Anda di halaman 1dari 30

ISOPTERA

Oleh:

FAJAR RAHMAN HABIB


1904290104
AGROTEKNOLOGI 3

PRAKTIKUM DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN


LABORATORIUM HAMA PENYAKIT TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan

kesehatan bagi penulis segingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum

Dasar Perlindungan Tanaman yang berjudul Isoptera ini tepat waktu. Dalam

Penulisan laporan ini penulis banyak mengalami hambatan dari teman-teman

penulisan dapat diselesaikan sebagaimana mestinya.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Kedua Orang Tua yang telah memberikan dukungan baik moral

maupun material.

2. Ibu Ir.Elfrida Lubis, M.P selaku Dosen penanggung jawab Praktikum

Dasar Perlindungan Tanaman.

3. Ibu Rini Susanti,S.P,.M.P selaku Asisten Praktikum

Dasar Perlindungan Tanaman.

4. Abang Yoga Dwi Prasetyo selaku Asisten Praktikum

Dasar Perlindungan Tanaman..

Penulis menyadari bahwa penulisan jurnal ini masih banyak kekurangan.


Untuk itu penulisan mengharapkan saran maupun kritik yang sifatnya
membangun.

Pematangsiantar, 27 Desember 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR.......................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR............................................................................ iii
PENDAHULUAN ................................................................................ 1
Latar Belakang .......................................................................... 1
Tujuan Praktikum..................................................................... 3
Kegunaan Praktikum ................................................................ 3
TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 4
Isoptera ..................................................................................... 4
Rayap (Coptoternes curvignatus)............................................. 4
Klasifikasi ....................................................................... 4
Biologi............................................................................. 5
Daur Hidup ...................................................................... 6
Gejala Serangan............................................................... 7
Cara Pengendalian ........................................................... 7
PELAKSANAAN PRAKTIKUM........................................................ 9
Tempat dan Waktu ..................................................................... 9
Alat dan Bahan........................................................................... 9
Cara Kerja .................................................................................. 9
HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................. 10
Hasil........................................................................................... 10
Pembahasan ............................................................................... 16
KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. 20
Kesimpulan ................................................................................ 20
Saran.......................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA........................................................................... 22
LAMPIRAN ......................................................................................... 25

ii
DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

1 Rayap Ratu (Coptotermes curvignatus)................................... 10

2 Rayap Prajurit (Coptotermes curvignatus) ............................. 12

3 Rayap Pekerja (Coptotermes curvignatus) .............................. 14

iii
1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rayap adalah serangga sosial yang hidupnya saling bergantung antara satu

dengan lainnya.rayap selalu hidup dalam satu koloni besar. secara morfologi

rayap dapat dibedakan berdasarkan bentuk dan kasta yang jelas. rayap sangat

bermanfaat untuk membantu menguraikan sisa-sisa kayu, serasah dan sejenisnya.

akibat dari aktivitas tersebut terbentuklah unsur-unsur anorganik yang bermanfaat

untuk mendukung kehidupan selanjutnya. namun keberadaan rakyat dapat

menimbulkan permasalahan apabila serangga ini mulai menyerang berbagai

material kebutuhan manusia dari tumbuhan budidaya (Eka,2017).

Rayap merupakan serangga social yang hidup dalam suatu koloni dengan

pembagian tugas yang efisien. Satu koloni rayap terdiri atas kasta reproduksi

(jantan dan ratu) dan non reproduksi (kasta prajurit dan kasta pekerja). Rayap

kasta reproduksi berperan dalam pembentukan dan penyebaran koloni. Rayap

kasta prajurit bertugas menjaga sarang dan anggota koloni dari hewan-hewan

penggangu. Rayap kasta pekerja bertugas dalam merawat telur dan nimfa,

membuat dan memelihara sarang serta mencari dan member makan untuk seluruh

anggota koloni (Hillarin,2014).

Rayap serangga yang hidup berkoloni, terdiri dari beberapa kasta pekerja,

prajurit, raja yang dicirikan dengan perbedaan morfologi. Rayap dapat membuat

sarang pada tanah, dalam pohon, serasah, dan hidup pada permukaan tanah.
2

Serangga ini mempunyai peranan penting di ekosistem sebagai dekomposer

utama, sehingga dapat membantu siklus nutrisi tanah dan membantu

pertanamanbermanfaat bagi manusia. Sebagai 1413000 spesies telah berhasil

diidentifikasi dan dikenal lebih dari 7000 spesies baru dikemukakan hampir setiap

tahun.kemampuan menyelamatkan diri dari musuhnya (Gunawan,2018).

Rayap hidup dalam kelompok sosial dengan sistem kasta yang

berkembang sempurna. Dalam koloni terdapat serangga bersayap dan serangga

tidak bersayap, ada juga yang hanya mempunyai tonjolan sayap saja. Sayapnya

berjumlah dua pasang yang menempel pada bagian toraks dan berbentuk seperti

selaput, dengan pertulangan sederhana dan reticulate. Bentuk dan ukuran sayap

depan sama dengan sayap belakang, dan oleh karena itilah ordonya

dinamakan Isoptera (Iso = sama, petra = sayap) (Fahriza,2016).

Faktor penyebaran rayap ke berbagai negara disebabkan oleh introduksi

manusia dalam mentransportasi kayu yang terkena dampak serangan rayap seperti

melalui kayu kapal atau komoditi kayu yang digunakan di darat seperti rel kereta

api. Selain itu, kondisi lingkungan yang meliputi iklim, curah hujan, suhu, tanah

dan topografi merupakan faktor yang utama dalam menentukan penyebaran rayap

(Jean, 2013). Variasi dari faktor-faktor tersebut turut mempengaruhi kemampuan

rayap untuk melakukan adaptasi, bertahan hidup dan mengembangkan koloninya.

Salah satu bentuk adaptasi, bertahan hidup dan pengembangan koloni rayap yakni

dengan menjadikan bangunan rumah di sejumlah pemukiman sebagai sumber

makanan dan tempat tinggal bagi rayap dengan kondisi lingkungan yang

sesuai(Irfan,2018).
Tujuan Praktikum

Untuk mengetahui bagian-bagian morfologi serangga ordo hemiptera dan

fungsinya masing-masing serta dapat mengetahuigejala serangan yang

ditimbulkan serangga.

Kegunaan praktikum

Adapun kegunaan praktikum dasar perlindungan tanaman adalah :

1. Sebagai salah satu syarat mengikuti praktikum Dasar Perlindungan Tanaman

fakultas pertanian universitas muhammadiyah sumatera utara.

2. Sebagai syarat untuk mengikuti praktikal test fakultas pertanian universitas

muhammadiyah sumatera utara.

3. Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Pertanian


Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
4

TINJAUAN PUSTAKA

Ordo Isoptera

Isoptera berasal dari bahasa Latin adalah iso = sama, pteron = sayap yang

berarti Insekta bersayap sama. Ciri-ciri lain yang dimiliki oleh ordo Isoptera

adalah sebagai berikut : Tubuh lunak, Memiliki dua sayap yaitu sayap depan

berupa Sayap yang agak menebal seperti kulit, Bersifat hemitabola, Memiliki dua

pasang sayap tipis yang tipe dan ukurannya sama. Toraks berhubungan langsung

dengan abdomen yang ukuran lebih besar, merupakan serangga social, Mengalami

metamorfosis tidak sempurna, Tipe mulut pengunyah, Cara hidupnya membentuk

koloni dengan sistem pembagian tugas tertentu yangdisebut polimorfisme.

Pembagian tugas itu adalah raja, ratu dan prajurit . Rayap mengalami 3 kasta

meliputi: Kasta reproduksi pertama, bersayap dan akan ditanggalkan setelah

perkawinan.Kasta reproduksi kedua, dewasa secara seksual tapi dalam bentuk

nympha.Kasta pekerja, tidak bersayap, buta, dan memilki banyak tugas yang

berguna untuk memelihara koloni. Kasta tentara, bersifat steril tidak bersayap,

memiliki kepala danmandibula yang besar, serta bertugas menjaga koloni

(Diana,2015).

Rayap (Coptoternes curviginatus)

Klasifikasi

Coptoternes curvignathus merupakan rayap tanah yang paling luas

seranganya di Indonesia (Arjuna,2013). Klasifikasi rayap Coptoternes

curvignathus sebagai berikut :

Kindom : Animalia
5

Filum : Arthopoda

Kelas : Insecta

Ordo : Isoptera

Famili : Rhinotermitidae

Genus : Coptoternes

Spesies : Coptoternes curviginatus

Biologi

Rayap yang ditemukan di daerah tropis jumlah telurnya dapat mencapai ±

36000 sehari bila koloninya sudah berumur ± 5 tahun. Bentuk telur rayap ada

yang berupa butiran yang lepas dan ada pula yang berupa kelompok terdiri dari

16-24 butir telur yang melekat satu sama lain. Telur-telur ini berbentuk silinder

dengan ukuran panjang yang bervariasi antara 1-1,5 mm. Nimfa muda akan

mengalami pergantian kulit sebanyak 8 kali, sampai kemudian berkembang

menjadi kasta pekerja, prajurit dan calon laron. Kepala berwarna kuning, antena,

labrum, dan pronotum kuning pucat. Bentuk kepala bulat ukuran panjang sedikit

lebih besar daripada lebarnya. Antena terdiri dari 15 segmen. Mandibel berbentuk

seperti arit dan melengkung diujungnya, batas antara sebelah dalam dari mandibel

kanan sama sekali rata. Panjang kepala dengan mandibel 2,46-2,66 mm, panjang

mandibel tanpa kepala 1,40-1,44 mm dengan lebar pronotum 1,00-1,03 mm dan

panjangnya 0,56 mm, panjang badan 5,5-6 mm. Bagian abdomen ditutupi dengan

rambut yang menyerupai duri. Abdomen berwarna putih kekuning-kuningan.

Tubuh Isoptera tersusun oleh : 1. Caput Prognathous. Mempunyai mata majemuk,

kadang-kadang mengecil, mempunyai dua ocellus atau tidak mempunyai. Antena


panjang tersusun atas sejumlah segmen, sampai tigapuluh segmen. Tipe mulut

penggigit dan pengunyah, 2. Thorax Mempunyai dua pasangan sayap yang

bersifat membran, kedua pasang sayap ini mempunyai bentuk dan ukuran yang

sama, pada keadaan istirahat pasangan sayap melipat di bagian dorsal abdomen.

Kebanyakan pekerja dan tentara tidak bersayap. Pasangan-pasangan kaki pendek,

coxae sangat berkembang, tarsusu terdiri atas empat sampai lima segmen, dengan

sepasang ungues , 3. Abdomen Tersusun atas sebelas segmen. Sternum segmen

abdomen pertama mengecil. Sternum segmen abdomen kesebelas menjadi

paraproct. Cercus pendek tersusun atas enam sampai delapan segmen

(Kuncoro,2017).

Daur hidup

Siklus hidup perkembangan Rayap adalah metamorfosa hemimetabola

yaitu metamorfosis bertahap, yang terdiri dari telur nimfa dan dewasa.walaupun

stadia dewasa pada rayap umumnya terdiri atas individu bersayap ( Iaron ).

Panjang telur bervariasi antara 1 -1,5 mm. telur C. curvignathus akan menetas

setelah umur 8 - 11 hari jumlah telur bervariasi tergantung pada jenis dan umur.

saat pertama bertelur betina mengeluarkan 4 - 15 butir telur. Telur rayap

berbentuk silindris, dengan bagian ujung membulat berwarna putih titik telur yang

menetas menjadi nimfa akan mengalami 5-8 instar. nimfa yang menetas dari telur

pertama dari seluruh koloni yang baru akan berkembang menjadi kasta pekerja.

kasta pekerja jumlahnya jauh lebih besar dari seluruh kasta yang terdapat dalam

koloni rayap (Habibie,2017).


Gejala Serangan

Gejala umum serangan rayap terjadi pada kelapa sawit yang ditanam

berdekatan dengan tunggul pohon atau sisa-sisa kayu hutan yang tidak dibongkar.

Keberadaan tunggul berkontribusi terhadap terjadinya serangan rayap yang terus

berulang di lapangan. Serangan dari bagian luar tanaman ditandai dengan

terbentuknya lorong-lorong tanah mulai dari bagian bonggol tanaman hingga

menutupi potongan pangkal pelepah. Adapun serangan dari bagian dalam batang

ditandai dengan terjadinya akumulasi daun tombak, daun yang menguning, dan

pelepah sengkleh. Pada intensitas berat, serangan dari bagian dalam batang dapat

menyebabkan kematian tanaman. Serangan rayap di lahan gambut bekas hutan

juga menyebabkan tanaman tumbang akibat kerusakan berat pada bonggol dan

sistem perakaran tanaman (Lukas,2015).

Cara Pengendalian

Pengendalian rayap dengan menggunakan formulasi umpan racun rayap.

Termitisida dalam bentuk umpan racun bersifat lebih ramah lingkungan, karena

target umumnya bersifat spesifik. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa

beberapa umpan racun dapat mengeliminasi anggota koloni rayap tanah. Cara

Pengendalian dengan metode ini diperkirakan akan menjadi metode andalan

pengendalian rayap masa depan. Dalam hal metode pengumpanan, insektisida

yang digunakan dikemas dalam bentuk yang disenangi rayap sehingga menarik

untuk dimakan Teknologi pengendalian rayap saat ini masih menitikberatkan

penggunaan pestisida anti rayap atau termisida yang diaplikasikan langsung pada

perlakuan tanah atau soil treatment pengawetan kayu atau wood persevation

maupun dengan cara impregnasi termisida ke dalam target. pengendalian rayap


tanah pada tanaman sawit jenis masih terpaku pada penyemprotan atau spraying

pada tanaman Inan. Metode ini sangat efektif dengan membunuh rayap secara

langsung atau kontak tindakan penyemprotan dapat membunuh rayap pada

permukaan batang dan merusak liang liang kembarannya namun tidak membunuh

rayap yang bersarang di dalam batang titik karena insektisida tidak mampu

berpenetrasi di dalam batang kelapa sawit. koloni rayap di dalam batang kelapa

sawit serta di dalam sarang yang berada di bawah tanah akan dapat muncul

kembali dan menyerang tanaman kelapa sawit (Rahman,2018).


9

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilaksanakan dan dilakukan secara online melalui video

virtual zoom meeting .

Waktu pelaksanaan praktikum zoom meeting ini dilaksanakan pada hari

Rabu,23 Desember 2020 pada pukul 09.00 sampai dengan selesai.

Bahan dan Alat

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum Rayap (Coptoternes

curvignatus) serta 3 koloni nya yaitu: Ratu rayap, Rayap Prajurit, Rayap Pekerja.

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat tulis, beker glass,

jarum pentil, pinset, handphone, steroform.

Cara Kerja

Adapun cara kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Spesies dari lapangan yang dibawa mula-mula dimasukkan kedalam

backer glass yang telah berisi alkohol 96%.

2. Setelah spesies mati, kemudian diletakkan diatas steroform lalu

dijarumkan dengan jarum pentul.

3. Kemudian digambar dan diambil bagian dorsal dan lateral dari spesies

yang dibawa.

4. Berikan keterangan lengkap dari gambar anda, buat klasifikasi, tipe dan

bagian lainnya.
10

Nama : Fajar Rahman Habib

NPM : 1904290104

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Ordo : Isoptera

Spesies : Coptoternes curvignatus (Kasta Reproduksi/Ratu)

Paraf Asisten :

DORSAL LATERAL
Keterangan gambar :

Rayap (Coptoternes curvignatus) kasta ratu

I. Kepala (Caput)

1. Antena

2. Mata Majemuk

3. Mandibel

II. Thorax (dada)

4. Dada depan (Prothorax)

5. Dada Tengah (Mesothorax)

6. Dada belakang (Metathorax)

7. Kaki depan (Tibia)

8. Kaki Belakang (Tarsus)

III. Perut (abdomen)

9. Ovipositor

10. Annus

11. Spirakel
Nama : Fajar Rahman Habib

NPM : 1904290104

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Ordo : Isoptera

Spesies : Coptoternes curvignatus (Kasta Prajurit)

Paraf Asisten :

DORSAL LATERAL
Keterangan Gambar

Rayap (Coptoternes curvignatus) kasta prajurit

I. Kepala (Caput)

1. Mulut

2. Mata majemuk

3. Antena

II. Dada (Thorax)

4. Dada depan (Prothorax)

5. Dada Tengah (Mesothorax)

6. Dada belakang (Merathorax)

7. Kaki tengah (Tibia)

8. Fermur

9. Claw

10. Koksa

III. Perut (Abdomen)

11. Spirakel

12. Anus

13. Ovipositor
Nama : Fajar Rahman Habib

NPM : 1904290104

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Ordo : Isoptera

Spesies : Coptoternes curvignatus (Kasta Pekerja)

Paraf Asisten :

DORSAL LATERAL
Keterangan Gambar

Rayap (Coptoternes curvignatus) kasta pekerja

I. Kepala (Caput)

1. Antena

2. Mandibles

3. Mata majemuk

II. Dada (Thorax)

4. Dada depan (Prothorax)

5. Dada Tengah (Mesothorax)

6. Dada belakang (Merathorax)

7. Kaki tengah (Tibia)

8. Fermur

9. Claw

10. Koksa

III. Perut (Abdomen)

11. Ovipositor

12. Anus

13. Spirakel
Pembahasan

Rayap merupakan serangga social yang hidup dalam suatu koloni dengan

pembagian tugas yang efisien. Satu koloni rayap terdiri atas kasta reproduksi

(jantan dan ratu) dan non reproduksi (kasta prajurit dan kasta pekerja). Rayap

kasta reproduksi berperan dalam pembentukan dan penyebaran koloni. Rayap

kasta prajurit bertugas menjaga sarang dan anggota koloni dari hewan-hewan

penggangu. Rayap kasta pekerja bertugas dalam merawat telur dan nimfa,

membuat dan memelihara sarang serta mencari dan member makan untuk seluruh

anggota koloni Hal ini sesuai literatur (Syaukani, 2012) Seperti dalam kehidupan

masyarakat, rayap memiliki kelompok-kelompok yang disebut kasta. Masing-

masing kasta mempunyai tugas dan peran masing-masing yang dilakukan dengan

tekun selama mereka hidup demi untuk mempertahankan kelangsungan hidup

(Zulkarnain,2017).

Kasta Rayap

Kasta Rayap Di dalam setiap koloni rayap terdapat tiga kasta yang

memiliki bentuk yang berbeda sesuai dengan fungsinya masing-masing, yaitu :

Kasta reproduktif,kasta prajurit dan kasta pekerja

1. Kasta Reproduksi

Kasta Reproduktif terdiri atas individu-individu seksual yaitu rayap

betina (yang abdomennya biasanya sangat membesar) yang tugasnya hanya

bertelur dan jantan (raja) yang tugasnya membuahi betina. Raja sebenarnya tak

sepenting ratu jika dibandingkan dengan lamanya ia bertugas karena dengan

sekali kawin, betina dapat menghasikan ribuan telur; dan sperma dapat disimpan

oleh betina dalam kantong khusus untuk itu, sehingga mungkin sekali tak
diperlukan kopulasi berulang-ulang. Jika koloni rayap masih relatif muda

biasanya kasta reproduktif berukuran besar sehingga disebut ratu. Biasanya ratu

dan raja adalah individu pertama pendiri koloni yaitu Laron/Alates sepasang

laron yang mulai menjalin kehidupan bersama sejak penerbangan alata. Pasangan

ini disebut reprodukif primer. Jika mereka mati bukan berarti koloni rayap akan

berhenti bertumbuh. Koloni akan membentuk “ratu” atau “raja” baru dari individu

lain (biasanya dari kasta pekerja) tetapi ukuran abdomen ratu baru tak akan sangat

membesar seperti ratu asli. Ratu dan raja baru ini disebut reproduktif suplementer

atau neoten. Jadi, dengan membunuh ratu atau raja kita tak perlu sesumbar bahwa

koloni rayap akan punah. Bahkan dengan matinya ratu, diduga dapat terbentuk

berpuluh-puluh neoten yang menggantikan tugasnya untuk bertelur. Dengan

adanya banyak neoten maka jika terjadi bencana yang mengakibatkan sarang

rayap terpecah-pecah, maka setiap pecahan sarang dapat membentuk koloni

(Syahdan,2012).

2. Kasta Prajurit

Prajurit Cryptotermes memiliki kepala yang berbentuk kepala bulldog

tugasnya hanya menyumbat semua lobang dalam sarang yang potensial dapat

dimasuki musuh. Semua musuh yang mencapai lobang masuk sulit untuk luput

dari gigitan mandibelnya . Kasta prajurit dapat dengan mudah dikenali dari bentuk

kepalanya yang mengalami penebalan yang nyata. Kasta prajurit mampu

menyerang musuhnya dengan mandibel yang dapat menusuk, mengiris, dan

menjepit. Biasanya gigitan kasta prajurit pada tubuh musuhnya susah dilepaskan

sampai prajurit itu mati sekalipun.Kasta ini ditandai dengan bentuk tubuh yang

kekar karena penebalan (sklerotisasi) kulitnya agar mampu melawan musuh


dalam rangka tugasnya mempertahankan kelangsungan hidup koloninya. Mereka

berjalan hilir mudik di antara para pekerja yang sibuk mencari dan mengangkut

makanan. Setiap ada gangguan dapat diteruskan melalui "suara" tertentu sehingga

prajurit-prajurit bergegas menuju ke sumber gangguan dan berusaha

mengatasinya. Jika terowongan kembara diganggu sehingga terbuka tidak jarang

kita saksikan pekerja-pekerja diserang oleh semut sedangkan para prajurit sibuk

bertempur melawan semut-semut, walaupun mereka umumnya kalah karena

semut lebih lincah bergerak dan menyerang. Tapi karena prajurit rayap biasanya

dilengkapi dengan mandibel (rahang) yang berbentuk gunting maka sekali

mandibel menjepit musuhnya, biasanya gigitan tidak akan terlepas walaupun

prajurit rayap akhirnya mati (Yuriko,2012).

3. Kasta Pekerja

Kasta pekerja umumnya berwarna pucat dengan kutikula hanya sedikit

mengalami penebalan sehingga tampak menyerupai nimfa.Walaupun kasta

pekerja tidak terlibat dalam proses perkembangbiakan koloni dan pertahanan,

namun hampir semua tugas koloni dikerjakan oleh kasta ini. Populasi kasta ini

dalam koloni rayap sekitar 80-90%.Tugasnya melulu hanya bekerja tanpa berhenti

hilir mudik di dalam liang-liang kembara dalam rangka mencari makanan dan

mengangkutnya ke sarang, membuat terowongan-terowongan memberi makan

dan memelihara ratu, mencari sumber makanan, membuat serambi sarang, dan

liang-liang kembara, merawatnya, merancang bentuk sarang, dan membangun

termitarium. Kasta pekerja pula yang memperbaiki sarang bila terjadi

kerusakan.Kasta ini membentuk sebagian besar koloni rayap. Tidak kurang dari

80% populasi dalam koloni merupakan individu-individu pekerja. Kasta pekerja


terdiri dari nimfa dan dewasa yang steril, memiliki warna yang pucat dan

mengalami penebalan di bagian kutikula, tanpa sayap dan biasanya tidak memiliki

mata, memiliki mandibel yang relatif kecil (Raharjo,205).


20

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diambil

kesimpulan bahwa :

1. Rayap adalah serangga sosial yang hidupnya saling bergantung antara satu

dengan lainnya.rayap selalu hidup dalam satu koloni besar.

2. Rayap merupakan serangga social yang hidup dalam suatu koloni dengan

pembagian tugas yang efisien. Satu koloni rayap terdiri atas kasta

reproduksi (jantan dan ratu) dan non reproduksi (kasta prajurit dan kasta

pekerja).

3. Rayap hidup dalam kelompok sosial dengan sistem kasta yang

berkembang sempurna. Dalam koloni terdapat serangga bersayap dan

serangga tidak bersayap, ada juga yang hanya mempunyai tonjolan sayap

saja.

4. Isoptera berasal dari bahasa Latin adalah iso = sama, pteron = sayap yang

berarti Insekta bersayap sama.

5. Ciri-ciri lain yang dimiliki oleh ordo Isoptera adalah sebagai berikut

: Tubuh lunak, Memiliki dua sayap yaitu sayap depan berupa Sayap yang

agak menebal seperti kulit, Bersifat hemitabola, Memiliki dua pasang

sayap tipis yang tipe dan ukurannya sama.

6. Faktor penyebaran rayap ke berbagai negara disebabkan oleh introduksi

manusia dalam mentransportasi kayu yang terkena dampak serangan rayap


21

seperti melalui kayu kapal atau komoditi kayu yang digunakan di darat

seperti rel kereta api

Saran

Dalam praktikum, diharapkan para pratikan selalu memperhatikan asisten

yang sedang menjelaskan morfologi-morfologi hewan yang kita amati tersebut

sehingga para praktikan paham apa yang disampaikan.


22

DAFTAR PUSTAKA

Arjuna,2013. Identifikasi Sebaran dan Derajat Kerusakan Kayu Oleh Serangan

Rayap Coptotermes (Isoptera: Rhiotermitidae) di Sulawesi Selatan.

Skripsi. Universitas Hasanudin. Makasar.

Diana,2015.Teknik Pengelolaan Hama Terpadu (PHT) pada Tanaman Sawit () di

Dataran Rendah. [Elais guenensis) Laporan Penelitian. Medan.Fakultas

Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Eka Widya Hanifa. 2017. Serangga Yang Terdapat Pada Phytotelmata (Nepenthes

mirabilis DAN Nepenthes ampullaria) Di Hutan Pendidikan dan

Penelitian Biologi Universitas Andalas, Padang. Jurnal Metamorfosa IV

(1): 1-7. ISSN: 2302-5697.

Fahriza,2016. Identifikasi, Sebaran dan Derajat Kerusakkan Kayu Oleh

SeranganRayap Coptotermes (Isoptera : Rhinotermitidae) di Sulawesi

Selatan.Universitas Hasanuddin. Makassar.

Gunawan, Y. 2018. Karakteristik dan Identifikasi Bakteri Simbion Pada Hingut

Rayap (Coptotermes curvignatus).Serta Potensinya Untuk

Mendekomposisi Jerami Padi. Tesis. Universitas Sumatera Utara. Medan

Habibi, 2017. Keanekaragaman Jenis Rayap di Kebun Kelapa Sawit PT. Bumi

Pratama Khatulistiwa Kecamatan Sungai Ambawang Kabupaten Kubu

Raya. Jurnal Hutan Lestari. Vol. 5 (2) : 481 - 489.

Hilarin, N.F dan Andri, F. 2014. Keanekaragaman Rayap Tanah di Hutan Gunung

Walat, Sukabumi. Jurnal Silvikultur Tropika. 3 (2): 92-96. ISSN: 2086-


23

8227.

Irfan, A. 2018. Uji Efektivitas Beberapa Insektisida Nabati Dalam Mengendalikan

Hama Rayap (Coptotermes curvignatus). Di LAboratorium. Skripsi.

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Medan.

Kuncoro, T. Sulaeman. Y., Didi. T, Arief. H.P. Dan Ikhsan. G. 2017.

Pengembangan Formula Bahan Infekesi Cendawan Sebagai Alternatif

Biokontrol Rayap Tanah (Coptotermes curvignatus). Jurnal Ilmu dan

Teknologi Kayu Tropis. 5 (2): 63-67.

Lukas, 2015. Pengendalian Rayao Coptetermes curvignathus Holmgren

Dengan Umpan Rayap Hexaflumuron Bentuk Briquetie Pada

Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq). Jurnal Hutan Lestari.

Vol. 4 (1)9- 20.

Raharjo, 2015. Keanekaragaman Jenis Rayap di Kebun Kelapa Sawit PT. Bumi

Pratama Khatulistiwa Kecamatan Sungai Ambawang Kabupaten Kubu

Raya. Fakultas Kehutanan. Universitas Tanjungpura. Pontianak. Jurnal

Hutan Lestari. 5(2) : 481-489.

Rahman. 2018. Karakteristik Serangga Hama Pada Tanaman Pala (Myristica

fragrans) di Desa Batu Itam Kabupaten Aceh Selatan Sebagai Penunjang

Praktikum Pada Mata Kuliah Entomologi. Prosiding Seminar Nasional

Biotik. ISBN: 978-602-60401-9-054.

Syahdan, 2012. Rayap Kayu di Hutan Pendidikan dan Penelitian Biologi

Universitas Andalas. Jurusan Biologi. Jurnal Matematika dan

Pengetahuan Alam. 2(1) : 25-35


Yuriko, 2012. Rayap dan Peranannya. Dalam: M. Amir dan S . Kahono.Serangga

Taman Nasional Gunung Halimun Jawa Bagian Barat.Biodiversity

Conservation Project. LIPI. 51 -62.

Zulkarrnain, 2017. Pengendalian Serangan Rayap Coptotermes sp.

Menggunakan Ekstrak Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.).

Hasanuddin Student Journal. Vol. 1(1): 1-8. ISSN: 2579-7859, E-ISSN:

2579-7867.
LAMPIRAN

Klasifikasi Rayap

Kasta Pekerja

Kasta Pekerja

Kasta Ratu
Klasifikasi Rayap (Coptoternes curvignatus)

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthopoda

Kelas : Insecta

Ordo : Isoptera

Famili : Rhinotermitidae

Genus : Coptoternes

Spesies : Coptoternes curvignatus

Anda mungkin juga menyukai