Kajian Diagnosa Keperawatan 4
Kajian Diagnosa Keperawatan 4
sucidenitasari@gmail.com
ABSTRAK
Diagnosis adalah fase kedua proses keperawatan. Pada fase ini, perawat menggunakan
keterampilan berpikir kritis untuk menginterpretasikan data pengkajian dan mengidentifikasi
kekuatan serta masalah klien. Kajian ini membahas tentang perumusan diagnosa keperawatan
yang bertujuan untuk memberikan informasi terkait tahap diagnosis keperawatan dalam proses
keperawatan, memberikan pengetahuan terhadap perawat bagaimana langkah-langkah
perumusan diagnosa keperawatan terhadap data-data klien yang sudah dikumpulkan. Kajian ini
menggunakan metode kualitatif, metode kualitatif ini bersifat memberikan penjelasan dengan
membuat analisis. Proses pengkajian ini lebih menggunakan landasan teori dengan
mengumpulkan data, bereksplorasi bebas yang telah disimpulkan dari berbagai sumber-sumber
buku dan jurnal mengenai perumusan diagnosa keperawatan. Hasil yang diharapkan agar
perawat mampu untuk berpikir kritis dalam melakukan perumusan diagnosa keperawatan sesuai
dengan data-data informasi status kesehatan klien dengan tepat. Pada tahun 1990, NANDA
menggunakan definisi kerja resmi diagnosis keperawatan “... penilaian klinis tentang respons
individu, keluarga, atau masyarakat terhadap proses hidup/masalah kesehatan aktual dan
potensial, Rumusan diagnosis keperawatan dapat berbentuk diagnosis aktual, risiko, sindrom,
potensial, dan kemungkinan.
1
LATAR BELAKANG
Diagnosis adalah fase kedua proses keperawatan. Pada fase ini, perawat
menggunakan keterampilan berpikir kritis untuk menginterpretasikan data pengkajian
dan mengidentifikasi kekuatan serta masalah klien. Diagnosis adalah langkah yang
sangat penting dalam proses keperawatan. Semua aktivitas sebelum fase ini ditujukan
untuk merumuskan diagnosis keperawatan, semua aktivitas perencanaan asuhan setelah
fase ini di dasarkan pada diagnosis keperawatan.
2
TUJUAN
METODE
HASIL
Hasil yang diharapkan agar perawat mampu untuk berpikir kritis dalam
melakukan perumusan diagnosa keperawatan sesuai dengan data-data informasi status
kesehatan klien dengan tepat, sehingga perawat dapat memberikan pelayanan atau
intervensi sesuai dengan diagnosa yang diperoleh.
PEMBAHASAN
3
menjadi dasar bagi seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai hasil yang
dipertanggungjawabkan oleh perawat” (dinyatakan dalan NANDA Internasional, 2003,
hlm. 251).
Deswani (2009), hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam tahap diagnosis
adalah sebagai berikut :
4
1. Masalah yang anda identifikasi selama tahap ini akan mendasari rencana asuhan
keperawatan. Jika masalah yang perawat identifikasi tepat, akurat, spesifik, dan
lengkap, maka rencana asuhan keperawatan akan perawat buat juga terfokus.
2. Bila diagnosis yang dibuat tidak bernilai, maka efektivitas diagnosis
keperawatan juga akan tidak terfokus.
Menurut Deswani (2009), ada faktor yang mempengaruhi peran perawat dalam
diagnosis keperawatan, yaitu terjadinya perubahan dari diagosis pengobatan ke model
diagnosis meramalkan, mencegah, dan manajemen, semakinn berkembangnya
pengalaman critical pathway, berkembangnya diagnosis dengan bantuan komputer,
menekankan pentingnya kolaborasi praktis, dan luasnya ruang lingkup keperawatan.
Diagnosis Aktual
Atau
5
Menggunakan kata penghubung berhubungan dengan.
Contoh :
Peraturan:
Data klien sudah tanda dan gejala yang mendukung diagnosis keperawatan.
Diagnosis risiko
Atau
Contoh:
Peraturan:
Bentuk dari diagnosis ini hanya terdiri dari satu bagian, sangat sederhana karena hanya
menuliskan apa masalah yang mungkin terjadi.
Peraturan:
Data dasar klien tidak menunjukkan faktor risiko atau faktor yang berhubungan.
6
Data potensial (Wellness)
Bentuk dari diagnosis ini hanya terdiri dari satu bagian. Ciri khasnya adalah
menggunakan kata potensial untuk dikembangkan.
Diagnosis Sindrom
Bentuk dari diagnosis ini hanya terdiri dari satu bagian dan langsung menyebutkan
sindrom yang dimaksud.
7
diagnosa NANDA, pastikan dari data pengkajian untuk menentukan diagnosa,
masukkan pernyataan diagnosa kedalam daftar masalah, gunakan diagnosa untuk
pedoman perencanaan, implmentasi dan evaluasi.
Penegakan diagnosa yang akurat merupakan langkah awal yang sangat penting
untuk membuat rencana asuhan keperawatan yang tepat kepada klien. Meskipun begitu
terkadang perawat terlalu percaya diri mengenai keakuratan penilaian yang mereka
lakukan dan hal ini dapat berkembang menjadi ketidak akuratan dalam membuat
diagnosa. Banyak hal yang mempengaruhi keakuratan menegakan diagnosa. Studi
yang dilakuakan oleh Nurjannah et al (2013) meneliti keakuratan penegakan diagnosa
keperawatan dengan kolaboratif dengan membandingkan dua metode dalam
menegakkan diagnosa yaitu metode 4 tahap (Wilkinson, 2007) dan 6 tahap (6 steps of
diagnostic reasoning method) (Nurjannah & Warsini, 2013).
PENUTUP
KESIMPULAN
SARAN
8
DAFTAR PUSTAKA
Damhudi, D., Irawaty, D., & Hariyati, T.S. (2012). Efektifitas Metode NIHSS dan ESS
Dalam Membuat Diagnosa Keperawatan Aktual Pada Pasien Stroke Berat Fase
Akut. Jurnal Keperawatan Indonesia, 15(1), 7-12.
Deswani. (2009). Proses Keperawatan Dan Berpikir Kritis. Jakarta: Salemba Medika.
Hajari, P.K., & Tiwari, R. (2009). Model of Critical Diagnostic Reasoning: Achieving
Expert Clinician Performance. Nursing Education Perspectives, 30, 305-311.
Kozier, et all. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, & Praktik.
Jakarta: EGC.
Potter, P.A., Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan
Praktik, Edisi 4 Volume 2, Alih Bahasa: Yasmin Asih. Jakarta: EGC.
9
Simamora, R.H. (2009). Dokumentasi Proses Keperawatan. Jember University Press
Simamora, R.H. (2008). Peran Manajer Dalam Pembinaan Etika Perawat Pelaksana
Dalam Peningkatan Kualitas Pelayanan Asuhan Keperawatan. Jurnal IKESMA, 4
(2).
Sumijatun. (2010). Konsep Dasar Menuju Keperawatan Profesional. Jakarta: CV. Trans
Info Medika.
10