Anda di halaman 1dari 10

RANGKUMAN PELABUHAN

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MPU TANTULAR

NAMA :Wahyu Ardian NIM :197311040002

A. Perkembangan Pelabuhan
Pada awalnya, pelabuhan hanya merupakan suatu tepian di mana kapal-kapal dan
perahu-perahu dapat merapat dan bertambat untuk bisa melakukan bongkar muat barang,
menaik-turunkan penumpang dan kegiatan lain. Untuk bisa melakukan kegiatan tersebut
maka pelabuhan harus tenang terhadap gangguan gelombang, sehingga pada masa itu pela
buhan berada di tepi sungai, teluk atau pantai yang secara alami terlindung terhadap
gangguan gelombang. Hasil produksi suatu daerah baik yang berupa hasih bumi maupun
industri semakinbanyak sehingga diperlukan pemindahan atau pemasaran barang ke daerah
lain. Dengan demikian diperlukan sarana dan prasarana pengangkutan yang Iebih memadai.
Pelabuhan tidak harus lagi berada di daerah terlindung secara alami, tetapi bisa berada di laut
terbuka luas dan dalam, dengan membuat pemecah gelombang untuk melindungi daerah
perairan.

B. Definisi Pelabuhan
Pelabuhan (port) adalah daerah perairan yang terlindung terhadap gelombang, yang
dilengkapi dengan fasilitas terminal laut rneliputi dermaga di mana kapal dapat bertambat
untuk bongkar muat barang, kran kran (crane) untuk bongkar muat barang, gudang laut
(transito) dan tempat-tempat penyimpanan di mana kapal membongkar muatannya, dan
gudang-gudang di mana barang-barang dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama selama
menunggu pengiriman ke daerah tujuan atau pengapalan. Terminal ini dilengkapi dengan
jalan kereta api dan /atau jalan raya. Pelabuhan merupakan suatu pintu gerbang untuk masuk
ke suatu wilayah atau negara dan sebagai prasarana penghubung antar daerah, antar pulau
atau bahkan antar negara, benua dan bangsa. Dengan fungsinya tersebut maka pembangunan
pelabuhan harus dapat dipertanggungjawabkan baik secara sosia! ekonomis maupun teknis.
RANGKUMAN PELABUHAN
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MPU TANTULAR

C. Macam Pelabuhan Ditinjau dari Penyelenggaraannya

1. Pelabuhan umum

Pelabuhan umum diselenggarakan untuk kepentingan pelayanan masyarakat umum.


Penyelenggaraan pelabuhan umum dilakukan oleh Pemerintah dan pelaksanaannya dapat
dilimpahkan kepada badan usaha milik negara yang didirikan untuk maksud tersebut.

2. Pelabuhan Khusus

Pelabuhan khusus diselenggarakan untuk kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan


tertentu. Pelabuhan ini tidak boleh digunakan untuk kepentingan umum, kecuali dalam
keadaan tertentu dengan ijin Pemerintah. Pelabuhan khusus dibangun oleh suatu perusahaan
baik pemerintah maupun swasta, yang berfungsi untuk prasarana pengiriman

D. Ditinjau dari Pengusahaanya


1. Pelabuhan yang diusahakan

Pelabuhan ini sengaja diusahakan untuk memberikan fasilitas fasilitas yang diperlukan oleh
kapal yang memasuki pelabuhan untuk melakukan kegiatan bongkar muat barang, menaik-
turunkan penumpang serta kegiatan lainnya.

2. Pelabuhan yang tidak diusahakan

Pelabuhan ini hanya merupakan tempat singgahan kapal, tanpa fasilitas bongkar-muat, bea
cukai, dan sebagainya. Pelabuhan ini merupakan pelabuhan kecil yang disubsidi oleh
Pemerintah, dan dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jendral Perhubungan Laut.

E. Ditinjau dan fungsi perdagangan nasional dan internasional


1. Pelabuhan laut

Pelabuhan laut adalah pelabuhan yang bebas dimasuki oleh kapal-kapal berbendera asing.
Pelabuhan ini biasanya merupakan pelabuhan utama di suatu daerah yang dilabuhi kapal-
kapal yang membawa barang untuk ekspor /impor secara Iangsung ke dan dari Luar negeri.
Di Indonesia terdapat Iebih dari seratus pelabuhan.
RANGKUMAN PELABUHAN
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MPU TANTULAR

2. PeIabuhan pantai

Pelabuhan pantai ialah pelabuhan yang disediakan untuk perdagangan dalam negeri dan oleh
karena itu tidak bebas disinggahi olehkapal berbendera asing. Kapal asing dapat masuk ke
pelabuhan ini dengan meminta ijin terlebih dulu.

F. Kapal
Panjang, lebar dan sarat (draft) kapal yang akan menggunakan pelabuhan berhubungan
langsung pada perencanaan pelabuhan dan fasilitas-fasilitas yang harus tersedia di pelabuhan.
Displacement Tonnage, DPL (Ukuran ¡si Tolak) adalah volume air yang dipindahkan oleh
kapal, dan sama dengan berat kapal Ukuran isi Tolak Kapal bermuatan penuh disebut dengan
Displacement Tonnage Loaded, yaitu berat kapal maksimum. Apabila kapal sudah mencapai
Displacement Tonnage Loaded masih dimuati lagi, kapal akan terganggu stabilitasnya
sehmgga kemungkinan kapal tenggelam menjadi besar. Ukuran isi tolak dalam keadaan
kosong disebut dengan Displacement Tonnage Light, yaitu berat kapal tanpa muatan. Dalam
hal ini berat kapal adalah termasuk perlengkapan berlayar, bahan bakar, anak buah kapat, dan
seba- gainya. Deadweight Tonnage, DWT (Bobot Mati) yaitu berat total muatan di mana
kapal dapat mengangkut dalam keadaan pelayaran optimal (draft maksimum). Jadi DWT
adalah selisih antara Displacement Tonnage Loaded dan Dislacement Tonnage Light. Gross
register tons, GRT (Ukuran Isi Kotor) adalah volume keseluruhan ruangan kapal (1 GRT =
2,83 m3 = 100 ft3). Sarat (draft) adalah bagian kapal yang terendam air pada keadaan muatan
maksimum, atau jarak antara garis air pada beban yang direncanakan (designed load water
line) dengan titik terendah kapal. Panjang total (length overall, Loa) adalah panjang kapal
dihitung dan ujung depan (haluan) sampai ujung belakang (buritan). Panjang garis air (length
between perpendiculars, Lpp) adalah panjang antara kedua ujung design load water line.
Lebar kapal (beam) adalah jarak maksimum antara dua sisi kapal.
RANGKUMAN PELABUHAN
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MPU TANTULAR

Tabel karakterikstik
RANGKUMAN PELABUHAN
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MPU TANTULAR

G. TINJAUAN DALAM PERENCANAAN PELABUHAN

Pembangunan pelabuhan memakan biaya yang sangat besar. Oleh karena itu diperlukan suatu
perhitungan dan pertimbangan yang masakuntuk memutuskan pembangunan suatu
pelabuhan. Keputusan pembangunan pelabuhan biasanya didasarkan pada pertimbangan-
pertimbangan ckonomi. politik dan teknis. Ketiga dasar pcrtimbangan tersebut saling
berkaitan, tetapi biasanya yang paling menentukan adalah pertimbangan ekonomi. Pembuatan
peLabuhan sccara ekonomis hams layak, yang berarti penghasilan yang diperoleh pelabuhan
hams bisa menutup biaya investasi maupun biaya operasi dan pemeliharaan untuk jangka
waktu tertentu; serta untuk mendapatkan keuntungan. Beberapa faktor yang perlu
diperhatikan di dalam pembangunan suatu pelabuhan adalah kebutuhan akan pelabuhan dan
pertimbangan ekonomi, volume perdagangan melalui laut., dan adanya hubungan dengan
daerah pedalaman baik melalui darat maupun air.

H. PERSYARATAN & PERLENGKAPAN PELABUHAN

Kapal yang berada di pelabuhan hams membayar biaya jasa pelabuhan, yang meliputi biaya
pandu, tunda, labuh, tambat, air, dermaga, dsb. Untuk menghemat biaya maka kapal harus
diusahakan sesingkat rnungkin berada di pelabuhan. Oleh karena itu bcrbagai kegiatan di
pelabuhan harus dapat dilakukan secepat mungkin; dan kapal dapat sesegera

mungkin meninggalkan pelabuhan. Berbagai kegiatan yang ada di pelabuhan antara lain
mclakukan bongkar muat barang dan menaik-turunkan penumpang, penyelesaian surat-surat
administrasi, pengisian bahan bakar, reparasi, penyediaan perbekalan dan air bcrsih, dsb.
Untuk bisa memberi berapa persyaratan berikut ini.

1. Harus ada hubungan yang mudah antara transportasi air dan darat seperti jalan raya dan
kereta api, sedemikian sehingga barang-barang dapat diangkut ke dan dari pelabuhan dengan
mudah dan cepat.

2. Pelabuhan berada di suatu lokasi yang mempunyai daerah belakang (daerah pengaruh)
subur dengan populasi penduduk yang cukup padat.

3. Pelabuhan harus mempunyai kedalaman air dan lebar alur yang cukup.

4. Kapal-kapal yang mencapai pelabuhan hams bisa membuang sauh selama menunggu untuk
merapat ke dermaga guna bongkar muat barang atau mengisi bahan bakar.
RANGKUMAN PELABUHAN
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MPU TANTULAR

I. Pemilihan Lokasi Pelabuhan


Pemilihan lokasi rcncana pelabuhan dilakukan dengan memperhatikan kondisi fisik lokasi
yang meliputi :

1) aksesibilitas (kondisi jalan menuju lokasi).

2) daerah pcngaruh (hinterland).

3) ketcrscdiaan lahan,

4) kondisi oseanograft, dan 5) fasihtas pendukung. Pemilihan lokasi pelabuhan harus


mempertimbangkan berbagai faktor tersebut

5) Pelabuhan harus mempunyai fasilitas bongkar muat barang (kran, dsb) dan gudang-gudang
penyimpanan barang.

6. Pelabuhan hams mempunyai fasilitas untuk mereparasi kapal-kapal.

J. Tinjauan pelayaran
Pelabuhan yang dibangun harus mudah dilaluii kapal-kapal yang akan menggunakannya.
Kapal yang berlayar dipengaruhi oleh faktor faktor alam seperti angin, gelombang dan anis
yang dapat menimbulkan gaya-gaya yang bekerja pada badan kapal. Faktor tersebut semakin
besar apabila pelabuhan terletak di pantai yang terbuka ke laut, dan sebaliknya pengaruhnya
berkurang pada pelabuhan yang terletak di daerah yang terlindung secara alami. Pada
umumnya geLombang, angin dan arus mempunyai arah tertentu yang dominan. Diharapkan
bahwa kapal-kapal yang sedang memasuki pelabuhan tidak mengalami dorongan arus pada
arah tegak lurus sisi kapal. Demikian juga, sedapat mungkin kapal-kapal harus memasuki
pelabuhan pacla arab sejajar dengan arab angin dominan. Gelombang yang mempunyai
amplitudo besar akan menyebabkan diperlukannya kedalaman alur pelayaran yang lebih bcsa,
karcna pada keadaan tersebut kapal-kapal berosilasi (bergoyang naik turun sesuai dengan
fluktuasi muka air).
RANGKUMAN PELABUHAN
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MPU TANTULAR

K. Adapun beberapa macam tinjauan pelayaran adalah:

Tinjauan gelombang

Perairan pelabuhan harus tenang terhadap gangguan gelombang supaya kapal dapat
melakukan kegiatan bongkar muat barang dan menaik-turunkan penumpang. Mulut
pelabuhan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga gelombang tidak langsung masuk ke
pcrairan pelabuhan.

L. Tinjauan sedimentasi

Pengerukan untuk mendapatkan kedalamnan yang cukup bagi pelayaran di daerah perairan
pelabuhan memerlukan biaya yang cukup besar. Pengerukan ini dapat dilakukan pada waktu
nìcmbangun pelabuhan maupun selama perawatan. Pengerukan selama perawatan harus
sedikit mungkin. Pelabuhan harus dibuat sedemikian rupa sehingga sedimentasi yang terjadi
RANGKUMAN PELABUHAN
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MPU TANTULAR

harus sesedikit mungkin (kalau bisa tidak ada). OIeh karena itu, pelabuhan harus
direncanakan sedemikian rupa sehingga sedimentasi yang terjadi sesedikit mungkin.

Gelombang yang datang dan laut dalam rnenuju pantai akan pecah pada kedalaman tcrtcntu
db(Gambar 2.4). Pada saat gelombang pecah akan terjadi limpasan energi gelombang yang
dapat mengerosi sedimen dasar laut. Apabila gelombang pecah tersebut membentuk sudut
terhadap garis pantai (ab), komponen energi gelombang searah panjang pantai akan
menyebabkan arus sepanjang pantai. Anis ¡ni akan membawa sedimen yang tererosi dalam
arah sejajar pantai. schingga terjadi angkutan sedimen sepanjang pantai (Q).

M. Tata Letak Fasilitas Pelabuhan


Dalam sub bab sebelumnya telah dijelaskan persyaratan dan fasilitas yang diperlukan oleh
suatu pelabuhan. Penentuan tata letak fasilitas pelabuhan tergantung pada beberapa faktor, di
antaranya adalah angin, gelombang, arus, kondisi geografis, jumlah dan ukuran kapal yang
akan menggunakan pelabuhan, dan penggunaan kapal tunda untuk membantu gerak kapal.
Pelabuhan yang direncanakan harus seefektif dan seefìsien mungkin sedemikian sehingga
biaya pembangunan seminimal mungkin, tetapi masih memungkinkan pengoperasian kapal
dengan mudah dan aman. pelabuhan juga dimungkinkan untuk dapat berkembang di masa
RANGKUMAN PELABUHAN
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MPU TANTULAR

yang akan datang. Pembangunan pelabuhan di perairan yang terlindung secara alami dapat
mengurangi biaya pembangunannya karena tidak memerlukan pemecah gelombang yang
sangat mahal.

N. ANGIN PASANG SURUT & GELOMBANG


Ada tiga faktor yang harus diperhitungkan yaitu angin, pasang surut dan gelombang.
Pengetahuan tentang angin sangat penting karEna angin menimbulkan arus dan gelombang;
dan angin dapat menimbulkan tekanan pada kapal dan bangunan pelabuhan. Pasang surut
adalah penting di dalam menentukan dimensi bangunan pelabuhan seperti pemecah
gelombang, dermaga, pelampung penambat, kedalaman alur pelayaran dan perairan
pelabuhan, dan sebagainya. Elevasi puncak bangunan didasarkan pada elevasi muka air
pasang, sedang kedalaman alur dan perairan pelabuhan berdasar muka air surut. Elevasi muka
air rencana ditetapkan berdasar pengukuran pasang surut dalam periode waktu yang panjang.

O. ANGIN
Kecepatan angin diukur dengan anemometer. Apabila tidak tersedia anemometer, kecepatan
angin dapat diperkirakan berdasar keadaan Iingkungan dengan menggunakan skala Beaufort,
seperti ditunjukkan dalam Tabel 3.1. Kecepatan angin biasanya dinyatakan dalam knot. Satu
knot adalah panjang satu menit garis bujur melalui katulistiwa yang ditempuh dalam satu
jam, atau 1 knot = 1,852 kmljam.
RANGKUMAN PELABUHAN
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MPU TANTULAR

Data angin dicatat tiap jam dan biasanya disaikan dalam tabel seperti terlihat dalam Tabel
3.2. Dengan pencatatan angin jam-jaman tersebut akan dapat diketahui angin dengan
kecepatan tertentu dan durasinya. kecepatan angin maksimum. arah angin, dan dapat pula
dihitung kecepatan angin rerata harian.

Tabel dan gambar lersebut meniinjiìkkan persentasi kejadian angin dengan kecepatan tertentu
dan berbagai arah dalam periode waktu pencatatan. Sebagai contoh, persentasi kejadian angin
dengan kecepatan 10-13 knot dan arah utara adalah 1,23 % dan 11 tahun pencatatan. Dalam
gambar tersebut garis-garis radial adalah arah angin dan tiap lingkaran menunjukkan
persentasi kejadian angin dalam periode waktu pengukuran.

Anda mungkin juga menyukai