Anda di halaman 1dari 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/339446172

KEANEKARAGAMAN SERANGGA PERMUKAAN TANAH PADA HUTAN


TANAMAN DAN HUTAN ALAM DI HUTAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS
HASANUDDIN

Article · February 2020

CITATIONS READS

0 838

2 authors, including:

Sitti Nuraeni
Universitas Hasanuddin
21 PUBLICATIONS   14 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Kemenristekdikti View project

All content following this page was uploaded by Sitti Nuraeni on 24 February 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


KEANEKARAGAMAN SERANGGA PERMUKAAN TANAH PADA HUTAN
TANAMAN DAN HUTAN ALAM DI HUTAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS
HASANUDDIN

Sitti Nuraeni1* dan Nataniel Mangesu2


1 Laboratorium Perlindungan dan Serangga Hutan, Fakultas Kehutanan
Universitas Hasanuddin, Makassar 90245.
2 KPH Bonehau Kalumpang, Mamuju Sulawesi Barat.

ABSTRAK
Hutan merupakan sumber daya alam yang menjadi habitat kompleks
bagi kehidupan berbagai tumbuhan dan satwa. Salah satu sumber daya fauna
yang penting bagi habitat hutan adalah serangga yang hidup pada permukaan
lantai hutan atau disebut serangga tanah. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui keanekaragaman jenis-jenis serangga tanah pada hutan alam dan
hutan tanaman. Penelitian ini dilakukan pada Hutan Pendidikan Universitas
Hasanuddin dengan menggunakan perangkap pitfall dan serasah saring pada
masing-masing lima titik pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan serangga
permukaan tanah pada hutan alam didapatkan total individu 255 dari 8 ordo
(Hymenoptera 34,90% dan Coleoptera 29,42%) dan 11 familia pada hutan
alam dan 91 individu dari ordo 5 ordo (Coleoptera 60,44% dan Hymenoptera
18,68%) dan 8 familia pada hutan tanaman. Keanekaragaman serangga tanah
pada hutan alam dan hutan tanaman tergolong sedang keragamannya. Nilai
indeks kemerataan jenis pada kedua habitat hutan ini termasuk rendah.

Kata Kunci: Serangga permukaan tanah, hutan alam, hutan pendidikan


* email: nuraenisitti@gmail.com

I. PENDAHULUAN

Serangga merupakan salah (chemical engineer), distribusi dan


satu fauna yang dapat menghuni pencampuran bahan organik
permukaan tanah dan termasuk (ecosystem engineer) yang juga
permukaan tanah di lantai hutan. dibutuhkan tumbuhan untuk
Serangga permukaan tanah pertahanan dari patogen tanah
merupakan salah satu hewan yang (biological engineer) (Widyati,
penting di dalam ekosistem tanah. 2013). Peran penting ini sebagai
Peranan serangga tanah adalah dekomposer yang selanjutnya
sangat penting terhadap menentukan siklus material tanah.
keberlangsungan kehidupan Kehidupan serangga di permukaan
vegetasi di atasnya. Serangga tanah bergantung pada tumbuh-
tanah berperan dalam proses tumbuhan dan faktor fisik-kimia
penguraian bahan organik, tanah (Suin, 1997). Serangga
menyebarkan dan permukaan tanah adalah serangga
mencampurkannya. Organisme yang hidup ditanah, baik yang hidup
tanah berperan dalam proses di permukaan tanah maupun yang
dekomposisi bahan organik terdapat dalam tanah.

Jurnal Satria Seri Ilmu Pengetahuan Alam Edisi XXXII Januari 2017 62
Hutan alam ataupun hutan megabiodiversitas masih belum
tanaman menjadi suatu ekosistem banyak dilakukan. Kelompok
yang sangat unik, merupakan serangga memiliki peran ekologis
sumberdaya alam yang sangat sangat penting dan cukup rentan
potensial dalam mendukung terhadap perubahan ekosistem
keanekaragaman flora dan fauna sehingga sering dijadikan sebagai
dari komunitas serangga (terestial). salah satu bioindikator
Lebih dari 42 juta arthropoda (Shahabuddin et al., 2005).
ditemukan dalam satu hektar pada Mengingat pentingnya
hutan hujan tropis dan 70% peranan serangga dalam menjaga
didominasi serangga tanah dan keseimbangan ekosistem, yaitu
selebihnya pada kanopi (Stork, sebagai perombak dan penyubur
1988). Ekosistem hutan tanaman tanah, namun masih relatif
atau hutan homogen dan hutan terbatasnya informasi mengenai
alam atau hutan heterogen secara keberadaannya. Oleh karena itu
langsung atau tidak langsung penelitian ini akan mengamati
berpengaruh terhadap mengenai keanekaragaman
kelangsungan hidup manusia dan serangga khususnya serangga
mahkluk hidup lainnya termasuk tanah di hutan Pendidikan
serangga. Penelitian tentang Universitas pada dua tipe habitat
keanekaragaman jenis serangga di hutan yang berbeda.
Indonesia yang dikenal sebagai

II. METODE PENELITIAN

A. Pengambilan Sampel dan dengan ordonya. Serangga yang


Penentuan Lokasi dikenali speciesnya diidentifikasi
Lokasi pengambilan sampel langsung di lapangan, sedangkan
dipilih pada dua kondisi habitat serangga yang belum dikenal
yang berbeda yaitu hutan tanaman diidentifikasi di laboratorium dengan
dan hutan alam pada 5 titik memakai mikroskop serta mengacu
masing-masing secara acak pada buku kunci determinasi
menggunakan metode perangkap serangga antara lain. Kalshoven
jebak (fit fall trap) dan serasah (1981), dan Borror et al (1992).
saringan (Gambar 1). Lokasi
pengambilan sampel dilakukan di C. Analisis Data
hutan pendidikan Unhas di Desa Keanekaragaman jenis
Limapocoe, Kecamatan Cenrana serangga tanah dihitung dengan
(sebelumnya Kecamatan Camba), menggunakan indeks keragaman
Kabupaten Maros (Gambar 2). Shannon-Wiener (diversity index)
dan indeks kemerataan Pielou
B. Identifikasi serangga (evenness index) (Magurran, 1988).
Serangga yang didapat
dilapangan dikelompokkan sesuai

Jurnal Satria Seri Ilmu Pengetahuan Alam Edisi XXXII Januari 2017 63
Permukaan tanah

10 cm
Tanah

Gambar 1. perangkap jebak (fit fall trap) dan serasah saringan.

Gambar 2. Peta lokasi penelitian dan peta pengambilan sampel pada hutan
alam dan hutan tanaman (pinus).

Jurnal Satria Seri Ilmu Pengetahuan Alam Edisi XXXII Januari 2017 64
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Umum Lokasi dapat digambarkan sebagai berikut:


Penelitian daerah datar dengan kemiringan <
Kawasan Hutan Pendidikan 3% terdapat pada sekitar jalan raya
Universitas Hasanuddin (HPUH) dan kampung di sebelah timur,
terletak di Kabupaten Maros. Dari daerah landai sampai berombak
pusat ibukota Provinsi Sulawesi dengan 3% - 10% terdapat pada
Selatan, kawasan hutan pendidikan bagian tengah, daerah berbukit
tersebut berjarak sekitar 65 km, dengan kemiringan 10% - 30 %
sedangkan dari pusat ibukota terdapat pada bagian Timur dan
Kabupaten Maros berjarak sekitar Selatan, daerah bergunung dengan
34 km. Kawasan ini dapat dicapai kemiringan >30% terdapat di bagian
dengan menggunakan kendaraan barat dan bagian utara. Tipe iklim di
roda dua maupun kendaraan roda kawasan HPUH termasuk dalam
empat dengan waktu tempuh tipe iklim D yaitu iklim sedang.
kurang lebih 1,5 - 2 jam dari Kota
Makassar. Luas kawasan HPUH B. Vegetasi Lokasi Penelitian
berdasarkan SK.86/MENHUT- Hutan alam di kawasan ini
II/2005 seluas 1300 ha. Secara memiliki luas 512 ha atau sekitar
administratif pemerintahan, 39% dari luas hutan pendidikan dan
sebagian besar kawasan HPUH terdapat pada bagian selatan dan
berada di wilayah Desa Limapocoe, barat wilayah hutan tersebut. Jenis
Kecamatan Cenrana (sebelumnya vegetasi yang paling banyak
Kecamatan Camba), Kabupaten dijumpai di hutan alam adalah lento-
Maros. Berdasarkan kedudukan lento (Arthrophyllum sp.), kemiri
geografis, kawasan HPUH terletak (Aleurites moluccana), mangga
pada 119 44’34” - 119 46’17” Bujur hutan (Buchanania arborescens),
Timur dan 04 58’7” - 05 00’30” jabon (Anthocephalus cadamba),
jambu-jambu (Eugenia sp.) dan
Lintang Selatan. Adapun batas-
batas HPUH, adalah sebagai beberapa jenis dari famili Moraceae
seperti jenis Ficus sp. Kawasan
berikut: sebelah Utara berbatasan
dengan Desa Timpuseng, sebelah hutan yang dikelola oleh
Timur berbatasan dengan Desa masyarakat didominasi oleh
Laiya, sebelah Selatan berbatasan tanaman jangka panjang seperti
kemiri (A. moluccana), aren (Arenga
dengan Desa Kappang dan sebelah
pinnata), bambu (Gigantochloa sp.),
Barat berbatasan dengan
melinjo (Gnetum gnemon), pangi
Kecamatan Ballocci Kabupaten
(Pangium sp.), cokelat (Theobroma
Pangkep.
cacao), kopi (Coffea sp.), mangga
Kawasan HPUH berada
(Mangifera indica), dan bahkan
pada ketinggian 300-800 m di atas
terdapat tegakan eboni (Diospyros
permukaan laut, dengan keadaan
celebica Bakh.) seluas + 21 ha yang
lapangan berbukit, bergunung-
gunung di bagian utara dan barat, dikelola oleh masyarakat di
makin ke timur selatan kawasan hutan Pallanro, Desa
bergelombang sampai datar. Rompegading.
Berdasarkan peta topografi skala Reboisasi Kawasan HPUH
1:100.000 maka keadaan lapangan dilakukan pada tahun 1970/1971

Jurnal Satria Seri Ilmu Pengetahuan Alam Edisi XXXII Januari 2017 65
dengan menanam jenis Pinus hutan alam ataupun hutan tanaman.
mercusii dan Acasia auriculiformis. Dari hasil penelitian diperoleh
Sebelum adanya proyek reboisasi kelimpahan serangga permukaan
di wilayah hutan ini telah ditanam P. tanah dapat dilihat pada Tabel 1.
mercusii seluas 18 ha pada tahun Jumlah famili dan individu serangga
1965 dan 12 ha pada tahun permukaan tanah yang dikoleksi
1965/1966. Titik pengambilan dari hutan alam dan hutan tanaman
sampel seluruhnya di bawah bervariasi. Jumlah total individu
tegakan P. merkusii. yang ditemukan pada hutan alam
C. Kelimpahan Serangga adalah 255 individu dan pada hutan
Permukaan Tanah tanaman ditemukan 91 individu.
Kelimpahan serangga Serangga permukaan tanah yang
permukaan tanah dilihat dari jumlah ditemukan pada hutan alam ada 8
keseluruhan individu yang ordo, 11 familia dan 13 spesies;
ditemukan pada perangkap yang sedangkan pada hutan tanaman
dipasang dan saringan serasah jumlah ordonya 5,7 familia dan 8
pada lokasi penelitian, baik pada spesies (Tabel 2).

Tabel 1. Kelimpahan serangga permukaan tanah pada dua habitat hutan yang
berbeda

% Hutan %
Hutan
Taxa Familia individu Tanam individu
Alam
an
Blattodea Blattidae 5 1,96 2 2,20
Coleoptera Staphylinidae 12 4,71 26 28,57
Carabidae 5 1,96 - -
Scolytidae 58 22,75 21 23,08
Scarabeidae - - 8 8,79
Sub total 75 29,42 55 60,44
Mantodea Mantidae 7 2,75 - -

Hymenoptera Formicidae 89 34,90 17 18,68


Orthoptera Gryllidae 10 3,92 15 16,48
Gryllotalpidae 2 0,78 - -
Sub total 12 4,70 15 16,48
Dermaptera Carcinophoridae 30 11,76 2 2,20
Thysanura Thermobia 5 1,96 - -
Collembola Entomobryidae 2 0,78 - -
Total 255 91

Pada hutan alam, serangga paling sedikit adalah ordo


permukaan tanah yang paling Collembola (0,78%). Sedangkan
banyak adalah dari ordo pada hutan tanaman ordo yang
Hymenoptera (34,90%) berikut ordo paling banyak adalah ordo
Coleoptera (29,42%), dan yang Coleoptera (60,44%), diikuti oleh

Jurnal Satria Seri Ilmu Pengetahuan Alam Edisi XXXII Januari 2017 66
ordo Hymenoptera (18,68%) dan berkolonisasi pada proses
paling sedikit adalah ordo Blattodea pembusukan bahan organik
dan Dermaptera (2,20%). Hal ini terutama dari bangkai hewan dan
disebabkan karena ordo-ordo kotoran/tinja. Jenis dari Famili
tersebut merupakan ordo yang Formicidae Ordo Hymenoptera
anggotanya umum lebih banyak lebih banyak dari koloni semut yang
jumlah familia dan generanya peranannya membalikkan tanah
beraktivitas di permukaan tanah dan sebagai preadator dan
(Boror et al, 1992; Syaufina et al., sebagian fitofag pada permukaan
2007; Ruslan, 2009; Esenowo et al., tanah (Esenowo et al., 2014). Ordo
2014). Collembola lebih sedikit ditemukan
Ordo yang berperan penting pada hutan alam karena ordo ini
sebagai pengurai adalah kumbang lebih menyenangi pada daerah-
(Coleoptera) di dalam ekosistem daerah yang cenderung lembab
(Shahabuddin et al., 2005), selain sampai basah atau dataran rendah
dari kolonisasi larva lalat (Diptera), seperti hutan mangrove
(Price et al., 2011). Pada penelitian (Rahmawaty, 2000; Cranshaw dan
ini tidak ditemukan ordo Diptera Redak, 2013) dan bahkan tidak
yang terperangkap karena imago ditemukan pada hutan tanaman
dari serangga ini aktivitasnya lebih karena kondisi lantai hutan
banyak aktif terbang pada siang cenderung terbuka sehingga
hari. Dan hanya fase larvanya yang kelembaban lebih rendah
.
Tabel 2. Keanekaragaman serangga permukaan tanah pada dua habitat hutan
yang berbeda

Uraian Hutan Alam Hutan Tanaman


Ʃ Ordo 8 5
Ʃ Famili 11 7
Ʃ Jenis Serangga 13 8
Ʃ individu 255 91
Diversity (H’) 2,05 1,87
Evennes (E) 0,59 0,66

Pada Tabel 2 diketahui bahwa berada pada kisaran 1,5 – 3,5;


nilai indeks keanekaragaman jenis nilai < 1,5 menunjukkan indeks
tertinggi terdapat pada hutan alam keanekaragaman yang rendah, nilai
yakni sebesar 2,05 sedangkan pada dan nilai > 3,5 menunjukkan
hutan tanaman sebesar 1,87. Hal ini keanekaragaman yang tinggi.
menunjukkan bahwa indeks Indeks kemerataan pada hutan
keanekaragaman serangga alam 0,59 sedangkan pada hutan
permukaan tanah pada petak hutan tanaman 0,66 yang berarti
alam dan Hutan tanaman tergolong kemerataan jenis kedua habitat
sedang karena pada kisaran nilai hutan ini adalah rendah. Dimana
1,5 – 3,5. Magurran (1988); jika nilai E akan mendekati 1 yang
Rahmawaty (2000) menyatakan berarti jumlah individu setiap jenis
bahwa, nilai indeks dalam satu komunitas hampir
keanekaragaman sedang apabila merata.

Jurnal Satria Seri Ilmu Pengetahuan Alam Edisi XXXII Januari 2017 67
IV. KESIMPULAN

Serangga permukaan tanah paling banyak dari ordo Coleoptera


pada hutan alam didapatkan 8 ordo (60,44%) dan Hymenoptera
dengan 11 familia dan 225 individu (18,68%). Keanekaragaman
yang terbanyak dari ordo serangga tanah pada hutan alam
Hymenoptera (34,90%) dan dan hutan tanaman tergolong
Coleoptera (29,42%), sedangkan sedang keragamannya. Nilai indeks
pada hutan tanaman 5 ordo dengan kemerataan jenis pada kedua
8 familia dan 91 individu yang habitat hutan ini termasuk rendah
.
DAFTAR PUSTAKA

Borror DJ, Triplehorn CA, Norman Insect Ecology, Behavior,


FJ. 1992, Pengenalan Populations and
Pelajaran Serangga, Communities. Cambridge
Diterjemahkan oleh University Press,
Soetiyono Partosoedjono, Cambridge. 774p.
Gadjah Mada University
Press,Yogyakarta. Rahmawaty. 2000.
Keanekaragaman serangga
Cranshaw W, Redak R. 2013. Bug tanah dan perannya pada
Rule! An introduction to the komunitas Rhizophora spp.
world of insects. Princeton dan komunitas Ceriops tagal
University Press, New di Taman Nasional Rawa
Jersey. 845p. Aopa Watumohai, Sulawesi
Tenggara. Tesis Program
Esenowo IK, Akpabio EE, Adeyemi- pascasarjana IPB Bogor.
Ale OA, Okoh VS. 2014. 85p.
Evaluation of Arthropoda
diversity and abundance in Ruslan H. 2009. Komposisi dan
contrasting habitat, Uyo, keanekaragaman serangga
Akwa Ibom State, Nigeria. permukaan tanah pada
J.Appl. Sci. Environ. habitat hutan homogen dan
Manage 18(3): 403-408. heterogen di Pusat
Pendidikan Koservasi Alam
Kalshoven LGE. 1981. The Pests of (PPKA) Bodogol, Sukabumi,
Crops in Indonesia. Jakarta. Jawa Barat. Vis Vitalis 2(1):
PT. Ikhtiar Baru Van Hoeve. 43-53.

Magurran AE. 1988. Ecological Shahabuddin, Hidayat P, Noerdjito


diversity and its WA, Manuwoto S. 2005.
measurements. Croom Penelitian biodiversitas
Helm Limited. London: 179 serangga di Indonesia:
pp. kumbang tinja (Coleoptera:
Scarabaeidea) dan peran
Price PW, Denno RF, Eubanks MD, ekosistemnya. Biodiversitas
Finke DL, Kaplan I. 2011. 6(2): 141-146.

Jurnal Satria Seri Ilmu Pengetahuan Alam Edisi XXXII Januari 2017 68
Arthropoda tanah di Hutan
Stork NE. 1988. Insect diversity: Pendidikan Gunung Walat.
facts, fiction and Media Konservasi 12(2): 57-
speculation. Biological 66.
Journal of the Linnean
Society 35: 321-337. Widyati E. 2013. Pentingnya
keragaman fungsional
Suin NM. 1997. Ekologi Hewan organisme tanah terhadap
Tanah. Bumi Aksara. produktivitas lahan. Tekno
Jakarta: 189 pp. Hutan Tanaman 6(1): 29-37.
Syaufina L, Haneda NF, Buliyansih
A. 2007. Keanekaragaman

Jurnal Satria Seri Ilmu Pengetahuan Alam Edisi XXXII Januari 2017 69

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai