Anda di halaman 1dari 6

Jurnal

Lepa-lepa Open Submitted: 12/12/2020


https: //ojs.unm.ac.id/JLLO/index Reviewed : 12/01/2021
Volume 1 Nomor 1, 2021 Accepted : 16/02/2021
p-ISSN e-ISSN Published : 28/02/2021

Budidaya Hidroponik Perpaduan Wyck System dan Nutrient Film Technique (NFT)
dengan Media Rockwool

Muhammad Aqil Rusli1, Salma Samputri2, Muhammad Hilmy Afiq3, Yuliani4, Nida Alfiah
Khazanah5, Hajrah6
Prodi Pendidikan IPA, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri
Makassar
yulianiyuli612@gmail.com

ABSTRAK
Membuat program kerja dalam menjalankan Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan
tuntutan bagi mahasiswa yang telah menjalani perkuliahan dan ingin mengaplikasikannya. Salah
satu program kerja yang dijalankan pada KKN-DRDK PRODI IPA yaitu membuat dan
menjalankan Hidroponik. Hidroponik adalah model bercocok tanam yang tidak membutuhkan
tanah sebagai media tanam dan tidak perlu lahan yang luas. Hidroponik menjadi alternative pilihan
untuk bercocok tanam dengan lahan yang tidak luas dan hasilnyadapat dikonsumsi setiap harinya.
Metode yang digunakan pada hidroponik yang dibuat yaitu perpaduan antara wyck system dan
NFT. Hidroponik yang dibuat pula diberi tambahan design dengan mempunyai dua tendon yaitu
tendon untuk nutrisi dan tendon untuk menjaga kestabilan air yang masuk kepipa. Adapun hasil
panen yang didapatkan menghasilkan sayuran yang berkualitas dengan nutrisi yang tinggi sesuai
dengan perawatan yang diberikan. Dengan demikian hidroponik yang dibuat ini sangat efisien
untuk menanam sayuran dan dapat dikonsumsi bagi masyarakat dikampus khususnya mahasiswa
dan dosen.

Kata Kunci: Hidroponik, KKN-DRDK, NFT, Rockwool, System Wick.

ABSTRACT
Creating a work program in carrying out Community Service Program (KKN) is a necessity
for students who have undergone lectures and want to apply it. One of the work programs carried
out in the KKN-DRDK IPA is making and running hydroponics. Hydroponics is a farming model
that does not require land as a planting medium and does not need large areas. Hydroponics is an
alternative choice for farming with land that is not large and the results can be consumed every
day. The method used in hydroponics is Wyck System and Nutrient Film Technique (NFT). The
hydroponics that are made are also given an additional design by having two tendons, namely a
tendon for nutrition and a tendon to maintain the stability of the water entering the pipe. The yields
obtained produce quality vegetables with high nutrition in accordance with the care given. Thus
the hydroponics made is very efficient for growing vegetables and can be consumed by the
community in campus, especially students and lecturers.

Keywords: Hidroponik, KKN-DRDK, NFT, Rockwool, System Wick

PENDAHULUAN
Program Studi Pendidikan IPA UNM terletak di Kelurahan Parangtambung, Kecamatan
Tamalate, Kota Makassar. Program studi Pendidikan IPA termasuk salah satu program studi di
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UNM. Masa pandemi covid-19
membuat sebagian mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam memilih Kuliah
Kerja Nyata di Kampus atau disebut dengan KKN-DRDK. Kegiatan KKN-DRDK difokuskan
untuk pengabdian pada lingkungan kampus.

email : lepalepa@unm.ac.id 112 halaman 112-117


Jurnal Lepa-lepa Open | Volume 1 Nomor 1, 2021| 113
Program Studi Pendidikan IPA FMIPA UNM memiliki halaman yang sempit, sehingga
tidak terdapat halaman kosong yang dapat dijadikan sebagai lahan hijau. Berdasarkan hal tersebut,
mahasiswa KKN-DRDK kelompok Penghijauan Lingkungan Prodi berinisiatif untuk menciptakan
pemandangan hijau namun bernilai tambah sehingga dibuat hidroponik. Hidroponik dijadikan
sebagai salah satu solusi pada permasalahan tersebut.
Hidroponik berasal dari bahasa Yunani, yaitu hydro yang berarti air dan ponos yang artinya
daya. Hidroponik dikenal sebagal soilless culture atau budi daya tanaman tanpa tanah. Istilah
hidroponik digunakan untuk menjelaskan cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai
media tanamnya. Di kalangan umum, istilah ini dikenal sebagai bercocok tanam tanpa tanah. Hal
ini termasuk juga bercocok tanam di dalam pot atau wadah lainnya yang menggunakan air atau
bahan psous lainnya, seperti pecahan genting, pasir kali, kerikil, dan gabus putih/styrofoam
(Herwibowo, 2014:12).
Pada dasarnya, sistem hidroponik mengandalkan media tanam yang mampu menopang akar
tanaman sekaligus menahan larutan dari unsur hara agar cukup waktu bagi tanaman untuk
menyerapnya Oleh karena itu, media tanam yang baik harus memenuhi kriteria sebagai media yang
tidak memengaruhi kandungan nutrisi, tidak menyumbat sistem pengairan serta mempunyai pori-
pori yang baik. Media tanam yang dimaksud antara lain rockwool perlite kerikil vermiculite sekam
bakar dan lain sebagainya (Alviani, 2015:8).
Media tanam dan nutrisi merupakan unsur utama dalam budidaya secara hidroponik. Media
tanam dalam budidaya secara hidroponik berfungsi sebagai tempat akar untuk berpijak, membantu
tanaman tetap tegak, menjaga kelembaban dan menyimpan air atau nutrisi yang dibutuhkan oleh
tanaman. Media tanam hidroponik dapat berupa cocopeat, serbuk gergaji, arang sekam, rockwool
dan masih banyak lainnya. Media tanam organik seperti cocopeat dan serbuk gergajimemiliki daya
serap air yang tinggi, harganya terjangkau dan banyak ditemukan disekitar kita. Arang sekam untuk
teknik budidaya yang melibatkan air lebih banyak karena daya simpan air media tanam ini lebih
rendah. Sedangkan rockwool mampu menahan air dan udara dalam jumlah yang baik untuk
mendukung pertumbuhan akar (Syariefa, 2014: 54-58).
Selain media tanam, faktor lain yang menentukan pertumbuhan tanaman adalah nutrisi.
Nutrisi merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dalam budidaya tanaman secara
hidroponik. Kebutuhan nutrisi tanaman harus terpenuhi untuk mendapatkan pertumbuhan yanag
optimal. Selama ini sumber nutrisi yang digunakan untuk budidaya hidroponik adalah dengan
pemberian pupuk anorganik (nutrisi A dan nutrisi B) (Yuliantika, 2017: 228-229).
Pada kegiatan ini sistem hidroponik yang digunakan adalah perpaduan antara wyck system
dan Nutrient Film Technique (NFT). Wyck system merupakan model hidroponik yang paling
sederhana, yaitu menggunakan sumbu yang menghubungkan pot tanaman dengan media larutan
nutrisi. Sedangkan Nutrient Film Technique (NFT) merupakan tekhnik hidroponik yang mana
larutan nutrisi secara terus menerus dialirkan mengenai akar tanaman menggunakan pipa PVC
menggunakan pompa dengan teknik resirkulas (Swastika, 2018 : 5-6). Pertimbangan menggunakan
kedua teknik ialah ketika pada saat tanaman dipindahkan ke pipa PVC, tanaman yang masih kecil
mendapatkan nutrisi karena adanya penyerapan kain flannel yang dikaitkan pada wadah rockwool
sehingga dapat diserap oleh akar pada rockwool. Ketika tanaman sudah membesar dan akar mulai
melewati panjang kain flannel, maka akar akan menyerap nutrisi sendiri.

METODE KEGIATAN
Tempat dan Waktu Budidaya Hidroponik
Budidaya tanaman hidroponik dilakukan di halaman samping gedung Prodi Pendidikan
IPA FMIPA UNM pada bulan September – November 2020.
Prosedur Budidaya Hidroponik
1. Penyiapan alat dan bahan
Alat yang digunakan terdiri dari pipa PVC, kayu, gergaji, pipa L, selang, dinamo, palu,
penggaris, pulpen/spidol, netpot, dan media pembibitan. Sedangkan bahan yang digunakan
yaitu bibit tanaman, rockwool, kain flannel, air, lem pipa, plaster pipa, dan larutan A dan B.
2. Pembibitan tanaman

email : lepalepa@unm.ac.id halaman 112-117


Jurnal Lepa-lepa Open | Volume 1 Nomor 1, 2021| 114
a. Siapkan media tanam pembibitan.
b. Potong rockwool berukuran 2 cm x 2 cm.
c. Basahi rockwool dengan air, lubangi dengan menggunakan lidi pada bagian atas rockwool
dan letakkan pada media tanam pembibitan.
d. Masukkan biji bibit ke dalam lubang (untuk sawi dan pakcoi hanya boleh satu biji,
sedangkan untuk kangkung dan bayam sekitar 5-7 biji bibit.

Gambar 1 : Pembibitan tanaman


3. Penyiapan instalasi kerangka hidroponik
a. Disiapkan semua alat dan bahan untuk kerangka hidroponik seperti kayu, pipa, dll.
b. Potong kayu sesuai dengan ukuran yang diinginkan.
c. Lubangi pipa sesuai dengan ukuran netpot.
d. Rakit seperti pada gambar.

Gambar 2 : Pembuatan instalasi hidroponik


4. Pembuatan larutan nutrisi
a. Disiapkan satu ember berukuran 25liter
b. Dimasukkan 25 liter air
c. Dimasukkan larutan A dan B (masing-masing 5 mL/liter = 1 tutup botol)
d. Diaduk

Gambar 3 : Pembuatan larutan nutrisi


5. Penanaman dan pemeliharaan
a. Dipindahkan tanaman yang telah berumur 5-7 hari ke kerangka hidroponik.
b. Setiap hari dilakukan pengecekan dan pengaliran nutrisi setiap pagi dan sore.

Gambar 4 : Penanaman dan pemeliharaan

email : lepalepa@unm.ac.id halaman 112-117


Jurnal Lepa-lepa Open | Volume 1 Nomor 1, 2021| 115
HASIL & PEMBAHASAN
Tahap 1
Melakukan proses penyemaian ; yaitu proses dimana 1 biji bibit hidroponik disini kita
dimasukkan ke dalam rockwoll(media tanam) yang telah dipotong-potong menjadi beberapa
bagian(kotak-kotak) dan ditempatkan pada talang yang telah disiapkan. Proses pengairan dengan
menyiram rockwool ketika mulai kering menggunakan air biasa selama 1 minggu. Harus kontrol
tiap hari, untuk memastikan air masih ada, dan tetap dibasahi ketika mulai kering. Dan selama 1
minggu itu telah tumbuh tanaman dengan daun 4. Dan siap untuk proses pemindahan pada pipa
pada minggu berikutnya.

Tahap 2
Proses pemindahan pada media pipa. Kami membuat model 4 pipa dengan diameter 3/4
dan lubang sekitar 64 lubang. Jadi dalam minggu kedua bisa langsung dipindahkan dari proses
penyemaian ke proses pembibitan yang lebih intens karena sudah mulai menggunakan air dan
menambahkan campuran nutrisi A & B. Proses pemindahan dengan meletakkan rockwool yang
ditumbuhi bibit ke netpot dan langsung masuk ke lubang-lubang pipa yang telah tersedia. Dari
proses penyemaian tadi pastilah ada beberapa tanaman yang gagal tumbuh, contohnya daun yang
berlubang, batang yang tidak tumbuh dengan tegak sehingga layu,dll. Maka dari itu pilih tanaman
yang kondisinya masih sangat baik dan cocok untuk dipindahkan ke proses pembibitan.Setelah itu
kita mengatur sistem perairannya. Menggunakan wadah air isi ulang 25 liter.
Larutan hidroponik yang umum dipakai adalah AB mix. AB mix mer- upakan larutan
hidroponik yang dapat digunakan sebagai suplai hara, baik makro maupun mikro untuk mendukung
pertumbuhan tanaman yang optimum. Pupuk hidroponik tersebut terdiri dari dua larutan, yaitu A
mix dan B mix. A mix merupakan larutan yang mengandung hara N, K, Ca dan Fe. Sementara B
mix merupakan larutan yang mengandung hara p dan hara mikro. Dalam sistem hidroponik, ada
beberapa unsur hara penting yang perlu diperhatikan da- lam sebuah pertumbuhan tanaman. Unsur
hara yang dimaksud di antaranya yaitu; nitrogen, fosfor, dan kalium (Setiawan, 2019 : 64).
Fungsi dari unsur-unsur tersebut ialah Nitrogen (N) memiliki peran utama bagi tanaman
sebagai perangsang pertumbuhan secara keseluruhan, khususnya cabang, batangdan daun. Fosfor
(P) memiliki manfaat dalam merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar benih dan tanaman
muda. Kalium (K) miliki fungsi utama sebagai pembentukan protein dan karbohidrat. Kalsium (Ca)
memilki fungsi dalam merangsang pembentukan bulu-bulu akar, mengeraskan batang dan
merangsang pembentukan biji. Magensium (Mg) memiliki fungsi menghijaukan daun dan
membentuk karbohidrat, lemak, dan minyak-minyak. Besi (Fe) memiliki fungsi penting bagi
pernapasan tanaman dan pembentukan hijau daun. Tembaga (Cu) memiliki fungsi mendorong
terbentuknya hijau daun dan dapat menjadi bahan utama dalam berbagai enzim. Boron (B) memiliki
fungsi mengangkut karbohidrat ke dalam tubuh tanaman dan mengisap unsur kalsium. Molibdenum
(Mo) memiliki fungsi yang sangat berguna bagi tanaman jeruk dan sayuran. Seng (Zn) memiliki
fungsi dalam memberi dorongan terhadap pertumbuhan tanaman (Sutanto, 2015 : 98).

Tahap 3
Campur dengan menggunakan takaran tutup botol, secara bergantian. Gunakan
perbandingan 1liter/1 tutup botol larutan A + 1 tutup botol larutan B. Aduk air yang telah
dicampurkan dengan nutrisi sampai merata. Kita juga harus memastikan intensitas cahaya dan
faktor lainnya pada area sekitar tanaman. Pada siang hari air akan menguap dan menyebabkan air
nutrisi cepat berkurang. Nutrisi dialirkan setiap pagi dan sore. Lamanya yaitu sekitar 30-45 menit.
Setelah dilihat rockwool basah seluruhnya maka pengaliran pada tanaman dihentikan. Hal ini
bertujuan untuk menghemat larutan nutrisi yang dibuat, namun tetap mendapatkan hasil yang
maksimal.
Pengecekan memang alangkah baiknya dilakukan tiap 3x dalam sehari (pagi, siang, dan
malam). Agar kadar air yg memang diharuskan tetap stabil dan terjaga demi keberlangsungan
tanaman bisa tumbuh dengan baik dan sesuai dengan apa yang diharapkan. Adanya dynamo yang

email : lepalepa@unm.ac.id halaman 112-117


Jurnal Lepa-lepa Open | Volume 1 Nomor 1, 2021| 116
dipasang berfungsi sebagai proses sirkulasi air. Dan pipa panjang dengan lubang dengan selang yg
mengaliri semua pipa yg didalamnya telah tertanam hidroponik tersebut.

Gambar 6 : Hidroponik berumur sekitar 14 hari

Gambar 7 : Panen tahap 1 yaitu tanaman bayam

Gambar 8 : Hasil panen bayam

Gambar 9 : Hasil panen pakcoi dan sawi

KESIMPULAN & SARAN


A. KESIMPULAN
Dari kegiatan KKN kali ini dapat disimpulkan bahwa dalam setiap program yang
dijalankan tentunya memiliki berbagai manfaat. Program fisik ini bertujuan dalam pemanfaatan
lahan sebagai penghijauan namun terdapat nilai tambah yaitu budidaya sayur dengan
hidroponik.

B. SARAN
Sebaiknya pencahayaan dalam budidaya hidroponik harus diperhatikan, agar
pertumbuhan tanaman sayur dapat lebih cepat dan tidak layu. Pencahayaan tidak boleh terlalu
terbuka maupun tertutup.

DAFTAR PUSTAKA
Alfiani, P. 2015. Bertanam Hidroponik untuk Pemula. Jakarta: Bibit Publisher.
Herwibowo, K.. dan Budiana, N. 2014. Hidroponik Sayuran. Jakarta Timur: Penebar Swadaya.
Natalia, M., Hamid, D., dan Hidayati, R. 2020. Budidaya hidroponik sistem wick dengan media
rockwool. Jurnal Pengabdian dan Pembangunan Masyarakat PNP, 2.
Putra, R. M. B., dkk. 2020. Penanaman hidroponik dengan NFT yang memanfaatkan limbah Air
Conditioner (AC) di komplek PLN Petemon, Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya. Jurnal
Abdi Bhayangkara UBHARA Surabaya, 2.
Setiawan, H. 2017. Kiat Sukses Budidaya Cabai Hidroponik. Yogyakarta : Bio Genesis.
Sutanto, T. 2015. Rahasia Sukses Budi Daya Tanaman Dengan Metode Hidroponik. Depok :
Publisher.

email : lepalepa@unm.ac.id halaman 112-117


Jurnal Lepa-lepa Open | Volume 1 Nomor 1, 2021| 117
Swastika. S., Ade, Y., Yogo, S. 2017. Budidaya Sayuran Hidroponik (Bertanam Tampa Tanah).
Riau : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian.
Yuliantika, I., dan Dewi, N. K. 2017. Efektifitas media tanam dan nutrisi organic dengan sistem
hidroponik wick pada tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.). Prosiding Seminar Nasional
Simbiosis II.

email : lepalepa@unm.ac.id halaman 112-117

Anda mungkin juga menyukai