3
4
serta abu. Umumnya jenis erupsi ini bersifat merusak atau menghancurkan
(destructive).
Erupsi efusif merupakan erupsi yang terjadi karena letak dapur magma
yang dangkal atau dekat dari permukaan. Erupsi ini umumnya memiliki
volume gas yang kecil dengan viskositas magma yang tinggi dan bersifat
encer (basaltic) sehingga tingkat erupsinya sangat kecil. Erupsi jenis ini
umumnya meghasilkan material lava dengan kadar SiO2 yang rendah dan
bersifat membangun (constructive). Gunungapi diklasifikasikan ke dalam
beberapa sumber erupsi antara lain:
1. Erupsi pusat yaitu erupsi yang keluar melalui celah pipa kepundan atau
kawah utama.
2. Erupsi samping yaitu erupsi yang keluar melalui lereng tubuh
gunungapi.
3. Erupsi celah, yaitu erupsi yang muncul akibat adanya rekahan atau
sesar yang ada di zona proksimal dari gunungapi.
4. Erupsi eksentrik, yaitu erupsi samping yang keluar langsung dari dapur
magma (magma chamber) itu sendiri.
3. Kubah lava
Kubah lava gunungapi terbentuk dari kumpulan aliran lava yang
muncul di puncak seputar kawah gunungapi, membentuk morfologi
kubah, yang dibentuk dalam satu periode erupsi atau lebih. Kubah lava
dapat terbentuk apabila kawah gunungapi berada pada puncaknya
membentuk mangkuk (cekungan), dan magma yang keluar bersifat
kental, sehingga hanya menumpuk di atas lubang kepundan
membentuk bukit. Karena lava tersebut mendingin dengan cepat dan
tidak jatuh ke lereng, maka kubah batuan beku yang dihasilkannya
tersebut mengeras dan karena berhubungan langsung dengan cuaca
yang selalu berubah di udara bebas, maka permukaannya mudah
terfragmentasi.
Dalam pertumbuhannya, pada bagian luar tubuh kubah mendingin
dan mengeras, yang selanjutnya diterobos oleh aliran lava berikutnya.
Karena pada bagian luar mengeras maka pada batas antara lava lama
(keras di bawah) dan lava baru (plastis di atas) terbentuk perlapisan
terpisah. Oleh proses pendinginan dan pengerasan yang tidak
bersamaan tersebut, jika bukit kubah lava telah memenuhi
mangkuk/cekungan kawah bagian yang plastis mudah runtuh, gugur
menuruni lereng membentuk guguran kubah lava.
9
Jenis gunungapi maar dan cincin tuf dihasilkan oleh erupsi eksplosif
hidrovulkanik bertekanan tinggi. Letusan tersebut selanjutnya menghasilkan
10
2. Aliran lava, lava banjir, aliran lava pahoehoe, aliran lava aa, aliran
lava bongkah.
3. Lahar, terbentuk dari breksi tuff, batu breksi lapili, dan tuff lapili
dengan berbagai komposisi.
Gambar 10 Lahar
(Sumber:anonym, 2021)
Perlapisan aliran lava dan breksi gunungapi kuarter pada fasies proksimal
Gunung Galung, Tasikmalaya, Jawa Barat. Tebal perlapisannya sangat
beragam dan sebaran lateralnya juga tidak selalu menerus, seperti halnya
terjadi pada perlapisan kue lapis (layered cake geology). Fasies sentral di
sebelah kiri dan fasies medial di sebelah kanan gambar. Perlapisan juga
membentuk kemiringan awal (initial dips).
Gambar 14 Perlapisan aliran lava sebagai bagian dari fasies proksimal gunungapi tersier di Kali
Ngalang, Gunungkidul Ngalang, Gunungkidul-Yogyakarta
(Sumber: anonym. 2021)
Gambar 15 Klasifikasi batuan beku didasarkan atas warna, komposisi kimia dan komposisi
mineralnya
(Sumber: Steckeisen, 1976)
kerucut dan memiliki pola pengaliran radial atau konsentris. Tubuh kerucut
gunungapi tersebut dibangun oleh material hasil aktivitasnya. Pada tipe
gunungapi MORB (tengah samudera), aktivitasnya membentuk lempeng
baru, yang bersifat menutup rekahan yang ada.
Sejalan dengan proses pemekaran oleh gaya tarik dalam lempeng
membentuk rekahan baru yang berasosiasi dengan sesar-sesar transform.
Aktivitas gunungapi tipe MORB memiliki sifat yang sangat dinamis begitu
pula dengan gunungapi banjir lava (lava flood) pada back arch rifting.
Gunungapi belakang busur dengan tipe komposit (strato) yang umumnya
tidak memiliki dapur magma yang tetap aktivitasnya dicirikan oleh erupsi-
erupsi temporer dengan intensitas yang besar dengan dikontrol oleh tekanan
magmatisme yang besar. Magma asal berasal dari tipe magma primitif K
tinggi miskin silika yang berviskositas rendah.
Karena tidak memiliki dapur magma yang menyuplainya aktivitas
gunungapi ini tidak bersifat periodik erupsinya murni dikontrol oleh gaya
endogen yang sangat besar yang memungkinkan untuk menaikkan bulir-bulir
gelembung magma ke permukaan. Contoh gunungapi ini diduga adalah
Gunung Muria di Jawa Tengah. Sebelumnya telah disebutkan bahwa salah
satu aktivitas ekstrusi gunungapi adalah meletus. Tipe aktivitas inilah yang
banyak memiliki variasi tipenya dengan didasarkan pada tingkat
fragmentasinya dan tipe material yang dilontarkannya. Pada erupsi eksplosif
(meletus) menghasilkan rempah gunungapi, erupsi efusif menghasilkan lava
dan keduanya dapat berlangsung secara silih berganti atau bersamaan.