Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

PENGANTAR KESEHATAN KOMUNITAS DAN

KONSEP DASAR KEPERAWATAN KOMUNITAS

Keperawatan Komunitas I

Dosen Pengampuh : Dr. Ibrahim Paneo, M. Kes

Disusun Oleh

Kelompok 1

1. Mohammad 4. Fajriany Jusuf


Wahyu Amili 5. Lisnawati Lasale
2. Andra Andani 6. Siti Maghfirah Juniar Djafar
Hanapi 7. Yelan Y. Lapajili
3. Desriani Saleh

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI S1-KEPERAWATAN


2021

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayahnya karena sampai saat ini kita masih diberikan kesehatan,
kesempatan, dan melaksanakan aktivitas sebagaimana biasa.Sholawat serta
salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW,
kepada keluarganya, sahabatnya, dan insha Allah syafaatnya sampai pada kita
semua yang masih setia mengikuti ajaran beliau.

Alhamdulillah dengan kesehatan fisik dan akal fikiran yang dianugerahkan


Allah SWT, kami mampu menyelesaikan makalah sebagai tugas mata kuliah
Keperawatan Komunitas 1 “Pengantar Kesehatan Komunitas dan Konsep
Dasar Keperawatan Komnitas”.

Kami juga menyadari bahwa makalah ini belum sempurna dan masih
banyak kesalahan dan kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang dapat
membangun dari pembaca sangat dibutuhkan, agar makalah ini menjadi lebih
baik lagi dan bisa bermanfaat untuk banyak orang.

Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak


khususnya dosen mata kuliah Keperawatan Komunitas 1 yang telah
memberikan ilmu dan bimbingan dalam penulisan makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat, terima kasih.

Gorontalo, 26 September 2021

i
Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

Kata pengantar......................................................................................... i

Daftar isi................................................................................................... ii

Bab 1 Pendahuluan.................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang............................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................... 1

1.3 Tujuan.............................................................................................2

Bab 2 Pembahasan................................................................................... 3

A. Pengertian Kesehatan........................................................................ 3
B. Indikator Sehat.................................................................................. 4
C. karakteristik dan Perilaku Sehat........................................................ 6
D. Pengertian Kesehatan Komunitas...................................................... 7
E. Tahapan Pencegahan ........................................................................ 8
F. Pelayanan Kesehatan Utama............................................................10

Bab 3 Penutup.........................................................................................13

3.1 Kesimpulan.............................................................................13

3.2 Saran.......................................................................................13

Daftar Pustaka...........................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan komunitas merupakan suatu sistem dari praktek
keperawatan dan praktik kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk
meningkatkan serta memelihara kesehatan penduduk.
Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya kebutuhan
pelayanan kesehatan menuntut perawat saat ini memiliki pengetahuan dan
keterampilan di berbagai bidang. Saat ini dunia keperawatan semakin
berkembang, dimana perawat memiliki peran yang lebih luas dengan
penekanan pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga
memandang klien secara komprehensif. Perawat dianggap sebagai salah satu
profesi kesehatan yang harus dilibatkan dalam pencapaian tujuan
pembangunan kesehatan baik di dunia maupun di indonesia.
Dalam menjalankan visi misinya tentu perawat komunitas
memiliki peran dan fungsi. Diataranya peran yang dapat dilaksanakan adalah
sebagai pelaksana pelayanan keperawatan, pendidik, koordinator pelayananan
kesehatan, pembaharu(innovator), pengorganisasian pelayanan kesehatan
(organizer), panutan (role model), sebagai fasilitator (tempat bertanya), dan
sebagai pengelola (manager). Selain peran perawat juga memiliki fungsi,
diantaranya adalah fungsi independen, fungsi dependen dan fungsi
interdependen. Dengan tanggung jawab fungsi dan peran tersebut kehadiran
perawat diharapkan mampu meningkatkan status kesehatan masyarakat
indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Kesehatan?
2. Apa saja Indikator Sehat?
3. Jelaskan karakteristik dan perilaku sehat!

1
4. Jelaskan Pengertian kesehatan komunitas!
5. Jelaskan Tahapan pencegahan dalam kesehatan komunitas!
6. Jelaskan pelayanan kesehatan utama!
C. Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini agar pembaca dapat mengetahui tentang
Pengantar Kesehatan Komunitas dan Konsep Dasar Keperawatan
Komnitas.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kesehatan
Menurut beberapa ahli:
a) Undang-undang No. 23 Tahun 1992
Kesehatan merupakan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
b) Perkins
Menyatakan bahwa kesehatan merupakan suatu keadaan yang
seimbang dan dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh juga berbagai
faktor yang mempengaruhinya.
c) Majelis Ulama Indonesia dalam Musyawarah Nasional ulama pada tahun
1983
Menyebutkan bahwa kesehatan merupakan ketahanan jasmani,
Menyebutkan bahwa kesehatan merupakan ketahanan jasmani,
rohani, dan sosial yang dimiliki oleh manusia sebagai karunia dari rohani,
dan sosial yang dimiliki oleh manusia sebagai karunia dari
Allah yang wajib disyukuri dengan mengamalkan segala ajaran-Nya.
d) Paune
Mengemukakan kesehatan sebagai fungsi yang efektif dari sumber-
sumber perawatan diri yang menjamin sebuah tindakan untuk perawatan
diri. kesehatan merupakan perilaku yang sesuai diperlakukannya untuk
mendapatkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi psikososial dan
spiritual.
e) White
Menjelaskan sehat sebagai suatu keadaan dimana seseorang pada
waktu diperiksa tidak memiliki keluhan apapun atau tidak ada tanda-
tanda kelainan atau penyakit.

3
B. Indikator Sehat
a. Indikator sehat menurut WHO
1. Berhubungan dengan status kesehatan masyarakat
- indikator komprehensif
a) Angka kematian kasar menurun
b) Rasio angka moralitas proposional rendah
c) Umur harapan hidup meningkat
- Indikator spesifik
a) Angka kematian ibu dan anak menurun
b) Angka kematian karena penyakit menular menurun
c) Angka kelahiran menurun
2. Berhubungan dengan pelayanan kesehatan
a) Rasio antara pelayanan kesehatan dan jumlah penduduk seimbang
b) Distribusi tenaga kesehatan merata
c) informasi lengkap tentang kesehatan merata
d) Informasi tentang fasilitas kesehatan
e) Informasi tentang sarana pelayanan kesehatan di Rumah Sakit,
Puskesmas, dan lain-lain.
b. Indikator Kesehatan menurut Indonesia Sehat 2010 dari Depkes RI
tahun 2003
a) Indikator derajat kesehatan yang merupakan hasil akhir, terdiri atas
indikator angka-angka mortalitas, angka-angka morbiditas dan
indikator status gizi.
b) Indikator hasil antara, terdiri atas indikator keadaan lingkungan,
indikator perilaku hidup masyarakat dan indikator akses dan mutu
pelayanan kesehatan
c) Indikator proses dan masukkan, terdiri atas indikator pelayanan
kesehatan, indikator sumber daya kesehatan dan indikator manajemen
kesehatan serta indikator konstribusi sektor-sektor terkait.

C. Karakteristik dan Perilaku Sehat

4
a. Karakteristik
a) Menurut John, Donahue, dan Kentle
1. Opennes to Experience
Karakteristik Individu menurut para ahli salah satunya yaitu
kepribadian yang terbuka terhadap pengalaman baru berupa ide,
imajinasi yang aktif, kecerdikan dan kemampuan berfikir
mendalam, suka melakukan refleksi diri, memiliki rasa penasaran
yang tinggi, artistic dan inovasi. Sedangkan seseorang yang
memiliki Opennes to Experience rendah akan memiliki cir-ciri
yang kebalikan, yaitu tidak inovativ, suk ahal-hal yang rutin,
bersifat lebih praktis dan kepribadiannya cenderung tertutup.
2. Conscientiosness
Berupa kepribadian yang berkaitan dengan keterbukaan
mata dan telinga, individu dengan Conscientiosness tinggi suka
berkerja keras, bekerja dengan cermat dan terperinci, serta
cenderung lebih rajin. Sebaliknya, Orang yang berkepribadian
Conscientiosness rendah memiliki ciri-ciri orang yang ceroboh,
malas, tidak memiliki keteraturan dan tidak dapat di andalkan.
3. Extraversion
Karakteristik individu menurut para ahli berikutnya adalah
kepribadian yang terbuka. Extraversion merupakan kepribadian
yang terbuka kepada orang lain, individu yang memiliki
kepribadian extraversion tinggi adalah seorang yang aktif dalam
berbicara, penuh energy, selalu antusias, memiliki kepribadian
yang tegas dan pasti, ramah serta senang bergaul.
4. Agreeableness
Artinya kepribadian yang terbuka terhadap kesepakatan,
yang bersifat suka bekerjasama, bisa dipercaya, penuh perhatian
dan sangat baik kepada orang lain, suka menolong, tidak egois,
pemaaf, tidak suka mengalami perselisihan dengan orang lain.
5. Neocritism

5
Artinya adalah kepribadian yang terbuka terhadap tekanan,
sehingga individunya sering merasa mudah murung, sedih, dan
mudah gelisah, penuh kekhawatiran. Orang yang memiliki
kepribadian ini disebutkan memilik iemosi yang tidak stabil.
Orang yang memiliki emosi stabil akan dapat mengatasi stress
dengan baik, tidak gampang merasa kecewa, selalu tenang
dalamsituasi yang genting dan tidak mudah terkesan.

b) Menurut Mathis
1. Minat
Seseorang akan cenderung mengejar karir yang diyakini
cocok dengan minat mereka masing-masing. Minat menjadi
salah satu karakteristik individu menurut para ahli yang
menentukan karir seseorang. Ketahuilah pembahsan
mengenaipenerapan psikologi social dalam bidang organisasi,
psikologi industry dalam organisasi dan aplikasi psikologi
industry dan organisasi dalam pekerjaan.
2. Jati Diri
Karir yang mereka jalani merupakan perpanjangan dari jati
diri seseorang dan juga merupakan hal yang membentuk jati
dirinya, itulah karakteristik individu menurut para ahli
berdasarkan jati diri seseorang. Ketahuilah juga mengenai
manfaat psikologi manajemen dalam oraganisasi, pendekatan
kognitif dalam organisasi, aplikasi psikologi social dalam
bidang organisasi.
3. Kepribadian
Faktor kepribadian mencakup orientasi pribadi dari
sesorang dan kebutuhan individualnya, juga adanya latihan,
kekuasaan dan kebutuhan akan prestise. Ada pula macam-
macam intervensi dalam psikologi, teori psikologi industry,
dan peran psikologi dalam manajemen sumber daya manusia.

6
4. Latar Belakang Sosial
Status social yang dimiliki seseorang akan menjadi faktor
yang menentukan dan berfungsi dalam kategori tertentu
keluarga, kekayaan dan kedudukan social seseorang akan
menentukan status sosialnya.
c) Menurut Stephen P. Robbins
1. Usia
Hubungan antara kinerja dengan umur sangat erat, karena
adanya keyakinan yang luas bahwa kinerja akan merosot
seiring dengan pertambahan usia. Karyawan yang dianggap
sudah berumur juga kerap bersikap kurang luwes dan menolak
penerapan teknologi baru, akan tetapi dilain pihak ada
sejumlah kualitas positif yang dimiliki oleh karyawan yang
lebih tua berdasarkan pengalaman, pertimbangan, etika kerja
yang kuat dan komitmen yang dimiliki terhadap mutu
pekerjaannya. Sedangkan karyawan yang lebih mudah kerap
dianggap memeliki fisik yang lebih kuat dan diharapkan untuk
lebih bekerja keras, namun terkadang kurang disiplin, kurang
bertanggung jawab dan sering berpindah pekerjaan jika
dibandingkan karyawan yang lebih tua.
2. Jenis Kelamin
Tidak ditemukan perbedaan yang konsisten antara pria dan
wanita dan kemampuan memecahkan masalah, keterampilan
dalam analisis, dorongan untuk bersikap kompetitif, motivasi
yang dimiliki, kemampuan sosail dan kemampuan belajar.
Akan tetapi ditemukan bahwa wanita lebih bersedia untuk
mematuhi wewenang yang ada sementara pria lebih bersikap
agresif dalam pekerjaan dan lebih besar memiliki harapan
untuk sukses. Selain itu juga ada pendapat yang menyatakan
bahwa wanita lebih memiliki resikomankir yang tinggi dalam
pekerjaan jika dibandingkan dengan pria.

7
3. Masa Kerja
Lamanya masa kerja dan kepuasan karyawan saling
berkaitan. Masakerja yang lebih lama cenderung membuat
seorang karyawan lebih betah dalam suatu organisasi, yang
disebabkan karena seseorang telah beradaptasi dengan
lingkungan kerjanya cukup lama sehingga merasa nyaman.
Selain itu, adanya jaminan perusahaan mengenai hari tua
karyawan juga berkaitan dengan masa kerja karyawan yang
semakin lama, maka jaminan tersebut akan semakin mantap.
Jaminan untuk karyawan juga berdasarkan pada tingkat
pengalaman dansenioritas karyawan tersebut.
4. Tingkat Pendidikan
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan
berdampak terhadap fasilitas tempat kerja yang akan
berdampak terhadap kepuasan kerja seseorang. Dengan kata
lain, karyawan yang memeliki tingkat pendidikan tinggi akan
lebih menuntut terhadap adanya fasilitas tertentu dari
perusahaan yang akan berdampak pada kepuasan kerjanya di
perusahaan tersebut, dan kemungkinan mereka baru
termotifasi untuk bekerja dengan giat jika kebutuhan atau
kepuasan tersebut telah terpenuhi.
5. Status Perkawinan
Perkawinan antara dua orang akan meningkatkan level
tanggung jawab dan juga peningkatan hak-hak dan kewajiban
seseorang. Salah satu penelitian menunjukan bahwa karyawan
yang sudah menikah menunjukan tingkat absensi yang lebih
rendah, namun lebih merasa puas dengan pekerjaannya dari
pada rekan kerjanya yang masih belum menikah. Sebabnya,
pernikahan akan membutuhkan peningkatan tanggung jawab
yang akan membuat pekerjaan yang dimiliki lebih penting dan
berharga bagi seseorang.

8
b. Perilaku Sehat
Perilaku sehat sebagai usaha atau tindakan yang dilakukan individu
untuk meningkatkan atau mempertahankan kondisi kesehatan mereka
( Taylor, 2003).
Notoatmojo (2003) Juga hampir sama dalam mendefenisikan
perilaku sehat, yaitu suatu respons seseorang terhadap stimulus atau
objek yang berkaitan dengan sehat sakit, penyakit dan faktor-faktor
yang mempengaruhi kesehatan seperti pelayanan kesehatan, makanan,
minuman dan lingkungan.
Menurut Skiner (1938), perilaku sehat (Healty Behaveor) adalah
respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan
sehat sakit, penyakit, dan faktor-faktor yang memengaruhi seperti
kesehatan lingkungan, makanan, minuman, dan pelayanan.

D. Pengertian Kesehatan Komunitas

Keperawatan kesehatan komunitas terdiri dari tiga kata yaitu


keperawatan, kesehatan, dan komunitas, dimana setiap kata memiliki
arti yang cukup luas. AzrulAzwar (2000) mendefinisikan ketiga kata
tersebut sebagai berikut :

1. Keperawatan adalah ilmu yang mempelajari penyimpangan atau


tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dapat
mempengaruhi perubahan, penyimpangan atau tidak berfungsinya
secara optimal setiap unit yang terdapat dalam sistem hayati tubuh
manusia, baik secara individu, keluarga, ataupun masyarakat dan
ekosistem.
2. Kesehatan adalah ilmu yang mempelajari masalah kesehatan
manusia mulai dari tingkat individu sampai tingkat ekosistem serta
perbaikan fungsi setiap unit dalam sistem hayati tubuh manusia
mulai dari tingkat sub sampai dengan tingkat sistem tubuh.

9
3. Komunitas adalah sekelompok manusia yang saling berhubungan
lebih sering dibandingkan dengan manusia lain yang berada
diluarnya serta saling ketergantungan untuk memenuhi keperluan
barang dan jasa yang penting untuk menunjang kehidupan sehari-
hari.
Menurut WHO (1959), Keperawatan komunitas adalah bidang perawatan
khusus yang merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu
kesehatan masyarakat dan bantuan social, sabagai bagian dari program
kesehatan masyarakat secara keseluruhan guna meningkatkan kesehatan,
penyempurnaan kondisi social, perbaikan tingkat lingkungan fisik,
rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih menunjukan kepada
individu, keluarga, yang mempunyai masalah besar itu mempengaruhi
masyarakat secara keseluruhan.

keperawatan kesehatan komunitas adalah pelayanan keperawatan


professional yang di tujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada
kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang
optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan
menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan
melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
pelayanan keperawatan (Spradley, 1985; logan and dawkin, 1987).

E. Tahapan Pencegahan dalam Kesehatan Komunitas


1. Tujuan tahapan pencegahan
a. Tujuan umum
Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga
tercapai derajat kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi
kehidupan sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki.

b. Tujuan khusus

10
Untuk meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga,
kelompok khusus dan masyarakat dalam hal:
a) Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang
dihadapi
b) Menetapkan masalah kesehatan keperawatan dan prioritas masalah.
c) Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah kesehatan
keperawatan
d) Menanggulangi masalah kesehatan keperawatan yang mereka
hadapi
e) Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah kesehatan:
keperawatan
f) Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
pelayan kesehatan
g) Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara
mandiri (self care)
h) Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan
i) Menunjang fungsi puskesmas dalam menurunkan angka kematian
bayi, ibu, dan balita serta diterimanya norma keluarga kecil
bahagia dan sejahtera
j) Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan
terhadap masalah kesehatan
c. Sasaran
Perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai
masalah kesehatan perawatan.
1. Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga apabila individu
tersebut mempunyai masalah kesehatan keperawatan karena
ketidakmampuan merawat diri sendiri.
2. Keluarga

11
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas
kepala keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan
tinggal dalam suatu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan
perkawinan atau adopsi, satu dengan lainnya saring tergantung dan
berinteraksi.
3. Kelompok khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai
kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan kegiatan yang
terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan.

2. Strategi kesehatan komunitas


a) Proses kelompok
Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah
belajar dari pengalaman sebelumnya, selain faktor pendidikan/
pengetahuan individu, media masa, televisi, penyuluhan yang
dilakukan petugas kesehatan dan sebagainya.
b) Pendidikan kesehatan
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis,
dimana perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses transfer
materi/ teori dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat
prosedur.
c) Kerjasama
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan
masyarakat jika tidak di tangani dengan baik akan menjadi ancaman
bagi lingkungan masyarakat luas.
Tingkat pencegahan intervensi meliputi:
 Prevensi primer di tunjukkan bagi orang-orang yang termasuk
kelompok resiko tinggi,yakni mereka yang belum menderita
tetapi berpotensi untuk menderita. Perawat komunitas harus
mengenalkan faktor faktor yang berpengaruh terhadap

12
timbulnya dan upaya yang perlu di lakukan untuk
menghilangkan faktor-faktor tersebut.
 Prevensi sekunder,bertujuan untuk mencegah atau menghambat
timbulnya penyulit dengan tindakan deteksi dini dan
memberikan intervensi keperawatan sejak awal penyakit.
Bentuk intervensi keperawatan yang dapat dilakukan oleh
perawat komunitas terdiri dari:
1. Observasi
Observasi diperlukan dalam pelaksanaan keperawatan.
Observasi dilakukan sejak pengkajian awal dilakukan dan
merupakan proses yang terus menerus selama melakukan
kunjungan(Hithcock,Schubert&Thomas,1999).
2. Terapi modalitas
Terapi modalitas adalah suatu sarana penyembuhan yang di
terapkan pada dengan tanpa di sadari dapat menimbulkan
respon tubuh berupa energi sehingga mendapatkan efek
penyembuhan(starkey 2004).
Terapi modalitas yang di terapkan yaitu: manajemen
nyeri,perawatan gangrene,perawatan luka baru,perawatan
luka kronis,latihan peregangan,dan terapi hiperbarik.
3. Terapi komplementer
Terapi komplementer adalah penyembuhan alternatif untuk
melengkapi atau memperkuat pengobatan konvensional
maupun biomedis(cusman dan hofman,2004) agar bisa
mempercepat proses penyembuhan.
F. Pelayanan Kesehatan Utama
Pelayanan dibidang Kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan
yang paling dibutuhkan oleh masyarakat. Salah satu sarana pelayanan
Kesehatan yang mempunyai peran penting dalam memberikan pelayanan
Kesehatan kepada masyarakat adalah rumah sakit. Kesehatan merupakan
salah satu aspek penting dalam suatu negara. Bahkan Kesehatan suatu

13
masyarakat di suatu negara menjadi salah satu tolak ukur kesejahteraan
tersebut. Namun kenyataannya saat ini mendapatkan pelayanan yang baik di
berbagai unit instansi Kesehatan sangatlah sulit. Ruang lingkup pelayanan
Kesehatan masyarakat menyangkut kepentingan masyarakat banyak, maka
peningkatan kualitas pelayanan publiknya harus sesuai apa yang diinginkan
masyarakat.

Pelayanan public yang baik dan berkualitas merupakan hak warga negara
sekaligus kewajiban konstitusional negara. Oleh karenanya pemerintah wajib
hukumnya menyelenggarakan pelayanan public sebaik-baiknya kepada
masyarakat, untuk meningkatkan kualitas pelayanan public. Undang-undang
nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan public menjdi salah satu tonggak
penting perlindungan dan jaminan hak warga negara dan penduduk Indonesia
dalam mendapatkan pelayanan public yang baik. Pelaynan public menjadi
lebih penting, dimana masyarakat masih belum mendpatkan pelayanan public
masih belum sesuai dengan harapannya. Kualitas pada dasarnya merupakan
kata yang menyandang arti relative karena sifat abstrak, kualitas dapat
digunakan untuk menilai atau menemukan tingkat penyesuaian suatu hal
persyaratan atau spesifikasinya.

a. Pelayanan publik yang berkualitas dalam bidang Kesehatan


Perlu adanya pelayanan publik yang berkualitas dalam bidang
Kesehatan ini supaya masyarakat dapat meresakan kepuasan
pelayanannya. Hal ini dapat dilihat antara lain dari banyaknya pengaduan,
keluhan masyarakat baik yang disampaikan secra langsung kepada
pimpinan unit pelayanan maupun melalui surat pembaca pada berbagai
media massa. Di lain pihak masyarakat di sebagai unsur utama dilayani
belum memberikan control yang efektif untuk menjadi unsur pendorong
dalam upaya peningkatan kualita spelayanan public.
Pelayanan Kesehatan yang diberikan pemerintah kepda public
haruslah sesuai dengan kebutuhan Kesehatan yang dibutuhkan publiknya,
karena pelayanan Kesehatan merupakan penyediaan kepuasan untuk

14
masyarakat atau public atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan.
Pemberian jasa pelayanan kepada masyrakat menjadi salah satu tugas dari
apparat pemerintah dalam menjalankan fungsi pemerintahan.
Cara memberikan pelayanan sebaik-baiknya dan meningkatkan
kualitas pelyanan public. Apparat sebagai pelayanan hendaknya
memahami variable-variabel pelayanan sebagai berikut :
1. Pemerintah yang bertugas melayani.
2. Masyarakat yang dilayani pemerintah.
3. Kebijaksanaan yang dijadikan landasan pelayanan public
4. Peralatan atau sasarana pelayanan yang canggih.
5. Kualitas pelayanan yang memuaskan masyarakat sesuai dengan
standar dan asas-asas pelayanan masyarakat.
6. Resources yang tersedia untuk diracik dalam bentuk kegiatan
pelayanan

Zeithmalh, dkk (1990:23) menyatakan bahwa dalam menilai


kulaitas pelayanan, terdapat 12 ukuran kualitas pelayanan yaitu ;
1. Tangibles (nyata/berwujud)
2. Realiabity (keandalan)
3. Responsiveness (pertanggung jawaban)
4. Assurance (jaminan)
5. Emphatty
6. Accsess (kemudahan)
7. Courtesy (keramahan)
8. Communication (komunikasi)
9. Credibility (kepercayaan)
10. Competence (kompetensi)
11. Security (keamanan)
12. Understanding the costumer (pemahaman pelanggan)

15
b. Upaya untuk pengembangan pelayanan kesehatan masyarakat
Pengembangan pelayanan Kesehatan dimasyarakat yang dilakukan
yaitu pengembangannya dapat dilaksnakan melalui perluasan jangkauan
wilayah sesuai dengan tingkat kemajuan transportasi, peningkatan rujukan,
peningkatan mutu pelayanan dan keterampilan staff, peningkatan
manajemen organisasi dan peningkatan peran serta masyarakat.
Adapun upaya untuk pengembangan pelayanan Kesehatan
masyarakat, antara lain:
1. Melakukan jangkauan pelayanan Kesehatan sampai kedesa-desa
dengan membangun puskesmas yang baru, jadi harusnya membuat
puskesmas yang dekat dengan rumah warga, puskesmas pembantu, pos
Kesehatan, Kesehatan posyandu, dan penempatan bidan di desa yang
mengelola sebuah polindes.
2. Meningkatkan mutu pelayanan Kesehatan, baik dengan meningkatkan
keterampilan dan motivasi kerja staf dengan memberikan pelayanan
Kesehatan pada masyarakat maupun dengan cara mencukupi berbagai
jenis kebutuhan peralatan dan obat-obatan.
3. Pengadaan peralatan obat-obatan disesuaikan dengan kebutuan
masyarakat. Perencanaan pengadan obat seharusnya didasarkan pada
anlisis epidemiologi penyakit yang berkembang diwilayah kerjanya.
4. Sistem rujukan ditingkat pelayanan Kesehatan dasar lebih diperkuat
dengan meningkatkan mutu pelayanan Kesehatan sampai ketingkat
desa. Rujukan pelayanan Kesehatan akan dapat terlaksana apabila
perkembangan sector lain ditingkat kecamatan mendukung yaitu
tersedianya fasilitas transportasi yang lebih memadai dan peningkatan
pendapatan keluarga.
5. Peran serta masyarakat melalui pengembangan Kesehatan masyarakat
(PKMD)
6. Meningkatkan produktivitas sumber daya manusia yang ada
7. Memberi pelayanan Kesehatan dasar yang sakit dan tidak
membedakan pasien yang membayar langsung dengan memakai BPJS

16
8. Penggerakan peran serta masyarakat
9. Perlu adanya upaya penambahan tenaga Kesehatan

Kemampuan dan keterampilan pegawai, kemampuan yang berarti dapat


melakukan tugs sehingga menghasilkan jasa sesuai dengan yang merupakan
suatu upaya yang dilakukan oleh para tenaga Kesehatan dalam memberikan
pelayanan yang maksimal kepada pasien sesuai keahlian masing-masing

17
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang
merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan
masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan
masyarakat secara keseluruhan guna meningkatkan kesehatan,
penyempurnaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi,
pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar ditujukan kepada
individu, keluarga yang mempunyai masalah dimana hal itu
mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan.
Dalam menjalankan visi misinya tentu perawat komunitas memiliki
peran dan fungsi. Diataranya Peran yang dapat dilaksanakan di
antaranya adalah sebagai pelaksana pelayanan keperawatan, pendidik,
koordinator pelayananan kesehatan, pembaharu(innovator),
pengorganisasian pelayanan kesehatan (organizer), panutan (role
model), sebagai fasilitator (tempat bertanya), dan sebagai pengelola
(manager). Selain peran perawat juga memiliki fungsi, diantaranya
adalah fungsi independen, fungsi dependen dan fungsi interdependen.

3.2 Saran
Penyusun senantiasa mengharapkan kritik saran yang membangun
guna penyempurna makalah kami selanjutnya, selain itu penyusun juga
menyarankan kepada rekan-rekan calon perawat dan perawat untuk
memahami peran dan fungsi perawat sehingga kita dapat menjalankan
tugas dengan baik tanpa menyalahi aturan yang sudah di tentukan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Rahmat. J, Psikologi Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2007

Hurlock, B, Psikologi Perkembangan Anak Jilid 2, Erlangga, Jakarta, 2005

Rakhmat, Jalaludin. 1992. 2000. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya

Sobur, Alex. Psikologi Umum Dalam Lintas Sejarah, Pustaka Setia, Bandung,
2003

19

Anda mungkin juga menyukai