Anda di halaman 1dari 5

Pemberian Ijazah Wirid Hizib Shogir

dari Almaghfurlah KH.Noer Alie


oleh : Drs. KH.Mawardi Mahmud,M.Pd.I

Pertama, Kedekatannya dengan KH.Noer Alie.


Sejak saya kelas 6 ibtidaiyah Attaqwa Pusat saat ujian akhir pada tahun 1968
KH.Noer Alie selalu hadir diacara kenaikan kelas dan pada waktu itu saya menjadi
qori acara tersebut, disitulah awal KH.Noer Alie kenal dengan saya tapi beliau
belum tahu kalau saya anak KH.Mahmud, sejak dari itu tidak pernah ketemu lagi
karena saya masih bocah. Dan pada saat saya klas 3 Aliyah Attaqwa tahun
1974/1975 dimoment perkenalan dengan santri baru 3 Aliyah satu demi satu
ditanya namanya dan nama orang tuanya dan sekaligus di tes membaca al-quran,
ketika itu santri klas 3 Aliayh berjumalah 40 santri gabungan santri pesantren dan
MMA.
Ketika saya ditanya “ siapa nama lu?, Nama saya Ahmad Mawardi, bapak lu? Kyai
Mahmud “ dan guru mahmud masih ada karna direktur pesantren itu bapak saya
dan direktur MMA kyai Tajuddin, kata kyai noer ali “ Ahmad Mawardi..?, kalo kata
gua jangan Ahmad Mawardi, kalo lu mau pake ahmad ya ahmad wardi, kalo lu
Mawardi ya Ahmadnya buang di ganti Mawardi“ sejak itu nama saya berubah
bukan Ahmad mawardi tapi Mawardi aja, barangkali banyak orang yang masih
menyebut saya A. Mawardi, itu sebelum di tukar sama kyai noer ali saya pakai A.
Mawardi, karna pada saat itu orang pada belum punya akte makanya guru bisa
merubah nama orang langsung, dan saya langsung pulang ke rumah langsung
bilang sama bapak saya dan kata bapak saya iyaudah ikutin kyai noer ali aja.
Seleksi Muadzin, Lulus Sebagai Muadzin Pertama.
KH.Noer Ali itu tau suara saya bagus ketika dulu saya baca quran atau setelah saya
baca quran di situ dan baca kitab di situ, akhirnya saya denger pak kyai pada waktu
itu manggil ustadz holil yang pada saat itu menjadi ketua 2 PPA dan di antara orang
yang di panggil yaitu saya dan 3 orang lainnya yang saya masih ingat itu si ahmad
anak blok sentul, pada saat itu saya di suruh azan pada waktu itu kyai baru pulang
haji sekeluarga (1974), kata kyai noer ali heh lu adzan” kata saya “adzan apa guru”
kata kyai noer ali “adzan madinah” saya “adzan madinah bagaimana, heh itu yang
orang perempuan” kata kyai noer ali “perempuan...... haram perempuan adzan”
kata saya “terus dimana adzannya?” kata kyai “itu di menara” dan pada waktu itu
menara belum ada speakernya pake sogong dan kyai noer ali di rumah abuya yang
lama dia di situ duduk sendiri2, saya ber 4 di menara adzan dan cerita singkatnya
setelah saya adzan yang lulus saya dan dahlan dari blok sentul dan sejak itulah saya
diangkat jadi muazin pertama shalat jumat, temen saya guru sadudin, guru mas’ud,
guru nahwawi dan saya sama si dahlan itu, yang di tes 4 orang yang lulus cuman 2
saya sama ahmad dahlan itu, sebelumnya muazinnya itu guru sadudin, guru
nahwawi dan guru mas’ud abdulloh dan nambah 2 orang jadi 5 orang, jadi sejak itu
tahun 1975 salah satu muazin yang pakai seleksi itu dan itu tidak ada speakernya
langsung dari atas menara, kalau saya sebenernya sudah pakai speaker cuman
ketika tes itu engga pake speaker kalau speaker sih ada cuman karna malem jadinya
engga pakai speaker, supaya kyai denger saya suruh pake serobong itu.
I’tikaf Pertama 1975 Khusus Santri Klas 3 Aliyah.
Tahun 1975 KH.Noer Alie merencanakan program i’tikaf khusus Klas 3 Aliyah saja
dan saat itu saya kelas 3 aliyah dan belum ada jamaah lain yang ikut i’tikaf dan
pada tahun ke dua baru ada orang lain diantaranya guru mahya dan tahun 3
nambah lagi ada guru yakub.
Kenapa ada itikaf?
Kelas 3 aliyah seleksi baca al quran langsung talaqqi denga kyai Noer Ali sebagai
syarat kelulusan, dan ternyata banyak temen temen yang saya, itu rusak banget
baca al-quran nya, sampe kata kyai noer ali “ntar gua sumpel lu pake topo”,
akhirnya beberapa lama kemudian ada program itikaf dan salah satu poin
utamannya itu supaya anak anak kelas 3 aliyah ini bacaan al qurannya cukup syrat
untuk kelulusan. Dan sepanjang kegiatan itikaf kosentrasinya hanya diisi dengan
membaca al-quran dipegang langsung KH.Noer Alie tanpa ada staffnya
Pesan-pesa apa yang guru dapet saat itikaf (amalan-amalan yang diterpakan kyai
noer ali?)
Salah satu amalan kita pada waktu itu kan seneng banget sama shlawatan baina
taraweh itu ya tawaabtu, dimana sebelumya saya itu di pandu oleh haji Abdul Khoir
(haji sedun) setelah ada saya di situ maka haji sedun di istirahtin, saya di suruh baca
ya tawaabtu itu, ya tawaabtu itu teksnya sama kaya yang sekarang ini, kemudian
selain dari ya tawaabtu yaitu ya allah biha yng di baca sesudah semuanya selesai
sesudah witir, ya sampe di situ yang saya liat karna kita sifatnya simai begitu di
tulisin sama beliau nah berarti antara tulisan dengan lagam yang kita baca ya ga
sama, di antaranya anta tukallimah itu kan saya tanya ko ga bisa ini kyai kata kyai
“lu ga usah baca ininya ga usah pake anta”, anta nya ga ada salah satunya itu, dan
isi yang terkandung dalam ya allah biha ini adalah tawasul 10 orang yang di jamin
masuk surga.
Guru sebelum itikaf kan sudah mateng baca ya tawaabtu dan ya allah biha, tapi
guru tau sejarahnya itu?
Itu sudah di pakai di beberapa musolla, cuman ketika menghadap beliau saya
sempet mengkoreksi antara yang disini sama yang ditempat lain berbeda, dengan
perbedaan itu timbulah jawaban ”sini gua tulisin” karna waktu itu kita cuma
denger-denger doang. Ada yang warhamna wanzhur ilaina, ada juga warhamna
wanzhur alaina, saya tanya kiyai noer alie itu ilaina apa alaina? “ilaina”, katanya
gitu.
Sejarah Pengijazahan Hizib Shoghir.
Saat i’tikaf tahun 1975 “Belom ada pengamalan Hizib Shoghir, sebab Hizib Shogir
kan yang saya tau 3x di keluarkan sesuai dengan momentnya,
Moment Pertama, Hizib Shogir keluar saat zaman 1945 peperangan, dan itu saya
tau dari Kong Ripan ayah dari alm. Madrodih Ripan. Dia mah amalan nya kaga di
baca, ditulisan doang dalam bentuk kertas. Tetapi dia yakin tulisannya itu kaga
mempan di tembak, jadi tulisannya di pegang doang. Mungkin dia kaga bisa baca,
dan dia ikut perang pada saat itu dan kertasnya saat dia masih hidup masih ada. Itu
semua di bagiin ke semua orang yang laki dan perempuan sama kong kiyai Noer
Alie pada saat menghadapi perang melawan belanda. Kemudian saya tanya, kong
ini dari mana? dari kong kiyai katanya. makannya nenek-nenek dulu pada hafal itu
Hizib Shogir. Meskipun ga bisa bacanya. Karna setiap hari mereka pada baca itu.
Keutamaan Hizib Shogir itu untuk menyelamatkan diri dari marabahaya, kemudian
dari orang-orang yang iri, bahkan untuk orang yang ingin menjahati kita
kejahatannya akan kembali kepadanya, dan itu tertera di tanbih yang sudah
tertulis.
Moment Kedua, itu pada tahun 1965 G30S PKI itu di keluarkan lagi. (dari tahun
1945 sampe 1965 itu masyarakat membacanya hanya saat perang saja) tidak
dijadikan wirid harian.
Dan saya masih inget-inget sedikit, dulu ada anjuran jam malam, terus juga anjuran
gali lobang di rumah masing-masing, kemudian untuk memasang cabe dan bawang
di depan pintu persis palu arit dengan tujuan supaya kalau ada orang yang ingin
menyerbu kita, kita di anggap saudaranya dan kita ga jadi di serbu. Jadi promosinya
tujuan dibuat lobang supaya saat orng PKI dateng kita bisa ngumpet disitu.
Tetapi pemahaman kong kiyai berbeda, saat orang-orang PKI dateng ke rumah yang
ada palu aritnya dan dia ngecek tidak ada lambang palu aritnya, maka lubang itu
untuk kita sendiri di pasukin ke dalam itu, jadi saat orang-orang PKI menang,
lubang-lubang yang sudah di buat itu dan kita di bunuh karna tidak sesuai dengan
meraka, kemudia kita di pasukin kedalem lubang itu.
Terus kenapa Guru Kiyai Noer Ali sampai mengeluarkan Hizib Shogir?
Itu untuk menjaga usaha-usaha musuh yang berniat jahat. Dan pada saat itu di
bagikannya di sebarkan kesemua orang. Pada saat itu saya masih MI dari MI saya
sudah bisa dan saya tau dari Ibu saya. Jadi orang-orang pada baca baik di musholla
maupun di rumah masing-masing setelah baca dzikir-dzikir yang biasa. Dan saya
tanya ini dzikir apaan? Ini dzikir amalan yang disuruh kong kiyai.
Moment Ketiga, itu saat mau ada asas tunggal tahun 1971, dan ini juga pergolakan
politik sedang gawat juga, akhirnya kong kiyai menganjurkan supaya membaca
Hizib Shogir, pada akhirnya pengurus-pengurus pengajian memperbanyak fotocopy
tersebut untuk di bagikan.
Jadi, bagi bapak-bapak saudara-saaudara yang ingin mengamalkan atau membaca
saya ijazahkan, sebagaimana guru saya mengijzahkan kepada saya. Ada redaksinya
sepertinya yang kita ketahui.
Dan sampai kapan guru di berlakukan baca itu?
Sampai kondisi aman orang-orang sudah tidak membacanya lagi, termsuk saya
entar baca entar kaga. Itu salah satu amalan kiyai noer alie yang memang di
ijazahkan secara umum.
Kesimpulan kedekatan saya dengan KH.Noer Alie.
Setiap kali Saya selalu disuruh membaca apabila para siswa membaca itu tidak
lancar, pada saat kita belajar ibnu aqil, kemudian di tasawwufnya minhajul abidin,
itu saya anggap sebuah kedekatan yg saya juga tidak tahu. Kemudian juga
keseharian dalam i’tikaf itu saya terus yang di suruh adzan selama lima waktu.
Pokoknya Kalau yang lain itu ga berani adzan kecuali saya. Dan saya sejak 3 aliyah
i’tikaf itu sampai kurang lebih 5 tahun kedepan setiap i’tikaf saya yang disuruh
adzan, sampai saya di usulkan untuk ke king abdul aziz, saya berenti i’tikaf.

Anda mungkin juga menyukai