Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
“DIABETES MELITUS“
Pada Tn. R
Di
RSUD POLEWALI MANDAR
Disusun Oleh
Nama :NOVITA OLVI A
NIM :B0217334
1
DIABETES MELITUS
A. Defenisi
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2016, Diabetes mellitus adalah
suatu penyakit kronis dimana organ pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau
ketika tubuh tidak efektif dalam menggunakannya. Diabetes mellitus adalah gangguan
metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi
berupa hilangnya toleransi karbohidrat (Price dan Wilson, 2006). Hiperglikemia atau
terjadinya peningkatan kadar gula darah adalah salah satu efek yang terjadi jika
penyakit diabetes tidak terkontrol dan lambat laun akan mengakibatkan kerusakan
diberbagai sistem di dalam tubuh khususnya saraf dan pembuluh darah. Diabetes
mellitus merupakan penyakit metabolik yang berlangsung lama atau kronis yang
ditandai dengan peningkatan kadar gula darah sebagai akibat dari kelainan insulin,
aktivitas insulin ataupun sekresi insulin yang dapat menimbukan berbagai masalah
serius dan prevalensi dari penyakit diabetes mellitus ini berkembang sangat cepat
(Smeltzer &Bare, 2008). Berdasarkan dari beberapa definisi di atas, diabetes mellitus
adalah suatu kelainan metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah
yang dapat mengakibatkan kerusakan diberbagai sistem tubuh manusia
Hasil dari gangguan sekresi insulin yang progresif yang menjadi latar belakang
terjadinya resistensi insulin atau ketidakefektifan penggunaan insulin di dalam
tubuh. Diabetes mellitus tipe 2 merupakan tipe diabetes yang paling banyak
2
dialami oleh seseorang di dunia dan paling sering disebabkan oleh karena berat
badan berlebih dan aktivitas fisik yang kurang. Tanda dan gejala dari diabetes
mellitus tipe 2 ini hampir sama dengan diabetes mellitus tipe 1, tetapi diabetes
mellitus tipe 2 dapat didiagnosis setelah beberapa tahun keluhan dirasakan oleh
pasien dan pada diabetes mellitus komplikasi dapat terjadi. Diagnosis klinis
diabetes mellitus umumnya akan dipikirkan bila ada keluhan khas berupa poliuria,
polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
sebabnya. Keluhan lain yang mungkin dikeluhkan pasien adalah lemah,
kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulva
pada pasien wanita
3. Diabetes tipe spesifik lain Diabetes tipe ini biasanya terjadi karena adanya
gangguan genetik pada fungsi sel beta, gangguan genetik pada kerja insulin,
penyakit eksokrin pankreas dan dipicu oleh obat atau bahan kimia (seperti
pengobatan HIV/AIDS atau setelah transplantasi organ).
4. Gestational Diabetes Diabetes tipe ini terjadinya peningkatan kadar gula darah
atau hiperglikemia selama kehamilan dengan nilai kadar glukosa darah normal
tetapi dibawah dari nilai diagnostik diabetes mellitus pada umumnya. Perempuan
dengan diabetes mellitus saat kehamilan sangat berisiko mengalami komplikasi
selama kehamilan. Ibu dengan gestational diabetes memiliki risiko tinggi
mengalami diabetes mellitus tipe 2 dikemudian hari. Gestational diabetes lebih
baik didiagnosa dengan pemeriksaan saat prenatal karena lebih akurat
dibandingkan dengan keluhan langsung yang dirasakan klien.
3
2. Diabetes Mellitus Tipe 2
Penyandang DM tipe 2 mengalami awitan manifestasi yang lambat dan sering kali
tidak menyadari penyakit sampai mencari perawatan kesehatan untuk beberapa
masalah lain. Manifestasi yang biasa muncul yaitu poliuria dan polidipsia,
polifagia jarang dijumpai dan penurunan berat badan tidak terjadi. Manifestasi
lain juga akibat hiperglikemia: penglihatan buram, keletihan, parastesia, dan
infeksi kulit
D. Etiologi
Penyebab DM adalah kurangnya produksi dan ketersediaan insulin dalam tubuh
yang mencukupi maka tidak dapat bekerja secara normal atau terjadinya gangguan
fungsi insulin. Insulin berperan utama dalam mengatur kadar glukosa dalam darah,
yaitu 60-120 mg/dl waktu puasa dan dibawah 140 mg/dl pada dua jam sesudah makan
(orang normal) Kekurangan Insulin disebabkan karena terjadinya kerusakan sebagian
kecil atau sebagian besar dari sel-sel beta pulau langerhans dalam kelenjar penkreas
yang berfungsi menghasilkan insulin. Ada beberapa faktor yang menyebabkan DM
sebagai berikut:
Genetik atau Faktor Keturunan
Virus dan Bakteri
Bahan Toksin atau Beracun
Asupan Makanan
Obesitas
E. Patofisiologi
Pengolahan bahan makanan dimulai di mulut kemudian ke lambung dan
selanjutnya ke usus. Di dalam saluran pencernaan itu makanan di pecah menjadi
bahan dasar dari makanan itu. Karbohidrat menjadi glukosa, protein menjadi asam
amino, dan lemak menjadi asam lemak. Ketiga zat makan itu akan diserap oleh usus
dan kemudian masuk ke dalam pembuluh darah dan diedarkan keseluruh tubuh untuk
dipergunakan oleh organ-organ didalam tubuh sebagai bahan bakar. Supaya dapat
berfungsi sebagai bahan bakar, zat makanan itu harus masuk dulu ke dalam sel supaya
dapat diolah. Di dalam sel, zat makan terutama glukosa dibakar melalui proses kimia
yang rumit, yang hasil akhirnya adalah timbulnya energi. Proses ini disebut
metabolisme. Dalam proses metabolisme itu insulin memegang peran yang sangat
4
penting yaitu bertugas memasukkan glukosa ke dalam sel, untuk selanjutnya dapat
dipergunakan sebagai bahan bakar. Insulin ini adalah suatu zat atau hormon yang
dikeluarkan oleh sel beta di pankreas (Suyono, 2004). Pada DM type II jumlah insulin
normal, malah mungkin lebih banyak tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat
pada permukaan sel yang kurang. Reseptor insulin ini dapat di ibaratkan sebagai
lubang kunci pintu masuk ke dalam sel. Pada keadaan tadi lubang kuncinya yang
kurang, hingga meskipun anak kuncinya (insulin) banyak, tetapi karena lubang
kuncinya (reseptor) kurang, maka glukosa yang masuk sel akan sedikit, sehingga sel
akan kekurangan bahan bakar (glukosa) dan glukosa di dalam pembuluh darah
meningkat (Suyono, 2004). Efek samping insulin adalah penambahan berat badan
yang mungkin diduga karena tiga penyebab :
Insulin diketahui memiliki efek anabolik (pembentukan tubuh).
Ketika kontrol terdapat glisemia yang baik mulai dicapai karena adanya terapi
insulin, sedikit gula yang hilang didalam urin.
6. Diabetes mellitus
5
Apabila kolesterol dalam tubuh kita sampai melebihi batas kebutuhan atau
tertimbun di dalam dinding pembulu darah akan menyebabkan suatu kondisi yang
disebut dengan aterosklerosis, yaitu penyempitan atau pengerasan pembulu darah.
Kadar kolesterol yang tinggi dapat menyumbat aliran darah. Apabila penyumbatan
terjadi di jantung, tentunya dapat menyebabkan serangan jantung. Apabila
penyumbatan terjadi di otak, dapat menyebabkan serangan otak atau strok. Kondisi
seperti ini ditandai dengan meningkatnya tekanan darah tinggi atau darah tinggi.
2. Latihan
Latihan penting dalam penatalaksanaan diabetes karena efeknya dapat
menurunkan kadar glukosa darah dan mengurangi faktor resiko kardiovaskuler.
Latihan akan menurunkan kadar glukosa darah dengan meningkatkan
pengambilan glukosa oleh otot dan memperbaiki pemakaian insulin. Sirkulasi
darah dan tonus otot juga diperbaiki dengan olahraga. Latihan sangat bermanfaat
pada diabetes karena dapat menurunkan berat badan, mengurangi rasa stres, dan
6
mempertahankan kesegaran tubuh. Latihan juga akan mengubah kadar lemak
darah yaitu meningkatkan kadar HDL kolesterol dan menurunkan kadar kolesterol
total serta trigliserida
Waktu yang paling baik untuk diabetisi melakukan latihan olahraga adalah
sekitar 1-2 jam setelah makan, saat insulin dan kadar gula darah mulai stabil.
Rutin berjalan kaki memang sangat baik dilakukan bagi penderita diabetes karena
bisa meningkatkan kemampuan tubuh untuk memproses gula sehingga tidak
menumpuk berlebihan di dalam darah
3. Pemantauan
Pemantauan kadar glukosa darah merupakan prosedur yang berguna bagi
semua penderita diabetes. Pemantauan ini merupakan dasar untuk melaksanakan
terapi insulin yang intensif dan untuk menangani kehamilan yang dipersulit oleh
penyakit diabetes. Bagi pasien yang tidak menggunakan insulin pemantauan
mandiri glukosa darah sangat membantu dalam melakukan pemantauan terhadap
efektivitas latihan, diet dan obat hipoglikemia oral. Tes ini dianjurkan bagi setiap
pasien yang dicurigai mengalami hipoglikemia atau hiperglikemia
4. Terapi
Hormon insulin disekresikan oleh sel-sel beta pulau Langerhans. Hormon
insulin bekerja untuk menurunkan kadar glukosa darah postprandial dengan
mempermudah pengambilan serta penggunaan glukosa oleh sel-sel otot, lemak
dan hati. Pada DM tipe 2 insulin mungkin diperlukan sebagai terapi jangka
panjang untuk mengendalikan kadar glukosa darah jika diit dan obat hipoglikemia
oral tidak berhasil mengontrol kadar gula darah
5. Pendidikan
Diet, aktivitas fisik dan stres fisik serta emosional dapat mempengaruhi
pengendalian diabetes, maka pasien harus belajar untuk mengatur keseimbangan
berbagai faktor, merawat diri sendiri setiap hari guna menghindari penurunan atau
kenaikan kadar glukosa darah yang mendadak, dan harus memiliki perilaku
preventif dalam gaya hidup untuk menghindari komplikasi diabetik jangka
panjang. Pendidikan menekankan bahwa penggunaan sistem makanan pengganti
7
lebih memudahkan pasien dalam berfikir mengenai makanan daripada mengubah
cara makan.
Sumber Informasi :
B. RIWAYAT KESEHATAN
8
Pernah mendapat pengobatan : ( ) Tidak ( ) Ya
C. KEADAAN UMUM
D. KEBUTUHAN DASAR
- Suhu : 0
C ( ) Gelisah ( ) Nyeri ( ) Skala Nyeri : (0-10)
Masalah Keperawatan :
- Kebisaan BAB : x/hari BAK : x/hari - Nadi :96 x/menit Pernafasan :24 x/menit
- Menggunakan laxsan : () tidak ( ) - TD :120/60 mmHg Bunyi Nafas :
ya. Jenis : - Sirkulasi oksigenasi : ( )TAK ( )Pusing ( ) Sianosis ( )
- Menggunakan diuretik : ( ) tidak ( ) ya. akral dingin ( ) clubbing finger
Jenis : - Dada : ( ) TAK ( ) retraksi dada ( ) nyeri dada
- Keluhan BAK Saai ini : ( ) berdebar-debar ( ) defisiensi trackhea ( ) bunyi jantung
( ) Retensi urin ( ) inkontinensia urin ( ) disuria Normal (frekwensi : x/m ( )Mur-mur ( ) gallop
( ) Keseringan ( ) Urgensi ( ) Nocturia - Riwayat penyakit : ( ) bronchitis ( )Asma
- Peristaltik usus : ( ) Tuberkulosis ( ) Empisema ( ) hipertensi ( ) demam
( ) tidak ada peristaltik ( ) Hiperperistaltik rematik ( ) flebitis ( ) kesemutan
- Keluhan BAB saat ini : - Lain-lain :
( ) Belum pernah BAB selama di RS
- Abdomen :
Lunak/keras :
lunak
Massa : Ukuran/lingkar Abdomen :
- Terpasang kateter urine : ( ) Tidak ( ) ya
(dimulai tgl : di :
- Pengguna alkohol : Jumlah/frekwensi :
- Lain-lain :
Masalah keperawatan Masalah keperawatan
( ) Diare ( ) Konstipasi ( ) Inkontinen ( ) Retensi urin ( ) Bersihan jalan nafas tidak efektif
( ) Inkontinen Urin ( ) Disuria ( ) Keseringan ( ) Urgensi ( ) Intoleran aktifitas ( ) Pola nafas tidak efektif
( ) Ggn pertukarn gas ( ) Penurunan Curah Jantung (
) Risiko ganguan perfusi jaringan.......................
NEOROSENSORIS KEAMANAN
- Babinsky : ( ) tidak ( ) ya
- Chaddock : ( ) tidak ( ) ya
- Brudinsky : ( ) tidak ( ) ya
( ) Gangguan perfusi jaringan cerebral ( )Resiko injury b/d penurunan absorpsi VitK
( ) Risti perluasan infeksi (sepsis/serangan infeksi oportunistik
baru).
SEKSUALITAS
- Durasi :
Masalah keperawatan : ( ) kecemasan ( ) ketakutan ( ) koping individu tidak efektif ( ) isolasi diri
( ) hambatan komunikasi verbal ( ) spiritual distress ( ) resiko merusak diri ( ) harga diri rendah
E. PENYULUHAN DAN PEMBELAJARAN
1. Bahasa dominan (khusus) :
( ) Buta huruf : Ô Ketidakmampuan belajar khusus :
( ) Keterbatasan kognitif :
F. DATA GENOGRAM
PERENCANAAN
DIAGNOSA TUJUAN &
NO
KEPERAWATAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL
1 2 3 4 5
Nyeri akut Setelah dilakukan Obserbasi:
berhubungan tindakan 1X 24 jam, Identifikasi lokali,
dengan agen diharapkan tingkat nyeri karakteristik,
pencedera menuru, dengan kriteria durasi, frekuensi,
fisiologis. hasil kualitas, intensitas
Keluhan nyeri nyeri
meurun Identifikasi skala
Gelisah meurun nyeri
Mual muntah Identifikasi faktor
meurun yang memperberat
Tekanan darah dan memperingan
membaik nyeri
Nafsu makan Identifikasi
membaik pengetahuan dan
Pola tidur membaik keyakinan tentang
nyeri
Terapeutik:
Kontrol lingkungan
yang memperberat
rasa nyeri
Fasilitasi istrahat
dan tidur
Pertimbangkan
jenis dan sumber
nyeri dalam
pemulihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
Jelaskan
penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
Jelaskan strategi
meredahkan nyeri
Anajurkan
menggunakan
analgesik secara
tepat
Kolaborasi:
Kolaborasi
pemberian
analgesik, jika
perlu.