Anda di halaman 1dari 67

LAPORAN PRAKTIKUM

OTOMATISASI 1

MATERI 1
PENGENALAN ALAT

Oleh :

NAMA : Eka Nuraini


NIM : 205100601111018
KELOMPOK : K3

Tanggal Praktikum : 19 November 2021


Nama Asisten :
1. Redityo Ade Marcellino
2. Rizqiyatus Solihah Romadoni

LABORATORIUM MEKATRONIK ALAT DAN MESIN AGROINDUSTRI


JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Instrumen yakni alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data
dengan cara melakukan pengukuran. Cara ini dilakukan untuk memperoleh data yang
objektif yang nantinya akan diperlukan untuk menghasilkan kesimpulan penelitian yang
objektif pula. Instrumen memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan mutu
suatu penelitian. Hal ini dikarenakan validitas atau keaslian data yang diperoleh akan
sangat ditentukan oleh kualitas atau validitas instrumen yang digunakan, di samping
prosedur pengumpulan data yang ditempuh.
Dalam mendapatkan suatu variabel yang sesuai diperlukan alat pengukuran yang
baik dan tepat. Alat ukur inilah yang disebut sebagai instrumen pengukuran. Instrumen
pengukuran menjadi salah satu alternatif alat yang dapat menggantikan fungsi panca
indera kita untuk mendapatkan ukuran dari suatu variabel dimana variabel yang akan kita
ukur tidak memungkinkan diukur dengan panca indera kita. Selain karena tidak dapat
diukur oleh panca indera kita tuntutan lain yang harus dipenuhi dalam suatu penelitian
adalah ketepatan serta tingkat akurasi pengukuran yang berkaitan erat dengan kestabilan
kinerja itu sendiri. Dalam suatu kegiatan pengukuran kita akan membandingkan suatu
besaran standar dengan besaran yang kita ukur. Pada dasarnya penggunaan instrumen
dimaksudkan untuk mendapatkan hasil pengukuran yang lebih akurat, teliti dan tepat.

1.2 Tujuan
Untuk mengenalkan kepada mahasiswa alat alat yang umum digunakan dalam suatu
instrumen.
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengertian Instrumen


Instrumen yakni suatu alat ukur yang digunakan untuk memperoleh informasi secara
objektif tentang karakteristik variabel yang bervariasi objektif. Instrumen digunakan untuk
menggali suatu data atau informasi tentang suatu objek yang diinginkan peneliti secara
objektif. Instrumen yaitu suatu alat yang digunakan untuk merekam keadaan dan aktivitas
atribut-atribut psikologis yang pada umumnya secara kuantitatif. Atribut-atribut psikologis
secara teknis dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu atribut kognitif dan atribut non-
kognitif. Stimulus dari atribut kognitif berupa pertanyaan. Sedangkan stimulus dari atribut
non-kognitif berupa pernyataan (Barida dan Sutamo, 2016).
Kegiatan mengenalisa data yang kita peroleh menjadi data yang valid dan reliabel,
diperlukan adanya suatu instrumen atau yang biasa disebut dengan alat ukur yang baik.
Kriteria tersebut antara lain yakni valid, reliabel, standar, ekonomis dan praktis. Instrumen
mempunyai peranan yang sangat penting. Hal ini dikarenakan dengan adanya instrumen,
mutu suatu penelitian dapat diketahui. Jika instrumen yang dibuat, memiliki kriteria yang
baik, maka mutu penelitiannya juga baik begitupun sebaliknya. Instrumen berfungsi
mengungkapkan suatu fakta menjadi suatu data, sehingga jika instrumen yang digunakan
dalam penelitian mempunyai kualitas yang baik, dalam arti valid dan reliabel maka data
yang diperoleh akan sesuai dengan fakta atau keadaan sesungguhnya di lapangan.
Sedangkan jika kualitas instrumen yang digunakan tidak baik dalam arti mempunyai
validitas dan reliabilitas yang rendah, serta memiliki tingkat kesukaran, maka data yang
diperoleh juga tidak valid atau tidak sesuai dengan fakta di lapangan, sehingga dapat
menghasilkan kesimpulan yang keliru dan tidak akurat. Perancangan juga diperlukan
sebagai langkah awal untuk membuat suatu sistem yang baru guna menyelesaikan
masalah-masalah dari sistem yang lama, melalui tahapan analisis terlebih dahulu
(Arifin et al., 2017).

2.2 Pengertian Integrated Circuit (IC)


IC (Integrated Circuit) yakni komponen elektronika aktif yang terdiri dari gabungan
ratusan bahkan jutaan transistor, resistor dan komponen lainnya yang diintegrasi menjadi
sebuah rangkaian elektronika dalam sebuah kemasan kecil. Bentuk IC (Integrated Circuit)
juga bermacam – macam dapat dimulai dari yang berkaki 3 (tiga) hingga ratusan kaki
(terminal). Fungsi IC yakni sebagai penguat, switching, pengontrol hingga media
penyimpanan. Pada umumnya, IC ialah komponen elektronika yang dipergunakan sebagai
otak dalam sebuah peralatan elektronika. IC juga yaitu komponen semi konduktor yang
sangat sensitif terhadap ESD (Electro Static Discharge) (Arifin et al., 2017).
IC (Integrated Circuit) dibagi kedalam 3 jenis IC yaitu IC analog, IC digital dan IC
campuran. Integrated Circuit (IC) analog yakni IC yang beroperasi pada sinyal yang
berbentuk kontinu. Contoh jenis analog ini yaitu IC penguat daya, IC penguat sinyal, IC
regulator tegangan, integrated multiplier dan IC op-amp. IC digital yaitu IC yang beroperasi
pada sinyal digital yaitu sinyal yang memiliki 2 tingkatan yakni “tinggi” dan “rendah” atau di
lambangkan dengan “1” dan “0”. Contoh dari IC digital yakni mikroprossor, integrated
circuit flip-flop, integrated circuit couter, integrated circuit memory, integrated circuit
multiplexer dan integrated circuit microcontroller. Sedangkan IC campuran atau mixes
integrated circuit yakni integrated circuit yang mengkombinasikan fungsi integrated circuit
analog dan digital ke dalam kemasan satu integrated circuit. Pada umumnya, integrated
circuit jenis kombinasi digital dan analog ini digunakan sebagai integrated circuit yang
mengkonvesikan sinyal digital menjadi analog ataupun sebaliknya (A/D converter)
(Kurniawan et al., 2020).

2.3 Pengertian Sensing Elemen


Sensing element disebut juga dengan primary element. Primary element disebut
dengan sensor yakni alat yang sangat sensitif terhadap perubahan besaran fisik yang
terjadi pada suatu di industri. Perubahan pada proses tersebut oleh sensor diubah dalam
suatu perubahan sejenis maupun dalam perubahan lain yang memungkinkan secondary
element mengolah data dari sensor tersebut. Data pengukuran ini nantinya dapat berupa
mekanik (gerakan mekanik) atau besaran listrik (perubahan nilai kapasitansi suatun
kapasitor, perubahan tahanan listrik) yang nilainya sebanding dengan nilai besaran proses
yang diukur (Komarujaman et al., 2016).

2.4 Pengertian dan macam-macam sensor


Sensor yaitu suatu alat yang dapat mengubah besaran fisis menjadi besaran elektris.
Sensor pada dasarnya dapat dipandang sebagai sebuah perangkat atau device yang
berfungsi mendeteksi suatu bentuk gejala-gejala fisis yang berasal dari perubahan suatu
energi. Energi tersebut yakni seperti energi kimia, energi fisika, energi biologi, energy
mekanik, dan sebagainnya. Sehingga keluarannya dapat diolah dengan rangkaian listrik
atau sistem digital (Indarwati et al., 2017).
Berdasarkan fungsi dan kegunaannya sensor dikelompokkan kedalam tiga jenis yaitu
sensor mekanis, sensor optik (cahaya), sensor termal. Sensor mekanik yakni sensor yang
digunakan untuk mengubah besaran mekanik menjadi besaran listrik. Sensor termal yaitu
suatu komponen yang dapat mengubah besaran panas menjadi besaran listrik sehingga
dapat mendeteksi gejala perubahan suhu pada obyek tertentu. Sensor optik mengubah
sinar cahaya menjadi sinyal elektronik. Tujuan dari sensor optik yaitu untuk mengukur
kuantitas fisik cahaya dan, tergantung pada jenis sensor, kemudian menerjemahkannya
ke dalam bentuk yang dapat dibaca oleh alat pengukur terintegrasi. Contoh dari sensor
optic ialah photodioda. Sensor photodioda dapat merespon stimulus berupa cahaya
tampak maupun tidak tampak dan mengkonversi intensitas cahaya yang terdeteksi
menjadi arus. (Setyaningsih et al., 2017).

2.5 Pengertian Signal Conditioning Element


Signal Condition yaitu sebuah komponen sinyal yang dapat melakukan proses
pengubahan sinyal sesuai dengan ketentuan. Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah
pengukuran sinyal dengan lebih stabil sesuai dengan ketentuan yang dikehendaki. Suatu
perangkat dengan signal conditioning harus dapat melakukan konversi sinyal arus menjadi
sebuah sinyal tegangan. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar penggunaan perangkat
sinyal dapat lebih ringan dengan cakupan yang lebih luas. Penggunaan dari signal
conditioning ini memiliki suatu sensitifitas yang tinggi terhadap suatu radiasi, noise serta
sebuah tegangan yang mengalami penurunan saat melewati resistansi (Pane et al., 2013).
Signal Condition secara umum dapat kita ketahui bahwa komponen ini lebih mengacu
pada sebuah proses operasi yang menjalankan sebuah konversi sinyal menjadi sebuah
bentuk yang sesuai. Konversi sinyal ini dilakukan agar sinyal mudah dikenali dan
berinteraksi dengan beberapa unsur lainnya dalam sebuah kontrol loop. Sedangkan pada
komponen signal conditioning jenis analog memiliki rangkaian yang input dari sensor
sendiri akan dirubah menjadi sebuah sinyal baru yang mudah dibaca oleh mikrokontroler
yang telah diprogram menggunakan aturan matematis yang nantinya akan menampilkan
hasil kedalam sebuah display (Krisnandi, 2011).
2.6 Pengertian Operational Amplifier (Op-Amp) sebagai komparator dan Inverter
Penguat Operasional atau Operational Amplifier (biasa dikenal dengan Op-Amp)
yakni sebuah komponen elektronika yang tersusun dari resistor, diode, dan transistor.
Penyusunan dari Op-Amp disusun dalam sebuah rangkaian yang terintegrasi atau yang
biasa dikenal dengan Integrated Circuit (IC). Op-Amp biasa digunakan sebagai penguat.
Dalam penggunaannya Op-Amp dibagi kedalam dua jenis yaitu penguat linier dan penguat
tidak linier. Penguat linier yakni penguat yang tetap mempertahankan bentuk sinyal
masukan, yang termasuk dalam penguat ini antara lain penguat non inverting, penguat
inverting, penjumlah diferensial dan penguat instrumentasi. Sedangkan penguat tidak linier
ialah penguat yang bentuk sinyal keluarannya tidak sama dengan bentuk sinyal
masukannya, diantaranya komparator, integrator, diferensiator, pengubah bentuk
gelombang dan pembangkit gelombang (Nuryanto, 2017).
Operational Amplifier atau disingkat dengan Op-amp ialah salah satu komponen
analog yang popular digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian elektronika. Aplikasi
opamp popular yang paling sering dibuat yakni rangkaian inverter, noninverter, integrator
dan differentiator. Beberapa aplikasi Op-amp yang paling dasar memiliki rangkaian
feedback (umpan balik) negatif yang memegang peranan penting. Secara umum, umpan
balik positif akan menghasilkan osilasi sedangkan umpan balik negative menghasilkan
penguatan yang dapat terukur (Puspita, 2011).

2.7 Sebut dan Jelaskan macam-macam Digital Display Device


Display Device yakni suatu perangkat yang memiliki fungsi sebagai pembawa serta
penyampai suatu informasi. Secara fungsi display digunakan sebagai suatu sistem
komunikasi yang dapat menghubungkan sebuah fasilitas kerja kepada sebuah mesin yang
akan membaca informasi yang diberikan, seperti penerapan pada speedometer. Adapun
beberapa informasi yang harus digunakan pada saat penerapan sebuah display seperti
tipe teknologi yang akan digunakan, rentang total variabel, ketepatan dan sensitivitas,
kecepatan total, minimasi kesalahan pembacaan, jarak normal, serta lokasi penempatan
display yang akan digunakan (Rahmadsyah, 2018).
LCD yaitu sebuah jenis display elektronik yang memiliki fungsi sebagai tampilan dari
suatu data meliputi karakter, huruf, ataupun grafik. LCD ialah sebuah komponen yang
terbuat dari teknologi CMOS logic. Prinsip kerjanya yaitu memantulkan dan mentransmisi
sebuah cahaya yang ada pada sekitar komponen. LCD pada dasarnya yakni sebuah
lapisan dari campuran organik dari suatu kaca bening dengan pencampuran elektroda
transparan indium oksida yang dikonversikan ke dalam bentuk tampilan seven-segment
(Saraswati, 2014).
LED ialah sebuah komponen elektronika yang memiliki kegunaan dalam
memancarkan sebuah cahaya monokromatik ketika diberikan sebuah tegangan maju. LED
yaitu sebuah jenis display elektronik yang terbuat dari sebuah bahan semikonduktor
dengan pemancaran warna yang dipengaruhi oleh jenis bahan semikonduktor yang
digunakan. Cara kerja dari sebuah display LED yaitu dengan cara memancarkan sebuah
cahaya pada saat dialiri sebuah tegangan maju dari sebuah anoda menuju ke sebuah
katoda. Secara komponen, LED terdiri dari sebuah chip semikonduktor yang apabila di
doping (penambahan ketidakmurnian) akan menghasilkan suatu junction P dan N
(Sagita, 2015).
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Jelaskan pengertian, prinsip kerja, fungsi, dan gambar literatur!


3.1.2 Multimeter
Multimeter yaitu sebuah alat yang memiliki fungsi sebagai media pengukuran
suatu arus, tegangan jenis AC atau DC, serta sebuah hambatan listrik. Alat ini
biasanya dikenal dengan nama Avometer yang terdiri oleh tiga kesatuan dari
amperemeter, voltmeter, dan ohmmeter. Avometer memiliki dua jenis yaitu ada
avometer analog dan avometer digital. Avometer analog yakni sebuah multimeter
yang menjadi kan jarum sebagai penunjuk skala dengan keakuratan yang dipengaruhi
oleh lebar dari skala, pointer, getaran, dan juga rentang skala. Sedangkan avometer
digital yakni versi modern dari multimeter yang mana pada alat ini telah
memanfaatkan display dalam menampilkan suatu hasil pengukuran dengan hasil
keakuratan yang lebih presisi (Muda, 2013).

Gambar 3.1 Multimeter


Sumber : Muda, 2013

Multimeter ialah alat ukur serba guna yang dapat digunakan untuk mengukur
berbagai besaran listrik. Fungsi Multimeter yaitu dapat digunakan untuk mengukur
resistensi (sebagai ohmmeter), mengukur kuat arus dalam rangkaian (sebagai
amperemeter), maupun mengukur tegangan antara dua terminal (sebagai voltmeter).
Kelemahan dari multimeter yaitu mengukur keluaran dari panel surya adalah data
yang diambil tidak dapat diambil pada kondisi real time dan hanya data berupa
tegangan. Adapun prinsip kerja multimeter sebagai amperemeter yaitu menggunakan
Trainer Board Measurement untuk menjelaskan prinsip kerja multimeter sebagai
voltmeter (Yuniarti dan Umar, 2017).

3.1.3 LED
LED yaitu sebuah singkatan dari Light Emiting Dioda yakni merupakan sebuah
komponen semikonduktor dengan sambungan tipe – p positif dan tipe – n negatif yang
mana keduanya dilapisi oleh lapisan deplesi. Fungsi dari komponen ini yaitu
memberikan suatu respon dari sistem melalui sebuah cahaya yang akan terpancar
pada saat diberikan panjar maju. Pada umumnya komponen penyusun dari LED
terbuat dari galium (Ga), arsen (As), dan phosphor (P), yang akan membuat suatu
dioda dapat memiliki atau menghasilkan sebuah warna cahaya yang berbeda
misalnya warna hijau atau merah (Raharjo, 2011).
Gambar 3.2 LED
Sumber : Nusyirwan et al., 2019

Adapun prinsip kerja dari komponen LED yaitu memberikan suatu cahaya melalui
sebuah aliran listrik dengan daya yang relatif kecil. Kelebihan dari komponen LED
yaitu ada pada masa penggunaan komponen yang mana LED ini di klaim memiliki
rentang masa lebih dari 30.000 jam. Pada dasarnya, komponen LED ini akan
memunculkan sebuah cahaya monoakromik yang mana penyusunan dari LED pada
sebuah sistem tersusun seri, pararel dan campuran (Abdul et al., 2016).

3.1.4 Photodioda
Photodioda yakni komponen elektronika yang termasuk salah satu jenis dari diode
dan berfungsi untuk mendeteksi cahaya. Prinsip kerja photodioda yaitu dalam
keadaan terang resistansi nya sekitar 10MΩ dan dalam keadaan gelap sebesar 1K Ω
atau kurang. Photodioda akan mengubah cahaya menjadi arus listrik. Photodioda
termasuk kedalam sensor cahaya yang bisa mengalirkan arus listrik dalam satu arah
dari satu sisi ke sisi lainnya ketika menyerap atau menangkap cahaya. Semakin
banyak cahaya yang diserap, maka semakin banyak pula arus yang mengalir.
Photodioda juga biasa digunakan untuk mendeteksi pulsa cahaya dalam serat optik
yang sensitif terhadap. gerakan cahaya (Kusuma et al., 2015).

Gambar 3.3 Photodioda


Sumber : Setyaningsih et al., 2017

Photodioda pada dasarnya terbuat dari bahan semikonduktor seperti silicon (Si),
gallium arsenide (GaAs), indium antimonide (InSb), indium arsenide (InAs), lead
selenide 11 (PbSe) dan timah sulfide (PBS). Hal ini dikarenakan bahannya yaitu
semikonduktor yang digunakan pada photodioda mampu menyerap suatu cahaya
melalui sebuah panjang gelombang yang dapat dijangkau. Prinsip kerja dari sebuah
photodioda sendiri yaitu menyerap sebuah cahaya dengan menciptakan sebuah
pergerakan foton yang akan menghasilkan sebuah pasangan electron hole dikedua
sisinya, yang mana pada komponen elektron akan menuju ke arah sumber tegangan
positive dan hole akan mengarah ke arah sumber tengangan negatif (Iasha, 2016).
3.1.5 LDR
LDR atau disebut juga dengan Light Dependent Resistor yakni sebuah komponen
listrik dengan kepekaan terhadap cahaya dan sering disebut sebagai fotosel,
fotokonduktif, dan fotoresistor. Komponen dari LDR lebih memanfaatkan sebuah
bahan semikonduktor dengan karakteristik yang dimiliki yaitu aliran listriknya dapat
berubah-ubah sesuai dengan intensitas cahaya yang diterima. Adapun beberapa
bahan semikonduktor yang menjadi penyusun komponen LDR yaitu Kadmium Sulfida
(CdS) dan Kadmium Selenida (CdSe). Hal ini dikarenakan jenis bahan semikonduktor
ini adalah yang paling sensitif terhadap cahaya dalam spektrum tampak, dengan
puncaknya sekitar 0,6 μm untuk CdS dan 0,75 μm untuk CdSe (Tsauqi et al., 2016).

Gambar 3.4 LDR


Sumber : Vrileuis, 2013

LDR ialah suatu sensor yang apabila terkena cahaya maka tahanannya akan
berubah. LDR dibuat berdasarkan kenyataan bahwa film cadmium sulfide mempunyai
tahanan yang besar kalau tidak terkena cahaya dan tahanannya akan menurun kalau
permukaan film itu terkena cahaya. Fotoresistor yaitu komponen elektronika yang
resistansinya akan menurun jika ada perubahan intensitas cahaya yang
mengenainya. Fotoresistor dibuat dari semikonduktor beresistansi tinggi. Jika
cahaya/foton dengan frekuensi yang cukup tinggi diserap oleh semikonduktor
menyebabkan elektron dengan energi yang cukup untuk meloncat kepita konduksi.
Elektron bebas yang dihasilkan akan mengalirkan listrik, sehingga menurunkan
resistansinya. Besar tahanan LDR/fotoresistor dalam kegelapan mencapai jutaan
Ohm dan turun sampai beberapa ratus Ohm dalam keadaan terang. LDR dapat
digunakan dalam suatu jaringan kerja pembagi potensial yang menyebabkan
terjadinya perubahan tegangan kalau sinar yang datang berubah
(Rahmadiansyah et al., 2017).

3.1.6 LM35
Sensor IC LM35 yakni komponen yang dapat memberikan tegangan keluaran yang
berubah-ubah secara linier seiring dengan perbahan suhu yang juga terjadi secara
linier. Prisnip dari sensor suhu LM35 ialah bekerja berdasarkan perubahan suhu yang
dialami oleh material sensor yang muncil dalam bentuk keluaran berupa tegangan
listrik. LM35 memiliki jangkauan pengukuran suhu maksimum antara -55°C sampai
dengan 150°C (Lapanporo, 2011).

Gambar 3.5 LM35


Sumber : Lapanporo, 2011
Sensor suhu IC LM 35 ialah chip IC produksi natioanal semikonductor yang
berfungsi untuk mengetahui temperatur suatu objek atau ruangan dalam bentuk
besaran elektrik, atau dapat juga di definisikan sebagai komponen elektronika yang
berfungsi untuk mengubah perubahan temperature yang diterima dalam perubahan
besaran elektrik. Sensor suhu IC LM35 diketahui dapat mengubah perubahan
temperatur menjadi perubahan tegangan pada bagian outputnya. Sensor LM35
bekerja dengan mengubah besaran suhu menjadi besaran tegangan. LM35
mempunyai keluaran impedansi yang rendah dan linieritas yang tinggi sehingga mudah
dihubungkan dengan rangkaian kendali khusus serta tidak memerlukan pengolahan
tegangan analog lanjutan (Kalsum, 2016).

3.1.7 Thermocouple
Termocouple yaitu sensor temperatur yang bisa digunakan mengukur suhu dengan
nilai yang tinggi. Sensor suhu thermocouple sanagt sering digunakan dalam industri.
Sensor suhu termocouple memiliki nilai output yang kecil dengan noise yang tinggi,
sehingga memerlukan rangakain pengkondisi sinyal agar nilai output tersebut dapat
dibaca dengan baik. Termocouple yakni sensor temperatur yang berupa gabungan 2
buah logam dan diantara 2 buah logam. Logam ini akan timbul tegangan (Seebeck
Voltage) yang berubah dengan perubahan temperatur (Effendrik et al., 2014).

Gambar 3.6 Thermocouple


Sumber : Effendrik et al., 2014

Prinsip kerja Termocouple cukup mudah dan sederhana. Pada dasarnya


Termocouple terdiri dari dua kawat logam konduktor yang berbeda jenis. Kemudian
nantinya akan digabungkan ujungnya. Satu jenis logam konduktor yang terdapat pada
Termocouple berfungsi sebagai referensi dengan suhu konstan (tetap). Sedangkan
yang satunya lagi ialah sebagai logam konduktor yang mendeteksi suhu panas
(Azhari et al., 2019).

3.1.8 Resistor Pelangi/Tetap


Resistor yaitu suatu komponen elektronika yang selalunya ada pada setiap
rangkaian dengan hambatan yang bernilai tetap. Prinsip dasar dari komponen resistor
yaitu sebagai komponen elektronika pasif dengan nilai resistansi yang berfungsi dalam
membatasi dan mengatur suatu arus listrik. Pada suatu komponen resistor pada
umumnya selalu menggunakan satuan OHM yang mana setiap komponen tersusun
dari Carbon Composition Resistor (Resistor Komposisi Karbon) (Nawali et al., 2015).
Gambar 3.7 Resistor Pelangi/Tetap
Sumber : Nawati et al., 2015

Resistor tetap yakni resis yang nilai besarannya sudah ditetapkan oleh pabrik
pembuatanya dan tidak dapat diubah-ubah. Pada dasarnya bentuk fisik dari resistor
jenis inin bulat panjang dan kecil. Cara Menghitung Nilai Resistor yaitu berdasarkan
kode angka dan kode warna. Terdapat juga nilai toleransi resistor ini ada beberapa
macam yaitu resistor dengan toleransi kesalahan 1% (resistor 1%), resistor dengan
toleransi kesalahan 2% (resistor2%), resistor dengan toleransi kesalahan 5% (resistor
5%) dan resistor dengan toleransi 10% (resistor 10%). Nilai toleransi resistor ini selalu
dicantumkan di kemasan resistor dengan kode warna maupun kode huruf. Adapun
prinsip kerja resistor ialah dengan mengatur elektron (arus listrik) yang mengalir
melewatinya dengan menggunakan jenis material konduktif tertentu yang dicampur
dengan material lain sehingga menimbulkan suatu hambatan pada aliran electron atau
alur listrik (Aribowo dan Desmira, 2016).

3.1.9 Resistor Variabel/Tidak Tetap


Resistor variabel atau resistor tidak tetap yaitu resistor yang nilai tahanannya
dapat berubah atau dapat diubah. Terdapat beberapa jenis resistor variabel, antara
lain adalah resistor variabel potensiometer dan trimpot. Resistor variabel
potensiometer ialah resistor tiga terminal yang nilai tahanannya dapat diubah dengan
cara menggeser (untuk potensio jenis geser) atau memutar (untuk potensio jenis
putar) tuasnya. Penggunaan tuas dimaksudkan bahwa rangkaian yang menggunakan
potensiometer ini sering dilakukan pengaturan, dan ditujukan untuk pemakai.
Contohnya yakni pada pesawat televisi contoh bagian yang sering dilakukan
pengaturan adalah bagian kontrol audio, brightness, contrast, dan color. Sedangkan
resistor variabel trimpot ialah potensiometer yang cara mengubah nilai tahanannya
dengan cara mentrim dengan menggunakan obeng trim. Pada televisi, trimpot
biasanya digunakan untuk mengatur besaran (Perawati, 2016).

Gambar 3.8 Resistor Variabel/Tidak Tetap


Sumber : Sujadmiko, 2018

Resistor variable pada dasarnya memiliki tipe yang berbeda-beda yakni terdapat
4 tipe resistor variable. Potensiometer ialah tipe resistor variable yang bisa mengatur
suatu nilai resistansi secara langsung. Hal tersebut dikarenakan pada tipe resistor
variable ini telah dilengkapi suatu tuas kontrol yang secara otomatis akan mengatur
nilai resistansinya. Trimer Potensiometer ialah suatu tipe yang pada saat ingin
mengubah nilai resistansi diperlukan beberapa alat bantu seperti obeng skrup, tipe
ketiga yaitu Thermistor yang dapat merubah nilai resistansi secara otomatis
menyesuaikan suatu perubahan suhu yang terjadi disekitar resistor. LDR yakni tipe
salah satu komponen yang termasuk dalam tipe resistor variable dimana pada
komponen ini resistansinya juga akan berubah secara otomatis serta mengikuti
intensitas cahaya yang diterima (Harpan, 2017).

3.1.10 Power Supply


Power Supply atau biasa disebut dengan catu daya yaitu suatu alat listrik yang
dapat menyediakan energi listrik untuk perangkat listrik ataupun elektronika lainnya.
Pada dasarnya power supply atau catu daya memerlukan sumber energi listrik yang
kemudian mengubahnya menjadi energi listrik yang dibutuhkan oleh perangkat
elektronika lainnya. Oleh karena itu power supply sering disebut juga dengan istilah
Electric Power Converter. Terdapat beberapa jenis power supply jika dilihat
berdasarkan fungsinya, antara lain yaitu Regulated Power Supply, Unregulated Power
Supply, dan Adjustable Supply (Cholish et al., 2017).

Gambar 3.9 Power Supply


Sumber : Cholish et al., 2017

Power supply atau Catu Daya ialah suatu alat yang menjadi sebuah perangkat
pemasok energi listrik untuk setiap beban listrik. Power supply terdapat beberapa
kontruksi rangkaian yang terdiri dari trafo, penyearah, dan penghalus tegangan.
Secara umum apabila terdapat sebuah rangkaian catu daya harus tersusun atas
beberapa komponen utama seperti, transformator, dioda, dan juga kondensator
(Sitohang et al., 2018).

3.1.11 Project Board


Project board juga dapat disebut juga dengan breadboard. Project board yakni
sebuah papan yang digunakan untuk membantu proses perangkaian prototipe
elektronik tanpa harus menyolder komponen komponen tersebut. Dengan
menggunakan breadboard, komponen komponen elektronik yang dipakai dapat
dibongkar pasang sehingga bisa digunakan kembali untuk keperluan lain. Project
board umumnya terbuat dari material berbahan plastik dengan banyak lubang-lubang
pada bagian atas yang berguna untuk memudahkan dalam merangkai rangkaian
(Tantowi dan Kurnia, 2020).
Gambar 3.10 Project board
Sumber : Sundaygara et al., 2018

Project Board atau Breadboard ialah dasar konstruksi sebuah sirkuit elektronik
dan merupakan purwarupa atau prototype dari suatu rangkaian elektronik yang nanti
nya akan dibuat. Breadboard sering digunakan untuk merangkai suatu komponen,
karena dengan menggunakan breadboard, pembuatan purwarupa tidak memerlukan
proses menyolder alias langsung tancap. Dikarenakan sifatnya yang solderless alias
tidak memerlukan solder sehingga dapat digunakan kembali dan dengan demikian
sangat cocok digunakan pada tahapan proses pembuatan purwarupa serta
membantu dalam berkreasi dalam desain sirkuit elektronika (Nusyirwan et al., 2019).

3.1.12 LCD
LCD (Liquid Crystal Display) dibuat dengan teknologi CMOS logic yang bekerja
dengan tidak menghasilkan cahaya tetapi bekerja dengan memantulkan cahaya yang
ada di sekelilingnya. Cahaya tersebut nantinya akan dipantulkan terhadap front-lit
atau mentransmisikan cahaya dari back-lit. LCD berfungsi sebagai penampil data baik
dalam bentuk karakter, huruf angka ataupun grafik. LCD ialah lapisan dari campuran
orgnaik antara lapisan kaca bening dengan elektroda transparan indium oksida dalam
bentuk tampilan seven segment. Ketika elektroda diaktifkan dengan tegangan,
molekul organik yang panjang dan silindris menyesuaikan diri dengan elektroda dari
segmennya. Cahaya yang dipantulkan dari LCD tidak dapat melewati molekul yang
telah menyesuaikan diri dan segmen yang diaktifkan berubah menjadi gelap dan
membentuk karakter data yang akan ditampilkan (Kurniawan, 2013).

Gambar 3.11 LCD


Sumber : Sinaulan et al., 2015

LCD ialah sebuah lapisan dari sebuah campuran organik yang ada diantara
lapisan kaca bening dengan sebuah elektroda transparan indium oksida yang nanti
akan ditampilkan dalam sebuah seven segment dengan lapisan elektroda pada kaca
belakang. Adapun prinsip kerjanya yaitu apabila suatu LCD diaktifkan dengan
bantuan medan listrik berupa tegangan secara otomatis molekul organik yang
terkandung dalam komponen akan menyesuaikan diri dengan sebuag elektroda dari
segmen. Modul yang terdapat pada lcd nantinya akan berfungsi dalam mengatur dan
menyusun sebuah karakter LCD dengan ukuran 16x2 dan 20x4 (Natsir et al., 2019).
3.1.13 7 Segment
Seven Segment yaitu kumpulan dari sebuah segment yang dapat menampilkan
suatu angka maupun huruf melalui suatu display. Komponen seven segment pada
dasarnya tersusun berdasarkan segment LED yang disusun menyerupai angka 8 dan
disetiap segment terdiri atas beberapa LED. Seven segment memiliki sebuah jenis
konfigurasi dengan jumlah sebanyak 2 jenis yaitu common katoda dan common
anoda. Adapun prinsip kerja dari alat ini ialah sebuah input biner yang dikonversikan
menjadi sebuah decoder baru yang akan membawa sebuah bilangan biner
(Anggreni et al., 2014).

Gambar 3.12 7 Segmen


Sumber : Surahmat dan Fu’ady, 2015

Seven segment juga dapat didefinisikan sebagai sebuah tampilan yang terbentuk
dari tujuh kelompok segment LED (Light Emitting Diode) yang nantinya akan berfungsi
memancarkan cahaya ketika melewati arus listrik yang dilaluinya yang diatur
sedemikian rupa sehingga membentuk angka-angka dari 0 (nol) sampai angka 9
(sembilan). Untuk menampilkan numeris dikenal adanya 7 segment display, yang
sebenarnya adalah 7 buah LED yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk
angka 8, ditambah 1 LED bulat kecil untuk dot (titik), untuk menghidupkan ruas-ruas
LED tersebut sama dengann LED tunggal yaitu memberi arus sekitar 10-20 mA dari
anoda ke kathoda, untuk membentuk angka, diperlukan kombinasi penyalaan LED
sesuai dengan angka yang akan ditampilkan. Tiap segment diberi notasi huruf a, b, c,
d, e, f dan g, serta dt untuk dot (Surahmat dan Fu’ady, 2020).

3.1.14 Kabel Jumper


Kabel jumper dapat didefinisikan sebagai kabel elektrik yang berfungsi untuk
menghubungkan antar komponen yang ada di breadboard atau papan arduino tanpa
harus menggunakan solder. Pada dasarnya, kabel jumper sudah dilengkapi dengan
pin yang terdapat pada setiap ujungnya. Kabel jumper juga memiliki beberapa jenis,
antara lain adalah yakni male to female, male to male, dan female to female
(Tontowi dan Kurnia, 2020).

Gambar 3.13 Kabel Jumper


Sumber : Nusyirwan et al., 2019

Kabel Jumper digunakan dalam menyalurkan energy listrik. Sebuah kabel listrik
terdiri dari isolator dan konduktor isolator adalah bahan pembungkus kabel yang biasa
terbuat dari plastik atau karet, sedangakan konduktor terbuat dari tembaga. Kabel ini
akan digunakan untuk menghubungkan antara titik satu dengan titik lainnya didalam
satu project board. Adapun prinsip kerja jumper berdasarkan polaritas dalam
rangkaian. Jumper bisa juga untuk meng- groundkan yaitu dengan cara menancapkan
di arus vertical dan arus horizontal papan project board dan digunakan dalam
merangkai suatu rangkaian percobaan (Maulana dan Rachmat, 2017).

3.1.15 IC (Integrated Circuit)


Integrated Circuit yaitu sebuah komponen elektronika aktif yang terbuat dari
beberapa gabungan komponen lain dengan total jutaan komponen. Komponen
penyusun ini diantaranya ialah sebuah transistor, dioda, resistor dan sebuah kapasitor
yang nanti akan diintegrasikan dalam suatu rangkaian elektronika disebuah kemasan
kecil. Pada dasarnya komponen yang menjadi bahan utama dalam pembentukan
integrated circuit ialah bahan yang terbuat dari bahan semikonduktor seperti silicon
(Apriani dan Taufik, 2018).

Gambar 3.14 IC
Sumber : Apriani dan Taufik, 2018

Integrated Circuit yaitu sebuah komponen eletronika yang memiliki ciri-ciri yaitu
terdapat kaki mirip seperti binatang kaki seribu, dan komponen ini dapat dipasangkan
atau ditempatkan pada sebuah rangkaian populer maupun rangkaian logika
komputer. Pada dasarnya Integrated Circuit terdapat beberapa jenis dan setiap
jenisnya akan dikelompokkan berdasarkan sebuah kegunaan atau pemakaiannya
serta dapat juga dikelompokkan berdasarkan bahan semikonduktor yang digunakan.
Terdapat 4 jenis dari integrated circuit yang dapat diketahui dalam sebuah rangkaian
seperti RTL yang termasuk jenis ic dari sebuah komponen resistor dan transistor, DTL
yaitu jenis ic yang berasal dari dioda dan transistor, TTL yakni jenis ketiga dari ic yang
berasal dari transistor dan transistor, dan jenis terakhir yaitu ECL yang berasal dari
sebuah penguatan emiter dari beberapa transistor (Aribowo dan Desmira, 2016).

3.1.16 Mikrokontroller AT Mega 16


Mikrokontroler ATMega16 yaitu sebuah komputer kecil (“special purpose
computers”). Terdapat di dalam satu IC yang berisi CPU, memori, timer, saluran
komuikasi serial dan paralel, port input/output, ADC. Mikrokontroler ATMega16 yakni
mikrokontroler 8 bit yang memiliki kemampuan tinggi dengan daya rendah.
Mikrokontroler jenis ini memiliki kapasitas Flash memori 16 Kbyte. Memiliki juga
EEPROM 512 Byte dan SRAM 1 Kbyte (Mulyanah dan Hellyana, 2015).
Gambar 3.15 Mikrokontroler Atmega 16
Sumber : Mulyanah et al., 2015

Mikrokontroler ATMega 16 ialah salah satu mikrokontroler buatan AVR yang


memiliki fasilitas-fasilitas yang cukup lengkap. Fasilitas yang dimiliki mikrokontroler
ATMega 16 antara lain yakni flash, RAM, EEPROM, Port I/O, Timer, UART, PWM,
ADC, SPI, dan ISP. Mikrokontroller ATMega 16 juga memiliki fitur-fitur yang cukup
banyak, beberapa diantaranya yakni memiliki kapasitas flash memori 16 Kbyte,
EEPROM 512 Byte dab SRAM 1 Kbyte, unit interupsi internal dan eksternal, CPU
yang terdiri atas 32 buah register, dan memiliki fitur peripheral (Albet et al., 2014).

3.2 Sebut dan jelaskan penerapan sistem instrument/ pengukuran lingkungan/automatisasi


sesuai bidang studi!
Salah satu contoh penerapan sebuah sistem berbasis instrument dalam teknik
bioproses dapat diterapkan pada perancangan alat pensterilisator banteri yang ada pada
udara, yang mana pada alat ini memanfaatkan sebuah cahaya ultraviolet sebagai media
sterilisasi dengan cara menyinari sebuah ruangan dengan cahaya UV selama 4 jam. Pada
proses perancangan alat ini dilengkapi dengan 2 komponen utama yaitu lampu UV dan
sebuah rangkaian control yang tersusun dari blower, rangkaian mikrokontroller, LCD, dan
komponen penunjang lainnya. Prinsip kerja dari alat ini yaitu melakukan sebuah sterilisasi
udara dengan memanfaatkan lampu ultraviolet pada durasi tertentu dan akan langsung
dilakukan pemantauan melalui sebuah LCD (Fatimang, 2019).
Penerapan sistem instrument juga dapat diterapkan pada sebuah perancangan
fotobioreaktor mikroalga yang merupakan sebuah alat perkembangbiakan mikroalga
melalui pemberian konsentrasi O2. Prinsip kerja alat ini yaitu mengoptimalkan sebuah
konsentrasi O2 dan emisi gas CO2 pada sekelompok mikroalga. Pada proses
perancangannya alat ini menggunakan sebuah komponen LM35 yang berfungsi dalam
mengontrol sebuah temperatur dari mikroalga, dengan prinsip kerja yaitu membaca dan
mengenai sebuah temperatur masuk dan mengkonversikannya menjadi sebuah nilai yang
nantinya apabila terlalu besar akan secara otomatis mengaktifkan sebuah relai kipas dan
menonaktifkan relai dari komponen heater (Biolita, dan Harmadi, 2017).
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pada praktikum materi pengenalan alat dilakukan pengamatan mengenai alat-alat
yang akan digunakan selama praktikum berlangsung. Pada praktikum materi ini bertujuan
untuk mengenalkan kepada mahasiswa alat-alat yang umum digunakan dalam suatu
instrument. Pengukuran merupakan proses untuk mendapatkan informasi tentang nilai dari
suatu besaran fisis. Alat ukur inilah yang disebut sebagai instrument pengukuran.
Instrumen yakni alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data
dengan cara melakukan pengukuran. Cara ini dilakukan untuk memperoleh data yang
objektif yang nantinya akan diperlukan untuk menghasilkan kesimpulan penelitian yang
objektif pula. Instrumen memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan mutu
suatu penelitian. Hal ini dikarenakan validitas atau keaslian data yang diperoleh akan
sangat ditentukan oleh kualitas atau validitas instrumen yang digunakan, di samping
prosedur pengumpulan data yang ditempuh. Terdapat alat-alat yang nanti nya akan
digunakan dalam praktikum berikutnya yaitu sekitar 15 alat. Alat-alat tersebut yakni
meliputi Multimeter, LED, Photodioda, LDR, LM35, Thermocouple, Resistor Pelangi/Tetap,
Resistor Variabel/Tidak Tetap, Power Supply, Project Board, LCD, 7 Segment, Kabel
Jumper, IC (Integrated Circuit) dan Mikrokontroller AT Mega 16.

4.2 Saran
Praktikum sudah dilaksanakan dengan sangat baik. Bagi praktikan yang akan
mengikuti praktikum diharapkan sudah memahami dengan baik materi pada modul dan
video yang sudah diberikan oleh asisten praktikum sebelum praktikum berlangsung. Jika
mengalami kesulitan ataupun memiliki pertanyaan terkait praktikum, praktikan hendaknya
bisa mengajukan pertanyaan tersebut ketika praktikum dilaksanakan agar dapat
memahami materi yang diberikan dengan baik dan dapat mengerjakan laporan dengan
maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin J, Zulita NL, Hermawansyah. 2017. Perancangan Murottal Otomatis Menggunakan


Mikrokontroller Arduino Mega 2560. Jurnal Media Infotama. Vol. 12(1): 89-98.
Barida M dan Sutamo. 2016. Pengembangan Instrumen Evaluasi “Self Evaluation” dan “Peer
Evaluation” Layanan Konesling Individual di Sekolah Bagi Konselor. Jurnal Konseling dan
Pendidikan. Vol. 4(2): 110-117
Indarwati SHN, Isnaidi G, Suryono. 2017. Rancang Bangun Sistem Pengontrol Temperatur
Menggunakan Mikrokontroler ATSAM3X8E Pada Peralatan Ultrasonic Assisted
Extraction (UAE). Youngster Physics Journal. Vol. 6(4): 339-347
Komarujaman, Ismail N, Atam. 2016. Sistem Pneumatic Control Valve Pada Discharge Valve
Main Cooling Water Pump (MCWP). Prosiding SENTER. UIN Sunan Gunung Djati.
Bandung, 26-27 November
Krisnandi D. 2011. Perancangan Dan Analisa Output Rangkaian Signal Conditioning Analog
Melalui Mikrokontroler Atmega8535 Untuk Stasiun Cuaca. Jurnal Inkom. Vol. 5(1): 22-28
Kurniawan A, Wahyudiono A, Purwantini S. 2020. Simulasi pengisian Air Ketel Menggunakan
Rangkaian IC Gerbang Logika Dasar Sesuai di Kapal MV Tanto Setia. Jurnal Dinamika
Bahari. Vol. 1(1): 61-70
Nuryanto EL. 2017. Penerapan dari OP-AMP (Operational Amplifier). Orbith. Vol. 13(1): 43-50
Pane M, Arianto S, Bisman P, Tamba T. 2013. Pembuatan Signal Conditioning Untuk Sensor
Lvdt(Linear Variable Differential Transformer). Jurnal Saintia Fisika. Vol. 4(1): 1-5
Puspita H. 2011. Detektor Proximity Sebagai Alat Pengaman Brankas. Jurnal INDEPT. Vol.
1(3): 1-17.
Rahmadsyah. 2018. Rancangan Visual Display Dengan Pendekatan Ergonomi Pada Gudang
Pt. Telkomsel. Skripsi. Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas
Sumatera Utara
Sagita M. 2015. Aplikasi Led Rgb Pada Lengan Robot Penyortir Kotak Berdasarkan Warna
Berbasis Arduino Uno. Tugas Akhir. Politeknik Negeri Sriwijaya
Saraswati R. 2014. Pendingin Sayuran Menggunakan Peltier Berbasis Mikrokontroler
Atmega16. Tugas Akhir. Politeknik Negeri Sriwijaya
Setyaningsih E, Prastiyanto D, Suryono. 2017. Penggunaan Sensor Photodioda sebagai
Sistem Deteksi Api pada Wahana Terbang Vertical Take-Off Landing (VTOL). Jurnal
Teknik Elektro. Vol. 9(2): 53-59
DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN

Abdul RA, Yuhardi, Rif’ati. 2016. Penggunaan Dioda Jenis Led (Light Emiting Diode) Pada
Pembuatan Sel Surya Sederhana Berbasis Bahan Semikonduktor. Seminar Nasional
Pendidikan 2016, Universitas Jember
Albet M, Ginta PW, Sudarsono A. 2014. Pembuatan Jendela Otomatis Menggunakan Sensor
Cahaya. Jurnal Media Infotama. Vol. 10(1): 8-15
Anggreni N P, Supardi I, Wendri N. 2014. Bel Cerdas Cermat Menggunakan Remote Control
Wirelessberbasis Mikrokontroler At89s52. Buletin Fisika. Vol. 15(2) : 1-5
Apriani Y, Taufik B. 2018. Inverter Berbasis Accumulator Sebagai Alternatif Penghemat Daya
Listrik Rumah Tangga. Jurnal Surya Energy. Vol. 3(1): 203-219
Aribowo D, Desmira. 2016. Implementasi Prototype Pembuatan Alat Pemanas Air Berbasis
Mikrokontroller. Jurnal PROSISKO. Vol. 3(2): 9-13
Azhari MR, Azhar, Kamal M. 2019. Rancang Bangun Sistem Pengendalian Suhu dan Level
Pada Proses Penyulingan Air Laut Menjadi Air Tawar Dengan Metode Boiling. Jurnal
TEKTRO. Vol. 3(2): 113-118
Biolita N O dan Harmadi. 2017. Perancangan Fotobioreaktor mikroalga Chlorella Vulgaris
untuk mengoptimalkan konsentrasi oksigen (O2). Jurnal Fisika Unand. 6(3) : 296 – 305
Cholish, Rimbawati, Hutasuhut AA. 2017. Analisa Perbandingan Switch Mode Power Supply
(SMPS) dan Transformator Linear Pada Audio Amplifier. Jurnal CIRCUIT. Vol. 1(2): 90-
102
Effendrik P, Joelianto G, Sucipto H. 2014. Karateristisasi Thermocouple Dengan
Menggunakan Perangkat Lunak MATLAB-SIMULINK. Jurnal ELTEK. Vol.12(1): 133-145
Fatimang. 2019. Rancang Bangun Sterilisator Bakteri Pada Udara Berbasis Mikrokontroler
Arduino Uno. Jurnal Teknologi Elektrika. Vol. 2(16):63 – 68
Harpan J K. 2017. Rancang Bangun Atap Otomatis Dengan Menggunakan Sensor Hujan
Berbasis Arduino Uno. Tugas Akhir. Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Universitas Muhammadiyah Sumatra Utara
Kalsum, U. 2016. Pengukuran Laju Temperatur Pemanas Listrik Berbasis LM35 DanSistem
Akuisi Data Adc-0804. Jurnal Saintifik. Vol. 2(2): 115-121
Kurniawan E, Suhery C, Triyato D. 2013. Sistem Penerangan Rumah Otomatis Dengan
Sensor Cahaya Berbasis Mikrokontroler. Jurnal Coding Sistem Komputer. Vol. 1(2): 1-10
Kusuma YWJ, Soedajarwanto N, Trisanto A, Despa D. 2015. Rancang Bangun penggerak
Otomatis Panel Surya Menggunakan Sesor Photodioda Berbasis Mikrokontroller Atmega
16. Electrician. Vol 9(1): 11-20
Lapanporo PB. 2011. Prototipe Sistem Telemetri Berbasis Sensor Suhu dan Sensor Asap
untuk Pemantau Kebakaran Lahan. Jurnal POSITRON. Vol. 1(1): 43-49
Maulana E, Purnama RA. 2017. Pemanfaatan Layanan SMS Telepon Seluler Berbasis
Mikrokontroler Atmega328p sebegai Sistem Kontrol Lampu Rumah. Jurnal Teknik
Komputer. 3(1): 93-99
Muda I. 2013. Elektronika Dasar. Penerbit Gunung Samudera. Malang
Mulyanah E, Hellyana CM. 2015. Perancangan Dan Pembuatan Alat Pengering Kerupuk
Otomatis Menggunakan Mikrokontroler Atmega16. Jurnal Evolusi. Vol. 3(2): 43-47
Natsir M, Rendra DB, Anggara ADY. 2019. Implementasi Iot Untuk Sistem Kendali Ac Otomatis
Pada Ruang Kelas Diuniversitas Serang Raya. Jurnal Prosisko. Vol. 6(1) : 69-72
Nawali E D, Sherwin R U A, Sompie, Novi M, Tulung. Rancang Bangun Alat Penguras Dan
Pengisi Tempat Minum Ternak Ayam Berbasis Mikrokontroler Atmega 16. E-Journal
Teknik Elektro dan Komputer, Vol. 4(7): 25-34
Nusyirwan D, Aritonang MD, Perdana PPP. 2019. Penyaringan Air Keruh Menggunakan
Sensor Ldr Dan Bluetooth Hc-05 Sebagai Media Pengontrolan Guna Meningkatkan Mutu
Kebersihan Air Di Sekolah. Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol. 3(1): 37-
46
Perawati. 2016. Mikrokontroler At Mega8535 Sebagai Pengendali Illuminasi Lampu
Penerangan. Jurnal Ampere. Vol. 1(2): 41-49
Raharjo K. 2011. Pola Intensitas Cahaya Dan Daerah Kerja LED. Skripsi. Program Studi
Fisika, Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
Rahmadiansyah A, Ele O, Merti W, Hanif WN, Rifki F. 2017. Perancangan Sistem Telemetri
untuk Mengukur Intensitas Cahaya Berbasis Sensor Light Dependent Resistor dan
Arduino Uno. Journal of Electrical and Electronic Engineering. Vol. 1(1): 15-21
Sinaulan OM, Rindengan YDY, Sugiarso BA. 2015. Perancangan Alat Ukur Kecepatan
Kendaraan Menggunakan Atmega 16. E – Journal Teknik Elektro Dan Computer. Vol.
1(1): 60-70
Sitohang EP, Dringhuzen JM, Novi ST. 2018. Rancang Bangun Catu Daya Dc Menggunakan
Mikrokontroler Atmega 8535. Jurnal Teknik Elektro Dan Computer. Vol. 7(2):135-141
Sujadmiko M H. 2018. Aplikasi Materi Listrik Dinamis Dalam Pembuatan Alat Peraga Kunci
Elektronik Sederhana. Skripsi. Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung
Sundaygara C, Pranata BK, Sayadi M. 2018. Bahan Ajar Percobaan Fisika Materi Listrik
magnet. Media Nusa Creative, Malang
Surahmat A, Fu’ady D. 2020. Imulasi Rangkaian Seven Segment Menggunakan Multisim Pada
Pembelajaran Rangkaian Elektronika Analog dan Digital di SMKS Informatika Sukma
Mandiri. Jurnal of Innovation and Future Technology. Vol. 2(1): 15-28
Tantowi D, Kurnia Y. 2020. Simulasi Sistem Keamanan Kendaraan Roda Dua Dengan
Smartphone dan GPS Menggunakan Arduino. Jurnal Algor. Vol. 1(2): 9-15
Tsauqi A K, Murtezha H E, Ivander M, Venas M H, Annisa Tsalsabila, Fadhilah C, Titin Y, Putri
T, Irzaman. 2016. Saklar Otomatis Berbasis Light Dependent Resistor (Ldr) Pada
Mikrokontroler Arduino Uno. Seminar Nasional Fisika (E-Journal) SNF 2016, Universitas
Negeri Jakarta
Vrileuis A. 2013. Pemantau Lalu Lintas Dengan Sensor LDR Berbasis Mikrokontroler
ATmega16. Jurnal Rekayasa Elektrika. Vol. 10(3): 142-146
Yuniarti, Umar K. 2017. Pengembangan Media Pembelajaran Instrumentasi dan Pengukuran
Menggunakan Trainer Board Measurement. Prosiding Seminar Hasil Penelitian (SNP2M)
2017 (pp.105-110)
LAMPIRAN
LAMPIRAN TAMBAHAN
SCREENSHOOT VIDEO

➢ AWAL

➢ TENGAH
➢ AKHIR

Anda mungkin juga menyukai