Anda di halaman 1dari 5

1.

Pandemi virus corona telah memberikan tuntutan yang sangat besar bagi para pemimpin di sektor
bisnis maupun sektor-sektor lainnya. Korban jiwa akibat virus ini menimbulkan ketakutan di antara para
pekerja dan berbagai pemangku kepentingan. Wabah yang berskala besar dan ketidakpastian yang
dihadapi dapat menyulitkan para pemimpin untuk mengatasinya. Wabah ini memiliki ciri khas sebagai
krisis “landscape-scale” atau berskala luas yang dapat dimaknai sebagai peristiwa tak terduga atau besar
yang terjadi dengan kecepatan luar biasa, sehingga menyebabkan tingkat ketidakpastian tinggi yang
menimbulkan disorientasi, perasaan kehilangan kendali, dan gangguan emosi yang kuat.

Hal pertama yang harus dilakukan oleh pemimpin adalah menyadari bahwa perusahaan sedang
menghadapi krisis. Hal ini merupakan langkah yang cukup sulit, terutama di saat krisis datang perlahan
dan berkembang di dalam situasi yang terlihat wajar sehingga tidak terlihat secara nyata.

Untuk mengantisipasi ancaman potensial dari krisis yang berkembang dengan lambat ini, para pemimpin
perlu menekan bias kenormalan (normalcy bias), yang dapat menyebabkan mereka meremehkan
kemungkinan maupun dampak yang dapat ditimbulkan.

Ketika para pemimpin menyadari terjadinya krisis, mereka dapat memulai memikirkan bagaimana
merespon terhadap peristiwa tersebut. Namun demikian, mereka tidak dapat merespon seperti dalam
dalam keadaan darurat biasa dimana tindakan biasanya dilakukan mengikuti rencana yang telah disusun
sebelumnya.. Dalam krisis dimana terdapat banyak ketidakbiasaan (unfamiliarity) dan ketidakpastian,
perlu dilakukan penyesuaian besar untuk memberikan respon secara efektif.

Respon dapat dapat dilakukan secara luas, tidak hanya tindakan sementara (misalnya, pemberlakuan
kebijakan “work from home”, namun juga penyesuaian dengan praktik bisnis yang ada (seperti
penerapan tools atau cara baru untuk membantu proses kolaborasi), yang dapat bermanfaat untuk
mempertahankan jalannya bisnis bahkan setelah krisis berlalu.

Hal yang dibutuhkan oleh para pemimpin saat terjadi krisis adalah perilaku dan pola pikir yang dapat
mencegah reaksi yang berlebihan terhadap krisis dan bagaimana menghadapi tantangan ke depan.

Langkah yang perlu dilakukan perusahaan untuk menghadapi fenomena wabah virus Covid-19 antara
lain sebagai berikut :

- Persiapan untuk merespons krisis : Membentuk jaringan satuan tugas (satgas)

Saat terjadi krisis, para pemimpin perlu menghilangkan keyakinan bahwa respon yang bersifat top-down
akan membawa stabilitas. Untuk menangani keadaaan darurat, pada umumnya perusahaan
mengandalkan struktur command-and-control untuk mengelola kegiatan operasionalnya dengan baik
dengan menerapkan respon yang terencana. Namun, dalam krisis yang penuh dengan ketidakpastian,
para pemimpin menghadapi masalah baru yang belum pernah dialami sebelumnya. Jajaran eksekutif
puncak suatu perusahaan tidak mampu mengumpulkan informasi atau mengambil keputusan yang
cukup cepat untuk merespon secara efektif. Para pemimpin dapat menggerakkan organisasi perusahaan
secara lebih baik dengan menetapkan prioritas penanganan dan memberdayakan karyawan untuk
mencari serta menerapkan solusi yang mendukung prioritasprioritas yang ada.

- Memperkuat karakter pemimpin dalam masa krisis : Manfaat atas sikap ‘deliberate calm’ dan ‘bounded
optimism’

Jajaran pemimpin senior di perusahaan harus siap untuk sementara waktu mengalihkan beberapa
tanggung jawab dari hierarki command-and control ke jaringan satgas serta memberdayakan anggotanya
untuk memimpin beberapa aspek penanganan krisis organisasi. Hal ini termasuk memberi wewenang
untuk mengambil dan mengimplementasikan keputusan tanpa harus mendapatkan persetujuan. Salah
satu peran penting yang dapat dimainkan oleh pemimpin senior adalah membangun arsitektur
pengambilan keputusan dengan segera, sehingga memiliki akuntabilitas yang jelas dan dibuat oleh
pemegang wewenang yang tepat di berbagai tingkatan.

- Menunjukkan empati : Menghadapi tragedi kemanusiaan sebagai prioritas pertama

Dalam krisis berskala luas, fokus utama para pekerja adalah kelangsungan hidup dan kebutuhan dasar
mereka. Apakah saya akan sakit atau menjadi tidak berdaya? Bagaimana dengan keluarga saya? Apa yang
akan terjadi kemudian? Siapa yang akan merawat kami? Pemimpin hendaknya tidak menugaskan bagian
komunikasi atau bagian hukum untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Krisis adalah saat
yang paling penting bagi para pemimpin untuk memperkuat aspek penting dalam peran kepemimpinan
mereka: yaitu membuat perubahan positif dalam kehidupan banyak orang.

- Berkomunikasi secara efektif : Mempertahankan transparansi dan memberikan pemberitahuan rutin

Para pemimpin sering kali mengkomunikasikan krisis dengan cara yang kurang tepat. Dari waktu ke
waktu, kita melihat para pemimpin yang terlalu percaya diri, menyampaikan nada optimis di tahap awal
krisis—dan menambah kecurigaan pemangku kepentingan mengenai hal-hal yang sebenarnya diketahui
para pemimpin dan seberapa baik kemampuan mereka dalam menanganinya. Para tokoh yang
berwenang juga cenderung menunda pemberitahuan ke masyarakat dalam waktu yang lama karena
menunggu terkumpulnya fakta dan keputusan yang dibuat.

2. Karakterisitk dan lingkungan bisnis adalah keseluruhan hal-hal atau keadaan ekstern badan usaha atau
industri yang mempengaruhi kegiatan organisasi atau kekuatan atau institusi diluar organisasi bisnis yang
dapat mempengaruhi kinerja bisnis.

Dewasa ini, terminologi “ lingkungan “ tidak hanya semata-mata merefleksikan lingkungan ekologi, tetapi
juga konsep umum yang menjelaskan gambaran keseluruhan konsep terhadap kekuatan karakteristik dan
lingkungan eksternal. Hal tersebut dapat berdampak pada aktifitas organisasi dari segala aspek. Begitu
halnya juga dengan istilah “bisnis” yang membentuk tipe organisasi, apakah berbentuk perusahaan
berorientasi laba, badan pemerintah, atau pun lembaga nirlaba. Oleh karena itu, istilah “lingkungan
bisnis” memiliki arti yang luas karena menunjukkan seluruh pengaruh eksternal terhadap organisasi.

Lingkungan bisnis memiliki banyak karakter. Dua diantaranya ynag amat penting adalah ketidakpastian
dan lemahnya sinyal yang diberikan oleh lingkungan bisnis. Karena ketidakpastiannya, sesungguhnya
manajemen menjadi tidak sepenuhnya memiliki kendali terhadap lingkungan bisnis. Ketidakpastiannya
juga bertingkat dari ketidakpastian yang rendah yang masih membuka peluang adanya kecenderungan
sampai pada ketidakpastian tinggi yang membuka peluang adanya kecenderungan sampai pada
ketidakpastian tinggi yang membuka peluang timbulnya banyak - bukan sekedar beberapa -
kemungkinan. Akibatnya, manajemen tidak sepenuhnya dapat melakukakn prakiraan apa yang akan
terjadi. Tidak itu saja sinyal yang diberikan oleh lingkungan bisnis juga lemah. Tidak jelas apakah sinyal
tersebut menandakan adanya peluang ataukah sebaliknya. Akibatnya, Manajemen sering keliru dalam
membaca sinyal dan memberikan tafsir

Lingkungan umum adalah suatu lingkungan dalam lingkungan eksternal organisasi yang menyusun
faktor-faktor tersebut pada dasarnya diluar dan terlepas dari operasi perusahaan. Faktor-faktor tersebut
antara lain :

1. Faktor ekonomi

Faktor ekonomi mengacu pada sifat, cara dan arah dari perekonomian dimana suatu perusahaan akan
atau sedang berkompetisi. Indicator dari kesehatan perekonomian suatu Negara antara lain adalah
tingkat inflasi, tingkat suku bunga, deficit atau surplus perdagangan, tingkat tabungan pribadi dan bisnis,
serta produk domestic bruto.

2. Faktor sosial

Faktor sosial yang mempengaruhi suatu perusahaan mencakup keyakinan, nilai, sikap, opini yang
berkembang, dan gaya hidup dari orang-orang di lingkungan mana perusahaan beroperasi. Faktor-faktor
ini biasanya dikembangkan dari kondiasi cultural, ekologis, pendidikan, dan kondisi etnis.
3. Faktor politik dan hukum

Faktor politik dan hukum mendefinisikan parameter-parameter hokum dan bagaimana pengaturan
perusahaan harus beroperasi. Kendala politik diberlakukan terhadap perusahaan melalui keputusan
perdagangan yang wajar, program perpajakan, penentuan upah minimum, kebijakan polusi dan harga
serta banyak tindakan lainnya yang bertujuan untuk melindungi karyawan, konsumen, masyarakat umum
dan lingkungan. Beberapa tindakan politik dan hukumjuga didesain untuk member manfaat dan
melindungi perusahaan.

4. Faktor teknologi

Kemajuan teknologi secara dramatis telah mengubah produk, jasa, pasar, pemasok, distributor, pesaing,
pelanggan, proses manufaktur, praktik-praktik pemasaran dan posisi persaingan. Kemajuan teknologi
dapat menciptakan pasar baru, perkembangan produk, dan lain sebagainya. Perubahan teknologi dapat
mengurangi atau menghilangkan perbedaan biaya antar perusahaan, menciptakan proses produksi yang
lebih singkat, menciptakan kelangkaan pada tenaga tehnikal serta mampu merubah nilai-nilai dan
harapan para stakeholders.

5. Faktor demografi

Yang perlu diperhatikan oleh perusahaan menyangkut factor demografi ini diantaranya adalah ukuran
populasi, struktur umum, distribusi geografis, pencampuran etnis serta distribusi pendapatan.

Lingkungan industri adalah tingkatan dari lingkungan eksternal organisasi yang menghasilkan komponen
yang secara normal memiliki implikasi yang relative lebih spesifik dan langsung terhadap operasional
perusahaan.

Hal tersebut mempengaruhi dalam hal diantaranya:

1. Perubahan basis konsumen, yang dapat meningkatkan kekuatan pembeli

2. Keberagaman dalam karakteristik desain dan kualitas diantara pemain akan meningkatkan persaingan
3. Pemain baru.

Sumber : BMP EKMA 4414 / Modul 2

BMP EKMA 4414 / Modul 2 / Hal 2.19

https://rinisusilo28.blogspot.com/2017/09/karakteristik-dan-lingkungan-bisnis.html

Anda mungkin juga menyukai