Abstract. This study aims to findout a correlation between self-esteem and social
interaction, and differences the two variables on the socioeconomic status of parents.
The subjects in this study were students of SMK Petra Christian Surabaya number of 208
students. Data collection techniques in this study using the scales of social interaction and
self-esteem. Data that has been collected will be analyzed statistically the product moment
correlation and Anova. The results showed: first, there are positive correlation signify-
cantly between self-esteem and student’s social interaction. Second, showed that there are
differences between the self-esteem of students who apply for tuition assistance to students
who do not apply for tuition assistance. Third, showed that there are differences of social
interaction between the students who apply for tuition assistance to students who do not
apply for tuition assistance.
Keywords: social interaction, self-esteem and parental socioeconomic status
Intisari: Penelitian ini bertujuan untuk menemukan hubungan antara harga diri dengan
interaksi sosial, dan perbedaan kedua variable itu ditinjau dari status sosial ekonomi orang
tua. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa SMK Kristen Petra Surabaya sejumlah 208
siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan skala interaksi sosial dan skala harga diri.
Data yang sudah dikumpulkan kemudian dianalisis secara statistik, korelasi product
moment dan anava. Hasil penelitian menunjukkan: pertama, ada korelasi positif yang
signifikan antara harga diri dengan interaksi sosial. Kedua, ada perbedaan harga diri antara
siswa yang mengajukan bantuan uang sekolah dengan siswa yang tidak mengajukan
bantuan uang sekolah. Ketiga, ada perbedaan interaksi sosial antara siswa yang
mengajukan bantuan uang sekolah dengan siswa yang tidak mengajukan bantuan uang
sekolah.
Kata kunci: Interaksi sosial, harga diri dan status sosial ekonomi orang tua
131
Harga Diri Dan Interaksi Sosial Ditinjau Dari Status Sosial Ekonomi Orang Tua
1991). Interaksi sosial terjadi karena manusia sehingga dapat dikatakan bahwa figur attachment
adalah makhluk sosial yang berinteraksi dengan memiliki peran penting dalam meningkatkan
manusia lainnya bukan hanya untuk memper- harga diri remaja. Harga diri didefinisikan sebagai
tahankan hidupnya, melainkan juga untuk mela- evaluasi yang dibuat individu dan kebiasaan
kukan kegiatan lainnya. Interaksi sosial pertama individu dalam memandang dirinya yang meng-
kali terjadi didalam keluarga, terutama dengan ekspresikan sikap menerima atau menolak, juga
ibu. Seiring dengan perkembangan lingkungan mengindikasikan besarnya kepercayaan individu
sosial seseorang, interaksi tidak saja terjadi terhadap kemampuannya, keberartiannya, kesuk-
dengan anggota keluarga, tetapi juga meliputi sesan dan keberhargaan. Secara singkat, harga diri
lingkup sosial yang lebih luas seperti di sekolah, adalah penilaian pribadi yang dilakukan individu
masyarakat dan dengan teman-teman, baik yang mengenai perasaan berharga atau berarti dalam
sesama jenis maupun berbeda jenis kelamin. sikap-sikap individu terhadap dirinya (Cooper-
Bagi remaja, kebutuhan untuk berinteraksi smith, 1967).
dengan orang lain diluar lingkungan keluarganya Menurut Maslow (1975) kebutuhan harga diri
ternyata sangat besar, terutama kebutuhan berin- pada remaja merupakan kebutuhan yang sangat
teraksi dengan teman-teman sebayanya. Dari hasil penting. Dalam kebutuhan harga diri terkandung
penelitian Larson dkk (dalam Sears, 1991) harga diri dan penghargaan dari orang lain. Harga
menemukan fakta, bahwa 74,1% waktu remaja diri meliputi kebutuhan akan prestasi, keunggulan
dihabiskan bersama orang lain diluar lingkungan dan kompetensi, kepercayaan diri, kemandirian
keluarganya. Berdasarkan hasil penelitian ini dan kebebasan; sedangkan penghargaan dari
dapat dikatakan bahwa interaksi sosial atau orang lain meliputi prestise, kedudukan, kema-
menjalin hubungan dengan orang lain merupakan syuran dan nama baik, kekuasaan, pengakuan,
kebutuhan yang penting dan mendasar bagi perhatian, penerimaan, martabat dan penghargaan.
remaja mengingat sebagian besar waktu mereka Harga diri bukan merupakan faktor yang
dihabiskan bersama orang-orang diluar ling- dibawa sejak lahir tetapi merupakan faktor yang
kungan keluarganya. dipelajari dan terbentuk sepanjang pengalaman
Ketika seseorang untuk pertama kalinya individu. Hal ini sesuai dengan pendapat Klass
bertemu dengan orang lain yang baru saja dike- dan Hodge (1978) yang mengemukakan bahwa
nalnya, maka mereka tidak dapat diharapkan harga diri adalah hasil evaluasi yang dibuat dan
langsung menjadi akrab atau bahkan bermu- dipertahankan oleh individu, yang diperoleh dari
suhan. Menurut Knapp (1984) interaksi sosial hasil interaksi individu dengan lingkungan, serta
dapat menyebabkan seseorang menjadi dekat dan penerimaan, penghargaan, dan perlakuan orang
merasakan kebersamaan, atau sebaliknya dapat lain terhadap individu tersebut. Coopersmith
menyebabkan seseorang menjadi jauh dan tersisih (1967) menyatakan bahwa harga diri merupakan
dari suatu hubungan interpersonal. hasil penilaian individu terhadap dirinya sendiri.
Harga diri merupakan salah satu aspek yang Pendapat ini didukung oleh Mead (dalam Cooper-
menentukan keberhasilan seseorang dalam berin- smith, 1967) yang menambahkan bahwa harga
teraksi dengan lingkungan sosialnya. Bagaimana diri tersebut sebagian besar dihasilkan oleh
individu berinteraksi dengan lingkungannya dan refleksi penghargaan orang lain terhadap dirinya.
bagaimana individu melakukan penyesuaian Remaja yang sedang dalam masa pertumbuhan
sosial akan dipengaruhi oleh bagaimana individu dan perkembangan sangat membutuhkan harga
tersebut menilai keberhargaan dirinya. Individu diri, karena harga diri mencapai puncaknya pada
yang menilai tinggi keberhargaan dirinya merasa masa remaja (Goebel dan Brown, 1981). Harga
puas atas kemampuan diri dan merasa menerima diri remaja berkembang dan terbentuk dari
penghargaan positif dari lingkungan. Hal ini akan interaksinya dengan orang lain, melalui penghar-
menumbuhkan perasaan aman dalam diri individu gaan, penerimaan dan respon sikap yang baik dari
sehingga dia mudah menyesuaikan diri dengan orang lain secara terus menerus.
lingkungan sosialnya (Knapp, 1984). Ciri khas yang menonjol pada remaja adalah
Berdasarkan penelitian Coopers-mith (dalam masalah yang menyangkut penilaian terhadap
Branden, 1994), significant others memiliki peran dirinya sendiri sehingga mereka terikat dengan
penting dalam meningkatkan harga diri remaja. adanya penerimaan lingkungannya. Penilaian
Significant others adalah figur attachment, orang lain terhadap segala atribut yang melekat
132
Agustinus Sugeng Widodo
pada diri remaja sangat berpengaruh terhadap remaja mengenai bagaimana orang lain menge-
penilaiannya terhadap diri sendiri. Atribut yang valuasi dan memberikan penilaian atas dirinya.
baik merupakan sesuatu yang membanggakan Proses pembentukan ini terjadi semenjak
bagi remaja dan akan menaikkan harga dirinya, remaja berinteraksi dengan lingkungannya dima-
sebaliknya atribut buruk yang melekat pada na penilaian dari lingkungan tersebut akan terin-
dirinya akan dianggap memalukan dan dinilai ternalisasi dan menjadi batasan tingkah lakunya.
merendahkan harga dirinya. Hal ini berkaitan Faktor ketiga dalam self evaluation adalah
dengan kebutuhan remaja akan harga diri yang evaluasi terhadap kesuksesan dan kegagalan
didapat dari lingkungannya. dalam melakukan sesuatu sebagai bagian dari
Harga diri terbentuk dari hasil evaluasi identitas diri. Dalam hal ini remaja dapat mela-
subyektif remaja atas umpan balik yang dia terima kukan sesuatu yang membuat dirinya merasa
dari figur attachment serta perbandingan dengan berharga baik secara pribadi maupun secara sosial
standar atau nilai kelompok. Pembentukan harga dimana hal ini dapat meningkatkan rasa harga diri
diri mencakup dua proses psikologis, yaitu remaja.
evaluasi diri (self evaluation) dan keberhargaan Hasil self evaluation yang dilakukan remaja
diri (self worth). Evaluasi diri (self evaluation) akan menumbuhkan suatu perasaan bahwa self
mengacu pada pembuatan penilaian mengenai (diri) itu berharga atau disebut sebagai self worth.
pentingnya diri (self). Sedangkan self worth Self worth melibatkan sudut pandang dari diri
merupakan perasaan bahwa diri (self) itu berharga sendiri dalam melakukan suatu tindakan.
(Burns, 1979). Misalkan perasaan kompetisi muncul dari dalam
Evaluasi diri (self evaluation) terdapat tiga diri remaja tersebut karena dia merasa memiliki
faktor utama, yaitu perbandingan antara gambaran harga diri dan tidak ditentukan atau bergantung
diri yang dimiliki (self image) dengan gambaran kepada dukungan atau pandangan yang sifatnya
diri yang diinginkan (ideal self), internalisasi dari eksternal. Dari Self evaluation dan self worth
penilaian lingkungan sosial (society’s judgment) tersebut, remaja akan mengembangkan harga diri.
serta evaluasi terhadap kesuksesan dan kegagalan Individu dengan harga diri yang tinggi adalah
dalam melakukan sesuatu sebagai bagian dari individu yang puas atas karakter dan kemampuan
identitas diri (self). Ketiga faktor ini saling terkait dirinya. Mereka akan menerima dan memberikan
dan menentukan proses pembentukan harga diri penghargaan positif terhadap dirinya sehingga
remaja. akan menumbuhkan rasa aman dalam menye-
Self image merupakan suatu gambaran diri dan suaikan diri atau bereaksi terhadap stimulus dari
keadaan diri yang dimiliki oleh remaja yang lingkungan sosial. Individu dengan harga diri
bersangkutan, sedangkan ideal self adalah suatu yang tinggi mengharapkan masukan verbal dan
gambaran dari keadaan diri yang diinginkan oleh non verbal dari orang lain untuk menilai dirinya.
remaja. Remaja akan melakukan suatu perban- Mereka memandang diri sebagai seorang yang
dingan antara gambaran diri yang dia miliki (self bernilai, penting dan berharga. Individu dengan
image) dengan gambaran diri yang dia inginkan harga diri yang tinggi adalah individu yang aktif
(ideal self) didalam evaluasi diri. Jika perban- dan berhasil serta tidak mengalami kesulitan
dingan antara self image dengan ideal self meng- untuk membina persahabatan dan mampu meng-
hasilkan suatu gambaran yang sangat berbeda, ekspresikan pendapatnya.
remaja akan merasa tidak puas dan sangat Individu dengan harga diri yang berada pada
mungkin mengembangkan harga diri yang rendah. tingkat sedang pada dasarnya memiliki kesamaan
Sebaliknya, jika gambaran diri yang dia miliki dengan individu yang memiliki harga diri tinggi
(self image) tidak terlalu memiliki perbedaan dalam hal penerimaan diri. Mereka adalah indi-
dengan gambaran diri yang dia inginkan (ideal vidu yang cenderung optimis dan mampu me-
self), remaja akan merasa puas dan menerima nangani kritik, namun cenderung tergantung pada
dirinya secara realistis dan akan mengembangkan penerimaan sosial dalam menampilkan tingkah
harga diri yang tinggi (Burn, 1979). lakunya. Mereka tampak lebih aktif dibandingkan
Faktor kedua didalam self evaluation adalah individu dengan harga diri tinggi dalam mencari
internalisasi dari penilaian lingkungan sosial pengalaman sosial yang akan meningkatkan
(society’s judgement) terhadap diri (self). Dalam penerimaan dirinya di lingkungan sosial.
hal ini, self evaluation ditentukan oleh keyakinan
133
Harga Diri Dan Interaksi Sosial Ditinjau Dari Status Sosial Ekonomi Orang Tua
Individu dengan harga diri yang rendah adalah skala yang dikoreksi lebih besar dari 0,30.
individu yang hilang kepercayaan diri dan tidak Hasil uji realibilitas Cronbach’s Alpha, skala
mampu menilai kemampuan diri. Rendahnya interaksi sosial diperoleh koefisien korelasi
penghargaan diri ini mengakibatkan individu reliabilitas sebesar 0,896. Hasil analisis ini
tidak mampu mengekspresikan dirinya di ling- menunjukkan bahwa koefisien reliabilitas skala
kungan sosial. Mereka tidak puas dengan karak- harga diri telah melebihi batas minimum koefisien
teristik dan kemampuan diri. Mereka juga tidak reliabilitas 0,800.
memiliki keyakinan diri dan merasa tidak aman Skala harga diri terdiri dari 42 item. Setelah
terhadap keberadaan mereka di lingkungan. dilakukan uji daya diskriminasi item, menunjuk-
Individu dengan harga diri yang rendah adalah kan 30 item memenuhi syarat indeks daya diskri-
individu yang pesimis yang perasaannya di- minasi dan 12 item gugur. Item-item yang dinya-
kendalikan oleh pendapat yang dia terima dari takan memenuhi daya diskriminasi item, koefisien
lingkungan ((Burn, 1979). korelasi item dengan skor total skala yang di-
Status sosial ekonomi juga mempunyai pera- koreksi lebih besar dari 0,30. Hasil uji reliabilitas
nan penting terhadap interaksi sosial. Individu Cronbach’s Alpha skala harga diri diperoleh
dengan status sosial ekonomi yang tergolong koefisien korelasi reliabilitas sebesar 0,873. Hasil
mampu, dia akan dapat berinteraksi sosial dengan analisis ini menunjukkan bahwa koefisien relia-
baik (Abdulsyani, 2007). bilitas skala harga diri telah melebihi batas
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan minimum koefisien reliabilitas 0,800.
bahwa seseorang yang mempunyai harga diri Untuk mengetahui status sosial ekonomi orang
tinggi dapat melakukan interaksi sosial dengan tua siswa dapat ditelusuri melalui data tentang
baik. Begitu pula seseorang dengan status sosial siswa yang mengajukan bantuan uang sekolah dan
ekonomi yang tergolong mampu, maka orang siswa yang tidak mengajukan bantuan uang
tersebut dapat berinteraksi sosial dengan baik sekolah di bagian Tata Usaha. Untuk dapat di-
pula. kabulkannya siswa yang mengajukan bantuan
uang sekolah, ada beberapa syarat yang harus
Hipotesis dipenuhi yaitu :
- Bukti penghasilan orang tua dari instansi terkait
1. Ada hubungan yang positif antara harga diri
- Surat keterangan dari RT/RW yang menyatakan
dengan interaksi sosial.
keluarga dalam keadaan kurang mampu
2. Ada perbedaan harga diri antara siswa yang
- Foto copy surat rumah atau bukti pembayaran
mengajukan bantuan uang sekolah dengan
bila rumah dalam status sewa / kontrak
siswa yang tidak mengajukan bantuan uang
- Foto copy KTP dan KSK
sekolah.
- Foto copy rekening telpon, PDAM dan PLN
3. Ada perbedaan interaksi sosial antara siswa
masing-masing 3 bulan terakhir
yang mengajukan bantuan uang sekolah
- Disurvei oleh petugas untuk mengetahui keada-
dengan siswa yang tidak mengajukan bantuan
an sebenarnya dari keluarga yang bersangkutan
uang sekolah.
(PPPK Petra, 2012).
Dengan demikian siswa yang dikabulkan
METODE
permohonan bantuan uang sekolahnya merupakan
cerminan dari keluarga yang status sosial ekono-
Subyek
minya kurang mampu.
Subyek penelitian ini adalah siswa SMK kelas
X, XI, dan XII yang berjumlah 208 siswa. HASIL
134
Agustinus Sugeng Widodo
interaksi sosial, dengan demikian hipotesis dalam dapat dikatakan bahwa figur attachment memiliki
penelitian ini diterima. peran penting dalam meningkatkan harga diri
Hasil perhitungan stsatistik dengan mengguna- remaja. Harga diri didefinisikan sebagai evaluasi
kan anava menunjukkan bahwa ada perbedaan yang dibuat individu dan kebiasaan individu
harga diri antara siswa yang mengajukan bantuan dalam memandang dirinya yang mengekspresikan
uang sekolah dengan siswa yang tidak mengaju- sikap menerima atau menolak, juga mengindikasi-
kan bantuan uang sekolah. Hal ini terbukti dengan kan besarnya kepercayaan individu terhadap
hasil yang diperoleh dari harga F = 6,187 pada p = kemampuannya, keberartian-nya, kesuksesan dan
0,015 (p < 0,05). Berdasarkan harga mean yang keberhargaan. Secara singkat, harga diri adalah
diperoleh, pada siswa yang mengajukan bantuan penilaian pribadi yang dilakukan individu menge-
uang sekolah (kelompok 1), harga mean yang nai perasaan berharga atau berarti dalam sikap-
diperoleh = 104,63013 lebih rendah dari mean sikap individu terhadap dirinya (Coopersmith,
siswa yang tidak mengajukan bantuan uang 1967).
sekolah (kelompok 2), harga mean yang diperoleh Begitu pula Maslow (1975) kebutuhan harga
= 110,99428. diri pada remaja merupakan kebutuhan yang
Hasil perhitungan stsatistik dengan mengguna- sangat penting. Dalam kebutuhan harga diri ter-
kan anava menunjukkan bahwa ada perbedaan kandung harga diri dan penghargaan dari orang
interaksi sosial antara siswa yang mengajukan lain. Harga diri meliputi kebutuhan akan prestasi,
bantuan uang sekolah dengan siswa yang tidak keunggulan dan kompetensi, kepercayaan diri,
mengajukan bantuan uang sekolah. Hal ini ter- kemandirian dan kebebasan; sedangkan penghar-
bukti dengan hasil yang diperoleh dari harga F = gaan dari orang lain meliputi prestise, kedudukan,
26,178 pada p = 0,000 (p < 0,01). Berdasarkan kemasyuran dan nama baik, kekuasaan, pengaku-
harga mean yang diperoleh, pada siswa yang an, perhatian, penerimaan, martabat dan penghar-
mengajukan bantuan uang sekolah (kelompok 1), gaan.
harga mean yang diperoleh = 105,4783 lebih Harga diri bukan merupakan faktor yang
rendah dari mean siswa yang tidak mengajukan dibawa sejak lahir tetapi merupakan faktor yang
bantuan uang sekolah (kelompok 2), harga mean dipelajari dan terbentuk sepanjang pengalaman
yang diperoleh = 114,0204. individu. Hal ini sesuai dengan pendapat Klass
dan Hodge (1978) yang mengemukakan bahwa
PEMBAHASAN harga diri adalah hasil evaluasi yang dibuat dan
dipertahankan oleh individu, yang diperoleh dari
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa hasil interaksi individu dengan lingkungan, serta
harga diri ada hubungan yang positif dan signifi- penerimaan, penghargaan, dan perlakuan orang
kan dengan interaksi sosial. Hal ini sesuai dengan lain terhadap individu tersebut. Oleh Coopersmith
pendapat Knapp (1984), yang mengatakan bahwa (1967) dinyatakan bahwa harga diri merupakan
harga diri merupakan salah satu aspek yang hasil penilaian individu terhadap dirinya sendiri.
menentukan keberhasilan seseorang dalam berin- Pendapat ini didukung oleh Mead (dalam
teraksi dengan lingkungan sosialnya. Bagaimana Coopersmith, 1967) yang menambahkan bahwa
individu berinteraksi dengan lingkungannya dan harga diri tersebut sebagian besar dihasilkan oleh
bagaimana individu melakukan penyesuaian refleksi penghargaan orang lain terhadap dirinya.
sosial akan dipengaruhi oleh bagaimana individu Remaja yang sedang dalam masa pertumbuhan
tersebut menilai keberhargaan dirinya. Individu dan perkembangan sangat membutuhkan harga
yang menilai tinggi keberhargaan dirinya merasa diri, karena harga diri mencapai puncaknya pada
puas atas kemampuan diri dan merasa menerima masa remaja (Goebel dan Brown, 1981). Harga
penghargaan positif dari lingkungan. Hal ini akan diri remaja berkembang dan terbentuk dari
menumbuhkan perasaan aman dalam diri individu interaksinya dengan orang lain, melalui penghar-
sehingga dia mudah menyesuaikan diri dengan gaan, penerimaan dan respon sikap yang baik dari
lingkungan sosialnya. orang lain secara terus menerus.
Begitu pula Coopersmith (dalam Branden, Ciri khas yang menonjol pada remaja adalah
1994), significant others memiliki peran penting masalah yang menyangkut penilaian terhadap
dalam meningkatkan harga diri remaja. Signifi- dirinya sendiri sehingga mereka terikat dengan
cant others adalah figur attachment, sehingga adanya penerimaan lingkungannya. Penilaian
135
Harga Diri Dan Interaksi Sosial Ditinjau Dari Status Sosial Ekonomi Orang Tua
orang lain terhadap segala atribut yang melekat yang penting dan berharga. Individu dengan harga
pada diri remaja sangat berpengaruh terhadap diri yang tinggi akan menghargai diri sendiri,
penilaiannya terhadap diri sendiri. Atribut yang menyadari bahwa mereka berharga, dan melihat
baik merupakan sesuatu yang membanggakan diri mereka serta dengan orang lain. Mereka tidak
bagi remaja dan akan menaikkan harga dirinya, berpura-pura sempurna, mereka menyadari keter-
sebaliknya atribut buruk yang melekat pada batasannya, dan berharap untuk dapat lebih
dirinya akan dianggap memalukan dan dinilai meningkat dan berkembang. Individu dengan
merendahkan harga dirinya. Hal ini berkaitan harga diri yang rendah biasanya mengalami
dengan kebutuhan remaja akan harga diri yang penolakan, ketidakpuasan dan peremehan akan
didapat dari lingkungannya. dirinya.
Sedangkan hasil penelitian yang menunjukkan Harga diri merupakan evaluasi individu ter-
ada perbedaan harga diri dan interaksi sosial hadap dirinya sendiri secara rendah atau tinggi.
antara siswa yang mengajukan bantuan uang Penilaian tersebut terlihat dari penghargaan
sekolah dengan siswa yang tidak mengajukan mereka terhadap keberadaan dan keberartian
bantuan uang sekolah, hal ini sejalan dengan dirinya. Individu yang memiliki harga diri yang
pendapat dari Abdulsyani (2007), bahwa status tinggi akan menerima dan menghargai dirinya
dan peranan sosial merupakan unsur baku dalam sendiri apa adanya. Dalam harga diri tercakup
stratifikasi sosial. Stratifikasi sosial menempatkan evaluasi dan penghargaan terhadap diri sendiri
seseorang atau sekelompok orang pada kedu- dan menghasilkan penilaian tinggi atau rendah
dukan tertentu. Kedudukan tertentu ini tergambar terhadap dirinya sendiri. Penilaian tinggi terhadap
dari hak dan kewajiban yang dimiliki, tingkat diri sendiri adalah penilaian terhadap kondisi diri,
penghormatan yang diterima, dan kewenangan menghargai kelebihan dan potensi diri, serta
yang diakui. Unsur yang bisa menjadi faktor menerima kekurangan yang ada, sedangkan yang
pembentukan suatu kelas sosial, salah satunya dimaksud dengan penilaian rendah terhadap diri
adalah dilihat dari segi sosial ekonomi. Dari sendiri adalah penilaian tidak suka atau tidak puas
sumber ekonomi terbentuklah kelas sosial ekono- dengan kondisi diri sendiri, tidak menghargai
mi seperti kaya dan miskin, ekonomi kuat dan kelebihan diri dengan melihat diri sebagai sesuatu
ekonomi lemah. Stratifikasi sosial dapat terjadi yang selalu kurang (Santrock, 1998).
karena ada sesuatu yang dibanggakan oleh setiap Sheldon dkk (1996) berpendapat bahwa harga
orang atau sekelompok orang dalam kehidupan diri rendah adalah menolak dirinya sebagai
masyarakat. sesuatu yang berharga dan tidak bertanggung-
Hal ini sejalan dengan pendapat dari James jawab atas kehidupannya sendiri. Jika individu
(dalam Helmi, 1995) yang mengatakan bahwa sering gagal maka cenderung harga diri rendah.
kedudukan kelas sosial dapat dilihat dari peker- Harga diri rendah jika kehilangan kasih sayang
jaan, pendapatan dan tempat tinggal. Individu dan penghargaan orang lain. Harga diri diperoleh
yang memiliki pekerjaan yang lebih bergengsi, dari diri sendiri dan orang lain, aspek utama
pendapatan yang lebih tinggi dan tinggal dalam adalah diterima dan menerima penghargaan dari
lokasi rumah yang lebih besar dan mewah akan orang lain.
dipandang lebih sukses dimata masyarakat dan Gangguan harga diri rendah digambarkan
menerima keuntungan material dan budaya. Hal sebagai perasaan yang negatif terhadap diri
ini akan menyebabkan individu dengan kelas sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan
sosial yang tinggi meyakini bahwa diri mereka harga diri, merasa gagal mencapai keinginan,
lebih berharga dari orang lain. mengkritik diri sendiri, penurunan produktivitas,
Wong (2004) berpendapat bahwa harga diri destruktif yang diarahkan pada orang lain,
merupakan penilaian terhadap hasil yang dicapai perasaan tidak mampu, mudah tersinggung dan
terhadap analisis, sejauh mana perilaku memenuhi menarik diri secara sosial.
ideal diri. Jika individu selalu sukses maka Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan
cenderung harga dirinya tinggi, dan jika gagal bahwa aspek-aspek yang mempengaruhi interaksi
maka harga dirinya akan cenderung rendah. Harga sosial meliputi harga diri dan status sosial
diri tinggi adalah perasaan yang berakar dalam ekonomi orang tua.
penerimaan diri sendiri tanpa syarat walaupun
melakukan kesalahan tanpa merasa sebagai orang
136
Agustinus Sugeng Widodo
137
Harga Diri Dan Interaksi Sosial Ditinjau Dari Status Sosial Ekonomi Orang Tua
138