Anda di halaman 1dari 3

Nama : Prasna Hestu Swasta

NIM : 20/467695/PMU/10301
Resume IMF Working Paper

Dewasa ini perbankan syariah telah berkemang di negara-negara muslim. IB atau disebut
juga dengan islamic banking memiliki pertumbuhan yang cukup pesat yakni sebesar 15%
pertahun. Di negara non muslim IB juga sudah mulai diminati.
Pada dasarnya bank syariah dan bank konvensioal memiliki banyak kesamaan. Baik bank
syariah maupun konvensional keduaya merupakan sebuah lembaga keuangan yang memiliki
tujuan memaksimalkan laba dan mengurangi asimetri informasi. Di samping memiliki banyak
kesamaan, perbankan syariah dan konvensional memiliki perbedaan teoritis. Pada bank
konvensional memungkinkan terjadinya transfer risiko dan berbasis hutang, sementara pada bank
syariah berbasis asset dan pembagian risiko. Bank syariah melarang adanya pembagian
keuntungan berupa bunga dan melarang adanya pembagian keuntungan tanpa adanya aktivitas
ekonomi yang nyata. Dengan peraturan yang demikian,sebenarnya bank syariah memiliki potensi
untuk mengatur ekonomi riilberdasarkan aktivitas sosial dan ekonomi yang nyata untuk
mengurangi rekayasa keuangan yang tidak jelas. Namun demikian, untuk mencapai hal tersebut
dibutuhkanperbaikan pada system keuangan dan akuntansi yang baik.
Meskipun dalam hal teori memiliki prinsip yang berbeda, namun dalam praktiknya ank
syariah dan bank konvensional relative memiliki sedikit perbedaan, karena:
1. Banyak produk bank konvensional yang dapat dirancang ulang menjadi produk syariah.
2. Pembagian risiko dalam bank konvensional masih mirip dengan kontrak investasi pada bank
konvensional.
3. Rekening ank syraiah tidak jauh berbeda dengan deposito di perbankan konvensional.
Bank syariah melarang adanya pembagian berdasarkan suku bunga atau yang telah ditetapkan
sebelumnya. Sehingga suku bunga digantikan dengan:
1. Tingkat pengembalian berdasarkan keuntungan actual
2. Mark up penjualan actual
3. Peyediaan biaya untuk layanan yakni, transaksi dan intermediasi.
Secara teori ada dua model operasi perbankan syariah:
1. Model mudharabah 2 tingkat adalah asset dan kewajian terintegerasi penuh sehingga
meminimalkan pengelolaan asset/kewajiban aktif.
2. Model dua jendela adalah peran perbankan yang dibagi menjadi 2 yakni sebagai tempat
peyimpan uang dan sebagai tempat berinvestasi.
Perbedaan dalam neraca bank syariah dalam kedua model terseut:
1. Pada sisi asset terdapat preferensi yang jelas terhadap sekuritas asset
2. Tidak ada hambatan untuk penyebaran asset antara yang didanai oleh giro, investasi, dan
ekuitas.
3. Meskipun investasi seharusanya berprinsip pada bagi hasil dan bagi rugi, namun kerugian di
sisi asset tetap ditanggung oleh pemilik modal.
4. Investor tidak diperkenankan turut dalam operasi pengelolaan keuangan.
Tiga tahap yang dapat dilakukan untuk membuka bank syariah di suatu negara:
1. Menawarkan produk islami
2. Menawarkan produk khusus yang mencakup negara missal sukuk.
3. Lembaga keuangan syariah non bank dapat menyebar luaskan produknya, seperti asuransi
takaful.
Pada teorinya, bank syariah memiliki risiko yang leih rendah dibanding dengan bank
konvensional, namun pada praktiknya menurut penulis paper ini kedua ank memiliki risiko yang
sama. Bentuk rendahnya risiko bank syariah adalah karena bank juga ikut menanggung risiko
dari sebuah kontrak. Namun pada praktiknya bentuk penanggungan risiko dari bank syariah ini
dinetralkan. Selain itu, bentuk loss sharing juga hanya pada transaksi jangka pendek yang minim
risiko.
Risiko-risiko yang harus dihadapi bank syariah:
1. Risiko kepatuhan syariah
2. Risiko investasi ekuitas
3. Risiko pengembalian
4. Risiko komersial yang dipindahkan
Untuk meminimalkan risiko dilakukan:
1. Cadangan pemerataan laba
2. Cadangan risiko investasi
Risiko bank syariah leih tinggi dari ank konvensioal di beberapa hal sebagai berikut:
1. Risiko kredit
2. Risiko operasional
3. Risiko likuiditas
4. Risiko transparansi
5. Risiko hukum
6. Risiko fiduasi

Fitur yang membuat bank syariah lebih stabil dibanding bank konvensional:
1. Pengaturan pembagian risiko
2. Insentif bank syariah untuk lebih konservatif
3. Produk keuangan islami dikaitkan dengan kegiatan ekonomi
4. Investor lebih memiliki kekuasaan untuk control
5. Bank syariah memiliki cadangan lebih besar dalam asset
Jadi dapat disimpulkan bahwa, jika terdapat pernyataan bak syariah memiliki tingkat risiko
yang leih rendah dibanding dengan bank konvensional maka hal ini tergantung dari tingkat
risiko yang ada dalam sebuah negara.
Konsep pembentukan bank syariah:
Kerangka hukum
Kerangka hukum yang aik merupakan syarat utama pembentukan bank syariah. Ada dua hokum
yang dapat dipersiapkan yakni yuridiksi syariah dan yuridiksi sekuler.
Tata kelola perusahaan
Perbedaan kepentingan antara bank syariah dan investor mengharuskan tata kelola seperti erikut:
1. Tranparansi kinerja
2. Pembentukan pengawas internal
Sejalan dengan kepatuhan syariah dan IFSB, tata kelola meliputi:
1. Adanya dewan pengawas syariah
2. Adanya dewan pengawas internal
3. Tinjauan syariah berkala
Kerangka regulasi
Kerangka regulasi diperlukan untuk memastikan keselarasan antara tata kelola dan kerangka
hukum yang ada.
Risiko likuiditas dapat diminimalisir dengan kepatuhan terhadap syariah dan IFSB.
Modal: modal merupakan komponen yang penting dalam kerangka yuridiksi, sehingga harus
dikelola sesuai prinsip syariah dan IFSB.
Transparansi dan pengungkapan: peningkatan transparansi dan pengungkapan merupakan sebuah
hal penting untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat. Pegungkapan mencakup:
1. Diversifikasi portofolio
2. Eksposur terhadap asset yang tidak likuid
3. Factor risiko utama yang terkait dengan portofolio
4. Cakupan pengendalian internal
Kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
 Bank syariah dan bank konvensional keduanya memiliki persamaan dan perbedaan.
 Bank syariah dan ank konvensional sama-sama memiliki risiko, di mana tingkat risiko
masing-masing dapat berbeda. Mana kah yang lebih berisiko? Jawabannya adalah
tergantung dari peraturan masing-masing negara.
 Dalam membentuk bank syariah diperlukan kerangka hukum yang baik dan tata kelola yang
sesuai.
 Bank syariah memiliki tantangan tata kelola yang harus sesuai dengan prinsip syariah.

Anda mungkin juga menyukai