0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
26 tayangan5 halaman
1. Dokumen ini mencatat proses pemberian ijazah wirid Hizib Shogir oleh KH. Noer Alie kepada Drs. KH. Mawardi Mahmud, M.Pd.I melalui pengalaman pribadinya.
2. Mawardi menjalin hubungan dekat dengan KH. Noer Alie sejak masa sekolah di Pesantren Attaqwa dan sering ditugaskan membantu mengajar santri.
3. Ijazah wirid Hizib Shogir diberikan kep
1. Dokumen ini mencatat proses pemberian ijazah wirid Hizib Shogir oleh KH. Noer Alie kepada Drs. KH. Mawardi Mahmud, M.Pd.I melalui pengalaman pribadinya.
2. Mawardi menjalin hubungan dekat dengan KH. Noer Alie sejak masa sekolah di Pesantren Attaqwa dan sering ditugaskan membantu mengajar santri.
3. Ijazah wirid Hizib Shogir diberikan kep
1. Dokumen ini mencatat proses pemberian ijazah wirid Hizib Shogir oleh KH. Noer Alie kepada Drs. KH. Mawardi Mahmud, M.Pd.I melalui pengalaman pribadinya.
2. Mawardi menjalin hubungan dekat dengan KH. Noer Alie sejak masa sekolah di Pesantren Attaqwa dan sering ditugaskan membantu mengajar santri.
3. Ijazah wirid Hizib Shogir diberikan kep
Sejak saya kelas 6 ibtidaiyah Attaqwa Pusat saat ujian akhir pada tahun 1968 KH.Noer Alie selalu hadir diacara kenaikan kelas dan pada waktu itu saya menjadi qori acara tersebut, disitulah awal KH.Noer Alie kenal dengan saya tapi beliau belum tahu kalau saya anak KH.Mahmud, sejak dari itu tidak pernah ketemu lagi karena saya masih bocah. Dan pada saat saya klas 3 Aliyah Attaqwa tahun 1974/1975 dimoment perkenalan dengan santri baru 3 Aliyah satu demi satu ditanya namanya dan nama orang tuanya dan sekaligus di tes membaca al-quran, ketika itu santri klas 3 Aliayh berjumalah 40 santri gabungan santri pesantren dan MMA. Ketika saya ditanya “ siapa nama lu?, Nama saya Ahmad Mawardi, bapak lu? Kyai Mahmud “ dan guru mahmud masih ada karna direktur pesantren itu bapak saya dan direktur MMA kyai Tajuddin, kata kyai noer ali “ Ahmad Mawardi..?, kalo kata gua jangan Ahmad Mawardi, kalo lu mau pake ahmad ya ahmad wardi, kalo lu Mawardi ya Ahmadnya buang di ganti Mawardi“ sejak itu nama saya berubah bukan Ahmad mawardi tapi Mawardi aja, barangkali banyak orang yang masih menyebut saya A. Mawardi, itu sebelum di tukar sama kyai noer ali saya pakai A. Mawardi, karna pada saat itu orang pada belum punya akte makanya guru bisa merubah nama orang langsung, dan saya langsung pulang ke rumah langsung bilang sama bapak saya dan kata bapak saya iyaudah ikutin kyai noer ali aja. Seleksi Muadzin, Lulus Sebagai Muadzin Pertama. KH.Noer Ali itu tau suara saya bagus ketika dulu saya baca quran atau setelah saya baca quran di situ dan baca kitab di situ, akhirnya saya denger pak kyai pada waktu itu manggil ustadz holil yang pada saat itu menjadi ketua 2 PPA dan di antara orang yang di panggil yaitu saya dan 3 orang lainnya yang saya masih ingat itu si ahmad anak blok sentul, pada saat itu saya di suruh azan pada waktu itu kyai baru pulang haji sekeluarga (1974), kata kyai noer ali heh lu adzan” kata saya “adzan apa guru” kata kyai noer ali “adzan madinah” saya “adzan madinah bagaimana, heh itu yang orang perempuan” kata kyai noer ali “perempuan...... haram perempuan adzan” kata saya “terus dimana adzannya?” kata kyai “itu di menara” dan pada waktu itu menara belum ada speakernya pake sogong dan kyai noer ali di rumah abuya yang lama dia di situ duduk sendiri2, saya ber 4 di menara adzan dan cerita singkatnya setelah saya adzan yang lulus saya dan dahlan dari blok sentul dan sejak itulah saya diangkat jadi muazin pertama shalat jumat, temen saya guru sadudin, guru mas’ud, guru nahwawi dan saya sama si dahlan itu, yang di tes 4 orang yang lulus cuman 2 saya sama ahmad dahlan itu, sebelumnya muazinnya itu guru sadudin, guru nahwawi dan guru mas’ud abdulloh dan nambah 2 orang jadi 5 orang, jadi sejak itu tahun 1975 salah satu muazin yang pakai seleksi itu dan itu tidak ada speakernya langsung dari atas menara, kalau saya sebenernya sudah pakai speaker cuman ketika tes itu engga pake speaker kalau speaker sih ada cuman karna malem jadinya engga pakai speaker, supaya kyai denger saya suruh pake serobong itu. I’tikaf Pertama 1975 Khusus Santri Klas 3 Aliyah. Tahun 1975 KH.Noer Alie merencanakan program i’tikaf khusus Klas 3 Aliyah saja dan saat itu saya kelas 3 aliyah dan belum ada jamaah lain yang ikut i’tikaf dan pada tahun ke dua baru ada orang lain diantaranya guru mahya dan tahun 3 nambah lagi ada guru yakub. Kenapa ada itikaf? Kelas 3 aliyah seleksi baca al quran langsung talaqqi denga kyai Noer Ali sebagai syarat kelulusan, dan ternyata banyak temen temen yang saya, itu rusak banget baca al-quran nya, sampe kata kyai noer ali “ntar gua sumpel lu pake topo”, akhirnya beberapa lama kemudian ada program itikaf dan salah satu poin utamannya itu supaya anak anak kelas 3 aliyah ini bacaan al qurannya cukup syrat untuk kelulusan. Dan sepanjang kegiatan itikaf kosentrasinya hanya diisi dengan membaca al-quran dipegang langsung KH.Noer Alie tanpa ada staffnya Pesan-pesa apa yang guru dapet saat itikaf (amalan-amalan yang diterpakan kyai noer ali?) Salah satu amalan kita pada waktu itu kan seneng banget sama shlawatan baina taraweh itu ya tawaabtu, dimana sebelumya saya itu di pandu oleh haji Abdul Khoir (haji sedun) setelah ada saya di situ maka haji sedun di istirahtin, saya di suruh baca ya tawaabtu itu, ya tawaabtu itu teksnya sama kaya yang sekarang ini, kemudian selain dari ya tawaabtu yaitu ya allah biha yng di baca sesudah semuanya selesai sesudah witir, ya sampe di situ yang saya liat karna kita sifatnya simai begitu di tulisin sama beliau nah berarti antara tulisan dengan lagam yang kita baca ya ga sama, di antaranya anta tukallimah itu kan saya tanya ko ga bisa ini kyai kata kyai “lu ga usah baca ininya ga usah pake anta”, anta nya ga ada salah satunya itu, dan isi yang terkandung dalam ya allah biha ini adalah tawasul 10 orang yang di jamin masuk surga. Guru sebelum itikaf kan sudah mateng baca ya tawaabtu dan ya allah biha, tapi guru tau sejarahnya itu? Itu sudah di pakai di beberapa musolla, cuman ketika menghadap beliau saya sempet mengkoreksi antara yang disini sama yang ditempat lain berbeda, dengan perbedaan itu timbulah jawaban ”sini gua tulisin” karna waktu itu kita cuma denger-denger doang. Ada yang warhamna wanzhur ilaina, ada juga warhamna wanzhur alaina, saya tanya kiyai noer alie itu ilaina apa alaina? “ilaina”, katanya gitu. Sejarah Pengijazahan Hizib Shoghir. Saat i’tikaf tahun 1975 “Belom ada pengamalan Hizib Shoghir, sebab Hizib Shogir kan yang saya tau 3x di keluarkan sesuai dengan momentnya, Moment Pertama, Hizib Shogir keluar saat zaman 1945 peperangan, dan itu saya tau dari Kong Ripan ayah dari alm. Madrodih Ripan. Dia mah amalan nya kaga di baca, ditulisan doang dalam bentuk kertas. Tetapi dia yakin tulisannya itu kaga mempan di tembak, jadi tulisannya di pegang doang. Mungkin dia kaga bisa baca, dan dia ikut perang pada saat itu dan kertasnya saat dia masih hidup masih ada. Itu semua di bagiin ke semua orang yang laki dan perempuan sama kong kiyai Noer Alie pada saat menghadapi perang melawan belanda. Kemudian saya tanya, kong ini dari mana? dari kong kiyai katanya. makannya nenek-nenek dulu pada hafal itu Hizib Shogir. Meskipun ga bisa bacanya. Karna setiap hari mereka pada baca itu. Keutamaan Hizib Shogir itu untuk menyelamatkan diri dari marabahaya, kemudian dari orang-orang yang iri, bahkan untuk orang yang ingin menjahati kita kejahatannya akan kembali kepadanya, dan itu tertera di tanbih yang sudah tertulis. Moment Kedua, itu pada tahun 1965 G30S PKI itu di keluarkan lagi. (dari tahun 1945 sampe 1965 itu masyarakat membacanya hanya saat perang saja) tidak dijadikan wirid harian. Dan saya masih inget-inget sedikit, dulu ada anjuran jam malam, terus juga anjuran gali lobang di rumah masing-masing, kemudian untuk memasang cabe dan bawang di depan pintu persis palu arit dengan tujuan supaya kalau ada orang yang ingin menyerbu kita, kita di anggap saudaranya dan kita ga jadi di serbu. Jadi promosinya tujuan dibuat lobang supaya saat orng PKI dateng kita bisa ngumpet disitu. Tetapi pemahaman kong kiyai berbeda, saat orang-orang PKI dateng ke rumah yang ada palu aritnya dan dia ngecek tidak ada lambang palu aritnya, maka lubang itu untuk kita sendiri di pasukin ke dalam itu, jadi saat orang-orang PKI menang, lubang-lubang yang sudah di buat itu dan kita di bunuh karna tidak sesuai dengan meraka, kemudia kita di pasukin kedalem lubang itu. Terus kenapa Guru Kiyai Noer Ali sampai mengeluarkan Hizib Shogir? Itu untuk menjaga usaha-usaha musuh yang berniat jahat. Dan pada saat itu di bagikannya di sebarkan kesemua orang. Pada saat itu saya masih MI dari MI saya sudah bisa dan saya tau dari Ibu saya. Jadi orang-orang pada baca baik di musholla maupun di rumah masing-masing setelah baca dzikir-dzikir yang biasa. Dan saya tanya ini dzikir apaan? Ini dzikir amalan yang disuruh kong kiyai. Moment Ketiga, itu saat mau ada asas tunggal tahun 1971, dan ini juga pergolakan politik sedang gawat juga, akhirnya kong kiyai menganjurkan supaya membaca Hizib Shogir, pada akhirnya pengurus-pengurus pengajian memperbanyak fotocopy tersebut untuk di bagikan. Jadi, bagi bapak-bapak saudara-saaudara yang ingin mengamalkan atau membaca saya ijazahkan, sebagaimana guru saya mengijzahkan kepada saya. Ada redaksinya sepertinya yang kita ketahui. Dan sampai kapan guru di berlakukan baca itu? Sampai kondisi aman orang-orang sudah tidak membacanya lagi, termsuk saya entar baca entar kaga. Itu salah satu amalan kiyai noer alie yang memang di ijazahkan secara umum. Kesimpulan kedekatan saya dengan KH.Noer Alie. Setiap kali Saya selalu disuruh membaca apabila para siswa membaca itu tidak lancar, pada saat kita belajar ibnu aqil, kemudian di tasawwufnya minhajul abidin, itu saya anggap sebuah kedekatan yg saya juga tidak tahu. Kemudian juga keseharian dalam i’tikaf itu saya terus yang di suruh adzan selama lima waktu. Pokoknya Kalau yang lain itu ga berani adzan kecuali saya. Dan saya sejak 3 aliyah i’tikaf itu sampai kurang lebih 5 tahun kedepan setiap i’tikaf saya yang disuruh adzan, sampai saya di usulkan untuk ke king abdul aziz, saya berenti i’tikaf.