Anda di halaman 1dari 57

SHARING SESSION PENGADAAN KPBU

Oleh: G.A.A. Diah Ambarawaty


Direktur Pengembangan Strategi dan Kebijakan Pengadaan Khusus LKPP

Surabaya, 21 Agustus 2018


RPJMN 2015 - 2019
Fulfillment Infrastructure
of Basic to support Leading Urban Transport
Needs Sectors
Connectivity Leadi
ng Development of Road,Rail Based
100%
Maritime Sector Mass Transport System &
Drinking Intermo
Highway Intermodal
Water dal
access +
Regional Regional
Developmen Developmen
Improve the capacity and quality
t/ Marine of the urban road network
100% Highway
t/
Growth Growth
sanitation Center Center Agricultu
access Urban Transport Development Concept
ral

96.6%
electrificati
on ratio Improv
Avoid Shift
e
Under-
Manufacturi Network to
Livable Develo Develo
Support
Increased Increased
ped Port Area ped ng
housing share of utilization
Area Area Efficiency
access Public Technology
Intermodal Intermodal Journey
Transport
Border &
underdevelo Broadband Development:
ped regions • e-Government, e-Health, e-Education, Develop sustainable urban
accessibility e-Logistic, e-commerce, transport

Energy Development: 35 GW Service


Transporta • Target 1,200 kWh/Capita in 2019 ( current and
tion Safety facts: Vietnam 1,300 kWh/Capita, Tourism
& Security Malaysia 4,400 kWh/Capita)

Sumber: Paparan Bappenas- Kedeputian Sarana dan Prasarana Infrastruktur


Kebutuhan Pembangunan
Infrastruktur 2015-2019
• Guna memenuhi kebutuhan infrastruktur,
Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU)
merupakan salah satu skema pendanaan alternatif
yang diharapkan dapat menyediakan layanan
infrastruktur dengan lebih efisien dan terukur
• Sesuai dengan nawacita dan arah pembangunan
nasional, sektor perhubungan, listrik dan energi,
komunikasi serta perumahan rakyat merupakan
sektor-sektor prioritas.
Pem.
Infrastruktu
Pusat & BUMN Swasta Total IDR
r Dasar
Daerah
Konektivitas 1003 379,2 445 1827,2

Kelistrikan 124,3 596,5 786,5 1507,3

Komunikasi,
Air dan 851,3 90,5 519,9 1461,7
Perumahan
Total
1987,6 1066,2 1751,4 4769,2

Source : Bappenas, 2015 Dalam Triliyun Rupiah


Pengertian Proyek KPBU
Apa itu
Definisi Proyek
KPBU??

Kerjasama antara Pemerintah dan Badan Usaha


dalam penyediaan infrastruktur untuk
kepentingan umum dengan mengacu pada
spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya
oleh Menteri/Kepala Lembaga/Kepala
Daerah/Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha
Milik Daerah, yang sebagian atau seluruhnya
menggunakan sumber daya Badan Usaha dengan
memperhatikan pembagian risiko diantara para
pihak

- Peraturan Presiden No. 38/2015


Struktur Umum Proyek KPBU
DPRD* *Persetujuan DPRD jika Pemprov/Pemkot yang menjadi PJPK
PDF untuk
FBC dan
Kementerian Transaksi KPPIP
Keuangan PJPK (Jika proyek
melalui DPDPPI prioritas)
Dukungan
Perjanjian
Pemerinta
h PII Regres
Perjanjian Otoritas
VGF Perjanjian Jaminan KPBU
Pemerinta perizinan
Penjaminan
h
Kontraktor Persetujuan Perbankan
Konstruksi Badan Usaha
Pinjaman
(10-15
Operator O&M Pelaksana tahun)
Ekuitas
(Pemegang saham/
Supplier Pemenang lelang)

Pelanggan/
Off-taker

Keterangan:
Proses KPPIP (OBC dan Debottlenecking)
Proses Perizinan
Dukungan Pemerintah & Arus Jaminan
Arus PDF
Kontrak KPBU
Kontrak Implementasi Proyek
Pembiayaan KPBU/Kontrak Ekuitas
Tahapan KPBU
TAHAP I: TAHAP II: TAHAP III:
PERENCANAAN PROYEK PENYIAPAN PROYEK TRANSAKSI PROYEK
KERJASAMA KERJASAMA KERJASAMA
•Penyusunan rencana anggaran
•Penyiapan Kajian KPBU •Penjajakan Minat Pasar
1 dana KPBU 1 1 (Market Sounding)

•identifikasi dan penetapan KPBU •Pengajuan Dukungan Pemerintah •Penetapan lokasi KPBU
2 2 2
•penganggaran dana tahap •Pengadaan Badan Usaha
3 perencanaan KPBU •Pengajuan Jaminan Pemerintah 3 Pelaksana KPBU
3
•Studi Pendahuluan : keputusan •Penandatanganan perjanjian
4 lanjut/tidak lanjut rencana KPBU •Pengajuan Penetapan Lokasi. 4 KPBU
4
•Penyusunan Daftar Rencana KPBU
•Pemenuhan pembiayaan
5 5 (Financial Close)

•Pengkategorian KPBU
6

• Studi Pendahuluan • Prastudi Kelayakan Dokumen :


• Daftar Prioritas Proyek • Pengadaan (RFQ dan RFP)
• Persetujuan Prinsip Dukungan
Kelayakan/Penjaminan
• Perjanjian: KPBU,
- Peraturan Menteri PPN No. 4/2015 Penjaminan, Regres
Tahapan Proyek KPBU
- Perencanaan -
Tahap 1: Perencanaan Tahap 2: Penyiapan Tahap 3: Transaksi

Contoh Output (Studi Pendahuluan):


Studi Pendahuluan sebagai kajian awal pelaksanaan KPBU harus meliputi analisis terhadap:

Rencana Skema Rencana Pengadaan


Rencana Bentuk Pembiayaan dan KPBU
KPBU Sumber Dana

Analisa Kebutuhan Kriteria Kepatuhan Kriteria Nilai Manfaat Analisa Potensi Rekomendasi dan
Pendapatan dan Skema Rencana Tindak Lanjut
Pembiayaan

Minimum konten dokumen Studi Pendahuluan diatur berdasarkan BAB II Bagian C Permen BAPPENAS 4/2015
Tahapan Proyek KPBU
- Penyiapan -
Tahap 1: Perencanaan Tahap 2: Penyiapan Tahap 3: Transaksi

Contoh Output (Pre-Feasibility Study):


Dokumen yang berisi penilaian kelayakan Proyek KPBU, sekurang-kurangnya mencakup analisis aspek hukum, teknis, ekonomi,
keuangan, manajemen risiko, aspek lingkungan dan sosial proyek.

Aspek Kajian :

Hukum Teknis Ekonomi Lingkungan Bentuk Risiko Dukungan dan Outstanding Issues
dan dan dan KPBU Jaminan Pemerintah
Kelembagaan Komersial Sosial

Sumber: Peraturan Menteri Bappenas 4/2015


Perbedaan KPBU
dengan Skema Konvensional

Aspek Keuangan (Pendanaan)


Perbedaan KPBU
dengan Skema Konvensional
Aspek Waktu (Durasi)
Perbedaan KPBU
dengan Skema Konvensional

Aspek Spesifikasi Proyek (Input & Output)


Perbedaan KPBU
dengan Skema Konvensional

Aspek Risiko
Pengertian Proyek KPBU

Risiko merupakan peluang terjadinya suatu peristiwa yang dapat menghalangi tercapainya tujuan.

Tiga karakteristik dari risiko adalah:

PERISTIWA KEMUNGKINAN DAMPAK

Contoh peristiwa risiko dari proyek KPBU

Gagal mencapai penutupan Penundaan dalam pembebasan lahan Gagal design


finansial

Perubahan peraturan pemerintah Terminasi dini


Melampaui budget biaya
Kebangkrutan
Keadaan kahar Badan Usaha
Rendahnya permintaan Tidak bisa mendapatkan ijin
Strategi Mengelola Risiko
Risiko dapat dikelola sampai di tingkat yang dapat diterima, dengan menggunakan langkah

Mengidentifikasi Risiko 01
Mengalokasikan Risiko 02

Mitigasi Risiko 03
Pengalihan Risiko 04
Keunggulan dan Tantangan
Pengadaan KPBU
Keunggulan Tantangan
• Mendapatkan solusi terbaik dalam
• Mendefinisikan output
pengadaan infrastruktur (dari sisi
specification
teknis dan nilai uang)
• Menetapkan mekanisme
• Mendapatkan Badan Usaha
pembayaran yang tepat
Pelaksana (perusahaan atau
konsorsium) untuk • Kompleksitas proyek infrastruktur.
mengimplementasikan solusi
tersebut.
• Memaksimalkan manfaat kompetisi
antara peserta lelang.

Isu-isu terkait proses pengadaan KPBU harus diidentifikasi, dikelola dan dimitigasi
dengan merujuk kepada kebijakan dan peraturan pengadaan yang ada
Bentuk Pengembalian Investasi
Badan Usaha
PJPK menentukan bentuk pengembalian investasi yang meliputi penutupan
biaya modal, biaya operasional dan keuntungan Badan Usaha Pelaksana
Pasal 11 Perpres 38/2015

Tipe Penjelasan Contoh

Pembayaran berkala dari • Tipping fee untuk


PJPK kepada Badan pengelolan sampah
Badan Usaha Pelaksana
Pengembalian Investasi

Usaha Pelaksana atas (Rp/ton) dalam proyek


Pembayaran tersedianya layanan Waste to Energy (WTE)
Ketersediaan infrastruktur yang sesuai
Layanan dengan kualitas dan/atau • Proyek Penerangan
(Availability kriteria yang telah Jalan Umum
Payment) ditentukan dalam
Perjanjian KPBU
Bentuk Pengembalian Investasi
Badan Usaha
PJPK menentukan bentuk pengembalian investasi yang meliputi penutupan
biaya modal, biaya operasional dan keuntungan Badan Usaha Pelaksana
Pasal 11 Perpres 38/2015

Tipe Penjelasan Contoh

• Tarif tol
Pengembalian Investasi Badan

Pembayaran oleh Pembayaran oleh • Passenger Service


Pengguna dalam pengguna kepada BUP Charge (PSC) di
bentuk tarif (User untuk layanan yang telah
Usaha Pelaksana

Bandara
Charge) disediakan service

Bentuk pengembalian • Transit Oriented


investasi lainnya Development (TOD)
sepanjang tidak untuk terminal
Bentuk Lainnya
bertentangan dengan antarmoda
peraturan perundang-
undangan 17
Pembayaran Ketersediaan Layanan /
Availability Payment
Definisi & Tujuan

Pembayaran secara berkala oleh Menteri/Kepala


Lembaga/Kepala Daerah kepada badan usaha atas tersedianya
layanan infrastruktur yang sesuai dengan kualitas dan/atau
kriteria sebagaimana ditentukan dalam perjanjian KPBU

Tujuan AP dalam KPBU:


1. Memastikan ketersediaan layanan yang berkualitas kepada
masyarakat secara berkesinambungan
2. Mengoptimalkan nilai guna anggaran PJPK (Value for
Money)
Pembayaran Ketersediaan Layanan /
Availability Payment

Manfaat:

Jika dibandingkan dengan pengadaan konvensional dan skema user charge,


skema AP memiliki beberapa keunggulan;

1 Pemerintah tidak terbebani dengan biaya konstruksi proyek


infrastruktur di awal

2 Kepastian pengembalian investasi Badan Usaha

3 Badan Usaha tidak menanggung risiko permintaan


(demand risk)
Tarif Pengguna (User Charge)

Tipe Keuntungan
Tarif Pengguna membayar • Kemungkinan adanya subsidi dari
pengguna untuk layanan yang Pemerintah/PJPK
(User disediakan oleh BUP • Mudah diimplementasikan,
charge) dengan asumsi bisa dikumpulkan
secara efisien oleh BUP.
• Keuangan PJPK tidak terbebani

Pertimbangan Utama

• Mekanisme pembayaran biaya pengguna adalah mekanisme yang paling efektif bagi
BUP apabila dapat memperkirakan tingkat permintaan dan pendapatan dengan
tingkat akurasi yang tinggi

• Memberikan kesempatan kepada BUP untuk meningkatkan kinerja untuk mendorong


peningkatan pengguna (peningkatan permintaan) yang lebih besar dan
memaksimalkan pendapatan.
Perbedaan AP dan User Charge

Availability Payment (AP) User Charges

Perjanjian KPBU Perjanjian KPBU


PJPK BUP PJPK BUP
Pembayaran AP

Tarif
*user charge
Tarif

Layanan
*dalam hal pengguna
layanan dikenakan tarif

Pengguna Pengguna
Aspek Hukum KPBU

Kebijakan Utama Peraturan Presiden


KPBU di Indonesia Nomor 38 Tahun 2015

Persiapan dan Pengelolaan Perjanjian Pengadaan


Proses KPBU Peraturan Bappenas 4 Tahun 2015 Peraturan Kepala LKPP
Nomor 19 Tahun 2015

Availability Payment
(AP) Project Development
Jaminan Viability Gap
Facility (PDF)
Per. Kemenkeu. Pemerintah Fund (VGF)
260/2016 Per. Kemenkeu
Perpres Per. Kemenkeu
265/2015, sesuai
Per. Kemendagri 78/2010 223/2012
Fitur KPBU 96/2016
amandemen
Per. Kemenkeu
143/2013
Utilisasi Aset Negara
Akuisisi Tanah Pajak dan
Per. Pemerintah 27 of Lainnya
UU 2/2012
2014

Peraturan Sektor
Ruang Lingkup Perka 19/2015

Badan
Usaha Perka LKPP Badan
Pelaksana Penyiapan
No. 19/2015

Pengadaan BU Pengadaan Badan


Pelaksana Penyiapan
A. Prakarsa Pemerintah A. Penyiapan dan
(Solicited) Transaksi; atau
B. Prakarsa Badan Usaha B. Transaksi
(Unsolicited)
Kelembagaan KPBU
Panitia Pengadaan
PJPK 1. Melaksanakan proses Pengadaa
n
1. Menganggarkan biaya pengadaan Menteri / Kepala Daera 2. Mengusulkan pemenang
2. Menetapkan Tim KPBU, Panitia Pengad 3. Mengusulkan penetapan BU mel
aan, HPS badan penyiapan, pemenang h alui penunjukan langsung
lelang/seleksi , penunjukan langsung 4. Berkoordinasi dengan tim KPBU
3. Menyediakan ruang data 5. Melaporkan proses pengadaan
4. Memberikan persetujuan dokumen peng 6. Menyerahkan dok. Pengadaan k
adaan dan perubahanya
PJPK epada simpul KPBU dan PJPK
5. Melaksanakan penjajakan minat pasar
6. Menerbitkan surat pemenang dan surat
penunjukan BU pelaksana/ Badan penyi
apan
7. Menjawab sanggah
8. Menyatakan proses Prakualifikasi atau
pemilihan gagal
Simpul KPBU
9. Menandatangani perjanjian

Panitia Penga
Tim KPBU
daan

Tim KPBU
Keterangan:
1. Berkoordinasi dengan Panitia Pengadaan selama proses pengadaan
Koordinasi
2. Menyusun KAK untuk pengadaan Badan Penyiapan
Pembentukan 3. Membantu PJPK dalam memonitor pelaksanaan pengadaan
Kelembagaan KPBU
Panitia Pengadaan
PJPK 1. Melaksanakan proses
1. Menganggarkan biaya pengadaan Pengadaan
2. Menetapkan Tim KPBU, Panitia Menteri / Kepala 2. Mengusulkan pemenang
Pengadaan, HPS badan penyiapan, 3. Mengusulkan penetapan BU
pemenang lelang/seleksi , penunjukan
Daerah melalui penunjukan langsung
langsung 4. Berkoordinasi dengan tim KPBU
3. Menyediakan ruang data 5. Melaporkan proses pengadaan
4. Memberikan persetujuan dokumen PJPK 6. Menyerahkan dok. Pengadaan
pengadaan dan perubahanya kepada simpul KPBU dan PJPK
5. Melaksanakan penjajakan minat pasar
6. Menerbitkan surat pemenang dan surat
penunjukan BU pelaksana/ Badan
penyiapan
7. Menjawab sanggah
8. Menyatakan proses Prakualifikasi atau Simpul KPBU
pemilihan gagal
9. Menandatangani perjanjian

Panitia
Tim KPBU
Pengadaan

Tim KPBU
Keterangan:
1. Berkoordinasi dengan Panitia Pengadaan selama proses pengadaan
Koordinasi
2. Menyusun KAK untuk pengadaan Badan Penyiapan
Pembentukan 3. Membantu PJPK dalam memonitor pelaksanaan pengadaan
Menentukan PJPK

Siapa yang bisa menjadi PJPK?


1. Menteri;
2. Kepala Lembaga; atau
3. Kepala Daerah (misal Gubernur, Bupati, Walikota).

Bagaimana menentukan PJPK dalam Infrastruktur KPBU multi sektor?

(pasal 7 PR 38/2015 dan pasal 8 Peraturan Bappenas 4/2015)

Apakah BUMN atau BUMD bisa menjadi PJPK?


Tahapan Transaksi KPBU
TAHAP III:
TRANSAKSI PROYEK KERJASAMA

1 • Penjajakan Minat Pasar (Market Sounding)

2 • Penetapan lokasi KPBU

3 • Pengadaan Badan Usaha Pelaksana KPBU

4 • Penandatanganan perjanjian KPBU

5 • Pemenuhan pembiayaan (Financial Close)

Dokumen :
• Pengadaan (RFQ dan RFP)
• Persetujuan Prinsip Dukungan
Kelayakan/Penjaminan
• Perjanjian: KPBU, Penjaminan, Regres

- Peraturan Menteri PPN No. 4/2015


Transaksi KPBU
- Solicited -
PERENCANAAN PENYIAPAN
Identifikasi Studi Outline Business Final Business
Proyek Pendahuluan Case (OBC) Case (FBC)

Tahapan Tahapan
Penyiapan Transaksi

TRANSAKSI
Pra- Request for Bid Tandatangan Financial
kualifikasi Proposal Award Perjanjian Close

Konstruksi dan
Operasi

Keterangan:
* Outline Business Case (OBC)
** Final Business Case (FBC)
Transaksi KPBU
- Unsolicited -

PERENCANAAN PENYIAPAN TRANSAKSI


Pemrakarsa proyek mengajukan
proposal dan dokumen pra-studi Badan Usaha
kelayakan (FS) ke Menteri/Kepala Pemrakarsa Tandatangan Financial
Lembaga / Kepala Daerah menyerahkan FS Perjanjian KPBU Close

.
Konstruksi
Evaluasi dokumen Pra-FS untuk Evaluasi FS Penerbitan Surat Pengadaan dan Operasi
mendapat persetujuan Persetujuan
(pemberian hak eksklusif dalam
jangka waktu tertentu untuk Pilihan Pemberian
menyelesaikan FS dan Dok Kompensasi
Pendukung)
kepada Badan Usaha
Pemrakarsa
Pemberian Right to Pembelian
tambahan nilai
10% pada match prakarsa
dokumen
KPBU oleh
pengadaan PJPK
Pengadaan
Badan Usaha Pelaksana

TAHAPAN PENGADAAN
Badan Usaha Pelaksana
Pengadaan dilaksanakan setelah PJPK
menerbitkan surat pernyataan bahwa
Proyek KPBU layak secara teknis,
ekonomi dan finansial berdasarkan
dokumen yang dihasilkan dalam tahap
penyiapan
1.Persiapan Konfirmasi Kesiapan Proyek

Konfirmasi Minat Pasar

Penyusunan Jadwal dan Rencana Pengumuman Pengadaan

Penyusunan dan penetapan Dokumen Pengadaan

Pengelolaan data room

2. Pelaksanaan

Prakualifikasi Pemilihan BUP


Opsi Pemilihan Konsultan
Penyiapan dan Transaksi

Peraturan Presiden
No 16 Tahun 2018
(Pengadaan Konsultan)

atau

Perka LKPP
No 19 Tahun 2015
Konsultan (Pengadaan Badan Penyiapan)
Penyiapan dan Transaksi
Pengadaan Konsultan Penyiapan

Metode Pemilihan
 Seleksi (> 100 juta)
 Pengadaan Langsung (maks 100 juta)
Perpres 16/2018  Penunjukan Langsung (keadaan tertentu)

Metode Evaluasi
 Kualitas dan Biaya  Pagu Anggaran
 Kualitas  Biaya Terendah

Kontrak
 Tahun tunggal  Tahun Jamak

Peserta
Konsultan  Perorangan  Badan Usaha

Pembayaran
 Lumpsum  Harga satuan
Pengadaan Badan Penyiapan
Metode Pemilihan
 Seleksi

Perka LKPP Metode Evaluasi


19/2015  Kualitas  Kualitas dan Biaya

Kontrak
 Tahun tunggal  Tahun Jamak

Peserta
 Badan Usaha
 Lembaga/ institusi/ organisasi nasional atau
internasional

Badan Pembayaran
Penyiapan  Retainer Fee  Success Fee
Prinsip Pengadaan
Pengadaan harus dilakukan dengan sumber
daya dan beban yang minimal untuk
memenuhi target kualitas dan waktu
Efisien
Seluruh peserta yang layak
dapat mengikuti proses Pengadaan harus sejalan
pengadaan, dan panita dengan kebutuhan dan
Keterbukaan target yang ditentukan,
pengadaan harus
memberikan perlakuan
dan Adil Efektif sehingga memberikan
yang adil bagi seluruh manfaat yang maksimal
peserta

Peserta harus melewati Seluruh ketentuan dan


proses kompetisi dengan informasi harus
peserta lainnya untuk dijelaskan secara jelas
membuat mekanisme pasar Kompetitif Transparan dan juga tersedia untuk
di proses pengadaan umum

Akuntabel
Proses pengadaan harus sejalan dengan aturan
yang berlaku
Perbedaan Pelelangan
Satu Tahap dan Dua Tahap

Pelelangan

Satu Tahap Dua tahap


Kriteria
 Spesifikasi dari penyediaan  Spesifikasi penyediaan infrastruktur
infrastruktur dapat dirumuskan belum dapat dirumuskan dengan
dengan jelas (Perka LKPP No. pasti karena variasi inovasi dan
19/2015 pasal 27 ayat 1 huruf a) teknologi (Perka LKPP No. 19/2015
pasal 28 ayat 1 huruf a)
 Tidak memerlukan diskusi
optimalisasi proposal teknis atau  Membutuhkan diskusi optimalisasi
keuangan untuk mencapai hasil penawaran teknis, keuangan untuk
proposal/output yang optimal mencapai hasil proposal/output yang
(Perka LKPP No. 19/2015 pasal 27 optimal (Perka LKPP No. 19/2015
ayat 1 huruf b) pasal 28 ayat 1 huruf b)
Perbedaan Pelelangan
Satu Tahap dan Dua Tahap

Pelelangan

Satu Tahap Dua tahap


Kriteria
 Persyaratan dari penyediaan  Terdapat persyaratan minimum dan
infrastruktur dapat dirumuskan tambahan dari penyediaan
dengan jelas (rencana revisi infrastruktur (rencana revisi Perka
Perlem LKPP No. 19/2015) LKPP No. 19/2015)

 Tidak diperlukan persyaratan  Membutuhkan dialog optimalisasi


tambahan untuk mendapatkan penawaran (teknis, finansial,
penawaran yang paling rancangan perjanjian) untuk
bermanfaat dengan nilai manfaat mencapai hasil proposal/output yang
uang (value for money) yang optimal (rencana revisi Perka LKPP
terbaik (rencana revisi Perka LKPP No. 19/2015)
No. 19/2015)
Perbedaan Pelelangan
Satu Tahap dan Dua Tahap

Pelelangan

Satu Tahap Dua tahap


Proses

 Peserta lelang menyerahkan  Peserta lelang menyerahkan


proposal teknis dan keuangan proposal awal yang dengan
yang kemudian akan dievaluasi masukan/komentar atas dokumen
untuk memilih pemenang penawaran (RfP) dan draft perjanjian
KPBU
 PJPK mengkaji dan dapat merubah
dokumen RfP dan draft perjanjian
KPBU berdasarkan diskusi dengan
peserta lelang (proses optimalisasi
penawaran)
 Peserta lelang menyerahkan
proposal final setelah proses
optimaliasi penawaran 37
Evaluasi Dokumen Pengadaan
Satu Tahap dan Dua Tahap

Metode evaluasi dokumen penawaran yang diatur dalam Perka LKPP 19/2015 adalah
sebagai berikut

Metode evaluasi

Satu Tahap Dua tahap

• Sistem gugur dengan nilai minimum


untuk proposal teknis dan untuk kriteria
keuangan adalah tingkat pengembalian
• Sistem nilai (menggunakan bobot
investasi yang paling rendah: atau
untuk kriteria teknis dan finansial)
• Sistem nilai (menggunakan bobot untuk
kriteria teknis dan finansial).

Hasil evaluasi administrasi, teknis dan finansial dituangkan dalam Berita Acara Hasil
Pelelangan yang dibuat oleh Panitia Pengadaan.
Tahapan Proses Pengadaan
Badan Usaha Pelaksana
Memilih antara Metode Pelelangan Satu Tahap dan Dua Tahap

1 Tahap 2 Tahap

No Aspek yang perlu dipertimbangkan


Kemungkinan dibutuhkannya output (hasil) yang fleksibel dalam
jangka waktu kontrak yang panjang (misal: kemungkinan terjadinya
1
perubahan permintaan atau kebutuhan PJPK yang tidak dapat
diperkirakan sebelumnya)
Kemungkinan adanya variasi solusi teknis atau masukan pada
2 persyaratan tambahan untuk mengetahui output optimal yang
diharapkan dari proyek
Kemungkinan terjadinya kendala teknis yang tidak diharapkan yang
3
dapat berdampak pada spesifikasi atau alokasi risiko

Kompleksitas atau pengalokasian risiko proyek tidak berdasarkan


4
pada contoh praktik yang telah disetujui oleh kedua pihak
Tahapan Pelelangan Satu Tahap
Undangan dengan melampirkan Formulir Pernyataan Kera
hasiaan Penggunaan Pelelangan Satu Tahap:

Penyampaian Pernyataan Kerahasiaan dan pengambilan RfP 1. Spesifikasi penyediaan infrastruktur


sudah dapat dirumuskan dengan
Pemberian Penjelasan
jelas.
Revisi RfP (jika diperlukan) 2. Tidak terdapat variasi teknologi
Pemasukan Dokumen sampul 1 dan 2 dalam memenuhi spesifikasi output
Sampul 1
Sampul 2 yang telah ditetapkan.
• Dokumen Administrasi
• Dokumen Penawaran Finansial 3. Tidak memerlukan optimalisasi,
• Dokumen Penawaran Teknis
karena kebutuhan sudah didefinisik
Pembukaan Dok. Penawaran Sampul 1 an dengan jelas.
Evaluasi Dok. Penawaran Sampul 1 4. Karakteristik proyek yang relatif
Pemberitahuan Hasil Evaluasi sampul 1 sederhana.
Pembukaan Dok. Penawaran Sampul 2 Contoh:
Evaluasi Dok. Penawaran Sampul 2  Proyek jalan tol yang
Penerbitan Berita Acara Hasil Pelelangan
menghubungkan kota A dan kota B
sepanjang x km.
Pennetapan Pemenang
 Proyek penerangan jalan umum di
Pengumuman hasil pelelangan
kota ABC menggunakan teknologi
Sanggahan LED.
Penerbitan surat pemenang lelang
Persiapan penandatanganan Perjanjian KPBU
Tahapan Pelelangan Dua Tahap
Existing Rencana Revisi
RfP Undangan dengan melampirkan Formulir Pernyataan Kerah
asiaan
Surat Kerahasiaan
Pemberian Penjelasan Penyampaian Pernyataan Kerahasiaan dan pengambilan RfP

Revisi RfP (jika diperlukan) Pemberian Penjelasan


Pemasukan Dokumen Penawaran Tahap 1 Revisi RfP (jika diperlukan)
• Dokumen Penawaran Administrasi (termasuk anggapan atas ranc Pemasukan Dokumen Penawaran
angan Perjanjian KPBU) • Dokumen Penawaran Administrasi
• Dokumen Penawaran Teknis • Dokumen Penawaran Teknis
• Dokumen Penawaran Finansial
Pembukaan Proposal Tahap 1 • Tanggapan atas rancangan Perjanjian KPBU

Evaluasi Proposal Tahap 1 Pembukaan Dokumen Penawaran


Evaluasi Dokumen Penawaran
Pemberitahuan Hasil Evaluasi Kepada Setiap Peserta
Pemberitahuan Hasil Evaluasi Kepada Setiap Peserta
Pembahasan mengenai Optimalisasi Teknis, Finansial, dan ran
Periode Sanggahan
cangan Perjanjian KPBU
• Diskusi Teknis Dialog Optimalisasi
• Diskusi Finansial (Isu: Proposal Finansial belum disampa • Diskusi Teknis
ikan) • Diskusi Finansial
• Draft Kontrak KPBU • Diskusi rancangan Perjanjian KPBU
Lanjut ke slide berikutnya
Tahapan Pelelangan Dua Tahap
Lanjutan
Diskusi Optimalisasi Dialog Optimalisasi

Revisi RfP (Jika diperlukan) Revisi RfP (Jika diperlukan)


Pemasukan Dokumen Penawaran Tahap II Pemasukan Dokumen Penawaran Optimalisasi
• Dokumen Penawaran Administrasi
• Dokumen Penawaran Teknis optimalisasi • Administrasi
• Dokumen finansial • Dokumen Penawaran Optimalisasi
• Rancangan perjanjian KPBU optimalisasi  Teknis
 Finansial
Pembukaan Dok. Penawaran Tahap II  Rancangan Perjanjan KPBU
Evaluasi Dok. Penawaran Tahap II Pembukaan Dok. Penawaran Optimalisasi
Evaluasi Dok. Penawaran Optimalisasi
Penerbitan Berita Acara Hasil Pelelangan
Penerbitan Berita Acara Hasil Pelelangan
Penetapan Pemenang
Penetapan Pemenang
Pengumuman Hasil Pelelangan
Pengumuman Hasil Pelelangan
Periode Sanggahan Periode sanggahan
Penerbitan Surat Pemenang Lelang
Penerbitan Surat Pemenang Lelang
Persiapan Penandatanganan Kontrak
Persiapan Penandatanganan kontrak KPBU
Persiapan financial close
Definisi: Persyaratan Minimum
Dan Tambahan

Persyaratan proyek dapat didefinisikan menjadi dua kategori:

Persyaratan Minimum:
persyaratan teknis, finansial, dan/atau ketentuan
kontraktual pokok yang harus dipenuhi oleh Peserta
dalam dokumen penawaran dan dilaksanakan oleh
Badan Usaha Pelaksana

RfP mengharuskan Peserta untuk:


(i) Mengkonfirmasi menerima Persyaratan Minimum;
dan
(ii) Menunjukkan bagaimana peserta memenuhi
persyaratan minimal tersebut dalam bentuk
pemasukan dokumen penawaranyang mencakup
pemenuhan persyaratan Teknis dan Keuangan.
Definisi: Persyaratan Minimum
dan Tambahan
Persyaratan proyek dapat didefinisikan menjadi dua
kategori:

Persyaratan tambahan:
Persyaratan teknis, finansial, dan/atau ketentuan
kontraktual yang diharapkan dapat dipenuhi oleh
peserta dalam dokumen penawaran dan dilaksanakan
oleh badan usaha pelaksana.

Peserta menyampaikan Dokumen Penawaran hasil Dialog


Optimalisasi. Rancangan perjanjian dalam dokumen
penawaran hasil dialog optimalisasi akan mencerminkan
usulan pemenang lelang berdasarkan penawaran yang telah
dioptimalkan.
Spesifikasi Proyek
Spesifikasi Masukan Spesifikasi Keluaran

PJPK menentukan layanan dan standar kinerja PJPK menetapkan layanan dan standar kinerja yang
yang akan dicapai, juga cara yang secara tepat dipersyaratkan dan menyerahkan kepada Peserta untuk
akan digunakan untuk mencapai standar memutuskan desain pekerjaan dan solusi yang diperlukan
tersebut dalam memberikan layanan tersebut

BUP dipersyaratkan untuk melaksanakan


layanan sesuai dengan metodologi yang BUP memberikan usulan metodologinya sendiri
ditetapkan PJPK sebagai solusi untuk mencapai standar kinerja

BUP bertanggung jawab pemenuhan layanan


BUP bertanggung jawab sebatas risiko
berdasarkan solusi yang ditawarkan dan alokasi
yang menjadi tanggung jawabnya. risiko yang disepakati.
Spesifikasi Proyek
Proyek KPBU Penerangan Jalan Kota Bandung
Spesifikasi Masukan Spesifikasi Keluaran
1. Tiga teknisi pemeliharaan bertugas dari jam 19:00 sampai 06:00 1. Semua lampu yang tidak bekerja dapat diperbaiki dal
agar dapat merespon kerusakan secara cepat; armada am waktu 2 jam jika kerusakan terjadi antara ja
pemeliharaan mencakup tiga kendaraan pengangkat platform m 18:00 dan 02:00, atau 6 jam di luar waktu tersebut
berkapasitas xx ton 2. Menerapkan kombinasi sistem pemantauan
2. Dua pemeriksa berpatroli di malam hari untuk memeriksa dan pengawasan fisik dari kinerja PJU, dan mendeteksi
lampu yang tidak beroperasi semestinya permasalahan seperti pencurian aset, vandalisme, p
3. Memasang merk X dengan LED berdaya xx watt (dipilih encurian listrik, dan lain-lain.
berdasarkan pada target konsumsi energi) 3. Mencapai pengurangan konsumsi energi PJU lebih dari xx
4. PJU dipasang dengan tinggi xx meter, dengan jarak antara PJU % dari konsumsi energi dasar
sejauh xx meter 4. Mencapai iluminansi dan keseragaman pencahayaan u
ntuk tiap kategori jalan sesuai ketentuan SNI terbaru
Spesifikasi Proyek
Manfaat dan tantangan

Fleksibilitas dan Inovasi Pengalihan Risiko


• Kebebasan bagi Para Peserta untuk menentukan
cara penyediaan Proyek
• Risiko kegagalan memenuhi persyaratan
• Mengusulkan solusi inovatif berdasarkan
dialihkan kepada BUP
pengalaman professional Peserta
• Fokus pada hasil akhir untuk menilai kinerja
• Nilai manfaat uang yang lebih baik
BUP

Tantangan

• Terkadang hasil dari spesifikasi proyek sulit diukur (misalnya penggunaan lampu jalan)
• Merupakan suatu tantangan apabila semua aspek perlu didefinisikan (perlu mempertimbangkan preseden)
• Terkadang jumlah volume pelayanan sulit untuk diprediksi (contohnya jasa pelayanan kesehatan)
• PJPK mungkin kesulitan dalam menspesifikasi keluaran proyek yang dinginkan (Proyek KPBU pertama)
47
Spesifikasi Proyek
Prinsip umum:

S SPECIFIC SPESIFIK

M MEASURABLE DAPAT DIUKUR

A ACHIEVABLE DAPAT DICAPAI

R REALISTIC REALISTIS

T TIMELY TEPAT WAKTU


Apa Itu Dialog Optimalisasi?
Dialog antara panitia pengadaan dengan masing-masing peserta dialog
untuk mendiskusikan optimalisasi atas dokumen penawarannya dengan
tujuan menghasilkan penawaran paling bermanfaat bagi PJPK dengan
memperhatikan nilai manfaat uang (value for money)
Prinsip Dialog Optimalisasi

1. Panitia menyampaikan masukan yang konstruktif kepada setiap Peserta


berdasarkan evaluasi Tahap I
2. Peserta mempertimbangkan masukan Panitia Pengadaan dalam
mengoptimalisasikan penawaran yang akan disampaikan pada Tahap II.
3. Semua Peserta diberikan kesempatan dan waktu yang sama untuk menerima
masukan dan mengoptimalkan proposal mereka.
4. Untuk menjaga iklim kompetisi, dialog optimalisasi dilakukan dengan one-to-one
basis) dan semua komunikasi dengan Peserta akan menjadi hal yang rahasia.
Kapan Digunakan

• Perka LKPP 19/2015 mengatur pelaksanaan Dialog Optimalisasi


Penawaran dengan setiap Peserta dalam proses Pengadaan.

Untuk pengadaan satu tahap, tidak ada dialog optimalisasi


penawaran setelah Peserta mengumpulkan dokumen
penawaran.

Untuk proses pengadaan dua tahap, Proses optimalisasi


dokumen penawaran dilakukan setelah penyerahan dan
evaluasi Dokumen Penawaran Tahap I (administrasi, teknis,
finansial, dan rancangan perjanjian KPBU). Berdasarkan
dialog, Peserta akan menyampaikan Dokumen Penawaran
Optimalisasi (administrasi, teknis, finansial, dan rancangan
perjanjian KPBU).
*Berdasarkan rencana revisi PERLEM
Manfaat Dialog Optimalisasi
Membantu Panitia Pengadaan dalam menilai koherensi proposal
penawaran Peserta dari aspek teknis, keuangan dan rancangan
Perjanjian KPBU

memberikan kesempatan kepada setiap Peserta Dialog untuk


menawarkan proposal terbaik (mengoptimalkan proposal)
mereka kepada Panitia Pengadaan melaui proses yang adil,
kompetitif dan transparan

Lebih adil, transparan dan efektif dibandingkan dengan praktik


one-on-one meeting dilakukan sebelum RfP difinalkan yang saat
ini belum diatur tata caranya

Dapat mengidentifikasi dan mengoreksi kesalahan yang mungkin


ada untuk memastikan proposal final bebas dari kesalahan
Implikasi Apabila
Tidak Dilakukan

• Tidak adanya dialog optimalisasi akan


berdampak pada munculnya risiko-risiko
pada saat implementasi proyek sebagai
perubahan kontrak.
• Perubahan kontrak tersebut dapat
berdampak pada biaya tambahan kepada
PJPK dan dapat mengurangi Value for Money
proyek dalam jangka panjang.
Alur Simulasi
Dialog Optimalisasi

Persyaratan Panitia Peserta Peserta


Minimum dan Pengadaan menyampaikan
Tambahan mengevaluasi Penawaran
Proyek Penawaran Optimalisasi

Penyampaian Evaluasi
Persyaratan Penyampaian Evaluasi Dialog
Penawaran Penawaran
Proyek Penawaran Penawaran Optimalisasi
Optimalisasi Optimalisasi

Peserta
Panitia Panitia
menyampaikan
Pengadaan Pengadaan
Dokumen
melakukan mengevaluasi
Penawaran
dialog Penawaran
sesuai dengan
optimalisasi Optimalisasi
Persyaratan
Contoh Proses Dialog Optimalisasi
(Single Feedback)
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5 Minggu …..
s s r k j s s r k j s s r k j s s r k j s s r k j s s r k j

F
T
Peserta A
L

Evaluasi F
Evaluasi
Peserta B Tahap I T Tahap II
L

F
T
Peserta C
L

Dialog Optimalisasi
Dialog (termasuk feedback)
Peserta A ( 9 – 11 Pagi) Peserta membuat proposal tahap II
Peserta B (12 – 2 Siang)
Pemasukan proposal tahap II
Peserta C (3 – 5 Sore)

F= Dialog Finansial, T= Dialog Teknis , L= Dialog Aspek Hukum (Perjanjian KPBU)


Contoh Proses Dialog Optimalisasi
(Multiple Feedback)
Ilustrasi proses dialog multiple feedback. Jumlah siklus feedback akan bergantung pada tingkat kompleksitas proyek dan
topik diskusi akan berbeda dalam setiap siklus
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5 Minggu …..
s s r k j s s r k j s s r k j s s r k j s s r k j s s r k j

F F F

Peserta A T T T

L L L

Evaluasi Tahap F F F
Evaluasi
Title
Peserta B I T T T Tahap II
L L L

F F F

Peserta C T T T

L L L

Dialog optimalisasi pertama Dialog optimalisasi kedua


Peserta A ( 9 – 11 Pagi) Peserta B ( 9 – 11 Pagi)
Peserta B (12 – 2 Siang) Peserta C (12 – 2 Siang)
Peserta C (3 – 5 Sore) Peserta A (3 – 5 Sore)
Dialog (termasuk feedback) PJPK mereview draft proposal dan memberi informal feedback
Peserta membuat draft proposal Peserta membuat proposal tahap II
Peserta mengirimkan draft proposal kepada PJPK untuk direview Pemasukan proposal tahap II
Penyusunan Agenda untuk
Dialog Optimalisasi
 Panitia Pengadaan menyusun materi persiapan
untuk mendukung dialog
 Topik dialog berkaitan dengan hasil dari
evaluasi tahap I
 Topik dialog dapat berbeda bagi setiap Peserta
tergantung dari hasil evaluasi tahap I, namun
diberikan alokasi waktu yang sama
 Agenda individual bagi setiap Peserta (rahasia
antara satu Peserta dengan yang lainnya)
 Peserta dapat mengajukan topik/penjelasan
yang ingin diikutsertakan dalam dialog
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Gedung LKPP
Kawasan Rasuna Epicentrum
Jalan Epicentrum Tengah Lot. 11B
Kuningan Jakarta Selatan
Website: www.lkpp.go.id

Anda mungkin juga menyukai