Rahmat,
namun dalam hal resposivitas yang diberikan S.Sos, M.Si, selaku Kepala badan penanaman
subjek kebijakan belum maksimal, hal ini modal dan pelayanan terpadu satu pintu
ditunjukkan oleh hasil wawancara dengan mengatakan, bahwa:
Mansur, Evaluasi Kebijakan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Di Kabupaten Mamuju Utara«««««154

Mengenai ketepatan kebijakan IMB, menurut kabupaten mamuju utara yang komprehensif
saya ini merupakan alternatif yang tepat serta berorientasi kepada keseimbangan
karena keberadaan kebijakan ini sangat antara ruang dan lingkungan.
mempengaruhi proses pengembangan
kabupaten mamuju utara kedepannya, agar KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
dalam melakukan pembangunan menjadi
Kesimpulan
tertata dan terkontrol sebagaimana yang
Berdasarkan hasil pembahasan yang
diharapkan dari tujuan kebijakan ini.
dilakukan tentang Evaluasi Kebijakan
(Wawancara. Senin, 19 Oktober 2015).
Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
Uraian hasil yang dikemukakan di atas
di Kabupaten Mamuju Utara yang dikaji
menggambarkan bahwa dengan keberadaan
melalui kriteria William N Dunn yang terdiri
kebijakan tersebut dapat dapat memberikan
dari: Efektivitas, efisiensi, kecukupan,
jaminan atas pendirian bangunan yang
kesamaan, responsivitas, dan ketepatan.
dimilik oleh masyarakat. Selain itu sebelum
Menunjukkan bahwa, kinerja kebijakan
adanya kebijakan ini masih banyak bangunan
belum efektif dimana ditemukan dua aspek
yang tidak terpantau oleh pemerintah,
atau kriteria evaluasi berkinerja baik yakni,
sehingga dengan implementasinya saat ini
kriteria kesamaan dan kriteria ketepatan,
membuat pembangunan yang didirikan oleh
sedangkan empat aspek kriteria evaluasi yang
masyarakat baik individu maupun kelompok
kinerjanya belum optimal adalah: kriteria
dapat terpantau.
efektivitas, efisiensi, kecukupan, dan
Ketepatan alternatif kebijakan retribusi
responsivitas.
IMB di Kabupaten Mamuju Utara yang
diselenggarakan oleh Badan Penanaman
Rekomendasi
Modal dan PTSP, sudah Baik, di mana
Berdasarkan kesimpulan dari hasil
dalam implementasinya kebijakan tersebut
evaluasi kebijakan tersebut. maka di
sudah dijalankan sesuai Peraturan yang ada,
rekomendasikan kepada Badan Penanaman
karena adanya kebijakan tersebut dapat
Modal dan PTSP selaku implementor, agar
menbantu masyarakat dalam
meningkatkan Sosialisasi secara intensif, baik
pengembangangan usaha serta dapat
melalui program kegiatan atau media cetak
mempengaruhi proses penataan ruang dan
dan media massa agar dapat memberikan
keseimbangan lingkungan dalam
pemahaman dan merubah sikap dan perilaku
pembangunan kedepannya agar dapat
masyarakat untuk segerah mengurus IMB
meminimalisir terjadinya pelanggaran
sebelum mendirikan atau merubah suatu
terhadap pembangunan yang dilakukan
bangunan. dan perlu meningkatkan
masyarakat seperti letak bangunan yang
pengawasan dengan membentuk Tim
berdekatan dengan badan jalan. namun guna
Terpadu Pengendalian dan Pengawasan Izin
optimalisasi kebijakan ini kedepan
mendirikan bangunan, selanjutnya penegasan
implementor sebaiknya lebih meningkatkan
sanksi bagi masyarakat yang melanggar
pengawasan kepada subjek retribusi dan
ketentuan perda. Dengan demikian,
penyesuaian prasyarat ijin dengan regulasi
peningkatan kinerja kebijakan retribusi izin
yang ada. sehingga harapan akan
mendirikan di kabupaten mamuju utara bisa
keberhasilan dari kebijkan retribusi izin
lebih maksimal.
mendirikan bangunan bisa lebih maksimal
dan dapat bergerak secara dinamis, kemudian
UCAPAN TERIMAKASI
masyarakat yang akan membagun terlebih
dahulu memiliki ijin sehingga tercipta Penulis menyadari bahwa
penantaan ruang dan pembangunan di keberhasilan penyusunan jurnal ini berkat
155 e Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 4, April 2016 hlm 146-155 ISSN: 2302-2019

motivasi dan dukungan dari berbagai pihak,


penulis ucapkan terima kasih khususnya
kepada pembimbing I bapak Dr. Muh.
Nawawi, M.Si., dan pembimbing II Bapak
Dr. Nawawi Natsir, M.Si., yang selalu
memberikan masukan serta penuh kesabaran
telah mencurahkan segenap waktu dan
pikiran dalam membimbing dan
mengarahkan penulis dalam menyelesaikan
penulisan artikel ini.

DAFTAR RUJUKAN
Dunn, William N. 2003. Pengantar Analisis
Kebijakan Publik. Edisi Kedua.
Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Miles, Matthew B., dan Huberman, A.
Michael. 2009. Analisis Data
Kualitatif. Penerjemah: Tjetjep
Rohendi Rohidi. Jakarta: Penerbit
Universitas (UI-Press).
Moleong, Lexy. J. 2002, Metodologi
Penelitian Kualitatif, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Peraturan Daerah Nomor 27 Tahun 2011
tentang Retribusi Izin Mendirikan
Bangunan
Singarimbun, Masri. 1994. Metode Penelitian
Survai. Jakarta LPS3ES.
Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian
Kualitatif. Bandung: ALFABETA
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
Tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2003
tentang Pembentukan Kabupaten Luwu
Timur dan Kabupaten Mamuju Utara di
Provinsi Sulawesi Selatan.

Anda mungkin juga menyukai