Anda di halaman 1dari 16

IV.

Kalimat Efektif

Kompetensi Dasar: Mahasiswa memahami tentang kalimat efektif dan mampu


mengaplikasikannnya dalam pembelajaran yang sifatnya ilmiah

Indikator:

1. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian kalimat efektif


2. Mahasiswa dapat menjelaskan ciri-ciri kalimat efektif
3. Mahasiswa dapat membedakan kalimat efektif dengan kalimat yang tidak
efektif
4. Mahasiswa dapat menganalisis kalimat-kalimat
5. Mahasiswa dapat menerapkan pemahamannya tentang kalimat efektif dalam
tulisan ilmiah

4.1 Pengertian Kalimat Efektif

“Kalimat efektif adalah kalimat yang singkat, padat, jelas, lengkap, dan dapat
menyampaikan informasi secara tepat” (Widjono, Hs.,2005: 148). Kalimat dikatakan
singkat apabila hanya menggunakan unsur yang diperlukan saja. Tidak ada unsur
yang tidak berfungsi. Padat berarti, semua informasi berada di dalammnya. Dengan
sifat ini tidak terjadi pengulangan-pengulangan pengungkapan. Sifat jelas ditandai
dengan kejelasan struktur kalimat dan makna yang terkandung di dalamnya, Sifat
lengkap mengandung makna kelengkapan struktur kalimat secara gramatikal, dan
kelengkapan konsep atau gagasan yang terkandung di dalam kalimat tersebut.

“Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan menyampaikan


pesan, gagasan, dan pemikiran dari pemberi pesan ke penerima pesan, seperti apa
yang ada dalam pikiran pembicara dan penulis” (Ramadansyah, 2012: 36).

Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan


kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada
dalam pikiran pembicara atau penulis. Kalimat yang sangat mengutamakan
keefektifan informasi, membuat  kalimat itu dapat terjamin.
Kalimat efektif adalah kalimat yang disampaikan pembicara atau penulis,
sama maknanya dengan apa yang ditangkap atau dipahami oleh penyimak atau
pembaca.

4.2 Ciri-ciri kalimat efektif:

Beberapa ahli membagi ciri-ciri kalimat efektif dari sudut pandang masing-
masing. Widjono Hs, (2005) membagi ciri-ciri kalimat efektif atas 5 bagian. Lima
ciri tersebut adalah: keutuhan, kesejajaran, kefokusan, kehematan, kecermatan dan
kesantunan, serta kevariasian.

Keutuhan, kesatuan, kelogisan, atau kesepadanan makna dan struktur,

1. Kesejahteraan bentuk kata, dan (atau) struktur kalimat secara gramatikal,


2. Kefokusan pikiran sehingga mudah dipahami,
3. Kehematan penggunaan unsur kalimat,
4. Kecermatan dan kesantunan, dan
5. Kevariasian kata, dan struktur sehingga menghasilkan kesegaran bahasa.

2.4.1 Keutuhan

Kesatuan kalimat ditandai oleh adanya kesepadanan struktur dan makna


kalimat. Kalimat secara gramatikal mungkin benar, tetapi maknanya kemungkinan
salah. Misalnya:
Saya saling memaafkan. (salah)
Rumput makanan kuda di lapangan. (salah)
Kalimat itu salah karena tidak adanya kesepadanan struktur dan makna.
Kalimat tersebut seharusnya:
Kami saling memaafkan. (benar)
Kuda makan rumput di lapangan. (benar)

2.4.2 Kesejajaran
Kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan secara konsisten.
Misalnya: pertama kesatuan, kemakmuran, kedamaian, kesejahteraan, kedua
pertanian, perikanan, perkebunan, perdamaian, ketiga mengerjakan, membawakan,
nenertawakan, keempat, diangkat, dijinjing, ditentang, dan dipukul.
Misalnya:
a) Polisi segera menangkap pencuri itu karena sudah diketahui sebelumnya.
(salah)
b) Penulis skripsi harus melakukan langkah-langkah:
1) Pertemuan dengan penasesihat akademis,
2) Mengajukan topik,
3) Melapor kepada ketua jurusan, dan
4) Bertemu pembimbing. (salah)
Seharusnya:
a) Polisi segera menangkap pencuri itu karena sudah mengetahui sebelumnya
b) Penulis skripsi harus melakukan langkah-langkah:
1) Menemui penasehat akademis,
2) Mengajukan topik,
3) Melaporkan rencana kepada ketua jurusan, dan
4) Menemui pembimbing. (benar)

2.4.3 Kefokusan
Kalimat efektif harus memfokuskan pesan terpenting agar mudah dipahami
maksudnya. Jika tidak, makna kalimat akan sulit ditangkap maknanya. Hal ini sangat
memungkinkan menghambat komunikasi.
Contohnya:
a) Sulit ditingkatkan kualitas dan kuantitas produk holtikultura ini (tidak efektif)
Produk holtikutura ini sulit ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya (efektif)
b) Pandai bergaul, pandai berbicara, dan pandai membujuk orang adalah modal
utama pemasaran produk. (tidak efektif)
Pandai bergaul, berbicara, dan membujuk orang adalah modal utama pemasar
produk. (efektif)

2.4.4 Kehematan
untuk menjamin kalimat, setiap unsur kalimat harus berfungsi dengan baik,
unsur yang tidak mendukung kalimat harus dihindarkan. Untuk itu hindarilah hal-hal
berikut:
1) Subjek ganda, misalnya: Hasil penelitian itu saya sudah baca.
Seharusnya, Saya sudah membaca hasil penelitian itu.
2) Penajaman kata yang sudah berbentuk jamak, misalnya:
data (jamak) - data-data (jamak)
Fakta (jamak) - fakta-fakta (jamak)
Mengambili buku-buku - mengambili buku atau mengambil buku-buku
Mengambili (jamak), buku-buku (jamak)
3) Menggunakan Bentuk Singkat
Kalimat singkat bukan berarti harus pendek-pendek. Akan tetapi, kalimat
harus menggunakan unsur kalimat yang benar-benar berfungsi dan
menghilangkan kata atau ungkapan yang tidak mendukung makna.
Contoh:
Pimpinan memberikan peringatan kepada karyawan agar rajin bekerja (benar
namun tidak singkat)
Pimpinan memperingatkan karyawan agar rajin bekerja
(benar dan singkat)
Meskipun benar, kalimat ini dapat dibuat lebih singkat dengan
mengubah memberikan peringatan menjadi memperingatkan. Perhatikan kata-
kata berikut ini:
Memberikan teguran – menegur
Mengambil tindakan – menindak
Memberikan peringatan – memperingatkan
4) Menggunakan bentuk kata aktif dan bertenaga:
Ia berdiri lalu pergi (aktif tetapi kurang bertenaga)
Ia bangkit lalu pergi (aktif dan bertenaga)
Mereka memperhatikan penjahat itu (aktif tetapi kurang bertenaga)
Mereka mengamati penjahat itu (aktif dan bertenaga

2.4.5 Kecermatan dan Kesantunan


Kecermatan dan kesantunan terkait dengan ketepatan memilih kata, sehingga
menghasilkan komunikasi baik, tepat, tanpa gangguan emosional pembaca atau
pendengar. Kalimat dikatakan baik jika pesan yang disampaikan dapat diterika oleh
orang lain. Sedangkan santun mengandung makna halus dan baik dan sopan

a) Kecermatan
Kecermatan kata dalam kalimat ditentukan ketepatan pilihan kata. Pilihan
bukan karena enak didengar atau merdu ketika diucapkan melainkan daya
ekspresinya yang eksak (pasti). Banyak  kata dalam bahasa kita yang hampir
sama maknanya. Bahkan, seringkali dianggap sebagai kata yang bersinonim.
Akan tetapi, hanya satu yang paling tepat mengungkapkan maksud secara
cermat.
Misalnya:
Manusia ialah makhluk yang berakal budi (salah dan tidak cermat)

Kata ialah harus diikuti sinonim, bukan definisi formal. Jika


menggunakan ialah kalimat itu kata manusia disertai sinonim.
Manuasia adalah makhluk yang berakal budi (benar dan cermat)
Manusia ialah orang (benar dan cermat)

Selain itu, kecermatan kalimat menyangkut ketepatan bentuk kata, pemakaian


kata berimbuhan, dan tanda baca.
Karena sudah diketahui sebelumnya, mahasiswa itu dapat menjawab tes
dengan mudah (salah)
Karena sudah mengetahui sebelumnya, mahasiswa itu dapat menjawab tes
dengan mudah (benar)
b) Kesantunan
Kesantunan kalimat mengandung makna bahwa gagasan yang diekspresikan
dapat mengembangkan suasana yang baik, hubungan yang harmonis, dan
keakraban. Kalimat yang baik dan santun ditandai sifat-sifat: singkat, jelas,
lugas, dan tidak berbelit-belit. Perhatikan contoh berikut:
Sebagaimana telah ditetapkan, pekerjaan itu biasanya dikerjakan dua kali
seminggu (salah)
Aspek lain yang perlu dipertimbangkan ialah segi hubungan masyarakat.
(salah)
Sebagaimana telah diterapkan, pekerjaan itu biasanya dilakukan dua kali
seminggu. (benar)
Telah ditetapkan bahwa pekerjaan itu dua kali seminggu (benar)

2.4.5 Kevariasian
Kevariasian kalimat dapat dilakukan dengan variasi struktur, diksi, dan gaya
asalkan variasi tersebut tidak menimbulkan perubahan makna kalimat yang dapat
menimbulkan salah pemahaman atau salah komunikasi.
1) Kalimat Berimbang (dalam kalimat majemuk setara)
Kedua orang tuanya bekerja di perusahaan, dan ketiga anak mereka belajar di
sekolah
2) Kalimat Melepas yaitu melepas (mengubah) fungsi klausa kedua dari klausa
koordinatif dengan klausa utama (pertama) menjadi klausa sematan, dalam
kalimat berikut ini menjadi anak kalimat keterangan waktu.
Kedua orang tuanya bekerja di perusahaan ketika ketiga anak mereka belajar
di sekolah
3) Kali mat Berklimaks yaitu menempatkan klausa sematan (anak kalimat) pada
posisi awal dan klausa utama di bagian akhir.
Ketika ketiga anak itu belajar di sekolah, kedua orang tua mereka bekerja di
perusahaan.

2.4.6 Ketepatan Diksi


Kecermatan diksi mempermasalahkan penempatan kata. Setiap kata harus
mengungkapkan pikiran secara tepat. Untuk iu, penulis harus membedakan kata yang
hampir bersinonim, struktur idiomatik, kata yang berlawanan makna, ketepatan dan
kesesuaian.

2.4.7 Ketepatan Ejaan


Kecermatan menggunakan ejaan dan tanda baca dapat menentukan kualitas
penyajian data. Sebaliknya, kesalahan ejaan dapat menimbulkan kesalahan
komunikasi yang fatal, misalnya: Ia membayar dua puluh lima ribuan. (Maksudnya:
dua-puluh-lima-ribuan =  25 x Rp1.000,00 atau dua-puluh-lima-ribuan = seratus ribu
= 20 x Rp5.000,00). Penggunaan tanda baca, misalnya: Paman kami belum menikah.
Bandingkan dengan: Paman, kami belum menikah atau Paman kami, belum menikah
atau Paman, kami, belum menikah

4.3 Karakteristik Kalimat Efektif


Pada tahun 2007, Widjono membagi karakteristik kalimat efektrif menjadi 10
macam, yaitu: kesepadanan dan kesatuan gagasan, kejelasan subjek dan predikat,
tidak hadirnya subjek ganda, tidak salah dalam menggunakan kata hubung
intrakalimat di dalam kalimat tunggal, tidak menggunakan kata “yang” di depan
predikat, adanya kesejajaran, ketegasan, kehematan, kelogisan, dan kecermatan.

1. Kesepadanan dan kesatuan gagasan maksudnya informasi tidak terpecah-


pecah, jelas struktur dan makna.
2. Kejelasan subjek dan predikat, dengan tidak menghadirkan kata depan
sebelum subjek.
3. Tidak menghadirkan subjek ganda, karena pada kalimat tunggal hanya boleh
memuat satu subjek.
4. Tidak hadirnya kata penghubing intrakalimat pada kalimat tunggal.
5. Kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata pada kata yang paralel
6. Ketegasan adalah suatu penekan pada penegasan ide pokok
7. Kehematan adalah menghindari kata, frasa yang tidak perlu
8. Kelogisan adalah hubungan antarunsur yang ;ogis dan masuk akal
9. Kecermatan kalimat yang dimunculkan tidak memberikan pengertian ganda.

KALIMAT EFEKTIF

Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri khas, yaitu kesepadanan struktur,


keparalelan bentuk, ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan penalaran,
kepaduan gagasan, dan kelogisan bahasa.

A. Kesepadanan
Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran
(gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan
oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.

CIRI-CIRI:
1. Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas.
Ketidakjelasan subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat kalimat itu
tidak efektif. Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan
dengan menghindarkan pemakaian kata depan di, dalam, bagi, untuk, pada,
sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya di depan subjek.
Contoh:
a. Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah.(Salah)
b. Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Benar)

2. Tidak terdapat subjek yang ganda


Contoh:
a. Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen.
b. Soalt itu saya kurang jelas.

Kalimat-kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara berikut.


a. Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen.
b. Saat itu bagi saya kurang jelas.

3. Kalimat penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal


Contoh:
a. Kami tidak membuat tugas. Sehingga kami dilarang mengikuti kuliah..
b. Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Sedangkan dia membeli sepeda
motor Suzuki.

Perbaikan kalimat-kalimat ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, ubahlah
kalimat itu menjadi kalimat majemuk dan kedua gantilah ungkapan penghubung
intrakalimat (sehingga) menjadi ungkapan penghubung antarkalimat (oleh karena
itu), sebagai berikut.
a. Kami tidak membuat tugas, sehingga dilarang mengikuti kuliah.
Atau alternatif kedua
Kami tidak membuat tugas. Oleh karena itu, dilarang mengikuti kuliah.

b. Kakaknya membeli sepeda motor Honda, sedangkan dia membeli sepeda


motor Suzuki.
Atau
Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Akan tetapi, dia membeli sepeda motor
Suzuki.

4. Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.


Contoh:
a. Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu.
b. Laporang observasi yang harus selesai hari ini.

Perbaikannya adalah sebagai berikut.


a. Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.
b. Laporan observasi harus selesai hari ini.

B. Keparalelan
Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang
digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina,
bentuk keduanya juga menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan
verba, bentuk kedua juga menggunakan verba. Kalau bentuk pertama pasif, bentuk
kedua dan selanjutnya juga pasif.
Contoh:
a. Kami ke toko itu membeli buku, kertas, amplop, dan menghapus.
a. Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.
b. Data itu harus dikumpulkan, menganalisis, diinterpretasi, dan menyimpulkan.
Kalimat a tidak mempunyai kesejajaran dengan b karena dua bentuk kata yang
mewakili predikat terdiri dari bentuk yang berbeda, yaitu dibekukan dan kenaikan.
Kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan kedua bentuk itu.
Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara luwes.
a. Kami ke toko itu membeli buku, kertas, amplop, dan penghapus.
a. Harga minyak dibekukan atau dinaikan secara luwes.
b. Data itu harus dikumpulkan, dianalisis, diinterpretasi, dan disimpulkan.
Kalimat b tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki predikat tidak
sama bentuknya, yaitu kata pengecatan, memasang,pengujian, dan pengaturan.
Kalimat itu akan baik kalau diubah menjadi predikat yang nomial, sebagai berikut.

Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok,


pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.

C. Ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan
penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu
ditonjolkan. Kalimat itu memberi penekanan atau penegasan pada penonjolan itu.
Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat.

CARA MEMBENTUK PENEKANAN DALAM KALIMAT:


1. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan
kemampuan yang ada pada dirinya.(Penekanannya ialah presiden mengharapkan.)

Contoh:
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.
(Penekanannya Harapan presiden).
Jadi, penekanan kalimat dapat dilakukan dengan mengubah posisi kalimat.

2. Membuat urutan kata yang bertahap


Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan
kepada anak-anak terlantar.
Seharusnya:
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan
kepada anak-anak terlantar.

3. Melakukan pengulangan kata (repetisi).


Contoh:
Saya suka kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.

4. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.


Contoh:
Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.

5. Mempergunakan partikel penekanan (penegasan).


Contoh:
Saudaralah yang bertanggung jawab.

D. Kehematan
Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat
mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan
tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat.
Peghematan di sini mempunyai arti penghematan terhadap kata yang memang tidak
diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa.

Ada Beberapa Kriteria Yang Perlu Diperhatikan.


1. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan
pengulangan subjek. Perhatikan contoh:
a. Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
b. Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa presiden datang.
Perbaikan kalimat itu adalah sebagai berikut.
a. Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
b. Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang.

2. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian superordinat


pada hiponimi kata.
Kata merah sudah mencakupi kata warna.
Kata pipit sudah mencakupi kata burung.
Perhatikan:
a. Ia memakai baju warna merah.
b. Di mana engkau menangkap burung pipit itu?

Kalimat itu dapat diubah menjadi


a. Ia memakai baju merah.
b. Di mana engkau menangkap pipit itu?

3. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu


kalimat.
Kata naik bersinonim dengan ke atas.
Kata turun bersinonim dengan ke bawah.
Perhatikan kalimat-kalimat di bawah ini.
a. Dia hanya membawa badannya saja.
b. Sejak dari pagi dia bermenung.

Kalimat ini dapat diperbaiki menjadi


a. Dia hanya membawa badannya.
b. Sejak pagi dia bermenung.

4. Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang


berbentuk jamak. Misalnya:
Bentuk Tidak Baku                           Bentuk Baku
para tamu-tamu                                    para tamu
beberapa orang-orang                          beberapa orang

E. Kecermatan
Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan
tafsiran ganda. Dan tepat dalam pilihan kata. Perhatikan kalimat berikut.
1. Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
2. Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.
Kalimat 1 memilikimakna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa atau perguran
tinggi.
Kalimat 2 memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uang, seratus ribu rupiah atau
dua puluh lima ribu rupiah.

Perhatikan kalimat berikut.


Yang diceritakan menceritakan tentang putra-putri raja, para hulubalang, dan
para menteri.

Kalimat ini salah pilihan katanya karena dua kata yang bertentangan, yaitu
diceritakan dan
menceritakan. Kalimat itu dapat diubah menjadi

Yang diceritakan ialah putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri.

F. Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam
kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.
CIRI-CIRINYA:
1. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang
tidak simetris. Oleh karena itu, kita hidari kalimat yang panjang dan bertele-tele.
Misalnya:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang
telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar
bertindak ke luar dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan yang
adil dan beradab.
Silakan Anda perbaiki kalimat di atas supaya menjadi kalimat yang padu.

2. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam
kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
a. Surat itu saya sudah baca.
b. Saran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkan.
Kalimat di atas tidak menunjukkan kepaduan sebab aspek terletak antara agen dan
verbal. Seharusnya kalimat itu berbentuk:
a. Surat itu sudah saya baca.
b. Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.
3. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada
atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Perhatikan kalimat ini
a. Mereka membicarakan daripada kehendak rakyat.
b. Makalah ini akan membahas tentang desain interior pada rumah-rumah adat.
Seharusnya:
a. Mereka membicarakan kehendak rakyat.
b. Makalah ini akan membahas desain interior pada rumah-rumah adat.

G. Kelogisan
Yang dimaksud dengan kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat diterima
oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.
Perhatikan kalimat di bawah ini.
1. Waktu dan tempat kami persilakan.
2. Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini.
3. Haryanto Arbi meraih juara pertama Jepang Terbuka.
4. Hermawan Susanto menduduki juara pertama Cina Terbuka.
5. Mayat wanita yang ditemukan itu sebelumnya sering mondar-mandir di
daerah tersebut.

Kalimat itu tidak logis (tidak masuk akal). Yang logis adalah sebagai berikut.
1. Bapak Menteri kami persilakan.
2. Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini.
3. Haryanto Arbi meraih gelar juara pertama Jepang Terbuka.
4. Hermawan Susanto menjadi juara pertama Cina Terbuka.
5. Sebelum meninggal, wanita yang mayatnya ditemukan itu sering mondar-mandir
di daerah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai