Disusun oleh:
Kelompok 10
Riska Fitriana [2057201056]
Sangidun [2057201025]
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini.Sholawat
serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Besar Muhamad SAW.Tidak lupa
pula penulis ucapkan trima kasih kepada Bapak Rukin Sudarwanto, S.Pd., M.T.I
selaku dosen mata kuliah Sistem Operasi.
Makalah yang berjudul “ Managemen Prinsip Dasar Input Output dan Mekanisme
Input Output” ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah
Sistem Operasi.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
2.2 Mekanisme Input Output ............................................................................................. 7
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Manajemen input output sering disebut sebagai device manager atau penyedia
device driver sehingga operasi input output dapat berjalan. Manajemen input output
merupakan ruang lingkup atau batasan dalam manajemen perangkat keras input
output yaitu bagaimana perangkat keras input output itu dikelola dan diprogram
agar dapat berjalan dengan baik. Dalam sistem komputer, manajemen input output
sangat diperlukan karena input output adalah sarana user untuk bisa berkomunikasi
dengan komputer. Oleh karena itu, dalam setiap sistem operasi selalu terdapat input
output manajer.
1
1.2 Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
elektronik.
• Perangkat Untuk komunikasi
4
2.12 Perangkat Keras Input Output
5
2.1.4 DMA
Ketika suatu aplikasi ingin membuka data yang ada dalam suatu disk,
sebenarnya aplikasi tersebut harus dapat membedakan jenis disk apa yang akan
diaksesnya. Untuk mempermudah pengaksesan, sistem operasi melakukan
standarisasi cara pengaksesan pada peralatan I/O. Pendekatan inilah yang
dinamakan interface aplikasi I/O.
Interface aplikasi I/O melibatkan abstraksi, enkapsulasi, dan software
layering. Abstraksi dilakukan dengan membagi-bagi detail peralatan-
peralatan I/O ke dalam kelas-kelas yang lebih umum. Dengan adanya kelas-
kelas yang umum ini, maka akan lebih mudah untuk membuat fungsi-fungsi
standar (interface) untuk mengaksesnya. Lalu kemudian adanya device driver
pada masing-masing peralatan I/O, berfungsi untuk enkapsulasi perbedaan-
perbedaan yang ada dari masing-masing anggota kelas-kelas yang umum tadi.
Device driver mengenkapsulasi tiap -tiap peralatan I/O ke dalam masing-
masing 1 kelas yang umum tadi (interface standar). Tujuan dari adanya
6
lapisan device driver ini adalah untuk menyembunyikan perbedaan-
7
perbedaan yang ada pada device controller dari subsistem I/O pada kernel.
Karena hal ini, subsistem I/O dapat bersifat independen dari hardware.
• Alokasi device
9
standar pabrik-pabrik pembuat perangkat M/K atau pun pembuat
pengendalinya.
10
GAMBAR 1.1 Struktur Disk Array
Mari kita lihat lebih dekat pada alasan kedua. Dalam media yang menggunakan
Constant Linear Velocity (CLV), jumlah bit tiap track adalah sama. Semakin jauh
posisi track dari pusat disk, jaraknya semakin besar, sehingga semakin banyak
sektor yang ada. Saat kita bergerak dari zona yang lebih luar ke zona yang lebih
dalam, jumlah sektor tiap track menurun. Track di zona yang lebih luar biasanya
memiliki sektor lebih banyak 40% dari track di zona yang lebih dalam. Drive
meningkatkan kecepatan rotasinya saat head bergerak dari track terluar sampai track
yang lebih dalam untuk mempertahankan kecepatan perpindahan data dibawah
11
head. Metode ini digunakan pada drive CD-ROM dan DVD-ROM.
12
Gambar 1.2
Alternatif dari metode ini, kecepatan rotasi disk bisa tetap, dan jumlah
(kepadatan) bit menurun dari track yang lebih dalam ke track yang lebih luar untuk
mempertahankan kecepatan data tetap konstan. Metode ini digunakan dalam hard
disk dan dikenal sebagai Constant Angular Velocity (CAV). Keuntungan
menggunakan metode CAV adalah sebuah data bisa langsung dipetakan sesuai pada
track dan nomor silinder yang diminta. Tetapi metode ini juga memiliki kelemahan,
yaitu jumlah data yang bisa di simpan pada track terluar dan terdalam sama, padahal
kita tahu bahwa panjang track bagian luar lebih panjang daripada track bagian
dalam.
13
Jumlah sektor per track telah semakin berkembang sesuai dengan
perkembangan teknologi disk, dan bagian terluar dari sebuah disk biasanya
memiliki beberapa ratus sektor per track. Begitu pula jumlah silinder per disk
semakin bertambah. Sebuah disk ukuran besar bisa memiliki puluhan ribu silinder.
Penjadwalan disk yang telah kita pelajari pada bab sebelumnya memfokuskan
untuk menangani data yang konvensional, yang memiliki sasaran yaitu fairness dan
throughput. Sedangkan pada bab ini data yang kita pelajari adalah data yang
continuous.Data continuous memiliki dua constraint yang tidak dimiliki oleh data
konvensional yaitu: timing deadline dan rate requirements. Kedua constraint tersebut
harus dipenuhi untuk mempertahankan jaminan QOS (Quality Of Service), dan
algoritma penjadwalan disk harus dioptimalkan untuk constraint. Sayangnya, kedua
constraint tersebut sering terjadi konflik. Data continuous biasanya membutuhkan
kecepatan bandwidth disk yang sangat besar untuk memenuhi rate-requirements data.
Karena disk memiliki transfer rate yang relatif rendah dan latency rate yang relatif
tinggi maka penjadwal disk harus mengurangi waktu latensi untuk menjamin
bandwidth yang tinggi. Bagaimanapun, mengurangi waktu latensi mungkin berakibat
dalam sebuah penjadwalan policy yang tidak memberikan prioritas pada deadline.
14
2.2.3 Managemen Disk
• Memformat Disk
Sebuah disk magnetik yang baru sebenarnya hanyalah sebuah slate kosong yang
berupa piringan magnetik untuk menyimpan sesuatu. Sebelum disk tersebut dapat
menyimpan data, harus dilakukan proses low-level formatting/ physical formatting,
yaitu membagi disk menjadi beberapa sektor dan mengisinya dengan struktur data
tertentu (biasanya header, area data, dan trailer) agar dapat dibaca dan ditulis oleh
disk controller.
Salah satu informasi yang dibutuhkan oleh disk controller adalah error-
correcting code (ECC). Disebut seperti itu karena jika terdapat satu atau dua bit data
yang corrupt, controller dapat mengidentifikasi bit mana yang berubah dan
mengoreksi nya. Proses ini otomatis dilakukan oleh controller setiap membaca atau
menulis pada disk.
Low-level formatting berfungsi agar pihak manufaktur dapat mengetes disk
dan menginisialisasi mapping dari lojikal nomor blok ke pendeteksi sektor kosong.
Semakin besar ukuran sektor yang diformat, semakin sedikit sektor yang dapat diisi
pada masing-masing track dan semakin sedikit header dan trailer yang ditulis pada
setiap track. Hal ini berarti ruang yang dapat digunakan untuk data semakin besar.
Agar disk dapat menggunakan suatu berkas, sistem operasi membutuhkan
untuk menyimpan struktur datanya pada disk. Langkah pertama adalah membagi disk
menjadi satu/lebih silinder (partition), sehingga sistem operasi dapat
memperlakukannya sebagai disk yang terpisah. Langkah kedua adalah logical
formatting, atau membuat sistem berkas. Pada langkah ini, sistem operasi menyimpan
struktur data yang telah diinisialisasi ke disk.
Raw I/O adalah array pada blok lojikal yang memiliki kemampuan untuk
menggunakan suatu partisi disk tanpa struktur data dari sistem berkas. Dengan partisi
raw ini, untuk beberapa aplikasi tertentu akan lebih efisien dari segi penyimpanan.
Tetapi kebanyakan aplikasi akan berjalan lebih baik dengan servis sistem berkas
15
biasa.
16
• Boot Block
• Bad Blocks
Bad blocks adalah satu/lebih sektor yang rusak pada suatu disk. Pada disk
sederhana, bad blocks diatasi secara manual. Untuk disk yang lebih kompleks seperti
disk SCSI, bad blocks diatasi dengan sector sparing atau forwarding, yaitu controller
dapat mengganti sektor yang rusak dengan sebuah sektor yang terpisah. Alternatif
lainnya adalah mengganti sektor tersebut dengan cara sector slipping.Mengganti blok
yang rusak bukan sepenuhnya merupakan proses yang otomatis, karena data-data
yang tersimpan sebelum nya akan terhapus.
18
2.2.5 Keandalan Disk
19
Sebuah disk write menyebabkan satu dari tiga kemungkinan:
• Successful completion.
• Partial failure.
Kegagalan terjadi sebelum disk write dimulai, jadi data yang sebe lumnya ada
pada disk masih tetap ada.
2.2.7 DISK
Harddisk komputer berfungsi sebagai media penyimpanan data dan program pada
komputer. harddisk merupakan Device storage utama pada komputer, semua data baik
file maupun data program tersimpan dalam harddisk. Data-data yang telah disimpan di
dalam perangkat harddisk tidak akan hilang. Bahkan apabila pengguna mematikan
perangkat komputer/laptop tersebut. Dengan kata lain, harddisk memiliki peran
sebagai media penyimpanan yang bersifat permanen (data-data tidak akan hilang atau
terhapus). Kapasitas daya tampung daripada harddisk itu sendiri juga terbilang cukup
besar. Fungsi Hardisk adalah untuk menyimpan data secara permanen ke dalam sector
– sector yang terdapat pada disk yang telah tersedia di dalam nya untuk di read atau
write, lain hal nya dengan ram yang fungsinya hanya untuk menyipan data secara
sementara.
20
2.2.8 RAM Disk
21
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
22
DAFTAR PUSTAKA
https://ahmadasyurah.files.wordpress.com/2018/10/materi-7-manajemen-input.pdf
http://p2kp.stiki.ac.id/id3/2-3072-2956/Interupsi-Perangkat-
Keras_23544_balidwipa_p2kp-stiki.html
http://syahiswandi.blogspot.com/2014/01/inputoutput-unit-dan-arsitektur-
family.html
https://repository.unikom.ac.id/42986/1/8.pptx
h https://iim6.tripod.com/ibam-os-html/x6210.html ttps://iim6.tripod.com/ibam-
os-html/x6554.html
https://iim6.tripod.com/ibam-os-html/x6407.html
https://www.it-jurnal.com/pengertian-ram-random-acces-memory/
https://salamadian.com/perangkat-input-dan-output-komputer/
23
24