Mansur
Mahasiswa Program Studi Magister Administrasi Publik Pascasarjana Universitas Tadulako
Abstract
The objective of this study is to evalute the extent of policy effectiveness retribution building
permits (IMB) in Mamuju utara regency. Data Collection was done by using observation and in-
depth interviews, while the technique of data analysis include data reduction, display the data and
draw conclusions and verification using qualitative descriptive analysis. The results showed the
retribution policy performance of building permits (IMB) in Mamuju utara regency has not two
aspects of evaluation criteria is performing well or which, in common criteria and the criteria
accuary. While the four aspects of evaluation criteria is not maximized performance criteria of
effectiveness, efficiency, Adequacy, and responsiveness. From local regulation number 27 of 2011
concering the retribution of building permits due to lack of. Socialization to the people who made
the implementor. lack of supervision and weak enforecement of sanctions for people who violate
the provisions of the policy of building permit retribution.
Keywords: Policy Evaluation, effectiveness, efficiency, adequacy, equity, responsiveness,
appropriateness, IMB.
146
147 e Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 4, April 2016 hlm 146-155 ISSN: 2302-2019
instrumen penting bagi pemerintah sehingga ruang didasarkan pada perkembangan setiap
penetapan rencana harus mendapat komponen kegiatan yang ada untuk
kesepakatan dan pengesahan oleh lembaga mendukung dan mewujudkan terciptanya
legislatif sebagai wakil rakyat dan dukungan Visi dan Misi kabupaten mamuju utara yang
masyarakat. Sehingga kebijakan yang smart.
dimaksud secara legal mempunyai kekuatan Mengevaluasi kebijakan saat ini yang
mengikat untuk dipatuhi baik oleh berkaitan dengan penanggulangan masalah
masyarakat maupun pemerintah sendiri, sosial merupakan sebuah langkah penting
sehingga diharapkan proses pemanfaatan dalam proses analisis dalam sebuah program
ruang dapat dilakukan secara konsisten. atau kebijakan publik. Evaluasi membuahkan
Oleh karenanya dalam mewujudkan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan
penataan ruang yang proporsional di tentang ketidaksesuaian antara kinerja
Kabupaten Mamuju Utara. Pemerintah kebijakan yang diharapkan dengan yang
daerah menerbitkan Peraturan Daerah Nomor benar-benar dihailkan. Evaluasi tidak hanya
27 Tahun 2011 tentang Retribusi Izin menghasilkan kesimpulan mengenai seberapa
Mendirikan Bangunan sebagai wujud jauh masalah telah terselesaikan, tetapi juga
pengendalian terhadap laju pembangunan menyumbang pada klarifikasi dan kritik
yang dilakukan masyarakat guna menata terhadap nilai-nilai yang mendasari kebijakan
ruang dan lingkungan agar tercipta keserasian atau program, membantu dalam penyesuaian
dan keseimbangan. dalam rangka penyusunan dan perumusan kembali masalah.
tata ruang wilayah yang baik. Penerbitan Menganalisis kelebihan dan kekurangan
Peraturan daerah Nomor 27 Tahun 2011 kebijakan publik yang sedang diterapkan
memiliki hubungan yang erat dengan dapat melahirkan rekomendasi bagian-bagian
Peraturan Daerah Nomor 01 Tahun 2014 mana saja dari kebijakan yang sedang
tentang RTRW Kabupaten Mamuju Utara. beroperasi harus dipertahankan, diperkuat
Izin Mendirikan Bangunan dan diubah. Jika kebijakan atau program
merupakan izin yang diberikan oleh yang ada dipandanng tidak efektif secara
Pemerintah Daerah kepada orang pribadi menyeluruh, maka kebijakan tersebut perlu
atau badan untuk mendirikan atau merubah direvisi ataupun di ganti.
suatu bangunan yang dimaksud agar Melakukan evaluasi dalam pelaksanaan
desain pelaksanaan pembangunan sesuai program atau kebijakan memang harus
dengan Koefisien Dasar Bangunan (KDB), dilaksanakan, agar para implementor
Koefisien Lantai Bangunan (KLB), kebijakan dapat mengetahui dan
Koefisien Ketinggian Bangunan (KKB) mengindetifikasi hambatan-hambatan yang
yang ditetapkan dan sesuai dengan syarat- ditemui dalam pelaksanaan program dan
syarat keselamatan bagi yang menempati kebijakan. Sehingga apa yang menjadi
bangunan tersebut. Kebijakan Retribusi Izin sasaran dalam implementasi program atau
Mendirikan Bangunan ini merupakan kebijakan dapat tercapai. Maka dari itu
alternatif untuk mengatur tentang pendirian evaluasi merupakan suatu langkah perbaikan
bangunan yang dilakukan oleh masyarakat terhadap segala proses yang sudah dilakukan
sebagai individu atau kelompok usaha. dalam melaksanakan program atau kebijakan.
Pengaturan pendirian bangunan ini dilakukan Untuk itu evaluasi perlu dilakukan demi
untuk membantu dalam merealisasikan mengetahui tingkat keberhasilan dari
rencana tata ruang wilayah yang sesuai pelaksanaan program atau kebijakan.
dengan perencanaan RTWR. Karena Suatu kebijakan diharapkan akan
pemberian izin mendirikan bangunan akan mencapai tujuan yang diharapkan dan pada
berimplikasi pada pengembangan struktur akhirnya akan mengatasi permasalahan yang
Mansur, Evaluasi Kebijakan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Di Kabupaten Mamuju Utara«««««148
Kalau dikatakan berhasil menurut saya Pada prinsipnya masyarakat pada umumnya
belum, masih jauh dari tujuan yang belum sadar akan kewajiban memiliki IMB,
diharapkan dari perda, karena dari sisi keinginan untuk memliki ijin masih sangat
pencapaian tujuannya belum maksimal masih terbatas padahal kalau dari pihak perizinan
banyak masyarakat yang belum memiliki sudah melakukan sosialisasi ketiap
IMB. dari kurun waktu 5 tahun perda ini kecamatan untuk memperkenalkan perda ini.
berlaku hanya beberapa persen masyarakat baik sisi manfaat bagi masyarakat terkait
yang memiliki dan mengurus IMB sehingga legalitas bangunan yang dimiliki. Maupun
pencapaian target PAD juga tidak optimal. bagi daerah tentunya dalam hal peningkatan
karena kesungguhan pucuk pimpinan untuk PAD, yang manfaatnya akan di rasakan juga
melaksankan amanat dan tujuan perda tidak oleh masyarakat untuk pembiayaan
maksimal. (Wawancara. Senin, 19 Oktober infrastruktur. (Wawancara. Senin, 19
2015). Oktober 2015).
Berkaitan dengan evaluasi kebijakan Hasil wawancara di atas hamper sama
retribusi IMB di Kabupaten mamuju utara dengan yang di ungkapkan oleh beberapa
dengan mengacu kepada kriteria Efektivitas, informan lannnya yaitu Bapak. Bustanuddin,
dapat dilihat dari petikan hasil wawancara S.Sos, selaku Plt. Kepala Bidang Perizinan,
yang dikemukakan diatas memberikan menyatakan , Bapak Musmuliadi, S.Kom
gambaran, dimana pencapaian hasil yang selaku Staf Penerbitan IMB, dan Ibu Nasriaty
diharapkan dari kebijakan IMB masih belum Natsir, ST, selaku Kepala Bidang Tata
maksimal. Artinya masih banyak potensi- Ruang. Semua berpendapat bahwa dari sisi
potensi IMB yang dimiliki tapi belum digali aparatur atau implementor yang memberikan
bagi pelaksana kebijakan. Fakta ini tentunya pelayanan IMB di Kabupaten Mamuju Utara,
harus mendapat perhatian serius dari penentu sudah melakukan usaha dalam ragka
kebijakan dan imlementor agar dapat mencapai tujuan kebijakan IMB, yakni dapat
dimanfaatkan semaksimal mungkin. mengontrol jalannya pembangunan di
Kurangnya dukungan oleh penentu kebijakan Kabupaten Mamuju Utara. Hal ini sesuai
dan kekurang mampuan implementor dalam dengan tujuan penataan ruang, memberikan
melakukan pungutan retribusi IMB keseimbangan antara lingkungan dan
disebabkan kurangnya pengawasan oleh bangunan di mana izin mendirikan bangunan
isntansi terkait dan implementor terhadap sebagai sarana agar desain pelaksanaan
pelaksanaan perda No. 27 tahun 2011 tentang pembangunan sesuai dengan Koefisien
Retribusi IMB. dasar bangunan (KDB), Koefisien Lantai
Bangunan (KLB), Koefisien Ketinggian
Efisiensi (efficiency) Bangunan (KKB) yang ditetapkan dan
Efisiensi menghasilkan tingkat sesuai dengan syarat-syarat keselamatan
efektivitas tertentu. Efisiensi yang merupakan bagi yang menempati bangunan tersebut.
sinonim dari rasionalitas ekonomi, atau usaha namun dalam implementasinya mendapat
yang dilakukan untuk mencapai hasil yang berbagai kendala seperti kurangnya
diinginkan. untuk mengetahui tingkat sosialisasi yang dapat memberikan informasi
efisiensi kebijakan retribusi IMB dalam kepada masyarakat tentang pentingnya IMB,
penelitian ini dapat dilihat dari hasil di mana hal ini disebabkan oleh keterbatasan
wawancara yang diuraikan. Hasil wawancara anggaran untuk sosialisasi, selain itu
dengan Bapak Rahmat, S.Sos, M.Si, selaku sumberdaya pelaksana juga masih terbatas,
Kepala badan penanaman modal dan baik dari kualitas maupun kuantitasnya.
pelayanan terpadu satu pintu menyatakan, Hal ini diperkuat pula dengan hasil
bahwa: wawancara dengan aparatur kelurahan,
151 e Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 4, April 2016 hlm 146-155 ISSN: 2302-2019
Dengan adanya kebijakan retribusi sampai saat ini kami selalu berupaya untuk
IMB di Kabupaten Mamuju Utara merupakan memberikan pelayanan yang terbaik kepada
alternatif pemecahan masalah, akan tetapi semua pemohon, tanpa ada membeda-
dari aspek pencapaian hasil yang diharapkan bedakan satu sama lain, baik itu waktu
berdasarkan penelitian di lapangan dan hasil ataupun biaya retribusi yang kami berikan
wawancara belum maksimal, dimana dengan karena semua telah diatur secara rinci di
adanya kebijakan tersebut dapat dalam perda dan SOP, jadi apa yang dimuat
mempengaruhi proses penataan ruang agar di dalam perda tersebut itulah yang kami
tidak terjadi pelanggaran terhadap implementasikan. (Wawancara. Senin, 19
pembangunan yang dilakukan masyarakat Oktober 2015).
seperti letak bangunan yang berdekatan Berdasarkan Hasil wawancara yang
dengan badan jalan dan banyaknya diuraikan tersebut menggambarkan bahwa,
pembangunan yang belum terpantau hal ini kebijakan retribusi IMB di Kabupaten
dipertegas berdasarkan data primer, Mamuju Utara telah dilaksanakan secara
penerbitan IMB sampai pada bulan merata oleh aparatur Badan penanaman
Nopember tahun 2015 yang ada di BPMPTS modal dan PTSP kepada semua sektor
baru mencapai 506 unit dari 26.521. artinya lapisan masyarakat tanpa ada penyimpangan
masih terdapat 26.015 jumlah potensi dari isi kebijakan tersebut jadi dapat
bangunan yang harus memiliki izin dikatakan kriteria kesamaan/perataan dari
mendirikan bangunan. jadi dapat disimpulkan kebijakan retribusi IMB sudah baik. namun
berdasarkan dari kriteria kecukupan. aspirasi dari masyarakat untuk mendapat
kebijakan retribusi IMB belum optimal. dari keringanan pembayaran retribusi pengurusan
sisi pengendalian kebijakan. perlu dukungan izin mendirikan bangunan, menurut analis
dari penentu kebijakan serta meningkatkan sangat menarik dan patut dijadikan bahan
pengawasan oleh implementor dan SKPD pertimbangan bagi instansi terkait sehingga
terkait agar meminimalisir masalah yang pelaksanaan kebijakan tersebut lebih optimal,
akan terjadi kedepannya. dan tentunya sektor penerimaaan retribusi
bagi daerah dapat meningkat. dan dari sisi
Kesamaan (equity) manfaatnya akan dirasakan pula oleh
Pelaksanaan kebijakan retribusi izin masyarakat kabupaten mamuju utara.
mendirikan bangunan (IMB). seyogyanya
haruslah bersifat adil dalam arti semua sektor Responsivitas (responsiveness)
lapisan masyarakat harus sama-sama dapat Responsivitas dalam kebijakan publik
menikmati hasil kebijakan. Kebijakan yang dapat diartikan sebagai respon dari suatu
berorientasi pada perataan adalah kebijakan aktivitas kebijakan dalam hal ini perda
yang akibatnya atau usaha secara merata tentang retribusi izin mendirikan bangunan.
didistrubusikan kepada kelompok sasaran. berkenaan dengan seberapa jauh suatu
untuk mengetahui tingkat kesamaan atau kebijakan dapat memuaskan kebutuahn
perataan dari kebijakan retribusi IMB dalam masyarakat, preferensi, atau nilai kelompok-
penelitian ini dapat dilihat dari hasil kelompok masyarakat tertentu. Oleh sebab
wawancara yang diuraikan. itu untuk mengetahuai kriteria responsivitas
Hasil wawancara dengan Bapak atas pelaksanaan kebijakan yang dimaksud
Rahmat, S.Sos, M.Si, selaku Kepala badan dapat diterangkan dalam penelitian ini,
penanaman modal dan pelayanan terpadu dengan melihat dari hasil wawancara yang
satu pintu menyatakan, bahwa : diuraikan.
Berbicara masalalah keadilan dalam Hasil wawancara dengan Bapak
pemberian Jasa pelayanan IMB saya kira Rahmat, S.Sos, M.Si, selaku Kepala badan
153 e Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 4, April 2016 hlm 146-155 ISSN: 2302-2019
penanaman modal dan pelayanan terpadu Bapak Abunawi, S.Ag selaku Sekretaris
satu pintu menyatakan, bahwa : Kelurahan Pasangkayau mengatakan bahwa:
Terkait dengan pelayanan yang kami berikan Terkait pemberian layanan yang diberikan
kepada masyarakat pada prinsipnya oleh pegawai di BPMPTSP memang sudah
merespon baik, dan merasa puas dengan Baik, namun saya melihat dari target atau
adanya Perda IMB ini, karena mereka sasaran kebijakan yang kurang merespon
merasa aman dari sisi legalitas bangunan atau patuh terhadap aturan, saya selaku
yang dimiliki. Namun ketika kita melihat dari pemerintah yang bersentuhan dengan
jumlah yang mengurus IMB memang masih masyarakat secara langsung masih melihat
jauh dari target capaian retribusi yang telah adanya pembangunan yang dilakukan
ditentukan. (Wawancara. Senin, 19 Oktober masyarakat yang kurang sesuai dengan
2015). perencanaan penataan ruang di Kabupaten
Kemudian pernyataan hasil wawancara Mamuju Utara, terutama bagi mereka yang
dengan Bapak. Bustanuddin, S.Sos, selaku tidak memiliki IMB. (Wawancara, Kamis 5
Plt. Kepala Bidang Perizinan, menyatakan Nopember 2015).
bahwa : Berdasarkan Hasil yang diuraikan
Kalu kita berbicara respon masyarakat, menggambarkan bahwa tingkat resposivitas
sebagian sangat merespon dengan adanya masyarakat dalam mengurus IMB di
kebijakan ini, utamanya bagi mereka yang Kabupaten Mamuju Utara masih sangat
ingin mengajukan pinjaman, atau yang rendah. Ini dapat dilihat dari banyaknya
memang sadar akan pentingnya kepemilikan pembangunan yang dilakukan oleh
IMB. Akan tetapi kalu dibandingkan dengan masyarakat yang tidak memilik ijin sehingga
jumlah bangunan rumah penduduk yang ada, tidak sesuai dengan perencanaan penataan
memang masih jauh dari harapan karena ruang serta hasil capaian kinerja implemetor
sampai saat ini masayarakat yang bermohon 2 tahun terakhir masih rendah. Hal ini
dan mengurus IMB masih jauh dari target. menunjukkan rendahnya tingkat responsivitas
Hal ini disebabkan masih banyak bangunan masyarakat disebabkan oleh kurangnya
yang didirikan tanpa mengajukan ijin pengawasan dan penegasan oleh implementor
terlebih dahulu.(Wawancara. Senin, 19 dan SKPD terkait. karena sampai saat ini
Oktober 2015). belum ada bangunan yang mendapat
Meyimak hasil peryataan tersebut penindakan atau sanksi seperti
menerangkan bahwa pihak dari BPMPTSP pembongkaran akibat melanggar ketentuan
yang dalam hal ini pemberi layanan IMB yang diatur dalam kebijakan. Sehingga
telah menunjukkan ketanggapan mereka banyak masyarakat yang mendirikan
dalam memberikan layanan kepada bangunan tanpa melakukan pengurusan ijin
masyarakat yang dalam hal ini merupakan terlebih dahulu.
sasarana kebijakan IMB, karena tujuan dari
kebijakan ini sendiri adalah agar masyarakat Ketepatan (appropriateness)
mengurus IMB sebelum membangun Selanjutnya berkenaan dengan kriteria
sehingga atas dasar itu aparat sangat ketepatan yang merujuk pada nilai atau harga
mengedepankan daya tanggap, baik dari diri tujuan program kebijakan IMB di
prosedur maupun sikap yang kami tunjukkan. Kabupaten Mamuju Utara. Untuk mengetahui
Dari segi respon aparat di BPMPTSP tingkat ketepatan kebijakan ini, dapat dilihat
dalam memberikan layanan sudah baik, dari hasil wawancara dengan Bapak Rahmat,
namun dalam hal resposivitas yang diberikan S.Sos, M.Si, selaku Kepala badan penanaman
subjek kebijakan belum maksimal, hal ini modal dan pelayanan terpadu satu pintu
ditunjukkan oleh hasil wawancara dengan mengatakan, bahwa:
Mansur, Evaluasi Kebijakan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Di Kabupaten Mamuju Utara«««««154
Mengenai ketepatan kebijakan IMB, menurut kabupaten mamuju utara yang komprehensif
saya ini merupakan alternatif yang tepat serta berorientasi kepada keseimbangan
karena keberadaan kebijakan ini sangat antara ruang dan lingkungan.
mempengaruhi proses pengembangan
kabupaten mamuju utara kedepannya, agar KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
dalam melakukan pembangunan menjadi
Kesimpulan
tertata dan terkontrol sebagaimana yang
Berdasarkan hasil pembahasan yang
diharapkan dari tujuan kebijakan ini.
dilakukan tentang Evaluasi Kebijakan
(Wawancara. Senin, 19 Oktober 2015).
Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
Uraian hasil yang dikemukakan di atas
di Kabupaten Mamuju Utara yang dikaji
menggambarkan bahwa dengan keberadaan
melalui kriteria William N Dunn yang terdiri
kebijakan tersebut dapat dapat memberikan
dari: Efektivitas, efisiensi, kecukupan,
jaminan atas pendirian bangunan yang
kesamaan, responsivitas, dan ketepatan.
dimilik oleh masyarakat. Selain itu sebelum
Menunjukkan bahwa, kinerja kebijakan
adanya kebijakan ini masih banyak bangunan
belum efektif dimana ditemukan dua aspek
yang tidak terpantau oleh pemerintah,
atau kriteria evaluasi berkinerja baik yakni,
sehingga dengan implementasinya saat ini
kriteria kesamaan dan kriteria ketepatan,
membuat pembangunan yang didirikan oleh
sedangkan empat aspek kriteria evaluasi yang
masyarakat baik individu maupun kelompok
kinerjanya belum optimal adalah: kriteria
dapat terpantau.
efektivitas, efisiensi, kecukupan, dan
Ketepatan alternatif kebijakan retribusi
responsivitas.
IMB di Kabupaten Mamuju Utara yang
diselenggarakan oleh Badan Penanaman
Rekomendasi
Modal dan PTSP, sudah Baik, di mana
Berdasarkan kesimpulan dari hasil
dalam implementasinya kebijakan tersebut
evaluasi kebijakan tersebut. maka di
sudah dijalankan sesuai Peraturan yang ada,
rekomendasikan kepada Badan Penanaman
karena adanya kebijakan tersebut dapat
Modal dan PTSP selaku implementor, agar
menbantu masyarakat dalam
meningkatkan Sosialisasi secara intensif, baik
pengembangangan usaha serta dapat
melalui program kegiatan atau media cetak
mempengaruhi proses penataan ruang dan
dan media massa agar dapat memberikan
keseimbangan lingkungan dalam
pemahaman dan merubah sikap dan perilaku
pembangunan kedepannya agar dapat
masyarakat untuk segerah mengurus IMB
meminimalisir terjadinya pelanggaran
sebelum mendirikan atau merubah suatu
terhadap pembangunan yang dilakukan
bangunan. dan perlu meningkatkan
masyarakat seperti letak bangunan yang
pengawasan dengan membentuk Tim
berdekatan dengan badan jalan. namun guna
Terpadu Pengendalian dan Pengawasan Izin
optimalisasi kebijakan ini kedepan
mendirikan bangunan, selanjutnya penegasan
implementor sebaiknya lebih meningkatkan
sanksi bagi masyarakat yang melanggar
pengawasan kepada subjek retribusi dan
ketentuan perda. Dengan demikian,
penyesuaian prasyarat ijin dengan regulasi
peningkatan kinerja kebijakan retribusi izin
yang ada. sehingga harapan akan
mendirikan di kabupaten mamuju utara bisa
keberhasilan dari kebijkan retribusi izin
lebih maksimal.
mendirikan bangunan bisa lebih maksimal
dan dapat bergerak secara dinamis, kemudian
UCAPAN TERIMAKASI
masyarakat yang akan membagun terlebih
dahulu memiliki ijin sehingga tercipta Penulis menyadari bahwa
penantaan ruang dan pembangunan di keberhasilan penyusunan jurnal ini berkat
155 e Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 4, April 2016 hlm 146-155 ISSN: 2302-2019
DAFTAR RUJUKAN
Dunn, William N. 2003. Pengantar Analisis
Kebijakan Publik. Edisi Kedua.
Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Miles, Matthew B., dan Huberman, A.
Michael. 2009. Analisis Data
Kualitatif. Penerjemah: Tjetjep
Rohendi Rohidi. Jakarta: Penerbit
Universitas (UI-Press).
Moleong, Lexy. J. 2002, Metodologi
Penelitian Kualitatif, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Peraturan Daerah Nomor 27 Tahun 2011
tentang Retribusi Izin Mendirikan
Bangunan
Singarimbun, Masri. 1994. Metode Penelitian
Survai. Jakarta LPS3ES.
Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian
Kualitatif. Bandung: ALFABETA
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
Tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2003
tentang Pembentukan Kabupaten Luwu
Timur dan Kabupaten Mamuju Utara di
Provinsi Sulawesi Selatan.