Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

PERSEKUTUAN PERDATA DALAM HUKUM DAGANG “CV”

Disusun untuk Memenuhi


Tugas Mata Kuliah Hukum Bisnis

DOSEN PEMBIMBING
Rizki Kurniawan, SH.,M.Kn.

DISUSUN OLEH
ELLA NAZILATUL FITRI ( 210301215)
NOVI ROSIDAH (210301271)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUS2AN MANAJEMEN
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan

hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "

Persekutuan Perdata dalam hukum dagang" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Bisnis.

Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan

tentang persekutuan perdata dalamhukum dagang “CV” bagi para

pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Rizki Kurniawan,

SH.,M.Kn. selaku dosen pengampu mata kuliah Hukum Bisnis. Ucapan

terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu

diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh

sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi

kesempurnaan makalah ini.

Gresik, 15 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN ...............................................................................i

KATA PENGANTAR .............................................................................ii

DAFTAR ISI ..........................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................1

1.1 Latar Belakang ........................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................2

1.3 Tujuan .....................................................................................3

1.4 Manfaat ...................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................4

2.1 Pengertian CV ........................................................................4

2.2 Pertanggung Jawaban CV ......................................................5

2.3 Uang Pemasukan CV .............................................................6

2.4 Pengurusan CV .....................................................................8

2.5 Cara Mendirikan CV ...............................................................9

2.6 Data Administrasi Pendukung Pendirian ................................13

BAB III PENUTUP ................................................................................18

3.1 Kesimpulan .............................................................................18

3.2 Saran ......................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam dunia bisnis telah dikenal bentuk-bentuk badan usaha,

baik itu yang perseorangan maupun yang bekerjasama (corporation).

Badan usaha yang bekerjasama (corporation) juga dikelompok-

kelompokan sesuai jenis dan macamnya, salah satunya adalah CV.

CV adalah badan usaha yang didirikan atas persekutuan dua orang

atau lebih dimana satu/sebagian sebagai sekutu aktif dan lainnya

menjadi sekutu pasif.

CV termasuk badan usaha bukan berbadan hukum seperti PT,

walaupun demikian keberadaan badan usaha ini tidak mengurangi hak

dan kewajibannya sebagai perusahaan yang diakui pemerintah dan

kalangan dunia usaha khususnya. Hal ini dapat kita lihat dari

banyaknya pengusaha, terutama Pengusaha Kecil dan Menengah

(UKM) yang menggunakan badan usaha CV sebagai landasan untuk

dapat melakukan kegiatan usaha di Indonesia.

Pasal 19 ayat 1 Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD)

menjelaskan bahwa CV adalah Persekutuan secara melepas uang

yang dinamakan persekutuan komanditer, didirikan antara satu orang

atau beberapa sekutu yang tanggung menanggung bertanggung jawab

untuk seluruhnya pada pihak satu dan satu orang atau lebih sebagai

pelepas uang pada pihak lain. Sedangkan pada pasal 19 ayat 2

1
berbunyi “Dengan demikian bisalah terjadi suatu persekutuan itu pada

suatu ketika yang sama merupakan persekutuan firma terhadap sekutu

firma di dalamnya dan merupakan persekutuan komanditer terhadap

pelepas uang. Pada beberapa referensi lain, pemberian pinjaman

modal atau biasa disebut inbreng, dapat berbentuk selain uang,

misalnya benda atau yang lainnya.

Dari ketentuan pasal itu terlihat bahwa di dalam CV terdapat

dua alat kelengkapan, yaitu persero yang bertanggung jawab secara

tanggung renteng (persero aktif, persero komplementer) dan persero

yang memberikan pinjaman uang (persero pasif, persero komanditer),

Persero Aktif adalah orang yang mempunyai tanggung jawab penuh

untuk mengelola perusahaan dengan jabatan sebagai Direktur.

Sedangkan Persero Pasif adalah orang yang mempunyai tanggung

jawab sebatas modal yang ditempatkan dalam perusahaan, yaitu

sebagai Persero Komanditer

1.2 Rumusan Masalah

1. Menjelaskan tentang definisi dan karakteristik Persekutuan

Komanditer (CV)

2. Menjelaskan tentang pertanggungjawaban Persekutuan

Komanditer (CV)

3. Menjelaskan tentang uang pemasukan (inbreng) Persekutuan

Komanditer (CV)

4. Menjelaskantentang pengurusan Persekutuan Komanditer (CV)

2
5. Menjelaskan tentang cara mendirikan Persekutuan Komanditer

(CV)

6. Menjelaskan tentang data-data administrasi pendukung pendirian

(Anggaran dasar/ Akta pendirian) Persekutuan Komanditer (CV)

1.3 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah aspek hukum dalam bisnis.

2. Untuk membantu memahami subbab yang bersangkutan

1.4 Manfaat

1. Memberikan tambahan materi atau pengetahuan dalam mata

kuliah yang bersangkutan.

2. Sebagai kumpulan referensi dari berbagai sumber mengenai firma

untuk informasi yang lebih detail.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi dan Karakteristik CV

Persekutuan Komanditer (commanditaire vennootschap atau

CV) adalah suatu persekutuan yang didirikan oleh seorang atau

beberapa orang yang mempercayakan uang atau barang kepada

seorang atau beberapa orang yang menjalankan perusahaan

danbertindak sebagai pemimpin. Menurut Pasal 19 KUHD perseroan

komanditer adalah perseroan menjalankan suatu perusahaan yang

dibentuk antara satu orang atau beberapa orang pesero yang secara

lansung bertanggung jawab untuk seluruhnya pada satu pihak, dan

satu orang atau lebih sebagai pelepasan uang pada pihak lain

CV berada di antara Firma dan Perseroan Terbatas, dengan

demikian, CV adalah perekutuan dengan setoran uang, barang tenaga

atau sebagai pemasukan para sekutu, dibentuk oleh satu orang atau

lebih anggota aktif yang bertanggung jawab secara renteng, di satu

pihak dengan satu atau lebih orang lain sebagai pelepas uang. Sekutu

dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Sekutu aktif atau sekutu Komplementer, adalah sekutu yang

menjalankan perusahaan dan berhak melakukan perjanjian dengan

pihak ketiga. Artinya, semua kebijakan perusahaan dijalankan oleh

4
sekutu aktif. Sekutu aktif sering juga disebut sebagai persero kuasa

atau persero pengurus

2. Sekutu Pasif atau sekutu Komanditer, adalah sekutu yang hanya

menyertakan modal dalam persekutuan. Jika perusahaan

menderita rugi, mereka hanya bertanggung jawab sebatas modal

yang disertakan dan begitu juga apabila untung, uang mereka

memperoleh terbatas tergantung modal yang mereka berikan.

Ciri-ciri Persekutuan Komanditer (CV) :

Terdapat dua jenis keanggotaan dalam CV, yaitu sekutu aktif

dan sekutu pasif.

Sekutu aktif adalah anggota yang berperan menjalankan

perusahaan.

Sekutu pasif adalah anggota yang hanya menanamkan modal

usaha tanpa turut serta dalam menjalankan perusahaan.

Sekutu aktif memiliki tanggungjawab yang tidak terbatas

Sekutu pasif memiliki tanggungjawab hanya sebesar modal

yang ditanamkan kepada perusahaan.

5
2.1 Kelebihan dan Kekurangan CV

1. Kelebihan CV / Persekutuan Komanditer

 Proses pendiriannya tergolong mudah.

 Kemampuan manajemen badan usaha berbentuk CV umumnya

lebih besar.

 Bentuk usaha CV cenderung lebih mudah mendapatkan modal

dari perbankan karena lebih dipercaya.

 Biasanya CV lebih mudah berkembang karena manajemennya

dapat diisi oleh profesional sehingga pengelolaannya lebih

baik.

 Resiko perusahaan dapat ditanggung secara bersama-sama

oleh sekutu.

 Pendiriannya relatif lebih mudah jika dibandingkan dengan

Perseroan Terbatas (PT)

6
1.

2. Kekurangan CV / Persekutuan Komanditer

 Kebelangsungan dari badan usaha ini masih tidak menentu.

 Modal yang telah disetorkan ke perusahaan sangat sulit

untuk ditarik kembali.

 Mudah terjadi konflik antara sekutu pengusaha di dalam

CV.

 Tanggung jawab tiap anggota bersifat tidak terbatas.

2.2 Pertanggungjawaban Persekutuan Komanditer (CV)

Menurut pasal 19 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang bahwa

pihak yang bertanggung jawab dan berurusan dengan urusan di luar

adalah sekutu kerja atau sekutu komplementer. Namun pihak sekutu

komanditer bertanggung jawab juga ke luar, bila sekutu komanditer

tersebut melanggar pasal 20 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang.

Sekutu komanditer hanya berhak mengawasi urusan intern

persekutuan CV (pasal 20 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang).

7
Sekutu komanditer juga bertanggung jawab kepada sekutu kerja terkait

penyediaan modal (pasal 19 KUHD). Tugas Sekutu Pasif bertugas:

o Wajib menyerahkan uang, benda ataupun tenaga kepada

persekutuan sebagaimana yang telah disanggupkan

o Berhak menerima keuntungan

o Tanggung jawab terbatas pada jumlah pemasukan yang telah

disanggupkan

o Tidak boleh campur tangan dalam tugas sekutu aktif (Pasal 20

Kitab Undang-undang Hukum Dagang), bila dilanggar maka

tanggung jawabnya menjadi tanggung jawab secara pribadi untuk

keseluruhan (tanggung jawab sekutu aktif) berdasarkan pasal 21

Kitab Undang-undang Hukum Dagang

Tugas Sekutu Aktif bertugas :

o Mengurus CV

o Berhubungan hukum dengan pihak ketiga dan

o Bertanggung jawab secara pribadi untuk keseluruhan

o Risiko bagi Pengurus CV

2.3 Utang perusahaan (inbreng) Persekutuan Komanditer (CV)

Salah satu segi penting dari pemasukan (inbreng) adalah

berhubungan dengan pembagian keuntungan. Pasal 1633 KUH

Perdata, pasa asasnya dalam membagi untung atau rugi di antara

sekutu didasarkan atas keseimbangan pemasukan masing-masing

sekutu. Apabila sekutu memasukkan tenaga atau keahliannya maka

8
dianggap sekutu tersebut sebagai telah memasukkan bagian yang

terkecil. Asas pembagian keuntungan sebagaimana pasal 1633 KUH

Perdata tersebut berlaku sepanjang di antara para sekutu tidak

memperjanjikannya dalam pendirian persekutuan. Mengenai wujud

dari pemasukan dapat berupa uang, barang atau berwujud tenaga

kerja termasuk dalam hal ini keahlian. Dalam Maatschap dan firma,

semua sekutu dengan sendirinya harus memasukkan sekedar tenaga

kerja atau keahliannya sepenuhnya, diperbolehkan ada sekutu yang

memasukkan tenaga kerja atau keahliannya saja tanpa memasukkan

inbreng dalam bentuk lainnya, kecuali dalam persekutuan komanditer,

sekutu komanditer hanya memasukkan uang atau barang tanpa

tenaga atau keahliannya.

Mengenai pemasukan berupa uang tidaklah menimbulkan

permasalahan karena perhitungannya mudah. Akan tetapi apabila

pemasukan berupa barang maka harus dibedakan :

a. Barang berwujud.

Yang dimasukkan dapat berupa, kepemilikan atas barang

tersebut atau dapat pula sekedar penggunaannya. Kepemilikannya

dari barang tersebut yang dimasukkan maka barang tersebut

menjadi milik bersama diantara sekalian para sekutu, sehubungan

dengan risiko atas barang tersebut dalam pasal 1631 KUH Perdata

adalah tanggungan dari persekutuan. Dalam hal yang dimasukkan

hak penggunaannya (kenikmatannya) dalam Pasal 1631

9
KUHPerdata, maka risiko atas barang tersebut tetap pada sekutu

yang memasukkan barang tersebut.

b. Barang tidak berwujud.

Dalam pengertian barang tidak berwujud adalah barang

yang berupa hak-hak misalnya hak tagihan, hak milik intelektual,

seperti hak merek, desain industri, paten dan lain-lain. Dalam

praktek dapat berupa good will, misalnya ijin-ijin yang telah dimiliki,

atau relasi pelanggan yang telah dimiliki.

2.4 Pengurusan Persekutuan Komanditer (CV)

Pengurusan persekutuan perdata dalam pengertian “beheer”

meliputi tindakantindakan yang normal diperlukan untuk melakukan

penguasaan sesuai dengan tujuannya, dalam hal ini tidak termasuk

tindakan pengasingan seperti misalnya penjualan. Dalam hubungan ini

maka terdapat empat macam cara melakukan “beheer” yang disebut

sebagai berikut :

a. Pengurusan (beheer) yang dilakukan oleh seorang sekutu saja,

dengan suatu proses khusus sekutu ini dari persetujuan

persekutuan diserahi tugas pengurusan, yang menyangkut segala

sesuatu yang berhubungan dengan pengurusan asalkan semuanya

itu dilakukan dengan itikad baik. Pemberian kuasa ini tanpa adanya

alasan-alasan yang sah selama berlakunya persekutuan tidak

10
dapat dicabut kembali, sebaliknya apabila ditetapkan dalam akta

yang kemudian diadakan, maka seperti pemberian kuasa maka

tidak dapat dicabut kembali (Pasal 1636 KUH Perdata).

b. Pengurusan yang dilakukan oleh beberapa orang sekutu. Dalam

hal ini apabila tidak ditentukan tugasnya masing-masing atau tanpa

adanya perjanjian bahwa yang satu tanpa pengetahuan yang lain

tidak boleh melakukan sesuatu, maka masing-masing mempunyai

wewenang nuntuk melakukan semuanya yang berhubungan

dengan tugas pengurusan (Pasal 1637 KUH Perdata)

c. Ada kalanya ditentukan, seorang sekutu pengurus tidak

diperkenankan melakukan tindakan pengurusan tanpa

sepengetahuan sekutu lainnya. (pasal 1638 KUH Perdata).

d. Adakalanya tidak ditentukan sama sekali bagaimana cara

melakukan pengurusan itu. Dalam hal demikian semua sekutu

dianggap berwenang melakukan pengurusan dengan saling

berganti. Tindakan sekutu itu mengikat sekutu yang lain, sekalipun

tindakan tersebut dilakukan tanpa ijinnya, dengan pengertian

bahwa sekutu lainnya tersebut dapat mengajukan perlawanan

selama transaksi itu belum

2.5 Cara Mendirikan Persekutuan Komanditer (CV)

a. Perbuatan Pendirian Persekutuan Komanditer

Dalam ketentuan KUH Perdata tidak diatur cara mendirikan

maatschap, akan tetapi untuk pendirian firma diatur dalam Pasal 22

11
KUHD dimana pada intinya dinyatakan harus dibuat dengan akta

otentik, dalam hal ini yang dimaksud adalah akta notaris. Karena

persekutuan komanditer diatur di antara peraturan yang mengatur

tentang persekutuan dengan firma, maka tata cara pendirian

persekutuan komanditer tidak jauh berbeda dengan tata cara

pendirian persekutuan dengan firma. Umumnya di dalam praktek

yang terjadi di Indonesia, para pendiri mendatangi notaris untuk

dibuatkan Akta Pendiriannya. Adapun isi dari akta di maksud

berupa pernyataan dari para penghadap (komparanten) yang

menerangkan keinginan mereka mendirikan firma atau persekutuan

komanditer dan sekaligus dimuat pasal-pasal klausula anggaran

dasar yang diperlakukan untuk firma atau persekutuan komanditer

tersebut. Pada dasarnya isi akta tersebut merupakan perjanjian di

antara sekutu, dan anggaran dasar itu merupakan ketentuan aturan

yang disepakati para sekutu dalam hubungan mereka satu sama

lain. Pada umumnya dalam akta pendiriannya dimuat anggaran

dasar persekutuan komanditer yang mencantumkan tentang :

1) Nama yang dipakai dan kedudukan Persekutuan tersebut.

2) Maksud dan tujuan didirikannya persekutuan.

3) Dimulainya persekutuan dan berakhirnya persekutuan.

4) Modal persekutuan.

5) Siapa sekutu pengurus, dan siapa sekutu komanditer.

6) Hak, kewajiban, dan tanggung jawab masing-masing sekutu.

7) Pembagian untung dan rugi persekutuan.

12
Pasal 23 KUHD menentukan bahwa akta pendirian yang

memuat anggaran dasar persekutuan tersebut harus didaftarkan

pada Kepaniteraan Pengadilan Negeri yang mempunyai wewenang

di tempat domosili statutair, yaitu di tempat kedudukan persekutuan

yang dinyatakan dalam anggaran dasar, untuk dicatat oleh panitera

dalam buku daftar khusus yang disediakan untuk itu. Dan lebih

lanjut menurut pasal 28 KUHD akta pendirian yang memuat

anggaran dasar itu harus diumumkan dalam Berita Negara

Republik Indonesia. Maksud pendaftaran dan pengumuman akta

pendirian persekutuan tersebut menurut pasal 25 KUHD agar

setiap orang dapat melihat akta pendirian yang memuat ketentuan-

ketentuan anggaran dasar yang bersangkutan, dan bahkan setiap

orang berhak meminta kepada Panitera Pengadilan Negeri (dengan

biaya sendiri) turunan dari akta pendirian yang memuat anggaran

dasar tersebut. Perbuatan pendirian persekutuan dengan akta

otentik yang dibuat di hadapan notaris adalah tidak mutlak artinya

ketiadaan akta otentik tersebut tidak menyebabkan pendirian

persekutuan tidak sah, sebagaimana ketentuan Pasal 22 KUHD

yang berbunyi: “Ketiadaan akta yang demikian tidak dapat

dikemukakan untuk merugikan pihak ketiga” . Lebih lanjut dalam

Pasal 29 KUHD ditentukan apabila pendaftaran dan pengumuman

tidak dilakukan, maka tidak akan menyebabkan pendirian firma

tidak sah, akan tetapi berakibat :

13
1) Persekutuan firma terhadap pihak ketiga diadakan secara

umum untuk semua urusan.

2) Didirikan untuk waktu tidak tertentu

3) Dan tidak ada sekutu yang dikecualikan tidak berhak melakukan

pengurusan.

Dalam akta pendirian disebutkan bidang usaha apa yang

menjadi bidang usaha persekutuan, maka hal tersebut mengikat

pula pihak ketiga, jika sekutu melakukan perbuatan hukum dengan

pihak ketiga dengan bidang usaha selain yang dicantumkan dalam

akta maka sekutu tersebut dipandang sebagai perbuataan pribadi

sekutu pelaku, perikatan tersebut tidak mengikat persekutuan,

dengan konsekuensi apabila timbul utang maka sekutu pelaku

pribadi yang dapat bertanggung jawab. Pasal 26 KUHD

menyebutkan apa yang minimal harus dicantumkan dalam

anggaran dasar, yaitu :

1) Nama, nama kecil, pekerjaan dan tempat kediaman dari sekutu-

sekutu dengan firma.

2) Penyebutan firma, dengan penunjukan apakah persekutuan itu

umum ataukah terbatas pada suatu cabang khusus dari

perusahaan, dan dalam hal yang terakhir ini, dengan

penunjukan dari cabang khusus itu

3) Penunjukan sekutu-sekutu yang dikeluarkan dari

penandatangan bagi firma.

4) Saat di mana persekutuan mulai dan akan berakhirnya.

14
Dan selanjutnya, pada umumnya bagian-bagian dari

perjanjian yang harus dipergunakan untuk menentukan hak-hak

dari pihak ketiga terhadap para sekutu.59 Untuk persekutuan

komanditer karena adanya pembatasan tanggung jawab dari

sekutu komanditer, agar pembatasan tanggung jawab sekutu

komanditer berlaku bagi pihak ketiga, pendirian persekutuan

komanditer minimal harus dibuat dengan akta otentik dan

didaftarkan ke Pengadilan Negeri

2.6 Data Administrasi Pendukung Pendirian (Anggaran Dasar/Akta

Pendirian) Persekutuan Perdata

1. Akte Pendirian Cv

Dalam hal ini, akta pendirian PT / CV berarti akta yang

menjadi bukti pendirian PT / CV dan akta ini menjadi salah satu

syarat legalitas PT / CV. Akta PT / CV berisi tentang segala

informasi yang berhubungan dengan PT / CV yang didirikan seperti

nama perusahaan, lokasi perusahaan, dan lain sebagainya.

15
2. SK Pencatatan Pendaftaran SABU

16
AHU-004567-AH.10.10 Tahun 2021
ABDUL QODIR, SH
Jl. Kerajinan Jndral Sudirman No. 07
BERKAT USAHA TANAM Kabupaten Gresik

3. Kartu NPWP dan Surat Keterangan Terdaftar Pajak

17
4. NIB OSS

18
AHU-004567-AH.10.10 Tahun 2021

H. Abdul Muntoha
3652520105980002
02.365.354.8-485.000
CV. BERKAT USAHA TANAM
02.803.354.8-968.000
Jln. Jendral Sudirman Sidoarjo Jawa Timur

196235 – Tanaman

Rp. 20.000.000,- (Dua Puluh Juta Rupiah)

5. Keterangan Domisili Usaha

19
BAB III

20
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Peran Badan Usaha dalam perekonomian Indonesia sangat

penting guna mengembangkan perekonomian negara, meningkatkan

kemakmuran rakyat Indonesia, memupuk keuntungan dan

pendapatan, dan melaksanakan dan menunjang pelaksanaan program

kebijakan pemerintah di bidang ekonomi. Banyak sekali bentuk-bentuk

badan usaha di Indonesia, salah satunya adalah Persekutuan

Komanditer atau CV.

Perseroan Komanditer atau biasa disebut CV adalah salah satu

jenis badan usaha di Indonesia. CV termasuk badan usaha bukan

berbadan hukum seperti PT,  walaupun demikian keberadaan badan

usaha ini tidak mengurangi hak dan kewajibannya sebagai perusahaan

yang diakui pemerintah dan kalangan dunia usaha khususnya. Hal ini

dapat kita lihat dari banyaknya pengusaha, terutama Pengusaha Kecil

dan Menengah (UKM) yang menggunakan badan usaha CV sebagai

landasan untuk dapat melakukan kegiatan usaha di Indonesia.

Menurut Pasal 1 butir 5 RUU, CV adalah badan usaha bukan

badan hukum yang mempunyai satu atau lebih sekutu komplementer

dan sekutu komanditer. Sekutu komplementer berhak bertindak untuk

dan atas nama bersama semua sekutu serta bertanggung jawab

terhadap pihak ketiga secara tanggung renteng. Namun sekutu ini

21
bertanggung jawab sampai harta kekayaan pribadi. Hal ini terjadi jika

harta CV tidak cukup untuk membayar hutang saat CV bubar.

3.2 Saran

Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan jadi saran dan kritik

teman-teman sangat dibutuhkan disini demi kesempurnaan makalah

ini terimakasih.

22
DAFTAR PUSTAKA

www.hukumonline.com

www.legalitas.org

www.ahu.go.id

www.oss.go.id

www.hukumperseroanterbatas.com

23

Anda mungkin juga menyukai