Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
2. dan apakah pandemi saat ini dapat menyebabkan krisis dalam ilmu ekonomi?
Jawab :
Sejak awal di temukanya pandemi Covid 19 pada tahun 2019 menjadi awal terhadap
krisis krisis yang tejadi di berbagai belahan dunia, indonesia pun tak luput didalamya.
Pandemi ini berdampak sangat buruk terhadap krisis kesehatan maupun ekonomi
global sepanjang tahun 2020 lalu hingga kini. Tercatat pada kuartal II 2020
pertumbuhan ekonomi melambat dan terkontraksi hingga minus 5,32 persen secara
tahunan. Kontraksi terdalam dialami sektor konsumsi rumah tangga.
Untuk mengetahui dampak pandemi COVID-19 terhadap ekonomi rumah tangga,
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui Pusat Penelitian Ekonomi telah
melakukan survei online pada rentang 10 –31Juli lalu yang hasilnya akan
disampaikan pada Rabu, 19 Agustus 2020 melalui Zoom Meetingmulai pukul 10.00
WIB Jakarta,19 Agustus 2020.
Ketidakstabilan kondisi perekonomian akibat pandemi COVID-19 semakin dirasakan
dalam kehidupan masyarakat Indonesia, khususnya rumah tangga. Konsumsi rumah
tangga, sebagai penopang utama perekonomian melambat secara signifikan, dimana
pada akhirnya memengaruhi kinerja industri dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
rumah tangga merupakan pelaku ekonomi terkecil dan terpenting, mengingat semua
kegiatan ekonomi berawal dari sana. “Rumah tangga Indonesia yang terdampak
terdapat dua sisi secara bersamaan, yaitu kontraksi pendapatan dan keterbatasan
ruang konsumsi,” kontraksi pendapatan terjadi karena adanya Pemutusan Hubungan
Kerja (PHK), pengurangan gaji, dan penurunan laba usaha. Sementara keterbatasan
ruang konsumsi diantaranya karena adanya pembatasan mobilitas masyarakat
Survei Pusat Penelitian Ekonomi LIPI berhasil menjaring 1.548 rumah tangga yang
tersebar di 32 provinsi. Responden diambil sebagian besar berstatus Rumah Tangga
Pekerja yaitu, 79,7 persen dan selebihnya pada Rumah Tangga Usaha dengan
komposisi20,3 persen.
Komunikasi Bisnis
LOBI
1. Lobi Tradisional, lobi ini biasanya memanfaatkan orang-orang terkenal, figur publik,
atau mantan pejabat untuk mendekati kelompok-kelompok kepentingan agar tujuan
organisasi atau lembaga bisnis dapat tercapai. Pemanfaatan para mantan pejabat itu
cukup menonjol di Indonesia, untuk didudukkan sebagai Presiden Komisaris atau
anggota Dewan Komisaris sebuah perusahaan. Maksudnya tentu saja, agar mereka itu
bisa melakukan lobi-lobi ke pemerintah melalui jalur yang sudah dikenainya atau
diketahuinya dengan baik.
2. Lobi Akar Rumput (grasS-root lobbying) bertujuan mempengaruhi para pengambil
keputusan secara tidak langsung. Para pelobi justru
mempengaruhi masyarakat dan nantinya masyarakat menyatakan pendapatnya
sehingga keputusan yang diambil pemerintah sesuai dengan keinginan para pelobi itu
yang seolah-olah merupakan aspirasi masyarakat. Artinya, para pelobi mengembangkan
dukungan dari masyarakat atau melakukan rekayasa sosial untuk menunjukkan
dukungan atau penolakan terhadap satu rencana kebijakan yang diputuskan para
pengambil kebijakan.
3. Lobi Political Action Commute adalah komite yang dibentuk perusahaan-perusahaan
besar dengan maksud menempatkan calonnya di lembaga legislatif atau di eksekutif
sehingga keputusan yang diambilnya tidak merugikan perusahaan yang tergabung
dalam komite tersebut. Bahkan kepentingan perusahaan-perusahaan tersebut kemudian
diidentikkan dengan kepentingan pemerintah. Di berbagai negara, lobi seperti ini selalu
menjadi kontroversi di masyarakat.
Contohnya : lobi bisnis antara pelaku bisnis pengusaha ayam potong dengan Tokoh
masyarakat yang sudah dikenal dalam hal upaya pembebasan lahan dengan
masyarakat. Dalam hal ini pengusaha ayam potong meloby tokoh masyarakat untuk
dapat memberikan persetujuan hak guna tanah kepada mereka. Karena tokoh
masyarakat memegang peranan penting dalam setiap keputusan di suatu desa.
Itulah yang disebut dengan Lobi Akar Rumput (grasS-root lobbying)
NEGOSIASI
Berdasarkan pengertian sebelumnya, negosiasi dipahami sebagai sebuah proses
dimana para pihak ingin menyelesaikan permasalahan, melakukan suatu persetujuan
untuk melakukan suatu perbuatan, melakukan penawaran untuk mendapatkan suatu
keuntungan tertentu, dan atau berusaha menyelesaikan permasalahan untuk
keuntungan bersama (win-win solution). Negosiasi biasa dikenal sebagai salah satu
bentuk alternative dispute resolution.
Sumber/Referensi : EKMA4159/MODUL 8
Hal 8.4-8.5 Dan 8.22
Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank
Perjanjian Pembelian Kembali (Repo) adalah transaksi jual-beli surat-surat berharga
yang disertai perjanjian bahwa penjual akan membeli kembali surat-surat berharga yang
dijual pada tanggal dan dengan harga yang telah ditentukan terlebih dahulu.
BI secara khusus mengatur mengenai transaksi Repo dalam surat edaran Bank
Indonesia No.10/2/DPM tentang Transaksi Repurchase Agreement dengan Bank
Indonesia di pasar sekunder.
Dalam surat edaran tersebut disebutkan bahwa ketentuan umum transaksi Repo dengan
BI adalah sebagai berikut.
A. Transaksi Repo dengan BI bagi bank umum yang melakukan kegiatan usaha
konvensional.
B. Surat berharga yang dapat direpokan adalah surat berharga yang diterbitkan oleh BI,
pemerintah dan/atau lembaga lainnya, yang ditatausahakan dalam Scripless Securities
Settlement System Bank Indonesia. Yang termasuk dalam surat berharga ini adalah SBI
dan SUN.
C. Transaksi surat berharga secara Repo adalah transaksi penjualan bersyarat surat
berharga oleh bank kepada BI dengan kewajiban pembelian kembali sesuai dengan
harga dan jangka waktu yang disepakati.
D. Bank Indonesia menerapkan hair cut sebagai faktor pengurang harga surat
berharga. Hair cut adalah marjin yang ditetapkan BI sebagai faktor pengurangan harga
Surat Berharga.