Anda di halaman 1dari 37

BARANG BARANG BERBAHAYA (DANGEROUS GOOD)

PREPARE BY

Gede Suandha.

PENDAHULUAN

Peranan angkutan udara dalam perpindahan muatan dari tempat asal menuju

ketempat tujuan, menjadi sangat berarti karena mempunyai kemampuan jarak jangkau

yang sangat singkat. Karena kemampuan tersebut diatas, membuka peluang cukup besar

terhadap lalu lintas penumpang dan barang/bahan, dari satu negara ke negara lain,

termasuk didalamnya pengangkutan barang/bahan berbahaya.

Seperti kita ketahui bersama, Bandar udara merupakan tempat perpindahan

penumpang dan muatan pesawat udara temasuk barang berbahaya. Mengingat banyaknya

jenis dan sifat barang bebahaya maka diperlukan personil yang cakap, sarana penunjang

dan koordinasi yang baik didalam penanganan barang berbahaya di bandar udara atau

ditempat tempat pergerakan helicopter yang lainnya. Kondisi yang tidak sesuai

persyaratan dalam pengangkutan barang berbahaya dengan pesawat udara akan

menimbulkan bahaya terhadap keselamatan penerbangan dan personil bandar udara.

Dengan tujuan untuk menunjang perusahan penerbangan atau organisasi bandar

udara dalam upaya untuk meningkatkan keselamatan penerbangan dan melancarkan

transportasi secara effectipe dan effisien serta mengurangi atau mencegah sekecil

mungkin timbulnya kecelakaan terhadap pesawat, manusia dan harta benda.


PERSYARATAN

Definisi dari bahan/barang berbahaya adalah barang/bahan yang dapat

membahayakan kesehatan, keselamatan jiwa dan harta benda serta keamanan dan

keselamatan penerbangan.

Pengangkutan bahan/barang berbahaya dengan pesawat udara sipil mengacu

kepada peraturan perundang-undangan yang ada antara lain:

Internasional (ICAO).

1. ANNEX 18 - The safe transport of dangerous good by air.

2. Doc 2984 – AN/905 - Technical Instruction for the safe Transport of dangerous

goods By air.

Dalam kedua panduan diatas datur tentang lingkup pemberlakuan:

- Klasifikasi barang/bahan.

- Pembatasan dalam pengangkutan

- Pengemasan

- Pelabelan.

- Penandaan.

- Tanggung jawab pengangkutan.

- Tanggung jawab operator pesawat udara.

- Tata cara pemberitahuan, program latihan.

3. Doc 9375 - AN/913 Book 1 – 4 ICAO – Dangerous goods Training Programme.

4. Doc 9481 - AN/928 ICAO - Emergency Response Guidance for Aircraft incidents

Involving Dangerous Goods.


5. Dangerous Goods Regulation (IATA Resolution 618).

6. IATA Dangerous Goods Training Programme Book 1 – 4.

Nasional.

1. SKEP/275/XII/1998 Tentang pengangkutan Bahan/Barang Berbahaya dengan pesawat

udara. SKEP ini terdiri dari 5 BAB dan 13 pasal, Yaitu:

BAB I Ketentuan umum.

BAB II Penyelenggaraan pengangkutan bahan dan/atau barang berbahaya.

Bagian pertama wewenang dan tanggung jawab (pasal 2).

Bagian kedua persyaratan pengangutan bahan dan/atau bahan Berbahaya

(pasal 3, 4, 5).

Bagian ketiga persyaratan penempatan di pesawat udara (pasal6).

Bagian keempat persyaratan penyimpanan dibandar udara (pasal7).

Bagian kelima kewajiban dan tanggung jawab pengangkut (pasal8).

BAB III Tata cara memperoleh surat persetujuan (pasal 9, 10 ).

BAB IV Ketentuan peralihan ( pasal 11).

BAB V Ketentuan penutup ( pasal 12 , 13 ).

2. SKEP/293/XI/1999 Tentang sertifikasi kecakapan petugas penanganan pengangkutan

bahan dan/atau barang berbahaya dengan pesawat udara. SKEP ini terdiri dari: XI BAB

dan 33 pasal. Yaitu:

BAB I Ketentuan umum (pasal 1)

BAB II Sertificate kecakapan terdiri dari 8 pasal (pasal 2- 9).


Bagian pertama Ketentuan sertificate kecakapan (pasal 2).

1. Pengidentifikasian, pengklasifikasian, penggunaan kemasan, Pelabelan,

pemarkaan, pembuatan document, pengechekan dokument, atau

penempatan bahan dan/ atau barang berbahaya yang akan diangkut dengan

pesawat udara dilakukan oleh petugas yang telah memiliki sertifikat

kecakapan yang sah,dan masih berlaku.

2. Sertifikat kecakapan sebagai mana dimaksud dalam ayat (1) dibagi dalam:

a. Sertifikat kecakapan petugas penanganan pengangkutan bahan

dan/atau barang berbahaya “A“ (Sertifikat keca kapan “A“) untuk:

- Shippers staff.

- Air line cargo acceptance staff.

- Cargo agent staff.

- Postal acceptance staff dan - Packers.

b. Sertifikat kecakapan petugas penanganan pengangkutan bahan

dan/atau barang berbahaya “B“(Sertifikat kecakapan “B“) untuk:

- Warehouse staff dan

- Loading/unloading supervisor.

Sertipikat kecakapan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 Ayat (2)

berlaku selama 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang (pasal 3)

BAB III. Pendidikan dan pelatihan (pasal 10 & 11)

1. Shipper staff, airline cargo acceptance staff, cargo agent staff, postel

acceptance staff dan packers yang diberi tugas untuk melaksanakan

pengidifikasian, pengklasifikasian, penggunaan kemasan, pelabelan,


pemarkaan, pembuatan document, atau pengechekan dokumen, bahan/atau

barang berbahaya yang akan diangkut dengan pesawat udara wajib

mengikuti pendidikan dan pelatihan bidang penanganan bahan dan/atau

barang berba haya program “A“(Dangerous Goods Programme “A”).

2. Warehouse staff dan loading/unloading supervisor yang diberi tugas untuk

melaksanakan pengecekan document atau penempatan bahan dan/atau

barang berbahaya yang akan diangkut dengan pesawat udara, wajib

mengikuti pendidikan dan pelatihan bidang penanganan bahan dan /atau

barang berbahaya program “B“.(Dangerous Goods training Program “B“).

3. Flight crew, flight attendant, passengers handling staff, loading personil,

load planners, aircraft material store staff, pax & baggage screening staff,

wajib mengikuti pendidikan dan pelatihan bidang penanganan bahan dan/

atau barang berbahaya. (Dangerous Goods Training Programme )

4. Pendidikan dan pelatihan sebagaimana maksud dalam ayat (3) tidak untuk

memperoleh sertifikat kecakapan.

BAB IV Ujian dan penguji ( pasal 12, 13, 14, 15, 16, )

BAB V Bentuk buku sertifikat kecakapan (pasal 17).

BAB VI Kewajiban pemegang sertifikat kecakapan (pasal18)

BAB VII Sangsi ( pasal 19, 20, 21, 22 ).

BAB VIII Tata cara memperpanjang dan memperbaharui sertifikat kecaakapan (23, 24,

25, 26, 27, 28, 29, 30).

BAB IX Ketentuan lain lain. (pasal 31).

BAB X Ketentuan peralihan. (pasal 32).


BAB XI Ketentuan penutup ( pasal 33).

PENGANGKUTAN.

Bahan dan/atau barang berbahaya dibagi dalam emapat katagori antara lain:

1. Dapat diangkut dengan pesawat udara (Dangerous Goods Acceptable).

2. Dilarang diangkut dengan pesawat udara dengan batasan ketentuan.(Dangerous

Goods forbidden Under any Cyrcumstance).

3. Dilarang diangkut dengan pesawat udara kecuali mendapat persetujuan

pemerintah. (Dangerous Goods Forbidden unless Exemted).

4. Dapat diangkut dengan pesawat udara dengan mendapat perkecualian.

(Dangerous Goods Excepted).

1. Dapat diangkut dengan pesawat udara:

Banyak jenis bahan dan/atau barang berbahaya yang dapat diangkut dengan

pesawat udara dengan mengikuti persyaratan-persyaratan tentang pengangkutan bahan

dan/atau barang berbahaya dengan pesawat udara sipil.

Persyaratan persyaratan tersebut antara lain:

Klasifikasi Kemasan

Marka Label

Daftar dan bahan dan/atau barang berbahaya ( List of Dangerous Goods) baik yang ada

dalam Technical Instruction ICAO maupun IATA menguraikan tentang persyaratan-

persyaratan pengangkutan.
2. Dilarang diangkut dengan pesawat udara dengan batasan ketentuan:

Bahan dan/atau barang berbahaya yang dilarang diangkut denga pesawat udara,

dengan batasan ketentuan antara lain :

a. Bahan peledak yang dapat terbakar atau berubah bentuk jika dipanaskan pada

temperatur 75° C selama 48 jam.

b. Bahan peledak yang mengandung “chlorates” dan “Ammonium salt”

c. Bahan peledak yang mengandung campuran “Chlorates’’ dengan “Obosphorus’.

d. Bahan peledak padat yang diklasifikasikan sangat sensitive terhadap goncangan

mechanis.

e. Bahan peledak cair yang diklafikasikan cukup sensitive terhadap goncangan

mekanis.

f. Beberapa bahan yang selama pengakutan dapat menjadi berbahaya dengan

menimbulkan panas atau gas pada kondisi normal dalam penerbangan.

g. Radio aktip cair seperti Pyrophoric.

h. Padat mudah terbakar dan mengadung organic peroksida.

3. Dilarang diangkut dengan pesawat udara kecuali mendapat persetujuan

Pemerintah.

Bahan dan/atau barang berbahaya yang dilarang diangkut dengan pesawat udara,

dapat diangkut jika mendapatkan persetujuan dari Pemerintah. Bahan dan/atau barang

berbahaya yang dilarang tetapi dapat diangkut dengan persetujuan/pembebasan dari

Pemerintah, antara lain:


a. Bahan berbahaya yang dilarang diangkut berdasarkan table bahan dan/atau barang

berbahaya. (List of Dangerous Goods).

b. Beberapa bahan radio aktip juga sebagai peledak.

c. Binatang terinfeksi.

4. Dapat diangkut dengan pesawat udara dengan mendapatkan perkecualian.

Beberapa bahan dan/atau barang berbahaya yang dapat diangkut dengan pesawat udara

dengan perkecualian antara lain:

A. Bahan atau barang yang dibawa oleh penumpang atau awak pesawat (lamp. 1)

B. Dalam pos udara(Air mail). Universal Postal Union Convention melarang bahan

dan/atau barang berbahaya dikirim melalui pos udara. Beberapa bahan dan/atau

barang berbahaya dapat diangkut melalui pos udara dengan mengikuti persyaratan

pengangkutan bahan dan/atau barang berbahaya.

C. Bahan/barang operator (untuk keperluan pesawat udara) antara lain.

I. Barang berbahaya untuk operator.

a. Bahan atau barang yang diklasifikasikan sebagai barang berbahaya tetapi

dipergunakan didalam pesawat udara berkaitan dengan persyaratan kelaikan

dan peraturan operasi.

b. Minuman beralkohol, parfum dan colognes, yang dibawa dalam pesawat

penumpang oleh operator untuk dijual selama dalam penerbangan.

c. Dry ice yang dipergunakan sebagai pendingin makanan dan minuman

Catering pesawat udara.


II. Barang bawaan penumpang atau awak pesawat udara.

a. Minuman beralkohol yang dibawa penumpang atau crew dalam bagasi

cabin atau bagasi check in yang dikemas setiap bottle tidak lebih dari 0.5 liter.

b. Obat-obatan atau bahan keperluan toilet yang dibawa dalam bagasi cabin

atau bagasi check in total jumlah bersih yang dibawa oleh setiap penumpang

atau crew untuk obat dan bahan keperluan toilet tidak lebih dari 0.2 Kg atau

o.2 liter dan untuk setiap kemasan bahan jumlah bersih tidak boleh lebih 0.5

Kg atau 0.5 liter.

Catatan: Barang tersebut diatas termasuk Hair spray, Parfum, Colognes, dan

obat yang mengandung alkohol

c. Dengan persetujuan operator, gas oxygen kecil atau tabung untuk

dipergunakan perawatan.

d. Tabung gas CO2 kecil yang dipergunakan.untuk pengoperation anggota

badan palsu juga tabung cadangannya yang berukuran sama dengan

persyaratan diperlukan selama dalam perjalanan.

e. Dengan persetujuan operator dan hanya sebagai bagasi Check in cartridge

(peluru) yang digunakan sendiri untuk olah raga dikemas dalam boxsyang

aman, yang termasuk divisi 1.45 dengan berat bersih tidak lebih dari 0.5 Kg

untuk setiap penumpang. Amunisi dengan bahan peledak atau bom tidak

diizinkan. Pemuatan untuk lebih dari seorang penumpang tidak boleh

disatukan dalam satu atau beberapa kemasan.


f. Dry ice dengan jumlah tidak lebih dari 0.2 Kg perpenumpang untuk

dipergunakan pendinginan barang yang mudah rusak (busuk) didalam tas

cabin, persyaratan kemasan harus dibuatkan lobang pelepasan gas CO2.

g. Korek api yang dipergunakan sendiri, namun korek yang berisi cairan

bahan bakar yang tidak diserapkan dalam penyerap (kecuali gas cair) minyak

korek, pengisi korek tidak diizinkan dibawa sendiri atau bagasi baik check in

maupun bagasi cabin.

h. Radio isotop untuk pacu jantung atau organ lainnya atau “ radio

Pharmaccutical” yang dipasang dibadan seseorang untuk perawatan medis.

i. Dengan persetujuan operator, kursi roda yang dilengkapi battery tahan

bocor (battry kering) sebagai bagasi check in dan sambungan battery harus

dilepas, terminal battry diisolasi untuk mencegah hubungan pendek dan terikat

kuat pada kursi roda.

j. Dengan persetujuan operator, kursi roda yang dilengkapi battry basah

yang dapat tumpah sebagai barang check in dapat dimuat, ditempatkan pada

tempat yang aman dan penurunan dari pesawat tidak boleh tebalik

sambuangan battery dilepas, terminal battery diisolasi untuk

mencegahhubungan pendek. Battery harus terikat kencang pada kursi roda.

Jika kursi roda tidak dapat dimuat dengan ketentuan tersebut diatas, battery

harus dilepaskan dari kursi roda,dan kursi dapat dimuat tanpa batasan

persyaratan. Battery yang telah dilepas harus dikemas yang kuat sebagai

berikut:
1. Kemasan harus kuat untuk mencegah air accu tumpah dan terbalik diikat

dengan strapping dan braket.

2. Battery diisolasi agar tidak terjadi hubungan pendek dan diberi bahan

penyerap untuk menyerap jika tumpah.

3. Kemasan diberi marka dengan lebel korrosip dan tulisan.“Battery wet with

wheel chair“.

Capten pilot harus diberitahu lokasi penempatan kursi roda dengan battery

terpasang atau lokasi penempatan battery. Hal tersebut dapat diizinkan jika

penumpang telah mempersiapkan dan memberi tahu kepada operator.

k. Alat pengeriting rambut yang diberi gas hydrocarbon maximum

perpenumpang atau crew hanya satu dengan persyaratan tempatnya aman dari

pemuaian atau kebocoran gas, namun gas pengisi tidak diizinkan dimuat

dalam bagasi check in atau bagasi cabin.

l. Dengan persetujuan operator, dan hanya pada bagasi cabin, peralatan

barometer yang berisi mercury (air raksa) dan dibawa oleh pegawai BMG atau

yang ditunjuk. Barometer harus dikemas dengan baik dan Kuat serta

dibungkus dengan bahan yang tahan terhadap air raksa. Capten pilot harus

diberi tahu jika terdapat alat barometer yang dimuat.

m. Dengan persetujuan operator, tabung selinder kecil berisi dioxide yang

dihubungkan pada paket pelampung dan satu “cartridge“nya.


BAHAN DAN/ATAU BARANG BERBAHAYA DALAM JUMLAH YANG

DIKECUALIKAN.

Persyaratan-persyaratan khusus dibuat untuk pengangkutan bahan dan/atau

barang berbahaya dengan pesawat udara dalam jumlah yang sangat kecil pada beberapa

kelas tertentu (Dangerous Goods in Exepted quantities) dimana perkecualian dari

persyaratan-persyaratan mengangkutnya antara lain dalam hal dokument, label, marka.

(Lihat lampiran II).

KLASIFIKASI DAN DIVISI BARANG BERBAHAYA.

A. Barang berbahaya diklasifikasikan kedalam 9 kelas sesuai dengan jenis resiko

bahayanya. 9 kelas itu sebagai berikut:

a. Class 1 Explosive. (Bahan peledak)

b. Class 2 Gases: Compressed, Liquefied, Dissolved, under pressure or deeply

Refrigereted. (Gas: Mampat, cair, terlarut pada tekanan ataupun

pendinginan)

c. Class 3 Flammable Liquids ( Cairan mudah terbakar).

d. Class 4 Flammable solid: Substances liable to spontaneous combustion,

substances which, in contact with water emit flammable gases. (bahan

padat mudah terbakar, bahan yang dapat terbakar secara spontan, bahan

jika terkena air mengeluarkan gas yang mudah terbakar).

e. Class 5 Oxidizing substances: Organic peroxides.

(bahan oksidator, Peroksida organic).


f. Class 6 Poisonous (toxic) and infeqtious substances

(bahan beracun dan bahan menular).

g. Class 7 Radio Active Materials

(bahan radio aktif).

h. Class 8 Corrosive

(korosif).

i. Class 9 Miscellaneous dangerous Goods.

(bahan dan/atau barang berbahaya yang tidak termasuk dalam klas lain).

Divisi Setiap Klasifikasi.

1. Class 1 Explosive dibagi menjadi 6 Divisi:

1. Divisi 1.1 : Bahan berbahaya yang dapat menimbulkan bahaya ledakan

dasyat.

2. Divisi 1.2 : Bahan dan barang yang dapat menimbulkan bahaya projeksi

tetapi tidak bahaya ledakan dasyat.

3. Divisi 1.3 : Bahan dan barang yang menimbulkan bahaya api dan ledakan

kecil atau sedikit projeksi atau keduanya,namun tak bahaya

ledakan besar.

4. Divisi 1.4 : Bahan dan barang yang dapat menimbulkan sedikit bahaya.

Divisi ini terdiri dari bahan dan barang yang menimbulkan hanya

sedikit bahaya didalam kejadian ledakan selama pengangkutan.

Pengaruhnya besar terhadap kemasan dan tidak teproyeksi.


Bahan yang dapat menimbulkan api dilarang dimuat bersama

dengan barang Divisi lain.

5. Divisi 1.5 : Bahan yang sangat sensitive dan menimbulkan bahaya ledakan.

Divisi ini terdiri dari bahan peledak yang tidak sensitif terhadap

kemungkinan pengaruh dari pembakaran dari detonator dibawah

kondisi normal selama pengangkutan. Minimum persyaratan

diledakan dalam api.

6. Divisi 1.6 : Barang yang amat sangat tidak sensitive yang tidak mempunyai

bahaya ledakan besar. Contoh Jenis petasan. (Extremely

Insensitive article & no explotion hazard). Kembang api type

tertentu, safety fuse,amunisi senjata genggam.

2. Class 2 Gases under compressed, liquefied, dissolved under pressure or deeply

Refrigerated. Class ini terdiri dari:

1. Divisi 2.1. : (Flammable gas – RFG)

Gas bertekanan, jika bercampur dengan udara pada komposisi

tertentu membentuk campuran yang mudah terbakar.

Contoh :Butane, Hydrogen, Propane, Acetylene, Lighters.

2. Divisi 2.2 : Non flammable gas (RFG) dan Non Toxic Gas (RNG)

Gas bertekanan yang tidak mudah terbakar dan tidak beracun.

Contoh : Carbon dioxida, Neon, Nitrogen, Helium dll.

3. Divisi 2.3 : Toxic Gas (RPG)


Gas beracun (Toxic Gas) atau corosif yang membahayakan

kesehatan manusia, sebagian besar gas beracun dilarang

diangkut, beberapa diizinkan seperti contoh Aerosol dengan sifat

racun rendah, gas air mata.

3. Class 3 Flammanle Liquids (RFL).

Class ini tidak mempunyai divisi. Cairan yang mudah terbakar pada titik didih

60.5° C atau lebih rendah (Close cup).

Contoh : Cat tertentu, Vernish, Alkohol, Petrol dll.

4. Class 4 Flammable solid. Substance liable to spontaneous combustion substance

wich, in contact with water.

Class ini dibagi menjadi 3 divisi yaitu:

1. Divisi 4.1 : Flammable solid (RFS), Zat padat yang mudah terbakar Diluar

Class Explosip, yang dapat terjadi dalam kondisi Pengangkutan

atau gesekan yang menimbulkan api. Contoh: Matches, Sulpur,

celluloid, kayu, batubara.

2. Divisi 4.2 : Substances liable to spontaneous combustible(RSC). Bahan yang

dapat panas secara spontan atau memanas jika kontak dengan

udara dalam pengangkutan dan kemudian dapat kebakar.

Contoh: Phospor kuning atau putih, magnesium.

3. Divisi 4.3 : Substances which in contact with water emit flammable Gases
(RFW). Bahan yang berinteraksi dengan air dapat menjadi

mudah terbakar secara spontan dan mengeluarkan gas yang

mudah terbakar.

Contoh: Calsium carbide, sodium.

5. Class 5 Oxidizing substances, Organic peroxides.

Class ini dibagi menjadi 2 divisi yaitu:

1. Divisi 5.1 : Oxidizer (ROX), zat yang mudah menghasilkan O2 yang dapat

mengakibatkan kebakaran (oxidizing substances).

Contoh: Amoniun nitrate, Fertilizer, Calsium, Clorate, Bleaches

2. Divisi 5.2 : Organic Peroxide (ROP), Zat padat atau cair yang mudah

terbakar apabila mendapat gesekan ataupun pengisapan uap

lembab atau reaksi kimia.

Contoh: Tert-butyl, Hydroperoxide.

6. Class 6 Poison (Toxic) dan Infectious substances.

Class ini dibagi menjadi 2 divisi yaitu :

1. Divisi 6.1 : Toxic Substances (RPB), Zat yang menyebabkan kematian jika

dihirup atau ditelan, jika kena kulit akan menyebabkan cedera.

Contoh: Arsenic, Nicotene, Cyanide, Pesticide dll.

2. b.Divisi 6.2 : Infectious substances (RIS), Zat yang mengandung micro

organisme hidup yang dapat membahayakan kesehatan manusia

atau hewan.

Contoh:Virus bakteri, Rabies, flu burung dll.


7. Class 7 Radioactive Material.

Class ini dibagi menjadi 3 catagori, yaitu :

1. Catagori I : Putih (White /RRW), tingkat radiasi setiap saat selama

pengangkutan tidak lebih dari 5 uSV/h (0.5 mRem/h) pada setiap

titik pada setiap kemasan.Transport index =0.

2. Catagori II : Kuning (Yellow/RRY), tingkat radiasi setiap saat selama

pengangkutan tidak lebih dari 500 uSV/h (5 mRem/h) pada

setiap titik pada permukaan kemasan. Transport Index tidak lebih

dari 1.0

3. Catagori III : Kuning (Yellow/RRY), tingkat radiasi setiap saat selama

pengangkutan tidak lebih dari 2 m Sv/h (200 mRem/h) pada

setiap titik pada permukaan kemasan, kecuali untuk muatan

penuh maximum tingkat radiasi 10 m Sv/h (1000 mRem/h).

Transport index tidak lebih dari 10.

Transport index

Size Of Full Load Factor


1 m2 and less 1

Above 1m2 to 5 m2 3

Above 5m2 to 20 m2 6

Above 20 m2 to 100 m2 19
Note : Yang dapat diangkut dengan pesawat yang berpenumpang hanya sampai Transport

index 10. 1.60 m.

8. Class 8 Corrosive (RCM).


Cairan atau bahan padat yang menyebabkan kerusakan jaringan kulit atau mempunyai

tingkat corrosive yang tinggi pada material lain.

Contoh: Battery acids, sulfuric,acids lainnya.

9. Class 9 Miscellanneous Dangerous Goods.

Bahan atau barang selama pengangkutan dengan pesawat udara menyebabkan bahaya

tetapi tidak termasuk dalm class yang lainnya, yaitu:

1. Bahan magnet yang berkekuatan 0.159 A/m atau lebih pada jarak 2.1 m pada

setiap titik permukaan kemasan.

2. Bahan anaesthetic, noxious, atau bahan yang sejenis nya yang dapat membuat

tidak nyamannya flight crew member, atau menyebabkan ketidak nyamanan.

Beberapa contoh barang yang termasuk class 9 antara lain:Mesin, Internal

combustion, Life saving appliances, Self inflating, Wheel chare.

Tabel barang berbahaya.

Daftar table barang berbahaya sebagaimana tercantum dalam table 2 – 4 Doc

ICAO 284 – AN/905 berisi imformasi mengenai klasifikasi, pelabelan, pengepakan, dan

batasan jumlah perkemasan yang diizinkan untuk dimuat pada pesawat udara penumpang

dan pesawat udara cargo.

I. LABEL.

Pengangkut bertanggung jawab untuk menempelkan label pada kemasan dan

melepas atau mengganti label yang tidak sesuai dengan isinya. Terdapat dua jenis label

yaitu label tanda berbahaya dan label handling:


A. Label tanda berbahaya.

Ukuran label normal adalah 10 x 10 cm berbentuk diamond. Tulisan yang

menandakan bahaya dan resikonya dapat ditambahkan pada bagian bawah

setengah dari ukuran lable

B. Lable handling.

Sebagai tambahan label tanda bahaya terdapat beberapa label yang dimaksudkan

untuk memberi imformasi dalam meng”handling” dan menyimpan barang

berbahaya diantaranya yaitu label magnet, label dilarang dimuat dalam pesawat

penumpang, label yang menunjukan posisi atas dan label untuk “Unit load

devices”.

II. PENGEPAKAN.

A. Persyaratan pengepakan:

Bahan kemasan harus berkualitas baik dan konstrusinya kuat untuk mencegah

kebocoran akibat getaran, perubahan suhu, kelembaban atau tekanan.

B. Jenis kemasan: Terdiri dari 2(dua) jenis kemasan yaitu:

1. Kemasan kombinasi: terdiri dari kemasan bagian luar yang terbuat dari

kayu, bahan fiber, plastik, atau logam dan satu atau lebih kemasan bagian

dalam yang terbuat dari logam, plastik, gelas, keramik.


2. Kemasan tunggal: terbuat dari baja, aluminium, plastik, atau bahan lainnya

yang diizinkan (sebagai contoh drum baja ).

C. Pengujian kemasan.

Kemasan harus dilakukan pengujian untuk mengetahui dan memastikan bahwa

dalam kondisi normal selama pengangkutan tidak terjadi kerusakan atau tercecer

isinya.

Pengepakan dikelompokan menjadi 3 (tiga) menurut sifat bahaya dari barang

berbahaya yaitu :

Kelompok I : Great danger (Resiko bahayanya besar).

Kelompok II : Medium danger (Resiko bahaya menengah).

Kelompok III : Minor danger (Resiko bahaya kecil).

Catatan.

Beberapa catatan pengepakan untuk class barang berbahaya memerlukan beberapa

perhatian antara lain:

* Untuk class 3 flammable liquid: pengepakan digolongkan menjadi 3 yaitu:

Packing Group Flash Point Initial Boiling


I - = 35° C

II 23° C 35° C

III =23° C = 60.5°C 35° C

* Untuk Class 5 Oxidizing Substances; Organi peroxides : pengepakan digolongkan

menjadi 3 group yaitu:


- Packing group I: Bahan yang konsentrasi dan waktu terbakarnya dibawah

Potassium Bromate.

- Packing groupII: Bahan yang konsentrasinya dan waktu terbakarnya antara

Pottasium Bromate dan Potassium perchlorate.

- Packing group III: Bahan yang konsentrasinya dan waktu terbakarnya antara

Potassium Perchlorate dan Ammunium Persulphate

Untuk Class 6. Kreteria pengepakan bahan beracun:

Packing group Oral toxity Dermal toxicity Inhalation Toxicity

LD 50 mg / kg Ld 50 mg / kg by dusts And mist

(mg/l)
I ≤5 ≤ 40 ≤ .05

II > 5, ≤ 50 > 40, ≤ 200 > 0.5, ≤ 2

III Solid > 50 ≤ 200 > 200, ≤ 1000 > 2, ≤ 10

Packing group. Oral toxity Dermal toxicity Inhalation

LD 50 Ld 50 Toxicity by dusts

mg / kg mg / kg And mist

(mg/l)

I <= 5 <= 40 <= 0.5

II >5, <= 50 >40, <= 200 >0.5, <= 2

III Solid: >50, <=200 >200, <= 1000 >2, < = 10.
## LD 50 untuk racun oral akut :

Dosis dari bahan yang dapat menyebabkan kematian selama 14 hari terhadap manusia

dewasa atau anak yang dinyatakan dalam mg / kg berat badan.

## Ld 50 untuk racun yang dihisap akut :

Adalah konsentrasi uap, debu yang diisap terus menerus selama 1(satu) jam terhadap

manusia dewasa atau anak yang dapat menyebabkan kematian selama 14 hari yang

dinyatakan dalam mg / liter udara untuk uap.

Untuk Class 8 Corrosive : Pengepakan dibagi menjadi 3 (tiga) group :

1 Group I (sangat berbahaya ).

Bahan yang dapat merusakan kertas tissu dalan waktu tidak lebih dari 3 menit

2. Group II (medium bahaya).

Bahan yang dapat merusakan kertas tissue dalam waktu 3-60 menit.

3. Group III (bahaya rendah).

Bahan yang menyebabkan corrosi dengan rata rata tingkat korosifnya pada

permukaan baja atau aluminium diatas 6,35 mm / tahun pada temperature 55 °

III. MARKA.

Pengangkut bertanggung jawab untuk pemberian marka setiap kemasan bahan berbahaya.

Kemasan harus diberi marka dengan:

- Proper shipping name (nama bahan yang diangkut)

- UN Number (nomor unated nation)


Marka menandakan bahwa kemasan telah dirancang sesuai spesifikasi dan diuji sesuai

dengan petunjuk tehnis. Jika menggunakan kemasan luar, marka pada kemasan dalam

harus dapat terbaca atau spesifikasi kemasan dalam harus juga ditulis dikemasan luarnya.

Jika kemasan berisi:

1. Bahan peledak (Class 1) pada luar kemasan harus diberi marka dengan berat berat

bersih bahan peledak tersebut dan berat kotor termasuk kemasannya.

2. Bahan radio aktip, kemasan luar harus diberi marka misalnya sebagai berikut: tipe

A, tipe B(V) atau tipe B(M), berat kotor harus dituliskan pada kemasan luar jika

beratnya memiliki 50 kg.

3. Gas cair dalam pendinginan (seperti gas xenon biasanya diangkut dengan tabung

yang dibuat khusus untuk menghindari kesalahan dalam proses pengangkutan)

sebagai tambahan label “this way up” juga dituliskan “keep up right” yang

ditempatkan setiap 120° sekeliling kemasan.

4. Dry ice (es kering) kemasannya harus diberi marka dengan jumlah berat bersih

dari pada es tersebut.

Contoh spesificasi kemasan:

1. U tanda ini selalu harus diikuti dengan spesifikasi marka berikutnya


N

2. Setelah U, kemudian kode untuk tipe kemasan U 1A1 (drum,steel non removeable
N N head).

3. Setelah kode kemasan dituliskan kelompok kemasan yaitu huruf X, Y, Z.

X untuk packing group I, II, dan III

Y untuk packing group II dan III.


Z untuk packing group III.

Setelah kode parcking group diikuti tulisan hasil uji kemasan untuk berat jenis bahan

berbahaya tersebut jika berupa cairan dituliskan berat kotor maximum dalam satuan

kilogram jika berupa bahan padat.

contoh U 1A1/Y.
N

1.4(berat jenis 1,4) atau U 1A1Y 50 (maximum berat kotor 50 kg)


N

4. Jika kemasan untuk bahan cair dan tekanan bertekanan hasil uji kemasan dituliskan

dalam kilo pascal (KPa).

Contoh: U 1A1/Y1.4/150 (150 KPa).


N

U 1A1/Y1.50/S (untuk bahan padat)


N

5. Setelah maximum hasil uji tekanan dituliskan dua angka tahun pembuatan.

Contoh: U 1A1/Y1.4/150/84.
N

U 1A1/Y1.50/S/83.
N

6. Berikutnya kode Negara yang diberi otorisasi dalam pembuatan kemasan.

Contoh: NL/VL 123 (VL 123 identifikasi pembuatan)

7. Rekondisi kemasan

NL/RB/85 R.L (RB: symbol identifikasi perusahaan pada tahun 1985 telah diuji

kebocorannya dengan tanda”L” dan “R” adalah recondition)


Contoh 1: UN spesifikacion packeds.

U 4G/X20/S/92/GB/8234.
N

Keterangan:

U : Simbol kemasan “unated nation”


N

4G : Tipe kemasan Fibreboard boxes.

20 : Berat kotor maximum(kg) dimana kemasan telah diuji.

S : Berisi bahan/barang solid untuk kemasan tunggal (berisi inner

Packaging bukankemasan tunggal).

92 : Tahun pembuatan kemasan.

GB : Negara yang memberi autorisasi kemasan – Inggris.

8234 : Identitas badan/lembaga yang telah menguji kemasan

Contoh 2: U 1A1/X1.4/300/96/D/BAM/7929 KHV


N

Keterangan:

U : Simbol kemasan “ unated nation”


N

1A1 : tipe kemasan steel drum.

X : Packing group I

1.4 : Kemasan diuji dengan cairan,dengan relative density

sampai Dengan 1.4.

300 : Kemasan diuji dengan tekanan 300 KPa (Hydrolic test)

96 : Tahun pembuatan kemasan.


D : Negara yang memberi autorisasi kemasan - Jerman.

BAM/7929KHV : Identitas badan / lembaga yang telah menguji kemasan.

IV. PENYIMPANAN.

Beberapa Class dari barang berbahaya dipersyaratkan untuk disimpan secara

khusus diantaranya yaitu:

- Bahan radio aktip minimal setiap group dipisah sejauh 6 meter.

- Peroksida organic dan zat yang dapat bereaksi sendiri harus disimpan pada

tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung.

V. PEMUATAN.

a. Pemeriksaan.

Sebelum dimuat kedalam pesawat udara harus diperiksa apabila terdapat

kebocoran atau kerusakan pada kemasan agar tidak dimuat kedalam pesawat

udara Apabila terdapat kerusakan atau kebocoran kemasan harus segera

dipindahkan dari pesawat udara dan ditempatkan pada tempat yang disiapkan

sesuai prosedure.

b. Pengamanan barang berbahaya.

Penempatan kemasan barang berbahaya dalam pesawat udara harus aman untuk

mencegah tergesernya selama dalam penerbangan.

c. Pembatasan muatan dalam cabin pesawat penumpang barang berbahaya dilarang

dimuat dalam cabin pesawat yang berisi penumpang atau flight deck pesawat

udara kecuali untuk barang berbahaya yang dikecualikan dapat dimuat. Barang
berbahaya mungkin dimuat di dalam cargo compartment utama pesawat udara

penumpang dengan persyaratan telah mendapat sertificat persyaratan cargo

kompartmen kelas B (Kompartmen kelas B adalah yang dapat dijangkau oleh

crew, mempunyai deteksi asap atau api untuk memberi peringatan ke flight deck

dan harus dipasang saluran bahan pemadam).Untuk kemasan yang diberi label

“cargo aircraft only” dilarang dimuat dalam pesawat penumpang.

d. Pemuatan dalam pesawat udara cargo.

Kemasan dengan lable “cargo aircraft only” harus dipisahkan dari kargo lainnya

didalam pesawat udara selama penerbangan

e. Pemuatan barang berbahaya yang bertentangan.

Kemasan yang berisi barang berbahaya yang mungkin dapat bereaksi satu dengan

lainnya dilarang disimpan atau dimuat saling berdekatan atau jika terjadi

kebocoran dapatbereaksi, penempatannya harus sesuai persyaratan.

f. Pemuatan bahan beracun dan bahan yang menular.

Bahan beracun atau menular harus dipisahkan dari binatang dan makanan.

g. Pemuatan radio aktip.

Pemuatan radio aktip harus sesuai persyatan.

h. Pemuatan magnet.

Pemuatan magnet dalam pesawat udara penempatannya harus tidak

mempengaruhi magnet kompas pesawat udara

i. Pemuatan dry ice.


Pemuatan dry ice untuk dipergunakan sebagai pendingin dalam pesawat udara

kargo dalam setiap kompartmen maximum 200 kg. Untuk jumlah yang lebih besar

dari 200 kg dikenakan persyaratan khusus sesuai persyaratan.

Tindakan darurat penanganan bahan dan atau barang berbahaya.

Prosedur dasar dalam penanganan bahan dan/atau barang berbahaya jika terjadi

insiden (misalnya kebocoran) dalam penanganannya/pengangkutannya. Prosedur dasar

dalam keadaan darurat yang dapat dijadikan acuan apabila terjadi insiden pada paket

bahan dan/atau barang berbahaya antara lain adalah:

1. Laporkan segera ke supervisor.

2. Isolasi paket tersebut dan pindahkan paket yang lainnya.

3. Hindari kontak langsung dengan isi paket tersebut.

4. Jika isi paket tersebut terjadi kontak dengan tubuh atau pakaian yang harus

dilakukan adalah:

a. Cuci segera dengan air yang bersih

b. Lepaskan pakaian yang terkontaminasi.

c. Jangan makan atau merokok.

d. Jauhkan tangan dari mata, mulut dan hidung.

e. Segera minta bantuan medis.

5. Petugas yang terlibat dalam kejadian harus tetap tinggal sampai nama nama

mereka dicatat.
Pemberitahuan terhadap bahan berbahaya.

 Pengangkutan bahan berbahaya dengan pesawat udara sesuai dengan petunjuk

tehnisnya harus dilakukan pengawasan oleh tenaga ahli dalam pengangkutan

bahan berbahaya dan personil yang bertanggung jawab terhadap kondisi darurat.

Bahaya yang akan dapat ditimbulkan ditampilkan dalam lable dan marka yang

ditempelkan dalam setiap kemasan bahan berbahaya dan dokumen pengangkutan

yang dipersyaratkan.

 Kemasan, marka, lable.

Setiap kemasan bahan berbahaya dipersyaratkan harus diberi marka dengan nama

bahan dalam pengangkutan bahan berbahaya yang tercantum dalam daftar

petunjuk tehnis dan dilengkapi dengan nomer “United Nation“(UN) yang

ditampilkan dalam 4 Angka, hal ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi jenis

bahannya. Setiap kemasan Juga dipersyaratkan diberi satu atau lebih lable

bahayanya. Ukuran lable minimum10 X 10 cm dengan symbol gambar dan

warna.

 Setiap marka dan lable dalam kemasan harus dapat dikenali oleh personil

pertolongan darurat untuk segera dilakukan pencegahan bahaya yang dapat

ditimbulkan.

 Dokument pengangkutan.

Dalm petunjuk tehnis dipersyaratkan bahwa setiap pengangkutan bahan

berbahaya, pengangkut harus memberikan dokumen pengangkutan kepada

operator, yang berisi imformasi yang berkaitan dengan bahan berbahaya.

Imformasi berisi antara lain Profer shipping name, class atau divisi, nomer UN,
dan resiko tambahan bahan tersebut. dari dokumen tersebut operator akan

menyiapkan NOTOC (notification to capten). berisi imformasi bahaya dari bahan

berbahaya yang dimuat kepada pilot termasuk lokasi penempatannya dalam

pesawat udara. Notoc harus disampaikan kepada komandan pesawat sebelum

keberangkatan pesawat dan harus dapat dibaca selama dalam penerbangan.

 Imformasi dari capten pilot dalam kondisi darurat selama penerbangan, jika

selama penerbangan terjadi keadan darurat, pilot harus memberi imformasi

kepada unit pelayanan lalu lintas udara untuk segera diimformasikan kepada

pengelola Bandar udara dan unit PKP-PK bahwa dalam pesawat udara terdapat

bahan berbahaya. Jika situasi dimungkinkan imformasi kepada PLLU berisi

proper shipping names, class, dan resiko tambahan, compatibility group untuk

class 1 dan jumlah setiap jenis bahan berbahaya temasuk lokasi penempatan

dalam pesawat udara. Jika imformasi selengkapnya tidak dimungkinkan cukup

dapat diimformasikan nomer UN nya saja.

Langkah pencegahan terhadap timbulnya bahaya.

1. Untuk mencegah timbulnya bahaya dalam pengangkutan barang/bahan

berbahaya dilakukan langkah-langkah pencegahan melalui penyediaan perangkat

lunak dan keras serta pengawasan dilapangan.

2. Langkah langkah pencegahan melalui perangkat lunak dilakukan dengan

mengacu kepada ANNEX 18 ICAO dan DOC 9282-AN/905 yang dituangkan

secara rinci antara lain mengatur tentang:

- Pengepakan kualitas dan ukurannya.


- Pelabelan dan penandaan, lebel class, label handling, spesificasi penandaan

(marking), pencantuman perusahaan pengangkut, penunjukan posisi

kedudukan, bahasa yang digunakan.

- Tanggung jawab pengangkut, dokumentasi angkutan barang berbahaya,

airway bill, dan bahasa yang digunakan.

- Tanggung jawab operational pesawat udara :

* persyaratan diterima.

* Penyediaan list pengechekan

- Pencegahan terhadap perubahan orientasi barang karena gerakan pesawat

udara

- Pemuatan pada pesawat udara (letaknya)

- Tata cara pemberitahuan, untuk capten pilot, anggota awak pesawat udara,

untuk penumpang, kepada orang lain, kepada pengelola bandar udara.

- Pelaporan peristiwa incident dan accident.

Berbagai peralatan yang biasa dipergunakan untuk mendeteksi barang / bahan berbahaya

Adalah : 1. Pesawat Sinar – X

2. Explosive detector

3. Hand held metal detector.

4. Walk through metal detector.

Hal-hal lain yang juga perlu diperhatikan.

Alat alat berbahaya lain yang perlu juga mendapat perhatian berupa senjata api, pisau,

cairan kimia, dan alat alat yang mengandung radiasi sebagai contoh senjata api yang
dibuat untuk hiasan, pisau yang terbuka dengan satu sentuhan dan senjata mainan,

dimana kalau digunakan oleh orang orang yang tidak bertanggung jawab akan berbahaya.

Senjata dalam bentuk lain yang perlu diawasi dalam kegiatan pengamanan penerbangan,

senjata tersebut diantaranya:

1. Senjata api termasuk pistol start, senapan angin, senapan berburu.

2. Senjata senjata mainan atau granat granat mainan.

3. Semua jenis pisau (kecuali pisau yang biasa digunakan dan disediakan dalam

penerbangan.

4. Parang, pisau belati dan tombak.

5. Tongkat (gada) atau alat yang dapat digunakan sebagai alat pemukul.

6. Gas gas yang bisa merusak, peledak termasuk amunisi dan kembang api.

Pemeriksaan penumpang dan barang dilakukan untuk mencari kemungkinan

kemungkinan senjata atau benda benda berbahaya yang disembunyikan naik keatas

pesawat udara, hal ini dapat dilakukan secara fisik maupun dengan alat alat deteksi.

Barang barang yang digunakan untuk kebutuhan sehari hari tetapi dapat digunakan untuk

menyembunyikan senjata senjata atau bom yang mengancam keselamatan penerbangan

antara lain:

1. Kamera

2. Pulpen

3. Korek api

4. Tas tas kecil

5. Kereta bayi yang digunakan untuk menyembunyikan senjata.

6. Tas pakaian bayi.


7. Buku buku tebal yang berongga untuk menyembunyikan senjata atau Bom waktu.

8. Wanita hamil, karena kehamilannya tidak mau diperiksa dengan walk trough

dengan alasan medis.

9. Mantel, topi dan rompi.

Bahan atau barang yang perlu dicurigai jika ditemukan dalam keadaan sebagai

berikut:

1. Barang yang diletakan ditempat tersembunyi atau sengaja ditinggal.

2. Barang yang diserahkan/dititipkan kepada petugas yang tidak diketahui

pemiliknya

3. Barang yang diserahkan oleh seseorang yang pergi terburu-buru pada saat

diperiksa.

4. Barang yang berlebel “BERBAHAYA JANGAN DIBUKA”.

5. Bungkusan yang diletakkan pada tempat tempat yang janggal dan belum pernah

ada pada hari hari sebelumnya.

6. Alat alat electronic portable seperti tape recorder, radio kecil dan mainan anak-

anak harus diperiksa dengan teliti dan usahakan dicoba.

7. Tas gantungan pakaian/jas yang kemungkinan digunakan untuk menyembunyikan

senjata, alat peledak. (granat tangan).

Barang/bahan berbahaya yang tidak diizinkan di bagasi/cabin:

1. Bahan peledak, kembang api, senjata mainan yang mirip dengan senjata api atau

korek api yang berbentuk senjata.


2. Gas yang mudah terbakar maupun yang tidak, cat, gas korek api.

3. Cairan yang mudah terbakar, thiner obat pelarut, bensin alkohol.

4. Benda padat yang mudah menyala, amunisi.

5. Bahan material yang mengandung radio aktip.

Jeni jenis bagasi yang sering ditemukan untuk membawa barang/bahan berbahaya:

1. Ransel, tas kemping yang kemungkinan berisi kompor gas / lentera speritus, korek api

yang berbentuk senjata.

2. Bungkusan jenis barang industri dari kayu (peti), botol atau kaleng yang mungkin

berisi cat, thiner, obat pelarut, air raksa.

3. Tas atau botol botol kecil yang digunakan untuk menempatkan contoh contoh bahan

industri.

Ketentuan ketentuan tentang pengakutan barang/bahan berbahaya melalui udara

sudah diatur cukup lengkap didalam ANNEX 18 dan DOC 9284-AN/905 – ICAO.

Walaupun ketentuan tersebut diberlakukan untuk Penerbangan Cipil International,namun

disarankan bahwa tata cara yang sama diberlakukan bagi penerbangan domestik.

Bahan/barang berbahaya tertentu perlu dipertimbangkan karena terlalu berbahaya jika

dimuat kepesawat udara.

Oleh karenanya harus dilakukan tindakan pencegahan termuatnya barang/bahan

berbahaya tersebut keatas pesawat udara. Bahan/barang berbahaya yang digolongkan

kepada katagori ini sebagian besar adalah bahan peledak atau bahan lain yang

mempunyai sifat menimbulkan ledakan. Bahan/barang berbahaya tersebut adalah bahan


atau zat yang tertulis pada instruksi dokumen teknis (Dangerous goods list) sebagai

larangan (forbidden).

Prosedur penanganan bahan radioaktif pada umumnya diperlakukan sebagai

berikut:

1. Memberitahukan segera kepada instansi yang menangani tenaga atom atau

markas tentara terdekat atau organisasi pertahanan sipil yang diharapkan dapat

segera menghubungi tim radiologi untuk segera menuju ke lokasi kecelakaan.

2. Personil yang terluka harus diselimuti atau dibungkus dengan kantong yang

tersedia untuk mengurangi paparan penyebaran radiasi dan segera dibawa

kerumah sakit dan pengemudi ambulance harus diberi tahu bahwa personil yang

terluka tersebut mungkin telah terkontaminasi dengan radioaktif dan diminta

untuk memberitahukan kepada personil rumah sakit yang akan menangani.

3. Personil lain mungkin terkena dengan bahan radioaktif harus diisolasi

(diasingkan) sampai yang bersangkutan diperiksa oleh tim radiologi.

4. Bahan yang tercemar harus diidentificasi namun tidak dipindahkan sampai

ditangani atau diizinkan oleh tim darurat radiologi. Pakian dan peralatan yang

digunakan pada lokasi kecelakaan harus disimpan dalam isolasi sampai dilakukan

pengecekan oleh tim darurat radiologi.

5. Makanan dan minuman yang terkena dengan materi dari kecelakaan agar tidak

dipergunakan.
6. Hanya personil PKP-PK yang dilengkapi pakian pelindung sebagaimana mestinya

diperbolehkan berada pada lokasi kecelakaan, sedangkan semua personil lainnya

harus dijauhkan dari lokasi kecelakaan.

7. Pemberitahuan kepada seluruh rumah sakit yang dirujuk untuk menyiapkan

tempat khusus untuk menangani korban yang terpapar radioaktif

8. Kemasan bahan radioaktif harus dijaga dan diamankan, bahan yang tercecer harus

dibungkus dengan plastic atau kain terpal untuk memperkecil penyebaran karena

angin atau hujan.

Informasi:

A. Operator pesawat udara yang akan memuat barang berbahaya kedalam

pesawat udara harus memberitahukan kepada capten pilot, segera sebelum

keberangkatan dengan informasi tertulis yang berisi sebagai berikut:

1. Nomor surat muatan udara.

2. Nama barang berbahaya.

3. Class atau divisi dan resiko tambahan.

4. Packing group sesuai dokumen pengangkutan.

5. Jumlah kemasan dan lokasi penempatan.

6. Jumlah berat bersih dan berat kotor setiap kemasan.

7. Untuk bahan radioaktif jumlah kemasannya, kemasan luar atau

kontainernya, katagorinya, transport indexs, dan lokasi penempatan.

8. Apakah hanya dimuat dalam peawat udara cargo.

9. Pengecualian pemerintah, dan lain lain.


B. Informasi dari capten pilot jika terjadi keadaan darurat. Jika dalam

penerbangan terjadi keadaan darurat capten pilot disarankan menginformasikan

kepada unit ATS untuk diinformasikan kepada kepala Bandar udara bahwa

didalam pesawat udara terdapat barang berbahaya. Apabila situasi mendukung

informasi yang diberikan termasuk nama barang berbahaya, class dan resiko

tambahan, jumlah, dan lokasi dalam pesawat udara. Apabila tidak dimungkinkan

cukup dengan “UN number” atau angka dan huruf yang disebut “Drill Code”.

C. Pelaporan kecelakaan dan kejadian barang berbahaya. Operator harus

melaporkan kecelakaan dan kejadian barang berbahaya kepada pemerintah yang

bertanggung jawab dalam hal ini.

Anda mungkin juga menyukai