Anda di halaman 1dari 13

ISSN 2599-316X

PEMERTAHANAN BAHASA DAERAH


MELALUI PEMBELAJARAN DAN KEGIATAN DI SEKOLAH

Eko Widianto, M.Pd.


Email: eko.widianto@umk.ac.id

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Muria Kudus, Indonesia

Abstract

Language maintenance and shift are like two sides of a coin. Language maintenance arises from a language
shift in a language society. Therefore, both are present simultaneously. Language shifts usually occur in regional
languages such as Java, Sundanese, Bugis, etc. Language maintenance can be done through education. Education becomes
an important element in preparing future generations. This paper describes a form of local language maintenance through
education, which is a form of local language maintenance through learning, community or extracurricular, and as a
mandatory communication tool on a certain day. In addition, it is also described as a function of local language
maintenance through education.

keywords: language maintenance, local language, education

Abstrak
Pemertahanan dan pergeseran bahasa (language maintenance and shift) bagaikan dua sisi mata uang.
Pemertahanan bahasa muncul akibat adanya pergeseran bahasa pada suatu masyarakat bahasa. Oleh sebab itu, keduanya
hadir secara bersamaan. Pergeseran bahasa biasanya terjadi pada bahasa daerah seperti Jawa, Sunda, Bugis, dsb.
Pemertahanan bahasa dapat dilakukan melalui pendidikan. Pendidikan menjadi salah satu elemen penting dalam
mempersiapkan generasi masa depan. Dalam makalah ini, dideskripsikan wujud pemertahanan bahasa daerah melalui
pendidikan, yakni wujud pemertahanan bahasa daerah melalui pembelajaran, komunitas/ekstrakurikuler, dan sebagai alat
komunikasi wajib pada hari tertentu. Di samping itu, dideskripsikan pula fungsi pemertahanan bahasa daerah melalui
pendidikan.

kata kunci: pemertahanan bahasa, bahasa daerah, pendidikan

PENDAHULUAN bawah penutur bahasa nasional dan


bahasa asing.
Bahasa daerah merupakan Hal senada pernah
aset berharga suatu bangsa. Akan diungkapkan oleh Gumperz
tetapi, paradigma masyarakat abad (1982:101). Dalam suatu wilayah
21 menilai bahwa bahasa asing dimungkinkan hidup beberapa
memiliki prestise lebih tinggi variasi bahasa secara berdampingan
dibandingkan bahasa nasional dan sehingga bentuk interaksinya
bahasa daerah. Dengan kata lain, cenderung bersifat alih kode dan
bahasa daerah berada di prioritas campur kode. Hal tersebut terjadi
ketiga dalam penggunaannya setelah akibat masyarakat tuturnya
bahasa nasional dan bahasa asing. berbahasa secara multilingual.
Masyarakat lebih memilih Aktivitas komunikasi dalam
menggunakan bahasa nasional dan masyarakat multilingual tidak lagi
bahasa asing dalam berkomunikasi. hanya berkiblat pada budaya
Penutur bahasa asing juga dinilai setempat. Akibatnya, peran bahasa
lebih berpendidikan dan memiliki daerah seperti bahasa Jawa, Sunda,
strata sosial lebih tinggi. Begitu pula Bugis, dan lainnya tidak menjadi
sebaliknya, penutur bahasa daerah prioritas utama dalam komunikasi
dinilai memiliki strata sosial di sehari-hari. Bahasa Jawa hanya hadir

PEMERTAHANAN BAHASA DAERAH | 1


MELALUI PEMBELAJARAN DAN KEGIATAN DI SEKOLAH
Eko Widianto
dalam komunikasi sosial terbatas, Pembinaan Bahasa terdapat 139
seperti keluarga dan masyarakat bahasa daerah yang terancam punah
seetnis. (Sunendar 2016).
Bahasa yang dimiliki oleh Pemertahanan bahasa daerah
suatu masyarakat tutur dalam menjadi salah satu fenomena
khazanah bahasanya selalu memiliki sekaligus langkah yang muncul di
variasi. Hal itu disebabkan oleh tengah polemik pergseseran bahasa
kenyataan bahwa bahasa yang hidup daerah. Baik pemertahanan maupun
dalam masyarakat selalu digunakan pergeseran bahasa menjadi dua sisi
dalam peran-peran sosial para mata uang. Keduanya hadir secara
penuturnya. Peran-peran sosial itu bersamaan. Artinya, terjadinya
berkaitan dengan berbagai aspek fenomena kebahasaan tersebut
sosial psikologis yang kemudian merupakan akibat dari hasil kolektif
dirinci dalam bentuk komponen- pilihan bahasa (language choice).
komponen tutur (Poedjosoedarmo Pilihan bahasa diartikan sebagai hasil
1982:3). Adanya fenomena dari proses memilih suatu bahasa
pemakaian variasi bahasa dalam yang dilakukan oleh masyarakat
masyarakat tutur dikontrol oleh bahasa atau penutur multibahasawan.
faktor-faktor sosial, budaya, dan Artinya, penutur tersebut menguasai
situasional (Kartomihardjo 1981; dua bahasa atau lebih sehingga dapat
Fasold 1984; Hudson 1996). memilih bahasa yang digunakan
Di sisi lain, bahasa daerah dalam tindak tutur melalui variasi
merupakan kekayaan suatu tunggal bahasa, alih kode, dan
masyarakat. Bahasa daerah dapat campur kode (Widianto 2016).
dikatakan sebagai citra suatu Tidak dapat dipungkiri bahwa
masyarakat yang berdikari dalam kehidupan modern telah menggerus
kehidupan. Bahasa daerah memuat eksistensi bahasa daerah. Akan
kearifan suatu masyarakat pula. Ada tetapi, adanya pemertahanan bahasa
nilai-nilai kebudayaan yang daerah juga menjadi langkah
terkandung dalam bahasa daerah. strategis dan efektif dalam
Oleh sebab itu, bahasa daerah dapat membendung kondisi yang
dikatakan sebagai cerminan suatu memprihatinkan tersebut.
masyarakat tuturnya. Bahasa daerah Selanjutnya, dikemukakan bahwa
warisan yang luhur bagi masyarakat. pemertahanan bahasa dan pergeseran
Indonesia sebagai bangsa bahasa adalah
multikultural juga dikenal memiliki “Language shift simply
banyak bahasa daerah. Tercatat tidak means that a community gives
kurang dari 748 bahasa daerah di up a language completely in
Indonesia (Wikipedia.com 2016). favour of another one. The
Akan tetapi, eksistensi penutur members of the community,
bahasa daerah dari masa ke masa when the shift has taken
kian berkurang. Kondisi tersebut place, have collectively
selaras dengan era global dan chosen a new language where
modernisasi. Komunikasi secara and old one used to be used.
global akhirnya didominasi dengan In language maintenance, the
bahasa internasional atau bahasa community collectively
asing. Bahkan, berdasarkan data decides to continue using the
Badan Pengembangan dan language in domains formely

2 | Jurnal Kredo
Vol. 1 No. 2 April 2018
shift in progress. If the Pendidikan merupakan gerbang
members of speech pertama dan utama dalam
community are monolingual mempersiapkan generasi masa
and are not collectively depan. Oleh sebab itu, pemertahanan
acquiring another language, bahasa daerah melalui pendidikan
then they are obviously merupakan langkah strategis jangka
maintaining their language panjang dalam upaya megonservasi
use pattern Fasold atau melestarikan bahasa daerah
1984:213)”. sebagai aset budaya bangsa.

Berdasarkan definisi tersebut KAJIAN TEORI


dapat diartikan bahwa pergeseran
bahasa terjadi manakala masyarakat Istilah pemertahanan bahasa
pemakai bahasa memilih suatu selalu dikaitkan dengan pergeseran
bahasa baru untuk mengganti bahasa bahasa. Pemertahanan bahasa
sebelumnya. Dengan kata lain, muncul akibat adanya pergeseran
pergeseran bahasa terjadi karena bahasa. Dua hal ini menjadi salah
masyarakat bahasa tertentu beralih satu kajian dalam ilmu
menuturkan bahasa lain, biasanya sosiolinguistik. Pemertahanan bahasa
bahasa yang dominan dan merupakan sebuah upaya
berprestise. Kemudian bahasa mempertahankan bahasa agar terus
tersebut digunakan dalam ranah digunakan di dalam suatu masyarakat
pemakaian bahasa yang lama. bahasa. Dengan upaya ini,
Sementara itu, pemertahanan bahasa diharapkan suatu bahasa tidak
dalam masyarakat bahasa tetap mengalami kepunahan.
menggunakan bahasa-bahasa secara Pemertahanan bahasa dapat
kolektif atau secara bersama-sama dilakukan oleh penutur multibahasa.
dalam berbagai ranah pemakaian Multibahasawan dapat menggunakan
tradisonal. pemilihan bahasa dalam melakukan
Secara umum pemertahanan pemertahanan bahasa (Gumperz
bahasa dedefinisikan sebagai 1982, Hudson 1996, dan Holmes
keputusan untuk tetap melanjutkan 2012).
pengunaan bahasa secara kolektif Pemertahanan bahasa
oleh sebuah komunitas yang telah diartikan sebagai keputusan untuk
menggunakan bahasa tersebut tetap melanjutkan pengunaan bahasa
sebelumnya (Fasold 1984). Lebih secara kolektif atau guyub oleh
lanjut, Fasold juga menyatakan sebuah komunitas yang telah
bahwa pemertahanan bahasa ini menggunakan bahasa tersebut
merupakan kebalikan atau sisi yang sebelumnya (Fasold 1984). Lebih
berlainan dari pergeseran bahasa. lanjut, dinyatakan pula bahwa
Artinya, sebuah komunitas pemertahanan bahasa ini merupakan
memutuskan untuk mengganti kebalikan atau sisi yang berlainan
bahasa yang telah digunakannya atau dari pergeseran bahasa. Sebuah
memilih bahasa lain sebagai ganti komunitas memutuskan untuk
bahasa yang telah digunakannya. mengganti bahasa yang telah
Salah satu langkah dalam digunakannya atau memilih bahasa
mempertahankan bahasa daerah lain sebagai ganti bahasa yang telah
dapat dilakukan melalui pendidikan. digunakannya.

PEMERTAHANAN BAHASA DAERAH | 3


MELALUI PEMBELAJARAN DAN KEGIATAN DI SEKOLAH
Eko Widianto
Widianto (2015) melalui unsur interferensi terjadi secara
penelitiannya yang berjudul berulangulang dalam tuturan
“Interferensi Bahasa Arab dan seseorang atau sekelompok orang,
Bahasa Jawa Pada Tuturan sehingga semakin lama unsur itu
Masyarakat Pondok Pesantren semakin berterima sebagai bagian
Sebagai Gejala Pergeseran Bahasa” dari sistem bahasa mereka, maka
mengungkapkan bahwa salah satu terjadilah integrasi. Integrasi muncul
penyebab dari pergeseran bahasa sebagai akibat dari terjadinya
(language shift) adalah interferensi interferensi suatu bahasa. Dari
bahasa. Interferensi bahasa tersebut pengertian ini, dapat diartikan bahwa
dapat berlaku pada berbagai struktur interferensi masih dalam proses,
kebahasaan. Interferensi bahasa yang sedangkan integrasi sudah menetap
terus berlangsung dalam kurun waktu dan diakui sebagai bagian dari
lama dapat mengakibatkan bahasa penerima.
pergeseran bahasa. Masyarakat Selain terjadinya integrasi,
bahasa yang mulai terbiasa dengan interferensi yang terjadi secara terus
bunyi, kosakata/leksikon, dan menerus dan dilakukan oleh suatu
struktur bahasa tertentu akan kelompok secara bersama-sama akan
mengakibatkan penggunaan bahasa memungkinkan terjadinya pergeseran
bergeser. Di samping itu, suatu bahasa. Gejala pergeseran bahasa itu
bahasa yang terinterferensi bahasa terjadi pada sistem bahasa yang
lain (bahasa asing) juga berpotensi dipengaruhi. Menurut Fasold (1984)
untuk punah. Masyarakat bahasa pergeseran bahasa merupakan hasil
akan secara otomatis mengganti dari proses pemilihan bahasa dalam
suatu istilah tertentu dengan bahasa jangka waktu yang sangat panjang.
lain sehingga bahasa yang Pergeseran bahasa menunjukkan
terinterferensi akan ditinggalkan oleh adanya suatu bahasa yang benar-
masyarakat bahasa. Apabila hal ini benar ditinggalkan oleh komunitas
berjalan terus menerus dalam kurun penuturnya. Hal ini berarti ketika
waktu yang lama, pergeseran bahasa pergeseran bahasa terjadi, anggota
tidak dapat dihindari. suatu komunitas bahasa secara
Ada dua kemungkinan yang kolektif lebih memilih menggunakan
dimunculkan oleh interferensi bahasa baru daripada bahasa lama
bahasa. Pertama, bahasa yang yang secara tradisional biasa dipakai.
terinterferensi akan menghasilkan Pergeseran bahasa juga
integrasi dan semakin memperkaya muncul akibat sikap bahasa yang
khasanah kebahasaan tersebut. negatif dari penuturnya. Ada tiga ciri
Kedua, interferensi akan pokok perilaku atau sikap bahasa
mengakibatkan “kekacauan” bahasa yang dijelaskan oleh Bawa (1981).
karena merusak suatu sistem bahasa. Ketiga ciri pokok sikap bahasa itu
Bahkan, akibat dari interferensi ini adalah (1) language loyality, yaitu
akan memungkinkan suatu kosakata sikap loyalitas/ kesetiaan terhadap
dalam bahasa itu mengalami bahasa, (2) language pride, yaitu
pergeseran jika penggunaannya sikap kebanggaan terhadap bahasa,
berlangsung lama dan guyub dan (3) awareness of the norm, yaitu
(Nababan 1984). sikap sadar adanya norma bahasa.
Weinrich (1968) Jika wawasan terhadap ketiga ciri
mengemukakan bahwa jika suatu pokok atau sikap bahasa itu kurang
4 | Jurnal Kredo
Vol. 1 No. 2 April 2018
sempurna dimiliki seseorang, berarti pergeseran bahasa Jawa masyarakat
penutur bahasa itu bersikap kurang Samin tidak dapat dielakkan.
positif terhadap keberadaan Pergeseran bahasa (language
bahasanya. Kecenderungan itu dapat shift) kemudian memunculkan upaya
dipandang sebagai latar belakang pemertahanan bahasa (language
munculnya pergeseran bahasa. maintenance). Pemertahanan bahasa
Sebaliknya, sikap loyalitas terhadap muncul akibat adanya pergeseran
suatu bahasa akan menimbulkan bahasa. Pemertahanan bahasa
pemertahanan bahasa dalam suatu terkadang juga muncul secara
masyarakat/komunitas. bersamaan dengan fenomena
Penelitian mengenai pergesran bahasa. Upaya
pemertahanan bahasa menjadi fokus pemertahanan bahasa dapat
yang menarik diteliti oleh peneliti- dilakukan dengan berbagai upaya.
peneliti sosiolinguistik. Hal ini Ada beberapa penelitian yang
disebabkan bahasa daerah maupun mengungkapkan berbagai macam
bahasa nasional makin tersisih cara dalam melakukan pemertahanan
seiring perkembangan bahasa asing bahasa. Salah satu penelitian yang
di kalangan anak muda. Anak muda mengungkapkan hal itu adalah
di Indonesia mulai menganggap penelitian yang dilakukan oleh
bahwa bahasa asing memiliki Mardikantoro (2016).
prestise lebih tinggi dibandingkan Pada penelitian Mardikantoro
bahasa Indonesia. Kondisi ini juga (2016), pemertahanan bahasa dapat
berlaku dalam hubungan bahasa dilakukan melalui kesenian
nasional-daerah. Bahasa nasional tradisional. Kesenian tradisional
dianggap memiliki prestise lebih memiliki potensi besar sebagai
tinggi dibandingkan bahasa daerah sarana pemertahanan bahasa. Hal ini
(Widianto 2015). disebabkan beberapa kesenian
Mardikantoro (2012) tradisional masih menggunakan
melalukan penelitian dengan judul bahasa daerah sebagai sarana
“Bentuk Pergeseran Bahasa Jawa pertunjukan. Bahasa daerah
Masyarakat Samin dalam Ranah digunakan dalam mantra, penamaan
Keluarga”. Penelitian ini dilakukan unsur budaya, istilah dalam budaya,
untuk mengungkap keberadaan dan lain sebagainya. Oleh sebab itu,
bahasa daerah yang ada di dalam upaya pemertahanan bahasa daerah
suku Samin. Bahasa Jawa yang dapat dilakukan melalui kesenian
digunakan oleh masyarakat Samin tradisional.
diketahui telah mengalami Di luar negeri, Lieberson
pergeseran. Bentuk pergeseran (1972) meneliti imigran Prancis yang
bahasa Jawa masyarakat Samin ada di Kanada. Penelitian itu
mengacu pada satuan bahasa terkecil menunjukkan bahwa bahasa pertama
sampai dengan yang terbesar. Hal ini imigran masih mampu bertahan
dipengaruhi oleh masyarakat bahasa terhadap bahasa Inggris, setidak-
yang mulai terbuka dengan budaya tidaknya sampai anak-anak mereka
dan bahasa lain. Salah satu faktor mampu bertahan menjelang usia
yang memengaruhi adalah remaja. Sementara itu, Dorian (1978)
interferensi bahasa lain ke dalam mengkaji pemertahanan bahasa
bahasa Jawa yang digunakan oleh Gaelik oleh para petani kecil, pemilik
masyarakat Samin. Oleh sebab itu, tanah sempit yang hidup dari

PEMERTAHANAN BAHASA DAERAH | 5


MELALUI PEMBELAJARAN DAN KEGIATAN DI SEKOLAH
Eko Widianto
pertanian dan setara dengan kelas data yang tampak. Sehubungan
petani di Sutherland. Bertahun-tahun dengan hal tersebut dipilih
bahasa Inggris diasosiasikan dengan pendekatan kualitatif deskriptif
penduduk Lowland yang beradab, dimana yang dikumpulkan berupa
sedangkan bahasa Gaelik pendapat, tanggapan, informasi,
diasosiasikan dengan penduduk konsep-konsep, dan keterangan yang
Higland yang kasar dan liar. Dalam berbentuk uraian dalam
perkembangannya bahasa Inggris mengungkapkan masalah.
mulai menggeser bahasa Gaelik, Instrumen yang digunakan
namun sekelompok petani berhasil dalam mengumpulkan data penelitian
mempertahankan bahasa Gaelik tetap adalah instrumen panduan menyimak
menjadi bahasa mereka. dan panduan wawancara. Dalam
Berbagai penelitian di atas panduan menyimak, ada beberapa
menunjukkan bahwa kajian kriteria yang menjadi indikator
pemertahanan bahasa bukanlah pengamatan. Hal ini dapat
sesuatu yang baru. Penelitian memudahkan peneliti dalam
mengenai pemertahanan bahasa telah mengamati subjek penelitian sebagai
banyak diteliti seiring dengan keperluan pengumpulan data. Ada
kemunculan pergeseran bahasa. beberapa teknik yang digunakan
Pergeseran bahasa yang muncul dalam penelitian ini. Teknik tersebut
secara sporadis mengakibatkan suatu disesuaikan dengan metode
bahasa mengalami disintegrasi. Oleh penelitian yang digunakan. Dalam
sebab itu, perlu adanya metode simak, terdapat dua jenis
pemertahanan bahasa dalam berbagai dalam teknik simak, yaitu teknik
ranah. Pendidikan menjadi salah satu dasar dan teknik lanjutan. Teknik
ranah penting dalam pemertahanan dasar berupa teknik
bahasa. Pemertahanan bahasa dapat sadap/penyadapan, yaitu peneliti
dilakukan melalui pendidikan. menyadap penggunaan bahasa
seseorang. Adapun teknik lanjutan
METODE PENELITIAN dalam teknik simak ialah simak
bebas libat cakap (SBLC). Teknik
Metode yang digunakan simak bebas libat cakap (SBLC)
dalam penelitian ini adalah deskriptif adalah teknik pengumpulan data
kualitatif. Penelitian ini dikaji dengan cara peneliti tidak ikut serta
melalui dua pendekatan penelitian, dalam pembicaraan (Sudaryanto
yaitu pendekatan teoretis dan 2015:204-205). Teknik rekam dan
pendekatan metodologis. Secara teknik catat digunakan sebagai cara
teoretis, digunakan pendekatan memeroleh data dalam penelitian ini.
sosiolinguistik. Sementara itu, secara Kedua teknik ini dilakukan secara
metodologis digunakan pendekatan bersamaan dengan teknik simak
deskriptif kualitatif. Sugiyono bebas libat cakap.
(2011:14) menguraikan metode Setelah data terkumpul,
kualitatif digunakan untuk peneliti melakukan uji keabsahan
mendapatkan data yang mendalam, data. Uji keabsahan data dilakukan
suatu data yang mengandung makna. dengan teknik triangulasi.
Makna adalah data yang dijumpai Triangulasi menurut Moleong
dalam kenyataan dan bersifat pasti (2010:330) adalah teknik
yang merupakan suatu nilai dibalik pemerikasaan keabsahan data yang
6 | Jurnal Kredo
Vol. 1 No. 2 April 2018
memanfaatkan sesuatu yang lain di digunakan dalam penelitian ini
luar data itu untuk keperluan adalah teknik hubung banding
pengecekan atau sebagai menyamakann (HBS) dan teknik
pembanding terhadap data itu. hubung banding memperbedakan
Teknik triangulasi yang paling (HBB).
banyak digunakan ialah Setelah melakukan analisis
pemerikasaan melalui sumber data, peneliti kemudian melakukan
lainnya. Untuk menetapkan interpretasi dan penyajian data.
keabsahan data diperlukan teknik Interpretasi dan penyajian data dalam
pemeriksaan yang terdiri atas empat penelitian ini dilakukan secara
kriteria, yaitu derajat kepercayaan paparan deskriptif. Sudaryanto
(credibility), keteralihan (2015:241) menjelaskan bahwa
(transferability), kebergantungan penyajian data dapat dilakukan
(dependability), dan kepastian dengan dua cara. Dua cara penyajian
(confirmability). data tersebut adalah sajian secara
Uji keabsahan data dapat formal dan informal. Penyajian data
dilakukan melalui re-check secara formal dilakukan dengan
(memeriksa kembali) temuan dan menggunakan tanda dan lambang
membandingkannya dengan berbagai seperti tanda tambah (+), tanda
sumber, metode, atau teori. Untuk kurang (-), tanda bintang (*), tanda
itu, peneliti dapat melakukannya panah (→), tanda kurung biasa (()),
dengan cara 1) mengajukan berbagai tanda kurung kurawal ({}), dan tanda
macam variasi pertanyaan; 2) kurung siku ([ ]). Selain itu, ada juga
mengeceknya dengan berbagai lambang huruf sebagai singkatan
sumber data; dan 3) memanfaatkan nama seperti S, P, O, K; lambang
berbagai metode agar pengecekan sigma (∑) untuk satuan kalimat, dan
kepercayaan data dapat dilakukan berbagai diagram. Sementara itu,
(Moleong 2010:332). penyajian data secara informal dapat
Teknik analisis data yang dilakukan dengan cara menggunakan
digunakan dalam penelitian ini kata-kata biasa. Penyajian tersebut
adalah teknik pilah unsur penentu berbentuk deskriptif dan
(PUP). Teknik ini merupakan teknik menggunakan terminologi yang
dasar yang digunakan peneliti untuk bersifat teknis. Adapun penyajian
menganalisis data penelitian. Dalam hasil analisis data dalam penelitian
teknik ini, peneliti memilah satuan ini disajikan secara informal.
kebahasaan yang dihasilkan dari
tahap pengumpulan data. Sementara HASIL DAN PEMBAHASAN
itu, ada tiga macam teknik lanjutan,
yaitu teknik hubung banding Wujud Pemertahanan Bahasa
menyamakan (HBS), teknik hubung Daerah Melalui Pendidikan
banding memperbedakan (HBB), dan Pemertahanan bahasa daerah
teknik hubung banding menyamakan dapat dilakukan melalui pendidikan.
hal pokok (HBSP). Teknik lanjutan Pendidikan merupakan elemen utama
dapat dilakukan jika teknik dasar dalam mempersiapkan generasi masa
sudah dilaksanakan. Tanpa depan. Oleh sebab itu, pemertahanan
didasarkan pada teknik dasar, teknik bahasa dapat ditempuh dengan cara
lanjutan tidak dapat dilakukan. mempersiapkan penutur bahasa
Adapun teknik lanjutan yang daerah di masa depan. Dalam hal ini,
PEMERTAHANAN BAHASA DAERAH | 7
MELALUI PEMBELAJARAN DAN KEGIATAN DI SEKOLAH
Eko Widianto
peserta didik di sekolah merupakan dapat dilihat pada penggalan tuturan
agen bahasa daerah di masa depan. yang terjadi antara pengajar (P1) dan
Adapun pemertahanan bahasa daerah pembelajar (P2) tentang buah
dalam ranah pendidikan dapat semangka. P1 bertanya kepada P2
ditempuh melalui tiga hal/kegiatan, tentang warna dan rasa buah
yaitu 1) pembelajaran;00202) semangka.
komunitas/ekstrakurikuler; dan 3)
sebagai alat komunikasi wajib pada KONTEKS: P1 BERTANYA
hari tertentu. JAWAB KEPADA P2 TENTANG
BUAH SEMANGKA DI KELAS.
Pemertahanan Bahasa Daerah P1 BERTANYA MENGENAI
dalam Pembelajaran di Sekolah RASA DAN WARNA BUAH
Pembelajaran merupakan SEMANGKA KEPADA P2.
komponen penting dalam proses
pendidikan. Dalam proses P1: “Ujang ieu téh buah naon?”
pembelajaran, terdapat komunikasi „Dik, ini buah apa?‟
antara pengajar dan pembelajar. P2: “Buah samangka.”
Proses tersebut akan berpengaruh „Buah semangka.‟
pada pemilihan bahasa yang P1: “Buah samangka rasana naon?”
digunakan oleh pengajar dan „Buah semangka rasanya apa?‟
pembelajar. Dalam konteks P2: “Amis.”
pembelajaran bahasa daerah, bahasa „Manis.‟
pengantar yang digunakan P1: “Buah samangka téh warnana
semestinya adalah bahasa yang naon?”
tengah dipelajari. Misalnya dalam „Buah semangka warnanya apa?‟
pembelajaran bahasa Sunda, bahasa P2: “Beureum.”
pengantar yang digunakan adalah „Merah.‟
bahasa Sunda. Dengan demikian,
terjadi proses komunikasi yang Pada penggalan tuturan di
efektif dalam mempelajari bahasa atas, terdapat wujud pemertahanan
daerah. bahasa daerah (bahasa Sunda) dalam
Kondisi tersebut akan tataran kata, frasa, dan kalimat. Pada
berbeda apabila bahasa pengantar tataran kata, pemertahanan bahasa
yang digunakan dalam pembelajaran Sunda dapat dilihat pada penggalan
bahasa daerah adalah bahasa tuturan „amis’ dan „bereum’.
Indonesia. Pembelajaran bahasa Sementara itu, pemertahanan bahasa
daerah menjadi tidak aplikatif. Sunda dalam tataran frasa dapat
Peserta didik/pembelajar tidak akan dilihat pada penggalan tuturan „buah
memiliki kesempatan dalam samangka’. Adapun dalam tataran
menggunakan bahasa yang telah kalimat dapat dilihat pada „Ujang ieu
dipelajari. Selain itu, terdapat dua téh buah naon?’, „Buah samangka
kali transfer dalam pembelajaran rasana naon?‟, dan „Buah samangka
bahasa daerah. Pembelajaran bahasa téh warnana naon?’.
daerah akan lebih efektif apabila Pemertahanan bahasa Sunda
bahasa yang tengah dipelajari juga tersebut terjadi dalam interaksi
digunakan sebagai bahasa pengantar. pembelajaran antara pengajar dan
Salah satu wujud pemertahanan pembelajar. Dalam proses tanya
bahasa daerah dalam pembelajaran jawab, pengajar dan pembelajar
8 | Jurnal Kredo
Vol. 1 No. 2 April 2018
menggunakan bahasa Sunda. Bahasa ekstrakurikuler kesenian-kesenian
Sunda digunakan sebagai media tradisional tersebut, mereka secara
komunikasi antara pengajar dan tidak langsung juga tengah
pembelajar. Hal ini disebabkan memelajari dan menggunakan bahasa
interaksi pembelajaran terjadi dalam Jawa sebagai alat komunikasi.
pembelajaran bahasa Sunda. Oleh Dengan demikian, pemertahanan
sebab itu, bahasa yang digunakan bahasa daerah (bahasa Jawa) terjadi
dalam interaksi pembelajaran adalah melalui kegiatan ekstrakurikuler di
bahasa Sunda. Bahasa Sunda sekolah.
berkedudukan sebagai bahasa yang Sebagai contoh,
sedang dipelajari dan bahasa pemertahanan bahasa daerah dapat
pengantar dalam pembelajaran. dilakukan melalui kegiatan
Kondisi tersebut merupakan ekstrakurikuler geguritan. Geguritan
wujud pemertahanan bahasa daerah merupakan puisi dalam bentuk
(bahasa Sunda) dalam pembelajaran. bahasa Jawa. Apabila peserta didik
Bahasa Sunda digunakan sebagai membaca geguritan tersebut, secara
media komunikasi antara pengajar tidak langsung terjadi proses
dan pembelajar. Pemertahanan pemertahanan bahasa Jawa. Berikut
bahasa Sunda terjadi dalam proses salah satu contoh geguritan.
interaksi antara pengajar dan
pembelajar di dalam pembelajaran. Ibu
Hal ini menjadi salah satu strategi Ibu, anakmu kang dak wanti-wanti
mempertahankan bahasa daerah „Ibu, anakmu yang terus engkau
melalui pendidikan. Dengan peringatkan‟
demikian, bahasa daerah senantiasa Kang dak kawatirke
terjaga dan tidak mengalami „yang kau khawatirkan‟
pergeseran di masyarakat. Kak kok titipake ana pawiyatan
luhur iki
Pemertahanan Bahasa Daerah „yang kau titipkan pada pendidikan
Melalui ini‟
Komunitas/Ekstrakurikuler Iki anakmu
„ini akamu‟
Pemertahanan bahasa daerah Kang durung isa nyenengke Ibu
juga dapat dilakukan melalui „yang belum bisa membahagiakan
berbagai komunitas atau kegiatan Ibu‟
ekstrakurikuler di sekolah. Kang durung bisa nyenengke
Komunitas atau kegiatan keluarga
ekstrakurikuler tersebut misalnya „yang belum bisa membahagiakan
kelompok kesenian Jawa, Gamelan, keluarga‟
Geguritan, Ketoprak, Jathilan, dan Kang isih dadi tanggunganmu Ibu
lain sebagainya. Kegiatan-kegiatan „yang masih menjadi tanggunganmu‟
bebasis budaya tersebut dapat Nanging ibu, anakmu iki bakal
digunakan sebagai media banggakke Ibu
pemertahanan bahasa daerah (bahasa „namun ibu, anakmu akan
Jawa). Hal ini disebabkan bahasa membanggakan ibu‟
Jawa digunakan dalam kesenian Banggakke keluarga kabeh
tradisional tersebut. Apabila peserta „membanggakan semua keluarga‟
didik di sekolah mengikuti Anakmu rak bakal nyerah Bu

PEMERTAHANAN BAHASA DAERAH | 9


MELALUI PEMBELAJARAN DAN KEGIATAN DI SEKOLAH
Eko Widianto
„anakmu tidak akan menyerah Bu‟ menggunakan bahasa daerah. Hal ini
Kanggo nyekeli lintang ana langit kemudian dapat dijadikan sebagai
„untuk menggapai bintang di langit‟ pembelajaran bahasa daerah bagi
Kang kadhang ditutup mendhung peserta didik secara aplikatif.
„yang terkadang tertutup mendung‟ Dengan demikian, peserta didik
Kang kadhang mripat wae wis ora menjadi terbiasa dalam
bisa weruh menggunakan bahasa daerah.
„yang terkadang tak terlihat oleh
mata‟ Fungsi Pemertahanan Bahasa
Naning anakmu iki janji Ibu. Daerah Melalui Pendidikan
„namun anakmu berjanji Ibu‟
Pemertahanan bahasa daerah
Karya Intan Nukhi Adhiya. melalui pendidikan memiliki
beberapa fungsi. Fungsi
Geguritan di atas berupa puisi pemertahanan bahasa daerah melalui
yang berbahasa Jawa. Geguritan pendidikan yaitu 1) mencegah
tersebut dapat dibacakan atau dikaji pergeseran dan kepunahan bahasa
dalam kegiatan ekstrakurikuler di daerah; 2) mempersiapkan penutur
sekolah. Selain itu, peserta didik juga bahasa daerah di masa depan; dan 3)
dapat memelajari geguritan itu melestarikan budaya bangsa.
melalui komunitas-komunitas pecinta
budaya Jawa di sekolah. Hal ini akan 1) Mencegah Pergeseran dan
mendorong peserta didik dalam Kepunahan Bahasa Daerah
memelajari budaya Jawa, khususnya Pemertahanan bahasa daerah
bahasa Jawa. Dengan demikian, melalui pendidikan memiliki fungsi
terjadi pemertahanan bahasa Jawa untuk mencegah pergeseran dan
melalui kegiatan ekstrakurikuler atau kepunahan bahasa. Bahasa yang
komunitas berbasis kebudayaan di terus menerus bergeser memiliki
sekolah. potensi untuk punah. Oleh sebab itu,
Pemertahanan Bahasa bahasa daerah perlu dipertahankan
Daerah Sebagai Alat Komunikasi dan dilestarikan agar tidak punah.
Wajib Pada Hari Tertentu Kepunahan suatu bahasa ditandai
dengan tidak adanya penutur bahasa
Bahasa daerah dapat tersebut. Gejala awal kepunahan
digunakan sebagai alat komunikasi suatu bahasa ditandai dengan
wajib pada hari tertentu di sekolah. pergeseran suatu bahasa.
Kegiatan tersebut dapat dilakukan Kepunahan bahasa yang
sebagai upaya pemertahanan bahasa disebabkan oleh pergeseran bahasa
daerah melalui pendidikan. Kepala (language shift) juga dipengaruhi
sekolah dan para guru di sekolah oleh interferensi bahasa. Interferensi
dapat mengondisikan peserta didik bahasa yang terjadi secara sporadis
untuk menggunakan bahasa daerah dapat menyebabkan pergeseran suatu
dalam berkomunikasi. Pada hari bahasa. Apabila hal ini berlangsung
tertentu, seluruh masyarakat sekolah secara guyub dan dalam waktu yang
diwajibkan menggunakan bahasa cukup lama, pergeseran bahasa tidak
daerah sebagai alat komunikasi. dapat dihindari. Oleh sebab itu,
Kewajiban tersebut bertujuan untuk pemertahanan bahasa menjadi salah
membiasakan peserta didik dalam satu langkah menjaga kepunahan
10 | Jurnal Kredo
Vol. 1 No. 2 April 2018
bahasa daerah yang disebabkan oleh kekayaan yang luhur suatu bangsa.
pergeseran bahasa. Dengan Oleh sebab itu, pergeseran atau
demikian, pergeseran bahasa tidak bahkan kepunahan bahasa daerah
berlangsung secara sporadis, guyub, merupakan bencana besar bagi suatu
dan berkelanjutan. bangsa. Terdapat kerugian budaya
dalam fenomena pergeseran dan
2) Mempersiapkan Penutur Bahasa kepunahan bahasa. Di sisi lain, tidak
Daerah di Masa Depan sedikit bahasa daerah yang mulai
Pendidikan menjadi salah punah. Perlu adanya pemertahanan
satu investasi jangka panjang suatu bahasa daerah sebagai wujud
bangsa. Oleh sebab itu, langkah konservasi/pelestarian budaya
strategis dalam mempertahankan bangsa. Dengan demikian, budaya
suatu bahasa daerah dapat dilakukan bangsa sebagai kekayaan yang luhur
melalui pendidikan. Penutur bahasa dapat dijaga dari masa ke masa.
daerah di masa depan dapat Melestarikan suatu budaya
dipersiapkan melalui pendidikan saat dan bahasa merupakan kewajiban
ini. Apabila sekolah mempersiapkan bersama suatu bangsa. Oleh sebab
dengan baik penutur bahasa daerah itu, bahasa yang menjadi salah satu
di masa depan, bahasa daerah tidak kekayaan luhur bangsa perlu terus
akan mengalami pergeseran. Dalam dijaga dan dilestarikan. Proses
hal ini, penggunaan bahasa daerah di konservasi budaya dan bahasa tidak
sekolah dapat dilakukan secara dapat dilakukan secara insidental.
proporsional. Ada pembagian yang Namun, proses ini harus dilakukan
jelas antara penggunaan bahasa secara berkala dan guyub. Artinya,
daerah, nasional, dan proses konservasi bahasa dan budaya
internasional/asing. tidak dapat dilakukan oleh suatu
Penutur bahasa daerah di komunitas saja. Akan tetapi, hal ini
masa depan perlu dipersiapkan sejak harus dilakukan oleh siapa saja yang
dini. Apabila penutur bahasa daerah merasa memilikinya. Melalui
tidak dipersiapkan dengan baik sejak pembelajaran dan kegiatan di
dini, jumlah penutur bahasa daerah sekolah, bahasa dan budaya dapat
akan berkurang. Padahal, untuk terus dikonservasi dengan baik sebagai
melestarikan suatu bahasa perlu warisan masa depan.
dilestarikan penuturnya. Kepunahan
suatu bahasa tidak terjadi secara tiba- SIMPULAN
tiba. Akan tetapi, hal itu terjadi
akibat kepunahan penuturnya. maintenance) merupakan
Kepunahan tersebut terjadi akibat fenomena yang hadir secara
suatu bencana yang mengakibatkan bersamaan dengan adanya
kerusakan besar pada suatu pergeseran bahasa (language shift).
komunitas, atau pergeseran bahasa Pemertahanan dan pergeseran bahasa
yang berlangsung secara terus bagaikan dua sisi mata uang. Dalam
menerus dan guyub. kajian sosiolinguistik, keduanya
tidak dapat dipisahkan. Indonesia
3) Melestarikan Budaya Bangsa memiliki beragam bahasa daerah
Pemertahanan bahasa daerah yang perlu dipertahankan dan dijaga.
merupakan bagian dari pelestarian Salah satu pemertahanan bahasa
budaya bangsa. Bahasa merupakan daerah dapat dilakukan melalui
PEMERTAHANAN BAHASA DAERAH | 11
MELALUI PEMBELAJARAN DAN KEGIATAN DI SEKOLAH
Eko Widianto
pendidikan. Pemertahanan bahasa merupakan komponen penting yang
daerah tersebut dapat dilakukan digunakan untuk melestarikan bahasa
melalui 1) pembelajaran; 2) kegiatan dan budaya. Oleh sebab itu,
komunitas/ekstrakurikuler; dan 3) pemertahanan bahasa memiliki
alat komunikasi wajib pada hari peluang untuk dilakukan dalam ranah
tertentu. Hal tiu berfungsi sebagai pendidikan. Dalam hal ini,
upaya 1) mencegah pergeseran dan pemertahanan bahasa daerah
kepunahan bahasa daerah; 2) dilakukan melalui pembelajaran dan
mempersiapkan penutur bahasa kegiatan di sekolah. Pemertahanan
daerah di masa depan; dan 3) bahasa daerah perlu digalakkan
melestarikan budaya bangsa. untuk membendung pergeseran
Pemertahanan bahasa daerah bahasa yang kian hari terus berjalan
melalui pembelajaran dan kegiatan di secara sporadis dan guyub. Dengan
sekolah memiliki implikasi positif. demikian, bahasa daerah tidak
Artinya, pemertahanan bahasa daerah mengalami disintegrasi di tengah-
berjalan dengan maksimal dalam tengah masyarakat atau bahkan
ranah pendidikan. Pendidikan penutur aslinya.

DAFTAR PUSTAKA

Bawa, I Wayan. 1981. Pemakaian Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar.
Denpasar: Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas
Udayana.

Dorian, Nancy. 1978. “The Dying Dialect and The Role of The Schools : East
Sutherland Gaelic and Pensylvania Dutch”, dalam J. Alatis (ed.),
Georgetown University Round Table on Languages and Linguistics 1978.
Washington : Georgetown University Press.

Fasold, Ralph. 1984. Sociolingustics of Society. New York: Basil Black Well Inc.

Gumperz, Jhon J. 1982. Discourse Strategies (Studies in Interactional


Sociolinguistics). New York: Cambridge University Press.

Holmes, Janet. 2012. An Introduction to Sociolinguistics: Fourth Edition. London


dan New York: Routledge.
Hudson, R.A. 1996. Sociolinguistics (Second Edition). Cambridge: Cambridge
University Press.

Kartomihardjo, Soeseno. 1981. “Etnography of Comminicative Codes in East


Java”. Disertasi. Pasific Linguistics, Series D, No. 39, The Australian
National University, Canberra.

Lieberson, Stanley. 1972. “Bilingualism in Montreal : a Demographic Analysis”


dalam J. Fishman (ed), Advances in The Sociology of Language Volume 2.
The Hague: Moauton.

12 | Jurnal Kredo
Vol. 1 No. 2 April 2018
Mardikantoro, Hari Bakti. 2012. “Bentuk Pergeseran Bahasa Jawa Msyarakat Samin
dalam Ranah Keluarga.” Jurnal Litera. Volume 11 Nomor 2. Hal. 204-215.

Mardikantoro, Hari Bakti. 2016. “Pemertahanan Bahasa Jawa dalam Pertunjukan


Kesenian Tradisional di Jawa Tengah.” Jurnal Litera. Volume 15 Nomor 2. Hal.
269-280.

Nababan, P.W.J. 1984. Sosiolinguistik. Jakarta: Gramedia.

Poedjoseodarmo, Soepomo. 1982. “Kode dan Alih Kode”. Jurnal Widya Parwa
No. 22 Tahun 1982. Yogyakarta: Balai Penelitian Bahasa, halaman 1–43.

Sudaryanto. 2015. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar


Penelitian Wahana Kebudayaan Secara Linguistis. Yogyakarta: Sanata
Dharma University Press.

Sunendar, Dadang. 2016. 139 Bahasa Daeah di Indonesia Terancam Punah.


Beritagar.id. diunduh pada tanggal 10/10/2016.

Weinrich, Uriel. 1968. Language in Contact. The Hague-Paris: Mouton.

Widianto, Eko. 2015. “Interferensi Bahasa Arab dan Bahasa Jawa Pada Tuturan
Masyarakat Pondok Pesantren Sebagai Gejala Pergeseran Bahasa”.
Prociding LAMAS (Language Maintenance and Shift) V Diponegoro
University. September 2-3, 2015. Hal. 262-266.

Widianto, Eko. 2016. “Pilihan Bahasa dalam Interaksi Pembelajaran Bahasa


Indonesia bagi Penutur Asing”. Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia. Volume 5 nomor 2. Hal. 124-135.

Wikipedia.com. 2016. Daftar Bahasa di Indonesia. Diunduh pada tanggal


10/10/2016.

PEMERTAHANAN BAHASA DAERAH | 13


MELALUI PEMBELAJARAN DAN KEGIATAN DI SEKOLAH
Eko Widianto

Anda mungkin juga menyukai