1312 2838 1 SM
1312 2838 1 SM
Ahmad Solikhin
Jurusan Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Islam Darul ‘Ullum Lamongan
akhmad.sholikin@gmail.com
Abstract: This paper discusses the loss of the State's role in upholding the freedom
of minority political Islamic groups in Indonesia. Political freedom that
guaranteed by the Constitution for every citizen is dominated by Islamist groups
majority. They tend to create policies that discriminate minority of Islamic group.
As a result Islamic group minority do not get their political rights as citizens of
Indonesia that had the principle of "Unity in Diversity."
Pendahuluan
Indonesia merupakan negara yang praktiknya, pemenuhan,
berpenduduk Muslim terbesar di penghormatan, dan perlindungan atas
dunia yang mengklaim sebagai hak dasar ini nyatanya tidak dapat
penyokong dan pengadopsi sistem dinikmati oleh seluruh Warga
pemerintahan demo-krasi. Indonesia Negara Indonesia. Hal ini dapat
meskipun berpenduduk Muslim ditafsirkan bahwa negara tidak
sebagai mayoritas, tetapi hak untuk memaksakan kehendaknya dan
bebas dalam berkeyakinan dan melindungi kelompok minoritas
beragama sesungguhnya telah keagamaan, pemeluk keyakinan
dijamin sepenuhnya dalam Undang- minoritas, masyarakat adat, dan
Undang Dasar 1945 Pasal 28 E, LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan
Undang-Undang Nomor 39 Tahun Transgender). Tetapi, klaim dan per-
1999 tentang Hak Asasi Manusia dan nyataan tersebut perlu dipertanyakan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun ketika saat ini banyak praktik
2005 tentang Pengesahan diskriminasi terhadap minoritas
International Covenan Civil and keagamaan, etnis, budaya, dan gaya
Politic Rights. Akan tetapi, dalam hidup lainnya selama 12 tahun
Solikhin, Islam, Negara dan Perlindungan Hak-Hak 43
Hak Kepercayaan
Setuju Tidak Setuju
98,40%
81,00%
55,80%
40,50%
13,80%
1,60%
Sumber: Hasil Survei CSIS berlangsung 16-25 September 2012, melibatkan 1200 responden yang
dipilih dengan metode multistage random sampling
Dalam survei CSIS, ditemukan bersamaan, mayoritas responden (81
bahwa hampir semua responden persen) berpandangan bahwa hanya
(98,4 persen) mengakui hak ada enam “agama resmi” di
memeluk agama. Namun, pada saat Indonesia. Toleransi terhadap
Solikhin, Islam, Negara dan Perlindungan Hak-Hak 53
Interpretasi
Setuju Tidak Setuju Tidak Tahu
75,20%
56,40% 52,90% 51,30%
33,60% 37,00%
31,50%
20,80% 17,20%
10,00% 10,10%
4,10%
Ajaran Kitab Suci Hanya Ada Satu Cara Ajaran Pemimpin Pemahaman Agama
Semua Harus diikuti Pandang dalam Agama Tidak Boleh yang berbeda dari
secara Harfiah ? Menafsirkan Kitab Suci ditentang dan pasti penafsiran umum
paling benar. merupakan
penghinaan Agama
Sumber: Hasil Survei CSIS berlangsung 16-25 September 2012, melibatkan 1200 responden yang
dipilih dengan metode multistage random sampling
Dari data di atas setidaknya, 31.5 berbeda, apalagi jika berkelindan
persen responden menganggap dengan kepen-tingan politis maupun
pandangan berbeda adalah ekonomi.
penghinaan, dengan 17.5 persen Indonesia dicita-citakan oleh para
menyatakan tidak tahu. Tidak founding father memiliki tradisi
berlebihan untuk berasumsi bahwa negara yang toleran, hal ini
kurang lebih separuh dari responden menjadikan sebagian besar
secara potensial dapat terprovokasi komunitas agama yang beragam di
dalam kemarahan terhadap kelompok Indonesia berjalan secara terbuka
54 Journal of Governance, Desember 2016 Volume 1, No. 2
6
Fatwa MUI Jawa Timur No.Kep-01/SKF-
MUI/JTM/I/2012, ditandatangani pada 21
Januari 2012 oleh ketua KH.Abdusshomad
Buchori dan sekretaris Imam Tabroni.
Solikhin, Islam, Negara dan Perlindungan Hak-Hak 57
7
individu maupun kumpulan beberapa
Periksa serial publikasi tentang Hak
Minoritas yang diterbitkan oleh Yayasan individu di dalam masing-masing
Interseksi dari tahun 2005-2009, yang terdiri
dari tiga volume buku masing-masing kelompok untuk berubah, selamanya.
berjudul Hak Minoritas. Dilema
Multikulturalisme di Indonesia (2005 & Sebab dalam Praktiknya, sulit
2007); Hak Minoritas. Multikulturalisme ditentukan kapan komitmen kepada
dan Dilema Negara Bangsa (2007),
dan; Hak Minortas. Ethnos, Demos, dan kelompok berakhir dan komitmen
Batas-batas Multikulturalisme (2009).
60 Journal of Governance, Desember 2016 Volume 1, No. 2