Anda di halaman 1dari 12

TRANSFORMASI FIQIH MELALUI PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN

Tugas Terstruktur Mata Kuliah Sejarah Hukum Islam


Dosen Pengampu : Dr. H. Syufaat, M.Ag

Disusun oleh
Fabilla Prihastomo – 214110303076
1 HTN B

FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI Prof. K.H. SAIFUDDIN
ZUHRI
2021
TRANSFORMASI FIQIH MELALUI PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN
Pendahuluan

Suatu gejala yang bersifat umum bahwa pembentukan dan

pengembangan hukum nasional dilakukan dari hukum tidak tertulis ke arah

hukum tertulis,

Baik dalam masyarakat bangsa yang masih berkembang maupun yang

telah maju. Meskipun demikian, hukum tidak tertulis merupakan bagian dalam

sistem hukum nasional. Hukum tertulis dan tidak tertulis itu berlaku dalam

penyelenggaraan segenap bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara yang bersifat mengikat bagi semua penduduk.

Berkenaan dengan hal itu, sebagaimana tertulis dalam Kompilasi Hukum

Islam (KHI). Ia merupakan suatu bentuk unifikasi dari keanekaragaman hukum

Islam sebagaimana terdapat dalam anekaragam produk pemikiran yang tersebar

dalam berbagai kitab fiqh di Indonesia.

Pengembangan hukum nasional itu didasarkan kepada politik hukum

yang ditetapkan. Dalam proses perumusan dan penetapan politik hukum tersebut

terjadi interaksi perwakilan berbagai kelompok kepentingan guna menciptakan

pengembangan hukum dalam suatu satuan masyarakat bangsa yang diikat oleh

Negara..

Maka dari itu saya membahas tentang :

1. Pengertian transformasi fiqih

2. Transformasi fiqih melaui peraturan perundang undangan

1
3

3. Proses prosesnya dan juga perkembangannya.


2

TRANSFORMASI FIQH

A. Pengertian Transformasi Fiqih

Menurut Bahasa

Transformasi memiliki arti perubahan rupa (bentuk), sifat, fungsi. Bisa juga

berarti perubahan sruktur gramatikal menjadi struktur gramatikal lain dengan

menambah, mengurangi atau menata kembali unsur unsurnya1.

Fiqih mengalami banyak perkembangan dimulai dari masa Rasulullah sampai

saat ini. Hal itu sesuai dengan fitrah Islam sendiri, yang memiliki konsep menjadi

rahmat bagi seluruh alam. Jika fiqh tidak berkembang, maka akan ditinggalkan orang.

Perjalanannya dari masa Rasul SAW sampai sekarang mengalami Naik turun, dimana

hal ini sangat dipengaruhi kondisi masyarakat saat tersebut, sehingga dalam

mengeluarkan hukum fiqhnya senantisa dipengaruhi sejumlah faktor sosial, kultur

budaya dan ekonomi masyarakat setempat.

Oleh karena itu perkembangan ilmu fiqh itu pasti terjadi karena perkembangan

manusia tidak pernah berhenti.Ini berarti bahwa selama kehidupan manusia ada, maka

selama itu pula fiqh akan terus berkembang hingga akhir kehidupan manusia di dunia.

B. Peraturan Perundang Undangan

1
St. Halimang. Transformasi hukum islam tentang qanun al duali dan qanun al-dusturi
,jurnal al-‘adl : vol. 6 no. 1 januari 2013 hal 123
3

Peraturan perundang undangan ada 2 bentuk yaitu , Al-Qanun Al-Duali , dan Qanun Al-

Dusturi.

a. Qanun al-Duali

suatu istilah yang berasal dari bahasa Yunani dan diserap kedalam bahasa Arab

melalui bahasa Suryani. Secara istilah al-qanun ad-duali berarti kumpulan

kaedah dan peraturan yang dibuat untuk mengatur hubungan antarnegara

(internasional) yang wajib dipatuhi oleh masing-masing Negara. Qanun al-Duali

bermakna juga hukum internasional.2. Bentuk Qanun al-duali ada dua yakni

Qanun ad-duali al-‘khas dan al-Qanun al duali al-‘am.

1) Qanun ad-duali al-‘khass

mengatur hubungan keperdataan antara seseorang dan yang lainnya yang

berbeda kewarganegaraan, seperti jual beli, perjanjian, sewa menyewa dan

utang piutang.

2) Qanun ad-duali al-‘am

membahas tentang hubungan diplomatik anatara satu Negara dan Negara

lainnya, seperti pengangkatan duta besar dan konsul, hak kekebalan korps

diplomatik, serta peraturan perang dan damai.

2
Dahlan Abdul Azis, Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta: Ikhtiar Baru 2006.hal 5-9
4

b. Qanun al-Dusturi,

berasal dari arab modern: qanun asasi = undang-undang dasar). Kumpulan

kaidah yang mengatur dasar Negara dan hubungan kerjasama antara sesama

anggota masyrakat dalam sebuah Negara, baik yang tidak tertulis (konvensi)

maupun yang tertulis (konstitusi) contohnya adalah terdapat Qanun dalam

undang-undang Nomor 18 Tahun 2001 tentang Otonomi khusus bagi Propinsi

daerah istimewa Aceh sebagai Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam

didefinisikan Peraturan Daerah sebagai pelaksanaan undang-undang di wilayah

Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam

Ad-dusturi dalam Islam adalah pelaksanaan hukum, serta undang-undang

asasinya suatu Negara didasarkan pada cara hidup (al nahi)3 . Ad-dusturi

mengandung maksud menumbuhkan serta menyebarluaskan kesadaran

mendalam bagi kehidupan berbangsa akan betapa pentingnya undang-undang

politik setiap Negara.4

Dari beberapa penjeasan tersebut diatas dapat kita pahami bahwa transformasi

hukum Islam melalui bentuk qanun al-Duali dan qanun al-Dusturi adalah

perubahan bentuk proses kelahiran dan perkembangan hukum Islam ke dalam

bentuk hukum Internasional dan bentuk hukum nasional baik secara tidak tertulis

maupun yang tertulis.

3
Ahmad Ibn Faris, Mu’jam Maqayis al-Lugah, Dar al-Fikr.1994. Hal 24
4
St. Halimang. Op.cit halaman 126
5

C. Proses Transformasi Fiqih Dalam Perundang Undangan

Proses transformasi hukum Islam dalam bentuk qanun al-Duali dan qanun al Dusturi

1. Proses transformasi hukum Islam dalam bentuk qanun al-Duali

Transformasi Hukum Islam (fiqih) sebenarnya telah diatur dalam ketentuan Perundang-

undangan seperti :

 Undang-undang hak Asasi manusia (HAM) Nomor 39 tahun 1999, Yang disana

tertulis bahwasanya seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan

manusia sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa, dan merupakan anugerah-nya

yang wajib dihormati. HAM pada hakikatnya terdiri atas dua hak dasar yang

paling fundamental yaitu hak persamaan dan hak kebebasan.5

 Dalam deklarasi umum Hak Asasi manusia di Istana Chaillot Paris, 10

Desember 1984. Majlis umum meyatakan hak-hak Asasi manusia sebagai suatu

standar umum bagi segenap rakyat dan bangsa untuk tercapainya tujuan bahwa

setiap individu dan golongan. Didalam deklarasi juga dinyatakan pasal “Bahwa

semua orang sama dihadapan hukum dan memiliki hak tanpa diskriminasi

apapun atas perlindungan hukum.

 Memorandum OKI tentang Islam, Deklarasi ini merupakan Memorandum

umum organisasi Konferensi Islam internasional tentang Prinsi-prinsip Hak

Asasi manusia dalam Islam. Seperti tertuang dalam pasal memorandum tersebut

“Setiap Bangsa mempunyai hak jaminan atas sifat- sifat khusus dan
5
Redaksi Sinar Grafika. Buku Undang-Undang HAM 1999 (UU RI No. 39 TH. 1999)
,Jakarta. Sinar Grafika.2000. Hal 3
6

keistimewankeistimewan dalam kesatuan keluarga. Dengan seluruh kebebasan

haknya, dapat menetapkan perjalanan hidup di muka bumi nusantaranya,

memilih eksistensi politik dan pertumbuhan ekonomi serta sosialnya”6

2. Proses transformasi hukum Islam dalam bentuk qanun al-Dusturi

Hukum Islam memiliki potensi yang sangat besar dalam pembangunan

hukum nasional..Ada beberapa pertimbangan yang menjadikan hukum Islam

layak menjadi rujukan dalam pembentukan hukum nasional :

 Kesadaran umat Islam dalam praktek kehidupan sehari-hari. Banyak aktifitas

keagamaan masyarakat yang terjadi selama ini merupakan cerminan

kesadaran mereka menjalankan Syari'at atau hukum Islam, seperti pembagian

zakat dan waris.

 Jumlah penduduk suatu negara yang mayoritas beragama islam beragama

Islam contohnya di Indonesia, akan menjadikan hukum islam (fiqih)

memberikan pertimbangan yang signifikan dalam mengakomodasi

kepentingannya.7

6
Lukman Hakim, Deklarasi tentang HAM ,Surabaya, Risalah Gusti, 1993.hal 4
7
St. Halimang. Op.cit halaman 130-131
7

Kepercayaan besar yang diberikan kepada umat Islam dengan

pemberlakuan kaidah-kaidah yang Islami haruslah disadari bahwa sebenarnya

hal itu mempertaruhkan nama baik Islam sendiri, karena orang akan melihat

wujud dan bentuk Islam lewat pelaksanaan hukum tersebut, baik atau tidaknya

pelaksanaan kaidah-kaidah tersebut tentunya akan sangat terkait dan berimbas

kepada umat Islam.8

Mengusung hukum Islam ke jalur legislasi perlu memperhatikan tiga hal yaitu

subtansi, bentuk dan proses. Dalam hal subtansi sebagaimana telah dikemukakan di

depan, yakni berupa doktrin-doktrin yang ada dalam kitab fikih, ijtihad dan fatwa para

ulama, serta putusan hakim dalam bentuk yurisprudensi dan yang sudah terakomodir

dalam peraturan perundang-undangan, merupakan acuan yang tidak dapat diabaikan.9

8
St. Halimang. Transformasi hukum islam tentang qanun al duali dan qanun al-dusturi
,jurnal al-‘adl : vol. 6 no. 1 januari 2013 hal 133
9
Ibid hal 137
8

KESIMPULAN

1. Transformasi memiliki arti. perubahan sruktur gramatikal menjadi

struktur gramatikal lain sedangkan fiqih mengalami banyak perkembangan

dimulai dari masa Rasulullah sampai saat ini. Hal itu sesuai dengan fitrah Islam

sendiri, yang memiliki konsep menjadi rahmat bagi seluruh alam. Oleh karena itu

perkembangan ilmu fiqh itu pasti terjadi karena perkembangan manusia tidak

pernah berhenti.Ini berarti bahwa selama kehidupan manusia ada.

2. Peraturan perundang undangan ada 2 bentuk yaitu , Al-Qanun Al-Duali ,

dan Qanun Al-Dusturi. Qanun al-Duali secara istilah al-qanun ad-duali berarti

kumpulan kaedah dan peraturan yang dibuat untuk mengatur hubungan

antarnegara (internasional) sedangkan Qanun al-Dusturi adalah Kumpulan

kaidah yang mengatur dasar Negara dan hubungan kerjasama antara sesama

anggota masyrakat dalam sebuah Negara, baik yang tidak tertulis (konvensi)

maupun yang tertulis (konstitusi).

3. Dalam prosesnya hukum islam atau fiqih itu sudah bertransformasi

masuk kedalam perundang undangan contohnya seperti di Negara Indonesia ,

Qanun dalam undang-undang Nomor 18 Tahun 2001 tentang Otonomi khusus

bagi Propinsi daerah istimewa Aceh sebagai Propinsi Nanggroe Aceh

Darussalam didefinisikan Peraturan Daerah sebagai pelaksanaan undang-undang

di wilayah Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam dalam rangka pelaksanaan

penyelenggaraan otonomi khusus.


9

4. Mengusung hukum Islam ke jalur legislasi perlu memperhatikan tiga hal

yaitu subtansi, bentuk dan proses. Dalam hal subtansi sebagaimana telah

dikemukakan di depan, yakni berupa doktrin-doktrin yang ada dalam kitab fikih,

ijtihad dan fatwa para ulama, serta putusan hakim dalam bentuk yurisprudensi

dan yang sudah terakomodir dalam peraturan perundang-undangan, merupakan

acuan yang tidak dapat diabaika


DAFTAR PUSTAKA

1. Muzakir (Mahasiswa Program Doktor IAIN Ar-Raniry) 2008 Periodisasi Fiqh

(Perbandingan Fiqh dari Masa Rasul SAW Sampai Modern) Islam Futura, Vol,

VII, No. 1.

2. St. Halimang. 2013 Transformasi hukum islam tentang qanun al duali dan

qanun al-dusturi ,jurnal al-‘adl : vol. 6 no. 1

3. Lukman Hakim, 1993. Deklarasi tentang HAM ,Surabaya, Risalah Gusti,

4. Redaksi Sinar Grafika.2000. Buku Undang-Undang HAM 1999 (UU RI No. 39

TH. 1999) ,Jakarta. Sinar Grafika.

5. Ahmad Ibn Faris, 1994.Mu’jam Maqayis al-Lugah, Dar al-Fikr.

6. Dahlan Abdul Azis, 2006.Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta: Ikhtiar Baru Van

Hoeve.

7. M.sulaeman jajuli. 2015. Fiqh Madhzhab ‘ala Indonesia ( Dalam wasiat dan

Hibah ).Sleman.CV Budi Utama.

8. Chamim Tohari (Marmara University Istanbul Turki) 2015. FIQH

KEINDONESIAAN: Transformasi Hukum Islam Dalam Sistem Tata Hukum Di

Indonesia . Jurnal Studi Keislaman, Vol 15, No 2.

Anda mungkin juga menyukai