LP Askep Anak Gna
LP Askep Anak Gna
STIKES
WIRAMEDIKA
DENPAS
AR 2021
Latar Belakang
GambarError!
Notextofspecifiedstyleindocument.-1Anatomi
Ginjal
Tiap ginjal mengandung ± 1 juta nefron (glomerulus dan tubulus yang
berhubungan dengannya ). Pada manusia, pembentukan nefron selesai
pada janin 35 minggu. Nefron baru tidak dibentuk lagi setelah lahir.
Perkembangan selanjutnya adalah hipertrofi dan hiperplasia struktur yang
sudah ada disertai maturasi fungsional.
Tiap nefron terdiri dari glomerulus dan kapsula bowman, tubulus
proksimal, anse henle dan tubulus distal. Glomerulus bersama denga
kapsula bowman juga disebut badan malphigi. Meskipun ultrafiltrasi
plasma terjadi di glumelorus tetapi peranan tubulus dalam pembentukan
urine tidak kalah pentingnya
C. Definisi
Glomerulonefritis merupakan suatu istilah yang dipakai untuk
menjelaskan berbagai ragam penyakit ginjal yang mengalami proliferasi
dan inflamasi glomerulus yang disebabkan oleh suatu mekanisme
imunologis. Sedangkan istilah akut (glomerulonefritis akut) mencerminkan
adanya korelasi klinik selain menunjukkan adanya gambaran etiologi,
patogenesis, perjalanan penyakit dan prognosis.
F. Manifestasi Klinis
Lebih dari 50 % kasus GNA adalah asimtomatik. Kasus klasik atau
tipikal diawali dengan infeksi saluran napas atas dengan nyeri tenggorok
dua minggu mendahului timbulnya sembab. Periode laten rata-rata 10
atau 21 hari setelah infeksi tenggorok atau kulit (Nelson, 2000).
1. Riwayat infeksi pada tenggorokan atau kulit sebelumnya. Pada
beberapa kasus, penderita sering tidak menyadari atau
adanya infeksi pada tenggorokan atau kulit sebelumnya
2. Hematuria (urine berwarna merah kecoklat-coklatan)
Darah pada urin dapat bersifat makroskopik dan mikroskopik.
Pada makroskopik dapat langsung terlihat dengan mata
telanjang, di mana urin berwarna merah hingga kecoklatan
sedangkan pada mikroskopik tidak dapat dilihat langsung
dengan mata telanjang dan urin tampak normal sehingga
membutuhkan bantuan mikroskop. Pada beberapa kasus dapat
hingga menyebabkan anemia atau kekurangan sel darah
merah.
3. Proteinuria (protein dalam urine)
Terdapat protein pada urin sehingga urin dapat tampak keruh
dan berbusa. Karena protein keluar melalui urin maka kadar
protein di dalam darah menjadi rendah.
4. Bengkak pada tubuh. Umumnya paling sering terlihat pada
daerah kelopak mata lalu ke wajah dan seluruh tubuh. Bengkak
pada tubuh dapat hilang timbul sehingga sering kali tidak
disadari oleh penderita . Misalnya pada pagi hari terjadi
bengkak di kelopak mata, siangnya bengkak hilang dan sorenya
ditemukan pada kaki karena penderita sering berdiri. Karena
bengkak sering ditemukan pada kelopak mata, seringkali
penderita mengira matanya mengalami kelainan.
5. Oliguria (keluaran urine berkurang)
6. Nyeri panggul
7. Edema, ini cenderung lebih nyata pada wajah dipagi hari,
kemudian menyebar ke abdomen dan ekstremitas di siang hari
(edema sedang mungkin tidak terlihat oleh seorang yang tidak
mengenal anak dengan baik).
8. Suhu badan umumnya tidak seberapa tinggi, tetapi dapat
terjadi tinggi sekali pada hari pertama.
9. Hipertensi terdapat pada 60-70 % anak dengan GNA pada hari
pertama dan akan kembali normal pada akhir minggu pertama
juga. Namun jika terdapat kerusakan jaringan ginjal, tekanan
darah akan tetap tinggi selama beberapa minggu dan menjadi
permanen jika keadaan penyakitnya menjadi kronik
(Sekarwana, 2001).
G. Patofisiologi
Pada GNAPS terjadi reaksi inflamasi pada glomerulus yang
menyebabkan filtrasi glomeruli berkurang, sedangkan aliran darah ke
ginjal biasanya normal. Hal tersebut akan menyebabkan filtrasi fraksi
berkurang sampai 1%. Keadaan ini akan menyebabkan reabsorbsi di
tubulus proksimalis berkurang yang akan mengakibatkan tubulus distalis
yang terjadi pada GNAPS tidak sampai menyebabkan edema lebih berat,
karena hormone- hormon yang mengarue ekspansi cairan ekstraseluler
seperti renin angiotensin, aldosterone dan anti diuretik hormone (ADH)
tidak meningkat. Edema yang berat dapat terjadi pada GNAPS bila ketiga
hormone meningkat.
Paska infeksi streptococcus
Pelepasan material
beta- hemolitiks
dari organism
groupeke
A minggu
dalam sirkulasi
Pembentuk Reaksi
an antibody antigen dan
antibody
Pathw
H. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan medis
Tidak ada pengobatan yang khusus yang memengaruhi
penyembuhan kelainan di glomerulus.
2. Penatalaksanaan keperawatan
Pasien GNA perlu dirawat dirumah sakit karena memerlukan
pengobatan/pengawasan perkembangan penyakitnya untuk
mencegah penyakit menjadi lebih buruk. Hanya pasien GNA yang
tidak terdapat tekanan darah tinggi, jumlah urine satu hari paling
sedikit 400ml dan keluarga sanggup setra mengerti boleh dirawat
diruah di bawah pengawasan dokter. Masalah pasien yang perlu
diperhatikan adalah gangguan faal ginjal, resiko terjadi komplikasi,
diet, gangguan rasa aman dan nyaman, dan kurangnya pengetahuan
orang tua mengenai penyakit.
Gangguan faal ginjal. Ginjal diketahui sebagai alat yang salah satu
dari fungsinya adalah mengeluarkan sisa metabolism terutama
protein sebagai ureum, juga kalium, fosfat, asam urat, dan
sebagainya. Karena terjadi kerusakan pada glumerolus (yang
merupakan reaksi autoimun terhadap adanya infeksi streptococcus
ekstrarenal) menyebabkan gangguan filtrasi glomerulus dan
mengakibatkan sisa-sia metabolism tidak dapat diekskresikan maka
di dalam darah terdapat ureum, dan lainnya lagi yang disebutkan di
atass meninggi. Tetapi tubulus karena tidak terganggu maka terjadi
penyerapan kembali air dan ion natrium yang mengakibatkan
banyaknya urine berkurang, dan terjadilah oliguria sampai anuria.
I. Komplikasi
1. Oliguria sampai anuria yang dapat berlangsung 2-3 hari.
Terjadi sebagia akibat berkurangnya filtrasi glomerulus.
Gambaran seperti insufisiensi ginjal akut dengan uremia,
hiperkalemia, hiperfosfatemia dan hidremia. Walau aliguria
atau anuria yang lama jarang terdapat pada anak, namun bila
hal ini terjadi maka dialisis peritoneum kadang-kadang di
perlukan.
Jangka Panjang:
1. Abnormalitas urinalisis (microhematuria)
2. Gagal ginjal kronik
3. Sindrom nefrotik
J. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Genitourinaria
• Urine berwarna coklat
• Proteinurea
• Peningkatan berat jenis urine
• Penurunan haluaran urin
b. Kardio vascular
• Hipertensi ringan
c. Gastro intestinal
• Anoreksia
• Muntah
• Diare
d. Neurologis
• Letargi
• Iritabilitas
• Kejang
e. Mata, telinga , hidung, dan tenggorokan
• Edema periorbital sedang
f. Hematologis
• Anemia sementara
• Azotemia
• Hiperkalemia
g. Integument
• Pucat
• Edema menyeluruh
2. Diagnosa keperawatan
a. Gangguan perfusi jaringan serebral yang berhubungan
dengan retensi air dan hipernatremia
b. Kelebihan volume cairan yang berhubungan dengan oliguria
c. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang
berhubungan dengan anoreksia.
d. Intoleran aktivitas yang berhubungan dengan kelelahan
e. resiko kerusakan integritas kulit yang berhubungan
dengan imobilitas dan edema
f. ansietas (orang tua) yang berhubungan dengan rawat
inapanak dirumah sakit
g. Defisit pengetahuan yang berhubungan dengan
pemahaman intruksi perawatan dirumah
3. Intervensi keperawatan
a. Diagnosa 1 : Gangguan perfusi jaringan serebral yang
berhubungandengan retensi air dan hypernatremia.
Hasil yang diharapkan : anak memiliki perfusi jaringan
normal yang ditandai oleh TD normal, penurunan retensi
cairan, dan tidak ada tanda hipernatremia.
Intervensi:
1) Pantau dan catat TD anak setiap 1-2 jam selama fase
akut Rasional : pemantauan sering memungkinkan
deteksi dini, dan penanganan segera terhadap TD anak
2) Lakukan tindakan kewaspadaan berikut ini:
• pertahankan jalan napas melalui mulut dan
letakkan peralatan penghisap disisi tempat tidur anak
• Sematkan tanda diatas tempat tidur anak dan pada
pintu, berisi peringatan tentang status kejang anak
yang ditujukanuntuk petugas kesehatan
Rasional :
Melakukan tindak kewaspadaan bila terjadi kejang dapat
mencegah cedera selama episode serangan kejang.
Kendati tidak umum pada glomerulusnefritis akut, kejang
dapat terjadi akibat kurang perfusi oksigen ke otak
Rasional:
menimbang berat badan setiap hari dan pemantauan
haluaran urine yang sering, memungkinkan deteksi dini
dan terapi yang tepat terhadap perubahan yang terjadi
pada status cairan anak. Kenaikan berat badan yang
cepat mengindikasikanretensi cairan. Penurunan haluaran
urin dapat mengindikasikan ancaman gagal ginjal.
2) kaji anak untuk deteksi edema, ukur lingkar abdomen
setiap 8 jam, dan (untuk anak laki-laki periksa
pembengkakan pada skrotum) rasional :
pengkajian dan pengukuran yang sering memungkinkan
deteksi dini dan pemberian terapi yang tepat terhadap
setiap perubahan kondisi anak.
=ingkar abdomen yang bertambah dan pembengkakan
pada skrotum biasanya mengindikasikan asites.
3) pantau anak dengan cermat untuk melihat efek
samping pemberian terapi diuretik, khususnya ketika
menggunakan hidroklorotizid atau furosemid.
Rasional :
obat-obatan diuretik dapat menyebabkan
hipokalemiasehingga membutuhkan pemberian suplemen
kalium per intravena.
4) p a nt a u da n c a t at asu pan c a i r an a nak .
Rasional : anak membutuhkan pembatasan asupan cairan
akibat retensi cairan dan penurunan laju filtrasi
glomerulus, ia juga membutuhkan retriksi asupan natrium.
5) Kaji warna, konsistensi dan berat jenis urine anak.
Rasional : urine yang berbusa mengindikasikan
peningkatan deplesi protein, suatu tanda kerusakan
fungsi ginjal.
6) Pantau semua hasil uji laboratorium yang di
programkan. Rasional : peningkatan kadar nitrogen urea
darah dan kreatinin dapat mengindikasikan kerusakan
fungsi ginjal.
Rasional:
Rasional :
matras busa berlekuk mengatasi bagian-bagian tulang
yang menonjol sehingga mengurangi resiko kerusakan
kulit.
2) Ba nt u an ak me nguba h p os is i s e t iap 2 jam.
Rasional : mengganti posisi dengan sering
dapat mengurangi tekanan pada area kapiler dan
meningkatkan sirkulasi sehinggamengurangi resiko
kerusakan kulit.
3) mandikan anak setiap hari, menggunakan sabun yang
mengandung lemak tinggi
rasional : deodorant dan sabun yang mengandung parfum
dapat mengeringkan kulit sehingga mengakibatkan
kerusakan kulit.
4) topang dan tinggikan ekstremitas yang mengalami
edema.
mengurangi pembengkakan.
5) pada anak laki- laki, letakkan bantalan sekitar skrotumnya
rasional :
pemberian bantalan dapat mencegah kerusakan kulit.
5. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi
proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh
diagnosa keperawatan ,rencana tindakan dan
Kesimpulan