Anda di halaman 1dari 7

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DI DINAS

PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KABUPATEN SOPPENG

Rahmawati
Mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar

Dr. Hj. Andi Aslinda, M.Si


Staf Pengajar Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar
Jl. A.P. Pettarani Kampus UNM Gunung Sari Baru Makassar
Email : aslinda110@yahoo.com

ABSTRAK

Implementasi Kebijakan Izin Mendirikan Bangunan Di Dinnas Pekerjaan Umum dan Pentaan
Ruang Kabupaten Soppeng. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar.
Dibimbing oleh Ibu Dr. Hj. Andi Aslinda, M.Si dan Bapak Dr. H. Muhammad Guntur,M.Si.
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan gambaran yang akurat tentang Implementasi
Kebijakan Izin Mendirikan Bangunan di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten
Soppeng. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan
data yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Adapun pengecekan keabsahan data
dilakukan melalui cara triangulasi sumber. Teknik analisis data menggunakan kondensasi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Implemntasi Kebijakan Izin Mendirikan Bangunan
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Soppeng belum terlaksana dengan baik
dan belum berjalan sesuai dengan teori. Hal tersebut dilihat dari teori George C. Edwards III yang
digunakan untuk menggambarkan serta menjelaskan tentang implementasi Implemntasi
Kebijakan Izin Mendirikan Bangunan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten
Soppeng yang ditinjau dari komunikasi, sumberdaya, disposisi dan struktur birokrasi.

Kata kunci : Kebijakan, Implementasi, Izin Mendirikan Bangunan

1
1.Latar Belakang yang termuat dalam peraturan tersebut sesuai
Perkembangan paradigma sistem dengan kenyataan dalam praktiknya atau
pemerintah di Indonesia dari sentralisasi ke tidak, sekaligus untuk mengatur ketertiban.
desentralisasi adalah dalam rangka (2) sebagai sumber pendapatan daerah.
mewujudkan kemandirian daerah dalam Sementara bagi pemohon, IMB bertujuan
penyelenggaraan pemerintahan dan untuk (1) adanya kepastian hukum (2)
pembangunan. Perkembangan paradigama adanya kepastian hak (3) memudahkan
tersebut ditandai dengan penerapan mendapatkan fasilitas.
kebijakan otonomi daerah di kabupaten dan Oleh karena itu untuk meunjang
kota melalui pemberian kewenangan secara tujuan dari adanya IMB maka pemerintah
luas, nyata dan bertanggung jawab. Kab Soppeng telah menetapkan peraturan
Salah satu aspek yang sangat untuk mengatur bagaimana pembangunan
menentukan kemandirian daerah dalam yang baik. Sehingga pembangunan yang
penyelenggaraan otonomi daerah adalah dilakukan dapat bermanfaat bagi semua
kemampuan menggali sumber-sumber pihak dan meminimalisir permasalahan yang
penerimaan keuangan daerah utamanya yang ada. Peraturan tersebut diantaranya adalah
bersumber dari pendapatan asli daerah. Peraturan Daerah Kab Soppeng Nomor 3
Negara Indonesia merupakan negara Tahun 2015 tentang Bangunan Gedung .
hukum yang telah diamanatkan pada Pasal 1 Peraturan Daerah ini serta merta
Ayat 3 Undang-Undang Dasar Negara membuat pemerintah daerah dituntut untuk
Kesatuan Republik Indinesia 1945, atas berbenah untuk mengimplementasikan isi
dasar tersebut segala tindakan masyarakat kebijakan tersebut agar tujuan kebijakan
harus sesuai dengan hukum. Begitupun tercapai. Setidaknya mengurangi dampak
tindakan masyarakat dalam mendirikan negatif dari pembangunan gedung dengan
bangunan rumah tinggal harus sesuai dengan keterbatasan lahan yang ada yang rentan
hukum. memicu konflikkepentingan antar swasta
Untuk membantu hal pemberian Izin maupun antara kepentingan negara dengan
Mendirikan Bangunan (IMB) pemerintah kepentingan swasta.
Kab Soppeng mengambil suatu kebijakan Sesuai Peraturan Daerah Kabupaten
yakni membuat unit pelayanan satu atap Soppeng Nomor 3 Tahun 2015, izin
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan mendirikan bangunan pasal 13 ayat 1 Setiap
Terpadu Satu Pintu) yang dibentuk orang atau badan wajib memili IMB dengan
berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 5 mngajukan permohonan ke bupati untuk
Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan melakukan kegiatan:
Susunan Perangkat Daerah. DPMPTSP a. Pembangunan bangunan gedung dan atau
merupakan lembaga yang memegang prasaran bnagunan gedung
peranan dan fungsi dibidang peyelenggaraan b. Rehabilitasi atau Renovasi Bangunan
penanaman modal dan pelayanan terpadu Gedung dan/atau prasarana bangunan
satu pintu kab Soppeng. DPMPTSP berperan gedung meliputi perbaikan /perawatan,
dalam mengeluarkan IMB sedangkan disini perubahan , perluasan,/pengurangan; dan
Dinas yang mengurus secara teknis IMB c.Pemugaran/pelestarian dengan
yang akan di terbitkan yakni Dinas mendasarkan pada Surat Keterangan
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Rencana Kab Soppeng untuk lokasi yang
Kabupaten Soppeng. bersangkutan.
Pesatnya pembangunan di Kab Pentingnya memperoleh izin
Soppeng dengan lahan yang terbatas harus mendirikan bangunan adalah untuk
tetap dikendalikan salah satunya dengan mendapatkan kepastian hukum pada
IMB. Adapun tujuan pemberian IMB bangunan yang dibangun agar ketika
bermanfaat bagi pemerintah maupun yang bangunan tersebut berdiri, tidak akan
mengajukan IMB. Bagi pemerintah, menganggu atau merugikan kepentingan
pemberian IMB bertujuan (1) untuk orang lain.
melaksanakan peraturan, apakah ketentuan

2
Ketiadaan IMB ini cukup umum jumlah bangunan setiap tahunnya tidak
terjadi di masyarakat saat mendirikan sebanding dengan jumlah bangunan yang
bangunan. Alasannya bisa bermacam- memiliki IMB.
macam seperti ketidaktahuan, keengganan
mengurus, dan kurangnya sosialisasi dari 2. Rumusan Masalah
dinas terkait. Yang juga kurang dipahami Dengan mengacu pada latar
masyarakat adalah IMB bukan hanya belakang masalah yang yang telah
diperlukan saat mendirikan, tetapi juga saat dikemukakan, maka permasalahan yang
mengubah bangunan. Karena banyak akan dipecahkan dalam penelitian ini adalah
bangunan yang tidak berizinan hasilnya "Bagaimana Implementasi Kebijakan Izin
seringkali bangunan tidak tertata rapi, Mendirikan Bangunan di Dinas Pekerjaan
keindahan dan kenyamanan bangunan yang Umum dan Penataan Ruang Kabupaten
buruk dapat dilihat secara kasat mata. Selain Soppeng”?
itu, IMB juga menjadi syarat izin untuk 3. Tujuan Penulisan
mendapatkan izin lain dalam bangunan yang Adapun tujuan penelitian ini adalah
digunakan untuk tujuan komersil seperti izin untuk megetahui Implementasi Kebijakan
usaha. Ketika IMB tidak terpenuhi artinya Izin Mendirikan Bangunan di Dinas
izin lain pun tidak terpenuhi dan terjadi Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
banyak pelanggaran hukum. Dampaknya Kabupaten Soppeng.
selain merugikan negara juga merugikan 4. Tinjauan Pustaka
masyarakat. a. Konsep Kebijakan Publik
Berdasarkan penelitian terdahulu Konsep kebijakan atau dalam bahasa inggris
yang di lakukan oleh Maria Kurnia Sari sering kita dengar dengan istilah policy.
dengan judul Implementasi Kebijakan Secara umum Kebijakan dignakan untuk
Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) menunjuk perilaku seorang aktor( misalnya
Di Kota Magelang Berdasarkan Peraturan seorang pejabat, suatu kelompok, maupun
Daerah Nomor 19 Tahun 2011 menggunaka suatu lembaga pemerintah) atau sejumlah
metode penelitian deskriptif kualitatif yang aktor dalam suatu bidang kegiatan tertentu.
bertujuan untuk menggambarkan, meringkas Anderson dalam Hamdi (2013:36)
berbagai kondisi, situasi atau fenomena mengartikan kebijakan sebagai suatu
realitas sosial yang ada di masyarakat yang rangkaian tindakan bertujuan yang diikuti
menjadi objek penelitain. Hasil penelitian oleh seseorang atau sekelompok aktor
menunjukkan bahwa Kebijakan retribusi berkenaan dengan suatu masalah atau suatu
IMB di Kota Magelang ini dimaksudkan hal yang menarik perhatian.
agar pemerintah dapat mengawasi dan Friedrich dalam Nur dan Muhammad
mengatur perkembangan bangunan yang ada (2019:08) mengartikan kebijakan sebagai
di kota. Sehingga perkembangan yang ada suatu tindakan yang mengarah pada tujuan
dapat sesuai dengan rencana tata ruang yang diusulkan oleh seseorang, kelompok
wilayah yang telah ditetapkan sebelumnya, atau pemerintah dalam lingkungan tertentu
dengan begitu keseimbangan akan terjaga. sehubungan dengan adanya hambatan seraya
Adapun perbedaan penelitian ini mencari peluang untuk mencapai tujuan atau
dengan penelitian terdahulu yaitu sasaran yang dinginkan.
penelitimeneliti tentang implemntasi b. Konsep Implementasi Kebijakan
kebijakan dengan menggunakan teori dari Publik
Model George Edward III. Melihat Implementasi kebijakan merupakan
permasalahan yang ada, maka peneliti tahapan yang sangat penting dalam
memilih judul Implementasi Kebijakan keseluruhan struktur kebijakan karena
melalui prosedur inilah suatu masalah publik
Izin Mendirikan Bangunan Di Dinas
dapat diselesaikan atau tidak. Dikatakan
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
demikian, karena dalam hal perencanaan 20
Kabupaten Soppeng sebagai topik
persen keberhasilan, proses
penelitian.Penelitian ini menjadi penting pengimplementasian 60 persen dan 20
karena melihat bahwa bertambahnya

3
persennya lagi adalah bagaimana untuk implementor kekurangan sumberdaya
mengendalikan implementasi agar berjalan untuk melaksanakan, maka implementasi
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan tidak akan berjalan efektif. Sumber daya
sebelumnya. tersebut dapat berwujud sumber daya
Hal tersebut dipertegas oleh Udoji dalam manusia, anggaran, fasilitas dan informasi.
Agustino (2016, hal. 129) dengan 3.Disposisi, adalah watak dan karakteristik
menuliskan bahwa: yang dimiliki oleh implementor. Apabila
“The execution of policies is as, important if implementor memiliki disposisi yang baik,
not more important than policy-making. maka implementor tersebut dapat
Policies will remain dreams or blue print file
menjalankan kebijakan dengan baik seperti
jackets uses there are implemented” (yang
apa yang diinginkan oleh pembuat
diterjemahkan secara bebas: Implementasi
kebijakan.
kebijakan adalah sesuatu yang penting
bahkan jauh lebih penting daripada 4.Struktur Birokrasi, Merupakan susunan
formulasi kebijakan. Kebijakan-kebijakan komponen (unit-unit) kerja dalam
hanya akan sekedar berupa impian atau organisasi yang menunjukkan adanya
rencana bagus yang tersimpan rapi dalam pembagian kerja serta adanya kejelasan
arsip kalau tidak dilaksanakan). bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan
Menurut Gordon Mulyadi (2015:24) yang berbeda-beda diintegrasikan atau
implementasi berkenaan dengan berbagai dikoordinasikan, selain itu struktur
kegiatan yang diarahkan pada realisasi organisasi juga menunjukkan spesialisasi
program. Dalam hal ini administrator pekerjaan, saluran perintah dan
mengatur cara untuk mengorganisir, penyampaian laporan (Edward III, 1980;
menginterpretasikan dan menetapkan 125) Struktur organisasi yang terlalu
kebijakan yang telah di seleksi. panjang akan cenderung melemahkan
c. Teori Implementasi Kebijakan pengawasan dan menimbulkan red-tape,
Edwards III dalam Mulyadi (2015:68), yakni prosedur birokrasi yang rumit dan
Impelemntasi kebijakan dipengaruhi oleh kompleks, yang menjadikan aktivitas
empat faktor yang merupakan syarat utama organisasi tidak fleksibel. Aspek dari
keberhasilan Proses Implementasi, yakni stuktur organisasi adalah Standard
Komunikasi, Sumber Daya, Sikap Operating Procedure (SOP) dan
Birokrasi atau Pelaksana dan Struktur fragmentasi.
Organisasi. Empat faktor tersebut menjadi 5. Metode Penelitian
kriteria penting dalam implementasi suatu Pendekatan dalam penelitian ini
kebijakan yang berhubungan satu sama menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis
lain. empat faktor atau variabel yang penelitian yang digunakan pada penelitian
mempengaruhi keberhasilan atau ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif
kegagalan implementasi kebijakan. Empat adalah penelitian yang dilakukan untuk
variabel atau faktor tersebut antara lain mengetahui nilai variabel mandiri, baik
sebagai berikut: satu variabel atau lebih (independen) tanpa
1.Komunikasi, yaitu Dalam konteks membuat perbandingan, atau
komunikasi ada tiga hal yang harus menghubungkan antara variabel satu
diperhatikan yaitu: 1) penyaluran dengan variabel yang lain.
(transmisi), 2) kejelasan kebijakan yang 6. Hasil Penelitian dan Pembahasan
diimplementasikan sangat penting agar Penelitian ini membahas tentang
dapat diterima oleh para pelaksana, 3) implementasi kebijakan Izin Mendirikan
perintah-perintah pelaksanaan harus Bangunan di Dinas Pekerjaan Umum dan
konsisten dan jelas. Penataan Ruang Kabupaten Soppeng,
2. Sumberdaya, dimana meskipun isi kebijakan ini diharapkan pemerintah dapat
kebijakan telah dikomunikasikan secara melihat dan mengawasi setiap adanya
jelas dan konsisten, tetapi apabila pembangunan agar tidak ada lagi yang

4
membangun tanpa mengurus IMB. Ruang Kabupaten Soppeng belum berjalan
Berdasarkan Hasil Pengamatan ini tujuan dengan maksimal.
dari adanya kebijakan IMB adalah untuk 2. Sumber Daya
menciptakan tata letak bangunan yang aman Ketersediaan sumber daya
dan sesuai dengan peruntukan lahan, selain merupakan salah satu syarat keberhasilan
itu juga bangunanpun bisa mendapatkan dalam implementasi sebuah kebijakan.
perlindungan hukum yang maksimal. Berdasarkan pendapat George C. Edward
Penelitian ini menghubungkan temuan hasil III, meskipun komunikasi sudah
penelitian dengan indikator yang telah dilaksanakan dengan jelas dan konsisten,
ditetapkan dalam hal ini adalah teori George
tetapi jika pelaksana kebijakan keurangan
C. Edward III. Teori ini menjelaskan tentang
sumber daya untuk melaksanakan
faktor yang menentukan keberhasilan atau
kegiatan-kegiatan dalam implementasi ,
kegagalan dalam implementasi kebijakan
Izin Mendirkan Bangunan di Kabupaten maka implementasi kebijakan sulit
Soppeng. Setelah melakukan penelitian di dilakukan. Indicator yang digunakan untuk
lapangan dapat dilihat hasil Implementasi mengukur sumber daya yang dimaksud
Kebijakan Izin Mendirikan Bangunan di yaitu sunber daya manusia, anggaran,
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang informasi dan fasilitas. Hasil dari
Kabupaten Soppeng sebagai berikut: penelitian yang dilakukan melalui
1. Komunikasi wawancara mendalam kepada informan
Salah satu hal penting dalam tentang kesiapan sumber daya yang
implementasi sebuah kebijakan yaitu isi dimiliki Dinas PUPR adalah sebagian
dari kebijakan itu sendiri. Sebab kebijakan besar informan mengatakan sumber daya
dapat berjalan dengan efektif apabila manusia atau staf yang dimiliki saat ini
pelaksanaanya memahami isi yang sudah cukup untuk menjalankan kebijakan
menjadi maksud dan tujuan dari kebijakan karena memliki latar belakang pendidikan
yang telah ditetapkan, dimana maksud dan S1. Sebagian besar informan juga
tujuan dari kebijakan itu dapat dilihat mengungkapkan bahwa penerapan
dalam isi kebijakan yang tertuang dalam Kebijakn IMB sebagian besar mendukung
pasal didalam perda. Implementasi karena menurut beberapa informan
kebijakan dapat gagal karena masih pegawai yang ingin mendirkan bangunan
samarnya isis kebijakan serta tidak pasti mengurus IMB terlebih dahulu. Hasil
jelasnya komunikasi yang disampaikan wawancara tersebut menunjukkan bahwa
oleh pelaksana kebijakan.. implementasi Kebijakan Izin Mendirikan
Berdasarkan hasil temuan di Bangunan di Dinas Pekerjaan Umum dan
lapangan terkait komunikasi yang terjalin Penataan RuangKabupaten Soppeng
antara pihak Dinas PUPR Kabupaten adalah bukan karena minimnya sumber
Sopeng dengan masyarakat dalam daya manusia yang ada.
implemetasi kebijakan izin mendirikan Selain sumber daya manusia yang
bangunan di Dinas Pekejaan Umum Dan tidak kalah pentingnya juga ketersediaan
Penataan Ruang Kabupaten Soppeng sumber daya non manusia seperti fasilitas
menujukkan komunikasi yang kurang penunjang, informasi, dan anggran.
maksimal. Implementasi suatu kebijakan tidak
Berdasarkan hasil penelitian mampu berjalan dengan maksimal jika
sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak di tunjang dengan fasilitas atau
komunikasi maupun sosisalisasi yang sumber daya lainnya yang mendukung
dilakukan oleh pihak Dinas PUPR dengan efektifitas pelaksanaan kebijakan tersebut.
masyarakat terkait Implementasi Berdasarkan temuan dilapangan bahwa
Kebiajakn Izin Mendirikan Bangunan di sumber daya non manusia seperti
Dinas Pekerjaa Umum dan Penataan anggaran, fasilitas maupun informasi itu
belum memadai. Dari wawancara yang

5
dilakukan kepada informan terkait bangunan di dinas pekerjaan umum dan
ketersediaan fasilitas itu belum cukup penataan ruang kabupaten soppeng sudah
karena sebagian pegawai masih mendapatkan dukungan baik dari pimpinan
menggunakan kendaraan pribadi dalam maupun pegawai yang ada di Dinas PUPR.
melaksanakan tugasnya di lapangan. Dari 4. Struktur Birokrasi
sumberdaya anggaran juga belum cukup Walaupun para implementator
memadai dikarenakan anggaran yang merasa sudah mengetahui apa dan bagaimna
dikeluarkan tidak sebanding dengan anggran cara melakukannya, memiliki keinginan
yang dibutuhkan. untuk menjalankannya dan memiliki sumber
Dari penjelasan tersebut dapat daya yang cukup, implementasi masih gagal
disimpulkan bahwa salah satu faktor yang apabila struktur birokrasi yang ada
menghambat peroses implementasi menghalangi koordinasi yang diperlukan
kebijakan Izin Mendirikan Bangunan di dalam melaksanakan kebijakan. Salah satu
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang aspek yang mendukung keberhasilan
Kabupaten Soppeng itu adalah kurangnya kebijakan adalah adanya Standart Operating
Fasilitas yang disediakan dan minimnya Prosedur (SOP) dan stuktur birokrasi yang
Anggaran yang ada. ditetapkan oleh pemerintah untuk
3. Disposisi menyatukan langkah dalam menjalankan
Disposisi merupakan kecenderungan tugas.
sikap, keinginan dan komitmen pelaksana Berdasarkan hasil wawancara
kebijakan untuk melaksanakan sebuah mendalam yang dilakukan peneliti kepada
kebijakan yang ditetapkan. Disposisi pihak Dinas PUPR terkait struktur birokrasi
pelaksana kebijakan akan yang ada , menggambarkan jelas pemisahan
mempengaruhikinerja kebijakan, sebab jika kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan
pelaksana kebijakan didasari oleh sikap, yang lain. Semua informan melaksanakan
keinginan, dan komitmen untuk tupoksinya sesuai dengan SOP yang telah
melaksanakan kebijakan dengan baik maka dibuat. Fragmentasi yang terjadi yaitu dilihat
keberhasilan implementasi kebijakan akan dari struktur oeganisasinya menggambarkan
semakin besar. Salah satu yang dengan jelas bagaiman hubungan aktivitas
mempengaruhi implementasi kebijakan dan fungsi dibatasi namaun tetap adanya
adalah sikap implementator dalam saling koordinasi antara bagian.
melaksanakan sebuah kebijakan. Dari hasil wawancara dapat
Implementator yang dimaksud adalah mulai disimpulkan bahwa SOP dan struktur
dari pucuk pimpinan tertinggi dalam suatu birokrasi pada Dinas PUPR sudah berjalan
unit kerja dan seluruh orang yang tergabung dengan baik sehingga pekerjaan antara satu
dalam unit kerja tersebut, semuanya harus dengan yang lain dapat terkoordinasi dengan
saling mendukung dan bersama dalam baik pula.
menjalankan suatu kebijakan demi Dari penelitian yang telah dilakukan
kepentingan bersama. di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Hasil wawancara mendalam yag Ruang Kabupaten Soppeng terdapat cara
dilakukan peneliti kepada Pihak Dinas dalam menentukan keberhasilan
PUPR untuk mengetahui sikap pelaksana implementasi kebijakan yaitu dengan
kebijakan terhadap adanya kebijakn IMB, melihat masalah yang dihadapi kemudian
sebagian besar informan menyatakan sikap menyusun solusi yang akan ditempuh untuk
mendukung kebijakan tersebut dan menyelesaikan masalah tersebut.
menyetujui jika kebijakan tersebut di 7. Kesimpulan dan Saran
implementasikan. Bentuk dukungan yang a. Kesimpulan
diberikan berupa mengurus IMB sebelum 1.Komunikasi berjalan kurang maksimal ,
mendirikan bangunan. hal tersebut belum sesuai dengan prinsip-
Berdasarkan hasil penelitian prinsip komunikasi yaitu transmisi,
sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Kejelasan dan Konsistensi terkait
implementasi kebijakan izin mendirikan Implementasi Kebijjakan Izin Mnedirikan

6
Bangunan di Dinas Pekerjaan Umum dan Aslinda. (2014). Model Koalisi Advokasi
Penataan Ruang Kabupaten Soppeng. Dalam Perubahan Kebijakan Tata Ruang di
2. Sumberdaya masih belum maksimal, ada Kota Makasar. Universitas Hasanundddin
tiga indikator sumberdaya yang tidak Makassar.
mendukung yaitu fasilitas yang tidak Dr.Suaharno, M. S. (2016). Dasar-Dasar
tersedia dengan baik, Anggaran yang tidak Kebijakan Publik. Penerbit Ombak.
mencukupi serta penyampaian informasi Gunawan, I. (2014). Metode Penelitian
yang belum maksimal di Dinas Pekerjaan Kualitatif (Kedua). Bumi Aksara.
Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Hamdi, M. (2013). Kebijakan Publik . Ghalia
Soppeng. Sedangkan elemen lainnya seperti Indonesi.
staf sudah mencukupi. Mulyadi, D. (2015). Studi Kebijakan Publik
3. Disposisi implementor sudah sesuai, dan Pelayanan Publik (H. T.Gedeona & M.
dimana disposisi mencakup tiga hal penting, Nurafandi (ed.)). Alfabeta.
yaitu respon implementator terhadap N.Dunn, W. (2013). Pengantar Analisis
kebijakan IMB sudah baik, kognisi dan Kebijakan Publik (Kedua). Gadjah Mada
intensitas disposisi implementator sudah University Press.
baik. Nugroho D., R. (2003). Kebijakan Publik .
4. Struktur Birokrasi sudah sesuai dengan PT. Elex Media Komputindo.
SOP dan semua pegawai bekerja sesuai Nawawi, I. (2009). Public policy Analisis,
dengan tupoksinya dan saling berkoordinasi. Strategi Advokasi Teori dan Praktek . CV.
b. Saran Putra Media Nusantara.
1.Diharapakan kepada pelaksana kebijakan Nugroho, R. (2004). Kebijakan Publik
untuk menegakan aturan yang berlaku Formulasi, Implementasi, dan Evaluasi.
karena bagaimanapun peraturan daerah Elex Media Komputindo.
sebagai suatu produk hukum daerah yang Nur, A. cudai. (2018). Peranan dan
telah ditetapkan harus dijunjung tinggi Tantangan Kebijakan Publik . AGMA.
dalam pencapaian tujuan yang telah Nur, A.cudai & Guntur Muhammad. (2019).
ditetapkan. Analisis Kebijakan Publik. Badan Penerbit
2. Diharapkan kepada masyarakat sebagai Universitas Negeri Makassar
kelompok sasaran dari kebijakan ini untuk
mematuhi dengan penuh rasa tanggung
jawab demi menciptakan pembangunan
yang baik.
c. Implikasi
Hasil penelitian tentang
Implementasi Kebijakan Izin Mendirikan
Bangunan di Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kabupaten Soppeng
merupakan bukti ilmiah akan pentingnya
untuk mengimplemntasikan kebijakan Izin
Mendirikan Bngunan agar tercipta tata
letak bangunan yang aman dan lahan
sesuai dengan peruntukkannya
8. Daftar Pustaka
Agustino, L. (2008). Dasar-Dasar
Kebijakan Publik . Alfabeta.
Agustino, L. (2016). Dasar-dasar Kebijakan
Publik. Alfabeta.
Ali, F., & Alam, S. (2016). Studi Kebijakan
Pemerintah. PT Refika Aditama.

Anda mungkin juga menyukai