Anda di halaman 1dari 2

Membangkitkan kembali Gerakan Pramuka diperlukan kemauan yang keras dan kemampuan

yang memadai dari para pembina. Gairah dan semangat para pembina yang akan menularkan
semangat berikutnya, sehingga bisa meningkatkan citra dan pamor Gerakan Pramuka.
MESKIPUN Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah mencanangkan revitalisasi Gerakan
Pramuka, jika para pembina tidak memiliki semangat mengembangkannya, maka pencanangan
itu menjadi sia-sia. Tapi bagaimanapun, SBY telah menabuh lonceng bagi kebangkitan Gerakan
Pramuka di Indonesia. Sebagai patriot bangsa, saatnyalah Pramuka bangkit dari tidur ayamnya,
kemudian bersih diri dan kembali bekerja meraih kejayaan Indonesia yang gemilang.
Dalam mengupayakan kegiatan Pramuka yang bermutu, menantang, menyenangkan, serta
diminati dan digemari oleh kaum muda, ada beberapa hal penting yang perlu dikemukakan.
Mengutip buku berjudul Tuntunan Membina Penegak Lengkap karangan Sudarmo Darjosudiro
mudah-mudahan dapat dijadikan salah satu acuan dalam membina Pramuka.
Menurut Sudarmo.
membina adalah tugas pokok seorang pembina Pramuka yang dilaksanakan secara
sukarela dan terus-menerus. Oleh karena pendidikan kepramukaan itu tujuan akhirnya adalah
watak --yakni watak manusia Indonesia yang bemoral Pancasila-- maka pembinaan itu harus
benar-benar dirasakan oleh setiap individu Pramuka. Pembinaan individu tidak akan berhasil
kalau dilaksanakan secara paksa dan massal. Membina sendiri artinya melaksanakan upaya
pendidikan, baik formal maupun nonformal secara sadar, berencana, terarah, teratur, dan penuh
tanggung jawab dalam rangka memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing, dan
mengembangkan suatu dasar kepribadian yang seimbang, utuh, serta selaras. Membina juga
dilakukan dengan menambah pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan bakat,
kecenderungan/keinginan serta kemampuan-kemampuan. Pramuka, sebagai bekal untuk
selanjutnya atas prakarsa sendiri menambah, meningkatkan, dan mengembangkan diri di
lingkungan sesamanya, maupun lingkungan masyarakat. Dengan demikian diharapkan tercapai
martabat, mutu, dan kemampuan manusiawi yang optimal dan pribadi yang mandiri.
Syarat yang perlu dimiliki oleh pembina Pramuka antara lain,
(1) Setuju terhadap Anggaran Dasar (AD) Gerakan Pramuka;
(2) Seorang yang kuat keyakinan agamanya;
(3) Mengerti, berpedoman, bertindak sesuai dengan Pancasila, seperti tercantum dalam UUD
1945 serta setia terhadap UUD 1945 dan Pancasila;
(4) Seorang yang berkemauan kuat, berkemampuan memadai, mau dan mampu membina
serta bergerak di lingkungan anak;
(5) Sopan, ramah, dan berpendirian tegas, serta memiliki kesabaran;
(6) Mempunyai kemauan dan kemampuan untuk selalu menambah pengetahuan anak didik;
(7) Dapat mengikuti perkembangan suasana sekitarnya, masyarakat desa, masyarakat kota,
masyarakat seluruh tanah air Indonesia, dan perkembangan dunia;
(8) Sanggup menyediakan waktu untuk tugas membina;
(9) Mempunyai banyak bahan-bahan dalam cerita, permainan, dan nyanyian;
(10) Mempuyai kecakapan untuk membina;
(11) Mau dan mampu meng-up grade diri, misalnya mengikuti kursus-kursus yang
diselenggarakan Kwartir Cabang, Kwartir Daerah, maupun Kwartir Nasional, tingkat
mahir, aplikasi, maupun ahli;
Mau menerima saran dan pendapat, meskipun dari seorang yang lebih muda usianya;
(12) Mempunyai kecakapan praktis dan teknis dalam bidang kepramukaan;
(13) Mempunyai tabiat/riwayat hidup yang baik untuk dapat diserahi tugas dan
(14) tanggung jawab memimpin anak-anak;
(15) Harus gemar akan hidup di alam terbuka (dalam perkemahan); (16) Harus mempunyai
sifat-sifat yang ada pada seorang guru atau pendidik; (17) Harus berpandangan luas, tidak
sempit, atau picik; (18) Banyak kreasi, variasi, dan inovasi; (19) Dan tidak tersangkut
dalam organisasi terlarang.
Penulis, guru SMA Pasundan 8 Bandung dan guru SMA Pasundan 7 Bandung, Pembina
Pramuka Penegak.

Anda mungkin juga menyukai