Disusun oleh :
Kelompok I
Hadeci Lovenda Putri 2121312001
Aisya Rahmadhanty 2121312008
Yuza Olsi Rahmi 2121312014
Hevy Mustika Yeni 2121312023
Andika Maharani 2121312033
Jendry Darmanto 2121312039
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
hidayah serta kemudahan yang berlimpah, sehingga kelompok dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah Riset kuantitatif dengan judul konsep falsafah
dan struktur logik keilmuan. Salawat Kepada Rahmatan lil’alamin, Rasulullah
SAW yang telah membawa kita menuju alam yang penuh pengetahuan.Semoga
Rahmat selalu tercurah buat beliau, keluarga dan seluruh pengikutnya.
Hormat kami,
Kelompok 2
1
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.............................................................................................ii
Daftar Isi........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
3.1 Kesimpulan...............................................................................................15
3.2 Saran.........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
6
2.2 Apa Makna Etik dalam Disiplin Ilmu Kesehatan
Secara etimiologi kata “etika” berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari
dua kata ethos dan ethios . ethos berarti sifat, watak, kebiasaan, tempat yang
Etika merupakan komponen penting dalam kehidupan karena kita memilih
untuk hidup di tengah masyarakat dan bersama orang lain.biasa. Ethikos
berarti susila, keadaban, kelakuan dan perbuatan yang baik. Hal ini serupa
dengan pentingnya etika dalam sebuah profesi kesehatan. Profesi kesehatan
merupakan profesi yang mulia yang tujuan utamanya adalah membantu dan
menolong manusia lainnya. Seorang Bidan, perawat, dokter dan tenaga
kesehatan lainnya seharusnya memiliki etika yang baik dalam melayani
pasien atau kliennya dalam pelayanan kesehatan.
Tanpa etika yang baik, paramedis atau tenaga kesehatan tidak akan pernah
bisa memberikan pelayanan prima ke pasien yang mana pelayanan prima
akan menentukan mutu suatu pelayanan itu sendiri. Tenaga kesehatan adalah
profesi yang berhubungan dengan kesehatan sesorang atau bisa dikatakan
berhubungan dengan nyawa seseorang, ketika kita seorang profesi kesehatan
memberikan pelayanan dengan etika yang baik yang tentunya sesuai dengan
SOP (standart operational prosedur)maka pelayanan kita bisa dikatakan
sebagai pelayanan yang berkualitas. Seperti seorang bidan yang menolong
persalinan, seorang perawat yang memberikan pertolongan pertama
kegawatdaruratan pada kecelakaan ataupun seorang dokter spesialis yang
sedang melakukan operasi pada pasien. Semua tenaga tersebut melakukan
tindakan hanya untuk menyelamatkan nyawa seseorang. Tanpa etika yang
baik, bisa saja semua tenaga tersebut melakukan tindakan semau mereka,
tidak sesuai prosedur, tidak menjamin keselamatan pasien dan mungkin
hanya demi mendapat materi atau imbalan, seperti yang kita tahu dan sering
disampaikan masyarakat bahwa pelayanan kesehatan terkenal dengan biaya
yang besar. Hingga muncul istilah yang sering viral “yang miskin tidak boleh
sakit” ataupun “sehat itu mahal”.
7
2.3 Bagaimana Pengaruh Paradigma, Filsafat dan Etika Terhadap
Perkembangan Ilmu Keperawatan
Falsafah adalah keyakinan terhadap nilai-nilai yang menjadi pedoman
untuk mencapai suatu tujuan dan dipakai sebagai pandangan hidup. Falsafah
menjadi ciri utama pada suatu komunitas baik komunitas berskala besar
maupun berskala kecil, salah satunya adalah komunitas profesi keperawatan.
Falsafah keperawatan adalah kenyakinan perawat terhadap nilai-nilai
keperawatan yang menjadi pedoman dalam memberikan asuhan keperawatan,
baik kepada individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat. Keyakinan
terhadap nilai keperawatan harus menjadi pegangan setiap perawat, termasuk
Anda sekarang ini. Sebagai seorang perawat wajib bagi Anda untuk
memegang dan menanamkan nilai-nilai keperawatan dalam diri Anda ketika
bergaul dengan masyarakat atau pada saat Anda memberikan pelanyanan
keperawatan pada pasien. Falsafah keperawatan bukan suatu hal yang harus
dihafal, melainkan sebuah artibut atau nilai yang melekat pada diri perawat.
Dengan kata lain, falsafah keperawatan merupakan “jiwa” dari setiap
perawat. Oleh karena itu, falsafah keperawatan harus menjadi pedoman bagi
perawat dalam menjalankan pekerjaannya. Sebagai seorang perawat tentunya
dalam menjalankan profesi keperawatan Anda harus senantiasa menggunakan
nilai-nilai keperawatan dalam melayani pasien.
Pada aspek lain bahwa falsafah keperawatan dapat digunakan untuk
mengkaji penyebab dan hukum-hukum yang mendasari realitas. Dalam
falsafah keperawatan pasien di pandang sebagai mahluk holistic, yang harus
dipenuhi segala kebutuhannya, baik kebutuhan biologis, psikolois, sosial dan
spiritual yang diberikan secara komprehensif. Pelayanan keperawatan
senantiasa memperhatikan aspek kemanusiaan setiap pasien berhak
mendapatkan perawatan tanpa ada perbedaan. Pelayanan keperawatan
merupakan bagian integral dari system pelayanan kesperawatan menjadikan
pasien sebagai mitra yang aktif, dalam keadaan sehat dan sakit terutama
berfokus kepada respons mereka terhadap situasi. Falsafah keperawatan
menurut Roy (Mc Quiston, 1995) terbagi menjadi delapan elemen, empat
8
berdasarkan falsafah prinsip humanisme dan empat berdasarkan prinsip
falsafah veritivity. Falsafah humanisme/kemanusiaan “mengenali manusia
dan sisi subyektif manusia dan pengalamannya sebagai pusat rasa ingin tahu
dan rasa menghargai”. Sehingga ia berpendapat bahwa seorang individu: 1.
Saling berbagi dalam kemampuan untuk berpikir kreatif yang digunakan
untuk mengetahui masalah yang dihadapi dalam mencari solusi. 2. Bertingkah
laku untuk mencapai tujuan tertentu, bukan sekedar memenuhi hukum aksi-
reaksi. 3. Memiliki holism intrinsic. Konsep Dasar Keperawatan 17 4.
Berjuang untuk mempertahankan integritas dan memahami kebutuhan untuk
memiliki hubungan dengan orang lain veritivity. Berarti kebenaran, yang
bermaksud mengungkapkan keyakinan Roy bahwa ada hal yang benar
absolut. Ia mendefinisikan veritivity sebagai “prinsip alamiah manusia yang
mempertegas tujuan umum keberadaan manusia”. Empat falsafah yang
berdasarkan prinsip veritivity adalah sebagai berikut ini. Individu dipandang
dalam konteks: a) Tujuan eksistensi manusia
b) Gabungan dari beberapa tujuan peradaban manusia
c) Aktifitas dan kreatifitas untuk kebaikan-kebaikan umum, serta
d) Nilai dan arti kehidupan. C.
9
sendiri tentang arti dari paradigma keperawatan. Menurut Gaffar (1997),
paradigma keperawatan adalah cara pandang yang mendasar atau cara kita
melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan
terhadap berbagai fenomena yang ada dalam keperawatan. Dengan demikian,
paradigma keperawatan berfungsi sebagai acuan atau dasar dalam
melaksanakan praktek keperawatan. Bagaimana paradigma keparawatan
dibangun atau disusun atas dasar unsur apa saja? Paradigma keperawatan
terbentuk atas empat unsur, yaitu: manusia atau klien, lingkungan, kesehatan
dan keperawatan. Kempat unsur/elemen ini saling berhubungan dan
mempengaruhi satu sama lainnya. Unsur-unsur yang membentuk paradigma
keperawatan inilah yang membedakan dengan paradigma teori lain. Teori
keperawatan didasarkan pada keempat konsep tersebut, yakni: 1. Manusia atau
klien sebegai penerimaan asuhan keperawatan (individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat). 2. Lingkungan yakni: keadaan internal dan eksternal yang
mempengaruhi klien. Hal ini meliputi lingkungan fisik. 3. Kesehatan; meliputi
derajat kesehatan dan kesejahteraan klien. 4. Keperawatan, atribut,
karakteristik dan tindakan dari perawat yang memberikan asuhan bersama-
sama dengan klien. Konsep Dasar Keperawatan 18 5. Etika adalah
cabang dari filsafat yang membicarakan tentang nilai baikburuk. Etika disebut
juga Filsafat Moral. Etika membicarakan tentang pertimbanganpertimbangan
tentang tindakan-tindakan baik buruk, susila tidak susila dalam hubungan
antar manusia. Etika dari bahasa Yunani ethos yang berarti watak kesusilaan
atau adat. Sedangkan moral dari kata mores yang berarti cara hidup atau adat.
Ada perbedaan antara etika dan moral. Moral lebih tertuju pada suatu tindakan
atau perbuatan yang sedang dinilai, bisa juga berarti sistem ajaran tentang nilai
baik buruk. Sedangkan etika adalah adalah pengkajian secara mendalam
tentang sistem nilai yang ada, Jadi etika sebagai suatu ilmu adalah cabang dari
filsafat yang membahas sistem nilai (moral) yang berlaku
4 Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”,
yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya
berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa
10
Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga
adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang
baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk. Etika dapat
dikemukakan berdasarkan beberapa batasan yang ada kaitannya dengan
perilaku individu dalam satu organisasi yang menuntut untuk dilaksanakannya
etika tertentu. Lebih jauh diuraikan dalam kaitannya dengan perilaku yang etis
menyangkut seluruh perilaku baik di dalam ataupun di luar pekerjaannya.
Selanjutnya diuraikan bahwa etika ini dipengaruhi pula oleh budaya dari
organisasi, kode etik, panutan dari pimpinan, kebijakan organisasi serta
kenyataan yang berlaku di dalam organisasi. Dari uraian di atas maka dapat
disimpulkan bahwa etika itu berkaitan dengan baik buruknya perilaku
seseorang, serta sejauh mana kode etik diperhatikan oleh individu baik di
dalam ataupun di luar lingkungan pekerjaanya. Definisi lainnya etika adalah
Ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia sejauh
yang dapat dipahami oleh pikiran manusia. Menurut kamus bahasa indonesia,
Etika adalah: 1) Ilmu tentang apa yang baik dan buruk tentang hak dan
kewajiban moral. 2) Kumpulan asas/nilai yang berkenaan dengan akhlak. 3)
Nilai mengenai apa yang benar dan salah yang dianut masyarakat. Adapun hal
yang perlu diperhatikan oleh para pelaksana profesi, etika profesi berkaitan
dengan bidang pekerjaan yang telah dilakukan seseorang sangatlah perlu
untuk menjaga profesi dikalangan masyarakat atau terhadap klien. Dengan
kata lain, orientasi utama profesi adalah untuk kepentingan masyarakat dengan
menggunakan keahlian yang dimiliki. Akan tetapi tanpa disertai suatu
kesadaran diri yang tinggi, profesi dapat dengan mudahnya disalahgunakan
oleh seseorang seperti pada penyalahgunaan profesi seseorang dibidang
komputer misalnya pada kasus kejahatan komputer yang berhasil mengkopi
program komersial untuk diperjualbelikan lagi tanpa ijin dari hak pencipta atas
program yang dikomesikan itu. Sehingga perlu pemahaman atas etika profesi
dengan memahami kode etik profesi..
2.4 Bagaiaman tahap proses perkembangan ilmu keperawatan dalam
menemukan kebenaran ilmu pengetahuan
11
2.4.1 Sejarah Keperawatan Dari Zaman ke Zaman
1. Primitive Culture (Zaman Purbakala)
Pada zaman ini keperawatan didasarkan pada naluri untuk merawat diri
sendiri (Mother Instinc). Dimana perawat harus memiliki naluri keibuan
dalam merawat orang sakit. Kemudian dari masa mother Instinc beralih ke
zaman Animisne yakni percaya pada adanya kekuatan mistik yang dapat
mempengaruhi kehidupan manusia. Pada zaman animisme, perawat
melakukan ritual pemujaan tertentu untuk menyebuhkan orang sakit.
2. Zaman Keagamaan
Sejarah keperawatan pada zaman keagamaan, meyakini bahwa penyakit
yang diderita seseorang terjadi karena dosa-dosa yang telah dilakukan.
Selain menggunakan ramuan obat dari tumbuh-tumbuhan, biasanya tabib
juga melakukan ibadah untuk meminta ampunan Tuhan atas dosa yang
telah dilakukan oleh orang yang sakit tersebut. Sejarah keperawatan
memiliki cerita menarik dari masa ke masa untuk di pelajari lebih dalam.
Ilmu keperawatan dan kesehatan menjadi ilmu paling berguna sepanjang
sejarah karena keberadaannya menyangkut hajat hidup orang banyak.
3. Zaman Masehi
Kemudian memasuki zaman masehi, ilmu keperawatan berkembang
menjadi suatu organisasi bernama Diakones yaitu organisasi wanita yang
bertujuan untuk mengunjungi orang sakit sedangkan petugas laki-laki
difokuskan untuk perawatan bagi orang yang sudah meninggal. Ketika
pemerintahan Lord-Constantine, berdirila hospes atau xenodhoecim
sebagai tempat penampungan orang-orang sakit yang butuh pertolongan
hingga akhirnya berdirilah Rumah Sakit bernama Monastic Hospital di
Roma.
12
Zaman dimana ilmu keperawatan meluas sampai di Asia Barat Daya yaitu
Timur Tengah. Seiring dengan perkembangan agama islam yang
disebarkan oleh Nabi Muhammad SAW kian memberikan pengaruh besar
terhadap ilmu-ilmu pengetahuan termasuk keperawatan. Dan sampailah di
abad VII Masehi, beberapa ilmu pengetahuan berkembang pesat di Jazirah
Arab seperti ilmu kimia, hygiene, ilmu pasti, obat-obatan hingga prinsip
dasar kesehatan. Adalah Rufaidah Binti Sa’ad Al-Anshari yang menjadi
pelopor ilmu keperawatan modern bahkan pernah dikenal sebagai ahlinya
pengobatan pada masanya.
13
dibuat oleh orang yang ahli dibidangnya. Pada awalnya alat perawatan
orang sakit masih dibuat dengan alat sederhana seperti kayu untuk
menopang tulang yang patah, daun yang digunakan sebagai perban, dan
lain sebagainya.
14
kematian tentara dalam perang criemean. Sejak itulah bibit-bibit penelitian
mulai merangkak berkembang.
Penelitian keperawatan muncul sejalan dengan perkembangan
keperawatan sebagai ilmu. Pada tahun1923 sebuah laporan tentang
pentingnya pentingnya peningkatan kapasitas tenaga keperawatan muncul.
Laporan yang ditulis goldmark memunculkan sebuah usulan pokok untuk
memberikan pendidikan formal kepada para perawat. Pelatihan-pelatihan
lanjut dan penguatan materi keperawatan. Duapuluh lima tahun kemudian
sebuah penelitian muncul dalam laporan brown. Ia menanggapi dari sebuah
perkembanagan pendidikan perawat yang dibangun berdasarkan pemikiran
goldmark. Brown melakukan penelitian tentang isu pendidikan dan pelayanan
keperawatan. Penelitiannya berkembang pada satu sistem untuk klasifikasi
dan akreditasi sekolah-sekolah perawat. Ia menentang penyelenggaraan
pendidikan dan peserta pendidikan keperawatn untuk bisa mengembangkan
mekanisme pelaporan hasil-hasil penelitian dan membentuk perwakilan yang
mendukung dan membimbing usaha penelitian keperawatn.
Perkembangan penelitian saat ini berkembang menjadi seni dan ilmu
keperawatan. Pada praktik tidak bisa hanya dengan mengandalkan ilmu
keperawatan. Para perawat harus memilki seni dalam merawat individu yang
mengalami gangguan kesehatan.
Jika diperhatikan keperawatan sebagai sebuah seni dimulai dala pemikiran
florence naigtingale. Ia menegaskan bahwa perawat tidak boleh coba-coba
dalam memberikan asuhan namun harus berdasarkan observasi menyeluruh
terhadap gejala dan kondisi pasien. Sebagai sebuah disiplin ilmu, keperawatn
tidak boleh lepas dari koridor praktik ilmiah. Penyelidikan ilmiah merupakan
cara untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dan menjabarkan teori-teori
yang sudah ada untuk menyelesaikan masalah dalam praktik keperawatan.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
15
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
Kelompok sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya kelompok akan lebih memperhatikan dalam penyusunan makalah
yang lebih baik dan lebih detail dalam menjelaskan tentang riset kuantitatif erkait
konsep filsafat keilmuan dan struktur logic keilmuan dengan sumber-sumber ter-
update serta lebih banyak lagi. Inilah yang diwacanakan pada penulisan kali ini,
meskipun penulisan ini jauh dari kata sempurna, minimal kita bisa
mengimplementasikan tulisan ini. Mungkin masih banyak kesalahan dari
penulisan makalah ini, karena kelompok hanya manusia yang tempatnya salah dan
dosa. Kelompok membutuhkan saran/ kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk
penulisan atau pembuatan makalah yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Nasution, A.T. 2016. Filsafah Ilmu : Hakikat mencari pengetahuan. Yogyakarta. CV. Budi
Utama
16
Nur aini, 2018. Teori Model berdasarkan Aplikasi Dalam Keperawatan, Malang ;
UMMPress
Putri, D.M.P. 2018. Pengantar Riset Keperawatan : konsep dan Aplikasi Riset dalam
Keperawatan. Yogyakarta; Pustaka Baru
17